Professional Documents
Culture Documents
351.770212
Ind
P
PROFIL
KESEHATAN INDONESIA
2009
ISBN 978-602-8937-18-4
351.770212
Ind
P
TIM PENYUSUN
Pengarah
dr. Ratna Rosita, MPH.M
Sekretaris Jenderal Kemenkes RI
Ketua
dr. Jane Soepardi
Kepala Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi
Editor
Hasnawati, SKM, MKes
drg. Vensya Sitohang, MEpid
Dra. Rahmaniar Brahim, Apt, MKes
Anggota
Sunaryadi, SKM,MKes; Iskandar Zulkarnain, SKM,MKes; Nuning Kurniasih, Apt,MSi;
Marlina Indah Susanti, SKM; Supriyono Pangribowo, SKM; Istiqomah, SS;
Athi Susilowati Rois, SKM; drg. Rudi Kurniawan, MKes; Margiyono, SKom;
Muslichatul Hidayah, Hanna Endang Wahyuni; Endang Kustanti; B.B. Sigit;
Sondang Tambunan; Hellena Maslinda; Doni Hadhi Kurnianto, SKom
Kontributor
dr. Leni Evanita; Lina Khasanah; dr. Rusmiyati, MQIH; Indah Susanti D,SSi,Apt;
dr. Lucas C Hermawan, MKes; Ingrat Padmosari; Mahmud Fauzi, SKM,MKes;
Linda Siti Rohaeti; drg. R. Edi Setiawan: Akhmad Rizky Taufik, SKom;
Ir. Ade Sutrisno,MKes; Astuti, SKM,MKes; dr. Theresia Hermin; Bunga Mayung DL ;
Dewi Minarni; Cipto Aris Purnomo; Indah Hartati; Heri Radison, SKM,MKM;
Nariyah Handayani; Ainol Mardhiah; Yopi Ananda; Anggi Ardhiasti, SKM;
Ira Oktaviani; Nelly Mustika Sari, SKM; Nurhayati Simanjuntak, SKom
KATA PENGANTAR
Profil Kesehatan Indonesia merupakan sarana penyaji data dan informasi kesehatan
serta yang berkaitan, yang menggambarkan potret status kesehatan masyarakat dan faktor faktor yang mempengaruhi, dari suatu wilayah/Indonesia, dalam satu kurun waktu tertentu
dalam hal ini tahunan dengan berbagai bentuk: tercetak dan digital (cd-rom, file di website,
dll). Profil kesehatan sebagai potretsaat ini lebih dinilai sebagai alat evaluasi daripada
sebagai alat pemantauan. Jika digunakan sebagai pemantau maka profil merupakan
pemantauan rencana jangka panjang, misal: Rencana lima tahun pembangunan kesehatan.
Sebagai bentuk penyajian, data diupayakan lengkap, baik jenis dan cakupannya. Jenis
data adalah data facility based dan data community based. Penyusunan Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2009 ini, seperti profil kesehatan pada tahun sebelumnya, sumber data
berasal dari profil provinsi, data sarana pelayanan kesehatan yang merupakan hasil
pengolahan data oleh Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi, yang berasal dari
kabupaten/kota, juga data yang berasal dari program.
Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi sebagai koordinator Penyusunan Profil
Kesehatan Indonesia bersama-sama dengan seluruh program terkait di Kementerian
Kesehatan berupaya menyusun bersama-sama, baik narasi maupun lampiran. Profil kesehatan
Tahun 2009 ini diupayakan disusun dengan tampilan yang lebih menarik, dan eye-catching
dan bertujuan memudahkan para pembaca dalam menggunakannya. Dalam Profil Kesehatan
Indonesia ini menggambarkan secara umum tentang kondisi derajat kesehatan, upaya
kesehatan, sumber daya kesehatan, dan faktor-faktor terkait lainnya, serta perbandingan
Indonesia dengan negara-negara anggota ASEAN dan SEARO.
Profil Kesehatan Indonesia harus tersusun secara sistematis, dimana analisis/narasi
menggunakan model/kerangka teori yaitu teori blum/teori host-environment-agent/teori lain.
Analisis diupayakan semaksimal mungkin, tidak hanya deskriptif, tetapi juga analisis
komparatif, analisis kecenderungan, analisis hubungan
Profil kesehatan harus menarik, narasi dikombinasi dengan bentuk-bentuk penyajian
lain, seperti tabel, grafik histogram/bar chart, frekuensi poligon, line diagram, bar
diagram, pie diagram, scater diagram, pictogram, dan peta.
Data dan Informasi dalam Profil Kesehatan Indonesia 2009 merupakan salah satu
wujud akuntabilitas dari kinerja Kementerian Kesehatan yang mencerminkan Pembangunan
Kesehatan secara menyeluruh. Tahun yang terdapat dalam judul profil kesehatan, disamakan
dengan tahun dari data dan informasi yang disajikan.
Profil Kesehatan Indonesia 2009 ini selain memuat data dan informasi kesehatan dan
faktor-faktor lain yang terkait, maka seperti profil kesehatan sebelumnya, juga memuat
kejadian-kejadian penting yang terjadi pada tahun 2009. Penyajian dalam Profil Kesehatan
Indonesia 2009 ini masih terdapat keterbatasan karena ada beberapa indikator masih
memuat data beberapa tahun ke belakang, termasuk kontribusi dari hasil Riset Kesehatan
Dasar Tahun 2007 yang diselenggarakan Balitbangkes Depkes. Beberapa data dan informasi
tahun 2009 yang belum terdapat dalam Profil Kesehatan Indonesia 2009 ini akan disajikan
dalam bentuk sajian lain, misalnya data dan informasi terplih lainnya.
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
5
6
9
14
19
24
BAB III
26
27
33
BAB IV
58
59
83
88
106
115
BAB V
117
118
133
137
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
143
144
154
164
170
LAMPIRAN
***
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2.1
Lampiran 2.2
Lampiran 2.3
Lampiran 2.4
Lampiran 2.5
Lampiran 2.6
Lampiran 2.7
Lampiran 2.8
Lampiran 2.9
Lampiran 2.10
Lampiran 2.11
Lampiran 2.12
Lampiran 2.13
Lampiran 2.14
Lampiran 2.15
Lampiran 2.16
Lampiran 2.17
Lampiran 2.18
Lampiran 2.19
Lampiran 2.20
Lampiran 2.21
Lampiran 3.1
Lampiran 3.2
Lampiran 3.3
Lampiran 3.4
Lampiran 3.5
Lampiran 3.6
Lampiran 3.7
Lampiran 3.8
Lampiran 3.9
Lampiran 3.10
Lampiran 3.11
Lampiran 3.12
Lampiran 3.13
Lampiran 3.14
Lampiran 3.15
Lampiran 3.16
Lampiran 3.17
Lampiran 3.18
Lampiran 3.19
Lampiran 3.20
Lampiran 3.21
Lampiran 3.22
Lampiran 3.23
Lampiran 3.24
Lampiran 3.25
Lampiran 3.26
Lampiran 3.27
Lampiran 3.28
Lampiran 3.29
Lampiran 3.30
Lampiran 3.31
Lampiran 3.32
Lampiran 3.33
Lampiran 3.34
Lampiran 3.35
Lampiran 4.1
Lampiran 4.2
Lampiran 4.3
Lampiran 4.4
Lampiran 4.5
Frekuensi KLB dan Jumlah Kasus pada KLB Campak Menurut Provinsi
Tahun 2009
KLB Campak Berdasarkan Konfirmasi Laboratorium Menurut Provinsi
Tahun 2009
Jumlah Kasus Difteri Menurut Kelompok Umur dan Provinsi Tahun
2009
Jumlah Kasus Difteri Per Bulan Menurut Provinsi Tahun 2009
Jumlah Kasus AFP, AFP Rate, dan Non Polio AFP Rate Menurut
Provinsi Tahun 2009
Jumlah Kasus AFP Menurut Kriteria Klasifikasi Klinis dan Provinsi
Tahun 2009
Jumlah Penderita, Case Fatality Rate (%), dan Incidence Rate Penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF) Menurut Provinsi Tahun 2005 2009
Jumlah Kabupaten/Kota yang Terjangkit Demam Berdarah Dengue
Menurut Provinsi Tahun 2005 2009
Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare Menurut Provinsi Tahun 2005 - 2009
Jumlah Kasus Demam Chikungunya Menurut Provinsi Tahun 2009
Jumlah dan Persentase Kabupaten Terjangkit dan Jumlah Kasus Gigitan
Hewan Tertular Rabies serta Hasil Pemeriksaan Specimen Hewan
Menurut Provinsi Tahun 2009
Jumlah Penderita Filariasis Menurut Provinsi Tahun 2006 - 2009
Situasi Pes Menurut Provinsi Tahun 2009
Jumlah Kasus, Meninggal, dan Case Fatality Rate (CFR) Leptospirosis
Menurut Provinsi Tahun 2004 - 2009
Jumlah Kasus dan Meninggal Flu Burung Menurut Provinsi Tahun 2005
- 2009
Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas, Jumlah Korban Luka dan
Meninggal Menurut Provinsi Tahun 2009
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1, K4, dan Persalinan Ditolong Tenaga
Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2009
Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Terakhir dan Provinsi
Tahun 2009
Cakupan Kunjungan Neonatus, Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak
Balita Menurut Provinsi Tahun 2009
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi, Anak Balita, dan Murid SD Kelas 1
dan Sederajat Menurut Provinsi Tahun 2009
Cakupan Penanganan Neonatal dan Obstetri Komplikasi Menurut
Provinsi Tahun 2009
ix
Lampiran 4.6
Lampiran 4.7
Lampiran 4.8
Lampiran 4.9
Lampiran 4.10
Lampiran 4.11
Lampiran 4.12
Lampiran 4.13
Lampiran 4.14
Lampiran 4.15
Lampiran 4.16
Lampiran 4.17
Lampiran 4.18
Lampiran 4.19
Lampiran 4.20
Lampiran 4.21
Lampiran 4.22
Lampiran 4.23
Lampiran 4.24
Lampiran 4.25
Lampiran 4.26
Lampiran 4.27
Lampiran 4.28
Lampiran 4.29
Lampiran 4.30
Lampiran 4.31
Lampiran 5.1
Lampiran 5.2
Lampiran 5.3
Lampiran 5.4
Lampiran 5.5
Lampiran 5.6
Lampiran 5.7
Lampiran 5.8
Lampiran 5.9
Lampiran 5.10
Lampiran 5.11
Lampiran 5.12
Lampiran 5.13
Lampiran 5.14
Lampiran 5.15
Lampiran 5.16
Lampiran 5.17
Lampiran 5.18
Lampiran 5.19
Lampiran 5.20
Lampiran 5.21
Lampiran 5.22
Lampiran 5.23
Lampiran 5.24
Lampiran 5.25
Lampiran 5.26
Lampiran 5.27
Lampiran 5.28
Lampiran 5.29
Lampiran 5.30
Lampiran 5.31
Lampiran 5.32
Lampiran 5.33
Lampiran 5.34
Lampiran 5.35
Lampiran 5.36
Lampiran 5.37
Lampiran 5.38
Lampiran 5.39
Lampiran 6.1
Lampiran 6.2
Lampiran 6.3
Lampiran 6.4
Lampiran 6.5
Lampiran 6.6
Lampiran 6.7
Lampiran 6.8
Lampiran 6.9
***
xiii
Kita sadari bahwa sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih jauh dari
kondisi ideal, yaitu belum mampu menyediakan data dan informasi kesehatan yang evidence
based sehingga belum mampu menjadi alat manajemen kesehatan yang efektif. Berbagai
masalah klasik masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan. Di
antaranya adalah kegiatan pengelolaan data dan informasi belum terintegrasi dan
terkoordinasi dalam satu mekanisme kerjasama yang baik. Adanya overlapping kegiatan
dalam pengumpulan dan pengolahan data, di mana masing-masing unit mengumpulkan
datanya sendiri-sendiri dengan berbagai instrumennya di setiap unit kerja baik di pusat
maupun di daerah. Penyelenggaraan sistem informasi kesehatan itu sendiri masih belum
dilakukan secara efisien, masih terjadi redundant data, duplikasi kegiatan, dan tidak
efisiennya penggunaan sumber daya. Hal ini sebagai akibat dari adanya sistem informasi
kesehatan yang ada saat ini masih terfragmentasi.
Situasi demikian menimbulkan tersendatnya pendistribusian informasi terutama dari
sumber data di unit pelayanan kesehatan atau kabupaten/kota ke provinsi dan pusat yang
mengakibatkan terjadinya krisis informasi di berbagai unit teknis di pusat. Di samping itu,
adalah terhambatnya aliran komunikasi data baik dari sumber data di daerah ke pengguna di
pusat atau sebaliknya, serta terhambatnya aliran komunikasi data antar pengguna atau bahkan
tertutupnya sumber informasi untuk diakses oleh pengguna lain sehingga menyebabkan
sulitnya memperoleh informasi yang memadai (lack of informations). Situasi yang demikian
pada akhirnya menyulitkan dalam pengambilan keputusan berdasarkan evidence based.
Satu-satunya alat yang dimiliki Kementerian Kesehatan adalah adanya Profil
Kesehatan Indonesia, yang berisi data tahunan dari hasil pembangunan kesehatan. Sedangkan
pembangunan kesehatan adanya upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa
yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Derajat
kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang meliputi indikator angka
harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat.
Penyajian Profil Kesehatan Indonesia 2009, yang berasal dari profil kesehatan
provinsi ini selain sebagai alat ukur sampai dimana capaian indikator pembangunan
kesehatan setiap provinsi dibanding target nasional bahkan target MDG (Millenium
Development Goal), juga disajikan dalam bentuk peringkat dari tiap indikator, sehingga
provinsi dapat mengetahui dimana posisinya dalam setiap indikator pembangunan kesehatan
dibandingkan provinsi lainnya. Dalam penyajiannya, diusahakan untuk ditampilkan berbagai
data dan informasi yang menjawab Visi dan Misi serta berbagai data dan informasi yang
menjelaskan tentang reformasi Birokrasi, dengan menggunakan indikator yang sesuai,
dimana Kementerian Kesehatan memiliki Visi adalah Masyarakat Sehat yang Mandiri dan
berkeadilan, dengan Misinya adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,
termasuk swasta dan madani.
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan
paripurna, merata, bermutu, berkeadilan.
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Reformasi Pembangunan Kesehatan tahun 2010-2014:
1. Revitalisasi pelayanan kesehatan.
2. Ketersediaan, distribusi, retensi dan mutu SDM.
3. Ketersediaan, distribusi, keamanan, mutu, efektivitas, keterjangkauan obat, vaksin,
dan alat kesehatan.
4. Jaminan kesehatan masyarakat.
5. Keberpihakan pada DTPK (Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan) serta
DBK (Daerah Bermasalah Kesehatan).
6. Reformasi birokrasi.
7. World class health care.
Lima nilai Kementerian Kesehatan adalah:
1. Pro Rakyat (pro poor).
2. Inklusif (inclusive).
3. Responsif (responsive).
4. Efektif, efisien (effective, efficient).
5. Bersih (clean).
Untuk kelancaran proses Penyusunan Profil Kesehatan Indonesia yang merupakan
salah satu produk dari berhasilnya sistem informasi kesehatan yang terintegrasi, di masa
mendatang maka, strategi pertama yang perlu dilakukan adalah penguatan kebijakan dan
perencanaan di bidang sistem informasi kesehatan. Penguatan kebijakan sistem informasi
kesehatan dilakukan dengan menyusun aturan-aturan yang menjamin sistem informasi
kesehatan dapat diselenggarakan dengan baik. Pada pasal 168 Undang-undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang kesehatan telah diamanatkan bahwa penyelenggaraan sistem informasi
3
kesehatan diatur dalam peraturan pemerintah. Untuk ini, Pusat Data dan Surveilans
Epidemiologi bersama Biro Hukum dan Organisasi sedang menyiapkan bahan rancangan
peraturan pemerintah (RPP) tentang sistem informasi kesehatan. Demikian pula aturan-aturan
di bawahnya, seperti pedoman dan petunjuk teknis, sedang dalam proses penyusunan. Dalam
penguatan perencanaan sistem informasi kesehatan, juga Pusat Data dan Surveilans
Epidemiologi bersama unit-unit pengelola program dan lintas sektor terkait sedang menyusun
Rencana Strategis Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan.
Profil Kesehatan Indonesia 2009 ini terdiri atas 6 (enam) bab, yaitu:
Bab I - Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang latar belakang diterbitkannya Profil
Kesehatan Indonesia 2009 ini serta sistimatika penyajiannya.
Bab II - Situasi Umum dan Perilaku Penduduk. Dengan telah selesai dan dipublikasikannya
hasil sensus penduduk 2010 yang diselenggarakan oleh BPS, maka juga kami masukkan data
jumlah penduduk tahun 2010. Bab ini juga menyajikan tentang gambaran umum, yang
meliputi: kependudukan, perekonomian, pendidikan, dan lingkungan fisik; serta perilaku
penduduk yang terkait dengan kesehatan.
Bab III - Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan
kesehatan sampai dengan tahun 2009 yang mencakup tentang angka kematian, umur harapan
hidup, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat.
Bab IV - Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang
telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2009, untuk tercapainya dan
berhasilnya program-program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya
kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi pencapaian pelayanan kesehatan dasar,
pencapaian pelayanan kesehatan rujukan, pencapaian upaya pencegahan dan pemberantasan
penyakit, dan upaya perbaikan gizi masyarakat.
Bab V - Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya
pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2009. Gambaran tentang keadaan sumber daya
mencakup tentang keadaan tenaga, sarana kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.
Bab VI - Perbandingan Indonesia dengan Negara Anggota ASEAN dan SEARO. Bab ini
menyajikan perbandingan beberapa indikator yang meliputi data kependudukan, Angka
Kelahiran, Angka Kematian, Indeks Pembangunan Manusia, data tuberkulosis, angka
estimasi HIV/AIDS, kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi, cakupan
imunisasi pada bayi dan upaya kesehatan.
***
Indonesia terbentang antara 6o garis Lintang Utara sampai 11o garis Lintang
Selatan, dan dari 97 o sampai 141o garis Bujur Timur serta terletak antara dua benua
yaitu benua Asia dan Australia. Posisi strategis ini mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi. Indonesia merupakan
negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara, menurut data Bakosurtanal, jumlah
pulau di Indonesia 17.504 pulau. Jumlah pulau itu termasuk yang berada di muara
dan tengah sungai, serta delta. Fakta ini membuat Indonesia memiliki keragaman
budaya dan adat istiadat dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain.
Keragaman dalam berbagai aspek tersebut juga terkait dengan perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan.
Secara administratif wilayah Indonesia pada tahun 2009 terbagi atas 33
provinsi, 497 kabupaten/kota (399 kabupaten dan 98 kota), 6.543 kecamatan dan
75.226 kelurahan/desa. Jika dibandingkan dengan jumlah kabupaten/kota yang ada
pada tahun 2008, maka selama tahun 2009 telah terjadi pembentukan 2 kabupaten
baru. Pembagian wilayah Indonesia secara administratif menurut provinsi pada tahun
2009 dapat dilihat pada Lampiran 2.1
Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum Indonesia dan perilaku
penduduk pada tahun 2009 yang meliputi: keadaan penduduk, keadaan ekonomi,
keadaan pendidikan, keadaan lingkungan, dan perilaku penduduk yang berkaitan
dengan kesehatan.
A. KEADAAN PENDUDUK
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia
sebesar 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783
perempuan (Lampiran 2.2). Secara nasional, rasio jenis kelamin penduduk Indonesia
tahun 2010 sebesar 101, yang artinya jumlah penduduk laki-laki satu persen lebih
banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan, atau setiap 100 perempuan
terdapat 101 laki-laki. Rasio jenis kelamin terbesar terdapat di Provinsi Papua yaitu
sebesar 113 dan yang terkecil terdapat di Nusa Tenggara Barat yaitu sebesar 94.
Sumber : Badan Pusat Statistik, Estimasi Penduduk Indonesia Dirinci Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin Tahun 2008
kepadatan penduduk tertinggi ke-2 dengan kepadatan 1.173 jiwa per km2. Provinsi
dengan tingkat kepadatan tertinggi ke-3 yaitu DI Yogyakarta sebesar 1.118 jiwa per
km2. Kepadatan penduduk terendah di Papua, yaitu hanya 7 jiwa per km2, Papua
Barat merupakan provinsi dengan tingkat kepadatan penduduk terendah ke-2 yaitu
sebesar 8 jiwa per km2, yang kemudian diikuti oleh Kalimantan Tengah dengan
kepadatan 14 jiwa per km2.
Dari data distribusi penduduk menurut pulau dapat diketahui terdapat
ketimpangan persebaran penduduk antar pulau yang nyata. Lebih dari separuh
penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa, yaitu sebesar 57,99%, dengan luas hanya
6,77% wilayah Indonesia. Selebihnya tersebar di Sumatera sebesar 21,44 %,
Sulawesi 7,25%, Kalimantan 5,65%, Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara 5,45%,
Maluku dan Papua 2,23%. Jumlah penduduk dan angka kepadatan penduduk per
provinsi tahun 2009 dapat dilihat pada Lampiran 2.3.
GAMBAR 2.2
PERSENTASE PERSEBARAN PENDUDUK INDONESIA
MENURUT KELOMPOK PULAU-PULAU BESAR TAHUN 2009
B. KEADAAN EKONOMI
Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam
menentukan keberhasilan pembangunan suatu negara. Perekonomian Indonesia
selama tahun 2006-2009 mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 5,5 persen
(2006), 6,3 persen (2007), 6,0 persen (2008) dan 4,5 persen (2009).
Mengkaji kondisi perekonomian tentu saja tidak terlepas dari tingkat inflasi,
inflasi dan pertumbuhan perekonomian sangat saling berkaitan. Apabila tingkat
inflasi tinggi, sudah dipastikan akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 diprakirakan tumbuh 4,5%, inflasi tercatat sebesar
2,78%. Rendahnya tingkat inflasi ini merupakan pencapaian terbaik dalam 10 tahun
terakhir.
Selama tahun 2009 kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
memberi kontribusi terbesar pada inflasi sebesar 7,81%. Kelompok lainnya dalam
tahun 2009 masing-masing kelompok sandang 6,00%, kelompok kesehatan,
kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga masing-masing memberikan kontribusi
yang sama 3,89%, kelompok bahan makanan 3,88%, perumahan, air, listrik, gas dan
bahan bakar menyumbang sebesar 1,83% pada inflasi nasional; dan kelompok
transportasi, komunikasi dan jasa keuangan -3,67%.
Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5% pada 2009, maka nilai Produk
Domestik Bruto (PDB) 2009 naik sebesar Rp 662,0 triliun. Dari Rp 4.951,4 triliun
pada 2008 menjadi sebesar Rp 5.613,4 triliun pada 2009. Pertumbuhan tertinggi
terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi 15,5%. Pertumbuhan terendah
terjadi di sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,1%. Sedangkan PDB
untuk non migas tumbuh 4,9%.
Untuk mengetahui tingkat pengangguran, dilakukan Survei Angkatan Kerja
Nasional (Sakernas). Sakernas merumuskan konsep pengangguran sebelum tahun
2001 sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja/tidak mempunyai pekerjaan dan
sedang mencari pekerjaan. Sejak tahun 2001 konsep pengangguran menjadi angkatan
kerja yang tidak bekerja/tidak mempunyai pekerjaan, yang mencakup angkatan kerja
yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, tidak mencari pekerjaan
karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan/putus asa (sebelumnya
dikategorikan sebagai Bukan Angkatan Kerja) dan yang punya pekerjaan tetapi
belum mulai bekerja (sebelumnya dikategorikan sebagai Bekerja).
Persentase pengangguran terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencari
kerja dengan jumlah angkatan kerja. Pengangguran terbuka disini didefinisikan
sebagai orang yang sedang mencari pekerjaan atau yang sedang mempersiapkan
usaha atau juga yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin lagi
mendapatkan pekerjaan, termasuk juga mereka yang baru mendapat kerja tetapi
belum mulai bekerja. Pengangguran terbuka tidak termasuk orang yang masih
sekolah atau mengurus rumah tangga.
Menurut Sakernas, definisi operasional Angkatan Kerja adalah penduduk usia
kerja yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan
penganggur. Sementara Bekerja menurut definisi Sakernas adalah kegiatan ekonomi
yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh
pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak terputus) dalam seminggu
yang lalu. Kegiatan itu termasuk juga kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu
dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi.
Berdasarkan data hasil Sakernas BPS tahun 2008-2010 ada penurunan angka
pengangguran. Hal ini disebabkan bertambahnya lapangan kerja pada sektor jasa
kemasyarakatan seperti jasa pertukangan, pembantu rumah tangga, transportasi dan
10
Feb 2009
(juta orang)
113,74
Feb 2010
(juta orang)
115,99
102,05
104,49
107,41
Pengangguran terbuka
9,43
9,26
8,59
8,46
8,14
7,40
11
GAMBAR 2.4
PROVINSI DENGAN PERSENTASE KABUPATEN TERTINGGAL
DI INDONESIA TAHUN 2009
Berita Resmi Statistik, BPS 2008, No. 45/07/Th. XIII, 1 Juli 2010
12
Kelompok Pulau
Sumatera
Jawa
Maret 2008
Jumlah
%
(juta)
7,3
20,9
Maret 2009
Jumlah
%
(juta)
5,3
17,3
Maret 2010
Jumlah
%
(juta)
6,7
21,4
19,9
57,1
18,1
59,1
17,3
55,8
Kalimantan
2,4
6,8
2,2
7,3
2,2
7,1
1,2
3,5
1,0
3,3
1,0
3,3
Sulawesi
2,6
7,5
2,5
8,1
2,3
7,6
1,5
4,2
1,5
4,9
1,5
4,8
34,9
15,4
32,5
14,2
31,0
13,3
Berita Resmi Statistik, BPS 2008, No. 45/07/Th. XIII, 1 Juli 2010
13
Kab/Kota
Berat,
Perbatasan
Berat
Berat,
Tertinggal
dan
Kepulauan
Terluar
Berat,
Tertinggal
Berat,
Tertinggal
dan
Perbatasan
Jumlah
Kabupaten
14
71
98
Kota
18
19
32
71
117
Jumlah Penduduk
37.741.501
Total
C. KEADAAN PENDIDIKAN
Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah
dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Melalui pengetahuan,
pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus yang
berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat.
Angka buta huruf berkorelasi dengan angka kemiskinan. Sebab, penduduk
yang tidak bisa membaca secara tidak langsung mendekatkan mereka pada
kebodohan, sedangkan kebodohan itu sendiri mendekatkan mereka pada kemiskinan.
Jumlah penduduk buta huruf di Indonesia tidak hanya dialami satu generasi, tetapi
terdiri atas generasi muda dan tua.
Berdasarkan data BPS 2005-2009, persentase penduduk yang buta huruf
cenderung menurun karena akses terhadap pendidikan meningkat dalam 5 tahun
terakhir ini. Persentase terbesar penduduk yang buta huruf berada dalam kelompok
umur lebih dari 45 tahun, diikuti kelompok umur kurang dari 15 tahun. Dengan
14
demikian, pendidikan sebagai senjata utama penghapusan buta huruf itu senantiasa
harus menyentuh baik generasi muda maupun generasi tuanya.
GAMBAR 2.6
PERSENTASE PENDUDUK YANG BUTA HURUF MENURUT KELOMPOK UMUR
DI INDONESIA TAHUN 2005 2009
15
GAMBAR 2.7
ANGKA MELEK HURUF PENDUDUK BERUSIA 15 TAHUN KE ATAS MENURUT
PROVINSI DAN JENIS KELAMIN DI INDONESIA TAHUN 2009
Sumber: BPS, Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia, Mei 2010
.
Sumber: BPS, Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia, Mei 2010
16
Rata-rata lama sekolah secara rinci menurut provinsi dapat dilihat dalam
Lampiran 2.10.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) dari BPS secara umum dikategorikan
menjadi 3 kelompok umur, yaitu 7-12 tahun mewakili umur setingkat SD, 13-15
tahun mewakili umur setingkat SLTP, dan 16-18 tahun mewakili umur setingkat
SLTA. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin rendah APS. Persentase angka
partisipasi sekolah menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.11.
Gambar di bawah ini merupakan APS nasional menurut usia sekolah dari
tahun 2005-2009, berdasarkan 4 kelompok umur dimana kelompok umur 19-24
tahun mewakili umur setingkat perguruan tinggi.
GAMBAR 2.9
PERSENTASE ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH MENURUT USIA SEKOLAH
DI INDONESIA TAHUN 2005 2009
Terdapat dua ukuran partisipasi sekolah yang utama, yaitu Angka Partisipasi
Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Kedua ukuran tersebut mengukur
penyerapan penduduk usia sekolah oleh sektor pendidikan. Perbedaan di antara
keduanya adalah penggunaan kelompok usia "standar" di setiap jenjang pendidikan.
Usia standar yang dimaksud adalah rentang usia yang dianjurkan pemerintah dan
umum dipakai untuk setiap jenjang pendidikan
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun
usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah
penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK
menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan.
APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap
penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan
Gambar di bawah ini menunjukkan persentase APK tertinggi adalah pada
tingkat pendidikan SD/MI dan persentase APK yang terendah adalah pada tingkat
17
18
Berdasarkan Gambar 2.11 di atas persentase APM tertinggi pun terdapat pada
tingkat pendidikan SD/MI dan APM yang terendah adalah pada tingkat pendidikan
perguruan tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin rendah
persentase APM. Nilai APM dalam kurun waktu 2005-2009 meningkat secara
perlahan untuk setiap jenjang pendidikan.
Gambar berikut di bawah ini menggambarkan perkembangan persentase
tingkat pendidikan tertinggi (TPT) yang ditamatkan. TPT bermanfaat untuk
menunjukkan pencapaian pembangunan pendidikan di suatu daerah. TPT juga
berguna untuk melakukan perencanaan penawaran tenaga kerja, terutama untuk
melihat kualifikasi pendidikan angkatan kerja di suatu wilayah. Menurut definisi,
TPT adalah persentase jumlah penduduk, baik yang masih sekolah ataupun tidak
sekolah lagi, menurut pendidikan tertinggi yang telah ditamatkan.
GAMBAR 2.12
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN
PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DI INDONESIA TAHUN 2005 2009
19
Secara rinci proporsi keluarga yang memiliki akses terhadap air minum yang
aman menurut wilayah (perkotaan dan perdesaan) dan provinsi dapat dilihat dalam
Lampiran 2.13.
20
Secara rinci proporsi keluarga yang memiliki akses terhadap sanitasi dasar
yang layak menurut wilayah dan provinsi dapat dilihat dalam Lampiran 2.15.
21
3. Rumah Sehat
Berdasarkan profil kesehatan provinsi tahun 2009, persentase rumah sehat
secara nasional sebesar 63.49%. Provinsi yang memiliki persentase tertinggi adalah
DKI Jakarta (91,13%), Riau (81,51%) dan Bali (77,85%). Provinsi dengan persentase
rumah sehat yang rendah adalah Sulawesi Barat (35,21%), Papua (43,61%) dan Nusa
Tenggara Timur (50,54%).
GAMBAR 2.15
PERSENTASE RUMAH SEHAT
DI INDONESIA TAHUN 2009
Persentase rumah sehat menurut provinsi secara rinci (data dari 429 kab/kota)
disajikan pada Lampiran 2.16.
22
23
Persentase rumah tangga yang memenuhi kriteria perilaku hidup bersih dan
sehat yang baik menurut provinsi secara rinci (data dari 373 kab/kota) disajikan pada
Lampiran 2.20.
2. Umur Perkawinan Pertama
Umur perkawinan pertama adalah umur pada saat wanita melakukan
perkawinan secara hukum dan biologis yang pertama kali.
24
Secara nasional, umur wanita yang menikah/kawin yang pertama kali paling
banyak terjadi pada umur 19-24 tahun sebesar 41,33%, kemudian persentase cukup
banyak terjadi pula pada umur yang relatif masih remaja (16-18 tahun) sebesar
33,41%.
GAMBAR 2.18
PERSENTASE WANITA MENURUT UMUR PERKAWINAN PERTAMA
DI INDONESIA TAHUN 2009
Sumber: BPS, Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia, Mei 2010
25
27
Menurut hasil SDKI terjadi penurunan AKB sejak tahun 1991. Pada tahun 1991
diestimasikan AKB sebesar 68 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil SDKI 2007
mengestimasikan AKB sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Hasil estimasi tersebut
memperhitungkan Angka Kematian Bayi dalam periode 5 tahun terakhir sebelum survei,
misalnya pada SDKI tahun 2007 diperoleh AKB untuk periode 5 tahun sebelumnya yaitu
tahun 2003-2007 sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup.
Berbagai faktor dapat menyebabkan adanya penurunan AKB seperti yang
ditampilkan pada gambar di atas, diantaranya pemerataan pelayanan kesehatan berikut
fasilitasnya. Hal ini disebabkan AKB sangat sensitif terhadap perbaikan pelayanan
kesehatan. Selain itu, perbaikan kondisi ekonomi yang tercermin dengan pendapatan
masyarakat yang meningkat juga dapat berkontribusi melalui perbaikan gizi yang
berdampak pada daya tahan terhadap infeksi penyakit.
Hasil SDKI tahun 2007 juga mengestimasikan AKB pada tingkat provinsi. Provinsi
dengan AKB terendah adalah DI Yogyakarta sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti
Aceh sebesar 25 per 1.000 kelahiran hidup, dan Kalimantan Timur serta Jawa Tengah
sebesar 26 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB tertinggi terdapat di Provinsi
Sulawesi Barat sebesar 74 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti oleh Nusa Tenggara Barat
sebesar 72 per 1.000 kelahiran hidup dan Sulawesi Tengah sebesar 60 per 1.000 kelahiran
hidup. Gambaran AKB per provinsi dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut. Rincian AKB
menurut provinsi di Indonesia terdapat pada Lampiran 3.1.
GAMBAR 3.2
ESTIMASI ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP
MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2007
28
29
GAMBAR 3.4
ESTIMASI ANGKA KEMATIAN BALITA PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP
MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2007
GAMBAR 3.5
ANGKA KEMATIAN IBU (PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP)
DI INDONESIA TAHUN 1994-2007
23.163
11,06
16.769
2,89
9.108
9,74
8,190
3,99
6.825
2,91
5.767
2,99
5.585
6,73
4.542
3,56
4.332
4,70
4.238
2,80
9
10
Neoplasma
Gejala, Tanda & Penemuan Laboratorium, Klinik
Abnormal YTK
31
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa UHH merupakan salah satu
komponen dalam memformulasikan IPM. Berikut ini ditampilkan peringkat IPM 33
provinsi di Indonesia tahun 2008 yang disertai dengan nilai IPM.
32
GAMBAR 3.7
NILAI IPM MENUURT PROVINSI
DI INDONESIA TAHUN 2008
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa provinsi dengan IPM tertinggi adalah
DKI Jakarta, Sulawesi Utara, dan Riau. Sedangkan provinsi dengan IPM terendah adalah
Papua, diikuti oleh Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
B. MORBIDITAS
Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen
dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi
pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat
kesehatan masyarakat.
1. Pola 10 Penyakit Terbanyak di Rumah Sakit
Pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit tahun 2009
menurut Daftar Tabulasi Dasar (DTD) menunjukkan bahwa kasus terbanyak merupakan
penyakit infeksi saluran napas bagian atas akut lainnya dengan jumlah total kasus 488.794.
Rincian mengenai 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit dapat
dilihat pada tabel berikut.
33
TABEL 3.2
POLA 10 BESAR PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT JALAN
DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2009
No
Kasus
Laki-Laki
Perempuan
Total Kasus
Jumlah
Kunjungan
67.231
89.429
156.660
203.021
Dispepsia
55.817
77.345
133.162
220.375
55.446
67.823
123.269
412.364
54.004
68.463
122.467
234.083
53.463
52.142
105.605
153.488
46.380
52.815
99.195
135.749
1
2
3
4
9
10
243.578
245.216
488.794
781.881
143.167
132.087
275.254
358.942
99.303
147.953
247.256
371.673
88.275
83.738
172.013
223.318
Sedangkan pada pasien rawat inap, pola gambaran 10 penyakit terbanyak menunjukkan
pola yang sedikit berbeda. Diare dan Gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (kolitis
infeksi) memiliki jumlah kasus terbanyak yaitu 143.696 kasus.
TABEL 3.3
POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2009
No
Kasus
Laki-Laki
Perempuan
Total Kasus
Meninggal
CFR (%)
74.161
69.535
143.696
1.747
1,22
60.705
60.629
121.334
898
0,74
39.262
41.588
80.850
1.013
1,25
24.957
24.243
49.200
462
0,94
Dispepsia
18.807
28.497
47.304
520
1,10
15.533
21.144
36.677
935
2,55
19.115
16.933
36.048
162
0.45
Pneumonia
19.170
16.477
35.647
2.365
6,63
Penyakit apendiks
13.920
16.783
30.703
234
0,76
10
12.758
17.396
30.154
235
0,78
34
Berdasarkan CFR, penyakit yang memiliki CFR paling tinggi di antara 10 penyakit
terbanyak pada pasien rawat inap di RS adalah Pneumonia sebesar 6,63%. Sedangkan
penyakit dengan CFR terendah adalah Infeksi Saluran Napas Bagian Atas Akut Lainnya
sebesar 0,45%.
2. Penyakit Menular
a. Malaria
API nasional pada tahun 2009 adalah 1,85 per 1.000 penduduk dengan kisaran
provinsi 0,02- 27,66 per 1.000 penduduk. Angka ini jauh menurun dibandingkan API tahun
1990 yaitu 4.68 per 1.000 penduduk. Dihubungkan dengan target pencapaian MDGs, angka
API 2009 sudah memenuhi target.
Kasus malaria klinis tahun 2009 di Indonesia dilaporkan sebanyak 1.143.024 kasus.
Sebesar 75,5% dari kasus tersebut diperiksa sediaan darahnya, dan dihasilkan 23,1%
sediaan darah yang positif. Relatif tingginya cakupan pemeriksaan sediaan darah di
35
memenuhi target, karena pada kurun waktu tersebut AMI berada di atas target yang telah
ditentukan. Rincian API dan AMI menurut provinsi tahun 2009 dapat dilihat pada Lampiran 3.5.
b. TB Paru
Pencapaian CDR pada tahun 2009 sebesar 73,1%. Angka ini telah memenuhi target
minimal yang telah ditetapkan yaitu sebesar 70%. Pada tingkat provinsi, CDR tertinggi terdapat
di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 85,2%, diikuti DKI Jakarta sebesar 81% dan Banten sebesar
77,7%. Sedangkan provinsi dengan CDR terendah adalah Kalimantan Tengah sebesar 30,6%
diikuti oleh Kalimantan Timur sebesar 31,1% dan Kepulauan Riau sebesar 32,3%. Pada gambar
di atas nampak bahwa terdapat 5 provinsi yang telah memenuhi target CDR 70%, yaitu
Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Banten, Maluku, dan Jawa Barat.
Dalam mengukur keberhasilan pengobatan TB digunakan Angka Keberhasilan
Pengobatan (SR=Success Rate) yang mengindikasikan persentase pasien baru TB paru
BTA positif yang menyelesaikan pengobatan, baik yang sembuh maupun yang menjalani
pengobatan lengkap diantara pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat. Success Rate
dapat membantu dalam mengetahui kecenderungan meningkat atau menurunnya penemuan
pasien pada wilayah tersebut. Berikut ini ditampilkan SR tahun 2004-2008.
37
GAMBAR 3.12
SUCCESS RATE (SR) TB
DI INDONESIA TAHUN 2004-2008
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa pencapaian Success Rate (SR) pada tahun
2004-2008 telah memenuhi target 85%. Namun demikian terjadi penurunan Success Rate (SR)
dari 91% pada tahun 2005 menjadi 87,6% pada tahun 2006. Angka ini kemudian kembali naik
menjadi 91% pada tahun 2007 dan 2008. Gambaran kasus TB dan keberhasilan pengobatannya
dapat dilihat pada Lampiran 3.7, 3.8, 3.9 dan 3.10.
c. HIV & AIDS
HIV & AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita mengalami penurunan
ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.
Penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh penderita yang terjadi melalui proses hubungan
seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi secara bergantian, dan
penularan dari ibu ke anak dalam kandungan melalui plasenta dan kegiatan menyusui.
Kasus HIV dan AIDS menunjukkan trend peningkatan setiap tahun. Sampai dengan
Desember 2009 jumlah kumulatif kasus AIDS mencapai 19.973 kasus. Gambar berikut
menampilkan kasus baru dan kumulatif penderita AIDS yang terjadi sampai tahun 2009.
38
GAMBAR 3.13
JUMLAH KASUS BARU DAN KUMULATIF PENDERITA AIDS
YANG TERDETEKSI DARI BERBAGAI SARANA KESEHATAN
DI INDONESIA TAHUN 2001 2009
Pada gambar di atas nampak adanya peningkatan penemuan kasus baru yang cukup
signifikan pada tahun 2008, dari 2.947 kasus baru pada tahun 2007 menjadi 4.969 kasus
baru pada tahun 2008.
Besaran kasus juga dapat dilihat dengan menggunakan Case Rate AIDS yang
diperoleh dengan membandingkan jumlah kasus kumulatif terhadap jumlah penduduk per
100.000 penduduk. Pada tahun 2009, provinsi dengan Case Rate tertinggi adalah Papua
sebesar 133,1; diikuti oleh Bali sebesar 45,4; dan DKI Jakarta 31,7 per 100.000 penduduk.
GAMBAR 3.14
CASE RATE AIDS MENURUT PROVINSI DI INDONESIA
SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER TAHUN 2009
39
HIV/AIDS memiliki beberapa faktor risiko, yaitu hubungan seksual lawan jenis
(heteroseksual), hubungan sejenis melalui Lelaki Seks Lelaki (LSL), penggunaan Narkoba
suntik secara bergantian, transfusi darah dan perinatal. Berikut ini disajikan persentase
kasus kumulatif menurut faktor risiko.
GAMBAR 3.15
PERSENTASE KASUS KUMULATIF AIDS MENURUT CARA PENULARAN DI INDONESIA
SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2009
40
Pada tahun 2009 jumlah kasus baru AIDS yang menggunakan NAPZA suntik
sebanyak 1.156 kasus. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan tahun 2008 sebesar 1.255
kasus.
Berdasarkan jenis kelamin, proporsi kasus kumulatif AIDS laki-laki lebih besar
terhadap perempuan yaitu 73,7% berbanding 25,8%.
GAMBAR 3.17
PERSENTASE KASUS KUMULATIF AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DI INDONESIA
SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2009
41
Informasi lebih rinci tentang HIV/AIDS dapat dilihat pada Lampiran 3.11, 3.12, dan
3.13.
d. Pneumonia
Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi
dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat
kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang
Pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau
orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).
Pada tahun 2009, cakupan penemuan Pneumonia pada balita sebesar 22,18%
dengan jumlah kasus yang ditemukan sebanyak 390.319 kasus. Berikut ini ditampilkan
angka cakupan penemuan pneumonia balita menurut provinsi tahun 2009.
GAMBAR 3.19
CAKUPAN PENEMUAN PNEUMONIA BALITA
MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2009
Pada tingkat provinsi, dapat diketahui bahwa tiga provinsi dengan cakupan tertinggi
berturut-turut adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 71,45%, Jawa Barat sebesar
46,16% dan Kepulauan Bangka Belitung sebesar 41,41%. Sedangkan tiga provinsi dengan
cakupan terendah adalah Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,32%, Aceh sebesar 2,16%,
dan Kalimantan Barat sebesar 2,54%. Data cakupan masing-masing provinsi terdapat pada
Lampiran 3.14.
e. Kusta
c. Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA Positif).
Pada tahun 2009, dilaporkan terdapat kasus baru tipe Multi Basiler sebanyak 14.227
kasus dan tipe Pausi Basiler sebanyak 3.033 dengan Newly Case Detection Rate (NCDR)
sebesar 7,49 per 100.000 penduduk. Berikut ini disajikan kecenderungan kasus baru tipe
PB dan MB serta NCDR.
GAMBAR 3.20
JUMLAH KASUS BARU KUSTA TIPE PB DAN MB
DAN NCDR PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2005-2009
43
GAMBAR 3.21
STATUS BEBAN KUSTA DI INDONESIA TAHUN 2009
Keberhasilan dalam mendeteksi kasus baru dapat diukur dari tinggi rendahnya
proporsi cacat tingkat II, sedangkan untuk mengetahui tingkat penularan di masyarakat
digunakan indikator proporsi anak (0-14 tahun) di antara penderita baru. Proporsi cacat
tingkat II pada tahun 2009 sebesar 10,37%. Sedangkan proporsi anak di antara penderita
baru pada tahun 2009 sebesar 11,44%.
GAMBAR 3.22
PROPORSI CACAT TINGKAT II DAN PROPORSI ANAK DI ANTARA KASUS BARU KUSTA
DI INDONESIA TAHUN 2001-2009
44
Tetanus Neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke
tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan
oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kasus TN banyak ditemukan di
negara berkembang khususnya dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
rendah.
