You are on page 1of 12

( )

p
h O E
PERTEMUAN KE 15
PENGGUNAAN EKSTRAPOLASI UNTUK INTEGRAL
Misalkan I(h) adalah perkiraan nilai integral dengan jarak antara titik data
adalah h(h<1). Dari persamaan galat kaidah integral ( trapesium, Simpson 1/3,
dll) yang dinyatakan dalam notasi orde:
dapat dilihat bahwa galat E semakin kecil, bila digunakan h semakin kecil,
seperti yang ditunjukkan oleh diagram garis berikut:
Nilai sejati integral adalah bila h=0, tetapi pemilihan h=0 tidak mungkin kita
lakukan didalam rumus integral numeric, karena akan membuat nilai integral
sama dengan nol. Yang dapat kita peroleh adalah perkiraan nilai integral yang
lebih baik dengan melakukan ekstrapolasi ke h=0. Terdapat dua macam metode
ekstrapolasi yang digunkan untuk intergral, yaitu:
1. Ekstrapolasi Richardson
2. Ekstrapolasi Aitken
15.1 EKSTRAPOLASI RICHARDSON
Kembali pada perhitungan intergral dengan kaidah trapesium,
( ) ( )
( )
2
1
1
0
1 2 2
h
t " f ) a b (
f h f f
h
d x x f
n
i
i n
b
a

+ +

, yang dapat
dinyatakan sebagai,
( )
2
Ch ) ( +

h I dx x f
b
a
dengan I(h) adalah intergral dengan menggunakan
kaidah trapesium dengan jarak antar titik selebar h dan C
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ZAKARIA
METODE NUMERIK
1
h h/2 h/8 h/4 0
arah h
( )
2
12
h
t " f ) a b (

. Secara umum ,
kaidah integral yang lain dapat dapat kita tulis sebagai :
q
Ch ) ( ) ( +

h I dx x f
b
a
15.1
dengan C dan q adalah konstanta yang tidak bergantung pada h. Nilai q dapat
ditentukan langsung dari orde galat kaidah integral , misalnya ,
Kaidah trapezium, O(h
2
)

q = 2
Kaidah titik tengah O(h
2
)

q = 2
Kaidah Simpson 1/3 O(h
4
)

q = 4
Tujuan ekstrapolasi Richardson adalah menghintung nilai integral yang lebih baik
di banding dengan I . Misalnya J adalah nilai integral yang lebih baik daripada I
dengan jarak antar titik adalah h:
q
Ch ) ( J + h I .15.2
Ekstrapolasikan h menjadi 2h, lalu hitung integral numeriknya,
q
C(2h) ) (2 J + h I ..15.3
Eliminasikan C dari kedua persamaan dengan menyamakan persamaan (15.2)
dengan (15.3):
q
Ch ) ( + h I
q
C(2h) ) (2 + h I , sehingga diperoleh nilai C, yaitu:
( ) ( )
( )
q q
C
h
h I h I
1 2
2

..15.4
Substitusikan pers.(15.4) ke dalam pers. (15.2) untuk memperoleh :
( ) ( )
1 2
2

+
q
) ( J
h I h I
h I .15.5
Persamaan (15.5) merupakan persamaan ekstrapolasi Richardson.
Ekstrapolasi Richardson dapat diartikan sebagai,
Mula-mula hitunglah nilai integral dengan kaidah yang sudah baku
dengan jarak antar titik selebar h untuk mendapatkan I(h), kemudian
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ZAKARIA
METODE NUMERIK
2
hitung kembali nilai integral dengan jarak antar titik selebar 2h untuk
memperoleh I(2h). Akhirnya, hitung nilai integral yang lebih baik
dengan menggunakan persamaan (15.5).
Perhatikanlah bahwa jika pernyataan diatas dibalik, kita telah melakukan
ekstrapolasi menuju h=0, yaitu kita hitung I(2h), lalu hitung I(h). Urutan
pengerjaan (I(2h) atauI(h) lebih dulu) tidak mempengaruhi solusi akhir. Sebagai
contoh, bila I(h) dan I(2h) dihitung dengan kaidah trapesium (q=2), maka
ekstrapolasi Richardson-nya adalah
( ) ( ) [ ] h I h I h I 2
3
1
+ ) ( J
..15.6
dan bila I(h) dan I(2h) dihitung dengan kaidah Simpson 1/3 (q=4), maka
ekstrapolasi Richardson-nya adalah
( ) ( ) [ ] h I h I h I 2
15
1
+ ) ( J
..15.7
Perhatikan bahwa suku
( ) ( ) [ ] h I h I 2
3
1

