You are on page 1of 4

Gangguan Pendengaran Derajat Ringan Range ambang dengar hantaran udara berkisar 26 dB HL s/d 40 dB HL.

Orang dengan gangguan pendengaran derajat ringan biasanya mengalami kesulitan mendengar dan memahami bunyi dan suara percakapan yang pelan. Penggunaan alat bantu dengar sangat dianjurkan ketika gangguan pendengaran derajat ringan juga tidak bisa ditangani secara medis. Saat ini telah tersedia berbagai pilihan model alat bantu dengar mulai dari model dibelakang telinga sampai model didalam telinga (hampir tidak terlihat ketika dipakai). Bahkan saat ini hadir model alat bantu dengar baru dengan system open ear yang cocok untuk digunakan pada kasus gangguan pendengaran ringan dan sedang pada frekuensi frekuensi tinggi ( > frekuensi 1000 Hz) Gangguan Pendengaran Derajat Sedang Range ambang dengar hantaran udara berkisar 41 dB HL s/d 70 dB HL. Orang yang mengalami kasus gangguan pendengaran derajat sedang biasanya sulit mengikuti percakapan khususnya pada lingkungan suara yang bising. Orang dengan gangguan pendengaran sedang seringkali menganggap lawan bicaranya berbicara tidak jelas atau seperti bergumam, hal itu disebabkan karena kondisi gangguan pendengaran mereka membuat mereka tidak dapat mendengar suara percakapan normal dengan jelas. Bahkan pada lingkungan suara yang cukup tenang sekalipun, orang yang mengalami gangguan pendengaran derajat sedang, merasa kesulitan untuk mendengarkan : y suara percakapan pada saat mendengarkan pembicaraan dalam kelompok (lebih dari 1 orang lawan bicara) y suara dari belakang y suara yang pelan Dan biasanya mereka sering membaca gerak bibir ataupun ekspresi wajah lawan bicaranya untuk dapat menebak maksud suara percakapan yang tidak dapat mereka dengar, walaupun begitu mereka tetap merasa tidak memiliki masalah pendengaran. Penggunaan alat bantu dengar juga sangat direkomendasikan jika gangguan pendengaran derajat sedang juga tidak dapat ditangani secara medis. Tersedia berbagai pilihan model alat bantu dengar yang cocok untuk kasus ini Gangguan Pendengaran Derajat Berat Range ambang dengar hantaran udara berkisar 71 dB HL s/d 90 dB HL. Orang dengan gangguan pendengaran derajat berat tidak dapat mendengarkan suara yang pelan maupun sedang, suara kicau burung ataupun suara percakapan normal. Mereka meminta lawan bicara untuk berbicara dengan suara yang sangat keras agar mereka dapat mendengar percakapan dan hal yang cukup dilematis, pada saat volume suara dikeraskan suara/kata-kata menjadi terdengar tidak jelas (distorsi)

Gangguan Pendengaran Derajat Sangat Berat Ambang dengar hantaran udara > 90 dB HL. Orang dengan gangguan pendengaran derajat sangat berat juga sering disebut dengan tuli. Biasanya mereka hanya dapat mendengar bunyi yang sangat keras seperti (suara petir, bantingan pintu, mesin pesawat,dsb) Pada hampir disemua kasus gangguan pendengaran derajat berat dan sangat berat, pengguanaan alat bantu dengar ataupun cochlear implant sangat dianjurkan untuk membantu mereka agar dapat mendengar lebih baik Gangguan pendengaran tipe konduktif Gangguan pendengaran konduktif terjadi ketika hantaran suara melalui telinga luar dan/telinga tengah mengalami gangguan yang diantaranya disebabkan oleh : 1. Adanya serumen/kotoran telinga 2. Gendang telinga yang mengalami perforasi (bolong) akibat penggunaan cotton bud atau benda lainnya 3. Infeksi telinga tengah yang menimbulkan ada cairan 4. Diperkirakan 10 % dari kasus gangguan pendengaran yang terjadi merupakan gangguan pendengaran tipe Konduktif 5. Dimana biasanya dapat mengakibatkan penurunan pendengaran derajat ringan sampai dengan sedang 6. Gangguan pendengaran tipe konduktif seringkali dapat ditangani secara medis, bahkan banyak ditemukan pendengaran dapat kembali normal Telinga Bagian Dalam y Rumah siput /koklea(merupakan organ pendengaran dan keseimbangan) dan saraf pendengaran termasuk telinga bagian dalam. y Suara/bunyi dapat sampai ke telinga bagian dalam melalui getaran yang terjadi pada tulang-tulang telinga tengah yang terhubung dengan rumah siput . y Kemudian sel rambut (yang berfungsi sbg sensor elektron mikroskopik) yang terdapat di dalam rumah siput merubah energi getar menjadi energi listrik-kimia (energi listrik yg terjadi karena adanya reaksi kimia) yang kemudian diteruskan oleh syaraf pendengaran ke otak, dimana akhirnya suara terseb didengar dan diterima. Gangguan Pendengaran Tipe Sensori Neural Gangguan pendengaran yang timbul akibat adanya masalah pada telinga bagian dalam disebut sebagai gangguan pendengaran tipe sensori neural / tuli syaraf. Diperkirakan 90 % dari total kasus gangguan pendengaran yang terjadi merupakan kasus sensori neural. Kasus ini paling sering terjadi akibat rusaknya sel-sel rambut bagian dalam. Dimana jika sel-sel rambut bagian dalam sudah rusak, sejauh ini ia tidak dapat memperbaiki sendiri ataupun dengan penangan medis Penyebab yang sering ditemukan pada gangguan pendengaran tipe sensori neural : 1. Faktor genetik