Pada tahun 2009 dilaporkan terdapat 158 kasus dengan jumlah meninggal 76,
dengan demikian CFR Tetanus Neonatorum pada tahun 2009 sebesar 48,1%. Pada tahun
2009 kasus TN terjadi di 20 provinsi, dan 14 provinsi melaporkan adanya kasus meninggal.
Gambaran kasus Tetanus Neonatorum beserta persentase kasus berdasarkan faktor
risiko menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 3.16.
b.Campak
Campak merupakan salah satu penyakit PD3I yang disebabkan oleh virus campak.
Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak. Penularan dapat terjadi melalui udara
yang telah terkontaminasi oleh sekret orang yang telah terinfeksi. Berikut ini ditampilkan
Incidence Rate (IR) Campak menurut provinsi tahun 2009.
GAMBAR 3.23
INCIDENCE RATE (IR) CAMPAK PER 10.000 PENDUDUK
MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2009
Pada tahun 2009 dilaporkan terdapat 18.055 kasus campak dengan Incidence Rate
sebesar 0,77 per 10.000 penduduk. Incidence Rate tertinggi pada tahun 2009 terdapat di
Provinsi Kepulauan Riau sebesar 3,52; diikuti oleh Sumatera Barat sebesar 2 per 10.000
penduduk, dan Kalimantan Selatan sebesar 1,98 per 10.000 penduduk. Sedangkan Maluku
dan Nusa Tenggara Barat memiliki IR sebesar 0 per 10.000 penduduk.
Informasi mengenai penyakit campak menurut provinsi terdapat pada Lampiran
3.17, 3.18, 3.19, 3.20, dan 3.21.
45
c. Difteri
Gambaran penyakit Difteri menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 3.22 dan
3.23.
d. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)
Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk ke dalam PD3I yang
disebabkan oleh virus yang menyerang sistem syaraf higga penderita mengalami
kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya menyerang anak berumur 0-3 tahun ini
ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di
tungkai dan lengan.
Sedangkan AFP merupakan kondisi abnormal ketika seseorang mengalami
penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas kemudian berakibat pada kelumpuhan.
Ditjen PP&PL Kementerian Kesehatan telah menetapkan indikator surveilans AFP yaitu
ditemukannya Non Polio AFP Rate minimal sebesar 2/100.0000 anak usia < 15 tahun. Pada
tahun 2009 non Polio AFP Rate sebesar 2,65 per 100.000 anak < 15 tahun.
46
GAMBAR 3.25
NON POLIO AFP RATE PER 100.000 ANAK < 15 TAHUN
DI INDONESIA TAHUN 2009
Provinsi dengan non Polio AFP Rate tertinggi adalah Gorontalo sebesar 8,4 per
100.000 anak < 15 tahun, diikuti oleh DIY dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 5,67
dan 5,64 per 100.000 anak < 15 tahun. Sedangkan provinsi dengan non Polio AFP Rate
terendah adalah Papua sebesar 1 per 100.000 anak < 15 tahun, diikuti oleh NTB dan
Kalimantan Tengah masing-masing sebesar 1,29 dan 1,57 per 100.000 anak < 15 tahun.
Informasi lebih rinci menurut provinsi terdapat pada Lampiran 3.24 dan 3.25.
3. Penyakit Potensial KLB/Wabah
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue
dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar menyerang anak
berumur < 15 tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa.
Pada tahun 2009, terdapat 158.912 kasus dengan jumlah kematian 1.420 orang.
Dengan demikian, IR DBD pada tahun 2009 adalah 68,22 per 100.000 penduduk dan CFR
sebesar 0,89%. Angka-angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2008
dengan IR sebesar 59,02 per 100.000 penduduk dan CFR sebesar 0,86%.
47
GAMBAR 3.26
INCIDENCE RATE DBD PER 100.000 PENDUDUK
DAN CASE FATALITY RATE DBD
DI INDONESIA TAHUN 2005-2009
Meskipun CFR tahun 2009 lebih tinggi dibandingkan tahun 2008, namun sejak
tahun 2005 sampai dengan tahun 2008, nampak adanya kecenderungan penurunan CFR.
Kecenderungan penurunan tersebut tidak nampak pada IR per 100.000 penduduk.
Angka Insidens (IR) tertinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta, yaitu 313,41 per
100.000 penduduk, diikuti oleh Kalimantan Barat sebesar 228,3 per 100.000 penduduk dan
Kalimantan Timur sebesar 173,84 per 100.000 penduduk. Sedangkan IR terendah di
Provinsi NTT sebesar 8,44 dan Jambi sebesar 8,55 per 100.000 penduduk. Provinsi Maluku
melaporkan 0 kasus.
GAMBAR 3.27
INCIDENCE RATE DBD PER 100.000 PENDUDUK
DI INDONESIA TAHUN 2009
48
Pada tahun 2009, provinsi dengan CFR tertinggi adalah Kep. Bangka Belitung
sebesar 4,58%, diikuti oleh Bengkulu sebesar 3,08%, Gorontalo sebesar 2,2%. Sedangkan
CFR terendah terdapat di provinsi Sulawesi Barat, dimana tidak ada kasus meninggal, dan
DKI Jakarta sebesar 0,11%.
GAMBAR 3.28
CASE FATALITY RATE DBD DI INDONESIA TAHUN 2009
Pola perkembangan DBD pada tahun 2009 secara nasional menunjukkan terjadinya
peningkatan kasus dan kematian DBD dibandingkan tahun 2008. Puncak peningkatan
kasus tahun 2009 terjadi pada bulan Januari, Februari dan Maret, kemudian kasus menurun
kembali setelah bulan Juli dan mencapai titik terendah pada bulan September, namun
terjadi peningkatan sedikit pada bulan November dan Desember.
Jumlah kabupaten/kota terjangkit DBD sejak tahun 1968 sampai dengan 2009
cenderung mengalami peningkatan seiring dengan terjadinya pemekaran wilayah di
Indonesia. Puncak IR DBD terjadi pada tahun 1973, 1988, 1998 dan 2005. Jumlah
kabupaten/kota terjangkit DBD terus meningkat sampai tahun 1998, dan sedikit menurun
di tahun 1999, kemudian meningkat kembali sampai tahun 2007. Pada tahun 2008 sebesar
73,5% kabupaten/kota terjangkit, sedangkan tahun 2009 tercatat 384 Kabupaten/kota dari
497 Kabupaten/kota yang ada atau sebesar 77,26%.
GAMBAR 3.29
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA TERJANGKIT DBD
DI INDONESIA TAHUN 2009
49
Informasi lebih rinci menurut provinsi terkait dengan penyakit DBD dapat dilihat
pada Lampiran 3.26 dan Lampiran 3.27.
b. Diare
Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses
selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita Diare bila feses lebih
berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang
berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.
Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare terjadi di 15 provinsi dengan jumlah penderita
sebanyak 5.756 orang, jumlah kematian sebanyak 100 orang atau CFR sebesar 1,74%. CFR
tahun 2009 tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, pada tahun 2008 CFR
Diare sebesar 2,48%. Kecenderungan CFR Diare pada periode tahun 2005-2009 terdapat
pada gambar berikut.
GAMBAR 3.30
CASE FATALITY RATE (CFR) DIARE
DI INDONESIA TAHUN 2005 2009
Pada gambar di atas terlihat adanya penurunan CFR yang cukup signifikan pada
tahun 2006-2007, dari 2,52% menjadi 1,26%. Angka ini naik menjadi 2,48% pada tahun
2008. Angka ini turun menjadi 1,74% pada tahun 2009. Penurunan ini dapat disebabkan
oleh adanya perbaikan penatalaksanaan kasus Diare.
Berikut ini disajikan gambaran distribusi provinsi dengan KLB Diare pada tahun
2009.
GAMBAR 3.31
KLB DIARE DI INDONESIA TAHUN 2009
50
Informasi lebih rinci menurut provinsi terkait Diare dapat dilihat pada Lampiran
3.28.
c.Chikungunya
Chikungunya adalah penyakit infeksi akut yang ditandai gejala utama demam, ruam
/bercak-bercak kemerahan di kulit dan nyeri persendian, penyakit disebabkan oleh infeksi
virus Chik yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Penyakit ini kerap dijumpai terutama di daerah tropis/subtropis dan sering
menimbulkan epidemi. Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya penyakit ini antara
lain rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat, kepadatan populasi nyamuk penular
karena banyaknya tempat perindukan nyamuk yang biasanya terjadi pada musim
penghujan.
Pada tahun 2008 dilaporkan di Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Sumbar
dan DI Yogyakarta dengan jumlah 3.592 kasus tanpa kematian. Sedangkan pada tahun
2009 dilaporkan di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan,
Bengkulu, Lampung, Kep. Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur dengan
jumlah 83.756 kasus tanpa kematian.
Berikut ini disajikan gambaran kasus Chikungunya menurut provinsi pada tahun
2009.
GAMBAR 3.32
JUMLAH KASUS CHIKUNGUNYA DI INDONESIA TAHUN 2009
51
d.Rabies
Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus rabies yang ditularkan
melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, musang dan serigala yang di
dalam tubuhnya mengandung virus Rabies.
Penyakit dengan CFR tinggi ini terus menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia.
Sampai akhir tahun 2009, daerah tertular rabies adalah 24 provinsi dari 33 provinsi di
Indonesia. Dengan demikian hanya 9 provinsi yaitu: Kep.Bangka Belitung, DKI Jakarta, DI
Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Barat, Papua Barat, dan Papua
yang masih dinyatakan sebagai daerah bebas rabies.
Terdapat beberapa indikator yang digunakan dalam memantau upaya pengendalian
Rabies, yaitu : GHPR (kasus Gigitan Hewan Penular Rabies), kasus yang divaksinasi
dengan Vaksin Anti Rabies (VAR), dan Lyssa. Berikut ini disajikan gambaran GHPR,
kasus divaksinasi, dan Lyssa pada tahun 2004-2009.
GAMBAR 3.33
JUMLAH KASUS GHPR, VAR
DAN LYSSA DI INDONESIA TAHUN 2004-2009
52
GAMBAR 3.34
WILAYAH TERTULAR RABIES DI INDONESIA TAHUN 2009
Berdasarkan gambar di atas, maka provinsi yang bebas rabies pada tahun 2009 yaitu
Kep. Bangka Belitung, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB,
Kalimantan Barat, Papua Barat, dan Papua.
e. Filariasis
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria, yang
terdiri dari Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Penyakit ini
menginfeksi jaringan limfe (getah bening). Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang
mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh
menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan
pembengkakan di lengan dan organ genital.
GAMBAR 3.35
JUMLAH KASUS FILARIASI DI INDONESIA TAHUN 2003-2009
Sampai tahun 2009 jumlah kasus klinis filariasis yang dilaporkan sebanyak 11.914
yang tersebar di 401 kabupaten/kota. Jumlah kasus klinis filariasis ini merupakan jumlah
kumulatif yang dilaporkan dari waktu ke waktu, baik penderita lama yang baru ditemukan
maupun penderita baru. Pada tahun 2008, jumlah kasus klinis yang dilaporkan sebanyak
11.699. Informasi lebih rinci terkait penyakit filariasis terdapat pada Lampiran 3.31.
53
f. Antraks
Penyakit Antraks adalah penyakit infeksi yang akut yang disebabkan oleh spora dari
bakteri Bacillus anthracis. Spora Bacillus anthracis dapat bertahan hidup di lingkungan
selama bertahun-tahun hingga mendapatkan host baru. Umumnya penyakit ini terjadi pada
mamalia herbivora baik yang liar maupun peliharaan, meskipun dapat juga menyerang
mamalia lain dan beberapa jenis unggas. Manusia dapat tertular Antraks melalui kontak
langsung maupun tidak langsung atau mengkonsumsi binatang yang terinfeksi atau produk
hewan yang terkontaminasi bakteri/spora Antraks.
Selama tahun 2009 telah dilaporkan kasus antraks pada manusia sebanyak 17 kasus
2 orang diantaranya meninggal (CFR 11,76%). Terdapat 2 kasus yang meninggal akibat
antraks tipe pencernaan yang bersifat sangat akut. Semua kasus berasal dari Kabupaten
Gowa Provinsi Sulawesi Selatan.
g. Pes
Penyakit pes atau bubonic plaque disebabkan oleh infeksi bakteri Pasteurella pestis
melalui hewan pengerat liar. Terdapat 4 wilayah yang merupakan wilayah fokus Pes yaitu
1. Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Pasuruan, Kecamatan Tutur Nongkojajar
2. Provinsi Jawa Tengah di Kabupaten Boyolali, Kecamatan Selo dan Cepogo,
3. Provinsi DI Yogyakarta di Kabupaten Sleman, Kecamatan Cangkringan
4. Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Bandung, Kecamatan Ciwidey.
Seluruh daerah tersebut adalah merupakan daerah pegunungan (daerah ketinggian)
seperti Kecamatan Tutur Nongkojajar di kaki Gunung Bromo, Kecamatan Selo & Cepogo
serta Cangkringan di Kaki Gunung Merapi, Kecamatan Ciwidey di daerah kawah putih
Ciwidey.
Surveilans aktif dan pasif terhadap rodent dan pinjalnya masih tetap dilakukan
secara rutin di empat daerah fokus Pes tersebut untuk mengantisipasi terjadinya KLB Pes
yang biasa terjadi setiap 10 tahun. KLB Pes terakhir terjadi pada tahun 2007 di Dusun
Sulorowo, Desa Kayukebek, Kecamatan Tutur Nongkojajar Kabupaten Pasuruan, Provinsi
Jawa Timur. Pada tahun 2009, provinsi yang masih melaporkan kegiatan trapping hanya
Jawa Timur, dimana terdapat 40 spesimen manusia dan 3.175 spesimen rodent yang
diperiksa di BLK Surabaya dan hasilnya menunjukkan negatif.
Berikut ini ditampilkan hasil surveilans aktif dan pasif pes pada manusia selama
tahun 2004-2009.
54
GAMBAR 3.36
HASIL SURVEILANS PES PADA MANUSIA
DI INDONESIA TAHUN 2004-2009
Pada gambar di atas nampak terjadi peningkatan jumlah manusia yang diperiksa
maupun yang menunjukkan hasil positif pada tahun 2004-2007. Pada tahun 2008 dan 2009
tidak ditemukan lagi kasus positif pada manusia. Data dan Informasi mengenai penyakit
pes terdapat pada Lampiran 3.32.
h. Leptospirosis
Leptospirosis ditularkan melalui urin hewan pengerat yang telah terinfeksi bakteri
penyebab Leptospirosis. Manusia dapat terinfeksi jika terpapar dengan air, tanah basah
yang telah terkontaminasi urin tersebut. Penyakit ini ditandai dengan beberapa gejala
seperti flu sampai dengan gangguan serius yang dapat menyebabkan kematian. Kasus
Leptospirosis seringkali dilaporkan dari wilayah yang terkena banjir.
Pada tahun 2009 terdapat tiga wilayah yang melaporkan adanya kasus leptospirosis
yaitu Provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Pada tahun 2009 terjadi
peningkatan kasus Leptospirosis di Jawa Tengah pada bulan Januari sampai dengan April
2009, dimana sedang terjadi bencana banjir di wilayah tersebut. Secara nasional, pada
tahun 2009 terdapat 378 kasus dengan 23 kasus meninggal. Berikut ini ditampilkan
gambaran jumlah kasus, meninggal dan CFR Leptospirosis selama tahun 2004-2009.
GAMBAR 3.37
JUMLAH KASUS, MENINGGAL DAN CFR LEPTOSPIROSIS
DI INDONESIA TAHUN 2004-2009
55
Gambar di atas menampilkan adanya peningkatan kasus pada tahun 2007 dengan
jumlah kasus 667 dan jumlah meninggal 57. Pada tahun 2007 memang terjadi banjir di
beberapa wilayah di Indonesia, khususnya Provinsi DKI Jakarta. Sedangkan CFR
menunjukkan kecenderungan penurunan pada tahun 2004-2006. Angka kematian ini naik
pada tahun 2007 dengan CFR 8,55%. Namun angka ini turun menjadi 6,08 pada tahun
2009. Informasi lebih rinci menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 3.33.
i. Flu Burung
Avian Influenza atau flu burung disebabkan oleh infeksi virus influenza tipe A
(H5N1) yang umumnya menginfeksi unggas dan sedikit kemungkinan menginfeksi babi.
Penyakit ini bisa menular kepada manusia dan dapat menimbulkan penyakit flu yang
berakibat kematian.
Kasus Flu Burung di Indonesia pada manusia pertama kali dilaporkan pada bulan
Juni tahun 2005. Berikut ini ditampilkan jumlah kasus, kasus meninggal dan CFR Flu
Burung tahun 2005-2009.
GAMBAR 3.38
JUMLAH KASUS, MENINGGAL DAN CFR FLU BURUNG
DI INDONESIA TAHUN 2005-2009
Jumlah kasus Flu Burung dan jumlah meninggal dilaporkan terbanyak pada tahun
2006. Kecenderungan penurunan terjadi dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009.
Sedangkan CFR menunjukkan kecenderungan peningkatan sejak kasus pertama kali
ditemukan pada tahun 2005. Pada tahun 2009 dilaporkan kasus sebanyak 21 dengan kasus
meninggal sebanyak 19 dan CFR sebesar 90,48%. Angka CFR ini merupakan yang
tertinggi selama kurun waktu tahun 2005-2009.
Jika dilihat secara kumulatif sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, tiga
provinsi dengan jumlah kasus Flu Burung tertinggi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat dan
Banten.
56
GAMBAR 3.39
JUMLAH KASUS DAN MENINGGAL AKIBAT FLU BURUNG
DI 13 PROVINSI TAHUN 2005-2009
Berikut ini ditampilkan pemetaan kasus Flu Burung sampai dengan tahun 2009.
GAMBAR 3.40
WILAYAH PENYEBARAN KASUS FLU BURUNG
DI INDONESIA TAHUN 2005-2009
Pada gambar di atas nampak bahwa sejak pertama kali dilaporkan pada tahun 2005
sampai dengan tahun 2009, flu burung telah menyebar ke beberapa Provinsi di Indonesia,
yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan.
Gambaran situasi Flu Burung menurut provinsi juga dapat dilihat pada Lampiran 3.34.
***
57
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular,
penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan
jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif dalam
makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya,
serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan
perorangan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat
jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap
perorangan.
Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan selama beberapa tahun terakhir, khususnya
untuk tahun 2009.
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah penting dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan
cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat diatasi. Berbagai
pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan adalah sebagai berikut ini.
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan
perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil dapat
59
mempengaruhi kesehatan janin dalam kandungannya hingga kelahiran dan masa pertumbuhan
bayi dan anaknya.
Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan
dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di
semua jenis fasilitas pelayanan kesehatan, dari posyandu sampai rumah sakit pemerintah
maupun fasilitas pelayanan kesehatan swasta.
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian
Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan beberapa indikator status
kesehatan masyarakat. Dewasa ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan
dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007, AKI sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1.000 kelahiran
hidup, AKN 19 per 1.000 kelahiran hidup, dan AKABA 44 per 1.000 kelahiran hidup.
Dalam upaya pencapaian MDGs dan tujuan pembangunan kesehatan, peningkatan
pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan yaitu dengan menurunkan Angka Kematian Ibu
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 1992 (SKRT). Target Cakupan kesehatan ibu yang harus dicapai pada tahun
2009 masing-masing sebesar 94% untuk Akses Pelayanan Antenatal (cakupan ibu hamil K1),
84% untuk cakupan pelayanan ibu hamil sesuai standar (K4), dan 82% untuk cakupan
Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Pn).
Upaya untuk mempercepat penurunan AKI telah dimulai sejak akhir tahun 1980-an
melalui program Safe Motherhood Initiative yang mendapat perhatian besar dan dukungan
dari berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri. Pada akhir tahun 1990-an secara
konseptual telah diperkenalkan lagi upaya untuk menajamkan strategi dan intervensi dalam
menurunkan AKI melalui Making Pregnancy Safer (MPS) yang dicanangkan oleh pemerintah
pada tahun 2000.
a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4)
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu
selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Sedangkan tenaga kesehatan yang
berkompeten memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil antara lain dokter spesialis
kebidanan, dokter, bidan dan perawat.
Pelayanan antenatal yang sesuai standar meliputi timbang berat badan, pengukuran
tinggi badan, tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), tinggi fundus uteri,
menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus
dan memberikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi
minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana kasus,
serta temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K), serta KB pasca persalinan.
60
Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta
memenuhi standar tersebut. Ditetapkan pula bahwa distribusi frekuensi pelayanan antenatal
adalah minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang
dianjurkan yaitu: minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2 kali
pada triwulan ketiga. Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin
perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan
komplikasi.
Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan
menggunakan indikator cakupan K1 dan K4 yang dihitung dengan membagi jumlah ibu hamil
yang melakukan pemeriksaan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan (untuk
penghitungan indikator K1) atau jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan
minimal 4 kali sesuai standar oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah pada kurun waktu
tertentu (untuk penghitungan indikator K4) dengan jumlah sasaran ibu hamil yang ada di
wilayah kerja dalam 1 tahun.
Gambar 4.1 memperlihatkan cakupan kunjungan K1 dan K4 pada ibu hamil
selama enam tahun terakhir. Terlihat bahwa cakupan K1 selama tahun 2004 sampai 2009
terus mengalami peningkatan dari 88,09% pada tahun 2004 menjadi 94,51% pada tahun 2009.
Sedangkan cakupan K4 pada tahun 2004-2008 cenderung meningkat, namun pada tahun 2009
sedikit menurun dari 86,04% pada tahun 2008 menjadi 85,45% pada tahun 2009.
GAMBAR 4.1
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K1 DAN K4
DI INDONESIA TAHUN 2004 2009
Dari gambar tersebut di atas dapat dilihat kesenjangan yang terjadi antara cakupan K1
dan K4. Pada tahun 2004 terjadi selisih antara cakupan K1 dan K4 sebesar 11% kemudian
tahun 2006 menjadi 10% dan pada tahun 2008 semakin kecil, yaitu 6,6%. Namun, pada tahun
2009 kesenjangan kembali meningkat menjadi 9%. Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4
menunjukkan angka drop out K1-K4; dengan kata lain jika kesenjangan K1 dan K4 kecil
maka hampir semua ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal
61
meneruskan hingga kunjungan keempat pada triwulan 3, sehingga kehamilannya dapat terus
dipantau oleh petugas kesehatan.
Gambar 4.2 menyajikan hasil pencapaian cakupan K1 tahun 2009, yang menunjukkan
pencapaian indikator K1 sebesar 94,51%, yang berarti telah mencapai target K1 tahun 2009
yaitu sebesar 94%. Kepulauan Bangka Belitung dan DKI Jakarta merupakan provinsi dengan
pencapaian K1 100%. Sedangkan Papua adalah provinsi dengan pencapaian K1 terendah,
yaitu sebesar 57,85%.
GAMBAR 4.2
CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL (K1)
TAHUN 2009
GAMBAR 4.3
CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K4
TAHUN 2009
63
Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi besar terhadap
Angka Kematian Ibu di Indonesia. Kematian saat bersalin dan 1 minggu pertama diperkirakan
60% dari seluruh kematian ibu (Maternal Mortality: who, when, where and why; Lancet
2006). Sedangkan dalam target MDGs, salah satu upaya yang harus dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan ibu adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
1992 (SKRT) serta meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 90%
pada tahun 2015 dari 40,7% pada tahun 1992 (BPS). Pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
dengan kompetensi kebidanan.
Gambar 4.5 memperlihatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
sejak tahun 2004 sampai tahun 2009 yang cenderung meningkat. Pada tahun 2009 cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia telah mencapai 84,38%.
GAMBAR 4.5
PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN
OLEH TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA TAHUN 2004 2009
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn) di Indonesia pada tahun 2009 yang
sebesar 84,38%, telah mencapai target K4 tahun 2009 yang sebesar 82%. Dari indikator
cakupan Persalinan oleh Nakes tahun 2009, dapat dilihat pada Gambar 4.6 bahwa DKI Jakarta
merupakan provinsi dengan pencapaian tertinggi (100%), diikuti Provinsi Kepulauan Riau
(96,24%) dan D.I Yogyakarta (95,90%). Sedangkan Papua merupakan provinsi dengan
pencapaian Pn terendah (39,30%), diikuti Provinsi Maluku Utara (61,75%) dan Sulawesi
Barat (62,45%).
64
GAMBAR 4.6
PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN
OLEH TENAGA KESEHATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
Pada tahun 2009 sebanyak 19 provinsi di Indonesia telah mencapai target cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yaitu 82%. Pada Gambar 4.6 terlihat bahwa
sebanyak 7 provinsi di Indonesia yang memiliki cakupan Pn di atas 90%, provinsi lainnya
memiliki pencapaian kurang sama dengan 90%. Sehingga dalam upaya peningkatan cakupan
persalinan perlu dilakukan melalui upaya pelaksanaan program unggulan kesehatan ibu, di
antaranya adalah Kemitraan Bidan Dukun, peningkatan persalinan di fasilitas Kesehatan
melalui jaminan program persalinan, model rumah tunggu di Kabupaten dengan Puskesmas di
daerah terpencil untuk pencegahan terhadap komplikasi yang terjadi selama persalinan,
revitalisasi Bidan Koordinator melalui pelaksanaan supervisi fasilitatif untuk peningkatan
mutu dan kualitas tenaga penolong persalinan, serta peningkatan kualitas surveilans kesehatan
ibu melalui pelaksanaan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA).
Kenyataan di lapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga
kesehatan dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan Susenas tahun
2008, masih terdapat 25,13% persalinan ditolong bukan oleh nakes dan lebih dari setengahnya
(53,9%) pertolongan persalinan dilakukan di rumah dengan fasilitas seadanya. Oleh karena itu
secara bertahap diupayakan seluruh persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten
dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2009, sebesar 77,34%
kelahiran pada balita ditolong oleh tenaga kesehatan. Persentase penolong kelahiran pada
65
balita yang tertinggi adalah oleh bidan (61,24%), diikuti oleh dukun (21,29%) dan dokter
(15,28%). Dibandingkan dengan hasil survei yang sama pada tahun 2008, persentase
penolong kelahiran pada balita oleh tenaga kesehatan meningkat pada tahun 2009.
Perbandingan persentase penolong persalinan antara tahun 2008 dan 2009 dapat dilihat pada
Gambar 4.7 berikut ini.
GAMBAR 4.7
PERSENTASE BALITA MENURUT PENOLONG KELAHIRAN
TAHUN 2008-2009
Berdasarkan provinsi, persentase penolong kelahiran pada balita oleh tenaga kesehatan
di atas 90% pada tahun 2009 adalah DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Bali. Sedangkan yang
terendah adalah Provinsi Maluku (42,48%), Maluku Utara (47,21%), dan Sulawesi Barat
(47,45%). Persentase balita menurut penolong kelahiran dan provinsi dapat dilihat pada
Lampiran 4.2.
c. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF3)
Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam
sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada
ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan
kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu: 1) kunjungan nifas pertama
(KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari; 2) kunjungan nifas ke-2 (KF2) dilakukan
pada minggu ke-2 setelah persalinan; dan 3) kunjungan nifas ke-3 (KF3) dilakukan minggu
ke-6 setelah persalinan. Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat dilaksanakannya
kegiatan di posyandu dan dilakukan bersamaan pada kunjungan bayi.
Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi: 1) pemeriksaan tekanan darah,
nadi, respirasi dan suhu; 2) pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya; 3)
pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan; 4) pemberian kapsul Vitamin A
200.000 IU sebanyak dua kali (2 x 24 jam); dan 5) pelayanan KB pasca persalinan.
66
Gambar 4.8 berikut ini menyajikan persentase pelayanan ibu nifas menurut provinsi di
Indonesia.
GAMBAR 4.8
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN IBU NIFAS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
Cakupan kunjungan ibu nifas rata-rata pada tahun 2009 adalah 71,54%. Sementara
target cakupan kunjungan ibu nifas pada tahun 2015 adalah 90%.
Berdasarkan provinsi, Bali merupakan provinsi dengan pencapaian cakupan KF3
tertinggi (101.15%), kemudian Kep. Bangka Belitung (94.67%) dan Jawa Timur (93.51%).
Dari 30 provinsi yang melaporkan data, ketiga provinsi tersebut bahkan telah mencapai
cakupan 90% (target SPM tahun 2015). Provinsi dengan cakupan terendah adalah Riau
(16,54%), Kalimantan Timur (36,54%), dan Kalimantan Barat (40,52%). Sebanyak 14
Provinsi memiliki cakupan kunjungan ibu nifas 3 kali sebesar 50% - 75%.
2010 yaitu 80%. Gambaran cakupan penanganan komplikasi neonatal per provinsi dapat
dilihat pada Gambar 4.10 berikut ini
GAMBAR 4.10
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
Bayi sampai umur 28 hari merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan
kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut
antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan
kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal tiga kali, yaitu pada 6 jam - 48 jam setelah
lahir; pada hari ke 3 7 hari, dan hari ke 8 28 hari.
Dalam melaksanakan pelayanan neonatal, petugas kesehatan di samping melakukan
pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan
tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan
hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali
69
pusat, kulit dan pemberian imunisasi); pemberian vitamin K; Manajemen Terpadu Balita
Muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA.
Pencapaian target pelayanan kesehatan bayi berdasarkan laporan rutin tahun 2009
yaitu cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) yang sebesar 80,6%, masih belum
mencapai target yang diharapkan yaitu 82%. Gambar 4.11 memperlihatkan cakupan
kunjungan neonatal pertama (KN1) per provinsi di Indonesia tahun 2009.
GAMBAR 4.11
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL (KN1)
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
Terdapat disparitas yang sangat lebar antar provinsi, cakupan KN1 tertinggi adalah
Provinsi Bali 99,8%, Kep. Babel 99,6%, dan Jawa Tengah 94,7%, cakupan terendah adalah
Provinsi Papua Barat 30%, Maluku Utara 31%, dan Papua 32,5%. Sebanyak 13 dari 33
provinsi di Indonesia telah mencapai target.
Kecenderungan cakupan kunjungan neonatal 2 kali (KN2) tahun 2003-2008 dapat
dilihat pada Gambar 4.12 berikut ini. Semenjak tahun 2006 hingga 2008 cakupan KN2 selalu
di atas 75%.
70
GAMBAR 4.12
PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL (KN2)
DI INDONESIA TAHUN 2003 2008
Sejak tahun 2008 terjadi perubahan kebijakan waktu pelaksanaan kunjungan dari
semula minimal 2 kali menjadi 3 kali, yang mulai disosialisasikan pada tahun 2008. Pada
tahun 2009 target cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN Lengkap) adalah sebesar 75%,
sementara cakupan yang dicapai baru sebesar 69,7%. Provinsi-provinsi yang telah mencapai
target dapat dilihat pada Gambar 4.13 berikut ini.
GAMBAR 4.13
PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
71
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari 11 bulan di
sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit)
maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui
kunjungan petugas kesehatn. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali
dalam setahun, yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali
pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/
HB1-3, Polio 1-4, dan Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)
bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Indikator ini mengukur kemampuan
manajemen program KIA dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui
penyediaan pelayanan kesehatan.
Pada tahun 2009 cakupan pelayanan kesehatan bayi sebesar 81,4%, sementara target
SPM Kesehatan yang harus dicapai pada tahun 2010 sebesar 90%. Sebanyak 4 provinsi telah
mencapai target yaitu Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Cakupan pelayanan
kesehatan bayi per provinsi dapat dilihat pada Gambar 4.14 berikut ini.
GAMBAR 4.14
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
72
Cakupan kunjungan bayi tertinggi adalah provinsi Bali 100,5%, Jawa Timur dan Jawa
Tengah 92,7%. Cakupan terendah adalah provinsi Papua Barat 21,8%, Maluku Utara 23,4%
dan Papua 27%. Pencapaian target cakupan kunjungan bayi sangat dipengaruhi oleh keaktifan
posyandu tiap bulannya dan partisipasi keluarga untuk membawa bayi ke posyandu, sehingga
provinsi yang memiliki wilayah sulit dijangkau mempunyai cakupan yang relatif rendah.
g. Pelayanan Kesehatan pada Balita
Pada tahun 2009 cakupan pelayanan kesehatan anak balita (1 - 4 tahun) sebesar
52,05%, sementara target yang harus dicapai 70%. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita
per provinsi dapat dilihat pada Gambar 4.15 berikut:
GAMBAR 4.15
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
73
Berbagai data menunjukkan bahwa masalah kesehatan anak usia sekolah semakin
kompleks. Pada anak usia sekolah dasar biasanya berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan
sabun. Beberapa masalah kesehatan yang sering dialami anak usia sekolah adalah karies gigi,
kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2007 disebutkan bahwa untuk masalah kesehatan mata,
sebesar 1,1% anak usia 6-14 tahun mengalami kelainan refraksi dan 0,2% mengalami
kebutaan. Untuk proporsi masalah kesehatan gigi dan mulut, sebesar 21,6% terjadi pada anak
usia 5-9 tahun dan 20,6% pada anak usia 10-14 tahun. Sementara karies gigi aktif yang terjadi
pada anak usia 12 tahun adalah 29,8% dan anak di atas usia 12 tahun adalah 43,9%.
Sedangkan anak usia 12 tahun dengan karies gigi sebanyak 36,1% dan anak di atas usia 12
tahun sebanyak 72,1%. Untuk status gizi pada anak usia >15 tahun, yang kurus 14,8% adapun
yang obesitas 10,3%. Angka anemi pada anak usia <14 tahun 9,8%, sementara pada anak usia
>15 tahun, pada perempuan 19,7% dan pada laki-laki 13,1%. Hasil survei kecacingan 2009
oleh Ditjen P2PL menyebutkan 31,8 % siswa SD menderita kecacingan.
Gambar 4.16 memperlihatkan persentase murid SD kelas satu yang mendapatkan
pelayanan kesehatan.
GAMBAR 4.16
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN MURID KELAS SATU SD/SETINGKAT
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
74
Provinsi dengan capaian cakupan penjaringan murid SD dan setingkat tertinggi adalah
Jawa Barat (97,1%), Jawa Timur (90,1%), dan DI Yogyakarta (86%). Sedangkan yang
terendah adalah Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan NTT. Pencapaian nasional tahun
2009 sebesar 67,8%.
2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara 15 49 tahun.
Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran,
wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara KB.
Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat dilihat dari cakupan peserta
KB yang sedang/pernah menggunakan alat kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan jenis
kontrasepsi yang digunakan akseptor. Proporsi wanita umur 15-49 tahun berstatus menikah
(pasangan usia subur/PUS) yang sedang dan yang pernah menggunakan/memakai alat KB
dapat dilihat pada Gambar 4.17 berikut ini.
GAMBAR 4.17
PROPORSI WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN BERSTATUS KAWIN
YANG SEDANG DAN YANG PERNAH MENGGUNAKAN ALAT KB
TAHUN 2004-2008
Proporsi wanita umur 15-49 tahun berstatus kawin yang sedang menggunakan/
memakai alat KB menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2008 sebesar 56,62%, tidak
banyak mengalami perkembangan sejak tahun 2004. Berdasarkan data BKKBN, pada tahun
2009 peserta KB aktif sebesar 75,70%. Gambar 4.18 menyajikan persentase peserta KB aktif
menurut provinsi.
75
GAMBAR 4.18
PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT PROVINSI
TAHUN 2009
Sumber : BKKBN
Provinsi dengan persentase peserta KB aktif tertinggi adalah Bengkulu (85,5%), Bali
(85,1%), dan DKI Jakarta (82%). Sedangkan persentase peserta KB aktif terendah adalah
Papua (33,9%), Maluku Utara (59,5%), dan Kepulauan Riau (64,3%).
Persentase peserta KB aktif menurut metode kontrasepsi yang sedang digunakan tahun
2009 terlihat dalam Gambar 4.19 berikut ini. Pada tahun 2009 suntikan dan Pil KB masih
banyak diminati sebagai alat KB oleh pasangan usia subur yaitu masing-masing sebesar
50,2% dan 28,3%. Sebaliknya, MOP (Metode Operasi Pria) dan MOW (Metode Operasi
Wanita) merupakan metode kontrasepsi yang terendah diminati oleh para akseptor KB.
GAMBAR 4.19
PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT METODE KONTRASEPSI
TAHUN 2009
Sumber: BKKBN
76
Sumber : BKKBN
Sesuai dengan data BKKBN, tempat pelayanan peserta KB baru pada tahun 2009 tidak
jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Banyak peserta KB baru yang memanfaatkan
klinik KB pemerintah sebagai tempat pelayanan KB (62,94%). Selain klinik KB pemerintah,
sebesar 29,65% peserta KB baru memanfaatkan bidan praktek swasta sebagai tempat
pelayanan KB.
Berdasarkan provinsi, terdapat 4 provinsi dengan pemanfaatan klinik KB pemerintah
sebagai tempat pelayanan KB lebih dari 90%, yaitu NTT (97,61%), Maluku Utara (92,73%),
Sulawesi Tenggara (92,05%), dan Sulawesi Tengah (90,69%). Sebaliknya, di Provinsi DI
Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Bali pemanfaatan klinik KB pemerintah sangat rendah, bahkan
kurang dari 40%. Ketiga provinsi tersebut lebih banyak memanfaatkan pelayanan KB swasta.
Data lebih rinci proporsi KB Baru menurut tempat pelayanan KB dan provinsi dapat dilihat
pada Lampiran 4.9.
77
3. Pelayanan Imunisasi
Bayi dan anak-anak memiliki risiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular yang
dapat mematikan, seperti: Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Typhus, radang selaput otak, radang
paru-paru, dan masih banyak penyakit lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan yang terbaik
dan sangat vital agar kelompok berisiko ini terlindungi adalah melalui imunisasi.
Pada saat pertama kali kuman (antigen) masuk ke dalam tubuh, maka sebagai
reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya, reaksi
pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai
"pengalaman." Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai
memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan antibodi terjadi dalam
waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa
jenis penyakit yang dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini
dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau
seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal.
Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah
pemberian kuman atau kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk
merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi Polio atau
Campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar
antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum)
pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi
yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui
darah plasenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap Tetanus dan Campak.
a. Imunisasi Dasar pada Bayi
Program imunisasi dasar lengkap (LIL/Lima Imunisasi dasar Lengkap) pada bayi
meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B, dan 1 dosis Campak.
Di antara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan imunisasi, campak adalah
penyebab utama kematian pada balita. Oleh karena itu pencegahan campak merupakan faktor
penting dalam mengurangi angka kematian balita. Dari beberapa tujuan yang disepakati
dalam pertemuan dunia mengenai anak, salah satunya adalah mempertahankan cakupan
imunisasi campak sebesar 90%. Target tersebut sejalan dengan target Renstra Kemenkes RI
yang menetapkan target cakupan imunisasi campak 90% pada tahun 2014. Di seluruh negara
ASEAN dan SEARO, imunisasi Campak diberikan pada bayi umur 9-11 bulan dan
merupakan imunisasi terakhir yang diberikan kepada bayi di antara imunisasi wajib lainnya.
Pada tahun 2009, Indonesia telah mencapai cakupan imunisasi campak sebesar
92,09%. Dengan demikian Indonesia telah mampu mencapai target imunisasi campak yang
78
telah ditetapkan oleh WHO dan target Renstra Kementerian Kesehatan RI tahun 2014. Angka
tersebut meningkat dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya yang sebesar 90,5%.
Gambar 4.21 berikut ini adalah peta cakupan imunisasi campak menurut provinsi
tahun 2009.
GAMBAR 4.21
PERSENTASE PENCAPAIAN IMUNISASI CAMPAK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
79
TABEL 4.1
PERSENTASE ANAK UMUR 12-23 BULAN YANG MENDAPATKAN IMUNISASI DASAR
MENURUT KARAKTERISTIK RESPONDEN, 2007
Karakteristik responden
BCG
Polio3
Tipe daerah
Perkotaan
92,4
Perdesaan
83,5
Pendidikan Kepala Keluarga
Tidak sekolah
78,6
Tidak tamat SD
79,3
Tamat SD
84,8
Tamat SMP
88,4
Tamat SMA
92,4
Tamat PT
95,7
Tingkat pengeluaran per kapita
Kuintil 1
83,0
Kuintil 2
85,7
Kuintil 3
87,2
Kuintil 4
89,6
Kuintil 5
91,9
Sumber: Balitbangkes Kemenkes RI, Riskesdas 2007
Jenis imunisasi
DPT3
HB3
Campak
78,7
66,2
74,9
63,1
71,0
57,3
86,0
78,8
61,9
62,4
67,4
71,6
79,7
82,6
54,0
59,1
63,3
68,2
76,9
81,8
50,5
53,7
57,5
62,8
72,3
75,9
71,6
74,1
78,2
82,3
88,6
93,1
66,6
68,1
72,8
73,6
77,6
62,9
64,7
69,1
71,0
74,7
58,7
59,7
63,2
65,5
70,9
78,1
78,5
83,1
84,3
86,8
80
GAMBAR 4.22
PERSENTASE PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESA/KELURAHAN
DI INDONESIA TAHUN 2004-2009
81
Pada tahun 2009 provinsi dengan cakupan ibu hamil yang mendapat imunisasi TT2+
tertinggi adalah Provinsi Bali (101,02%) dan terendah adalah Papua (8,56%). Gambar 4.25
82
memperlihatkan bahwa dari 33 provinsi di Indonesia hanya 3 provinsi yang berhasil mencapai
cakupan imunisasi TT2+ pada ibu hamil >80% yaitu Bali, NTT, dan Banten. Sedangkan
provinsi dengan capaian 60%-80% sebanyak 10 provinsi. Sebanyak 20 provinsi lainnya
memiliki capaian <60%.
GAMBAR 4.25
CAKUPAN TT2+ PADA IBU HAMIL DI INDONESIA
TAHUN 2009
Beberapa langkah yang perlu segera dilakukan adalah sosialisasi ke seluruh petugas
lapangan agar mengacu pada kriteria Antenatal Care (ANC) berkualitas, yang salah satunya
dengan imunisasi TT, dan semua sistem pencatatan dalam pelaksanaan imunisasi TT WUS
termasuk ibu hamil memakai sistem pencatatan yang sama, yaitu T1-T5.
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan adalah peningkatan pelayanan
kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di kelas III di rumah sakit,
cakupan pelayanan gawat darurat, dan lain-lain.
1. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai
segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan. Beberapa
indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain
pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR), rata-rata lama hari perawatan (Length
of Stay/LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn Over/BTO), rata-rata selang waktu
pemakaian tempat tidur (Turn of Interval/TOI), persentase pasien keluar yang meninggal
(Gross Death Rate/GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal 48 jam perawatan
(Net Death Rate/NDR).
Berdasarkan data Ditjen Pelayanan Medik, tingkat pemanfaatan tempat tidur (BOR) di
rumah sakit umum (yang dikelola Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Daerah) selama
enam tahun terakhir cenderung meningkat setiap tahunnya walaupun pada tahun 2003-2006
83
belum mencapai angka ideal yang diharapkan (yaitu 60-85%). Pada tahun 2007 dan 2008
BOR nasional telah mencapai angka ideal. Namun pada tahun 2009 BOR mengalami
penurunan yang cukup besar, dari 79,8% pada tahun 2008 turun menjadi 58,7% pada tahun
2009. Dari 33 provinsi, sebanyak 17 provinsi telah mencapai BOR ideal. Sementara tidak ada
satu provinsi pun yang memiliki BOR lebih tinggi dari 85%. Hal itu berarti jumlah rumah
sakit di Indonesia untuk masing-masing provinsi relatif mencukupi kemampuannya dalam
menyediakan tempat tidur bagi pasien rawat inap. Data tentang pemanfaatan tempat tidur di
rumah sakit umum yang dikelola oleh swasta, TNI/POLRI, dan BUMN lainnya tidak tersedia.
Tingkat pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit sejak tahun 2003-2009 dapat dilihat pada
Gambar 4.26 berikut ini.
GAMBAR 4.26
PENCAPAIAN BOR DAN BTO RSU KEMENKES DAN PEMDA
DI INDONESIA TAHUN 2003-2009
Keterangan:
BOR = Bed Occupation Rate/persentase pemanfaatan tempat tidur
BTO = Bed Turn Over/rata-rata tempat tidur dipakai selama setahun
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode (biasanya satu tahun),
berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun,
satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. Pada tahun 2009 BTO rumah sakit belum
mencapai angka ideal, yaitu hanya sebesar 25 kali. Padahal selama enam tahun sebelumnya
BTO di rumah sakit selalu berada pada kisaran 40-50 kali. Dari 31 provinsi yang
menyampaikan data, hanya 2 provinsi yang mencapai BTO ideal, yaitu Bali (45,7 kali) dan
Jambi (43,4 kali).
LOS adalah rata-rata lama rawat (hari) seorang pasien. Indikator ini di samping
memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan,
apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang
lebih lanjut. Secara umum nilai LOS yang ideal antara 6-9 hari. Gambar 4.27 memperlihatkan
rata-rata LOS nasional di rumah sakit umum selama tahun 2003-2009 yang berkisar antara 484
5,3 hari dan belum mencapai angka ideal. Berdasarkan provinsi, Kalimantan Barat memiliki
LOS tertinggi (5,6 hari) dan Kep. Bangka Belitung memiliki LOS terendah (3,1 hari).