pada pers.(15.6) dan suku


( ) ( ) [ ] h I h I 2
15
1

pada pers.(15.7) merupakan faktor koreksi. Artinya, nilai


taksiran integral I(h) dapat ditingkatkan menjadi nilai yang lebih baik dengan
menambahkan factor koreksi tersebut.
Contoh 15.1
Hitung integral ,

+
1
0
1
1
dx
x
dengan menggunakan ekstrapolasi Richardson yang
dalam hal ini I(h) dan I(2h) dihitung dengan kaidah trapesium dan h = 0,125.
SolusiJumlah subinterval :
8
125 0
0 1

,
n
Tabel 15.1
Titik-titik didalam selang [0,1] dengan h=0,125
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ZAKARIA
METODE NUMERIK
r
r
x ( )
r
x f
0 0.000000 1.000000
1 0.125000 0.888889
2 0.250000 0.800000
3 0.375000 0.727273
4 0.500000 0.666667
5 0.625000 0.615385
6 0.750000 0.571429
7 0.875000 0.533333
8 1.000000 0.500000
3
I(h) adalah nilai integral dengan kaidah trapesium menggunakan h=0,125

( ) ( )
( ) ( )
694122 0
533333 0 727273 0 8 0 888889 0 125 0 5 0 1
2
125 0
2 1
1
7 2 1 8 0
1
0
,
, ... , , , , ,
,
f ... f f h f f
h
dx
x
h I

+ + + + + +
+ + + + +
+

) (
I(2h) adalah nilai integral dengan kaidah trapesium menggunakan 2h=0,250:
Hitung integral ,

+
1
0
1
1
dx
x
dengan menggunakan ekstrapolasi Richardson yang
I(2h) dihitung dengan
kaidah trapesium dan
2h = 0,250.
SolusiJumlah
subinterval :
4
250 0
0 1

,
n
Tabel 15.2
Titik-titik didalam selang [0,1] dengan 2h=0,250
( ) ( )
( ) ( )
697024 0
571429 0 666667 0 800000 0 250 0 5 0 1 125 0
2
2
2
1
1
3 2 1 4 0
1
0
,
, , , , , ,
f f f h f f
h
dx
x
h I

+ + + +
+ + + +
+

) (2
Nilai integral yang lebih baik , J diperoleh dengan ekstrapolasi Richardson:
( ) ( )
1 2
2

+
q
) ( J
h I h I
h I
yang dalam hal ini q=2, karena I(h) dan I(2h) dihitung dengan kaidah trapesium
( yang mepunyai orde galat =2 ), maka
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ZAKARIA
METODE NUMERIK
r
r
x ( )
r
x f
0 0.000000 1.000000
1 0.250000 0.800000
2 0.500000 0.666667
3 0.750000 0.571429
4 1.000000 0.500000
4
69315 0
1 2
697024 0 694122 0
694122 0
2
,
, ,
,

+ J
Jadi taksiran nilai integral yang lebih baik adalah 0,69315. Bandingkan dengan
nilai integral sejatinya,
( ) ( ) ( ) 69314718 0 1 2 1
1
1
1
0
1
0
, ln ln x ln dx
x
|
x
x
+
+