2. Sering terpapar bising 3. Presbikusis (gangguan pendengaran yang terjadi karena menurunnya fungsi telinga bagian dalam seiring bertambahnya usia) Penyebab lainnya dapat berupa : 1. Konsumsi obat-obat yang berbahaya bagi telinga 2. Tumor yang terjadi pada syaraf pendengaran 3. Infeksi yang terjadi secara kongenital maupun dapatan seperti meningitis, mumps, dan sebagainya. 4. Penyakit ginjal 5. Penyakit saluran pernafasan Dan pada sebagian besar kasus, penyebabnya masih belum diketahui atau idiopatik. Gangguan pendengaran tipe sensorineural dapat menyebabkan kehilangan pendengaran dengan derajat ringan sampai dengan profound Lebih dari 95 % kasus gangguan pendengaran sensori neural dapat dibantu dengan menggunakan Alat Bantu Dengar dan Cochlear Implant Gangguan Pendengaran Tipe Campur Gelombang suara dapat menemui hambatan disepanjang jalur pendengaran. Ketika gangguan pendengaran yang terjadi disebabkan adanya masalah pada telinga bagian luar/tengah dan telinga bagian dalam sekaligus maka disebut gangguan pendengaran tipe campur. Misalnya gangguan pendengaran tipe campur dapat terjadi pada seseorang yang sel-sel rambut bagian dalamnya mengalami kerusakan karena bertambahnya usia dan pada saat bersamaan orang tersebut juga mengalami infeksi pada telinga tengah akibat dari infeksi saluran pernafasan bagian atas. GEJALA GEJALA GANGGUAN PENDENGARAN Gejala-gejala gangguan pendengaran tipe konduktif Pada kasus gangguan pendengaran tipe konduktif, volume suara yang didengar berkurang. Gejala-gejala gangguan pendengaran tipe konduktif adalah sebagai berikut : 1. Suka menaikan volume (diatas volume rata-rata orag dengan pendengaran normal) pada saat menonton TV ataupun mendengarkan radio 2. Meminta lawan bicara untuk mengulang percakapan 3. Merasa mendengar lebih baik di salah satu telinga 4. Sulit mendengar percakapan melalui telepon Pada kasus gangguan pendengaran tipe konduktif, ketika volume suara dinaikkan pada tingkat yang dibutuhkan, biasanya suara (percakapan) akan langsung terdengar lebih jelas dan sekaligus dapat dipahami.

Jadi jika seseorang yang mengalami gangguan pendengaran tipe konduktif sedang menonton TV kemudian ia menaikan volume TV tersebut maka pada umumnya orang tersebut dapat mendengar secara jelas. Tergantung dari penyebabnya, gejala gangguan pendengaran konduktif juga dapat terjadi seperti: 1. Merasakan sakit pada telinga 2. Keluar cairan dari telinga 3. Telinga merasa tersumbat Pada kasus gangguan pendengaran tipe sensori neural Volume suara yang didengar juga berkurang dan hal tersebut menyebabkan bunyi maupun suara percakapan tidak dapat ditangkap dengan jelas. Orang yang mengalami ganggian pendengaran tipe sensori neural kadang-kadang suka mengatakan bahwasanya mereka dapat mendengar orang berbicara tapi tidak dapat memahami seluruh kata-kata yang didengar . Kurang nyaman mendengar suara musik Gejala-gejalanya : 1. Suka menaikan volume (diatas volume rata-rata orag dengan pendengaran normal) pada saat menonton TV ataupunmendengarkan radio 2. Meminta lawan bicara untuk mengulang percakapan 3. Menganggap orang lain berbicara tidak jelas atau bergumam 4. Tidak jelas mendengar suara percakapan 5. Sulit mendengar ditempat bising Syukurnya, saat ini banyak teknik penanganan gangguan pendengaran yang baru dan lebih efektif disbanding sebelumnya, untuk membantu orang yang mengalami gangguan pendengaran untuk mendengar lebih baik sehingga lebih produktif dalam mengisi kehidupan Tinitus, dikenal sebagai bunyi mendenging yang berasal dari dalam telinga, seringkali terkait dengan adanya gangguan pendengaran. Tinnitus juga didefinisikan sebagai bunyi denging ataupun bunyi bising lainnya yang terdengar dari dalam telinga ataupun kepala pada saat tidak ada suara dari luar. Tinitus dianggap bukan merupakan penyakit, namun sebuah gejala yang melatarbelakangi kondisi-kondisi yang terjadi pada telinga, syaraf pendengaran ataupun pada lokasi lainnya. Tinitus dapat dikategorikan ringan atau berat, jarang atau kronis. Penanganan suatu gangguan pendengaran,apakah itu dengan tindakan medis ataupun dengan pemakaian alat bantu dengar dapat mengurangi tinnitus. Saat ini Penanganan tinnitus yang baru dan efektif juga telah tersedia. Oleh karena itu sebuah pemeriksaan pendengaran yang menyeluruh adalah suatu langkah pertama yang penting dilakukan untuk menilai tingkat permasalahan dan penanganan tinitus

You might also like