GAMBAR 4.27
PENCAPAIAN LOS DAN TOI RUMAH SAKIT DI INDONESIA
TAHUN 2003-2009
Keterangan:
LOS = Length of Stay/rata-rata hari rawat seorang pasien
TOI = Turn over Interval/rata-rata tempat tidur tidak dipakai antar dua episode pemakaian
Indikator pelayanan rumah sakit yang lain adalah TOI. TOI adalah rata-rata hari
dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah digunakan sampai saat digunakan kembali
(rata-rata lama tempat tidur kosong antar pasien satu dengan pasien berikutnya). Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Selama tahun 2003-2009 TOI di rumah
sakit berkisar antara 2,9-6,3 hari. Hanya pada tahun 2007 dan 2008 TOI mencapai angka ideal
1-3 hari. Pada tahun 2009 angka TOI tempat tidur rumah sakit di Indonesia memiliki selang
waktu 6,3 hari tempat tidur tidak terisi. Berdasarkan provinsi, hanya Bali (2 hari) dan Jambi
(2,6 hari) yang memiliki TOI ideal.
GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1.000 penderita keluar dari rumah
sakit. Pada GDR, tidak melihat berapa lama pasien berada di rumah sakit dari masuk sampai
meninggal. Nilai ideal GDR adalah < 45 per 1.000 pasien keluar. Pada tahun 2009 angka
GDR di Indonesia sebesar 36,5 kematian per 1.000 pasien keluar rumah sakit. Dari 31
provinsi yang menyampaikan laporan, 4 provinsi memiliki GDR > 45 per 1.000 pasien
keluar, yaitu Sumatera Utara (52), Jawa Timur (49,8), Sumatera Barat (48,5), dan Sulawesi
Barat (48,2).
85
GAMBAR 4.28
PENCAPAIAN NDR DAN GDR PER 1.000 PASIEN KELUAR RUMAH SAKIT
DI INDONESIA TAHUN 2003-2009
Keterangan:
NDR = Net Death Rate (per 1.000 pasien keluar)
GDR = Gross Death Rate (per 1.000 pasien keluar)
NDR adalah angka kematian pasien setelah dirawat 48 jam per 1.000 pasien keluar.
Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Asumsinya jika pasien
meninggal setelah mendapatkan perawatan 48 jam berarti ada faktor pelayanan rumah sakit
yang terlibat dengan kondisi meninggalnya pasien. Namun jika pasien meninggal kurang dari
48 jam masa perawatan, dianggap faktor keterlambatan pasien datang ke rumah sakit yang
menjadi penyebab utama pasien meninggal. Nilai NDR yang ideal adalah < 25 per 1.000
pasien keluar. NDR sejak tahun 2003 hingga 2009 berada pada kisaran 18-23,6 per 1.000
pasien keluar. Dengan demikian NDR telah mencapai angka ideal yaitu < 25 per 1.000 pasien
keluar.
2. Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat
Tujuan penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yaitu untuk
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan
hampir miskin agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan
efisien. Melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat diharapkan dapat menurunkan
angka kematian ibu, menurunkan angka kematian bayi dan balita serta menurunkan angka
kelahiran di samping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan bagi masyarakat miskin
umumnya. Program ini telah berjalan lima tahun, dan telah memberikan banyak manfaat bagi
peningkatan akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin dan hampir miskin di puskesmas
dan jaringannya serta pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Sejak tahun 2005 hingga 2007 sasaran Jamkesmas (yaitu jumlah orang miskin dan
hampir miskin) terus bertambah kecuali sejak tahun 2007-2009 dengan jumlah sasaran sama
86
yaitu 76,4 juta jiwa. Provinsi dengan jumlah sasaran terbesar adalah Jawa Tengah, Jawa
Barat, dan Jawa Timur. Gambar 4.29 berikut ini menyajikan realisasi program JPKM tahun
2005-2009.
GAMBAR 4.29
REALISASI PROGRAM JPKM
TAHUN 2005 2009
Pada tahun 2009, dari 76,4 juta sasaran masyarakat miskin dan hampir miskin,
sebanyak 23,60 juta memanfaatkan sarana kesehatan baik puskesmas maupun rumah sakit
sebagai pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama dan tingkat lanjut. Angka tersebut
lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 26,22 juta jiwa.
Rincian kujungan rawat jalan tingkat pertama dan tingkat lanjut menurut provinsi dapat
dilihat pada Lampiran 4.18 dan 4.19. Sedangkan jumlah kunjungan rawat inap tingkat lanjut
dapat dilihat pada Lampiran 4.20.
Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) Jamkesmas terdiri dari pelayanan kesehatan
dasar dan pelayanan kesehatan tingkat lanjut. Pemberi pelayanan kesehatan dasar Jamkesmas
adalah seluruh puskesmas dan jaringannya (pustu, polindes/poskesdes, pusling) yang
berjumlah 8.234 unit. Sedangkan pemberi pelayanan kesehatan Jamkesmas tingkat lanjut pada
tahun 2008 berjumlah 920 dengan rincian sebagai berikut: 56% rumah sakit pemerintah, 7%
rumah sakit TNI/POLRI, 33% rumah sakit swasta, dan 4% balai pengobatan seperti yang
terlihat pada Gambar 4.30.
87
GAMBAR 4.30
PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN JAMKESMAS TINGKAT LANJUT
TAHUN 2008
Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur merupakan provinsi dengan
jumlah PPK tertinggi untuk pelayanan tingkat lanjut, yaitu masing-masing 140, 115, dan 80
PPK. Besarnya jumlah PPK di tiga provinsi tersebut juga disebabkan tingginya jumlah
sasaran Jamkesmas. Jika di provinsi lain, jumlah anggota masyarakat miskin dan hampir
miskin kurang dari 5 juta jiwa (bahkan beberapa di antaranya kurang dari 1 juta jiwa), namun
di tiga provinsi tersebut mencapai lebih dari 10 juta jiwa.
C. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
1. Pengendalian Penyakit Polio
Pada tahun 1988, sidang ke-41 WHA (World Health Assembly) telah menetapkan
program eradikasi polio secara global (global polio eradication initiative) yang ditujukan
untuk mengeradikasi penyakit polio pada tahun 2000. Kesepakatan ini diperkuat oleh sidang
World Summit for Children pada tahun 1989, di mana Indonesia turut menandatangani
kesepakatan tersebut. Eradikasi dalam hal ini bukan sekedar mencegah terjadinya penyakit
polio, melainkan mempunyai arti yang lebih luas lagi, yaitu menghentikan terjadinya
transmisi virus polio liar di seluruh dunia.
Pengertian Eradikasi Polio adalah apabila tidak ditemukan virus polio liar indigenous
selama 3 tahun berturut-turut di suatu region yang dibuktikan dengan surveilans AFP yang
sesuai standar sertifikasi. Dasar pemikiran Eradikasi Polio adalah:
1. Manusia satu-satunya reservoir dan tidak ada longterm carrier pada manusia.
2. Sifat virus polio yang tidak tahan lama hidup di lingkungan.
3. Tersedianya vaksin yang mempunyai efektivitas > 90% dan mudah dalam pemberian.
4. Layak dilaksanakan secara operasional.
88
Di Indonesia, selama 10 tahun terakhir tidak ditemukan kasus AFP yang disebabkan
virus Polio liar. Surveilans AFP di Indonesia dilaksanakan sejak pertengahan tahun 1995.
Pencapaian kinerja sampai tahun 2002 berfluktuasi, namun sejak adanya tenaga khusus
(surveillance officer) di tingkat provinsi, kinerja menunjukkan peningkatan yang cukup
bermakna.
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan
imunisasi polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi
secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur <15 tahun
dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus Polio liar yang
berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang
dijumpai. Berdasarkan kegiatan surveilans AFP pada penduduk <15 tahun selama tahun 2003
2009, secara nasional diperoleh gambaran seperti terlihat pada Gambar 4.31 berikut ini.
GAMBAR 4.31
PERSENTASE HASIL PENGIRIMAN SPESIMEN ADEKUAT
DAN NON POLIO AFP RATE TAHUN 2003 2009
Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans, akan
dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus Polio liar yang
menyerang masyarakat. Gambar 4.31 menunjukkan bahwa persentase spesimen adekuat yang
dikirim untuk pemeriksaan virus Polio semakin meningkat, dengan demikian hasil
pemeriksaan yang dilakukan menjadi semakin mewakili kondisi di lapangan.
Target untuk non Polio AFP rate ditetapkan sebesar 2 per 100.000 anak umur < 15
tahun. Sedangkan untuk standar spesimen adekuat adalah >80%, artinya minimal 80%
spesimen tinja penderita harus sesuai dengan persyaratan yaitu diambil 14 hari setelah
kelumpuhan dan suhu spesimen 0-8C sampai di laboratorium. Dengan demikian sejak tahun
2003 hingga 2009 spesimen adekuat telah sesuai standar, kecuali pada tahun 2006 yaitu
79,10%.
89
Provinsi yang telah memenuhi target non polio AFP rate 2 per 100.000 anak umur <
15 tahun dan spesimen adekuat sesuai standar dapat dilihat pada Gambar 4.32 berikut ini.
GAMBAR 4.32a
NON POLIO AFP RATE/ 100.000 ANAK UMUR < 15 TAHUN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
GAMBAR 4.32b
PERSENTASE HASIL PENGIRIMAN SPESIMEN ADEKUAT
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
2. Pengendalian TB-Paru
Tujuan utama pengendalian TB Paru adalah: 1) menurunkan insidens TB Paru pada
tahun 2015; 2) menurunkan prevalensi TB Paru dan angka kematian akibat TB Paru menjadi
setengahnya pada tahun 2015 dibandingkan tahun 1990; 3) sedikitnya 70% kasus TB Paru
BTA+ terdeteksi dan diobati melalui program DOTS (Directly Observed Treatment
Shortcource Chemotherapy) atau pengobatan TB-Paru dengan pengawasan langsung oleh
Pengawas Menelan Obat (PMO); dan 4) sedikitnya 85% tercapai succes rate.
DOTS adalah strategi penyembuhan TB Paru jangka pendek dengan pengawasan
secara langsung. Dengan menggunakan strategi DOTS, maka proses penyembuhan TB Paru
dapat berlangsung secara cepat. DOTS menekankan pentingnya pengawasan terhadap
penderita TB Paru agar menelan obatnya secara teratur sesuai ketentuan sampai dinyatakan
sembuh. Strategi DOTS memberikan angka kesembuhan yang tinggi, dapat mencapai angka
95%. Strategi DOTS direkomendasikan oleh WHO secara global untuk menanggulangi TB
Paru.
a. Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif di antara Suspek yang diperiksa
90
GAMBAR 4.33
PERSENTASE BTA POSITIF TERHADAP SUSPEK
TAHUN 2001-2009
Menurut standar, persentase BTA+ diperkirakan 10% dari suspek yang diperkirakan di
masyarakat dengan nilai yang ditoleransi antara 5-15%. Bila angka ini terlalu kecil (< 5%)
kemungkinan disebabkan penjaringan suspek terlalu longgar. Banyak orang yang tidak
memenuhi kriteria suspek atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (negatif palsu).
Sedangkan bila angka ini terlalu besar (> 15%) kemungkinan disebabkan penjaringan terlalu
ketat atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (positif palsu). Dengan demikian,
sejak tahun 2001-2009 persentase BTA+ terhadap suspek masih dalam batas yang ditolerir.
Berarti, petugas kesehatan mampu mendiagnosis kasus BTA+ sesuai standar.
Untuk hasil proporsi pasien TB Paru BTA Positif di antara suspek yang diperiksa per
provinsi tahun 2009 dapat dilihat pada Gambar 4.34 berikut ini.
GAMBAR 4.34
PERSENTASE PASIEN TB PARU BTA+ TERHADAP SUSPEK YANG DIPERIKSA DAHAKNYA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
91
Sebanyak 30 provinsi dengan persentase pasien TB Paru BTA+ di antara suspek yang
diperiksa per provinsi sebesar 5-15%. Sedangkan provinsi dengan persentase pasien TB Paru
BTA+ terhadap suspek yang diperiksa >15% sebanyak 3 provinsi yaitu Maluku Utara,
Maluku, dan DKI Jakarta.
b. Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ (Case Detection Rate) dan Angka
Keberhasilan Pengobatan (Success Rate)
92
GAMBAR 4.36
PERSENTASE KEBERHASILAN PENGOBATAN PENDERITA TB PARU (SUCCESS RATE)
TAHUN 2008 MENURUT PROVINSI
pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga
akut harus mendapat antibiotik.
Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan harus
ditatalaksanakan sesuai standar, dengan demikian angka penemuan kasus pneumonia juga
menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA.
Secara nasional, angka cakupan penemuan penderita pneumonia pada balita hingga
saat ini masih belum mencapai target, seperti tampak pada Gambar 4.37 di bawah ini.
GAMBAR 4.37
CAKUPAN PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA
DI INDONESIA TAHUN 2005 2009
Cakupan penemuan penderita pneumonia tetap rendah sejak tahun 2005 hingga 2009.
Hambatan yang ditemui dalam meningkatkan cakupan penemuan Pneumonia balita di
puskesmas yaitu:
a. Tenaga terlatih tidak melaksanakan MTBS/Tatalaksana Standar ISPA di puskesmas.
b. Pembiayaan (logistik dan operasional) terbatas.
c. Pembinaan (bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi) secara berjenjang masih sangat
kurang.
d. ISPA merupakan pandemi yang dilupakan/tidak prioritas sedangkan masalah ISPA
merupakan masalah multisektoral.
e. Gejala Pneumonia sukar dikenali oleh orang awam maupun tenaga kesehatan yang tidak
terlatih.
Rata-rata cakupan penemuan pneumonia pada balita tahun 2009 sebesar 22,18%, yang
berarti masih jauh dari target yang sebesar 86%. Provinsi NTB memiliki cakupan relatif tinggi
yaitu sebesar 71,45%. Provinsi dengan cakupan tertinggi berikutnya adalah Jawa Barat
(46,16%) dan Kep. Bangka Belitung (41,41%).
4. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS
Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV/AIDS di
samping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya
94
pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan
konseling.
Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV/AIDS terhadap darah
donor, pemantauan pada kelompok berisiko penderita Penyakit Menular Seksual (PMS)
seperti Wanita Penjaja Seks (WPS), penyalahguna obat dengan suntikan (IDUs), penghuni
Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) atau sesekali dilakukan penelitian pada kelompok berisiko
rendah seperti ibu rumah tangga dan sebagainya. Hasil pelaksanaan surveilans HIV/AIDS
selama tujuh tahun terakhir terlihat pada Tabel 4.2 berikut ini.
TABEL 4.2
PENEMUAN PENDERITA HIV/AIDS DI INDONESIA
TAHUN 2003 2009
Tahun
Pengidap HIV
Per tahun
Kumulatif
Penderita AIDS
Per tahun
Kumulatif
Kumulatif
2003
168
2.720
316
1.487
261
479
2004
649
3.369
1.195
2.682
361
740
2005
875
4.244
2.638
5.321
592
1.332
2006
986
5.230
2.873
8.194
539
1.871
2007
836
6.066
2.947
11.141
498
2.369
4.969
16.110
993
3.362
3.863
19.973
484
3.846
2008
2009
6.015
Dalam perjalanan penyakit dari HIV positif menjadi AIDS dikenal istilah window
periods, yang tidak diketahui dengan pasti periodisasinya sehingga kelompok ini menjadi
sangat potensial dalam menularkan penyakit. Pada kelompok ini di samping dilakukan
pengobatan, yang lebih utama adalah dilakukan konseling untuk menumbuhkan rasa tanggung
jawab dalam ikut aktif mencegah terjadinya penularan lebih lanjut.
5. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang
perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat.
Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa
(KLB) di Indonesia.
Upaya pemberantasan demam berdarah terdiri dari 3 hal yaitu: 1) peningkatan
kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vektor; 2) diagnosis dini dan pengobatan dini; dan
3) peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD. Upaya pemberantasan
vektor ini yaitu dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik berkala.
Keberhasilan kegiatan PSN antara lain dapat diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ).
95
Apabila ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau
dikurangi.
Metode yang tepat guna untuk mencegah DBD adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) melalui 3M plus (Menguras, Menutup dan Mengubur) plus menabur larvasida,
penyebaran ikan pada tempat penampungan air serta kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat
mencegah/memberantas nyamuk Aedes berkembang biak.
Angka Bebas Jentik (ABJ) sebagai tolak ukur upaya pemberantasan vektor melalui
PSN-3M menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat dalam mencegah DBD. Oleh karena itu
pendekatan pemberantasan DBD yang berwawasan kepedulian masyarakat merupakan salah
satu alternatif pendekatan baru.
Surveilans vektor dilakukan melalui kegiatan pemantauan jentik oleh petugas
kesehatan maupun juru/kader pemantau jentik (Jumantik/Kamantik). Pengembangan sistem
surveilans vektor secara berkala perlu terus dilakukan terutama dalam kaitannya dengan
perubahan iklim dan pola penyebaran kasus. Sejak tahun 2004 sampai dengan 2009 hanya
beberapa provinsi yang melaporkan data ABJ, hal ini dikarenakan kegiatan Pemantauan
Jentik Berkala (PJB) belum menjadi prioritas kegiatan program di sebagian besar wilayah.
Gambar 4.38 menyajikan perkembangan ABJ tahun 2004-2009. Sejak tahun 2005
sampai tahun 2008 ABJ cenderung meningkat, namun pada tahun 2009 menurun. Selama
jangka waktu 2004-2009 ABJ masih di bawah target 95%.
GAMBAR 4.38
PERBANDINGAN ANGKA BEBAS JENTIK
TAHUN 2004 2009
Gambar 4.39 memperlihatkan bahwa persentase kasus DBD yang ditangani meningkat
setiap tahun, yakni 40% pada tahun 2006 menjadi 83,21% pada tahun 2008.
96
GAMBAR 4.39
CAKUPAN KASUS DBD DITANGANI
TAHUN 2006 2008
1. Kepulauan Seribu (Provinsi DKI Jakarta), Pulau Bali, dan pulau Batam pada tahun 2010;
2. Pulau Jawa, Provinsi Aceh, dan Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2015;
3. Pulau Sumatera (kecuali Provinsi Aceh dan Kepulauan Riau), Provinsi NTB, Pulau
Kalimantan, dan Pulau Sulawesi pada tahun 2020; dan
4. Provinsi NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua pada tahun 2030.
Kebijakan eliminasi malaria dilakukan secara menyeluruh dan terpadu oleh
pemerintah, pemerintah daerah bersama mitra kerja pembangunan termasuk LSM, dunia
usaha, lembaga donor, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan dan masyarakat. Selain
itu eliminasi dilaksanakan secara bertahap dari kabupaten/kota, provinsi, dan dari satu pulau
atau ke beberapa pulau sampai ke seluruh wilayah Indonesia menurut tahapan yang
didasarkan pada situasi malaria dan kondisi sumber daya yang tersedia. Beberapa capaian
upaya pengendalian penyakit malaria disajikan pada uraian berikut ini.
a. Persentase penduduk yang menggunakan cara pencegahan yang efektif
untuk memerangi malaria
Situasi penduduk yang menggunakan cara pencegahan yang efektif untuk memerangi
malaria diketahui berdasarkan survei penduduk yang menggunakan cara pencegahan yang
efektif untuk memerangi malaria dengan kelambu. Pada tahun 2005 diketahui sebesar 1%,
dan pada tahun 2006 berdasarkan survei yang dilaksanakan di NTT (Alor, Sumba Barat, dan
Flores Timur) dan beberapa kabupaten di wilayah Sumatera rata-rata sebesar 24%. Pada tahun
2008 berdasarkan survei di Aceh, Sumut (Kab. Nias dan Nias Selatan) serta di 5 provinsi
wilayah timur diketahui bahwa persentase penduduk yang menggunakan kelambu yaitu pada
balita rata-rata sebesar 86,7% dan pada ibu hamil sebesar 87,75%. Target penduduk yang
menggunakan cara pencegahan yang efektif untuk memerangi malaria pada tahun 2009 adalah
sebesar 75%.
b. Persentase Penderita Malaria yang Diobati
dibandingkan kasus malaria klinis cenderung meningkat. Pada tahun 2004 sebesar 48%
menjadi 76% pada tahun 2009 seperti diperlihatkan pada gambar berikut ini.
GAMBAR 4.40
CAKUPAN KONFIRMASI LABORATORIUM/MIKROSKOP MALARIA
TAHUN 2004 - 2009
Suspek Positif
Penderita Cacat
Tingkat II (%)
PB
MB
NCDR
(per 100.000 penduduk)
2004
3.615
12.957
7,8
8,6
2005
4 056
15 639
89
87
2006
3 550
14 750
83
86
2007
3.643
14.083
7,8
8,6
2008
3.113
14.328
7,41
9,6
2009
2.958
13.500
7,1
10,27
99
100
GAMBAR 4.41
PERSENTASE PENATALAKSANAAN KASUS KLINIS FILARIASIS
TAHUN 2005-2009
101
GAMBAR 4.43
KABUPATEN/KOTA ENDEMIS FILARIASIS YANG MELAKSANAKAN
PENGOBATAN MASSAL DI INDONESIA, TAHUN 2009
Pada tahun 2009, target pemberian obat massal pencegahan filariasis adalah sekitar 32
juta penduduk, sedangkan realisasinya sebanyak 16,3 juta penduduk (51%). Cakupan POMP
filariasis setiap tahunnya dari tahun 2005 sampai tahun 2009 terlihat ada peningkatan seperti
terlihat pada Gambar 4.44 berikut ini.
GAMBAR 4.44
CAKUPAN POMP FILARIASIS
DI INDONESIA, TAHUN 2005-2009
9. Surveilans Vektor
Salah satu kegiatan yang harus diperhatikan dalam surveilans vektor adalah
monitoring resistensi vektor terhadap insektisida yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
Dinas Kesehatan serta Unit Pelaksana Teknis (UPT) dalam kebijakan pengendalian vektor di
lapangan.
102
Pengendalian vektor yang dilakukan oleh swasta serta pemakaian insektisida rumah
tangga merupakan permasalahan tersendiri yang tidak bisa diabaikan, karena penggunaan di
masyarakat tidak terpantau yang akan dapat mempercepat terjadinya resistensi. Pengendalian
vektor saat ini identik dengan penggunaan insektisida, meskipun upaya pengendalian dengan
metode lain juga perlu dipertimbangkan. Dengan kondisi seperti itu, maka pengawasan atau
monitoring terhadap penggunaan insektisida dan dampaknya perlu dilakukan agar hasilnya
tetap efektif.
Kegiatan pengendalian vektor yang dilaksanakan antara lain monitoring efikasi dan
resistensi serta cakupan mutu pengendalian vektor malaria dan demam berdarah dengue.
Hasil pengendalian vektor sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada beberapa
gambar berikut ini.
Pada Gambar 4.45 terlihat bahwa terjadi penurunan kegiatan pemberantasan vektor
malaria berdasarkan surveilans vektor. Pada tahun 2008 dan 2009 cakupan pemberantasan
vektor malaria berada di bawah target pada tahun tersebut.
GAMBAR 4.45
CAKUPAN PEMBERANTASAN VEKTOR MALARIA
BERDASARKAN SURVEILANS VEKTOR TAHUN 2005 - 2009
Kegiatan yang dilakukan tahun 2007-2009 meliputi monitoring kerentanan vektor dan
efikasi insektisida serta evaluasi terhadap mutu pengendalian vektor malaria, demam berdarah
dengue, dan hasil survei jentik nyamuk demam berdarah dengue. Gambar 4.46 menyajikan
cakupan kerentanan vektor penyakit bersumber binatang tahun 2007 2009.
103
GAMBAR 4.46
CAKUPAN KERENTANAN VEKTOR PENYAKIT BERSUMBER BINATANG
TAHUN 2007 - 2009
Gambar 4.47 menunjukkan bahwa selama tiga tahun (2007, 2008 dan 2009) mutu
pengendalian vektor malaria belum mencapai target, karena belum semua kabupaten/kota
melakukan pengendalian vektor berdasarkan fakta yaitu data entomologi dan faktor risiko
lingkungan.
GAMBAR 4.47
CAKUPAN EVALUASI MUTU PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA
TAHUN 2007 - 2009
Gambar 4.48 menunjukkan bahwa selama tiga tahun (2007, 2008 dan 2009) mutu
pengendalian vektor penyakit demam berdarah dengue (DBD) belum mencapai target, karena
belum semua kabupaten/kota melakukan pengendalian vektor berdasarkan informasi dan data
entomologi.
104
GAMBAR 4.48
CAKUPAN EVALUASI MUTU PENGENDALIAN VEKTOR DBD
TAHUN 2007 - 2009
18
11
19
17
22
20
25
14
16
2
14
25
13
15
23
21
10
16
15
21
12
21
1
24
1
22
16
20
20
17
4
20
7
21
24
Keterangan :
1. An.aconitus
2. An.annularis
3. An.balabacensis
4. An.barbirostris
5. An.bancrofti
6. An.barbumbrosus
7. An. flavirostris
8. An.farauti
9. An.karwari
10. An.koliensis
105
Anemia gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang
disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Di
Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga
disebut anemia kekurangan zat besi atau anemia gizi besi.
Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan masalah gizi terutama
anemia gizi besi. Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001,
prevalensi anemia ibu hamil sebesar 40,1% dan pada tahun 2007 turun menjadi 24,5%
(Riskesdas, 2007). Namun demikian keadaan ini mengindikasikan bahwa anemia gizi besi
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat
ini terfokus pada pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil. Ibu hamil mendapat
tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilannya.
Cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (Fe) selama 4 tahun
terakhir dapat dilihat pada gambar berikut.
GAMBAR 4.50
PERSENTASE IBU HAMIL YANG MENDAPAT TABLET FE
TAHUN 2006 - 2009
Cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (Fe) selama tahun 20062008 terlihat ada kecenderungan turun setiap tahun baik cakupan Fe1 maupun Fe3, namun
meningkat pada tahun 2009. Cakupan Fe1 dan Fe3 tahun 2006 masing-masing sebesar 71,1%
106
dan 64,5%, sedangkan pada tahun 2008 turun menjadi 53,1% dan 48,1%. Pada tahun 2009
cakupan pemberian Fe1 naik menjadi 76,9% dan Fe3 naik menjadi 68,7%. Sebaran cakupan
pemberian tablet tambah darah (Fe3) pada ibu hamil menurut provinsi dapat dilihat pada
Gambar 4.51 berikut ini.
GAMBAR 4.51
PERSENTASE IBU HAMIL YANG MENDAPAT TABLET TAMBAH DARAH (FE3)
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
Provinsi dengan cakupan tertinggi adalah Provinsi Bali (90,43%), Kep. Bangka
Belitung (84,85%) dan Nusa Tenggara Barat (81,51%). Sedangkan cakupan terendah adalah
Provinsi Papua (31,57%), Sulawesi Tengah (36,12%), dan Sulawesi Barat (38,19%).
Cakupan pemberian tablet tambah darah terkait erat dengan antenatal care (ANC).
Analisis cakupan K4 dengan Fe3 sering menunjukkan adanya kesenjangan yang cukup besar,
hal ini disebabkan karena belum optimalnya koordinasi sistem pencatatan dan pelaporan antar
program terkait.
2. Pemberian Kapsul Vitamin A
Tujuan pemberian kapsul vitamin A pada balita adalah untuk menurunkan prevalensi
dan mencegah kekurangan vitamin A pada balita. Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti
efektif untuk mengatasi masalah kekurangan vitamin A (KVA) pada masyarakat apabila
cakupannya tinggi. Bukti-bukti lain menunjukkan peranan vitamin A dalam menurunkan
secara bermakna angka kematian anak, maka selain untuk mencegah kebutaan, pentingnya
pemberian vitamin A saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan hidup, kesehatan dan
pertumbuhan anak.
107
Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan, serta meningkatkan
daya tahan tubuh. Anak-anak yang mendapat cukup vitamin A, bila terkena diare, campak
atau penyakit infeksi lain, maka penyakit-penyakit tersebut tidak mudah menjadi parah,
sehingga tidak membahayakan jiwa anak.
Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi (umur 6-11 bulan)
diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI, anak balita (umur 1-4 tahun) diberikan kapsul vitamin
A 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga bayinya akan
memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pada bayi (6-11 bulan) diberikan setahun
sekali pada bulan Februari atau Agustus; dan untuk anak balita enam bulan sekali, yang
diberikan secara serentak pada bulan Februari dan Agustus. Sedangkan pemberian kapsul
vitamin A pada ibu nifas, diharapkan dapat dilakukan terintegrasi dengan pelayanan
kesehatan ibu nifas. Namun dapat pula diberikan di luar pelayanan tersebut selama ibu nifas
tersebut belum mendapatkan kapsul vitamin A.
Persentase cakupan pemberian vitamin A balita dan ibu nifas, pada 3 tahun terakhir
dapat dilihat pada Gambar 4.52 berikut ini.
GAMBAR 4.52
PERSENTASE BALITA DAN IBU NIFAS YANG MENDAPAT KAPSUL VITAMIN A
TAHUN 2007 - 2009
Cakupan pemberian vitamin A pada bayi dan balita tiga tahun terakhir sudah
menunjukkan angka diatas 80% dan relatif angka cakupannya tidak berbeda jauh dari tahun
ke tahun. Namun demikian untuk cakupan vitamin A ibu nifas angkanya masih di bawah
80%, walaupun demikian ada kecenderungan cakupannya makin meningkat selama tiga tahun
terakhir. Dengan demikian masih diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan cakupan
tersebut, antara lain melalui peningkatan integrasi pelayanan kesehatan ibu nifas, sweeping
pada daerah yang cakupannya masih rendah, dan kampanye pemberian kapsul vitamin A.
Masalah vitamin A pada balita secara klinis sudah tidak merupakan masalah kesehatan
masyarakat (prevalensi xeropthalmia < 0,5%). Hasil studi masalah gizi mikro di 10 kota pada
108
10 provinsi tahun 2006, diperoleh prevalensi xeropthalmia pada balita 0.13%, sedangkan hasil
survey vitamin A tahun 1992 menunjukkan prevalensi xeropthalmia sebesar 0,33%.
Namun demikian kekurangan vitamin A (KVA) subklinis, yaitu tingkat yang belum
menampakkan gejala nyata, masih menimpa masyarakat luas terutama kelompok balita. KVA
tingkat subklinis ini hanya dapat diketahui dengan memeriksa kadar vitamin A dalam darah di
laboratorium. Di samping itu sebaran cakupan pemberian vitamin A pada balita menurut
provinsi masih ada yang di bawah 80%. Dengan demikian kegiatan pemberian vitamin A
pada balita dan ibu nifas masih perlu dilanjutkan, karena bukan hanya untuk kesehatan mata
dan mencegah kebutaan, dan lebih penting lagi, vitamin A meningkatkan kelangsungan hidup
anak, kesehatan dan pertumbuhan anak.
Gambar berikut menyajikan persentase balita dan ibu nifas yang mendapat kapsul
vitamin A menurut provinsi.
GAMBAR 4.53
PERSENTASE BALITA YANG MENDAPAT KAPSUL VITAMIN A
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
Hasil laporan Dinas Kesehatan Provinsi tahun 2009, cakupan pemberian kapsul
vitamin A pada balita 83,3%. Provinsi dengan cakupan tertinggi, masing-masing: Jawa
Tengah (98,6%), DI Yogjakarta (96,1%) dan Kalimantan Selatan (93,2%). Sedangkan
provinsi yang cakupannya terendah, masing-masing: Papua Barat (29,1%), Papua (43,5%)
dan Maluku (65,0%).
109
GAMBAR 4.54
PERSENTASE IBU NIFAS YANG MENDAPAT KAPSUL VITAMIN A
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi tahun 2009, cakupan pemberian kapsul
vitamin A pada Ibu Nifas sebesar 63,0%. Provinsi dengan cakupan tertinggi, masing-masing:
Riau (100,0%), Bali (91,0%), Gorontalo (87,4%) dan Jawa Tengah (87,4%). Sedangkan
Provinsi yang cakupannya terendah, masing-masing Papua Barat (27,4%), Jambi (32,4%) dan
Aceh (33,2%).
3. Cakupan Konsumsi Garam Beryodium
110
GAMBAR 4.55
PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MENGKONSUMSI
GARAM BERYODIUM CUKUP MENURUT PROVINSI TAHUN 2007
Provinsi dengan cakupan konsumsi garam cukup beryodium terendah adalah Nusa
Tenggara Barat (27,9%), Nusa Tenggara Timur (31,0%) dan Sulawesi Barat (34,2%),
sedangkan provinsi dengan cakupan tertinggi adalah Kep. Bangka Belitung (98,7%), Jambi
(94,4%) dan Sumatera Selatan (93,0%).
Masalah masih rendahnya cakupan konsumsi garam beryodium di masyarakat antara
lain karena belum optimalnya penggerakan masyarakat dan kampanye dalam mengkonsumsi
garam beryodium, serta dukungan regulasi yang belum memadai. Di samping itu masalah lain
adalah belum rutinnya pelaksanaan pemantauan garam beryodium di masyarakat secara terus
menerus.
4. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif
Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara
eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai
umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI yang bergizi
sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya.
Secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia berfluktuasi selama 3
tahun terakhir. Pada Gambar 4.56 terlihat bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi
05 bulan turun dari 62,2% tahun 2007 menjadi 56,2% pada tahun 2008, namun meningkat
lagi pada tahun 2009 menjadi 61,3%. Sedangkan cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi
111
sampai 6 bulan turun dari 28,6% pada tahun 2007 menjadi 24,3% pada tahun 2008 dan naik
lagi menjadi 34,3% pada tahun 2009.
GAMBAR 4.56
PERSENTASE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 0-5 BULAN DAN 6 BULAN
TAHUN 2004 - 2009
Cakupan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi beberapa hal, terutama masih sangat
terbatasnya tenaga konselor ASI, belum adanya peraturan perundangan tentang pemberian
ASI serta belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, dan kampanye terkait
pemberian ASI maupun MP-ASI, masih kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana KIE
ASI dan MP-ASI dan belum optimalnya membina kelompok pendukung ASI dan MP-ASI.
Gambar 4.57 berikut ini menyajikan persentase cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi
0-5 bulan dan 6 bulan menurut provinsi tahun 2009.
GAMBAR 4.57
PERSENTASE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 0-6 BULAN
MENURUT PROVINSI 2009
112
Berdasarkan data Susenas 2009, provinsi dengan cakupan pemberian ASI eksklusif 06 bulan bulan terendah adalah Jawa Timur (48,8%), Jawa Tengah (52,2%) dan Aceh (52,2%).
Sedangkan provinsi dengan cakupan tertinggi ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (78.3%),
Bengkulu (75,8%) dan Nusa Tenggara Timur (75,2%).
Cakupan pemberian ASI eksklusif 6 bulan menurut provinsi dapat dilihat pada
Gambar 4.58 berikut ini.
GAMBAR 4.58
PERSENTASE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6 BULAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
Provinsi dengan cakupan pemberian ASI eksklusif 6 bulan terendah adalah Gorontalo
(14,3%), Papua Barat (16,7%) dan Kalimantan Barat (19,5%). Sedangkan provinsi dengan
cakupan tertinggi ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (54.3%), Bengkulu (54,2%) dan
Maluku (53,1%).
Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif 0-5 bulan maupun 6 bulan dapat
disebabkan karena masih kurangnya pemahaman masyarakat bahkan petugas kesehatan
sekalipun tentang manfaat dan pentingnya pemberian ASI eksklusif kepada bayi usia 0-5
bulan. Di lain pihak adanya promosi dan pemasaran yang begitu intensif terkait susu formula
yang kadang sulit untuk dikendalikan. Mungkin pula masih banyak Rumah Sakit (RS) yang
belum mendukung peningkatan pemberian ASI eksklusif, yang dapat ditandai dengan belum
melakukan rawat gabung antara ibu dan bayinya, dan belum atau masih rendahnya melakukan
inisiasi menyusui dini (IMD) serta masih bebas beredarnya susu formula di lingkungan RS.
Upaya terobosan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif
antara lain melalui upaya peningkatan pengetahuan petugas tentang manfaat ASI eksklusif,
penyediaan fasilitas menyusui di tempat kerja, peningkatkan pengetahuan dan keterampilan
ibu, peningkatan dukungan keluarga dan masyarakat serta upaya untuk mengendalikan
pemasaran susu formula. Selain itu perlu juga penerapan 10 (sepuluh) langkah menuju
113
114
GAMBAR 4.59
PERSENTASE KUNJUNGAN BALITA YANG DITIMBANG DI POSYANDU (D/S)
MENURUT PROVINSI 2009
korban akibat bencana gempa bumi selama tahun 2009 sebanyak 1,209 meninggal, 1.234 luka
berat yang memerlukan rawat inap, 9.224 luka ringan/rawat jalan, 27 korban hilang, dan
sebanyak 205.210 pengungsi. Rincian kejadian bencana menurut jenis dan jumlah korban pada
tahun 2009 dapat dilihat pada Lampiran 4.27.
Demikian gambaran mengenai situasi upaya kesehatan di Indonesia sampai dengan tahun
2009.
***
116
Sarana kesehatan yang disajikan dalam bab ini meliputi: puskesmas, rumah sakit
(rumah sakit umum dan rumah sakit khusus), sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM), sarana produksi dan distribusi kefarmasian dan alat kesehatan,
serta institusi pendidikan tenaga kesehatan.
1. Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas merupakan salah
satu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas sebagai unit
pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan,
harus melakukan upaya kesehatan wajib (basic six) dan beberapa upaya kesehatan pilihan
yang disesuikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta
kebijakan pemerintah daerah setempat. Puskesmas memiliki fungsi sebagai : 1) pusat
pembangunan berwawasan kesehatan; 2) pusat pemberdayaan masyarakat; 3) pusat
pelayanan kesehatan masyarakat primer; dan 4) pusat pelayanan kesehatan perorangan
primer.
Jumlah puskesmas di Indonesia sampai dengan akhir tahun 2009 sebanyak 8.737
unit, dengan rincian jumlah puskesmas perawatan 2.704 unit dan puskesmas non
perawatan sebanyak 6.033 unit. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui
keterjangkauan penduduk terhadap puskesmas adalah rasio puskesmas per 100.000
penduduk. Dalam kurun waktu 2005 hingga 2009, rasio ini menunjukkan adanya
peningkatan. Rasio puskesmas per 100.000 penduduk pada tahun 2005 sebesar 3,50, pada
tahun 2009 meningkat menjadi 3,78, seperti terlihat pada Gambar 5.1 berikut ini.
118
GAMBAR 5.1
RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2005-2009
unit pada tahun 2009. Perkembangan jumlah puskesmas perawatan dan non perawatan
pada tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Gambar 5.3. Rincian mengenai jumlah
puskesmas perawatan dan non perawatan menurut provinsi terdapat pada Lampiran 5.2.
GAMBAR 5.3
JUMLAH PUSKESMAS PERAWATAN DAN NON PERAWATAN
TAHUN 2005 2009
120
khusus. Pada tahun 2005 terdapat 1.268 rumah sakit di Indonesia, jumlah ini naik 20,11%
menjadi 1.523 unit pada tahun 2009.
Tabel 5.1 berikut menampilkan perkembangan jumlah rumah sakit (umum dan
khusus) di Indonesia tahun 2005-2009. Sedangkan jumlah seluruh rumah sakit pada tahun
2009 menurut pengelola dan provinsi terdapat pada Lampiran 5.4.
TABEL 5.1
PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT (UMUM & KHUSUS)
DI INDONESIA TAHUN 2005 2009
No.
Pengelola/Kepemilikan
2005
2006
2007
2008
2009
Kementerian Kesehatan
dan Pemerintah Provinsi/
Kabupaten/Kota
452
464
477
509
552
TNI/POLRI
112
112
112
112
125
BUMN/Kementerian Lain
78
78
78
78
78
Swasta
626
638
652
673
768
1.268
1.292
1.319
1.372
1.523
Jumlah
Selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2005-2009) jumlah rumah sakit umum baik
yang dikelola oleh institusi pemerintah maupun sektor swasta mengalami peningkatan,
pada tahun 2005 terdapat 995 unit menjadi 1.202 unit pada tahun 2009. Jumlah rumah
sakit umum di Indonesia menurut pengelolanya dapat dilihat pada Lampiran 5.5. dan
jumlah rumah sakit umum dan khusus di Indonesia menurut provinsi dapat dilihat pada
Lampiran 5.4. Perkembangan RSU di Indonesia selama 5 tahun terakhir dapat dilihat
pada Gambar 5.4 berikut ini.
GAMBAR 5.4
PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM
DI INDONESIA TAHUN 2005 2009
121
Dari rumah sakit umum yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan dan
pemerintah daerah menunjukkan bahwa sebagian besar tergolong RSU kelas C. Dari
jumlah 465 RSU, terdapat 245 unit (52,69%) kelas C, 118 unit (25,38%) kelas B, 92 unit
(19,78%) kelas D dan 10 unit (2,15%) kelas A. Gambar 5.5 berikut ini menyajikan
persentase RSU menurut kelas.
GAMBAR 5.5
PERSENTASE RUMAH SAKIT UMUM
MILIK KEMENTERIAN KESEHATAN DAN PEMERINTAH DAERAH
MENURUT KELAS TAHUN 2009
122
GAMBAR 5.6
PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT KHUSUS
DI INDONESIA TAHUN 2005 2009
Sebagian besar rumah sakit khusus tersebut adalah RS Ibu dan Anak sebanyak 95
unit dan RS Bersalin sebanyak 60 unit, seperti dapat dilihat pada Gambar 5.7. Jumlah
rumah sakit khusus beserta jumlah tempat tidurnya tahun 2005-2009 terdapat pada
Lampiran 5.8.
GAMBAR 5.7
JUMLAH RUMAH SAKIT KHUSUS (RSK) DI INDONESIA TAHUN 2009
Jumlah tempat tidur suatu rumah sakit dapat digunakan untuk menggambarkan
kemampuan rumah sakit tersebut dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Jumlah tempat tidur pada rumah sakit umum dan rumah sakit khusus dalam
5 tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan. Gambaran peningkatan tersebut dapat
123
dilihat pada Gambar 5.8 di bawah ini. Rincian jumlah tempat tidur pada rumah sakit
khusus dapat dilihat pada Lampiran 5.8.
GAMBAR 5.8
PERKEMBANGAN JUMLAH TEMPAT TIDUR
RUMAH SAKIT UMUM (RSU) DAN RUMAH SAKIT KHUSUS (RSK)
DI INDONESIA TAHUN 2005 2009
Rasio tempat tidur rumah sakit terhadap penduduk juga dapat menggambarkan
tingkat ketersediaan sarana pelayanan kesehatan rujukan. Rasio tempat tidur per 100.000
penduduk dari tahun 2005-2009 juga mengalami peningkatan, rasio pada tahun 2005
sebesar 62,49 naik menjadi 70,74 pada tahun 2009. Gambar 5.9 menyajikan jumlah
tempat tidur dan rasio tempat tidur per 100.000 penduduk di rumah sakit pada tahun
2005-2009.
GAMBAR 5.9
JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT DAN
RASIONYA PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2005 2009
124
Proporsi tempat tidur di rumah sakit umum dan rumah sakit khusus menurut kelas
perawatan menunjukkan gambaran bahwa sebagian besar adalah Kelas III, yaitu sebesar
39,5%, diikuti oleh Kelas II sebesar 20,2% dan Kelas I sebesar 10,6%. Selain tiga jenis
kelas perawatan tersebut, terdapat kelas VIP sebesar 7,5% dan tanpa kelas sebesar 22,1%.
Rincian mengenai jumlah dan persentase tempat tidur di RSU dan RSK menurut jenis
kelas perawatan dan provinsi terdapat pada Lampiran 5.6.
3. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
Salah satu kebijakan pelaksanaan dalam Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
adalah pengendalian obat dan perbekalan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan.
Sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan dapat
digunakan untuk melihat kemampuan ketersediaan obat dan alat kesehatan bagi
masyarakat. Selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir terlihat adanya kecenderungan
peningkatan jumlah sarana produksi kefarmasian dan alat kesehatan. Hal tersebut dapat
dilihat pada Gambar 5.10. Jumlah sarana produksi di Indonesia pada tahun 2009 dirinci
menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.9.
GAMBAR 5.10
JUMLAH SARANA PRODUKSI KEFARMASIAN
DAN ALAT KESEHATAN TAHUN 2005-2009
Jumlah sarana distribusi kefarmasian dan alat kesehatan selama lima tahun
terakhir (2005-2009) terdapat pada Gambar 5.11. Jumlah sarana distribusi di Indonesia
pada tahun 2009 dirinci menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.10.
125
GAMBAR 5.11
JUMLAH SARANA DISTRIBUSI KEFARMASIAN
DAN ALAT KESEHATAN 2005 -2009
126
GAMBAR 5.12
RASIO POSYANDU TERHADAP JUMLAH DESA/KELURAHAN TAHUN 2009
127
GAMBAR 5.13
RASIO POSKESDES TERHADAP JUMLAH DESA DI INDONESIA TAHUN 2009
128
GAMBAR 5.14
PERKEMBANGAN JUMLAH PROGRAM STUDI INSTITUSI DIKNAKES POLTEKKES DAN
NON POLTEKKES DI INDONESIA TAHUN 2002-2009
Gambar 5.16 menunjukan jumlah program studi pada institusi Diknakes Non
Poltekkes; untuk prodi keperawatan terdiri dari keperawatan, kebidanan dan kesehatan
gigi; untuk prodi keterapian fisik terdiri dari fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara dan
129
akupunktur. Jika dilihat berdasarkan kepemilikan dari 919 institusi Diknakes Non
Poltekkes tahun 2009 sebanyak 793 institusi (86,29%) dengan status kepemilikan swasta
sedangkan selebihnya milik TNI/POLRI dan Pemda, untuk lebih rinci dapat dilihat pada
Lampiran 5.15.