Yang apabila dibulatkan ke dalam 5 angka penting ( 5 angka dibelakang koma),


hasilnya tepat sama, yaitu 0,69315, tepat sama dengan ekstrapolasi Richardson.
Contoh 15.2
Perlihatkanlah bahwa I(h) dan I(2h) dihitung dengan kaidah trapesium , maka
persamaan ekstrapolasi Richardson menyatakan kaidah Simpson 1/3.
Solusi
Kaidah Simpson 1/3 untuk sepasang subsinterval adalah,
( )

h
dx x f I
2
0

I(h) dan I(2h) adalah perkiraan hasil integrasi dengan kaidah trapesium
menggunakan segmen (pias) masing-masing selebar h dan 2h :
( )
2 1 0
2
2
f f f
h
h I + + ) (
( )
2 0
2
2
f f
h
h I + ) (2
Ekstrapolasi Richardson-nya (q=2):
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( )
2 1 0 2 1 0
2 0 2 1 0 2 1 0
2 0 2 1 0 2 1 0
2 0 2 1 0 2 1 0
4
3 3 3
4
3
3 3 6 3 6 2 2
3
2
6
2
2
2
2 3
1
2
2
2
3
1
1 2
2
f f f
h
f
h
f f
h
f
h
f
h
f
h
f
h
f
h
f
h
hf f
h
f f
h
f f f
h
f f f
h
f f h f f f
h
f f f
h
h I h I h I
h I h I
h I
+ + + +
+ + + + +
+ + + + + +

,
_

+ + + + + +
+

+
q
) ( J
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ZAKARIA
METODE NUMERIK
5
( ) ( )
1 2
2

+
q
) ( J
h I h I
h I , q = 4
( ) ( ) ( )
4 3 2 1 0 4 3 2 2 1 0
4 2 4
3
4
3
4
3
f f f f f
h
f f f
h
f f f
h
h I + + + + + + + + + ) (
( )
4 2 0
4
3
2
f f f
h
h I + + ) (2
4 2 0
3
2
3
8
3
2
f
h
f
h
f
h
+ +
yang merupakan kaidah Simpson 1/3.
Persamaan ekstrapolasi Richardson memenuhi semua kaidah integral
yang diturunkan dengan metode segmentasi maupun metode Newton Cotes.
Kita pun dapat menurunkan kaidah integral numerik yang baru dengan
menerapkan ekstrapolasi Richardson. Misalkan bila I(h) dan I(2h) dihitung
dengan kaidah Simpson 1/3, maka ekstrapolasi Richardson menyatakan kaidah
Boole (buktikan)!
( ) ( )

+ + + +
h
f f f f f
h
dx x f J
4
0
4 3 2 1 0
7 32 12 32 7
45
2
yang berarti kaidah Boole merupakan taksiran integral yang lebih baik dari pada
kaidah Simpson 1/3
Bukti:
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) h I h I h I h I h I
h I h I
h I 2
15
1
15
16
2
15
1
15
1
1 2
2
+

+
q
) ( J

( )
,
_

+ +
,
_

+ + + +
4 2 0 4 3 2 1 0
3
2
3
8
3
2
15
1
4 2 4
3 15
16
f
h
f
h
f
h
f f f f f
h

4 3 2 1 0
45
14
45
64
45
24
45
64
45
14
f
h
f
h
f
h
f
h
f
h
+ + + +

( )
4 3 2 1 0
7 32 12 32 7
45
2
f f f f f
h
+ + + +
(terbukti)
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ZAKARIA
METODE NUMERIK
6
Bila ekstrapolasi Richardson diterapkan terus menerus akan diperoleh nilai
integral yang semakin lama semakin baik (galatnya semakin kecil). Metode
penerapan ekstrapolasi Richardson seperti ini disebut METODE ROMBERG
15.2 METODE ROMBERG
Metode integral Romberg didasarkan pada perluasan ekstrapolasi Richardson
untuk memperoleh nilai integral yang semakin baik. Perlu diketahui bahwa setiap
penerapan ekstrapolasi Richardson akan menaikkan order galat pada hasil
solusinya sebesardua:
Misalnya, bila I(h) dan I(2h) dihitung dengan kaidah trapesium yang berorde
galat O(h
2
), maka ekstrapolasi Richardson menghasilkan kaidah Simpson 1/3 yg
berorde O(h
4
), Selanjutnya I(h) dan I(2h) dihitung dengan kaidah Simpson 1/3,
ekstrapolasi Richardson menghasilkan kaidah Boole, yang berorde galat O(h
6
),
Tinjau kembali persamaan ekstrapolasi Richardson:
( ) ( )
1 2
2

