You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PATOGEN TUMBUHAN INOKULASI CENDAWAN

Oleh : Kelompok 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Elin Tasliah Angga Satria F. M. Fauzi S. M. Masaidah Cardi Endah Wahyuni Retno Anggraeni Herry Bertus (A34100021) (A34100023) (A34100024) (A34100027) (A34100029) (A34100030) (A34100115)

DosenPraktikum : Dr. Ir. Supramana, M.Si

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Beberapa penyakit pada tanaman sebagian besar disebabkan oleh cendawan. Timbulnya gejala penyakit disebabkan oleh adanya interaksi antara tanaman inang dan patogen. tumbuhan, yaitu Contoh dari beberapa cendawan patogen Sclerotium rolfsi, Rhizoctonia dan

Botryodiplodia,

Cercospora. Cendawan patogen tumbuhan dapat diidentifikasi berdasarkan morfologi dan strukturnya. Sclerotium rolfsi merupakan cendawan patogen penyebab rebah kecambah pada wijen. Botryodiplodia merupkan penyebab penyakit diplodia karena bereaksi mengeluarkan blendok (Anonim, 2011). Sebagai akibat terganggunya pertumbuhan tanaman oleh penyakit, maka akan terjadi perubahan pada tanaman dalam bentuk, ukuran, warna, tekstur, dll. Perubahan dalam warna seperti klorosis dan albino. Pertumbuhan yang berlebihan (hipertrofi), seperti puru dan keriting. Perubahan pada ukuran,

seperti atrofi dan hipoplasia (kerdil). Selain itu dapat mengakibatkan nekrosis, seperti bercak, streak, kanker dan blight.

1.2

Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada praktikan tentang cendawan patogen tumbuhan dari aspek morfologi dan struktur.

BAB II BAHAN DAN METODE

2.1

Bahan dan Alat

Pada praktikum ini digunakan berberapa macam alat dan bahan. Bahan yang digunakan adalah biakan cendawan Botrydiplodia, Sclerotium rolfsii, Rhizoctonia, dan Cercospora. Alat yang digunakan untuk percobaan inokulasi cendawan yaitu : pembakar bunsen, cawan petri berisi media padat, plastik seal, dan corborer.

2.2

Metode

Langkah yang pertama kali perlu dilakukan dalam percobaan ini adalah membasuh tangan dengan alkohol 70%, kemudian menunggu beberapa saat hingga alkohol mengering. Selanjutnya pembakar Bunsen dinyalakan.

Kemudian sekeliling cawan petri tempat media inokulasi dipanaskan sebagai upaya mencegah terjadinya kontaminasi. Berikutnya, sedikit biakan cendawan diambil dengan menggunakan corborer, lalu dipindahkan ke dalam cawan petri yang telah disediakan. Tepian cawan petri kembali dipanaskan , lalu ditutup dengan menggunakan plastik seal. Cendawan diinkubasi selama 7 hari. Selama masa inkubasi pengamat mengamati warna, morfologi, dan diameter cendawan yang terbentuk.

BAB III HASIL DAN PENGAMATAN

3.1

Hasil Pengamatan Tabel 1 Morfologi dan Struktur Cendawan No Nama Cendawan Hari ke 3 4 1 Botryodiplodia 5 6 7 3 4 2 Sclerotium rolfsii 5 6 7 Diameter 6 6,5 7 7 7 9 10 11,5 13 14 Berbentuk 3 4 3 Rhizoctonia 5 6 7 3 3,5 4 5 5 beraturan, tak berwarna Benang-benang memenuhi cawan putih Deskripsi Berwarna elevasinya bukit, hitam, berbukittak dan berbenang-

tepiannya

beraturan, berbentuk benang.

coklat dengan tepian bercabang berwarna

kuning, dan menyebar, serta memiliki elevasi timbul.

3 4 Cercospora 4 5

4 5 6

Berbentuk dengan

bulatan tepian rata

berwarna putih.

6 7

6,2 6,5

Tabel 2. Gambar Cendawan No Nama Cendawan Foto Literatur Gambar

Botrydiplodia

bioblaze.blogspot.com

Sclerotium rolfsii

biotec.or.th

Rhizoctonia

extension.missouri.edu

Cercospora

http://www.ars.usda.gov

3.2

Pembahasan Biakan cendawan hasil inokulasi menghasilkan struktur dan morfologi yang sama dengan biakan sebelumnya. Struktur dari Cercospora tampak seperti tumpukan benang-benang halus (hifa) yang berwarna putih, sedangkan struktur dari Botryodiplodia, Rizoctonia, dan Sclerotium rolfsii sama seperti struktur pada Cercospora tetapi pada Rizoctonia, permukaan medium terlihat berwarna coklat dan tumbuh benang-benang (hifa). Berdasarkan pengamatan, terlihat pertumbuhan miselium Botryodiplodia lebih cepat daripada Rhizoctonia. Cercospora termasuk cendawan penyebab penyakit bercak daun dan apabila menyerang tanaman maka akan menimbulkan gejala bercak-bercak bulat kecil dan lembab. Kemudian bercak akan meluas dengan garis tengah yang kurang lebih mencapai 0,5 cm. Pusat bercak tampak berwarna pucat sampai putih dengan tepian berwarna lebih tua. Serangan yang berat (parah) dapat menyebabkan daun menguning dan gugur bahkan langsung berguguran tanpa didahului dengan fase penguningan daun (klorosis) (Anonim, 2010). Botryodiplodia, biasanya gejala mulai dari bagian ujung daun. Mula-mula terjadi bercak kecil yang terang, yang akan tampak jelas bila dilihat dengan cahaya menembus. Bercak membesar, warna menjadi coklat tua dan dikelilingi oleh jalur (halo) coklat pucat yang diluarnya terdapat zone kekuningan. Bercakbercak terus meluas dan bersatu sehingga seluruh ujung daun mengering. Bagian tengah dari bercak menjadi seperti kertas, berwarna kelabu atau kelabu