GAMBAR 5.16
JUMLAH PROGRAM STUDI PADA INSTITUSI DIKNAKES NON POLTEKKES
DI INDONESIA TAHUN 2009
b. Akreditasi Institusi
Dengan banyaknya institusi pendidikan tenaga kesehatan yang ada saat ini,
Kementerian Kesehatan berusaha melakukan upaya untuk terus meningkatkan kualitas
pendidikan. Akreditasi merupakan salah satu upaya pembinaan yang dilakukan pemerintah
terhadap institusi-institusi pendidikan kesehatan yang ada, selain itu juga untuk melihat
kualitas dari masing-masing institusi.
Akreditasi dilaksanakan bagi institusi baru yang telah menjalankan perkuliahan
sampai dengan semester V (lima), dan institusi lama yang telah habis masa berlaku
akreditasinya. Pada tahun 2002, institusi Diknakes milik Kemenkes mengalami
perubahan status kelembagaan dari Akademi menjadi Poltekkes. Untuk melihat
perubahan-perubahan yang terjadi pada Poltekkes, mulai tahun 2004 Pusdiknakes
melakukan akreditasi terhadap jurusan/program studi Poltekkes yang ada. Sampai tahun
2009 ada 180 prodi Poltekkes (81,45%) telah diakreditasi dan yang belum terakreditasi
sebanyak 32 prodi (18,55%). Dari jumlah yang sudah terakreditasi, terdapat 77 prodi
(42,8%) dengan strata A, 96 prodi (53,3%) dengan strata B dan 7 prodi (3,9%) dengan
strata C. Gambar 5.17 berikut ini menunjukkan persentase akreditasi program studi pada
institusi Poltekkes. Informasi selengkapnya mengenai jumlah dan persentase program
studi Poltekkes yang telah terakreditasi menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran
5.12.
130
GAMBAR 5.17
PERSENTASE STRATA AKREDITASI
PROGRAM STUDI POLTEKKES DI INDONESIA TAHUN 2009
Akreditasi juga dilakukan pada institusi Diknakes Non Poltekkes. Jumlah institusi
yang telah terakreditasi sebanyak 546 institusi (59,41%) dan yang belum terakreditasi
sebanyak 373 institusi (40,59%). Dari jumlah yang sudah terakreditasi, terdapat 72
institusi (13,21%) dengan strata A, 428 institusi (78,53%) dengan strata B dan 46 institusi
(8,44%) dengan strata C. Gambar 5.18 berikut ini menunjukkan persentase strata
akreditasi institusi Diknakes Non Poltekkes pada tahun 2009. Sedangkan informasi
selengkapnya menurut provinsi terdapat pada Lampiran 5.14.
GAMBAR 5.18
PERSENTASE STRATA AKREDITASI
INSTITUSI DIKNAKES NON POLTEKKES DI INDONESIA TAHUN 2009
sedangkan kepemilikan oleh Pemerintah Daerah sebesar 10,45% dan TNI/POLRI sebesar
3,26%. Informasi lebih rinci mengenai jumlah dan persentase institusi Diknakes Non
Poltekkes menurut kepemilikan dapat dilihat pada Lampiran 5.15.
c. Peserta didik
Jumlah peserta didik institusi pendidikan tenaga kesehatan baik poltekes maupun
non poltekkes jalur umum tahun ajaran 2009/2010 (296.132 orang) dibanding tahun
ajaran 2008/2009 (260.854 orang) mengalami kenaikan sebanyak 35.278 orang atau
13,5%. Hal ini disebabkan karena jumlah institusi pendidikan tenaga kesehatan yang juga
mengalami kenaikan.
Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, diperlukan
tenaga kesehatan yang lebih berkualitas. Sehubungan dengan hal tersebut sejak tahun
2004, selain menyelenggarakan D-III Poltekkes juga menyelenggarakan program D-IV
dan Kelas Internasional. Pada tahun 2009 program D-IV yang ada di seluruh Indonesia
memiliki peserta didik sebanyak 2020.
Program D-IV mempunyai jenis institusi pendidikan yang lebih khusus bidang
keilmuannya yaitu untuk jenis institusi keperawatan, kebidanan dan kesehatan gigi. Jenis
institusi keperawatan terdiri dari keperawatan medical bedah, keperawatan gawat darurat,
keperawatan klinik kemahiran, keperawatan kardiovaskuler, keperawatan anestesi,
keperawatan jiwa, keperawatan intensive dan keperawatan anestesi reanimasi. Jenis
institusi kebidanan terdiri dari bidan pendidik dan kebidanan komunitas. Jenis institusi
kesehatan gigi terdiri dari kesehatan gigi, kesehatan gigi komunitas, kesehatan gigi
prothodansia, dental bedah mulut dan perawat gigi pendidik. Informasi lebih rinci
mengenai jumlah peserta didik program D-IV menurut jenis institusi pendidikan dapat
dilihat pada Lampiran 5.27.
d. Lulusan
Jumlah lulusan Poltekkes dan Non Poltekkes pada tahun 2009 adalah 62.371
orang, yang terdiri dari lulusan Poltekkes adalah 14.357 orang (23,02%) dan lulusan Non
Poltekkes sebanyak 48.014 orang (76,98%). Jumlah lulusan Poltekkes dan Non Poltekkes
terbanyak pada jurusan keperawatan sebanyak 29.920 orang kemudian jurusan kebidanan
sebanyak 18.545 orang.
132
TABEL 5.2
JUMLAH LULUSAN PROGRAM DIPLOMA III POLTEKKES DAN NON POLTEKKES
TAHUN 2002-2009
Rerata
Tahun
Jenis Tenaga
Total
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Lulusan
per
tahun
Keperawatan
17,139
18,722
25,329
22,943
23,811
25,200
26,446
28,835
188,425
23,553
3,488
3,957
6,250
5,951
8,264
13,337
9,131
18,545
68,923
8,615
439
711
627
773
742
857
1166
1,085
6,400
800
Kefarmasian
1,095
1,722
1,712
1,836
2,236
2,285
5,562
4,864
21,312
2,664
Kesehatan Lingkungan
1,573
1,691
1,923
1,855
1,557
1,396
1,870
1,685
13,550
1,694
Gizi
1,166
1,545
1,366
1,519
1,415
1,693
2,039
1,812
12,555
1,569
432
581
740
739
858
965
998
781
6,094
762
Kebidanan
Kesehatan Gigi
Keterapian Fisik
Keteknisian Medis
Jumlah
3,121
2,948
3,067
3,367
3,473
3,644
5,131
4,764
29,515
3,689
28,453
31,877
41,014
38,983
42,356
49,377
52,343
62,371
346,774
43,347
Dari Tabel 5.2 di atas terlihat bahwa rata-rata selama 8 tahun terakhir lulusan
Diknakes Diploma III Poltekkes dan Non Poltekkes adalah 43.347 orang, dengan lulusan
terbanyak adalah D-III Keperawatan (rata-rata 23,553 orang), yang tersebar di semua
provinsi. Tiga provinsi yang menghasilkan lulusan tenaga kesehatan terbanyak (Poltekkes
dan Non Poltekkes) tahun 2009 adalah Provinsi Jawa Tengah (9.659 orang), Sumatera
Utara (8.349 orang) dan Jawa Timur (7.555 orang).
B. TENAGA KESEHATAN
Data Sumber Daya Masyarakat Kesehatan (SDM Kesehatan) yang terkumpul dari
33 Provinsi belum sepenuhnya dapat menggambarkan SDM Kesehatan secara lengkap,
dikarenakan:
1. Belum semua Provinsi mendapatkan data SDM Kesehatan dari semua Kabupaten/
Kota di wilayahnya.
2. Kabupaten/Kota belum memiliki data SDM Kesehatan secara lengkap, terutama data
rumah sakit baik milik pemerintah, TNI/POLRI dan Swasta.
3. Belum ada sistem yang handal yang mengatur manajemen pengumpulan data SDM di
daerah.
1. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan
Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan kesehatan adalah
tenaga kesehatan yang bertugas di sarana pelayanan kesehatan di masyarakat. Menurut
pendataan Badan PPSDMK, jumlah dokter umum di Indonesia sebanyak 28.332 orang,
dengan rasio sebesar 12,25 dokter per 100.000 penduduk. Provinsi dengan rasio tertinggi
adalah Bali sebesar 33,60 dokter per 100.000 penduduk, sedangkan yang terendah adalah
Banten dengan rasio 3,54 dokter per 100.000 penduduk. Rasio dokter umum terhadap
133
jumlah penduduk di tiap provinsi pada tahun 2009 dijelaskan pada Gambar 5.19 berikut
ini.
GAMBAR 5.19
RASIO DOKTER UMUM TERHADAP 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2009
Jumlah tenaga dokter gigi pada tahun 2009 sebanyak 9.774 orang dengan rasio
sebesar 4,22 dokter gigi per 100.000 penduduk. Provinsi dengan rasio tertinggi adalah DI
Yogyakarta sebesar 12,65 dokter gigi per 100.000 penduduk, sedangkan terendah adalah
Sumatera Selatan dengan rasio 0,73 dokter gigi per 100.000 penduduk.
Jumlah bidan pada tahun 2009 sebanyak 93.889 orang, sehingga rasionya
terhadap penduduk sebesar 40,58 bidan per 100.000 penduduk. Menurut Indikator
Indonesia Sehat 2010, rasio bidan terhadap penduduk pada tahun 2010 diharapkan
mencapai 100 bidan per 100.000 penduduk. Pada tahun 2009 terdapat 3 provinsi yang
telah mencapai rasio 100 bidan per 100.000 penduduk, yaitu Aceh sebesar 153,3,
Bengkulu sebanyak 123,64 dan Papua Barat sebanyak 111,18 bidan per 100.000
penduduk. Jumlah tenaga kesehatan dan non kesehatan tahun 2009 menurut provinsi
dapat dilihat pada Lampiran 5.16.
2. Persebaran Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
SDM Kesehatan di daerah terdiri dari SDM Kesehatan yang bertugas di unit
kesehatan (sarana pelayanan dan non pelayanan) di Provinsi dan Kabupaten/Kota, dengan
status kepegawaian PNS, CPNS, PTT, TNI/POLRI dan swasta. SDM Kesehatan tersebut
bekerja di Dinas Kesehatan Provinsi dan unit pelaksana teknis (UPT), Dinas
Kabupaten/Kota dan UPT, rumah sakit/poliklinik dan sarana kesehatan lainnya milik
pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta dan TNI/POLRI.
Dari data yang diterima tercatat sebanyak 519.599 orang yang terdiri dari 410.067
tenaga kesehatan dan 109.532 tenaga non kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri dari 51.805
tenaga medis, 278.221 tenaga keperawatan (184.332 tenaga perawat dan perawat gigi,
134
93.889 tenaga bidan), 19.953 tenaga kefarmasian, 28.858 tenaga kesehatan masyarakat,
12.762 tenaga gizi, 2.985 tenaga keterapian fisik dan 15.483 keteknisian medis.
a. Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Jumlah dokter gigi pada tahun 2009 sebanyak 6.141 orang. Bila dibandingkan
dengan jumlah seluruh puskesmas maka dapat diartikan bahwa belum seluruh puskesmas
memiliki dokter gigi.
135
Pada tahun 2009 terdapat 160 dokter spesialis yang bertugas di puskesmas,
sebagian besar dokter spesialis tersebut berada di Provinsi DKI Jakarta dengan jumlah 84
orang (52,5%). Jumlah perawat di seluruh puskesmas sebanyak 76.940 orang, sehingga
rata-rata tiap puskesmas memiliki 9-10 orang perawat. Jumlah masing-masing tenaga
kesehatan di puskesmas dapat dilihat pada Gambar 5.21 di bawah ini. Rincian jumlah
tenaga kesehatan di puskesmas dapat dilihat pada Lampiran 5.17, sedangkan rasio dokter
umum, dokter gigi, perawat dan bidan terhadap jumlah puskesmas dapat dilihat pada
Lampiran 5.18.
GAMBAR 5.21
JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS
DI INDONESIA TAHUN 2009
Tenaga kesehatan dengan status PTT terdiri dari dokter spesialis, dokter umum,
dokter gigi dan bidan. Sampai dengan tahun 2009 terdapat 30.403 tenaga kesehatan PTT
Pusat yang masih aktif bertugas di daerah dengan kriteria Biasa, Terpencil, dan Sangat
Terpencil dengan komposisi dokter spesialis sejumlah 47 orang, dokter umum sejumlah
3.518 orang, dokter gigi sejumlah 1.054 orang, dan bidan sejumlah 25.784 orang.
Dokter spesialis PTT sebagian besar tersebar di daerah dengan kriteria Terpencil,
yaitu sejumlah 29 orang, sedangkan untuk daerah dengan kriteria Biasa dan Sangat
Terpencil masing-masing sejumlah 9 orang. Dokter umum PTT dan dokter gigi PTT
sebagian besar tersebar di wilayah dengan kriteria sangat terpencil yaitu 1.898 orang
dokter umum dan 666 orang dokter gigi, sedangkan bidan PTT sebagian besar tersebar di
wilayah biasa sejumlah 16.104 orang.
Provinsi dengan jumlah keberadaan dokter spesialis PTT terbanyak adalah
Sumatera Utara sebanyak 8 orang dan Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 7 orang.
Keberadaan dokter umum PTT terbanyak di Nusa Tenggara Timur sejumlah 301 orang,
diikuti oleh Sumatera Utara sejumlah 288 orang dan Aceh sejumlah 282 orang,
sedangkan dokter gigi PTT terbanyak bertugas di Nusa Tenggara Timur sejumlah 118
136
orang, diikuti oleh Aceh sebanyak 75 orang dan Sumatera Utara sejumlah 66 orang.
Bidan PTT terbanyak bertugas di Sumatera Utara, yaitu sejumlah 4.807 orang, diikuti
Jawa Tengah sejumlah 4.395 orang dan Jawa Timur 3.234 orang.
Gambar 5.22 menampilkan keadaan tenaga PTT di Indonesia tahun 2009. Data
selengkapnya mengenai distribusi tenaga kesehatan PTT di seluruh provinsi dapat dilihat
pada Lampiran 5.19, 5.20 dan 5.21.
GAMBAR 5.22
KEBERADAAN DOKTER UMUM PTT, DOKTER GIGI PTT DAN BIDAN PTT
DI INDONESIA TAHUN 2009
Pada tahun 2009 telah diangkat tenaga kesehatan PTT untuk daerah dengan
kriteria Biasa, Terpencil, dan Sangat Terpencil sebanyak 16.797 orang, yang terdiri dari
dokter spesialis PTT sejumlah 35 orang, dokter umum PTT sejumlah 4.487 orang, dokter
gigi PTT sebanyak 1.269 orang dan bidan PTT sejumlah 11.006 orang. Adapun
pengangkatan dokter umum PTT dan dokter gigi PTT terbanyak berada di Provinsi
Maluku dengan jumlah 420 orang dan 155 orang dengan pengangkatan untuk daerah
terpencil adalah sejumlah 406 orang untuk dokter umum dan 153 orang untuk dokter gigi
diikuti oleh Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan jumlah 373 dokter umum dan 149
dokter gigi.
Pengangkatan bidan PTT terbanyak berada di Provinsi Sumatera Utara sejumlah
1.598 orang dengan jumlah pengangkatan untuk daerah dengan kriteria Terpencil 806
orang dan 792 orang untuk daerah dengan kriteria Biasa diikuti provinsi kedua terbanyak
adalah Jawa Timur sejumlah 1.179 orang dengan pengangkatan untuk daerah dengan
kriteria Terpencil 77 orang dan 1.102 orang untuk daerah dengan kriteria Biasa. Gambar
5.23 dan 5.24 menampilkan pengangkatan tenaga PTT di Indonesia tahun 2009. Data
selengkapnya mengenai pengangkatan tenaga kesehatan PTT di seluruh provinsi dapat
dilihat pada Lampiran 5.33, 5.34 dan 5.35.
137
GAMBAR 5.23
PENGANGKATAN DOKTER UMUM PTT DAN DOKTER GIGI PTT
DI INDONESIA TAHUN 2009
GAMBAR 5.24
PENGANGKATAN BIDAN PTT DI INDONESIA TAHUN 2009
Fasilitas unit pelatihan kesehatan merupakan komponen yang sangat penting dari
penunjang kegiatan pelatihan. Ketersediaan fasilitas juga menentukan performance
kinerja unit pelatihan kesehatan. Kapasitas asrama, kelas, aula dan ruang diskusi untuk
unit Pelatihan Kesehatan UPT Pusat, masih beragam (belum standar/sama) khususnya
untuk unit pelatihan kesehatan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK).
Kapasitas asrama yang terbesar di BBPK Ciloto (220), kapasitas kelas yang
terbanyak BBPK Jakarta, (260 kursi), kapasitas aula yang terbesar BBPK Ciloto, (400
kursi), kapasitas ruang diskusi terbesar di BBPK Ciloto, (50 kursi). Tidak terlihat
138
perbedaan yang jelas antara Kapasitas yang dimiliki oleh BBPK dan Bapelkes UPT
Pusat, ternyata Bapelkes Lemah Abang dan Bapelkes Salaman mempunyai kapasitas
yang lebih besar daripada BBPK Makassar.
Variasi yang cukup tinggi terlihat pada unit pelatihan kesehatan UPT daerah
untuk seluruh fasilitas unit pelatihan kesehatan dengan kapasitas asrama diatas atau sama
dengan 100 tempat tidur ada sebanyak 87,5% dan unit pelatihan kesehatan dengan
kapasitas asrama kurang dari 100 tempat tidur sebanyak 12,5%.
Unit pelatihan kesehatan UPT daerah dengan kapasitas terkecil adalah Bapelkes
Palu. Sebagian besar (87,5%) unit pelatihan kesehatan sudah diakreditasi oleh Pusdiklat
SDM Kesehatan, hanya 3 (12,5%) yang tidak terakreditasi (Bapelkes Jantho, Bapelkes
Provinsi Kalimantan Selatan, dan Bapelkes Provinsi Maluku).
Fasilitas sarana unit pelatihan kesehatan pada tahun 2009 sebagian besar
digunakan untuk kegiatan Kemenkes yaitu 69,76% (2298 kegiatan), swasta 20,86% (687
kegiatan), dan sisanya dipergunakan oleh institusi pemerintah non Kemenkes 9,38% (309
kegiatan). Dari pemanfaatan fasilitas tersebut, ternyata 68,11% (56,62% tahun 2008)
digunakan untuk kegiatan non pelatihan dan 31,89% (43,38% tahun 2008) digunakan
untuk kegiatan pelatihan. Sedangkan Seat Occupancy Rate (SOR) untuk kegiatan
pelatihan rata-rata 34,40% (30,74% tahun 2008) sedangkan non pelatihan 5,86% (3.78%
tahun 2008), dan Bed Occupancy Rate (BOR) 28,60% (28.24% tahun 2008).
Pemanfaatan Unit Pelatihan Kesehatan pada tahun 2009 sebagian besar 39,8%
dimanfaatkan sebagai tempat saja, tingkat libat 4 (tempat, pelatih, penyelenggara/oc dan
sc) sebanyak 26,5%. Sedangkan tingkat libat 5 (perancang pelatihan) hanya sebanyak
19,5%. Distribusi tingkat keterlibatan institusi diklat dalam kediklatan tahun 2009 dapat
dilihat pada Lampiran 5.23.
Distribusi tenaga Widyaiswara kesehatan sangat bervariasi mulai dari yang paling
sedikit yaitu 1 (satu) orang dan terbanyak 14 orang. Untuk unit pelatihan kesehatan UPT
pusat khususnya BBPK, jumlah Widyaiswara berkisar antara 6 sampai 14 orang.
Sedangkan unit pelatihan kesehatan UPT daerah, jumlah Widyaiswara berkisar antara 1
sampai 11 orang dengan rata-rata 5 orang.
Widyaiswara berdasarkan golongan kepangkatan jumlah terbanyak pada golongan
IVA (42 orang) dan tersedikit pada golongan IVE (3 orang). Berdasarkan kelompok
umur, jumlah terbanyak pada usia 51-60 tahun (86 orang), dan tersedikit di usia kurang
dari 40 tahun (16 orang). Diharapkan Widyaiswara unit pelatihan kesehatan banyak di
kelompok usia kurang dari 50 tahun. Berdasarkan pendidikan jumlah terbanyak di
kelompok pendidikan S2 (112 orang), tersedikit di S3 dan D-III masing-masing 2 orang.
Ternyata masih ada Widyaiswara yang berpendidikan D-III sebanyak 2 orang (3 orang di
tahun 2008).
Jumlah tenaga yang bekerja pada sektor kesehatan yang terlatih di Unit Pelatihan
Kesehatan pada tahun 2009 adalah sebanyak 46.136 orang. Jumlah peserta yang dilatih
selama tahun 2009 berdasarkan 5 jenis kategori pelatihan, berturut-turut mulai dari yang
terbanyak adalah pelatihan teknis kesehatan 50,64% (23.361 orang), pelatihan
manajemen 17,5% (7.867 orang), pelatihan prajabatan 13,29% (6.133 orang), pelatihan
fungsional 6,98% (3.222 orang), dan pelatihan penjenjangan 1,84% (851 orang). Jika
139
140
GAMBAR 5.25
ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN
TAHUN 2005 2009
141
142
144
yaitu jumlah penduduk, kepadatan penduduk, laju pertumbuhan penduduk, angka beban
tanggungan, dan angka kelahiran.
1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Menurut World Populations Data Sheet 2009, pada tahun 2009, Indonesia adalah
negara dengan penduduk terbanyak di antara negara anggota ASEAN lainnya dengan jumlah
penduduk 243,3 juta jiwa (data BPS menyatakan penduduk Indonesia tahun 2009 berjumlah
231,4 juta jiwa). Dengan wilayah negara terluas, Indonesia selalu menempati peringkat satu
negara dengan jumlah penduduk tertinggi di ASEAN. Sedangkan Brunei Darussalam
memiliki jumlah penduduk paling rendah yaitu sekitar 0,4 juta jiwa.
Jika di kawasan ASEAN, Indonesia menempati peringkat pertama dengan jumlah
penduduk terbesar, di kawasan SEARO Indonesia menempati peringkat kedua setelah India
(dengan jumlah penduduk 1.171 juta jiwa). Selain Bangladesh yang berpenduduk 162,2 juta
jiwa, 8 negara lainnya berpenduduk kurang dari 100 juta jiwa, bahkan terdapat 2 negara
dengan jumlah penduduk kurang dari 1 juta, yaitu Bhutan (0,7 juta), dan Maladewa (0,3 juta).
Jumlah penduduk di kawasan ASEAN dan SEARO dapat kita lihat pada Gambar 6.1.
GAMBAR 6.1
JUMLAH PENDUDUK DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO
TAHUN 2009
Bila dilihat berdasarkan kepadatan penduduk, Singapura tercatat sebagai negara yang
paling padat di kawasan ASEAN dengan kepadatan 7.486 penduduk per km2. Angka tersebut
145
jauh di atas negara anggota ASEAN lainnya. Sementara, negara dengan kepadatan penduduk
terendah adalah Laos dengan 27 penduduk per km2.
Di kawasan SEARO, Bangladesh memiliki kepadatan penduduk tertinggi dengan
1.127 jiwa per km2. Selanjutnya, walaupun memiliki jumlah penduduk terkecil, dengan luas
wilayah yang juga kecil, Maladewa merupakan negara dengan kepadatan penduduk tertinggi
kedua di wilayah SEARO, yaitu 1.057 jiwa per km2. Negara dengan kepadatan penduduk
terendah adalah Bhutan yaitu 15 jiwa per km2.
Kepadatan penduduk di Indonesia sebesar 128 jiwa per km2. Indonesia di kawasan ASEAN
berada pada peringkat ke lima terpadat. Sedangkan di kawasan SEARO, Indonesia
menempati peringkat ke delapan terpadat, atau peringkat ke empat untuk negara dengan
kepadatan paling rendah di antara 11 negara. Tingkat kepadatan penduduk negara-negara
ASEAN dan SEARO tahun 2009 dapat dilihat pada Gambar 6.2 di bawah ini.
GAMBAR 6.2
KEPADATAN PENDUDUK DI NEGARA ASEAN & SEARO (Jiwa per km2)
TAHUN 2009
Secara nasional, kepadatan penduduk Indonesia menurut BPS tahun 2009 adalah 121
jiwa per km2.
2. Laju Pertumbuhan Penduduk
146
Pada periode 1998-2008, laju pertumbuhan penduduk per tahun yang tertinggi di
antara negara anggota ASEAN adalah Brunei Darussalam dengan laju pertumbuhan
penduduk 2,1%, sedangkan Myanmar merupakan negara dengan laju pertumbuhan penduduk
paling rendah yaitu 0,8%.
Pada negara-negara SEARO selama periode yang sama, laju pertumbuhan penduduk
berkisar antara 0,6% hingga 2,9%. Laju pertumbuhan penduduk terendah pada Korea Utara
dan tertinggi di Timor Leste.
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia adalah 1,3%. Di kawasan ASEAN, Indonesia
menduduki peringkat ke-3 terendah (bersama dengan Vietnam) untuk laju pertumbuhan
penduduk. Sedangkan bila dilihat dari kawasan SEARO, Indonesia menduduki peringkat ke-5
dengan laju pertumbuhan penduduk terendah dari 11 negara. Data kependudukan negaranegara ASEAN dan SEARO tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 6.1.
147
148
Dengan distribusi penduduk seperti yang telah digambarkan di atas, Laos merupakan
negara dengan Angka Beban Tanggungan tertinggi di kawasan ASEAN yaitu 75%.
Sedangkan Singapura merupakan negara dengan Angka Beban Tanggungan terendah yaitu
37%.
Di kawasan SEARO, Timor Leste merupakan negara dengan Angka Beban
Tanggungan tertinggi yaitu 92% sedangkan Thailand merupakan negara dengan Angka
Beban Tanggungan terendah yaitu 41%.
Sementara Indonesia memiliki Angka Beban Tanggungan sebesar 54%. Ini berarti
setiap 100 penduduk usia produktif di Indonesia menanggung 54 penduduk yang belum
produktif dan yang dianggap tidak produktif lagi.
Komposisi penduduk menurut kelompok umur serta besar Angka Beban Tanggungan
di negara-negara kawasan ASEAN dan SEARO dapat dilihat pada Lampiran 6.1.
4. Indeks Pembangunan Manusia
Human Development Index (HDI) merupakan suatu ukuran gabungan tiga dimensi
tentang pembangunan manusia, yaitu panjang umur dan menjalani hidup sehat (diukur dari
usia harapan hidup), terdidik (diukur dari angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan
memiliki standar hidup yang layak (diukur dari penghasilan/pengeluaran riil per kapita).
Berdasarkan standar internasional, Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
dikategorikan sebagai berikut: kategori sangat tinggi, jika IPM > 0,900; kategori tinggi, jika
IPM > 0,800 0,899; kategori sedang, jika IPM 0,500-0,799; dan kategori rendah, jika IPM
<0,500.
Menurut kategori tersebut di atas, pada tahun 2007 terdapat 2 (dua) negara anggota
ASEAN masuk dalam kategori sangat tinggi, yaitu Singapura dan Brunai Darussalam.
Malaysia masuk dalam kategori tinggi, sedangkan 7 negara anggota ASEAN lainnya,
termasuk Indonesia, berada pada kategori IPM sedang. Bila dilihat dari peringkat di negara
ASEAN pada tahun yang sama, Singapura merupakan negara dengan peringkat IPM tertinggi
yaitu pada peringkat ke-24 dari 182 negara di dunia, dan yang terendah adalah Myanmar
dengan peringkat ke-138; sedangkan Indonesia berada pada peringkat ke-111.
IPM Indonesia pada tahun 2007 sebesar 0,734, bila dibandingkan dengan tahun 2006
IPM Indonesia mengalami peningkatan (IPM 2006 adalah 0,729).
149
GAMBAR 6.5
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI NEGARA-NEGARA
ASEAN & SEARO TAHUN 2007
Pada tahun 2007 di kawasan SEARO, dari 11 negara (Korea Utara tidak ada data),
tidak ada negara yang memiliki IPM dengan kategori sangat tinggi dan tinggi, 9 negara
memiliki IPM dengan kategori sedang, dan satu negara yaitu Timor Leste masuk dalam
kategori rendah. Data IPM negara-negara di kawasan ASEAN dan SEARO tahun 2006 2007 dapat dilihat pada Lampiran 6.2.
Angka Fertilitas Total suatu negara dapat dipergunakan bagi para perencana program
pembangunan untuk meningkatkan rata-rata usia kawin, dan meningkatkan program
pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan ibu hamil dan perawatan anak.
Angka Fertilitas Total dapat diklasifikasikan menjadi 3 tingkatan yaitu rendah,
sedang, dan tinggi (ADB, Key Indicators 2002). Kesuburan rendah terjadi ketika angka
kesuburan wanita 2,1 atau kurang; kesuburan sedang antara 2,2 - 3,9; dan kesuburan tinggi
jika angka kesuburan wanita 4 atau lebih.
Dengan menggunakan klasifikasi tersebut, maka pada tahun 2008 ada 4 negara yang
termasuk dalam kategori angka kesuburan wanita rendah, yaitu Singapura (1,3), Thailand
(1,8), serta Brunei Darussalam dan Vietnam (masing-masing 2,1). Sedangkan Indonesia
masuk dalam kategori sedang dengan angka kesuburan wanita 2,2 yang berarti untuk setiap
wanita di Indonesia rata-rata memiliki anak 2 sampai 3 orang selama masa suburnya.
Pada tahun 2008, diantara 11 negara SEARO, Thailand, Korea Utara dan Maladewa
termasuk negara dengan Angka Fertilitas Total berkategori rendah. 7 negara (Indonesia,
Myanmar, Sri Lanka, Bhutan, India, Bangladesh, dan Nepal) masuk dalam kategori sedang.
Sedangkan Timor Leste merupakan satu-satunya negara di SEARO yang masuk dalam
kategori tinggi yaitu sebesar 6,5. Besaran Angka Fertilitas Total di negara ASEAN dan
SEARO dapat dilihat pada Gambar 6.6 berikut ini.
GAMBAR 6.6
ANGKA KESUBURAN WANITA DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO
TAHUN 2008
Layer 1
Sumber: World Population Data Sheet 2009, USAID
Data Angka Fertilitas Total di negara ASEAN dan SEARO dapat dilihat pada Lampiran 6.2.
151
152
7. Sosial Ekonomi
Pendapatan Nasional merupakan salah satu indikator untuk mengukur pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Pendapatan Nasional Bruto perkapita (Gross National Income) terdiri
atas sejumlah nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara, beserta pendapatan
yang diterima dari negara lain.
Pendapatan Nasional Bruto perkapita tertinggi di 2008 antara negara anggota ASEAN
adalah Brunei Darussalam (US$ 50.200 perkapita) diikuti oleh Singapura (US$ 47.940 per
kapita). Myanmar dan Kamboja merupakan negara dengan Pendapatan Nasional Bruto
perkapita terendah, yaitu masing-masing US$ 1.290 dan US$ 1.820. Sedangkan Indonesia
memiliki pendapatan nasional bruto perkapita sebesar US$ 3.830. Pendapatan Nasional Bruto
di negara ASEAN dan SEARO tahun 2008 dapat dilihat pada Gambar 6.8 di bawah ini.
GAMBAR 6.8
PENDAPATAN NASIONAL BRUTO DI NEGARA ANGGOTA ASEAN & SEARO
TAHUN 2008
Dari sepuluh negara di SEARO (tidak ada data untuk Korea Utara), seluruhnya
memiliki Pendapatan Nasional Bruto perkapita kurang dari US$ 6.000. Negara dengan
pendapatan nasional bruto perkapita tertinggi adalah Thailand yaitu sebesar US$ 5.990, dan
terendah adalah Nepal dengan US$ 1.120. Jika dibandingkan dengan 19 negara di ASEAN
dan SEARO, Indonesia berada di peringkat ke-6 tertinggi pendapatan nasional bruto per
kapita.
153
B. DERAJAT KESEHATAN
MORTALITAS
1. Angka Kematian Bayi
Angka kematian bayi diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu rendah jika
AKB kurang dari 20; sedang 20-49; tinggi 50-99; dan sangat tinggi jika AKB di atas 100 per
1.000 kelahiran hidup.
GAMBAR 6.9
ANGKA KEMATIAN BAYI DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO
TAHUN 2008
Gambar 6.9 menunjukkan bahwa pada tahun 2008, lima negara ASEAN yaitu
Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia,Vietnam dan Thailand termasuk negara dengan
Angka Kematian Bayi rendah. Tiga negara, yaitu Filipina, Indonesia dan Laos, termasuk
kelompok sedang, sementara 2 negara lainnya (Kamboja dan Myanmar) masuk dalam
kelompok negara yang memiliki Angka Kematian Bayi tinggi. Dari 10 negara anggota
ASEAN tidak ada yang masuk dalam kelompok angka kematian bayi sangat tinggi (>100 per
1.000 kelahiran hidup).
Berdasarkan klasifikasi yang sama maka 2 negara di SEARO, yaitu Sri Lanka dan
Thailand masuk dalam kategori negara dengan angka kematian bayi rendah dengan angka 13
per 1.000 kelahiran hidup. Lima Negara masuk kategori sedang dan selebihnya, yaitu 4
negara termasuk kategori tinggi.
154
Besaran Angka Kematian Bayi di negara-negara ASEAN dan SEARO berkisar antara
2 dan 75. Indonesia memiliki angka kematian bayi 31 per 1000 kelahiran hidup dan berada di
peringkat 9 di antara 18 negara tersebut. Data Angka Kematian Bayi di negara ASEAN dan
SEARO tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 6.2.
2. Angka Kematian Balita
Penurunan kasus kematian pada anak merupakan salah satu hal yang dianggap
penting dalam tujuan pembangunan milenium. Pada kasus kematian yang tinggi biasanya
jumlah kematian terbanyak terjadi pada usia balita saat mereka rentan terhadap penyakit.
Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 70% kematian balita disebabkan diare, pneumonia,
campak, malaria, dan malnutrisi.
GAMBAR 6.10
ANGKA KEMATIAN BALITA (PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP)
DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2008
Data yang didapat dari World Health Statistics 2010 memperlihatkan perbedaan
yang mencolok Angka Kematian Balita di antara negara-negara anggota ASEAN pada tahun
2008. Angka Kematian Balita terendah dicapai Singapura yaitu 3 kematian per 1.000
kelahiran hidup, sedangkan yang tertinggi adalah di .Myanmar yaitu sebesar 122 kematian
per 1.000 kelahiran hidup. Sebagian besar negara ASEAN memiliki Angka Kematian Balita
kurang dari 50 per 1.000 kelahiran hidup, hanya Myanmar, Kamboja, dan Laos yang
memiliki Angka Kematian Balita di atas 50 per 1.000 kelahiran hidup.
Menurut sumber yang sama, Angka Kematian Balita di SEARO berkisar antara 14
sampai 122 per 1.000 kelahiran hidup. Seperti di ASEAN, Myanmar merupakan negara
dengan Angka Kematian Balita tertinggi, sedangkan terendah adalah Thailand. Jika di
ASEAN hanya terdapat 3 negara (dari 10 negara) dengan AKABA lebih dari 50 per 1.000
kelahiran hidup, sebaliknya di SEARO hanya 4 negara dengan AKABA kurang dari 50.
155
Pada Gambar 6.10 terlihat bahwa negara-negara ASEAN memiliki Angka Kematian
Balita relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara SEARO. Telah
dipaparkan sebelumnya bahwa sebagian besar kematian balita disebabkan oleh diare,
pneumonia, dan malnutrisi. Hal itu berarti negara-negara ASEAN mungkin memiliki sanitasi
dan keadaan ekonomi yang lebih baik dibandingkan negara-negara SEARO.
Pada tahun 2008, di Indonesia terdapat 41 kematian balita per 1.000 kelahiran hidup
(menurut SDKI 2007 AKABA Indonesia adalah 44). Di kawasan ASEAN, Indonesia
menempati peringkat ke-4 tertinggi kematian balitanya, sedangkan pada kawasan SEARO,
Indonesia menempati peringkat ke-4 terendah kematian balita per 1.000 kelahiran hidup.
Data Angka Kematian Balita di negara ASEAN dan SEARO tahun 2008 dapat dilihat pada
Lampiran 6.2.
3. Angka Kematian Ibu
Berdasarkan klasifikasi Angka Kematian Ibu dari WHO adalah sebagai berikut; <15
per 100.000 kelahiran hidup; 15-199 per 100.000; 200-499 per 100.000; 500-999 per
100.000; dan 1.000 per 100.000.
GAMBAR 6.11
ANGKA KEMATIAN MATERNAL DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO
TAHUN 2005
Pada tahun 2005 hanya 2 negara ASEAN yaitu Brunei Darussalam dan Singapura
yang mencapai Angka Kematian Ibu <15 masing-masing 13 dan 14 per 100.000 kelahiran
hidup. Negara-negara dengan Angka Kematian Ibu > 500 di ASEAN ada 2 negara yaitu Laos
(660 per 100.000 kelahiran hidup) dan Kamboja (540 per 100.000 kelahiran hidup).
Pada tahun yang sama, negara-negara di SEARO tidak ada yang mencapai Angka
Kematian Ibu <15. Sekitar 55% memiliki Angka Kematian Ibu 200-499 per 100.000
156
kelahiran hidup. Dan 18% memiliki Angka Kematian Ibu >500, yaitu Nepal (830) dan
Bangladesh (570).
Di antara kedua kawasan tersebut, Indonesia berada di peringkat ke-12 (dari 18
negara di ASEAN dan SEARO) untuk Angka Kematian Ibu yaitu 420 per 100.000 kelahiran
hidup. Data Angka Kematian Ibu di negara ASEAN dan SEARO tahun 2005 dapat dilihat
pada Lampiran 6.2.
Sementara, berdasarkan data SDKI 2007, Angka nasional untuk Angka Kematian Ibu
di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup.
4. Angka Kematian Kasar
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa
besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1.000 penduduk. Pada
umumnya penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan
penduduk yang masih muda. Jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini berguna
untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun
yang bersangkutan.
GAMBAR 6.12
ANGKA KEMATIAN KASAR (PER 1.000 PENDUDUK)
DI NEGARA ANGGOTA ASEAN & SEARO TAHUN 2008
Pada tahun 2008, di Indonesia terdapat 6 kematian per 1.000 penduduk. Di kawasan
ASEAN, Indonesia menduduki peringkat ke-5 tertinggi Angka Kematian Kasar sedangkan di
kawasan SEARO, Indonesia menduduki peringkat ke-2 terendah. Data Angka Kematian
Kasar di negara ASEAN dan SEARO tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 6.2.
5. Angka Harapan Hidup
Angka Harapan Hidup merupakan indikator untuk mengevaluasi kinerja pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat
kesehatan pada khususnya.
Gambar 6.13 memperlihatkan bahwa pada tahun 2008 di antara sepuluh negara
anggota ASEAN, Singapura merupakan negara dengan Angka Harapan Hidup waktu lahir
(Expectation of Life at Birth) paling tinggi yaitu 81 tahun. Negara yang memiliki Angka
Harapan Hidup waktu lahir terendah adalah Myanmar yaitu 54 tahun.
GAMBAR 6.13
ANGKA HARAPAN HIDUP DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO
TAHUN 2008
Untuk kawasan SEARO, Maladewa merupakan negara dengan Angka Harapan Hidup waktu
lahir (Expectation of Life at Birth) paling tinggi yaitu 74 tahun. Negara yang memiliki umur
harapan hidup waktu lahir terendah adalah Myanmar yaitu 54 tahun.
Di kawasan ASEAN, Indonesia dengan Angka Harapan Hidup waktu lahir 67 tahun
menempati peringkat ke-4 terendah, sedangkan di kawasan SEARO menempati peringkat ke4 tertinggi. Data Angka Harapan Hidup di negara ASEAN dan SEARO tahun 2008 dapat
dilihat pada Lampiran 6.2.
158
MORBIDITAS
1. Prevalensi Tuberkulosis (TBC)
Data dari World Health Statistics 2010 menunjukkan besarnya perbedaan
prevalensi tuberkulosis per 100.000 penduduk dan kematian yang berhubungan dengan
tuberkulosis per 100.000 penduduk di negara-negara ASEAN dan SEARO. Angka prevalensi
tuberkulosis pada tahun 2008 di negara-negara anggota ASEAN berkisar antara 27 sampai
680 per 100.000 penduduk. Kamboja merupakan negara dengan prevalensi tuberkulosis
tertinggi di ASEAN yaitu 680 per 100.000 penduduk. Sedangkan Singapura dan Brunei
Darussalam memiliki prevalensi tuberkulosis di bawah 50 kasus per 100.000 penduduk yaitu
masing-masing 27 dan 43 kasus per 100.000 ribu penduduk.
Masih menurut sumber yang sama, kematian akibat tuberkulosis pada tahun 2008
tertinggi terjadi di Kamboja yaitu 79 per 100.000 penduduk. Sedangkan kasus kematian
akibat tuberkulosis terendah terjadi di Singapura dan Brunei Darussalam masing-masing 3
dan 4 kematian per 100.000 penduduk.
GAMBAR 6.14
PREVALENSI DAN KEMATIAN AKIBAT TUBERKULOSIS PER 100.000 PENDUDUK
DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2008
159
160
Gambar 6.15 memperlihatkan jumlah kasus dan kematian akibat Avian Influenza di
wilayah ASEAN sejak tahun 2003 sampai 2009. Kasus pertama kali menyerang Vietnam
dengan 3 korban yang keseluruhannya berakhir pada kematian. Tahun 2004 jumlah kasus
meningkat menjadi 46 dengan 32 kematian. Pada tahun tersebut selain Vietnam, Thailand
pun telah terinfeksi virus H5N1 ini. Akhir tahun 2005 jumlah penderita dan negara yang
terinfeksi Avian Influenza terus bertambah, 90 orang menjadi korban. Namun kali ini jumlah
kematian bisa ditekan, jika sebelumnya hampir 100% berakhir pada kematian, tahun 2005
dari 90 penderita 38 meninggal (42,22%). Semenjak itu jumlah kasus Avian Influenza terus
menurun, namun tidak demikian dengan angka kematiannya (CFR). Pada tahun 2008 terdapat
31 kasus dari 3 negara di ASEAN dengan 25 kematian (CFR = 80,65%). Tahun 2009, terjadi
peningkatan CFR menjadi 88,89% (27 kasus dengan 24 kematian).
TABEL 6.1
JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AVIAN INFLUENZA
MENURUT NEGARA TAHUN 2003-2009
NEGARA
Kamboja
Laos
Vietnam
Indonesia
Myanmar
Thailand
Bangladesh
ASEAN
SEARO
2003
K
M
0
0
0
0
3
3
0
0
0
0
0
0
0
0
3
3
0
0
2004
K
M
0
0
0
0
29
20
0
0
0
0
17
12
0
0
46
32
17
12
2005
K
M
4
4
0
0
61
19
20
13
0
0
5
2
0
0
90
38
25
15
2006
K
M
2
2
0
0
0
0
55
45
0
0
3
3
0
0
60
50
58
48
2007
K
M
1
1
2
2
8
5
42
37
1
0
0
0
0
0
54
45
43
37
2008
K
M
1
0
0
0
6
5
24
20
0
0
0
0
1
0
31
25
25
20
2009
K
M
1
0
0
0
5
5
21
19
0
0
0
0
0
0
27
24
21
19
Total
K
M
9
7
2
2
112
57
162 134
1
0
25
17
1
0
311 217
189 151
Sumber: http://www.who.int/csr/disease/avian_influenza/country/cases_table_2010_03_16/en/index.html
Tabel 6.1 memperlihatkan bahwa selama 2 tahun terakhir, virus Avian Influenza
menyebar di 3 negara ASEAN, yaitu Kamboja, Vietnam dan Indonesia. Di 3 negara yang
pernah terjangkit virus ini (Laos, Myanmar dan Thailand) sudah tidak menunjukkan adanya
penemuan kasus.
161
Penyakit flu burung mulai menyerang manusia di kawasan SEARO pada tahun 2004,
yaitu di Thailand. Negara-negara di SEARO yang terjangkit flu burung sejak 2004 adalah
negara-negara yang juga tergabung dalam ASEAN. Negara-negara tersebut adalah Thailand
dan Indonesia.
3. POLIO
Beberapa penyakit dapat berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa. Namun, di
antara penyakit-penyakit tersebut terdapat penyakit yang dapat dicegah dengan melakukan
imunisasi, atau biasa disebut dengan PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi).
Penyakit-penyakit tersebut adalah Tuberkulosis, Hepatitis B, Difteri, Pertusis, Tetanus,
Tetanus Neonatorum, Campak, dan Polio.