+
q
) ( J
h I h I
h I
Misalkan I adalah nilai integral sejati yang dinyatakan sebagai ,
... Eh Dh Ch A I
k
+ + + +
6 4 2
yang dalam hal ini ,
n
a b
h


A
k
= perkiraan nilai integral dengan kaidah trapesium dan jumlah segmen n=2
k
.
Orde galat A
k
adalah O(h
2
). Sebagai contoh, selang [ a,b] dibagi menjadi 64
segmen:
k n
6
2 64 (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6)
0 k , artinya
1 2
0

segmen, [ ]
64 0
0
0 0
2 1
f f
h
A
a b
h +

1 k , artinya
2 2
1

segmen, [ ]
64 32 0
1
1 1
2
2 2
f f f
h
A
a b
h + +

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ZAKARIA


METODE NUMERIK
7
( ) ( )
2 2 2 +

N N
h O h O
2 k , artinya
4 2
2

segmen, [ ]
64 48 32 16 0
2
2 2
2 2 2
2 4
f f f f f
h
A
a b
h + + + +


3 k , artinya 8 2
3
segmen,
1
]
1

+ + +
+ + + + +

6 4 5 6 4 8 4 0
3 2 2 4 1 6 8 0
2
3 3
2 2 2
2 2 2 2
2 8
f f f f
f f f f f
h
A
a b
h
.
.
.
6 k ,artinya 64 2
6
segmen, [ ]
64 63 2 1 0
6
6 3
2 2 2
2 8
f f ... f f f
h
A
a b
h + + + + +

Arti dari setiap A


k
adalah sebagai berikut :
A
0
= adalah taksiran nilai integral
( )

b
a
dx x f
dg menggunakan kaidah
trapesium dan pembagian daerah integrasi menjadi n

=2
0
=1 buah segmen
A
1
= adalah taksiran nilai integral
( )

b
a
dx x f
dg menggunakan kaidah
trapesium dan pembagian daerah integrasi menjadi n

=2
1
=2 buah segmen
A
2
= adalah taksiran nilai integral
( )

b
a
dx x f
dg menggunakan kaidah
trapesium dan pembagian daerah integrasi menjadi n

=2
2
=4 buah segmen
.
.
.
A6 = adalah taksiran nilai integral
( )

b
a
dx x f
dg menggunakan kaidah
trapesium dan pembagian daerah integrasi menjadi n

=2
6
=64 buah segmen
Tiga A
k
pertama dilukiskan oleh gambar 15.1 seperti dibawah ini
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ZAKARIA
METODE NUMERIK
8
A
1
A
2
A
0
y=f(x)
b
a
y
x
h
0
b
y=f(x)
a
y
x
h
1
h
1


y=f(x)
b
a
y
x

h
2
h
2
h
2
h
2
Gambar 15.1 Luas daerah A
0
, A
1
dan A
2
dg jumlah segmen n=1, n=2 dan n=4
Gunakan A0, A1, A2,,Ak pada persamaan ekstrapolasi Richardson untuk
mendapatkan runtunan B1, B2,,Bk, yaitu :
1 2
2
1

+
k k
k k
A A
A B
Jadi nilai I ( yang lebih baik ) sekarang adalah I = Bk+ Dh
4
+ Eh
6
+ dg orde
galat Bk adalah O (h
4
).
Selanjutnya gunakan B1, B2,,Bk pada persamaan ekstrapolasi Richardson
untuk mendapatkan runtunan C1, C2,,Ck, yaitu :
1 2
4
1