kecoklatan. Pada pusat bercak yang kering terdapat banyak titik hitam. Titik-titik ini adalah tubuh buah (piknidium) jamur (Semangun, 2000). Rhizoctonia merupakan cendawan patogen yang mempunyai banyak tanaman inang di antaranya kedelai, kacang tanah, kacang hijau, jagung dan tanaman serealia. Gejala akibat serangan cendawan ini adalah adanya bercak yang terdapat pada seludang/ pelepah daun. Gejala awal biasanya terbentuknya bercak pada pelepah yang berdekatan dengan air berbentuk lonjong berwarna kelabu kehijau-hijauan kemudian menjadi putih kelabu dengan pinggiran coklat. Ukuran bercak dapat mencapai panjang 2-3 cm. Batas tepi bercak dan variasi warna memberikan pola yang jelas pada bagian tanaman yang terinfeksi. Biasanya gumpalan benang cendawan (miselium) dapat dijumpai pada pelepah yang terinfeksi. Gejala biasanya nyata selama masa pembungaan atau pada fase pemasakan (Hartman dkk, 1999). Penyakit penting lainnya yang disebabkan cendawan adalah penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh cendawan Sclerotium rolfsii. Cendawan ini menyerang tanaman kedelai muda yang berumur sekitar dua sampai tiga minggu dan dapat menyebabkan kematian awal pada tanaman yang terinfeksi. Selain pada kedelai, Sclerotium rolfsii juga dapat menyerang berbagai tanaman lainnya, seperti kacang tanah, tomat, kentang dan tembakau. Patogen ini sulit ditanggulangi antara lain karena mampu bertahan selama bertahun-tahun di dalam tanah dalam bentuk sklerotia dan mempunyai kisaran inang yang luas (Hatta, 2011). Praktikan melakukan inokulasi cendawan Botryodiplodia dan

Rhizoctonia. Setelah diinkubasi selama 7 hari, pada Botryodiplodia terlihat tumbuh benang-benang halus (hifa) berwarna putih tanpa adanya campuran warna lain yang ada dalam media biakan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa biakan terbebas dari kontaminasi, karena setiap koloni yang berbeda bisa dengan mudah dibedakan, salah satunya dengan melihat morfologi ataupun

perbedaan intensitas warna antara koloni satu dengan yang lainnya ( Agrios, 2005). Pada medium hasil inokulasi Rhizoctonia, tumbuh seperti benang-

benang berwarna hitam dan kuning dan disekitar Rhizoctonia tampak bulatbulat berlendir. Hal ini menunjukkan bahwa medium terkontaminasi dengan tumbuhnya bulat berlendir (bakteri). Kontaminan dapat terjadi karena saat melakukan inokulasi kerja kurang aseptik.

BAB IV KESIMPULAN Cendawan patogen tumbuhan merupakan salah satu organisme yang mampu menghambat pertumbuhan secara signifikan terhadap tanaman. Untuk itu, praktikum terkait inokulasi cendawan guna mengamati perkembangannya dari aspek morfologi dan struktur merupakan hal yang tepat guna mengetahui perbedaan antara cendawan satu dan yang lainnya. Medium inokulasi Botryodiplodia tidak terjadi kontaminasi, sedangkan Rhizoctonia, sehingga pertumbuhan miselium Botryodiplodia lebih cepat.

DAFTAR PUSTAKA Agrios, G. N. 2005. Korelasi Antara Kondisi Lingkungan dengan Hasil Biakan. Jakarta : Elsevier Academic Press Anonim. 2011. Botryodiplodia . [terhubung berkala]. www.bkppangkalpinang.deptan. go.id/download/Diplodia.pdf. (3 November 2011). Anonim. 2010. Cercospora. [terhubung berkala]. www.avrdc.org/LC/pepper/cercospora.pdf. (3 November 2011) Hatta, M. 2011. Efektifitas Dosis dan Waktu Aplikasi Trichoderma virens terhadap Serangan Sclerotium rolfsii pada Kedelai. [terhubung berkala]. http://hatta2fp. wordpress.com/tag/sclerotium-rolfsii/. (3 November 2011) Hartman, G.L., J.B. Sinclair, and J.C. Rupe.1999. Compendium of Soybean Diseases. Amerika : The APS Press. Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

You might also like