TABEL 6.2
JUMLAH KASUS POLIO PER NEGARA
TAHUN 2004-2008
NEGARA
2004
2005
2006
2007
2008
Kamboja
0
1
1
0
0
Laos
1
0
0
0
0
Indonesia
0
349
2
0
0
Myanmar
0
0
1
15
0
Bangladesh
0
0
18
0
0
India
134
66
676
873
559
Nepal
0
4
5
5
6
ASEAN
1
350
4
15
0
SEARO
134
419
702
893
565
Sumber: WHO vaccine-preventable disease monitoring system, 2009 global summary
Sejak tahun 2001 kasus polio tidak ditemukan di negara-negara di ASEAN. Namun,
pada tahun 2004 virus polio liar kembali menyerang penduduk di kawasan ASEAN.
Dilaporkan terdapat 1 kasus ditemukan di Laos. Pada tahun 2005 jumlah kasus polio
mencapai puncaknya, sebanyak 350 penduduk dari 2 negara di ASEAN yaitu Kamboja dan
Indonesia terserang penyakit polio, 349 di antaranya terjadi di Indonesia. Tahun 2006
penularan penyakit polio mulai dapat dikendalikan, sehingga hanya ditemukan 4 penderita di
kawasan ini, 2 penderita berasal dari Indonesia dan masing-masing 1 penderita berasal dari
Kamboja dan Myanmar. Pada tahun 2007, di antara negara-negara anggota ASEAN, hanya
Myanmar yang masih ditemukan kasus polio bahkan jumlahnya meningkat dibandingkan
tahun sebelumnya yang hanya ditemukan 1 kasus menjadi 15 kasus. Indonesia yang pada
tahun 2005 terjadi kejadian luar biasa dengan ditemukannya 349 kasus polio mampu
mengendalikan kejadian tersebut sehingga pada sejak 2007 tidak ditemukan lagi kasus polio.
162
Pada tahun 2008, wilayah ASEAN sudah tidak ditemukan lagi kasus Polio. Namun, di
SEARO masih ditemukan sebanyak 565 kasus dari 2 negara, yaitu India dan Nepal. India
mengalami penurunan 36% dari tahun sebelumnya, sementara Nepal mengalami kenaikan
20%.
GAMBAR 6.16
JUMLAH KASUS POLIO DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO
TAHUN 2004-2008
Pada tahun 2008, Tetanus Neonatorum terjadi di 8 negara ASEAN, dengan jumlah
kasus tertinggi di Indonesia dan Filipina yang melebihi 100 orang. Akan tetapi jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk, angka tertinggi kasus tetanus neonatorum terjadi di
Kamboja, sementara Indonesia justru berada di urutan ke-5. Thailand merupakan negara
dengan kasus terendah, baik dari jumlah kasus maupun jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk. Di Singapura dan Brunei Darussalam dilaporkan tidak ada kasus Tetanus
Neonatorum.
Berdasarkan Vaccine-Preventable Disease Monitoring System 2009, tahun 2008 pada
kawasan SEARO jumlah kasus tetanus neonatorum yang terjadi di India jauh melebihi kasus
di negara lain di kawasan ASEAN, yaitu 811 kasus. Indonesia dan Bangladesh menempati
urutan kedua dan ketiga terbesar dengan masing-masing 183 dan 152 kasus. Sedangkan di
Bhutan, Korea Utara dan Maladewa dilaporkan tidak ada kasus tetanus neonatorum.
Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk, India tetap menjadi negara di urutan
pertama dengan angka 1.158,57. Jumlah kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi di negara-negara ASEAN dan SEARO tahun 2008 secara lengkap dapat dilihat
pada Lampiran 6.6.
C. UPAYA KESEHATAN
1. Cakupan Imunisasi
Imunisasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian
pada bayi dengan memberikan vaksin. Beberapa imunisasi yang wajib diberikan pada bayi
adalah imunisasi polio, BCG, dan campak. BCG seringkali digunakan sebagai cerminan
proporsi anak-anak yang dilindungi dari bentuk tuberkulosis yang parah selama 1 tahun
pertama hidupnya, dan juga digunakan sebagai salah satu indikator akses ke pelayanan
kesehatan.
Selain BCG, vaksin lain yang wajib diberikan pada bayi adalah polio. Imunisasi polio
merupakan imunisasi untuk mencegah penyakit polio. Tidak seperti imunisasi BCG atau
campak yang membutuhkan 1 dosis, imunisasi polio membutuhkan 3 dosis. Maka untuk
mengukur keberhasilan upaya kesehatan yang digunakan adalah polio3 yaitu ketika bayi telah
mendapatkan imunisasi polio sebanyak 3 dosis (3 kali).
Di antara penyakit pada anak-anak yang dapat dicegah dengan imunisasi, campak
adalah penyebab utama kematian anak. Oleh karena itu pencegahan campak merupakan
faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita. Dari 22 tujuan yang disepakati
dalam pertemuan dunia tentang anak, salah satunya adalah mempertahankan cakupan
imunisasi campak sebesar 90%. Di seluruh negara ASEAN dan SEARO, imunisasi campak
164
diberikan pada bayi usia 9-12 bulan dan merupakan imunisasi terakhir yang diberikan kepada
bayi di antara imunisasi wajib lainnya (BCG, DPT, Polio, Hepatitis, dan Campak). Dengan
demikian, diasumsikan bayi yang mendapatkan imunisasi campak telah mendapatkan
imunisasi lengkap. Berarti besarnya cakupan imunisasi campak juga menggambarkan
besarnya cakupan bayi yang telah mendapat imunisasi lengkap.
Jika dibandingkan dengan imunisasi lainnya pada Gambar 6.17, cakupan imunisasi
BCG pada bayi umumnya lebih tinggi. Hal tersebut terjadi karena jadwal pemberian
imunisasi BCG yang relatif lebih awal dibandingkan dengan imunisasi yang lainbahkan
beberapa negara memberikan imunisasi BCG sesaat setelah bayi dilahirkansehingga bayi
masih dalam pantauan petugas kesehatan. Pada tahun 2008 cakupan imunisasi BCG tertinggi
di antara negara anggota ASEAN dicapai Thailand dan Singapura 99% dan terendah Laos
68%.
Di kawasan SEARO, 7 dari 11 negara mencapai cakupan imunisasi BCG 90%.
Negara-negara tersebut adalah Thailand, Bangladesh, Bhutan, Korea Utara, Maladewa,
Indonesia dan Sri Lanka. Sedangkan Timor Leste merupakan negara dengan cakupan
imunisasi BCG terendah yaitu 68%.
GAMBAR 6.17
CAKUPAN BEBERAPA IMUNISASI DI NEGARA-NEGARA
ASEAN & SEARO TAHUN 2008
Sumber : WHO Immunization Summary, 2010: A Statistical Reference Containing Data through 2008
Pada tahun 2008, 7 dari 10 negara anggota ASEAN telah mencapai target cakupan
imunisasi polio3 sebesar 90%. Cakupan tertinggi dicapai oleh Brunei Darussalam dan
Thailand yaitu 99% dan terendah adalah Laos yaitu 60%. Menurut sumber yang sama, 6 dari
165
11 negara di kawasan SEARO telah mencapai cakupan imunisasi polio3 sebesar 90%.
Cakupan imunisasi polio tertinggi adalah Thailand 99% dan terendah adalah India dengan
67%.
Pada tahun yang sama, 6 negara anggota ASEAN juga telah mencapai target
imunisasi campak yaitu 90%. Negara-negara tersebut adalah Brunei Darussalam, Filipina,
Malaysia, Singapura, Vietnam dan Thailand. Thailand merupakan negara dengan cakupan
imunisasi campak tertinggi yaitu 98%. Sedangkan yang terendah adalah Laos dengan
cakupan campak sebesar 52%. Cakupan imunisasi Campak di Indonesia 2008 sebesar 83%.
Di kawasan SEARO, 5 dari 11 negara mencapai cakupan imunisasi Campak 90%.
Negara-negara tersebut adalah Thailand, Bhutan, Korea Utara, Maladewa dan Sri Lanka.
Sedangkan India merupakan negara dengan cakupan imunisasi Campak terendah yaitu 70%.
Hampir di seluruh negara ASEAN dan SEARO imunisasi hepatitis merupakan
imunisasi dasar yang diberikan pada bayi, namun tidak demikian halnya dengan yang terjadi
di India. Di India imunisasi hepatitis bukan merupakan imunisasi dasar, maka pada Lampiran
6.7 dapat dilihat hanya India yang merupakan negara dengan persentase rendah bayi yang
mendapat imunisasi hepatitis3, yaitu 21%. Sedangkan negara-negara lain telah mencapai
imunisasi tersebut di atas 60%, bahkan beberapa di antaranya telah melebihi 90%.
Sementara di Indonesia sebanyak 89% bayi telah mendapatkan imunisasi BCG, 77%
mendapatkan imunisasi polio3, dan 83% mendapatkan imunisasi campak. Cakupan 5
imunisasi dasar di ASEAN dan SEARO lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6.7.
2. Pengendalian TB Paru
WHO telah menetapkan target untuk temuan kasus TB Paru melalui strategi DOTS
70% dan angka kesembuhan 85%. Sementara pencapaian secara global temuan kasus TB
Paru adalah 60% dan angka kesembuhan mencapai 84%. Hal tersebut berarti pencapaian
kedua indikator tersebut belum mencapai target walaupun untuk angka kesembuhan hampir
mencapai target.
Pada tahun 2008, 4 negara ASEAN telah mencapai target penemuan penderita yang
ditetapkan WHO yaitu 70%. Empat negara tersebut adalah Brunei Darussalam (87%),
Singapura (87%), Indonesia (80%), dan Malaysia (76%). Enam negara ASEAN lainnya
belum mencapai target penemuan penderita penyakit paru karena masih berkisar 43% - 67%.
166
GAMBAR 6.18
PENEMUAN PENDERITA TB PARU DI NEGARA ASEAN &
SEARO TAHUN 2008
GAMBAR 6.19
ANGKA KESEMBUHAN TB PARU DI NEGARA ASEAN &
SEARO TAHUN 2007
Menurut sumber yang sama, pada tahun 2007 terdapat 6 negara di ASEAN dengan
angka kesembuhan mencapai target (85%). Indonesia termasuk salah satu negara yang
mencapai target untuk angka kesembuhan ini, yaitu 91%. Brunei, Malaysia, Singapura, dan
Thailand termasuk negara yang belum mencapai target penyembuhan penderita. Angka
kesembuhan tertinggi dicapai Kamboja dengan 94% dan terendah adalah Malaysia dengan
72%.
Pada Gambar 6.19 terlihat bahwa 7 negara di kawasan SEARO telah mencapai angka
penyembuhan penderita. Tertinggi dicapai Buthan dengan angka kesembuhan 93% dan
terendah adalah Bangladesh dengan angka kesembuhan 62%. Ada penurunan angka drastis
pada tahun ini. Bangladesh yang pada tahun 2006 memiliki angka kesembuhan tertinggi
(92%) turun menjadi negara dengan angka kesembuhan terendah (62%) di tahun 2007.
Sementara itu, dari Gambar 6.18 dan 6.19 terlihat bahwa Indonesia telah mencapai
target yang ditetapkan terhadap indikator case detection rate (angka penemuan penderita) dan
167
succes rate (angka kesembuhan). Bahkan untuk angka kesembuhan, Indonesia mencapai
angka tertinggi ke-2 di kawasan SEARO.
maka persentase penduduk yang menggunakan sarana sanitasi sehat relatif rendah, masih
terdapat 10 negara di kawasan ini dengan penduduk yang menggunakan sarana sanitasi sehat
di bawah 80%. Persentase penduduk yang menggunakan sumber air bersih dan sarana
sanitasi sehat di negara ASEAN dan SEARO tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 6.3.
***
169
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2006. Estimasi Parameter Demografi SUPAS 2005. BPS, Jakarta.
___________. 2006. Statistik Kesejahtraan Rakyat 2005. BPS, Jakarta.
___________. 2007. Statistik Kesejahtraan Rakyat 2006. BPS, Jakarta.
___________. 2008. Statistik Kesejahtraan Rakyat 2007. BPS, Jakarta.
___________. 2009. Statistik Kesejahtraan Rakyat 2008. BPS, Jakarta.
___________. 2005. Beberapa Indikator Penting Sosial-Ekonomi Indonesia 2005. BPS,
Jakarta.
___________. 2007. Beberapa Indikator Penting mengenai Indonesia. BPS, Jakarta.
___________. 2010. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia.
BPS, Jakarta.
___________. 2010. Analisis Dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan 2010. BPS, Jakarta.
___________. 2004. Statistik Indonesia 2003. BPS, Jakarta.
___________. 2005. Statistik Indonesia 2004. BPS, Jakarta.
___________. 2006. Statistik Indonesia 2005/2006. BPS, Jakarta.
___________. 2007. Statistik Indonesia 2007. BPS, Jakarta.
___________. 2004. Statistik Kesehatan 2004. BPS, Jakarta.
___________. 2008.. Pedoman Millenium Development Goals. BPS, Jakarta.
___________. 2008.. Press Release BPS 2008: Jumlah Kemiskinan. www.bps.go.id, Jakarta.
___________. 2010.. Berita Resmi Statistik, BPS, No. 45/07/Th. XIII, 1 Juli 2010.
___________. 2010.. Data Strategis BPS, BPS, Jakarta.
___________. 2010.. Hasil Sensus Penduduk 2010, Data Agregat Per Provinsi, BPS, Jakarta.
170
Badan Pusat Statistik (BPS) dan Macro International, 1998. Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) 1997. Calverton, Maryland, USA.
___________. 2003. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003.
Calverton, Maryland, USA.
___________. 2008. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007. Macro.
Calverton, Maryland, USA.
Badan Pusat Statistik, BAPPENAS, UNFPA. 2005. Proyeksi Penduduk Indonesia (Indonesia
Population Projection 2000 - 2025). BPS, Jakarta.
Kementerian Dalam Negeri. 2010. Kode Dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
2010. Depdagri, Jakarta.
www.depdagri.goid
Kementerian Kesehatan. 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
___________. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS Indonesia Tahun
2007. Depkes, Jakarta.
___________. 2008. Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
2008. Depkes, Jakarta.
___________. 2008. Profil Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan 2007.
Depkes, Jakarta.
___________.2008. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
___________. 2006. Profil Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia
Kesehatan 2005. Depkes, Jakarta.
___________. 2006. Statistik Rumah Sakit Di Indonesia Seri 1: Kegiatan Pelayanan.
Depkes, Jakarta.
___________. 2006. Statistik Rumah Sakit Di Indonesia Seri 2: Ketenagaan. Depkes, Jakarta.
___________. 2006.Statistik Rumah Sakit Di Indonesia Seri 3:Morbiditas/Mortalitas.
Depkes, Jakarta.
___________. 2006. Profil Pendidikan Tenaga Kesehatan Tahun 2006. Pusdiknakes, Depkes
RI, Jakarta.
171
___________. 2005. Publikasi Hasil Analisis Data Survei Kesehatan Nasional 2004. Badan
Litbangkes, Depkes RI, Jakarta.
___________.2005. Pencegahan dan Pemberantasan DBD di Indonesia, Dirjen PPPL
Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
___________.2000. Indonesia Sehat 2010, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
___________.1996. Publikasi Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga 1995. Badan
Litbangkes, Jakarta.
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal RI, 2010. Strategi Nasional
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal 2004-2009. Jakarta.
USAID, 2008. The World Population Data Sheet. Population Reference Bureau.
The United Nations Development Programme. 2008. Human Development Report
2007/2008. UNDP, New York.
UNAIDS. 2008. 2008 Report on The Global AIDS Epidemic. UNAIDS/WHO.
UNICEF. 2008. The State of the Worlds Children 2008. UNICEF/WHO, New York.
___________. 2009. The State of the Worlds Children 2009. UNICEF/WHO, New York.
___________. 2008. Incidence Series Immunization 2007. UNICEF/WHO, New York.
___________. 2008. Immunization Summary: The 2007 Edition. UNICEF/WHO, New York.
WHO. 2008. World Health Statistics 2007. WHO Press, Geneva.
___________. World Health Statistics 2008. WHO Press, Geneva.
___________. 2008. WHO Vaccine Preventable Diseases, Monitoring System. WHO, New
York.
***
172
Lampiran 2.1
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Sumber: Kementerian Dalam Negeri, 2010
Kabupaten
Kota
Pembagian Wilayah
Kabupaten + Kota
Kecamatan
Kelurahan + Desa
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
18
25
12
10
9
11
9
12
6
5
1
17
29
4
29
4
8
8
20
12
13
11
10
11
10
21
10
5
5
9
7
10
28
5
8
7
2
2
4
1
2
1
2
5
9
6
1
9
4
1
2
1
2
1
2
4
4
1
3
2
1
0
2
2
1
1
23
33
19
12
11
15
10
14
7
7
6
26
35
5
38
8
9
10
21
14
14
13
14
15
11
24
12
6
5
11
9
11
29
275
408
169
153
128
217
116
206
43
59
44
625
573
78
662
154
57
116
286
175
120
151
136
150
147
301
199
65
66
76
109
149
330
399
98
497
6,543
6,420
5,649
964
1,500
1,319
2,869
1,442
2,358
361
331
267
5,827
8,577
438
8,502
1,530
698
913
2,775
1,777
1,439
1,973
1,404
1,510
1,712
2,874
1,825
595
564
898
1,041
1,291
3,583
75,226
Lampiran 2.2
Provinsi
Laki-Laki
Perempuan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
2,243,578
6,479,051
2,404,472
2,854,989
1,578,338
3,789,109
875,663
3,905,366
634,783
864,333
4,859,272
21,876,572
16,081,140
1,705,404
18,488,290
5,440,783
1,961,170
2,180,168
2,323,534
2,243,740
1,147,878
1,834,928
1,868,196
1,157,559
1,349,225
3,921,543
1,120,225
520,885
581,284
773,585
529,645
402,587
1,510,285
119,507,580
2,242,992
6,506,024
2,441,526
2,688,042
1,510,280
3,657,292
837,730
3,690,749
588,265
821,365
4,728,926
21,145,254
16,299,547
1,746,986
18,987,721
5,203,247
1,930,258
2,316,687
2,355,782
2,149,499
1,054,721
1,791,191
1,682,390
1,108,378
1,284,195
4,111,008
1,110,344
517,700
577,052
757,817
505,833
358,268
1,341,714
118,048,783
4,486,570
12,985,075
4,845,998
5,543,031
3,088,618
7,446,401
1,713,393
7,596,115
1,223,048
1,685,698
9,588,198
43,021,826
32,380,687
3,452,390
37,476,011
10,644,030
3,891,428
4,496,855
4,679,316
4,393,239
2,202,599
3,626,119
3,550,586
2,265,937
2,633,420
8,032,551
2,230,569
1,038,585
1,158,336
1,531,402
1,035,478
760,855
2,851,999
237,556,363
100
100
98
106
105
104
105
106
108
105
103
103
99
98
97
105
102
94
99
104
109
102
111
104
105
95
101
101
101
102
105
112
113
101
Lampiran 2.3
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Luas
Wilayah
(Km) (a)
(3)
Perempuan
(5)
Total
(6)
Sex Ratio
Kepadatan
Penduduk
Per Km
Laju Pertumbuhan
Penduduk Tahun
2008-2009
(7)
(8)
(9)
57,956.00
72,981.23
42,012.89
87,023.66
50,058.16
91,592.43
19,919.33
34,623.80
16,424.06
8,201.72
664.01
35,377.76
32,800.69
3,133.15
47,799.75
9,662.92
5,780.06
18,572.32
48,718.10
147,307.00
153,564.50
38,744.23
204,534.34
13,851.64
61,841.29
46,717.48
38,067.70
11,257.07
16,787.18
46,914.03
31,982.50
97,024.27
319,036.05
2,171,369
6,594,082
2,380,755
2,794,607
1,444,753
3,650,602
847,246
3,819,463
600,438
737,759
4,520,075
20,926,688
16,316,924
1,759,886
18,491,980
4,939,056
1,792,353
2,120,090
2,298,945
2,181,554
1,087,617
1,753,149
1,654,268
1,135,202
1,262,695
3,814,177
1,045,510
497,584
530,018
678,496
493,415
389,989
1,087,200
2,192,110
6,654,309
2,447,223
2,511,925
1,389,412
3,572,035
819,670
3,672,485
537,695
777,539
4,702,934
20,574,877
16,547,646
1,741,987
18,794,266
4,843,725
1,758,659
2,313,930
2,320,716
2,137,588
998,199
1,742,983
1,510,531
1,093,661
1,217,572
4,094,350
1,072,788
486,372
517,725
661,006
481,579
353,868
1,010,282
4,363,479
13,248,391
4,827,978
5,306,532
2,834,165
7,222,637
1,666,916
7,491,948
1,138,133
1,515,298
9,223,009
41,501,565
32,864,570
3,501,873
37,286,246
9,782,781
3,551,012
4,434,020
4,619,661
4,319,142
2,085,816
3,496,132
3,164,799
2,228,863
2,480,267
7,908,527
2,118,298
983,956
1,047,743
1,339,502
974,994
743,857
2,097,482
99
99
97
111
104
102
103
104
112
95
96
102
99
101
98
102
102
92
99
102
109
101
110
104
104
93
97
102
102
103
102
110
108
75
182
115
61
57
79
84
216
69
185
13,890
1,173
1,002
1,118
780
1,012
614
239
95
29
14
90
15
161
40
169
56
87
62
29
30
8
7
1.17
1.45
1.43
3.46
1.83
1.69
1.52
1.20
2.64
4.27
1.10
1.68
0.57
1.29
0.79
2.12
1.34
1.13
2.13
0.81
1.31
1.78
2.88
1.21
1.46
1.11
1.70
1.86
1.80
1.55
2.01
3.43
2.60
1,910,931.32
115,817,945
115,551,647
231,369,592
100
121
1.35
Lampiran 2.4
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
1971-1980
2000-2010
(3)
(4)
(5)
(6)
2.93
2.60
2.21
3.11
4.07
3.32
4.39
5.77
3.93
2.66
1.64
1.10
1.49
1.69
2.36
1.95
2.31
3.43
2.16
5.73
2.31
3.86
1.74
3.09
2.88
2.67
2.31
2.72
2.06
1.62
4.30
3.40
3.15
4.38
2.67
2.42
2.57
1.18
0.57
1.08
1.18
2.15
1.79
2.65
3.88
2.32
4.42
1.60
2.87
1.42
3.66
2.79
3.46
1.98
1.46
1.32
0.63
4.35
1.84
2.39
2.97
1.17
0.97
0.17
2.03
0.94
0.72
0.70
3.21
1.31
1.82
1.64
2.29
2.99
1.45
2.81
1.33
2.57
1.49
3.15
1.59
0.08
0.48
3.22
1.49
1.35
1.11
1.34
3.59
2.55
1.85
1.66
1.23
3.14
4.99
1.39
1.89
0.37
1.02
0.76
2.79
2.15
1.17
2.06
0.91
1.74
1.98
3.80
1.26
1.94
1.17
2.07
2.24
2.67
2.78
2.44
3.72
5.46
1.49
Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000, Sensus Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995 dan Sensus Penduduk 2010
Lampiran 2.5
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR TERTENTU, ANGKA BEBAN TANGGUNGAN
DAN PROVINSI TAHUN 2009
Laki-laki
No
Provinsi
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
Kelompok Umur
Jumlah
(1)
(2)
Aceh
Sumatera Utara
3
4
0-14
15-64
65+
(3)
(4)
(5)
(6)
Angka Beban
Jumlah
0-14
15-64
65+
(7)
(8)
(9)
(10)
Jumlah
0-14
15-64
65+
(11)
(12)
(13)
Tanggungan
(14)
(15)
678,602
1,410,898
81,869
2,171,369
655,199
1,434,504
102,407
2,192,110
1,333,801
2,845,402
184,276
4,363,479
53.35
2,115,500
4,245,001
233,581
6,594,082
2,048,201
4,318,503
287,605
6,654,309
4,163,701
8,563,504
521,186
13,248,391
54.71
Sumatera Barat
740,699
1,527,705
112,351
2,380,755
711,101
1,582,998
153,124
2,447,223
1,451,800
3,110,703
265,475
4,827,978
55.21
Riau
888,900
1,836,200
69,507
2,794,607
789,001
1,660,598
62,326
2,511,925
1,677,901
3,496,798
131,833
5,306,532
51.75
Jambi
426,902
968,901
48,950
1,444,753
410,200
930,599
48,613
1,389,412
837,102
1,899,500
97,563
2,834,165
49.21
Sumatera Selatan
1,111,501
2,411,901
127,200
3,650,602
1,057,101
2,374,500
140,434
3,572,035
2,168,602
4,786,401
267,634
7,222,637
50.90
Bengkulu
250,900
566,302
30,044
847,246
238,499
551,801
29,370
819,670
489,399
1,118,103
59,414
1,666,916
49.08
Lampung
1,090,601
2,568,801
160,061
3,819,463
1,061,399
2,451,703
159,383
3,672,485
2,152,000
5,020,504
319,444
7,491,948
49.23
162,900
412,601
24,937
600,438
148,400
366,801
22,494
537,695
311,300
779,402
47,431
1,138,133
46.03
10
Kepulauan Riau
233,499
486,900
17,360
737,759
233,700
525,907
17,932
777,539
467,199
1,012,807
35,292
1,515,298
49.61
11
DKI Jakarta
1,106,500
3,264,701
148,874
4,520,075
1,085,800
3,454,499
162,635
4,702,934
2,192,300
6,719,200
311,509
9,223,009
37.26
12
Jawa Barat
5,797,601
14,158,499
970,588
20,926,688
5,591,400
13,969,299
1,014,178
20,574,877
11,389,001
28,127,798
1,984,766
41,501,565
47.55
13
Jawa Tengah
4,205,502
11,083,400
1,028,022
16,316,924
4,018,402
11,221,203
1,308,041
16,547,646
8,223,904
22,304,603
2,336,063
32,864,570
47.34
14
DI Yogyakarta
325,800
1,292,501
141,585
1,759,886
308,601
1,251,503
181,883
1,741,987
634,401
2,544,004
323,468
3,501,873
37.65
15
Jawa Timur
4,062,801
13,260,100
1,169,079
18,491,980
3,876,301
13,397,498
1,520,467
18,794,266
7,939,102
26,657,598
2,689,546
37,286,246
39.87
16
Banten
1,508,501
3,273,901
156,654
4,939,056
1,459,301
3,219,000
165,424
4,843,725
2,967,802
6,492,901
322,078
9,782,781
50.67
17
Bali
423,801
1,260,301
108,251
1,792,353
403002
1,229,300
126,357
1,758,659
826,803
2,489,601
234,608
3,551,012
42.63
18
693,201
1,347,901
78,988
2,120,090
692,002
1,527,205
94,723
2,313,930
1,385,203
2,875,106
173,711
4,434,020
54.22
19
772,400
1,425,504
101,041
2,298,945
735,301
1,471,799
113,616
2,320,716
1,507,701
2,897,303
214,657
4,619,661
59.45
20
Kalimantan Barat
672,200
1,433,402
75,952
2,181,554
657,200
1,405,199
75,189
2,137,588
1,329,400
2,838,601
151,141
4,319,142
52.16
21
Kalimantan Tengah
318,498
738,001
31,118
1,087,617
299,499
669,801
28,899
998,199
617,997
1,407,802
60,017
2,085,816
48.16
22
Kalimantan Selatan
489,501
1,203,203
60,445
1,753,149
468,999
1,197,902
76,082
1,742,983
958,500
2,401,105
136,527
3,496,132
45.61
23
Kalimantan Timur
462,000
1,149,702
42,566
1,654,268
442,802
1,028,298
39,431
1,510,531
904,802
2,178,000
81,997
3,164,799
45.31
24
Sulawesi Utara
275,200
801,202
58,800
1,135,202
262,503
760,801
70,357
1,093,661
537,703
1,562,003
129,157
2,228,863
42.69
25
Sulawesi Tengah
370,299
848,104
44,292
1,262,695
359,600
815,599
42,373
1,217,572
729,899
1,663,703
86,665
2,480,267
49.08
26
Sulawesi Selatan
1,138,101
2,507,806
168,270
3,814,177
1,122,201
2,748,100
224,049
4,094,350
2,260,302
5,255,906
392,319
7,908,527
50.47
27
Sulawesi Tenggara
352,199
660,700
32,611
1,045,510
352,301
683,998
36,489
1,072,788
704,500
1,344,698
69,100
2,118,298
57.53
28
Gorontalo
146,299
333,603
17,682
497,584
137,602
327,701
21,069
486,372
283,901
661,304
38,751
983,956
48.79
29
Sulawesi Barat
156,699
350,201
23,118
530,018
141,801
348,302
27,622
517,725
298,500
698,503
50,740
1,047,743
50.00
30
Maluku
220,400
432,301
25,795
678,496
210,600
422,600
27,806
661,006
431,000
854,901
53,601
1,339,502
56.69
31
Maluku Utara
162,003
317,298
14,114
493,415
156,799
308,503
16,277
481,579
318,802
625,801
30,391
974,994
55.80
32
Papua Barat
118,799
264,098
7,092
389,989
112,400
237,201
4,267
353,868
231,199
501,299
11,359
743,857
48.39
33
Papua
Indonesia
331,799
734,500
20,901
1,087,200
316,401
679,600
14,281
1,010,282
648,200
1,414,100
35,182
2,097,482
48.33
31,810,108
78,576,139
5,431,698
115,817,945
30,563,619
78,572,825
6,415,203
115,551,647
62,373,727
157,148,964
11,846,901
231,369,592
47.23
Sumber: Badan Pusat Statistik: Estimasi Penduduk Sasaran Program Kesehatan, dari "Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2007 - 2011", Kemenkes RI, 2009.
Lampiran 2.6
Provinsi
(1)
(2)
Jumlah
Kab/Kota
Kabupaten
Tertinggal
2007
2008
(%)
Jumlah
Kab/Kota
Kabupaten
Tertinggal
(%)
Jumlah
Kab/Kota
Kabupaten
Tertinggal
(8)
2009
2010
(%)
Jumlah
Kab/Kota
Kabupaten
Tertinggal
(11)
(12)
(13)
(%)
(14)
Jumlah Kabupaten
Kab/Kota Tertinggal
(15)
(16)
(%)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(9)
(10)
Aceh
21
16
76.19
23
16
69.57
23
16
69.57
23
16
69.57
23
12
(17)
52.17
Sumatera Utara
25
24.00
28
21.43
33
18.18
33
18.18
33
18.18
Sumatera Barat
19
47.37
19
47.37
19
47.37
19
47.37
19
42.11
Riau
11
18.18
11
18.18
11
18.18
12
16.67
12
0.00
Jambi
10
20.00
10
20.00
11
18.18
11
18.18
11
0.00
Sumatera Selatan
14
42.86
15
40.00
15
40.00
15
40.00
15
46.67
Bengkulu
88.89
88.89
10
80.00
10
80.00
10
60.00
Lampung
10
50.00
11
45.45
14
35.71
14
35.71
14
28.57
42.86
42.86
42.86
42.86
14.29
10
Kepulauan Riau
16.67
16.67
14.29
14.29
28.57
11
DKI Jakarta
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
12
Jawa Barat
25
8.00
26
7.69
26
7.69
26
7.69
26
7.69
13
Jawa Tengah
35
8.57
35
8.57
35
8.57
35
8.57
35
0.00
14
DI Yogyakarta
40.00
40.00
40.00
40.00
0.00
15
Jawa Timur
38
21.05
38
21.05
38
21.05
38
21.05
38
13.16
16
Banten
33.33
28.57
25.00
25.00
25.00
17
Bali
11.11
11.11
11.11
11.11
0.00
18
77.78
66.67
10
60.00
10
70.00
10
80.00
19
16
15
93.75
20
15
75.00
21
15
71.43
21
15
71.43
21
20
95.24
20
Kalimantan Barat
12
75.00
14
10
71.43
14
10
71.43
14
64.29
14
10
71.43
21
Kalimantan Tengah
14
50.00
14
50.00
14
50.00
14
50.00
14
7.14
22
Kalimantan Selatan
13
0.00
13
15.38
13
15.38
13
15.38
13
15.38
23
Kalimantan Timur
13
38.46
14
21.43
14
21.43
14
21.43
14
21.43
24
Sulawesi Utara
22.22
13
15.38
15
13.33
15
13.33
15
20.00
25
Sulawesi Tengah
10
90.00
10
90.00
11
81.82
11
81.82
11
10
90.91
26
Sulawesi Selatan
23
13
56.52
23
13
56.52
24
13
54.17
24
13
54.17
24
16.67
27
Sulawesi Tenggara
10
80.00
12
66.67
12
66.67
12
66.67
12
75.00
28
Gorontalo
80.00
66.67
66.67
66.67
50.00
29
Sulawesi Barat
100.00
100.00
100.00
5 100.00
100.00
30
Maluku
87.50
77.78
11
63.64
11
63.64
11
72.73
31
Maluku Utara
75.00
75.00
66.67
66.67
77.78
32
Papua Barat
77.78
77.78
10
70.00
11
63.64
11
72.73
33
Papua
Indonesia
20
19
95.00
21
19
90.48
29
19
65.52
29
19
65.52
29
27
93.10
440
199
45.23
465
199
42.80
495
199
40.20
497
199
40.04
497
183
36.82
Lampiran 2.7
Provinsi
(1)
(2)
Perdesaan
(3)
(4)
Perkotaan + Perdesaan
(5)
Aceh
292,428
249,546
261,898
Sumatera Utara
234,712
189,306
210,241
Sumatera Barat
248,525
201,257
217,469
Riau
265,707
226,945
246,481
Jambi
244,516
178,107
199,623
Sumatera Selatan
247,661
190,109
212,381
Bengkulu
242,735
192,351
210,084
Lampung
224,168
175,734
188,812
272,809
261,378
266,843
10
Kepulauan Riau
308,210
256,742
11
DKI Jakarta
316,936
283,965
316,936
12
Jawa Barat
203,751
175,193
191,985
13
Jawa Tengah
196,478
169,312
182,515
14
DI Yogyakarta
228,236
182,706
211,978
15
Jawa Timur
202,624
174,628
188,317
16
Banten
212,310
178,238
198,750
17
Bali
211,461
176,003
196,466
18
213,450
164,526
185,025
19
218,796
142,478
156,191
20
Kalimantan Barat
194,881
166,815
174,617
21
Kalimantan Tengah
209,317
199,157
202,612
22
Kalimantan Selatan
216,538
181,059
195,787
261,185
23
Kalimantan Timur
283,472
224,506
24
Sulawesi Utara
193,251
178,271
184,772
25
Sulawesi Tengah
217,529
182,241
189,653
26
Sulawesi Selatan
177,872
142,241
153,715
27
Sulawesi Tenggara
175,070
157,554
161,583
28
Gorontalo
173,850
156,873
162,189
29
Sulawesi Barat
175,901
156,866
163,224
30
Maluku
230,913
199,596
207,771
31
Maluku Utara
226,732
190,838
201,500
32
Papua Barat
304,730
269,354
277,416
33
Papua
285,158
234,727
222,123
179,835
246,225
200,262
Indonesia
Sumber: Berita Resmi Statistik No. 45/07/Th.XIII, 1 Juli 2010
Lampiran 2.8
JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT PROVINSI DAN DAERAH 2008 - 2010)
Maret Tahun 2008
No
Provinsi
(1)
(2)
Perkotaan
Jumlah (ribu)
(3)
Jumlah (ribu)
(5)
(4)
Perdesaan
%
Jumlah (ribu)
(7)
(6)
Perkotaan
Jumlah (ribu)
(9)
(8)
Perkotaan +
Perdesaan
Perdesaan
%
Jumlah (ribu)
(11)
(10)
Jumlah (ribu)
(13)
(12)
Perkotaan
Jumlah (ribu)
(15)
(14)
Perkotaan +
Perdesaan
Perdesaan
%
Jumlah (ribu)
(17)
(16)
Jumlah (ribu)
(19)
(18)
%
(20)
Aceh
195.80
16.7
763.90
26.3
959.7
23.5
182.10
15.4
710.68
24.4
892.8
21.8
173.37
14.7
688.48
23.5
861.85
21.0
Sumatera Utara
761.70
12.9
852.10
12.3
1,613.8
12.6
688.04
11.5
811.64
11.6
1,499.7
11.5
689.00
11.3
801.89
11.3
1,490.89
11.3
Sumatera Barat
127.30
8.3
349.90
11.9
477.2
10.7
115.78
7.5
313.48
10.0
429.3
9.5
106.18
6.8
323.84
10.9
430.02
9.5
Riau
245.10
9.1
321.60
12.2
566.7
10.6
225.60
8.0
301.89
10.9
527.5
9.5
208.92
7.2
291.34
10.2
500.26
8.7
Jambi
120.10
13.3
140.20
7.4
260.3
9.3
117.29
12.7
132.41
6.9
249.7
8.8
110.82
11.8
130.79
6.7
241.61
8.3
Sumatera Selatan
514.70
18.9
734.90
17.0
1,249.6
17.7
470.03
16.9
697.85
15.9
1,167.9
16.3
471.22
16.7
654.50
14.7
1,125.72
15.5
Bengkulu
131.80
22.0
220.20
19.9
352.0
20.6
117.60
19.2
206.53
18.3
Lampung
365.60
17.9
1,226.00
22.1
1,591.6
21.0
349.31
16.8
1,208.97
21.5
324.1
1558.28
18.6
117.21
18.8
207.72
18.1
324.93
18.3
20.2
301.73
14.3
1,178.20
20.7
1,479.93
18.9
36.50
7.6
50.20
9.5
86.7
8.6
28.78
5.9
47.85
8.9
76.6
7.5
21.85
4.4
45.90
8.5
67.75
6.5
10
Kepulauan Riau
69.20
8.8
67.10
9.6
136.4
9.2
62.58
7.6
65.63
9.0
128.2
8.3
67.08
7.9
62.59
8.2
129.67
8.1
11
DKI Jakarta
379.60
4.3
379.6
4.3
323.17
3.6
323.17
3.6
312.18
3.5
312.18
3.5
12
Jawa Barat
2,617.40
10.9
2,705.00
16.1
5,322.4
13.0
2,531.37
10.3
2,452.20
14.3
4,983.6
12.0
2,350.53
9.4
2,423.19
13.9
4,773.72
11.3
2,556.50
16.3
3,633.10
22.0
6,189.6
19.2
2,420.94
15.4
3,304.75
19.9
5,725.7
17.7
2,258.94
14.3
3,110.22
18.7
5,369.16
16.6
324.20
15.0
292.10
24.3
616.3
18.3
311.47
14.3
274.31
22.6
585.8
17.2
308.36
14.0
268.94
22.0
577.30
16.8
2,310.60
13.2
4,340.60
23.6
6,651.3
18.5
2,148.51
12.2
3,874.07
21.0
6,022.6
16.7
1,873.55
10.6
3,655.76
19.7
5,529.31
15.3
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
371.00
6.2
445.70
11.2
816.7
8.2
348.74
5.6
439.33
10.7
788.1
7.6
318.29
5.0
439.87
10.4
758.16
7.2
17
Bali
115.10
5.7
100.70
6.8
215.7
6.2
92.06
4.5
89.66
6.0
181.7
5.1
83.62
4.0
91.31
6.0
174.93
4.9
18
560.40
29.5
520.20
19.7
1,080.6
23.8
557.54
28.8
493.41
18.4
1,051.0
22.8
552.62
28.2
456.74
16.8
1,009.36
21.6
19
119.30
15.5
979.10
27.9
1,098.3
25.7
109.41
14.0
903.74
25.4
1,013.2
23.3
107.38
13.6
906.71
25.1
1,014.09
23.0
20
Kalimantan Barat
127.50
10.0
381.30
11.5
508.8
11.1
93.98
7.2
340.79
10.1
434.8
9.3
83.43
6.3
345.32
10.1
428.75
9.0
21
Kalimantan Tengah
45.30
5.8
154.60
10.2
200.0
8.7
35.78
4.5
130.08
8.3
165.9
7.0
33.23
4.0
130.99
8.2
164.22
6.8
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
81.10
5.8
137.80
7.0
218.9
6.5
68.76
4.8
107.21
5.3
176.0
5.1
65.76
4.5
116.20
5.7
181.96
5.2
110.40
5.9
176.10
15.5
286.4
9.5
77.06
4.0
162.16
13.9
239.2
7.7
79.24
4.0
163.76
13.7
243.00
7.7
24
Sulawesi Utara
72.70
7.6
150.90
12.0
223.5
10.1
79.25