+
k k
k k
B B
B C
Jadi nilai I ( yang lebih baik ) sekarang adalah I = Ck+ Eh
6
+ dg orde galat Ck
adalah O (h
6
).
Selanjutnya gunakan C2, C3,,Ck pada persamaan ekstrapolasi Richardson
untuk mendapatkan runtunan D3, D4,,Dk, yaitu :
1 2
6
1

+
k k
k k
C C
C D
Jadi nilai I ( yang lebih baik ) sekarang adalah I = Dk+ Eh
8
+ dg orde galat Dk
adalah O (h
8
). Demikian seterusnya. Dari runtunan tersebut diperoleh tabel yang
disebut tabel Romberg, sebagai berikut
Tabel 15.3
Tabel Romberg
O (h
2
) O (h
4
) O (h
6
) O (h
8
) O (h
10
) O (h
12
) O (h
14
)
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ZAKARIA
METODE NUMERIK
9
A0
A1
A2
A3
A4
A5
A6
B1
B2
B3
B4
B5
B6
C2
C3
C4
C5
C6
D3
D4
D5
D6
E4
E5
E6
F5
F6 G6
(nilai integral yg
lebih baik )
Contoh 15.3
Hitung integral

+
1
0
1
1
dx
x
dengan metode Romberg ( n = 8 ). Gunakan lima
angka penting
Solusi
Jarak antar titik,
125 0
8
0 1
,

h
[ ] ( ) 750000 0 5 0 1
2
1
2
8 0
0
0
. . f f
h
A + +
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ZAKARIA
METODE NUMERIK
10
Tabel 15.4
Tabel titik-titik dlm selang [0,1]
dengan h = 0,125
r
r
x ( )
r
x f
0 0.000000 1.000000
1 0.125000 0.888889
2 0.250000 0.800000
3 0.375000 0.727273
4 0.500000 0.666667
5 0.625000 0.615385
6 0.750000 0.571429
7 0.875000 0.533333
8 1.000000 0.500000
[ ] ( ) ( ) 708333 0 5 0 666667 0 2 1
2
5 0
2
2
8 4 0
1
1
. . .
.
f f f
h
A + + + +
[ ] ( ) ( ) ( ) ( ) 69702 0 5 0 57143 0 2 666667 0 2 8 0 2 1
2
250 0
2 2 2
2
8 6 4 2 0
2
2
. . . . .
.
f f f f f
h
A + + + + + + +
[ ]
( ) ( ) ( ) ( ) 69412 0 5 0 533333 0 2 8 0 2 888889 0 2 1
2
125 0
2 2 2 2 2 2 2
2
8 7 6 5 4 3 2 1 0
3
3
. . . .... . .
.
f f f f f f f f f
h
A
+ + + + +
+ + + + + + + +
( ) 2 q jadi 2, berorde A
1 2
A A
A B
k
2
0 1
1 1

+ 69445 0.
69325 0.

+
1 2
A A
A B
2
1 2
2 2
69315 0.

+
1 2
A A
A B
2
2 3
3 3
( ) 4 69317 0

+ q jadi 4, berorde B
1 2
B B
B C
k 4
1 2
2 2
.
69314 0.

+
1 2
B B
B C
4
2 3
3 3
( ) 6 69314 0

+ q jadi 6, berorde C
1 2
C C
C D
k 6
2 3
3 3
.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ZAKARIA
METODE NUMERIK
11
Tabel 15.4
Tabel Romberg
k O (h
2
) O (h
4
) O (h
6
) O (h
8
)
0
1
2
3
0,75000
0,70833
0,69702
0,69412
0,69445
0,69325
0,69315
0,69317
0,69314 0,69314
Jadi
69314 0
1
1
1
0
, dx
x

+


Bandingkan dengan solusi sejati
693145 0
1
1
1
0
, dx
x

+

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ZAKARIA


METODE NUMERIK
12

You might also like