8.1
140.31
11.1
219.6
9.8
76.38
7.8
130.35
10.1
206.73
9.1
25
Sulawesi Tengah
60.90
11.5
463.80
23.2
524.7
20.8
54.67
10.1
435.17
21.4
489.8
19.0
54.22
9.8
420.77
20.3
474.99
18.1
26
Sulawesi Selatan
150.80
6.1
880.90
16.8
1,031.7
13.3
124.50
4.9
839.06
15.8
963.6
12.3
119.18
4.7
794.25
14.9
913.43
11.6
27
Sulawesi Tenggara
27.20
5.3
408.70
23.8
435.9
19.5
26.19
5.0
408.15
23.1
434.3
18.9
22.18
4.1
378.52
20.9
400.70
17.1
28
Gorontalo
27.50
9.9
194.10
31.7
221.6
24.9
22.19
7.9
202.43
32.8
224.6
25.0
17.84
6.3
192.05
30.9
209.89
23.2
29
Sulawesi Barat
48.30
14.1
122.80
18.0
171.1
16.7
43.51
12.6
114.72
16.7
158.2
15.3
33.73
9.7
107.61
15.5
141.34
13.6
30
Maluku
44.70
13.0
346.70
35.6
391.3
29.7
38.77
11.0
341.24
34.3
380.0
28.2
36.35
10.2
342.28
33.9
378.63
27.7
31
Maluku Utara
9.00
3.3
96.00
14.7
105.1
11.3
8.72
3.1
89.27
13.4
98.0
10.4
7.64
2.7
83.44
12.3
91.08
9.4
32
Papua Barat
9.50
5.9
237.00
43.7
246.5
35.1
8.55
5.2
248.29
44.7
256.8
35.7
9.59
5.7
246.66
43.5
256.25
34.9
33
Papua
Indonesia
31.60
7.0
701.50
46.0
733.1
37.1
28.19
6.1
732.16
46.8
760.4
37.5
26.18
5.6
735.44
46.0
761.62
36.8
12,768.50
11.7
22,194.80
18.9
34,963.3
15.4
11,910.53
10.7
20,619.44
17.4
32,530.0
14.2
11,097.77
9.9
19,925.62
16.6
31,023.39
13.3
Lampiran 2.9
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
2008
2009
Laki-laki
Perempuan
Laki + Perempuan
Laki-laki
Perempuan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
97,71
98,68
97,99
99,00
97,89
98,36
96,98
96,63
97,32
97,57
99,56
97,70
93,82
94,46
92,35
97,54
92,80
87,29
89,78
93,32
98,30
97,54
97,82
99,39
97,34
89,23
94,69
95,86
90,28
98,37
97,61
93,97
77,97
95,38
94,28
95,46
95,45
96,50
92,69
95,73
92,18
90,43
93,24
94,18
97,96
93,37
84,89
84,64
82,64
92,88
81,20
73,47
85,68
83,55
96,19
92,70
94,77
98,90
93,96
84,15
87,89
95,17
84,55
96,28
93,24
90,17
66,61
89,10
95,94
97,04
96,66
97,76
95,31
97,05
94,60
93,63
95,34
95,81
98,74
95,53
89,24
89,45
87,31
95,21
86,94
79,85
87,66
88,52
97,27
95,08
96,36
99,15
95,68
86,53
91,25
95,51
87,31
97,31
95,44
92,15
72,47
92,19
97,95
98,61
98,24
98,95
98,09
98,41
97,46
97,27
97,65
98,68
99,59
97,76
94,02
95,26
92,96
97,74
92,92
87,07
90,24
94,13
98,50
97,49
98,19
99,43
97,04
90,29
94,97
95,66
90,87
98,26
97,62
95,57
75,52
95,65
Laki + Perempuan
(8)
94,99
95,79
95,50
97,25
92,97
96,04
92,35
91,41
93,16
93,38
98,34
94,25
85,26
85,53
83,09
94,14
81,80
74,56
85,85
85,35
96,29
93,45
95,51
99,02
94,50
84,19
88,28
95,77
84,41
96,63
93,88
90,13
64,89
89,68
96,36
97,15
96,81
98,11
95,51
97,21
94,90
94,37
95,41
96,08
98,94
95,98
89,46
90,18
87,80
95,95
87,22
80,18
87,96
89,70
97,39
95,41
96,89
99,22
95,78
87,02
91,51
95,71
87,59
97,42
95,74
92,94
70,29
92,58
Lampiran 2.10
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Laki-laki
2008
Perempuan
Laki-laki+Perempuan
Laki-laki
2009
Perempuan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
8,6
8,9
8,4
8,8
8,1
7,9
8,2
7,5
7,7
8,4
10,7
7,9
7,3
9,3
7,5
8,2
8,6
7,2
6,8
7,0
8,0
7,8
9,1
8,8
8,0
7,6
8,3
6,8
7,4
8,8
8,2
8,2
7,0
8,0
7,9
8,1
8,1
8,2
7,2
7,2
7,5
6,8
7,0
7,9
9,7
7,0
6,4
8,1
6,4
7,2
7,0
6,0
6,1
6,1
7,4
7,0
8,2
8,7
7,6
7,0
7,2
7,0
6,6
8,2
7,5
7,1
5,6
7,1
8,3
8,5
8,3
8,5
7,6
7,6
7,8
7,2
7,4
8,1
10,2
7,5
6,9
8,7
7.0
7,7
7,8
6,5
6,4
6,6
7,7
7,4
8,7
8,7
7,8
7,3
7,7
6,9
7,0
8,5
7,9
7,7
6,3
7,5
9,0
9,0
8,6
8,8
8,1
8,0
8,6
7,9
7,7
8,4
10,8
8,2
7,6
9,5
7,8
8,6
8,6
7,3
6,9
7,1
8,2
8,0
9,1
8,8
8,1
7,8
8,4
7,0
7,3
8,8
8,7
8,6
7,0
8,2
Laki-laki+Perempuan
(8)
8,3
8,3
8,3
8,3
7,2
7,3
7,8
7,5
7,1
7,8
9,8
7,3
6,6
8,2
6,6
7,5
7,1
6,0
6,4
6,1
7,5
7,1
8,3
8,7
7,7
7,1
7,5
7,4
6,8
8,3
7,7
7,7
5,7
7,3
8,6
8,6
8,5
8,6
7,7
7,7
8,2
7,7
7,4
8,1
10,3
7,7
7,1
8,8
7,2
8,0
7,8
6,6
6,6
6,6
7,8
7,5
8,7
8,8
7,9
7,4
7,9
7,2
7,1
8,6
8,2
8,2
6,4
7,7
Lampiran 2.11
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
7-12 thn
2008
13-15 thn
16-18 thn
7-12 thn
2009
13-15 thn
16-18 thn
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
99,03
98,66
98,07
98,36
97,59
97,88
98,38
98,26
96,76
98,31
98,82
98,24
98,83
99,62
98,63
97,75
98,45
97,25
93,72
97,08
98,45
97,48
98,35
97,87
97,16
95,71
97,66
94,23
94,53
97,52
96,80
93,38
83,38
97,88
94,15
91,10
88,70
91,83
84,78
84,55
87,42
85,10
79,71
91,10
90,53
81,00
84,27
92,91
86,54
81,28
88,07
85,57
77,76
84,50
86,42
79,68
90,78
88,46
81,13
78,99
85,62
77,68
75,75
91,20
89,20
88,55
78,22
84,89
72,73
65,87
65,73
64,11
55,72
54,27
58,64
50,69
47,31
64,62
61,86
47,58
53,36
72,46
58,14
50,35
63,36
57,22
49,67
50,73
53,64
50,30
64,71
56,84
50,75
52,29
59,17
50,17
45,68
71,95
63,39
58,15
54,13
55,50
99,07
98,70
98,02
98,55
98,11
97,80
98,53
98,53
96,90
98,95
99,06
98,22
98,80
99,65
98,57
97,85
98,52
98,12
95,99
96,94
98,50
97,59
98,42
97,82
97,22
96,53
97,69
96,55
95,71
97,87
96,85
93,35
76,09
97,95
94,31
91,43
88,79
91,58
85,10
84,65
87,47
85,92
79,98
91,26
90,75
81,85
84,59
93,42
88,00
80,86
88,43
85,81
79,28
83,92
86,64
79,83
91,55
88,40
83,41
80,96
87,20
80,94
77,09
91,98
90,02
88,59
73,68
85,47
72,74
66,34
65,25
63,92
55,13
54,12
58,80
50,44
46,70
64,62
61,53
47,06
52,84
72,26
58,44
49,96
64,59
56,92
47,95
49,83
53,65
49,43
64,07
56,56
49,30
51,67
59,19
48,77
43,58
72,28
63,38
57,95
47,51
55,16
Lampiran 2.12
Provinsi
(1)
(2)
Jumlah
Keluarga
yang Ada
(3)
Jumlah
Keluarga
Diperiksa
(4)
% Keluarga
Diperiksa
(5)
Ledeng
Sumur Gali
Air Kemasan
Lainnya
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
1 Aceh
1,091,932
611,458
56.00
120,321
17.46
25,432
3.69
462,619
67.11
22,312
3.24
23,348
3.39
35,281
5.12
689,313
100.00
2 Sumatera Utara
3,031,974
1,628,649
53.72
601,752
38.88
98,061
6.34
556,718
35.97
85,425
5.52
9,608
0.62
196,073
12.67
1,547,637
100.00
3 Sumatera Barat
1,029,042
276,128
26.83
473,332
57.43
62,257
7.55
232,842
28.25
20,531
2.49
713,639
360,250
50.48
40,103
13.77
6,171
2.12
196,749
67.54
24,144
8.29
1,725
0.59
4 Riau
5 Jambi
35,167
4.27
824,129
100.00
22,432
7.70
291,324
100.00
100.00
734,563
256,710
34.95
61,289
16.82
4,057
1.11
235,354
64.59
52,775
14.48
5,270
1.45
5,637
1.55
364,382
1,824,070
1,376,632
75.47
224,680
24.03
28,336
3.03
564,093
60.32
88,477
9.46
4,266
0.46
25,338
2.71
935,190
100.00
7 Bengkulu
436,721
284,340
65.11
40,820
16.84
1,338
0.55
173,833
71.72
5,079
2.10
461
0.19
20,862
8.61
242,393
100.00
8 Lampung
1,952,369
1,225,508
62.77
101,383
8.27
64,731
5.28
746,734
60.93
32,691
2.67
745
0.06
279,232
22.78
1,225,516
100.00
341,069
98,196
28.79
6,428
7.12
1,250
1.38
73,315
81.21
324
0.36
0.01
8,953
9.92
90,279
100.00
576,539
281,468
48.82
209,649
68.42
1,397
0.46
53,231
17.37
20,899
6.82
1,351
0.44
19,866
6.48
306,393
100.00
6 Sumatera Selatan
2,292,281
281,813
12.29
475,904
60.33
253,083
32.08
12,319
1.56
137
0.02
737
0.09
46,672
5.92
788,852
100.00
12 Jawa Barat
11,316,592
4,489,302
39.67
984,105
19.20
1,137,911
22.20
2,035,401
39.70
11,775
0.23
34,000
0.66
923,417
18.01
5,126,609
100.00
7,884,443
2,868,134
36.38
670,671
19.07
276,589
7.86
2,200,484
62.55
20,220
0.57
7,626
0.22
342,167
9.73
3,517,757
100.00
887,949
535,621
60.32
97,393
16.71
6,191
1.06
343,030
58.85
115,253
19.77
27
0.00
21,029
3.61
582,923
100.00
10,636,100
4,237,523
39.84
1,419,905
24.25
543,793
9.29
2,939,812
50.22
100,430
1.72
491,402
8.39
358,943
6.13
5,854,285
100.00
1,803,819
958,531
53.14
122,764
15.47
191,611
24.14
159,761
20.13
3,748
0.47
11,651
1.47
304,155
38.32
793,690
100.00
886,607
432,660
48.80
522,016
66.96
10,090
1.29
172,677
22.15
37,205
4.77
1,533
0.20
36,019
4.62
779,540
100.00
1,264,172
1,033,705
81.77
247,878
30.54
13,766
1.70
497,273
61.27
325
0.04
16,217
2.00
36,215
4.46
811,674
100.00
13 Jawa Tengah
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
16 Banten
17 Bali
18 Nusa Tenggara Barat
19 Nusa Tenggara Timur
20 Kalimantan Barat
867,563
290,984
33.54
195,261
44.77
10,589
2.43
166,989
38.28
19,060
4.37
499
0.11
43,783
10.04
436,181
100.00
1,019,476
375,515
36.83
102,125
22.78
3,437
0.77
73,627
16.42
185,883
41.46
2,216
0.49
81,101
18.09
448,390
100.00
100.00
21 Kalimantan Tengah
246,541
41,570
16.86
29,367
31.17
28,819
30.59
22,772
24.17
2,688
2.85
983
1.04
9,578
10.17
94,207
22 Kalimantan Selatan
1,408,017
1,166,780
82.87
196,791
45.38
28,869
6.66
168,625
38.89
9,208
2.12
207
0.05
29,931
6.90
433,631
100.00
607,792
328,518
54.05
358,503
52.27
26,424
3.85
127,501
18.59
86,877
12.67
30,452
4.44
56,142
8.19
685,899
100.00
23 Kalimantan Timur
24 Sulawesi Utara
582,511
340,347
58.43
134,201
49.32
8,351
3.07
87,895
32.30
3,150
1.16
13,532
4.97
24,995
9.19
272,124
100.00
25 Sulawesi Tengah
457,201
249,539
54.58
96,408
26.12
90,613
24.55
153,825
41.68
1,199
0.32
1,596
0.43
25,395
6.88
369,036
100.00
26 Sulawesi Selatan
1,973,945
1,312,994
66.52
279,932
23.63
37,892
3.20
607,618
51.30
10,827
0.91
7,841
0.66
240,312
20.29
1,184,421
100.00
27 Sulawesi Tenggara
520,075
322,474
62.01
88,320
43.81
5,667
2.81
79,787
39.58
23,044
11.43
27
0.01
4,737
2.35
201,582
100.00
28 Gorontalo
267,194
201,180
75.29
11,117
13.40
1,728
2.08
66,631
80.31
292
0.35
141
0.17
3,054
3.68
82,963
100.00
29 Sulawesi Barat
248,427
232,993
93.79
32,457
18.69
3,773
2.17
61,632
35.49
279
0.16
5,041
2.90
70,490
40.59
173,672
100.00
41,536
30 Maluku
419,166
201,772
48.14
61,219
46.65
9,239
7.04
31 Maluku Utara
167,198
97,876
58.54
31,542
42.65
462
0.62
32 Papua Barat
180,910
57,423
31.74
11,269
23.11
611
1.25
133,868
57,803,765
50,709
26,507,302
37.88
45.86
814
8,049,719
5.27
800
2,983,338
5.18
33 Papua
Indonesia
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Tahun 2009
27.36
10.14
31.65
5,429
4.14
36
0.03
13,765
10.49
131,224
100.00
37.95
13,610
18.40
0.01
271
0.37
73,953
100.00
13,614
27.91
17,311
35.49
1,090
2.23
4,877
10.00
48,772
100.00
5,811
13,362,171
37.63
6,824
1,027,431
44.19
1,125
674,767
7.29
67
3,325,956
0.43
15,441
100.00
11.30
29,423,382
100.00
28,063
45.41
3.49
2.29
Lampiran 2.13
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Perkotaan
(2)
(3)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
(4)
34.19
62.45
58.14
35.83
63.59
59.66
43.15
37.71
34.31
36.22
34.81
41.04
61.54
57.61
54.06
27.54
51.63
49.76
76.97
76.28
53.03
76.64
65.10
43.79
49.01
63.38
71.13
61.47
65.01
74.72
66.56
55.20
53.56
49.82
(5)
29.20
41.33
40.53
39.46
45.44
41.91
27.60
41.20
39.18
39.46
39.77
55.28
65.85
57.25
27.35
71.42
41.51
39.00
45.71
28.56
34.79
40.54
45.03
43.13
43.74
55.50
37.18
32.28
48.59
34.16
45.12
30.29
45.72
30.60
51.04
46.62
40.96
51.19
48.53
33.02
40.29
36.84
37.74
34.81
40.51
58.30
60.38
55.70
27.47
59.99
44.96
45.45
54.02
36.89
51.97
55.71
44.49
44.36
50.13
59.12
44.85
42.92
55.50
43.75
48.08
35.44
47.71
Lampiran 2.14
Jumlah
KK
Diperiksa
Jumlah
KK
Memiliki
Jumlah
Sehat
% KK
Memiliki
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
66.59
25.23
462,860
173,173
47,139
37.41
27.22
541,010
265,133
85,460
2 Sumatera Utara
3,031,974
1,643,604
1,262,023
961,862
76.78
76.22
1,496,503
998,265
795,517
66.71
79.69
1,480,001
1,084,168
794,246
3 Sumatera Barat
1,028,608
251,717
177,007
232,390
163,980
242,276
172,965
4 Riau
713,639
310,462
340,387
250,452
109.64
73.58
295,951
270,327
237,863
91.34
87.99
293,551
224,935
179,102
76.63
79.62
5 Jambi
734,563
216,300
319,010
127,408
147.48
39.94
206,967
219,146
89,937
105.88
41.04
218,213
216,416
83,825
99.18
99.18
6 Sumatera Selatan
70.32
70.56
% Sehat
% Sehat
(8)
104,044
% KK
Memiliki
(7)
412,316
(3)
% Sehat
(6)
619,203
(2)
% KK
Memiliki
(5)
1,113,858
(1)
Jumlah KK
Jumlah
Sehat
(4)
1 Aceh
Provinsi
Jumlah
KK
Memiliki
Jumlah
Sehat
Jumlah
KK
Memiliki
Tempat Sampah
Jumlah
KK
Diperiksa
Jumlah
KK
Diperiksa
Jamban
No
(18)
49.01
32.23
73.25
73.26
71.39
1,824,070
929,508
1,028,243
514,475
110.62
28.20
41,575
71,490
32,786
171.95
45.86
665,778
753,539
376,855
113.18
50.01
7 Bengkulu
436,721
310,050
200,397
128,644
64.63
41.49
282,188
111,202
69,272
25.46
24.55
291,678
173,561
99,291
59.50
57.21
8 Lampung
1,952,369
1,151,247
669,598
471,594
58.16
70.43
880,429
622,012
414,417
70.65
66.63
1,011,625
624,315
566,339
61.71
90.71
341,069
110,449
106,746
71,869
96.65
67.33
91,999
73,323
35,836
79.70
48.87
109,141
80,520
45,231
73.78
56.17
163.73
30.67
576,539
125,000
154,004
70,203
123.20
45.59
53,986
61,157
24,618
113.28
40.25
65,032
106,475
32,656
11 DKI Jakarta
2,292,281
406,190
500,398
189,321
123.19
37.83
335,001
760,195
101,995
226.92
13.42
195,837
699,569
100,675
12 Jawa Barat
14.39 357.22
11,316,592
4,485,368
4,258,234
2,186,643
94.94
51.35
4,471,552
3,474,853
1,571,722
77.71
45.23
3,976,164
3,441,345
2,191,430
63.68
86.55
13 Jawa Tengah
7,884,443
2,734,940
1,746,904
1,278,237
63.87
73.17
2,632,014
1,693,317
1,143,067
64.34
67.50
2,240,787
1,246,126
707,595
56.78
55.61
14 DI Yogyakarta
887,949
492,088
392,919
354,671
79.85
90.27
391,298
298,235
246,233
76.22
82.56
397,549
270,716
172,501
63.72
68.10
4,166,545
3,227,404
1,812,538
77.46
56.16
3,652,565
2,992,861
1,507,019
50.35
81.94
87.27
15 Jawa Timur
16 Banten
10,636,100
1,803,819
857,131
488,427
306,203
56.98
62.69
661,460
291,370
259,041
44.05
88.90
633,659
253,999
221,666
40.08
886,607
349,423
551,996
274,939
157.97
78.68
317,753
558,246
264,816
62.96
83.34
271,336
416,124
205,398
30.60
75.70
1,264,172
753,203
372,910
240,383
49.51
64.46
659,680
260,891
205,583
39.55
78.80
939,598
349,676
197,206
74.33
37.22
867,563
358,778
375,059
138,666
104.54
36.97
295,736
170,581
52,675
57.68
30.88
193,145
63,345
22,027
32.80
34.77
20 Kalimantan Barat
859,417
387,647
231,769
76,827
59.79
19.82
301,513
7,187
1,064
2.38
14.80
304,438
62,034
22,623
20.38
36.47
21 Kalimantan Tengah
246,541
42,461
31,023
12,510
73.06
40.32
29,668
14,549
8,393
49.04
57.69
27,122
8,164
6,183
75.73
30.10
22 Kalimantan Selatan
17 Bali
1,467,733
510,755
384,689
238,754
75.32
46.75
310,032
102,906
39,236
7.01
12.66
305,697
64,455
20,464
4.39
6.69
23 Kalimantan Timur
686,419
370,871
279,664
196,849
75.41
70.39
287,382
194,843
116,654
67.80
59.87
341,385
198,723
129,829
58.21
58.21
24 Sulawesi Utara
582,511
342,370
254,809
25 Sulawesi Tengah
457,201
278,913
205,791
131,997
26 Sulawesi Selatan
74.43
0.00
321,708
239,837
73.78
64.14
206,130
126,488
80,308
74.55
0.00
311,233
146,440
61.36
63.49
262,738
156,527
92,672
47.05
0.00
59.58
59.21
1,973,945
1,096,340
822,136
403,782
74.99
49.11
725,620
542,480
265,252
74.76
48.90
759,477
561,070
237,651
73.88
42.36
27 Sulawesi Tenggara
520,075
265,160
343,123
137,773
129.40
40.15
293,411
252,180
96,345
85.95
38.20
301,815
195,721
104,763
64.85
64.85
28 Gorontalo
267,194
202,885
51,504
18,654
25.39
36.22
106,259
30,831
18,860
29.01
61.17
98,814
40,688
16,654
41.18
41.18
29 Sulawesi Barat
248,427
118,912
92,119
46,898
77.47
50.91
81,514
66,981
27,885
82.17
41.63
79,304
58,852
29,428
74.21
74.21
30 Maluku
419,166
179,669
106,585
73,824
59.32
69.26
165,248
74,227
51,319
44.92
69.14
157,582
72,938
43,523
46.29
46.29
31 Maluku Utara
167,198
97,876
70,471
72.00
68.83
62,525
17,047
8,518
27.26
49.97
29,071
41.64
41.64
32 Papua Barat
180,910
56,050
28,060
15,400
50.06
54.88
43,691
15,697
9,733
35.93
62.01
37,646
14,005
5,806
37.20
41.46
120,309
57,789,982
45,640
20,100,210
28,847
16,287,167
4,221
9,075,607
63.21
81.0298
14.63
55.72
51,570
20,962,158
23,197
15,207,617
1,877
8,130,499
44.98
72.55
8.09
53.46
44,600
20,528,180
13,649
15,061,275
1,003
8,328,192
30.60
73.37
7.35
55.30
33 Papua
Indonesia
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Tahun 2009
48,504
77,383
32,222
Lampiran 2.15
Provinsi
Perkotaan
(2)
(3)
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
(4)
73.03
72.88
65.73
75.60
63.53
73.10
59.16
57.60
77.04
75.43
80.37
62.12
67.20
84.99
69.51
77.03
85.72
49.51
35.43
81.23
56.13
64.31
75.69
78.84
70.41
85.38
78.87
73.17
66.59
70.50
85.50
56.05
54.03
69.51
(5)
29.96
34.09
25.19
29.96
30.48
22.71
21.55
31.71
45.51
12.24
0.00
38.47
41.76
56.26
33.63
30.10
62.60
32.86
10.80
24.77
10.11
25.05
30.69
51.89
34.49
44.18
35.98
30.31
35.13
27.27
25.39
22.89
12.45
33.96
42.03
51.92
39.21
52.75
40.93
41.48
34.66
38.43
60.66
45.78
42.03
52.17
54.06
75.35
51.07
58.82
75.95
39.83
14.98
40.12
25.78
41.16
58.48
63.59
42.02
57.58
45.91
43.84
45.35
38.69
43.18
32.63
21.65
51.19
Lampiran 2.16
Rumah
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Seluruhnya
Diperiksa
Diperiksa
Sehat
Sehat
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
690,509
2,747,062
894,328
687,315
744,559
1,467,106
375,675
1,578,509
257,240
479,343
1,098,427
11,316,592
6,102,744
766,580
9,142,216
1,582,107
838,257
1,112,835
705,888
948,210
516,024
741,959
775,879
494,251
522,883
1,580,103
468,884
196,479
116,634
266,296
122,648
110,204
68,236
49,515,982
380,635
1,420,549
354,613
280,048
222,603
1,074,657
303,722
623,160
100,268
128,569
344,484
4,025,048
2,281,263
223,959
3,195,782
887,941
292,055
523,836
347,031
311,963
116,275
509,181
313,487
341,059
337,577
702,463
294,361
155,666
65,534
150,611
98,437
44,717
30,706
20,482,260
55.12
51.71
39.65
40.75
29.90
73.25
80.85
39.48
38.98
26.82
31.36
35.57
37.38
29.22
34.96
56.12
34.84
47.07
49.16
32.90
22.53
68.63
40.40
69.01
64.56
44.46
62.78
79.23
56.19
56.56
80.26
40.58
45.00
41.36
204,194
1,035,950
224,436
228,257
161,351
716,796
187,521
332,475
58,123
71,267
313,937
2,406,349
1,518,102
148,978
2,063,378
500,866
227,368
324,307
175,402
170,526
62,741
270,590
230,000
242,345
208,185
431,903
178,608
97,787
23,075
88,371
63,329
23,291
13,390
13,003,198
53.65
72.93
63.29
81.51
72.48
66.70
61.74
53.35
57.97
55.43
91.13
59.78
66.55
66.52
64.57
56.41
77.85
61.91
50.54
54.66
53.96
53.14
73.37
71.06
61.67
61.48
60.68
62.82
35.21
58.67
64.33
52.09
43.61
63.49
Lampiran 2.17
PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT PROVINSI
TAHUN 2009
Jumlah yg
Ada
Jumlah
Diperiksa
Jumlah Sehat
% Sehat
% Sehat
Jumlah Sehat
Jumlah Sehat
Jumlah
Diperiksa
Jumlah
Diperiksa
Jumlah yg
Ada
Jumlah yg
Ada
% Sehat
(11)
(12)
(13)
(19)
(20)
(21)
(22)
61.83
760
697
97
13.92
9,055
6,608
3,983
60.28
10,936
8,236
4,946
60.05
2 Sumatera Utara
531
412
351
85.19
8,700
6,439
5,262
81.72
654
428
270
63.08
17,224
8,655
6,156
71.13
27,109
15,932
12,039
75.56
99
65
36
55.38
1,178
981
663
67.58
155
130
44
33.85
6,366
5,197
2,160
41.56
7,798
6,373
2,903
45.55
124
87
78
89.66
1,817
1,129
947
83.88
175
90
68
75.56
3,507
1,941
1,554
80.06
5,623
3,247
2,647
81.52
2,190
1,870
1,223
65.40
263
196
118
60.20
5,346
3,364
2,252
66.94
7,943
5,549
3,691
66.52
5,279
3,976
2,566
64.54
450
382
242
63.35
811
580
445
76.72
6,730
5,121
3,418
66.74
4 Riau
% Sehat
Jumlah Sehat
(10)
1,150
Jumlah
Diperiksa
(9)
1,860
Jumlah yg
Ada
(8)
2,239
% Sehat
(7)
86.21
3 Sumatera Barat
Jumlah Sehat
(6)
50
(2)
(5)
JUMLAH TUPM
58
(1)
(4)
TUPM Lainnya
149
Provinsi
(3)
Pasar
1 Aceh
No
Jumlah
Diperiksa
Restoran/R-Makan
Jumlah yg
Ada
Hotel
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
5 Jambi
144
119
98
82.35
6 Sumatera Selatan
190
183
165
90.16
7 Bengkulu
108
108
107
82.00
442
346
233
67.34
221
211
92
43.60
4,897
4,106
2,113
51.46
5,668
4,770
2,520
54.98
8 Lampung
133
102
86
84.31
1,975
1,282
925
72.15
572
367
187
50.95
2,490
1,210
867
71.65
5,170
2,961
2,065
69.74
54
42
41
97.62
549
462
400
86.58
42
36
27
75.00
2,112
1,226
1,073
87.52
2,757
1,766
1,541
87.26
10 Kepulauan Riau
232
169
149
88.17
1,017
511
435
85.13
98
75
64
85.33
1,341
1,059
794
74.98
2,461
1,798
1,431
79.59
11 DKI Jakarta
291
137
85
62.04
5,981
1,487
943
63.42
151
107
65
60.75
4,505
1,315
668
50.80
10,928
3,046
1,761
57.81
12 Jawa Barat
996
680
546
80.29
7,322
3,921
2,988
76.21
799
563
333
59.15
66,265
38,477
24,096
62.62
75,382
43,641
27,963
64.08
13 Jawa Tengah
750
488
436
89.34
8,034
5,671
4,487
79.12
2,220
1,481
1,286
86.83
87,903
40,014
28,811
72.00
101,211
47,009
34,328
73.02
14 DI Yogyakarta
314
90
89
98.89
2,182
1,536
973
63.35
262
253
111
43.87
6,308
4,182
2,633
62.96
9,066
6,061
3,806
15 Jawa Timur
523
408
364
89.22
1,569
1,414
839
59.34
4,008
3,087
2,365
76.61
#VALUE!
#VALUE!
16 Banten
117
106
58
54.72
1,763
1,342
831
61.92
145
138
73
52.90
6,639
4,973
2,694
54.17
8,664
6,559
3,656
55.74
17 Bali
1,352
980
963
98.27
1,927
1,523
1,387
91.07
332
298
222
74.50
19,622
12,855
10,776
83.83
23,233
15,656
13,348
85.26
352
258
230
89.15
1,244
918
706
76.91
209
202
103
50.99
3,076
2,202
1,475
66.98
4,881
3,580
2,514
70.22
212
162
133
82.10
1,840
1,143
518
45.32
335
243
54
22.22
3,848
2,787
1,603
57.52
6,235
4,335
2,308
53.24
20 Kalimantan Barat
184
161
130
80.75
2,613
1,735
1,127
64.96
180
132
68
51.52
7,707
5,344
3,544
66.32
9,977
7,240
4,709
65.04
21 Kalimantan Tengah
114
87
54
62.07
441
331
217
65.56
103
88
19
21.59
2,353
1,023
646
63.15
3,011
1,529
936
61.22
22 Kalimantan Selatan
185
125
68
54.06
2,077
1,425
69
369.00
278
85
31
35.98
13,826
8,401
61
0.72
16,366
10,036
228
2.27
23 Kalimantan Timur
438
346
302
87.28
3,123
2,259
1,835
81.23
236
200
93
46.50
12,589
9,662
7,124
73.73
16,386
12,467
9,356
75.05
24 Sulawesi Utara
208
148
123
83.11
1,632
1,219
812
66.61
138
128
70
54.69
4,317
3,235
2,165
66.92
6,295
4,730
3,170
67.02
25 Sulawesi Tengah
166
128
107
83.59
1,385
1,332
1,062
79.73
267
249
129
51.81
3,094
2,309
1,494
64.70
4,912
4,018
2,792
69.49
26 Sulawesi Selatan
365
222
174
78.38
2,318
1,688
1,219
72.23
720
558
231
41.40
20,788
13,452
8,334
61.95
24,191
15,920
9,958
62.55
27 Sulawesi Tenggara
188
140
106
75.71
949
842
525
62.35
344
318
75
23.58
1,530
1,145
749
65.41
3,011
2,445
1,455
59.51
15
11
10
90.91
236
183
115
62.84
113
82
30
36.59
2,407
1,614
913
56.57
2,771
1,890
1,068
56.51
28 Gorontalo
#VALUE!
62.79
#VALUE!
51
20
12
60.00
365
257
157
61.09
191
112
32
28.57
19,407
5,502
1,633
29.68
20,288
5,869
1,813
30.89
30 Maluku
111
104
93
89.42
601
553
433
78.30
56
52
32
61.54
2,982
2,474
1,840
74.37
3,402
2,839
2,140
75.38
31 Maluku Utara
115
110
87
79.09
402
383
227
59.27
37
34
13
38.24
1,364
1,298
871
67.10
1,830
1,750
1,198
68.46
32 Papua Barat
59
54
38
70.37
402
402
298
74.13
34
34
24
70.59
985
904
807
89.27
1,480
1,394
1,167
83.72
29 Sulawesi Barat
33 Papua
Indonesia
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Tahun 2009
61
44
30
68.18
498
408
200
49.02
25
23
34.78
1,539
962
574
59.67
2,123
1,437
812
56.51
8,931
6,354
5,399
84.96
72,721
49,414
34,933
70.69
12,134
9,406
5,150
54.75
350,211
201,163
127,273
63.27
443,997
266,337
172,753
64.86
Lampiran 2.18
Sarana Kesehatan
No
Sarana Ibadah
Perkantoran
Sarana Lain
Jumlah
Provinsi
(1)
(2)
Jumlah
Dibina
Jumlah
Dibina
Jumlah
Dibina
Jumlah
Dibina
Jumlah
Dibina
Jumlah
Dibina
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
1 Aceh
2,378
1,681
70.69
3,842
1,571
40.89
4,536
1,885
41.56
2,007
848
42.25
501
311
62.08
12,567
6,296
50.10
2 Sumatera Utara
7,076
5,278
74.59
9,854
6,667
67.66
18,275
10,209
55.86
3,822
2,414
63.16
1,415
878
62.05
38,644
25,446
65.85
3 Sumatera Barat
1,653
1,014
61.34
3,176
1,940
61.08
4,906
2,715
55.34
1,046
643
61.47
293
240
81.91
11,074
6,552
59.17
4 Riau
1,110
809
72.88
1,791
1,295
72.31
2,678
1,160
43.32
1,768
249
14.08
257
140
54.47
7,303
3,653
50.02
80.76
3,598
2,585
71.85
4,618
2,881
62.39
1,367
831
60.79
311
241
77.49
10,620
7,264
68.40
1,540
88.51
4,537
3,584
78.99
5,232
4,663
89.12
653
268
41.04
582
439
75.43
12,544
10,494
83.66
5 Jambi
899
726
6 Sumatera Selatan
1,740
7 Bengkulu
1,157
759
65.60
2,350
1,483
63.11
2,375
1,646
69.31
1,889
1,380
73.05
447
254
56.82
8,218
5,522
67.19
8 Lampung
1,669
1,167
69.92
7,483
4,072
54.42
10,613
5,075
47.82
5,497
2,140
38.93
1,370
811
59.20
23,956
12,465
52.03
732
503
68.72
1,152
945
82.03
1,198
857
71.54
680
529
77.79
1,629
844
51.81
5,162
3,678
71.25
537
353
65.74
1,248
800
64.10
1,854
838
45.20
435
304
69.89
1,670
1,595
95.51
5,560
3,890
69.96
2,164
608
28.10
4,607
1,919
41.65
6,755
2,316
34.29
2,501
711
28.43
2,296
237
10.32
16,767.00
5,791.00
34.54
12 Jawa Barat
7,830
5,778
73.79
34,690
22,349
64.42
54,869
26,621
48.52
14,043
6,985
49.74
18,905
7,879
41.68
128,285.00
69,612.00
54.26
13 Jawa Tengah
7,342
6,075
82.74
25,534
18,570
72.73
66,350
39,908
60.15
11,415
8,160
71.49
7,345
4,396
59.85
116,719
77,109
66.06
14 DI Yogyakarta
1,214
999
82.29
3,412
2,424
71.04
7,214
4,702
65.18
1,129
840
74.40
1,316
643
48.86
14,070
9,608
68.29
84.03
3,928
3,165
80.58
7,365
6,097
82.78
15 Jawa Timur
16 Banten
17 Bali
2060
1731
1,316
1,003
76.22
1,961
1,685
85.93
16,301
13,681
83.93
662
623
94.11
3,165
2,474
78.17
5,264
3,833
72.82
1,445
1,256
86.92
641
515
80.34
11,177
8,701
77.85
1 602
1,602
1 573
1,573
98 19
98.19
4 438
4,438
3 707
3,707
83 53
83.53
5 078
5,078
4 421
4,421
87 06
87.06
2 092
2,092
1 806
1,806
86 33
86.33
1 040
1,040
453
43 56
43.56
14 221
14,221
11 960
11,960
84 10
84.10
1,660
1,302
78.43
4,412
2,736
62.01
4,274
2,303
53.88
3,133
1,759
56.14
4,278
1,354
31.65
17,723
9,474
53.46
20 Kalimantan Barat
50.57
1,532
1,060
69.19
3,887
2,089
53.74
5,278
2,219
42.04
1,729
797
46.10
440
230
52.27
12,603
6,373
21 Kalimantan Tengah
531
473
89.08
1,416
680
48.02
1,047
495
47.28
608
327
53.78
74
29
39.19
3,618
2,004
55.39
22 Kalimantan Selatan
2,081
1,889
90.77
5,499
4,817
87.60
7,769
6,578
84.67
1,944
1,198
61.63
2,310
2,142
92.73
19,411
16,624
85.64
23 Kalimantan Timur
1,345
1,169
86.91
3,290
2,346
71.31
5,208
3,720
71.43
2,350
1,515
64.47
1,055
516
48.91
13,072
9,266
70.88
813
680
83.64
3,082
2,335
75.76
3,499
2,581
73.76
1,689
1,124
66.55
467
341
73.02
9,417
7,061
74.98
25 Sulawesi Tengah
2,076
1,707
82.23
3,565
2,555
71.67
3,842
2,717
70.72
2,220
1,684
75.86
196
147
75.00
11,899
8,810
74.04
26 Sulawesi Selatan
3,137
2,510
80.01
9,623
6,859
71.28
11,286
7,638
67.68
4,069
2,815
69.18
3,292
1,516
46.05
31,407
21,339
67.94
27 Sulawesi Tenggara
24 Sulawesi Utara
1,593
1,543
96.86
3,088
2,516
81.48
2,148
1,709
79.56
2,495
1,752
70.22
96
94
97.92
9,370
7,614
81.26
28 Gorontalo
749
678
90.52
1,594
1,084
68.01
1,169
753
64.41
943
598
63.41
175
56
32.00
4,559
3,169
69.51
29 Sulawesi Barat
674
565
83.83
1,798
560
31.15
2,319
457
19.71
578
217
37.54
76
11.84
5,336
1,808
33.88
30 Maluku
490
349
71.22
1,742
1,202
69.00
1,656
1,125
67.93
747
461
61.71
708
487
68.79
5,202
3,624
69.67
31 Maluku Utara
297
232
78.11
969
730
75.34
1,085
737
67.93
752
583
77.53
36
32 Papua Barat
352
228
64.77
544
355
65.26
725
342
47.17
347
200
57.64
22,613
19,941
217
127
58.53
568
236
41.55
805
554
68.82
246
119
48.37
101
78
77.23
1,847
1,114
60.31
59,372
45,729
77.02
163,882
110,650
67.52
261,290
153,755
58.84
76,955
45,516
59.15
77,896
48,501
62.26
626,248
403,350
64.41
33 Papua
Indonesia
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Tahun 2009
88.18
3,139
2,282
72.70
24,457
21,066
86.13
Lampiran 2.19
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Jumlah Rumah/Bangunan
yang Ada
(3)
921,935
2,747,062
930,891
496,081
734,563
1,605,114
375,675
872,052
182,784
479,343
1,098,427
11,316,592
6,102,744
766,580
9,148,900
1,704,448
838,257
971,262
418 799
418,799
737,665
516,024
741,959
450,696
414,263
305,316
1,580,103
468,884
196,479
116,634
266,296
116,096
110,204
58,749
47,790,877
Rumah/Bangunan Diperiksa
Jumlah
(4)
(5)
100,568
559,690
392,616
239,711
90,961
321,733
173,006
74,725
36,598
265,014
893,483
t.a.d
2,005,589
226,953
3,623,391
934,376
348,877
170,517
163 081
163,081
157,460
39,065
98,591
291,342
193,474
43,095
489,768
193,919
116,131
25,596
58,142
86,934
8,157
4,283
12,426,846
10.91
20.37
42.18
48.32
12.38
20.04
46.06
8.57
20.02
50.58
81.34
t.a.d
32.86
29.61
39.60
54.82
41.62
17.56
38 94
38.94
21.35
7.57
13.29
64.64
46.70
14.11
31.00
41.36
59.11
21.95
21.83
74.88
7.40
7.29
26.00
Jumlah
(6)
(7)
63,349
466,741
225,030
204,772
75,096
226,903
81,701
55,990
22,203
170,324
795,958
t.a.d
1,503,077
178,100
3,031,671
817,032
306,933
148,518
64 936
64,936
99,377
19,654
61,930
194,826
128,642
24,516
337,529
103,807
71,368
17,272
28,590
44,837
5,833
1,980
9,578,494
62.99
83.39
57.32
85.42
82.56
70.53
47.22
74.93
60.67
64.27
89.08
t.a.d
74.94
78.47
83.67
87.44
87.98
87.10
39 82
39.82
63.11
50.31
62.82
66.87
66.49
56.89
68.92
53.53
61.45
67.48
49.17
51.58
71.51
46.23
77.08
Lampiran 2.20
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Rumah Tangga
Jumlah Dipantau
Ber PHBS *
(3)
(4)
237,085
1,182,858
108,018
93,812
183,511
881,649
196,708
755,463
39,112
18,764
461,934
7,848,995
1,469,774
346,685
1,006,824
407,986
126,643
112,331
242,617
94,408
30,933
63,037
115,209
244,268
140,035
855,253
233,432
136,243
44,145
85,235
26,066
22,275
17,787
17,829,095
%
(5)
111,955
738,701
19,407
45,750
105,669
409,897
108,007
375,838
21,866
6,850
276,026
2,973,236
1,301,822
302,923
330,984
87,173
66,292
56,349
118,942
42,905
15,861
38,629
91,860
123,824
91,537
525,020
91,248
88,804
13,620
37,454
10,883
5,681
7,611
47.22
62.45
17.97
48.77
57.58
46.49
54.91
49.75
55.91
36.51
59.75
37.88
88.57
87.38
32.87
21.37
52.35
50.16
49.02
45.45
51.28
61.28
79.73
50.69
65.37
61.39
39.09
65.18
30.85
43.94
41.75
25.50
42.79
8,642,625
48.47
Lampiran 2.21
PERSENTASE WANITA MENURUT UMUR PERKAWINAN PERTAMA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
10 - 15
(3)
Aceh
8,40
Sumatera Utara
4,08
Sumatera Barat
8,08
Riau
7,45
Kepulauan Riau
14,36
Jambi
11,08
Sumatera Selatan
11,14
Kep.Bangka Belitung
13,41
Bengkulu
7,00
Lampung
6,84
DKI Jakarta
6,97
Jawa Barat
19,65
Jawa Tengah
3,63
D.I. Yogyakarta
18,78
Jawa Timur
17,43
Banten
13,03
Bali
2,91
Nusa Tenggara Barat
5,84
Nusa Tenggara Timur
2,25
Kalimantan Barat
7,86
Kalimantan Tengah
10,25
Kalimantan Timur
10,02
Kalimantan Selatan
18,89
Sulawesi Utara
3,48
Sulawesi Tengah
13,01
Sulawesi Selatan
10,60
Sulawesi Tenggara
10,64
Gorontalo
10,14
Sulawesi Barat
7,85
Maluku
4,49
Maluku Utara
5,71
Papua Barat
10,22
Papua
8,02
Indonesia
13,40
Sumber: Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia, BPS
(4)
25+
(5)
32,38
23,61
27,25
27,20
38,02
34,24
33,96
35,77
30,95
22,21
21,71
37,02
24,55
36,54
36,79
36,96
20,87
37,53
19,05
31,91
36,20
28,16
36,31
23,74
31,05
35,30
35,45
31,45
29,83
21,01
29,63
32,72
25,29
33,41
(6)
46,15
53,78
47,16
49,97
38,08
43,07
44,29
41,89
47,58
50,23
48,64
34,97
51,26
35,57
36,12
40,05
57,76
47,65
54,41
46,80
43,24
47,16
35,74
53,76
40,78
42,88
42,27
44,31
46,76
54,38
50,91
45,72
51,27
41,33
13,07
18,53
17,51
15,37
9,53
11,61
10,61
8,93
14,47
20,73
22,69
8,36
20,56
9,12
9,66
9,96
18,46
8,98
24,29
13,42
10,31
14,66
9,06
19,02
15,15
11,23
11,64
14,11
15,56
20,12
13,75
11,34
15,42
11,86
Lampiran 3.1
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Sumber:
Provinsi
Estimasi
*Angka Kematian Balita
(AKABA)
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
BPS, Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007
* : Periode lima tahunan sebelum survei.
AHH :BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2007-2008
25
46
47
37
39
42
46
43
39
43
28
39
26
19
35
46
34
72
57
46
30
58
26
35
60
41
41
52
74
59
51
41
36
34
45
67
62
47
47
52
65
55
46
58
36
49
32
22
45
58
38
92
80
59
34
75
38
43
69
53
62
69
96
93
74
62
64
44
68.5
69,2
69,0
71,1
68,8
69,2
69,4
69,0
68,6
69,7
72,9
67,8
71,1
73,1
69,1
64,6
70,6
61,5
67,0
66,3
71,0
63,1
70,8
72,0
66,1
69,6
67,4
66,2
67,4
67,0
65,4
67,9
68,1
69,0
Lampiran 3.2
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KOMPONEN MENURUT PROVINSI TAHUN 2007- 2008
2008
2007
No.
Provinsi
Angka Harapan
Hidup (tahun)
Rata-rata Lama
Sekolah (tahun)
Angka Melek
Huruf (%)
Pengeluaran Riil /
Kapita (Rp.000)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
IPM
Peringkat
Angka Harapan
Hidup (tahun)
(7)
(8)
(9)
Rata-rata Lama
Sekolah (tahun)
Angka Melek
Huruf (%)
Pengeluaran Riil /
Kapita (Rp.000)
IPM
(10)
(11)
(12)
(13)
Reduksi
Peringkat Short Fall
(14)
(15)
Aceh
68.40
96.20
8.50
600.95
70.35
17
68.5
8,50
96,20
605,56
70,76
17
Sumatera Utara
69.10
97.03
8.60
624.12
72.78
69,2
8,60
97,08
629,97
73,29
1,39
1,90
Sumatera Barat
68.80
96.10
8.18
625.93
72.23
69,0
8,26
96,66
631,52
72,96
2,62
Riau
71.00
97.80
8.40
634.11
74.63
71,1
8,51
97,81
638,31
75,09
1,82
Jambi
68.60
96.00
7.63
622.99
71.46
12
68,8
7,63
96,05
628,25
71,99
13
1,85
Sumatera Selatan
69.00
96.66
7.60
617.59
71.40
13
69,2
7,60
97,05
623,49
72,05
12
2,28
Bengkulu
69.20
94.69
8.00
620.29
71.57
11
69,4
8,00
94,87
625,66
72,14
11
1,99
Lampung
68.80
93.47
7.30
610.09
69.78
20
69,0
7,30
93,63
615,03
70,30
20
1,74
68.50
95.40
7.18
631.75
71.62
10
68,6
7,37
95,57
636,07
72,19
10
2,01
10
Kepulauan Riau
69.60
96.00
8.94
631.94
73.68
69,7
8,94
96,00
637,67
74,18
1,89
11
DKI Jakarta
72.80
98.76
10.80
620.78
76.59
72,9
10,80
98,76
625,70
77,03
1,86
12
Jawa Barat
67.60
95.32
7.50
623.64
70.71
15
67,8
7,50
95,53
626,81
71,12
15
1,38
13
Jawa Tengah
70.90
88.62
6.80
628.53
70.92
14
71,1
6,86
89,24
633,59
71,60
14
2,35
14
DI Yogyakarta
73.10
87.78
8.59
639.88
74.15
73,1
8,71
89,46
643,25
74,88
2,81
15
Jawa Timur
68.90
87.42
6.90
630.71
69.78
19
69,1
6,95
87,43
636,61
70,38
18
2,00
16
Banten
64.50
95.60
8.10
621.00
69.29
23
64,6
8,10
95,60
625,52
69,70
23
1,32
17
Bali
70.60
86.21
7.60
624.90
70.53
16
70,6
7,81
86,94
626,63
70,98
16
1,55
18
61.20
80.10
6.70
630.48
63.71
32
61,5
6,70
80,13
633,58
64,12
32
1,14
19
66.70
87.25
6.42
594.28
65.36
31
67,0
6,55
87,66
599,93
66,15
31
2,28
1,96
20
Kalimantan Barat
66.10
89.40
6.70
617.90
67.53
29
66,3
6,70
89,40
624,74
68,17
29
21
Kalimantan Tengah
70.90
97.50
8.00
624.79
73.49
71,0
8,00
97,67
628,64
73,88
1,47
22
Kalimantan Selatan
62.60
95.26
7.40
625.80
68.01
26
63,1
7,44
95,30
630,83
68,72
26
2,20
23
Kalimantan Timur
70.60
95.70
8.80
628.10
73.77
70,8
8,80
96,36
634,52
74,52
2,87
24
Sulawesi Utara
72.00
99.30
8.80
619.39
74.68
72,0
8,80
99,31
625,58
75,16
1,91
2,45
25
Sulawesi Tengah
65.90
94.94
7.73
616.98
69.34
22
66,1
7,81
95,68
622,35
70,09
22
26
Sulawesi Selatan
69.40
86.24
7.23
625.23
69.62
21
69,6
7,23
86,53
630,81
70,22
21
1,99
27
Sulawesi Tenggara
67.20
91.30
7.71
604.96
68.32
25
67,4
7,74
91,42
611,72
69,00
25
2,15
28
Gorontalo
65.90
95.75
6.91
615.94
68.83
24
66,2
6,91
95,75
619,70
69,29
24
1,46
29
Sulawesi Barat
67.20
86.40
6.51
622.90
67.72
28
67,4
6,99
87,31
625,04
68,55
27
2,59
30
Maluku
66.80
98.00
8.60
601.26
69.96
18
67,0
8,60
98,12
605,02
70,38
18
1,42
31
Maluku Utara
65.10
95.20
8.60
593.88
67.82
27
65,4
8,60
95,44
595,69
68,18
28
1,11
32
Papua Barat
67.60
90.32
7.65
592.07
67.28
30
67,9
7,67
92,15
593,13
67,95
30
2,05
33
Papua
67.90
75.41
6.52
593.00
63.41
33
68,1
6,52
75,41
599,65
64,00
33
1,62
68.70
91.87
7.47
624.37
70.59
69,0
7,52
92,19
628,33
71,17
Indonesia
1,98
Lampiran 3.3
Laki-laki
Perempuan
Total Kasus
Meninggal
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
74,161
69,535
143,696
1,747
60,705
60,629
121,334
898
39,262
41,588
80,850
1,013
24,957
24,243
49,200
462
Dispepsia
18,807
28,497
47,304
520
15,533
21,144
36,677
935
19,115
16,933
36,048
162
Pneumonia
19,170
16,477
35,647
2365
Penyakit apendiks
13,920
16,783
30,703
234
10
12,758
17,396
30,154
235
Lampiran 3.4
(1)
(2)
Dispepsia
10
Laki-laki
Perempuan
Total Kasus
Jumlah
Kunjungan
(3)
(4)
(5)
(6)
243,578
245,216
488,794
781,881
143,167
132,087
275,254
358,942
99,303
147,953
247,256
371,673
88,275
83,738
172,013
223,318
67,231
89,429
156,660
203,021
55,817
77,345
133,162
220,375
55,446
67,823
123,269
412,364
54,004
68,463
122,467
234,083
53,463
52,142
105,605
153,488
46,380
52,815
99,195
135,749
Lampiran 3.5
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Populasi Berisiko
Klinis
SD Periksa
Positif
API
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Jawa-Bali
Luar Jawa-Bali
4,260,934
8,995,264
2,453,986
4,132,768
2,843,135
5,350,075
1,353,159
6,295,088
1,074,949
1,244,515
1,093,568
14,538,939
2,016,834
3,755,848
3,864,897
1,391,449
4,421,385
4,083,866
4,025,946
1,966,171
2,530,536
1,706,472
1,642,001
2,536,473
6,202,816
2,204,242
765,841
685,561
1,384,940
966,268
701,435
2,206,849
102,696,210
26,661,535
76,034,675
20,849
73,275
6,325
12,644
44,873
29,212
39,885
37,294
58,148
8,096
33,401
83,572
3,040
38,920
4,403
13,635
49,030
168,478
10,859
23,883
9,922
14,654
27,063
51,709
9,386
11,726
10,674
8,213
54,907
49,683
93,973
41,292
1,143,024
176,971
966,053
15,953
15,196
3,459
6,813
24,017
13,052
22,818
20,968
51,759
6,888
33,401
83,572
3,040
38,920
4,403
13,635
45,932
165,572
5,283
6,888
8,308
5,812
11,580
21,082
5,189
2,292
5,136
769
44,531
40,949
75,647
60,648
863,511
176,971
686,540
2,039
2,274
1,015
957
5,380
2,389
5,895
4,928
8,461
1,392
397
1,220
67
2,651
543
24
8,516
63,792
2,168
2,074
2,676
3,487
5,530
3,424
1,933
483
3,160
391
12,376
8,606
19,402
21,927
199,577
4,902
194,675
AMI
(8)
0.48
0.25
0.41
0.23
1.89
0.45
4.36
0.78
7.87
1.12
0.36
0.08
0.03
0.71
0.14
0.02
1.93
15.62
0.54
1.05
1.06
2.04
3.37
1.35
0.31
0.22
4.13
0.57
8.94
8.91
27.66
9.94
1.85
0.17
2.47
4.89
8.15
2.58
3.06
15.78
5.46
29.48
5.92
54.09
6.51
30.54
5.75
1.51
10.36
1.14
9.80
11.09
41.25
2.70
12.15
3.92
8.59
16.48
20.39
1.51
5.32
13.94
11.98
39.65
51.42
133.97
18.71
10.59
6.05
12.27
Lampiran 3.6
Provinsi
(1)
(2)
2004
2005
2006
2007
2008
2009
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
DKI Jakarta
Jawa Barat
0.16
0.96
0.52
0.37
0.58
Jawa Tengah
0.51
0.06
0.13
0.12
0.07
DI Yogyakarta
0.97
0.06
0.10
0.05
0.03
Jawa Timur
0.08
0.47
0.18
0.18
0.71
Banten
0.00
0.02
0.05
0.17
Bali
0.03
0.02
0.55
0.42
0.03
0.02
0.15
0.15
0.19
0.16
0.16
0.17
Jawa-Bali
Sumber: Ditjen PP & PL, Kemkes RI, 2010
0
0.36
0.08
0.03
0.71
0.14
Lampiran 3.7.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kep. Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat
Indonesia
Semua Kasus
(3)
(4)
(5)
(6)
6,982
21,197
7,725
8,490
4,535
11,556
2,667
11,987
1,821
2,424
9,869
44,407
35,165
2,241
39,896
10,468
2,273
9,311
9,701
9,070
4,380
7,342
6,646
4,681
5,209
16,608
4,448
2,066
2,200
2,813
2,048
4,405
1,562
3,966
16,815
5,482
4,325
3,291
7,779
1,941
7,266
1,229
1,695
25,074
61,964
34,671
2,345
38,010
15,629
3,227
5,346
5,302
5,499
2,090
4,609
3,694
4,989
2,397
8,223
2,663
1,620
1,179
2,702
1,096
7,054
1,559
3,065
13,897
3,732
2,880
2,745
5,181
1,588
4,943
951
784
7,989
31,433
16,906
1,155
22,598
8,134
1,517
3,089
3,369
4,156
1,339
2,891
2,065
3,988
1,918
6,428
2,296
1,370
942
2,014
708
2,504
638
43.9
65.6
48.3
33.9
60.5
44.8
59.5
41.2
52.2
32.3
81.0
70.8
48.1
51.5
56.6
77.7
66.7
33.2
34.7
45.8
30.6
39.4
31.1
85.2
36.8
38.7
51.6
66.3
42.8
71.6
34.6
56.8
40.8
231,370
294,731
169,213
73.1
Lampiran 3.8
Laki-laki
Provinsi
Laki-laki+ Perempuan
%
Jumlah
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kep.Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Perempuan
(3)
Jumlah
(4)
2,022
9,057
2,433
1,828
1,695
3,207
982
2,951
614
480
4,866
17,994
9,368
695
12,377
4,907
889
1,862
1,881
2,673
793
1,700
1,278
2,472
1,135
3,797
1,334
777
559
1,087
437
1,397
391
99,938
(5)
65.97
65.17
65.19
63.47
61.75
61.90
61.84
59.70
64.56
61.22
60.91
57.25
55.41
60.17
54.77
60.33
58.60
60.28
55.83
64.32
59.22
58.80
61.89
61.99
59.18
59.07
58.10
56.72
59.34
53.97
61.72
55.79
61.29
59.06
(6)
1,043
4,840
1,299
1,052
1,050
1,974
606
1,992
337
304
3,123
13,439
7,538
460
10,221
3,227
628
1,227
1,488
1,483
546
1,191
787
1,516
783
2,631
962
593
383
927
271
1,107
247
69,275
(7)
34.03
34.83
34.81
36.53
38.25
38.10
38.16
40.30
35.44
38.78
39.09
42.75
44.59
39.83
45.23
39.67
41.40
39.72
44.17
35.68
40.78
41.20
38.11
38.01
40.82
40.93
41.90
43.28
40.66
46.03
38.28
44.21
38.71
40.94
3,065
13,897
3,732
2,880
2,745
5,181
1,588
4,943
951
784
7,989
31,433
16,906
1,155
22,598
8,134
1,517
3,089
3,369
4,156
1,339
2,891
2,065
3,988
1,918
6,428
2,296
1,370
942
2,014
708
2,504
638
169,213
Lampiran 3.9
No
0 - 14
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kep.Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
15 - 24
25 - 34
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
24
65
17
13
12
15
6
26
3
4
29
145
65
1
99
38
2
11
16
29
9
22
14
26
14
10
11
4
7
37
6
23
8
19
92
27
19
16
24
6
47
2
56
168
95
7
135
42
5
11
27
24
12
15
10
26
16
25
12
5
5
59
1
41
5
229
1,206
340
241
206
420
131
377
82
81
1,025
3,578
1,518
115
1,580
954
128
253
279
307
111
197
174
334
128
540
224
119
71
199
85
397
92
161
943
291
172
163
334
99
330
67
71
765
3,226
1,557
103
1,762
820
107
187
271
252
93
204
159
273
134
388
187
121
65
177
79
391
87
415
1,914
561
537
369
705
194
640
150
129
1,515
4,692
2,017
162
2,306
1,266
215
375
405
552
175
380
280
516
222
837
254
177
140
236
110
445
120
223
1,168
273
310
248
447
148
450
82
113
918
3,655
1,865
91
2,216
799
183
245
350
341
126
229
210
320
179
611
202
121
87
197
72
361
74
811
1,054
15,721
14,039
23,011
16,914
K e l o m p o k U m u r ( t a h u n)
35 - 44
45 - 54
55 - 64
P
P
L
L
P
L
> 65
L
Total
P
(9)
(15)
(17)
(18)
(19)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
398
1,946
428
434
345
642
178
585
113
107
936
3,470
1,660
122
2,416
1,055
172
347
330
503
147
355
270
469
266
733
273
148
96
196
73
238
72
206
926
222
247
223
417
117
394
69
47
624
2,516
1,424
88
2,072
654
117
248
244
263
113
273
166
314
161
531
199
111
87
164
54
152
38
443
2,057
454
309
343
640
201
576
123
82
746
2,931
1,810
104
2,738
826
150
396
345
542
188
379
250
480
240
682
246
169
109
169
75
172
51
209
880
227
163
188
400
114
359
70
39
455
2,076
1,277
77
2,087
511
86
259
241
291
123
267
132
273
143
491
156
108
72
152
38
95
28
384
1,394
397
220
281
519
199
463
87
48
463
2,182
1,520
105
2,300
574
141
351
299
530
117
275
199
406
196
653
231
122
93
150
64
99
29
169
608
173
97
159
248
92
277
37
21
220
1,353
949
58
1,491
325
86
228
228
230
61
144
85
192
115
418
148
90
57
108
19
58
14
129
475
236
74
139
266
73
284
56
29
152
996
778
86
938
194
81
129
207
210
46
92
91
241
69
342
95
38
43
100
24
23
19
2,022
9,057
2,433
1,828
1,695
3,207
982
2,951
614
480
4,866
17,994
9,368
695
12,377
4,907
889
1,862
1,881
2,673
793
1,700
1,278
2,472
1,135
3,797
1,334
777
559
1,087
437
1,397
391
1,043
4,840
1,299
1,052
1,050
1,974
606
1,992
337
304
3,123
13,439
7,538
460
10,221
3,227
628
1,227
1,488
1,483
546
1,191
787
1,516
783
2,631
962
593
383
927
271
1,107
247
3,065
13,897
3,732
2,880
2,745
5,181
1,588
4,943
951
784
7,989
31,433
16,906
1,155
22,598
8,134
1,517
3,089
3,369
4,156
1,339
2,891
2,065
3,988
1,918
6,428
2,296
1,370
942
2,014
708
2,504
638
19,523
13,481
19,026
12,087
15,091
8,558
6,755
99,938
69,275
169,213
Lampiran 3.10
Semua Kasus
BTA Pos
Jumlah
Jumlah
Sembuh &
Pengobatan
Lengkap
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
3,828
17,133
5,403
3,478
2,960
8,284
1,598
7,592
1,210
1,500
25,490
61,557
35,951
2,461
39,113
17,896
3,159
5,688
5,315
5,558
1,881
4,990
3,829
4,858
2,781
8,303
2,724
1,451
1,298
2,279
981
6,521
1,259
298,329
2,831
14,158
3,701
2,205
2,227
5,244
1,276
4,771
958
685
8,372
30,072
16,752
1,141
23,655
8,080
1,434
3,134
3,360
4,189
1,251
3,164
2,088
4,155
2,120
6,170
2,312
1,176
1,060
1,109
540
2,461
525
166,376
2,399
13,241
2,884
1,601
1,860
4,566
1,181
4,096
813
462
5,818
25,604
14,033
894
19,582
6,905
960
2,468
2,709
3,721
1,002
2,840
1,413
3,618
1,711
5,329
1,864
945
790
989
282
1,217
202
137,999
84.7
93.5
77.9
72.6
83.5
87.1
92.6
85.9
84.9
67.4
69.5
85.1
83.8
78.4
82.8
85.5
66.9
78.7
80.6
88.8
80.1
89.8
67.7
87.1
80.7
86.4
80.6
80.4
74.5
89.2
52.2
49.5
38.5
82.9
238
366
377
249
195
364
62
332
22
144
1,351
2,059
1,060
47
1,509
547
264
408
339
173
159
131
374
406
288
215
345
197
131
90
168
677
168
13,455
8.4
2.6
10.2
11.3
8.8
6.9
4.9
7.0
2.3
21.0
16.1
6.8
6.3
4.1
6.4
6.8
18.4
13.0
10.1
4.1
12.7
4.1
17.9
9.8
13.6
3.5
14.9
16.8
12.4
8.1
31.1
27.5
32.0
8.1
2,637
13,607
3,261
1,850
2,055
4,930
1,243
4,428
835
606
7,169
27,663
15,093
941
21,091
7,452
1,224
2,876
3,048
3,894
1,161
2,971
1,787
4,024
1,999
5,544
2,209
1,142
921
1,079
450
1,894
370
151,454
93.1
96.1
88.1
83.9
92.3
94.0
97.4
92.8
87.2
88.5
85.6
92.0
90.1
82.5
89.2
92.2
85.4
91.8
90.7
93.0
92.8
93.9
85.6
96.8
94.3
89.9
95.5
97.1
86.9
97.3
83.3
77.0
70.5
91.0
66
167
117
34
84
63
14
100
37
9
135
400
285
45
557
80
77
133
121
76
17
72
51
76
46
185
53
19
59
4
18
50
21
3,271
2.3
1.2
3.2
1.5
3.8
1.2
1.1
2.1
3.9
1.3
1.6
1.3
1.7
3.9
2.4
1.0
5.4
4.2
3.6
1.8
1.4
2.3
2.4
1.8
2.2
3.0
2.3
1.6
5.6
0.4
3.3
2.0
4.0
2.0
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kep. Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat
Indonesia
Sembuh
Pengobatan Lengkap
Success Rate
(%)
Meninggal
Lampiran 3.11
JUMLAH KUMULATIF KASUS AIDS, MENINGGAL, DAN ANGKA KUMULATIF KASUS PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT PROVINSI SAMPAI DENGAN DESEMBER 2009
Jumlah Kasus
No
Provinsi
(1)
(2)
Case Rate
Meninggal
Kumulatif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(3)
(4)
(5)
43
485
330
475
165
219
91
144
117
333
2,828
3,598
717
290
3,227
318
1,615
119
138
794
21
27
11
173
12
591
21
3
192
10
58
2,808
11
93
81
131
50
38
21
42
18
130
426
634
246
81
691
54
283
63
25
107
2
5
10
62
6
62
5
1
70
8
19
371
1.05
3.71
7.32
8.36
5.77
3.04
5.20
1.86
11.36
22.23
31.67
8.60
2.22
8.51
8.93
3.06
45.45
2.57
3.17
16.91
0.88
0.78
0.35
7.69
0.46
6.65
0.91
0.33
14.21
1.04
8.93
133.07
19,973
3,846
8.66
Lampiran 3.12
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kep.Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Jumlah
Triwulan I
(3)
30
485
234
368
165
184
52
144
111
325
2,807
3,162
573
246
2,652
78
1,263
92
117
730
10
27
11
173
12
143
11
3
190
9
58
2,499
16,964
48
485
410
477
166
219
113
144
120
341
3,740
3,710
819
290
3,540
323
1,747
142
139
794
40
27
11
173
12
591
22
3
192
16
58
2,858
21,770
(5)
36
485
293
371
165
219
85
144
117
333
2,811
3,233
669
247
3,133
275
1,506
107
138
730
15
27
11
173
12
143
20
3
192
10
58
2,681
18,442
Triwulan IV
(6)
43
485
330
475
165
219
91
144
117
333
2,828
3,598
717
290
3,227
318
1,615
119
138
794
21
27
11
173
12
591
21
3
192
10
58
2,808
19,973
Lampiran 3.13
JUMLAH DAN PERSENTASE KASUS AIDS PADA PENGGUNA NAPZA SUNTIKAN (IDU)
MENURUT PROVINSI SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2009
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Jumlah Kasus
Kumulatif
Pada IDU
Pada IDU
(3)
(4)
(5)
43
485
330
475
165
219
91
144
117
333
2,828
3,598
717
290
3,227
318
1,615
119
138
794
21
27
11
173
12
591
21
3
192
10
58
2,808
17
209
224
135
96
104
47
112
40
30
2,002
2,628
152
132
1,022
199
261
46
12
132
7
9
4
40
6
209
1
2
79
2
5
2
39.50
43.10
67.90
28.40
58.20
47.50
51.60
77.80
34.20
9.00
70.80
73.00
21.20
45.50
31.70
62.60
16.20
38.70
8.70
16.60
33.30
33.30
36.40
23.10
50.00
35.40
4.80
66.70
41.10
20.00
8.60
0.10
19,973
7,966
39.90
Lampiran 3.14
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Target Penemuan
Pneumonia Balita
(10%)
< 1 Tahun
1 - 4 Tahun
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(8)
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(6)
(7)
568,657
1,306,660
469,766
449,139
211,873
690,344
185,621
748,682
113,130
161,752
896,521
4,062,083
344,384
2,491,593
1,072,458
354,310
429,249
434,332
424,914
197,014
323,701
201,175
725,575
233,915
95,781
111,912
98,191
-
56,866
130,666
46,977
44,914
21,187
69,034
18,562
74,868
11,313
16,175
89,652
425,985
34,438
249,159
107,246
35,431
42,925
43,433
42,491
19,701
32,370
20,118
72,558
23,392
9,578
11,191
9,819
-
494
11,271
1,989
3,126
223
4,369
1,806
3,315
1,078
13
6,010
67,621
11,566
3,552
1,277
11,829
1,677
372
309
1,153
890
1,261
732
518
258
183
-
732
16,905
5,387
6,329
589
7,624
2,075
7,034
3,607
38
11,296
129,034
20,721
6,328
2,318
18,842
1,915
709
758
2,380
1,749
2,646
1,524
842
404
387
-
1,226
28,176
7,376
9,455
812
11,993
3,881
10,349
4,685
51
17,306
196,655
32,287
9,880
3,595
30,671
4,846
1,081
1,067
3,533
2,639
3,907
2,256
1,360
662
570
-
2.16
21.56
15.70
21.05
3.83
17.37
20.91
13.82
41.41
0.32
19.30
46.16
12.96
9.21
10.15
71.45
11.16
2.54
5.42
10.91
13.12
5.38
9.64
14.20
5.92
5.81
-
17,402,735
1,760,050
136,892
252,173
390,319
22.18
Lampiran 3.15
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
PB
MB
(3)
Jumlah
(4)
121
37
13
44
4
20
2
24
6
3
102
208
226
13
944
65
15
51
34
7
9
12
19
85
83
233
29
19
55
72
105
108
265
3,033
(5)
Cacat Tkt. 2
Jumlah
(7)
0 - 14 Tahun
Jumlah
%
%
(8)
359
163
65
151
59
200
9
87
27
7
471
1351
1348
39
4979
434
69
216
159
97
90
188
180
340
230
1003
220
174
140
325
286
139
622
480
200
78
195
63
220
11
111
33
10
573
1,559
1,574
52
5,923
499
84
267
193
104
99
200
199
425
313
1,236
249
193
195
397
391
247
887
11.00
1.55
1.71
4.05
2.26
3.05
0.63
1.42
2.98
0.60
6.33
3.69
4.91
1.51
15.82
5.05
2.53
6.02
3.85
2.42
4.89
6.16
6.78
18.79
12.93
16.20
11.62
19.08
14.62
27.56
40.35
33.01
40.06
48
33
0.00
20
15.00
47
0
33
1.00
0
13.00
206
236.00
6
651.00
83
1.00
21
21.00
7
11.00
31
11.00
25
30.00
143
11.00
18
8.00
13
35.00
10
24.00
14,227
17,260
7,49
1,812
(9)
0.10
0.17
0.10
0.24
0.21
0
0.30
0.02
0
0.02
0.13
0.15
0.12
0.11
0.17
0.01
0.08
0.11
0.07
0.11
0.16
0.06
0.06
0.10
0.12
0.04
0.09
0.04
0.03
0.09
0.04
0.03
10.37
(10)
40
14
6.00
35
0
9
0
17
5.00
0
42.00
188
151.00
3
710.00
62
1.00
45
13.00
14
6.00
10
10.00
56
30.00
133
17.00
25
25.00
51
65.00
72
219.00
2,074
0.08
0.07
7.69
0.18
0
0.04
0
0.15
0.07
0
0.07
0.12
0.10
0.06
0.12
0.12
0.01
0.17
0.07
0.13
0.06
0.05
0.05
0.13
0.10
0.11
0.07
0.13
0.13
0.13
0.17
0.29
0.25
11.44
Lampiran 3.16
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
Tidak Diketahui
Ya
Tidak
Tidak Diketahui
(14)
0
0
1
0
1
3
0
2
0
0
0
6
0
0
12
2
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
31
Lain-lain
(13)
5
0
0
0
3
3
1
5
2
0
0
11
5
0
0
31
0
0
0
14
0
0
1
0
0
0
1
2
0
0
0
0
1
85
Bambu
(12)
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
5
2
0
5
4
0
0
0
2
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
21
Gunting
(11)
1
0
0
0
0
0
0
5
0
0
0
1
0
0
6
6
0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
0
0
0
0
0
0
0
22
Tidak Diketahui
(10)
1
0
0
0
1
3
0
2
0
0
0
7
0
0
1
2
0
0
2
6
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
28
Lain-lain
(9)
0
0
0
0
2
3
1
0
0
0
0
4
2
0
2
12
0
0
0
3
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30
Tradisional
(8)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
0
6
2
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
13
Dirawat di RS
Alkohol/Iodium
Dokter
(7)
5
0
1
0
1
1
0
10
2
0
0
10
3
0
11
27
0
0
0
7
0
0
0
0
1
2
0
3
0
0
0
0
0
84
Tidak Diketahui
Tidak Diketahui
(6)
Bidan/Perawat
Tidak Diimunisasi
(5)
TT1
Dokter
Sumber: Ditjen PP & PL, Kemkes RI, 2010
1
0
1
0
2
4
0
8
0
0
0
10
3
0
15
17
0
0
2
8
0
0
0
0
0
2
0
2
0
0
0
1
0
76
TT2+
(4)
6
0
1
0
4
7
1
12
2
0
0
23
7
0
22
43
0
0
3
16
0
0
1
0
2
2
1
3
0
0
0
1
1
158
Tidak Diketahui
(3)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Bara
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Bara
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Tanpa pemeriksaan
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Penolong Persalinan
Tradisional
Meninggal
(1)
No
Status Imunisasi
Bidan/Perawat
Provinsi
Total
Pemeriksaan Kehamilan
(15)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
3
0
1
0
1
1
0
2
0
0
0
2
1
0
6
3
0
0
0
6
0
0
0
0
1
1
0
2
0
0
0
0
0
30
0
0
0
0
1
3
0
2
0
0
0
7
0
0
0
2
0
0
3
3
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
23
0
0
0
0
1
0
0
5
0
0
0
3
0
0
14
9
0
0
0
3
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
37
0
0
0
0
2
3
1
3
0
0
0
0
3
0
6
16
0
0
1
10
0
0
1
0
0
0
1
3
0
0
0
0
0
50
0
0
0
0
0
1
0
2
2
0
0
11
3
0
1
17
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
39
6
0
1
0
1
3
0
2
0
0
0
9
1
0
1
1
0
0
2
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
32
3
0
1
0
1
0
0
5
2
0
0
12
5
0
15
27
0
0
0
6
0
0
0
0
2
2
1
2
0
0
0
0
0
84
2
0
0
0
2
2
1
4
0
0
0
1
0
0
2
8
0
0
0
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
27
1
0
0
0
0
2
0
2
0
0
0
2
2
0
2
8
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
21
6
0
0
0
0
1
0
0
1
1
3
3
0
1
1 12
0
2
0
0
0
0
8 15
0
7
0
0
3 21
0 35
0
0
0
0
2
1
5
9
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
2
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
26 121
0
0
0
0
2
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
8
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
2
0
0
0
0
0
17
0
0
0
0
1
3
0
0
0
0
0
7
0
0
0
0
0
0
2
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
20
Lampiran 3.17
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
163
132
61
72
0
88
21
121
3
39
17
429
135
21
164
138
5
0
8
18
8
72
3
16
10
45
3
16
8
0
0
0
0
1,816
75
100
82
136
0
82
13
145
5
53
62
501
176
4
154
204
4
0
0
19
11
99
5
20
8
103
14
17
5
0
26
3
2
2,128
81
121
74
130
34
87
16
182
8
40
45
121
216
0
201
199
0
0
3
26
11
112
9
2
9
181
7
5
3
0
0
4
0
1,927
112
18
102
99
93
75
25
219
9
28
67
62
297
0
103
194
1
0
2
36
9
88
12
17
5
139
27
5
8
0
0
1
0
1,853
53
41
125
105
35
117
36
176
20
39
98
120
254
0
98
190
4
0
4
14
20
90
38
11
1
80
5
19
4
0
0
6
4
1,807
67
47
101
34
56
88
32
133
3
30
85
65
338
1
58
104
8
0
1
20
19
88
11
3
10
77
41
4
1
0
0
11
0
1,536
43
8
62
35
29
83
10
87
7
56
130
35
219
3
58
105
12
0
0
17
15
35
0
21
7
76
20
8
0
0
2
0
0
1,183
19
0
66
7
10
63
14
78
6
32
83
0
228
0
71
105
10
0
13
16
10
65
9
19
3
30
6
4
3
0
0
2
0
972
3
0
37
44
0
63
13
50
0
40
120
0
296
3
40
80
0
0
0
13
6
24
0
34
7
24
2
1
0
0
0
0
0
900
2
9
104
55
67
24
9
81
3
59
106
0
320
5
93
169
47
0
5
32
10
14
7
14
0
76
3
0
0
0
0
0
0
1,314
24
0
84
49
100
46
15
71
2
67
0
0
402
0
94
178
25
0
0
22
13
3
0
9
1
100
2
15
0
0
5
16
0
1,343
51
0
66
32
86
56
15
104
6
50
0
0
400
2
63
128
49
0
9
25
1
3
0
25
16
59
0
14
0
0
0
16
0
1,276
693
476
964
798
510
872
219
1,447
72
533
813
1,333
3,281
39
1,197
1,794
165
0
45
258
133
693
94
191
77
990
130
108
32
0
33
59
6
18,055
Lampiran 3.18
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
<1
1-4
10-14
5-9
> 14
Divaksinasi
Total
Divaksinasi
Total
Divaksinasi
Total
Divaksinasi
Total
Divaksinasi
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Total
Divaksinasi
Total Kasus
(13)
(14)
3
42
20
35
8
22
11
35
1
10
0
0
92
0
84
12
2
0
3
4
5
37
4
7
1
58
2
4
1
0
3
1
0
78
101
79
98
50
114
30
123
7
66
86
134
236
3
148
229
3
0
2
19
28
67
17
15
11
106
9
12
3
0
4
10
2
26
73
109
85
66
105
11
172
4
14
0
0
333
1
179
130
6
0
10
41
24
85
24
23
5
188
23
17
8
0
6
7
0
283
143
211
209
95
220
27
240
10
146
318
300
602
14
211
542
6
0
12
55
29
129
29
46
27
217
33
21
9
0
18
25
0
29
89
154
92
77
98
37
340
10
13
0
0
574
0
321
126
37
0
6
28
21
143
14
50
4
206
33
24
6
0
0
5
3
197
154
290
210
129
228
78
496
20
160
156
453
1277
4
374
582
39
0
16
64
30
246
19
82
21
260
46
35
7
0
6
16
3
7
12
90
46
48
67
13
188
6
11
0
0
252
0
198
43
62
0
7
18
8
78
14
11
1
159
8
14
7
0
1
0
0
72
38
169
105
97
147
44
324
12
49
97
251
672
3
250
234
71
0
13
38
13
155
14
24
9
197
25
26
7
0
5
3
0
4
17
53
22
11
44
10
109
2
6
0
0
115
0
115
18
28
0
0
7
10
4
4
14
0
142
3
4
6
0
0
2
0
63
40
215
176
139
163
40
264
23
112
156
195
494
15
214
207
46
0
2
82
33
96
15
24
9
210
17
14
6
0
0
5
1
69
233
426
280
210
336
82
844
23
54
0
0
1366
1
897
329
135
0
26
98
68
347
60
105
11
753
69
63
28
0
10
15
3
693
476
964
798
510
872
219
1,447
72
533
813
1,333
3,281
39
1,197
1,794
165
0
45
258
133
693
94
191
77
990
130
108
32
0
33
59
6
507
1,890
1,775
4,227
2,540
5,698
1,369
3,164
750
3,076
6,941
18,055
Lampiran 3.19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Meninggal
(3)
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
Kasus
(4)
(5)
693
476
964
798
510
872
219
1,447
72
533
813
1,333
3,281
39
1,197
1,794
165
0
45
258
133
693
94
191
77
990
130
108
32
0
33
59
6
18,055
1.59
0.36
2.00
1.50
1.80
1.21
1.31
1.93
0.63
3.52
0.88
0.32
1.00
0.11
0.32
1.83
0.46
0.00
0.10
0.60
0.64
1.98
0.30
0.86
0.31
1.25
0.61
1.10
0.31
0.00
0.34
0.79
0.03
0.77
Lampiran 3.20
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Total KLB
Frek. KLB
Dengan Spesimen > 5
Frek. KLB
Dengan Investigasi Penuh
Frek. KLB
Dgn Laporan ke Pusat
Total
Kasus
Meninggal
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
5
5
8
1
17
8
2
24
3
0
3
26
25
6
8
8
0
0
0
1
2
2
2
6
0
4
3
3
0
1
5
4
8
190
4
3
7
1
9
8
2
20
2
0
2
20
21
6
6
7
0
0
0
1
2
2
1
4
0
4
3
3
0
0
5
2
3
148
0
1
5
0
9
4
0
20
2
0
0
17
0
4
0
7
0
0
0
1
1
2
1
4
0
4
3
2
0
0
4
2
1
94
0
1
5
0
17
4
0
24
2
0
0
23
0
4
0
8
0
0
0
1
1
2
2
6
0
4
3
3
0
0
4
4
3
121
28
38
185
5
167
70
17
409
30
0
14
280
122
50
49
221
0
0
0
17
45
20
18
63
0
30
66
26
0
2
100
68
630
2,770
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
34
42
Lampiran 3.21
Provinsi
(1)
(2)
Campak
Total Darah
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(3)
(4)
Gabungan (Campak
dan Rubella)
Rubella
Negatif
Tanpa Spesimen
Pending Lab.
Kasus
Frekuensi
Kasus
Frekuensi
Kasus
Frekuensi
Kasus
Frekuensi
Kasus
Frekuensi
Kasus
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
28
23
40
5
71
43
17
115
13
0
14
136
122
48
48
46
0
0
0
5
10
10
9
28
0
21
17
15
0
2
26
12
37
2
4
3
0
3
0
0
0
0
0
2
6
2
3
1
6
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
2
0
0
1
5
1
2
9
34
48
0
18
0
0
0
0
0
9
70
9
23
11
183
0
0
0
0
0
0
0
37
0
0
49
0
0
2
100
30
544
1
0
3
1
7
1
1
19
2
0
1
13
21
2
7
2
0
0
0
1
2
1
1
2
0
3
1
3
0
0
0
0
3
6
0
127
5
81
12
12
325
27
0
5
159
107
22
38
38
0
0
0
17
45
14
8
19
0
23
17
26
0
0
0
0
18
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
8
0
0
0
6
0
5
0
0
0
0
7
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
0
0
0
0
0
0
0
7
3
1
1
2
0
6
7
0
2
1
0
0
4
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
5
4
10
0
62
58
0
52
3
0
0
30
0
5
0
0
0
0
0
0
0
6
10
0
0
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
32
0
0
0
14
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
31
65
961
46
1,176
98
1,151
49
28
252
142
Lampiran 3.22
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
0
1
0
0
1
1
6
0
32
1
0
0
0
2
0
0
0
0
0
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
3
8
0
60
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
5
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
1
0
23
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
5
0
3
0
0
0
0
1
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
0
1
0
0
3
12
24
0
119
4
0
0
0
4
0
4
0
0
0
10
3
0
0
0
0
0
0
Indonesia
53
84
29
17
189
<1
1-4
5-9
10-14
> 15
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Lampiran 3.23
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
3
0
14
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
9
2
0
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
5
0
11
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
3
0
12
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
3
0
14
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
2
0
13
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
10
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
11
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
2
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
9
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
0
1
0
0
3
12
24
0
119
4
0
0
0
4
0
4
0
0
0
10
3
0
0
0
0
0
0
Indonesia
19
22
22
22
20
19
13
17
12
189
Lampiran 3.24
JUMLAH KASUS AFP, AFP RATE DAN NON POLIO AFP RATE
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
24
80
26
37
7
17
10
42
6
43
42
62
224
162
12
151
28
14
18
17
11
5
15
43
7
15
17
28
27
8
6
4
12
35
95
40
69
19
85
18
57
10
12
62
246
188
35
241
84
25
19
58
30
11
23
29
31
14
66
22
21
7
9
7
8
6
2.80
2.38
2.96
3.83
2.24
3.95
3.60
2.59
4.00
3.43
2.95
2.21
2.31
5.83
3.15
2.75
3.13
1.36
4.30
2.14
1.57
2.42
3.41
5.64
1.87
2.93
2.93
8.40
2.00
2.25
2.33
4.00
1.00
2.80
2.38
2.96
3.72
2.00
3.91
3.60
2.59
3.60
3.43
2.62
2.06
2.20
5.67
3.01
2.75
3.13
1.29
4.15
2.14
1.57
2.21
3.29
5.64
1.73
2.80
2.93
8.40
2.00
2.00
2.33
4.00
1.00
1,220
1,682
2.75
2.65
Lampiran 3.25
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Kompatibel
Bukan Polio
(3)
(4)
(5)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
35
95
40
67
12
17
18
85
9
59
55
84
234
186
34
230
30
11
21
28
31
21
13
63
7
22
25
18
56
8
7
8
7
1,636
Lampiran 3.26
JUMLAH PENDERITA, CASE FATALITY RATE (%), DAN INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD/DHF)
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 - 2009
No.
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
2005
CFR
IR
2006
CFR
IR
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
629
3,657
1,154
1,850
353
1,621
61
736
46
746
23,466
18,590
6,583
971
15,251
2,045
3,596
1,062
735
1,220
491
341
3,165
1,926
780
2,822
758
206
27
0
24
184
183
1.59
1.80
1.99
1.73
3.12
0.56
3.28
1.63
4.35
3.49
0.34
1.53
2.29
1.24
1.74
1.27
0.50
1.41
1.36
1.07
0.81
2.35
2.59
1.35
1.00
1.81
2.90
0.00
2.00
0.00
4.17
3.26
1.09
95,279
1.36
14.86
30.75
25.89
41.19
13.38
18.38
3.60
10.54
4.60
57.58
296.87
47.50
19.61
29.44
42.94
23.87
108.97
26.62
17.75
31.92
26.75
9.29
121.74
119.89
31.73
34.65
39.25
23.50
2.66
0.00
2.65
32.62
11.02
758
2,125
1,067
948
365
2,272
129
1,402
58
969
24,932
25,851
10,924
2,184
20,374
2,306
5,629
623
251
2,659
513
455
2,714
1,290
492
2,612
95
302
31
0
138
128
60
43.42 114,656
1.98
1.60
1.22
1.90
3.01
0.09
0.78
1.00
0.00
2.89
0.16
1.06
2.01
1.05
1.21
1.52
0.53
0.64
1.20
1.32
0.78
1.54
2.80
1.47
2.24
0.84
3.16
0.66
3.23
0.00
2.90
0.00
0.00
19.43
16.86
23.87
21.04
13.83
32.48
7.61
20.08
5.80
74.79
316.17
66.08
33.72
66.22
56.19
26.92
170.57
15.59
6.36
65.94
27.42
12.40
103.64
59.62
20.01
35.03
4.73
32.90
3.06
0.00
16.09
22.69
3.55
2007
M
CFR
(10)
1,569
3,990
2,189
795
309
3,480
274
4,470
145
950
31,836
30,536
20,391
2,462
25,950
5,587
6,375
720
518
508
696
1,321
5,341
1,865
1,338
2,732
944
236
2
0
275
208
103
13
34
24
15
5
13
7
23
2
11
86
288
327
26
372
98
14
2
11
7
8
16
102
24
17
30
7
4
0
0
7
2
4
1,599
(11)
0.83
0.85
1.10
1.89
1.62
0.37
2.55
0.51
1.38
1.16
0.27
0.94
1.60
1.06
1.43
1.75
0.22
0.28
2.12
1.38
1.15
1.21
1.91
1.29
1.27
1.10
0.74
1.69
0.00
0.00
2.55
0.96
3.88
IR
(12)
(13)
38.92
31.66
48.05
18.46
11.20
48.17
15.62
64.01
13.67
73.33
392.64
78.05
61.96
74.65
69.95
65.22
193.18
16.90
13.13
12.98
35.54
35.59
193.15
86.15
54.02
36.79
48.20
25.71
0.20
0.00
29.22
28.76
6.09
2008
M
(14)
2,436
4,454
1,907
828
245
2,360
339
4,807
34
1,724
28,361
23,248
19,235
2,119
17,310
3,954
6,254
777
695
947
531
576
5,762
1,430
1,389
3,538
1,006
172
43
0
250
510
228
32
49
11
10
9
3
1
40
22
26
231
228
21
168
53
19
4
22
32
7
11
105
16
17
27
9
4
0
0
7
2
1
1,187
CFR
(15)
(17)
1.31
1.10
0.58
1.21
3.67
0.13
0.29
0.83
0.00
1.28
0.09
0.99
1.19
0.99
0.97
1.34
0.30
0.51
3.17
3.38
1.32
1.91
1.82
1.12
1.22
0.76
0.89
2.33
0.00
0.00
2.80
0.39
0.44
2009
M
CFR
(18)
1,573
4,697
2,813
1,563
254
1,854
260
1,862
349
1,828
28,032
37,861
17,881
2,203
18,631
5,250
5,810
615
399
9,792
1,309
1,113
5,244
1,640
952
3,411
692
91
149
0
384
204
196
20
58
18
27
5
6
8
20
16
14
32
307
248
15
185
70
9
4
7
171
16
20
68
20
7
23
12
2
0
0
7
2
3
0.86 158,912
1,420
(19)
1.27
1.23
0.64
1.73
1.97
0.32
3.08
1.07
4.58
0.77
0.11
0.81
1.39
0.68
0.99
1.33
0.15
0.65
1.75
1.75
1.22
1.80
1.30
1.22
0.74
0.67
1.73
2.20
0.00
0.00
1.82
0.98
1.53
IR
(20)
36.36
35.7
59.75
29.29
8.55
25.67
15.44
24.85
31.54
115.6
313.4
89.41
54.81
63.89
50.03
56.39
167.4
13.72
8.44
228.3
65.25
29.3
173.8
68.79
36.5
44.71
31.86
9.19
13.74
0
38.89
28.21
10.93
0.89 68.22
Lampiran 3.27
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Tahun
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Kab/Kota
Kab/Kota
Kab/Kota
Kab/Kota
2005/2006
2007
2008
2009
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
21
25
19
11
10
14
9
10
7
6
6
25
35
5
38
6
9
9
16
12
14
13
13
9
10
23
10
5
5
8
8
9
20
440
23
28
19
11
10
15
9
11
7
6
6
26
35
5
38
7
9
9
20
14
14
13
14
13
10
23
12
6
5
9
8
9
21
465
23
30
19
11
11
15
10
11
7
7
6
26
35
5
38
7
9
10
20
14
14
13
14
15
11
24
12
6
5
11
8
9
27
483
23
33
19
12
11
15
10
14
7
7
6
26
35
5
38
8
9
10
21
14
14
13
14
15
11
24
12
6
5
11
9
11
29
497
2005
12
17
10
11
7
9
3
10
6
5
5
25
35
5
38
6
9
9
7
7
6
13
12
9
10
21
6
5
1
0
3
4
4
330
2006
2007
2008
2009
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
57.14
68.00
52.63
100.00
70.00
64.29
33.33
100.00
85.71
83.33
83.33
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
43.75
58.33
42.86
100.00
92.31
100.00
100.00
91.30
60.00
100.00
20.00
0.00
37.50
44.44
20.00
75.00
15
19
12
11
10
9
7
10
5
3
5
25
35
5
38
6
9
8
1
10
6
12
13
9
7
20
5
5
2
0
3
2
3
330
71.43
76.00
63.16
100.00
100.00
64.29
77.78
100.00
71.43
50.00
83.33
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
88.89
6.25
83.33
42.86
92.31
100.00
100.00
70.00
86.96
50.00
100.00
40.00
0.00
37.50
22.22
15.00
75.00
15
20
15
11
8
12
9
10
7
4
6
25
35
5
38
6
9
8
5
10
12
13
13
9
9
21
7
5
1
0
6
3
4
361
65.22
71.43
78.95
100.00
80.00
80.00
100.00
90.91
100.00
66.67
100.00
96.15
100.00
100.00
100.00
85.71
100.00
88.89
25.00
71.43
85.71
100.00
92.86
69.23
90.00
91.30
58.33
83.33
20.00
0.00
75.00
33.33
19.05
77.63
17
22
17
10
9
9
9
10
6
4
6
26
35
5
38
6
9
8
5
10
9
13
13
9
9
21
3
6
1
0
4
0
6
355
73.91
73.33
89.47
90.91
81.82
60.00
90.00
90.91
85.71
57.14
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
85.71
100.00
80.00
25.00
71.43
64.29
100.00
92.86
60.00
81.82
87.50
25.00
100.00
20.00
0.00
50.00
0.00
22.22
73.50
17
22
16
11
7
12
10
11
7
5
6
26
35
5
38
8
9
7
6
14
13
13
13
11
9
22
6
5
4
0
4
5
7
384
Lampiran 3.28
No.
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
2005
2006
2007
2008
2009
CFR
CFR
CFR
CFR
CFR
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(17)
267
145
95
95
148
48
1,371
2,194
69
133
486
6
6
1
2
1
0
26
28
13
7
37
2.25
4.14
1.05
2.11
0.68
0.00
1.90
1.28
18.84
5.26
7.61
163
401
40
46
218
880
226
102
1,223
488
50
269
177
20
133
6,544
5
13
6
12
1
1
45
7
1
7
12
3
6
158
3.07
3.24
2.75
1.36
0.44
0.98
3.68
1.43
2.00
2.60
6.78
15.00
4.51
2.41
390
1,468
1,057
104
120
163
66
293
-
7
8
3
3
3
6
11
5
-
1.79
0.54
0.28
2.88
2.50
3.68
16.67
1.71
-
178
636
380
216
362
1,047
814
217
106
41
584
2,023
130
169
1,540
0
12
2
1
9
4
1
3
2
1
13
23
18
14
106
0.00
1.89
0.53
0.46
2.49
0.38
0.12
1.38
1.89
2.44
2.23
1.14
13.85
8.28
6.88
45
86
11
1,425
95
351
1,147
416
437
37
423
205
605
473
6.67
0
18
1
6
3
0
4
5
3
2
1
0
1
5,051
127
2.51
10,980
277
2.52
3,661
46
1.26
8,443
209
2.48
5,756
1.74
Lampiran 3.29
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Kasus
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(3)
(4)
3,355
Periode
Kab/Kota
Kecamatan
Desa/Kelurahan
(5)
(6)
(7)
(8)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
1
7
7
8
7
7
2
17
1
3
-
8
24
25
2
1
1
2
-
12
88
70
2
1
2
6
-
83,756
60
63
181
5,609
528
12,742
8,045
6,862
7,622
24,291
117
2,759
5,095
1,982
103
814
-
458
-
3,098
276
Jan - Sept
Mei - Juni
Okt
Jan - Nov
Feb - Des
Apr - Des
Jan - Des
Jan -Des
Jan - Feb
Jan - Des
Jan - Des
Des
Jan - Mei
Feb- Des
Okt
Nov - Des
Nov - Des
-
Lampiran 3.30
JUMLAH DAERAH TERTULAR RABIES DAN JUMLAH KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (GHPR)
SERTA HASIL PEMERIKSAAN SPECIMEN HEWAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
No.
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Jumlah Kabupaten/Kota
Jumlah Kasus
Desa
Kecamatan
Seluruhnya
Terjangkit
GHPR
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Pemberian
VAR
Lyssa
(9)
(10)
Positif
(11)
(12)
12
26
18
11
10
2
10
1
1
12
1
9
8
10
10
8
13
8
23
8
6
2
2
5
-
329
2,386
2,818
653
502
2,123
575
1,274
9
288
264
21,806
3,882
629
110
240
1,859
605
1,994
947
284
325
1,288
276
-
294
1,718
2,061
636
303
1,518
422
1,095
0
83
105
18,825
3,237
346
104
173
689
512
805
827
139
215
933
276
-
5
18
14
5
0
9
0
7
1
0
2
28
33
1
0
1
12
4
4
3
5
0
35
8
-
12
39
275
35
40
211
0
7
0
2
0
0
65
0
1
0
0
7
0
0
0
0
534
0
-
216
45,466
35,316
195
1,228
Lampiran 3.31
No.
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Tahun
2006
2007
2008
2009
(3)
(4)
(5)
(6)
2,359
104
231
532
255
191
94
74
151
31
53
252
224
5
207
67
18
62
1,682
232
202
385
409
30
451
60
181
224
92
70
12
355
1,132
2,359
104
274
532
255
191
94
74
207
31
53
265
395
37
238
67
18
69
1,682
244
226
385
409
30
451
60
208
224
92
70
12
985
1,132
2,359
141
274
532
257
210
94
74
207
31
53
404
395
37
219
91
18
71
1,682
253
225
385
409
30
451
60
208
224
96
70
27
985
1,127
2,359
141
274
532
257
210
94
74
207
31
53
474
412
37
219
76
18
71
1,730
253
225
385
409
30
451
128
201
224
96
70
27
988
1,158
10,427
11,473
11,699
11,914
Lampiran 3.32
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Kabupaten/Kota
(3)
Bandung
Boyolali
Sleman
Pasuruan
-
Spesimen Pool
Human
Rodent
Human
Rodent
Diperiksa
Positif
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
0
0
0
40
-
0
0
0
3,175
-
0
0
0
0
-
0
0
0
0
-
0
0
0
0
-
0
0
0
0
-
40
3,175
Lampiran 3.33
Provinsi
(1)
(2)
2005
2006
2007
2008
2009
CFR
CFR
CFR
CFR
CFR
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
CFR
(20)
Aceh
49
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
78
62
51
470
34
37
25
12
Jawa Barat
11
13
Jawa Tengah
40
10
25
34
10
29
35
26
70
11
72
13
275
14
14
DI Yogyakarta
20
25
33
125
95
15
Jawa Timur
65
29
14
16
Banten
34
17
Bali
18
19
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
18
44
44
100
16
31
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua Barat
33
Papua
166
25
15,06
114
16
14,04
138
11
7,97
667
57
8,55
263
16
6,08
378
23
6,08
Indonesia
Sumber: Ditjen PP & PL, Kemkes RI, 2010
Keterangan : K= Kasus, M= Meninggal
Lampiran 3.34
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
2006
2007
2009
2008
2005-2009
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
8
3
1
0
0
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
2
0
0
0
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
2
0
0
0
0
0
0
0
11
22
3
0
5
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
0
0
0
0
10
18
3
0
3
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
6
0
1
0
0
0
0
8
5
5
0
2
11
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
5
0
1
0
0
0
0
8
4
5
0
1
9
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
7
4
2
0
0
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
4
2
0
0
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
10
6
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
8
6
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
4
8
0
1
0
3
0
0
44
40
12
1
8
30
2
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
7
1
6
0
1
0
0
0
0
38
34
11
1
5
27
2
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
20
13
55
45
42
37
24
20
21
19
162
134
Lampiran 3.35
JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN JUMLAH KORBAN LUKA DAN MENINGGAL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Jumlah Korban
Jumlah
Kecelakaan
Meninggal
(3)
(4)
(5)
608
3,170
2,407
1,574
617
2,210
727
4,278
218
218
4,126
2,907
4,278
12,245
811
1,794
792
666
848
987
513
1,022
1,087
1,244
1,675
678
495
438
263
765
53,661
499
1,571
749
759
415
1,051
318
203
158
189
-
Sumber: Ditlantas Babankam, Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia, 2010
Jumlah
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
27.69
33.57
30.91
51.96
33.61
35.45
20.15
14.44
24.44
24.16
-
378
20,456
561
2,485
2,134
381
1,626
859
5,929
145
150
-
19.40
10.62
14.44
13.07
35.09
30.09
27.46
28.18
26.57
12.36
18.50
24.02
26.10
18.97
19.42
27.07
24.40
118
118
-
22.17
18.46
Luka Ringan
1,397
1,368
1,035
2,697
565
1,013
444
339
461
226
182
360
492
348
512
252
173
20.48
23.16
-
406
2,050
1,290
821
403
1,470
297
1,035
98
108
-
257
18,448
(6)
22.10
9.08
2.83
17.87
12.11
17.02
28.20
28.35
26.69
15.81
42.07
31.62
18.83
19.96
42.15
28.79
17.91
111
85
-
Berat
34.04
25.73
17.95
48.04
34.61
25.34
21.57
2.83
39.40
42.28
1,592
1,169
203
3,687
195
573
456
341
463
289
414
474
355
366
1,111
268
127
-
Luka
21.77
32.15
32.61
20.47
4,213
10,341
5,929
14,254
850
1,781
717
523
811
1,313
388
665
1,038
1,120
1,013
411
409
313
164
524
61,047
38.27
40.70
51.14
31.78
39.21
58.28
82.73
36.16
33.56
-
1,466
6,106
4,173
1,580
1,199
4,147
1,474
7,167
401
447
-
58.50
80.30
82.73
69.07
52.80
52.90
44.34
43.47
46.74
71.83
39.43
44.36
55.07
61.07
38.43
44.15
57.69
57.75
44.69
45.21
61.08
7,202
12,878
7,167
20,638
1,610
3,367
1,617
1,203
1,735
1,828
984
1,499
1,885
1,834
2,636
931
709
542
367
1,159
99,951
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Lampiran 4.1
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K1, K4, DAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
Ibu Hamil
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Jumlah
K1
% K1
K4
% K4
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
113.761
322.257
115.410
145.169
77.320
185.060
49.693
183.799
27.032
42.450
174.792
1.037.443
632.590
50.421
665.616
206.496
67.554
118.412
118.130
108.105
58.533
77.215
83.552
43.480
56.595
180.081
53.425
28.170
27.488
38.506
25.256
18.067
51.051
5.182.927
102.793
303.097
107.354
139.359
73.129
175.637
45.629
171.723
27.769
38.053
177.541
967.339
624.664
49.898
638.472
202.456
65.864
109.883
107.179
96.285
53.708
73.594
77.104
42.823
55.474
176.320
48.186
26.173
21.226
31.611
20.551
17.946
29.534
4.898.374
90,36
94,05
93,02
96,00
94,58
94,91
91,82
93,43
102,73
89,64
101,57
93,24
98,75
98,96
95,92
98,04
97,50
92,80
90,73
89,07
91,76
95,31
92,28
98,49
98,02
97,91
90,19
92,91
77,22
82,09
81,37
99,33
57,85
94,51
93.055
290.979
103.878
131.100
68.064
162.880
42.277
158.240
25.441
33.569
168.734
884.412
590.804
45.235
571.788
164.507
62.060
99.028
75.275
87.687
47.178
64.541
67.142
36.895
47.563
152.114
45.071
23.283
15.678
26.833
18.211
10.079
15.031
4.428.632
81,80
90,29
90,01
90,31
88,03
88,01
85,08
86,09
94,11
79,08
96,53
85,25
93,39
89,71
85,90
79,67
91,87
83,63
63,72
81,11
80,60
83,59
80,36
84,86
84,04
84,47
84,36
82,65
57,04
69,69
72,11
55,79
29,44
85,45
100.127
308.162
110.054
125.049
72.158
176.845
46.032
175.444
25.817
40.418
155.612
990.287
605.238
45.763
611.261
221.849
64.455
113.711
104.402
103.161
54.945
77.215
76.678
41.647
54.017
163.710
46.859
26.555
26.213
36.757
24.205
17.245
50.921
4.892.812
Ibu Bersalin
Ditolong
Nakes
% Ditolong
Nakes
(9)
(10)
85.362
271.992
95.766
107.763
61.867
153.402
37.845
143.491
24.198
38.900
155.612
745.464
563.032
43.889
568.214
176.000
61.719
86.370
89.308
75.550
42.681
65.692
61.516
35.645
43.489
144.185
37.652
22.204
16.371
24.663
14.947
13.517
20.012
4.128.318
85,25
88,26
87,02
86,18
85,74
86,74
82,21
81,79
93,73
96,24
100,00
75,28
93,03
95,90
92,96
79,33
95,76
75,96
85,54
73,24
77,68
85,08
80,23
85,59
80,51
88,07
80,35
83,62
62,45
67,10
61,75
78,38
39,30
84,38
Ibu Nifas
Kunjungan
% KF3
Nifas 3 kali
(9)
56.327
62.727
11.036
47.063
32.239
32.686
140.423
23.345
24.790
137.452
425.811
409.505
32.968
566.039
126.648
62.096
90.422
71.592
39.731
59.838
3.807
32.875
39.179
83.963
29.457
19.520
12.264
22.516
15.645
7.658
2.707.358
(10)
59,28
61,37
17
66,58
76
74,35
84
94,67
64
85,75
48
73,38
75
93,51
74
101,15
84
70,21
41
87
36,54
81
76,16
51
63,52
75
52,73
64
67,58
47
71,54
Lampiran 4.2
Provinsi
(1)
1
(2)
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Bidan
Dukun
Famili
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Jumlah
(8)
8,77
76,51
0,58
13,30
0,82
100
12,74
17,29
15,67
8,86
13,70
12,88
8,88
15,86
21,46
35,44
13,97
15,53
36,86
18,84
15,60
37,70
8,07
6,98
6,70
5,59
12,48
20,75
31,40
8,60
10,84
5,61
13,79
5,45
7,39
9,16
12,25
12,31
15,28
75,41
70,58
66,43
61,00
64,24
71,47
66,40
68,75
65,25
62,00
55,54
68,39
60,08
67,01
52,84
58,19
62,76
41,40
49,98
54,62
62,92
63,18
49,58
50,23
57,78
42,22
47,46
40,93
33,69
36,48
42,53
32,97
61,24
0,54
0,99
0,61
0,65
0,78
0,86
1,08
0,76
0,74
0,69
0,67
0,38
9,14
10,44
16,53
29,15
20,53
14,10
23,05
14,06
12,44
1,70
29,62
15,53
2,95
13,35
30,91
2,44
27,71
40,51
39,65
35,88
23,47
13,98
16,41
33,63
27,64
50,60
35,59
48,85
55,40
49,39
27,26
14,79
21,29
1,87
0,53
0,27
0,25
0,62
0,65
0,43
0,41
0,11
0,11
0,13
0,13
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
99
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
99
99
100
0,48
0,42
0,33
0,49
1,47
2,38
3,34
0,61
1,31
1,83
3,64
0,86
0,89
1,92
1,07
1,40
1,57
5,65
3,80
0,82
0,18
0,06
1,32
0,91
9,04
1,15
0,51
0,38
0,71
0,52
3,74
2,59
0,61
1,19
3,30
1,83
3,32
11,20
34,94
1,22
Lampiran 4.3
PROVINSI
JUMLAH BAYI
(1)
(2)
(3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
KN1
% KN1
KN LENGKAP
%KN LENGKAP
(4)
(5)
(6)
(7)
98.244
299.401
104.505
118.714
58.807
144.371
33.854
150.590
22.434
38.681
170.380
807.552
563.920
44.303
547.925
196.741
49.104
107.754
121.972
99.584
42.310
71.554
65.391
37.041
54.344
171.819
53.114
19.888
21.765
33.222
23.477
18.524
51.661
77.318
273.653
87.157
101.619
54.449
130.223
27.391
132.971
22.344
31.525
157.278
688.842
534.201
40.316
518.885
170.574
48.991
87.065
93.431
80.763
35.202
66.724
54.667
30.670
43.964
152.232
43.819
15.632
14.865
23.422
7.278
5.576
16.805
78,70
91,40
83,40
85,60
92,59
90,20
80,91
88,30
99,60
81,50
92,31
85,30
94,73
91,00
94,70
86,70
99,77
80,80
76,60
81,10
83,20
93,25
83,60
82,80
80,90
88,60
82,50
78,60
68,30
70,50
31,00
30,10
32,53
66.786
269.161
77.344
92.953
48.663
119.366
23.986
112.943
21.386
10.831
153.598
696.110
426.887
38.101
508.474
155.752
48.858
79.953
90.015
23.153
8.970
43.362
48.095
27.040
41.084
133.503
44.462
15.493
14.058
22.857
7.747
5.687
18.376
67,98
89,90
74,01
78,30
82,75
82,68
70,85
75,00
95,33
28,00
90,15
86,20
75,70
86,00
92,80
79,17
99,50
74,20
73,80
23,25
21,20
60,60
73,55
73,00
75,60
77,70
83,71
77,90
64,59
68,80
33,00
30,70
35,57
4.442.946
3.582.751
80,64
3.098.600
69,74
Lampiran 4.4
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI, ANAK BALITA, DAN MURID SD KELAS 1 DAN SEDERAJAT
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
NO
PROVINSI
JUMLAH BAYI
(1)
(2)
(3)
Aceh
Sumatera Utara
CAKUPAN PELAYANAN
KESEHATAN BAYI
JUMLAH
(4)
(5)
JUMLAH ANAK
BALITA
(6)
CAKUPAN PELAYANAN
JUMLAH MURID CAKUPAN PELAYANAN MURID
SD KELAS SATU
KESEHATAN ANAK BALITA
SD KELAS
SATU
JUMLAH
%
JUMLAH
%
(7)
(8)
(9)
(10)
98.244
65.823
67,00
363.556
191.085
52,56
299.401
242.515
81,00
1.124.299
905.061
80,50
2.121.111
Sumatera Barat
104.505
78.776
75,38
388.594
275.552
70,91
804.131
Riau
118.714
90.816
76,50
470.387
217.507
46,24
844.933
Jambi
Sumatera Selatan
58.807
47.198
80,26
224.694
207.617
92,40
426.417
144.371
119.539
82,80
579.829
386.166
66,60
1.093.984
Bengkulu
33.854
23.339
68,94
132.845
10.136
7,63
242.199
Lampung
150.590
120.020
79,70
574.110
243.537
42,42
1.108.154
54,22
30.471
37.234
22.434
15.704
70,00
86.567
46.937
10
Kepulauan Riau
38.681
27.077
70,00
140.419
(11)
76,45
608.620
352.148
57,86
1.107.252
811.726
81,00
3.136.549
1.435.912
45,78
5.324.137
5.171.867
13
Jawa Tengah
563.920
522.867
92,72
2.219.780
821.097
36,99
3.806.965
14
DI Yogyakarta
44.303
39.341
88,80
169.197
7.952
4,70
312.358
92,70
2.083.876
1.334.514
64,04
4.333.031
91,79
790.659
450.676
57,00
1.407.649
17
Bali
49.104
49.359
100,52
216.198
172.591
79,83
432.672
18
107.754
84.587
78,50
389.246
155.115
39,85
117.390
19
121.972
79.526
65,20
421.028
138.013
32,78
125.695
20
Kalimantan Barat
99.584
79.667
80,00
364.816
137.937
37,81
101.338
21
Kalimantan Tengah
42.310
30.463
72,00
166.588
16.326
9,80
200.238
22
Kalimantan Selatan
71.554
58.417
81,64
260.745
169.067
64,84
153.234
23
Kalimantan Timur
65.391
48.298
73,86
244.909
115.009
46,96
411.571
24
Sulawesi Utara
37.041
29.633
80,00
140.160
99.514
71,00
227.693
25
Sulawesi Tengah
54.344
41.845
77,00
196.455
161.250
82,08
344.133
26
Sulawesi Selatan
171.819
125.600
73,10
620.682
320.768
51,68
1.222.778
27
Sulawesi Tenggara
53.114
40.085
75,47
195.786
76.963
39,31
300.504
28
Gorontalo
19.888
15.871
79,80
74.513
48.977
65,73
122.352
29
Sulawesi Barat
21.765
14.017
64,40
80.935
29.493
36,44
207.141
30
Maluku
33.222
28.106
84,60
116.578
56.540
48,50
232.984
31
Maluku Utara
23.477
5.494
23,40
84.923
18.870
32
Papua Barat
18.524
4.038
21,80
66.376 -
33
Papua
51.661
Indonesia
4.442.946
13.943
3.614.851
26,99
81,36
184.840 16.527.124
22,22
-
8.602.330
47
86,00
3.902.761
90
929.048
66,00
351.935
81
86.206
73,44
28.809
23
42.562
42,00
60.071
30
65.768
42,92
123.471
30
178.124
78,23
206.480
60
331.495
27,11
14.484
41.844
34,20
45.571
22
88.534
38,00
38.000
36
-
27.305.304
73
97,14
268.628
52,05
82,25
1.779.375
105.555
-
66
30.623
130.256
507.926
38,90
20.001
654.117
180.589
46
431.072
170.380
196.741
38,10
110.927
807.552
547.925
54
416.808
DKI Jakarta
Jawa Timur
62,62
230.137
Jawa Barat
Banten
46
529.097
11
15
85,00
369.900
12
16
1.802.944
18.508.272
67,78
Lampiran 4.5
NO
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
PROVINSI
JUMLAH BAYI
NEONATAL
KOMPLIKASI
(2)
(3)
(4)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(6)
OBSTETRI
KOMPLIKASI
(4)
(6)
98.244
299.401
104.505
118.714
58.807
144.371
33.854
150.590
22.434
38.681
170.380
807.552
563.920
44.303
547.925
196.741
49.104
107.754
121.972
99.584
42.310
71.554
65.391
37.041
54.344
171.819
53.114
19.888
21.765
33.222
23.477
18.524
51.661
14.737
44.910
15.676
17.807
8.821
21.656
5.078
22.589
3.365
5.802
25.557
121.133
84.588
6.645
82.189
29.511
7.366
16.163
18.296
14.938
6.347
10.733
9.809
5.556
8.152
25.773
7.967
2.983
3.265
4.983
3.522
2.779
7.749
5.743
13.563
792
4.897
2.181
2.988
554
4.879
215
1.926
5.165
39.732
22.390
3.854
27.122
8.558
3.238
5.140
13.941
4.422
812
1.260
638
3.517
2.445
3.737
271
119
843
164
14
225
625
39,0
30,2
5,1
27,5
24,7
13,8
10,9
21,6
6,4
33,2
20,2
32,8
26,5
58,0
33,0
29,0
44,0
31,8
76,2
29,6
12,8
11,7
6,5
63,3
30,0
14,5
3,4
4,0
25,8
3,3
0,4
8,1
8,1
22.752
64.451
23.082
29.034
15.464
37.012
9.939
36.760
5.406
8.490
34.958
207.489
126.518
10.084
133.123
41.299
13.511
23.682
23.626
21.621
11.707
15.443
16.710
8.696
11.319
36.016
10.685
5.634
5.498
7.701
5.051
3.613
10.210
11.144
15.661
16.815
9.693
6.117
6.913
4.403
8.898
1.206
4.211
4.656
86.478
52.849
6.354
112.918
17.481
7.108
12.162
10.670
4.682
781
2.073
2.142
2.065
2.527
18.104
1.318
1.846
1.911
1.031
1.381
1.621
3.363
48,98
24,30
72,85
33,39
39,56
18,68
44,30
24,21
22,31
49,60
13,32
41,68
41,77
63,01
84,82
42,33
52,61
51,35
45,16
21,65
6,67
13,42
12,82
23,75
22,33
50,27
12,34
32,77
34,76
13,39
27,34
44,86
32,94
4.442.946
666.442
158.593
23,8
1.036.585
440.582
42,50
Lampiran 4.6
No
Provinsi
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Peserta KB Baru
Jumlah PUS
(3)
Peserta KB Aktif
Jumlah
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
742.659
2.075.286
784.819
688.486
592.366
1.488.525
369.228
1.526.467
215.997
284.099
1.211.367
8.606.098
6.487.025
549.313
7.745.030
1.910.538
642.968
915.959
653.487
787.006
392.731
726.728
584.073
419.791
490.480
1.264.471
386.882
198.271
166.366
261.737
66.628
43.224
391.787
179.328
368.377
139.445
162.642
119.345
424.538
101.216
452.218
46.093
57.402
352.793
1.451.359
882.504
50.876
1.030.354
306.735
63.707
165.961
106.666
138.614
71.204
128.933
89.045
92.560
77.501
311.352
72.895
37.230
39.731
62.600
37.214
20.813
37.416
24,15
17,75
17,77
23,62
20,15
28,52
27,41
29,63
21,34
20,20
29,12
16,86
13,60
9,26
13,30
16,05
9,91
18,12
16,32
17,61
18,13
17,74
15,25
22,05
15,80
24,62
18,84
18,78
23,88
23,92
55,85
48,15
9,55
558.437
1.404.182
575.371
493.003
474.040
1.148.297
315.684
1.072.706
164.935
182.668
993.778
6.995.287
5.080.580
432.024
5.836.266
1.273.832
547.348
638.916
455.073
554.480
305.203
551.462
418.301
339.396
367.076
910.346
287.960
157.724
117.311
198.581
39.664
35.166
132.675
75,19
67,66
73,31
71,61
80,02
77,14
85,50
70,27
76,36
64,30
82,04
81,28
78,32
78,65
75,35
66,67
85,13
69,75
69,64
70,45
77,71
75,88
71,62
80,85
74,84
71,99
74,43
79,55
70,51
75,87
59,53
81,36
33,86
43.669.892
7.678.667
17,58
33.057.772
75,70
Lampiran 4.7
No
Provinsi
(1)
(2)
IUD
MOP
MOW
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(11)
1.854
1,03
354
0,20
16
0,01
Sumatera Utara
17.748
4,82
9.112
2,47
1.356
0,37
85.583
23,23
Sumatera Barat
6.577
4,72
991
0,71
180
0,13
20.990
15,05
Riau
3.063
1,88
814
0,50
51
0,03
9.003
5,54
Jambi
2.180
1,83
197
0,17
73
0,06
4.362
3,65
Sumatera Selatan
3.401
0,80
1.470
0,35
777
0,18
40.813
Bengkulu
2.186
2,16
740
0,73
74
0,07
Lampung
9.267
2,05
809
0,18
1.472
589
1,28
181
0,39
11
10
Kepulauan Riau
1.297
2,26
230
0,40
11
DKI Jakarta
27.596
7,82
1.700
12
Jawa Barat
107.059
7,38
13
Jawa Tengah
32.675
3,70
14
DI Yogyakarta
9.024
15
Jawa Timur
52.208
16
Banten
17
Bali
18
Aceh
2
3
29.482
(10)
16,44
2.706
Suntikan
Jumlah
%
%
(12)
(13)
(14)
Pil
Jumlah
(15)
(16)
Total
(17)
1,51
79.362
44,26
65.554
36,56
179.328
26.462
7,18
115.464
31,34
112.652
30,58
368.377
16.919
12,13
67.469
48,38
26.319
18,87
139.445
10.137
6,23
85.072
52,31
54.502
33,51
162.642
10.469
8,77
61.052
51,16
41.012
34,36
119.345
9,61
38.464
9,06
191.091
45,01
148.522
34,98
424.538
8.040
7,94
10.377
10,25
46.299
45,74
33.500
33,10
101.216
0,33
68.994
15,26
27.088
5,99
175.863
38,89
168.725
37,31
452.218
0,02
7.349
15,94
2.300
4,99
20.481
44,43
15.182
32,94
46.093
39
0,07
14.243
24,81
2.382
4,15
21.828
38,03
17.383
30,28
57.402
0,48
733
0,21
25.378
7,19
13.036
3,70
176.716
50,09
107.634
30,51
352.793
15.299
1,05
2.337
0,16
52.289
3,60
80.602
5,55
752.764
51,87
441.009
30,39
1.451.359
17.328
1,96
1.916
0,22
45.953
5,21
97.208
11,02
537.150
60,87
150.274
17,03
882.504
17,74
1.612
3,17
525
1,03
4.113
8,08
3.625
7,13
26.819
52,71
5.158
10,14
50.876
5,07
12.839
1,25
3.510
0,34
43.939
4,26
66.941
6,50
617.338
59,92
233.579
22,67
1.030.354
306.735
9.701
3,16
1.295
0,42
425
0,14
13.652
4,45
22.931
7,48
158.671
51,73
100.060
32,62
12.570
19,73
1.718
2,70
211
0,33
5.323
8,36
1.809
2,84
34.010
53,39
8.066
12,66
63.707
6.036
3,64
1.174
0,71
155
0,09
10.693
6,44
18.310
11,03
103.112
62,13
26.481
15,96
165.961
19
5.898
5,53
2.587
2,43
355
0,33
5.704
5,35
12.643
11,85
63.417
59,45
16.062
15,06
106.666
20
Kalimantan Barat
1.990
1,44
853
0,62
112
0,08
18.757
13,53
5.593
4,03
64.528
46,55
46.781
33,75
138.614
21
Kalimantan Tengah
440
0,62
255
0,36
52
0,07
5.484
7,70
5.087
7,14
34.075
47,86
25.811
36,25
71.204
22
Kalimantan Selatan
1.481
1,15
659
0,51
119
0,09
6.672
5,17
8.430
6,54
57.072
44,26
54.500
42,27
128.933
23
Kalimantan Timur
3.016
3,39
961
1,08
101
0,11
11.927
13,39
4.147
4,66
43.170
48,48
25.723
28,89
89.045
24
Sulawesi Utara
3.590
3,88
809
0,87
242
0,26
12.226
13,21
10.999
11,88
41.142
44,45
23.552
25,45
92.560
25
Sulawesi Tengah
2.133
2,75
512
0,66
226
0,29
8.777
11,33
7.463
9,63
28.960
37,37
29.430
37,97
77.501
26
Sulawesi Selatan
4.674
1,50
2.058
0,66
153
0,05
56.342
18,10
19.746
6,34
127.733
41,03
100.646
32,33
311.352
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
29
819
1,12
453
0,62
191
0,26
8.863
12,16
7.416
10,17
28.243
38,74
26.910
36,92
72.895
2.684
7,21
322
0,86
213
0,57
2.574
6,91
6.150
16,52
14.980
40,24
10.307
27,68
37.230
Sulawesi Barat
407
1,02
130
0,33
50
0,13
10.874
27,37
2.940
7,40
11.991
30,18
13.339
33,57
39.731
30
Maluku
823
1,31
452
0,72
68
0,11
10.052
16,06
5.281
8,44
27.185
43,43
18.739
29,93
62.600
31
Maluku Utara
595
1,60
233
0,63
97
0,26
3.487
9,37
6.618
17,78
16.990
45,65
9.194
24,71
37.214
32
Papua Barat
256
1,23
64
0,31
41
0,20
5.703
27,40
1.081
5,19
8.422
40,47
5.246
25,21
20.813
33
Papua
298
0,80
624
1,67
24
0,06
10.441
27,91
2.719
7,27
16.016
42,81
7.294
19,49
37.416
334.135
4,35
78.835
1,03
15.905
0,21
668.082
8,70
558.079
7,27
3.854.485
50,20
2.169.146
28,25
7.678.667
Indonesia
Sumber: BKKBN, 2010
Lampiran 4.8
No
Provinsi
(1)
(2)
Aceh
Jumlah
PUS
(3)
Peserta
KB Aktif
IUD
Jumlah
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
MOW
Jumlah
(8)
MOP
%
Jumlah
(9)
(10)
(11)
Metode Kontrasepsi
Kondom
Implan
Jumlah
%
Jumlah
%
(12)
(13)
(14)
Suntikan
Jumlah
%
(15)
(16)
(17)
Pil
Jumlah
(18)
(19)
742.659
558.437
75,19
11.742
2,10
3.927
0,70
140
0,03
40.684
7,29
9.452
1,69
260.648
46,67
231.844
41,52
Sumatera Utara
2.075.286
1.404.182
67,66
142.894
10,18
110.179
7,85
4.299
0,31
77.967
5,55
118.500
8,44
464.648
33,09
485.695
34,59
Sumatera Barat
784.819
575.371
73,31
53.853
9,36
16.145
2,81
420
0,07
20.741
3,60
71.063
12,35
299.766
52,10
113.383
19,71
Riau
688.486
493.003
71,61
33.364
6,77
7.089
1,44
3.378
0,69
24.341
4,94
55.905
11,34
209.613
42,52
159.313
32,31
Jambi
592.366
474.040
80,02
31.222
6,59
4.192
0,88
1.108
0,23
7.274
1,53
61.017
12,87
198.173
41,81
171.054
36,08
Sumatera Selatan
1.488.525
1.148.297
77,14
45.339
3,95
39.224
3,42
4.381
0,38
50.939
4,44
196.212
17,09
477.552
41,59
334.650
29,14
Bengkulu
369.228
315.684
85,50
20.369
6,45
6.400
2,03
872
0,28
8.229
2,61
42.476
13,46
144.454
45,76
92.884
29,42
Lampung
1.526.467
1.072.706
70,27
123.031
11,47
14.354
1,34
12.701
1,18
16.386
1,53
142.208
13,26
389.221
36,28
374.805
34,94
215.997
164.935
76,36
5.746
3,48
4.960
3,01
83
0,05
4.456
2,70
13.304
8,07
73.882
44,79
62.504
37,90
284.099
182.668
64,30
11.216
6,14
1.986
1,09
232
0,13
9.164
5,02
7.996
4,38
84.496
46,26
67.578
36,99
11 DKI Jakarta
1.211.367
993.778
82,04
211.752
21,31
34.534
3,48
10.925
1,10
23.959
2,41
66.788
6,72
384.280
38,67
261.540
26,32
12 Jawa Barat
8.606.098
6.995.287
81,28
756.317
10,81
149.012
2,13
65.507
0,94
57.700
0,82
283.701
4,06
3.243.113
46,36
1.850.437
26,45
13 Jawa Tengah
6.487.025
5.080.580
78,32
445.718
8,77
293.264
5,77
63.367
1,25
87.083
1,71
488.018
9,61
2.834.891
55,80
868.239
17,09
549.313
432.024
78,65
109.901
25,44
22.049
5,10
2.649
0,61
22.733
5,26
23.622
5,47
196.284
45,43
54.786
12,68
15 Jawa Timur
7.745.030
5.836.266
75,35
845.978
14,50
303.896
5,21
21.663
0,37
59.645
1,02
445.413
7,63
2.833.995
48,56
1.325.676
22,71
16 Banten
24,91
10 Kepulauan Riau
14 DI Yogyakarta
1.910.538
1.273.832
66,67
139.836
10,98
22.368
1,76
17.964
1,41
14.208
1,12
76.829
6,03
685.363
53,80
317.264
17 Bali
642.968
547.348
85,13
262.083
47,88
20.749
3,79
2.720
0,50
13.063
2,39
6.791
1,24
194.227
35,49
47.715
8,72
915.959
638.916
69,75
73.748
11,54
14.875
2,33
2.172
0,34
7.257
1,14
81.273
12,72
319.016
49,93
140.575
22,00
653.487
455.073
69,64
55.482
12,19
16.771
3,69
4.653
1,02
7.855
1,73
41.605
9,14
251.993
55,37
76.714
16,86
20 Kalimantan Barat
787.006
554.480
70,45
33.867
6,11
8.759
1,58
4.030
0,73
19.119
3,45
31.128
5,61
221.071
39,87
236.506
42,65
21 Kalimantan Tengah
392.731
305.203
77,71
5.476
1,79
3.021
0,99
372
0,12
4.123
1,35
27.780
9,10
134.210
43,97
130.221
42,67
22 Kalimantan Selatan
726.728
551.462
75,88
9.830
1,78
6.722
1,22
569
0,10
8.322
1,51
34.718
6,30
186.495
33,82
304.806
55,27
23 Kalimantan Timur
584.073
418.301
71,62
43.127
10,31
9.739
2,33
1.255
0,30
8.838
2,11
20.406
4,88
160.416
38,35
174.520
41,72
24 Sulawesi Utara
419.791
339.396
80,85
39.768
11,72
7.622
2,25
458
0,13
5.105
1,50
47.143
13,89
137.028
40,37
102.272
30,13
25 Sulawesi Tengah
490.480
367.076
74,84
19.103
5,20
7.838
2,14
436
0,12
6.168
1,68
34.485
9,39
149.479
40,72
149.567
40,75
26 Sulawesi Selatan
1.264.471
910.346
71,99
40.811
4,48
15.170
1,67
409
0,04
52.365
5,75
80.863
8,88
394.662
43,35
326.066
35,82
27 Sulawesi Tenggara
386.882
287.960
74,43
7.021
2,44
5.591
1,94
619
0,21
10.757
3,74
38.462
13,36
111.591
38,75
113.919
39,56
28 Gorontalo
198.271
157.724
79,55
19.525
12,38
2.340
1,48
329
0,21
1.782
1,13
21.896
13,88
57.170
36,25
54.682
34,67
29 Sulawesi Barat
166.366
117.311
70,51
3.580
3,05
1.006
0,86
103
0,09
6.093
5,19
8.355
7,12
40.566
34,58
57.608
49,11
30 Maluku
261.737
198.581
75,87
7.459
3,76
4.147
2,09
1.072
0,54
16.982
8,55
16.753
8,44
98.305
49,50
53.863
27,12
66.628
39.664
59,53
1.122
2,83
1.164
2,93
224
0,56
2.278
5,74
5.882
14,83
19.594
49,40
9.400
23,70
30,14
31 Maluku Utara
32 Papua Barat
33 Papua
Indonesia
Sumber : BKKBN, 2010
43.224
35.166
81,36
2.633
7,49
1.324
3,77
115
0,33
1.564
4,45
1.136
3,23
17.796
50,61
10.598
391.787
132.675
33,86
3.811
2,87
4.423
3,33
307
0,23
14.689
11,07
9.551
7,20
65.519
49,38
34.375
25,91
43.669.892
33.057.772
75,70
3.616.724
10,94
1.164.840
3,52
229.532
0,69
711.869
2,15
2.610.731
7,90
15.339.517
46,40
8.795.059
26,61
Lampiran 4.9
Provinsi
(1)
(2)
Pemerintah
Peserta
%
(3)
Swasta
Peserta
(4)
(5)
Peserta
Peserta
Peserta
Jumlah
%
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Aceh
126.296
70,43
4.627
2,58
3.107
1,73
45.298
25,26
179.328
100,00
Sumatera Utara
273.859
74,34
30.364
8,24
9.975
2,71
54.179
14,71
368.377
100,00
Sumatera Barat
93.163
66,81
1.061
0,76
1.652
1,18
43.569
31,24
139.445
100,00
Riau
94.303
57,98
5.636
3,47
6.435
3,96
56.268
34,60
162.642
100,00
Jambi
Sumatera Selatan
80.678
67,60
393
0,33
3.958
3,32
34.316
28,75
119.345
100,00
304.392
71,70
18.530
4,36
8.388
1,98
93.228
21,96
424.538
100,00
Bengkulu
71.091
70,24
708
0,70
2.630
2,60
26.787
26,47
101.216
100,00
Lampung
268.930
59,47
30.856
6,82
14.443
3,19
137.989
30,51
452.218
100,00
100,00
29.728
64,50
1.199
2,60
228
0,49
14.938
32,41
46.093
10
Kepulauan Riau
27.982
48,75
6.747
11,75
3.354
5,84
19.319
33,66
57.402
100,00
11
DKI Jakarta
136.652
38,73
15.805
4,48
38.709
10,97
161.627
45,81
352.793
100,00
12
Jawa Barat
846.770
58,34
101.131
6,97
31.722
2,19
471.736
32,50
1.451.359
100,00
13
Jawa Tengah
457.116
51,80
36.699
4,16
27.036
3,06
361.653
40,98
882.504
100,00
14
DI Yogyakarta
18.989
37,32
8.937
17,57
400
0,79
22.550
44,32
50.876
100,00
15
Jawa Timur
610.404
59,24
25.862
2,51
19.456
1,89
374.630
36,36
1.030.352
100,00
178.597
58,23
18.868
6,15
10.631
3,47
98.639
32,16
306.735
100,00
24.185
37,96
1.838
2,89
2.381
3,74
35.303
55,41
63.707
100,00
3.508
2,11
1.182
0,71
12.681
7,64
165.961
100,00
16
Banten
17
Bali
18
148.590
89,53
19
104.121
97,61
416
0,39
504
0,47
1.625
1,52
106.666
100,00
20
Kalimantan Barat
84.984
61,31
6.935
5,00
4.935
3,56
41.760
30,13
138.614
100,00
21
Kalimantan Tengah
53.540
75,19
3.581
5,03
1.515
2,13
12.568
17,65
71.204
100,00
22
Kalimantan Selatan
84.142
65,26
2.119
1,64
1.771
1,37
40.901
31,72
128.933
100,00
23
Kalimantan Timur
51.818
58,19
3.597
4,04
2.565
2,88
31.065
34,89
89.045
100,00
24
Sulawesi Utara
59.666
64,46
8.577
9,27
3.972
4,29
20.345
21,98
92.560
100,00
25
Sulawesi Tengah
70.282
90,69
1.271
1,64
1.096
1,41
4.852
6,26
77.501
100,00
26
Sulawesi Selatan
268.133
86,12
2.564
0,82
3.717
1,19
36.938
11,86
311.352
100,00
100,00
27
Sulawesi Tenggara
67.098
92,05
939
1,29
849
1,16
4.009
5,50
72.895
28
Gorontalo
31.028
83,34
1.930
5,18
573
1,54
3.699
9,94
37.230
100,00
29
Sulawesi Barat
34.640
87,19
763
1,92
151
0,38
4.177
10,51
39.731
100,00
30
Maluku
51.942
82,97
3.104
4,96
1.083
1,73
6.471
10,34
62.600
100,00
31
Maluku Utara
34.507
92,73
1.185
3,18
83
0,22
1.439
3,87
37.214
100,00
32
Papua Barat
18.163
87,27
2.032
9,76
45
0,22
573
2,75
20.813
100,00
33
Papua
27.235
72,79
7.308
19,53
1.421
3,80
1.452
3,88
37.416
100,00
4.833.024
62,94
359.090
4,68
209.967
2,73
2.276.584
29,65
7.678.665
100,00
Indonesia
Sumber: BKKBN, 2010
Lampiran 4.10
No
Provinsi
(1)
(2)
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Jumlah Desa
Desa UCI
Jumlah Desa
Desa UCI
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(10)
%
(11)
Aceh
6.199
5.316
85,76
6.483
1.841
28,40
6.436
2.444
37,97
Sumatera Utara
5.643
4.097
72,60
5.772
4.079
70,67
5.978
4.150
69,42
95,55
Sumatera Barat
3.127
2.273
72,69
3.380
2.297
67,96
3.437
3.284
Riau
1.508
1.082
71,75
1.559
1.171
75,11
1.642
935
56,94
Jambi
1.252
1.065
85,06
1.271
1.095
86,15
1.329
1.116
83,97
Sumatera Selatan
2.919
2.606
89,28
3.012
2.466
81,87
3.103
2.559
82,47
Bengkulu
1.295
926
71,51
1.325
1.054
79,55
1.461
1.114
76,25
44,86
Lampung
2.155
1.883
87,38
2.310
1.511
65,41
2.247
1.008
321
269
83,80
339
294
86,73
346
311
89,88
10
Kepulauan Riau
291
176
60,48
317
222
70,03
333
222
66,67
100,00
11
DKI Jakarta
282
211
74,82
282
234
82,98
267
267
12
Jawa Barat
5.828
3.893
66,80
6.000
3.933
65,55
5.877
4.754
80,89
13
Jawa Tengah
8.569
7.167
83,64
8.560
7.433
86,83
8.559
7.886
92,14
14
DI Yogyakarta
438
428
97,72
438
414
94,52
438
432
98,63
15
Jawa Timur
6.359
5.305
83,43
8.492
6.272
73,86
8.505
6.842
80,45
16
Banten
1.481
881
59,49
1.504
875
58,18
1.454
986
67,81
17
Bali
702
702
100,00
707
705
99,72
715
712
99,58
18
803
700
87,17
885
793
89,60
897
823
91,75
19
2.745
2.318
84,44
2.813
1.968
69,96
2.813
2.194
78,00
62,49
20
Kalimantan Barat
1.603
1.223
76,29
1.520
1.057
69,54
1.858
1.161
21
Kalimantan Tengah
1.389
885
63,71
1.456
1.045
71,77
1.479
1.012
68,42
22
Kalimantan Selatan
1.962
1.269
64,68
1.965
1.419
72,21
1.958
1.377
70,33
23
Kalimantan Timur
1.345
1.106
82,23
1.410
1.085
76,95
1.417
828
58,43
24
Sulawesi Utara
1.082
717
66,27
1.435
1.096
76,38
1.546
1.097
70,96
25
Sulawesi Tengah
1.591
1.080
67,88
1.634
1.221
74,72
1.710
1.189
69,53
26
Sulawesi Selatan
2.866
2.369
82,66
2.898
2.370
81,78
2.941
2.459
83,61
27
Sulawesi Tenggara
1.709
1.405
82,21
1.939
1.277
65,86
1.989
768
38,61
28
Gorontalo
493
250
50,71
601
371
61,73
606
399
65,84
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua Barat
33
Papua
Indonesia
496
74
14,92
543
196
36,10
558
235
42,11
1.048
726
69,27
1.069
572
53,51
893
579
64,84
827
451
54,53
967
476
49,22
967
499
51,60
1.221
448
36,69
683
98
14,35
1.253
265
21,15
1.606
874
54,42
2.361
503
21,30
3.380
782
23,14
71.155
54.175
76,14
75.930
51.443
67,75
78.392
54.689
69,76
Lampiran 4.11
NO
PROVINSI
(1)
(2)
SASARAN
(3)
BCG
DPT/HB(1)
JUMLAH
%
HB0
JUMLAH
(4)
(5)
JUMLAH
(6)
(7)
(8)
(9)
(11)
(12)
(13)
POLIO3
JUMLAH
%
(14)
(15)
POLIO4
JUMLAH
%
(16)
(17)
CAMPAK
JUMLAH
%
(18)
(19)
Aceh
105.565
88.464
83,80
33.868
32,08
89.567
84,85
81.607
77,30
95.607
90,57
86.619
82,05
84.821
80,35
83.605
79,20
Sumatera Utara
325.137
292.603
89,99
157.031
48,30
303.135
93,23
291.148
89,55
311.221
95,72
292.408
89,93
289.453
89,02
286.978
88,26
Sumatera Barat
106.599
92.305
86,59
45.826
42,99
94.434
88,59
89.517
83,98
97.379
91,35
90.844
85,22
86.532
81,18
85.988
80,66
Riau
137.969
96.512
69,95
60.672
43,98
110.406
80,02
105.676
76,59
112.875
81,81
105.351
76,36
102.561
74,34
101.791
73,78
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
40.604
39.393
Lampung
173.733
140.489
71.305
70.677
99,12
35.916
50,37
72.274
101,36
69.677
97,72
73.929
103,68
80.005
112,20
68.921
96,66
69.661
97,69
172.536
165.191
95,74
97.397
56,45
171.143
99,19
166.031
96,23
171.904
99,63
167.106
96,85
164.796
95,51
161.169
93,41
97,02
23.732
58,45
38.951
95,93
36.995
91,11
40.812
100,51
38.020
93,64
36.948
91,00
37.773
93,03
80,86
80.402
46,28
147.706
85,02
143.758
82,75
147.743
85,04
144.131
82,96
139.429
80,25
134.298
77,30
94,25
24.660
23.937
97,07
19.948
80,89
24.183
98,07
23.693
96,08
24.067
97,60
23.907
96,95
23.098
93,67
23.242
10
Kepulauan Riau
38.004
34.747
91,43
20.204
53,16
37.040
97,46
34.820
91,62
35.706
93,95
35.528
93,48
34.261
90,15
34.998
92,09
11
DKI Jakarta
188.944
219.321
116,08
117.149
62,00
230.882
122,20
222.060
117,53
230.733
122,12
220.110
116,49
214.898
113,74
215.060
113,82
12
Jawa Barat
931.053
877.156
94,21
574.437
61,70
907.554
97,48
873.157
93,78
925.172
99,37
874.795
93,96
857.429
92,09
868.188
93,25
13
Jawa Tengah
577.804
589.569
102,04
505.143
87,42
582.908
100,88
572.186
99,03
594.134
102,83
589.982
102,11
572.754
99,13
558.513
96,66
14
DI Yogyakarta
43.676
48.790
111,71
36.906
84,50
44.869
102,73
42.971
98,39
47.025
107,67
45.012
103,06
44.038
100,83
45.329
103,78
15
Jawa Timur
605.960
607.378
100,23
532.127
87,82
613.233
101,20
598.679
98,80
621.480
102,56
605.601
99,94
599.102
98,87
586.974
96,87
16
Banten
206.281
200.343
97,12
150.480
72,95
208.325
100,99
197.663
95,82
212.399
102,97
201.702
97,78
196.292
95,16
195.510
94,78
17
Bali
61.212
62.550
102,19
54.908
89,70
62.994
102,91
60.933
99,54
62.636
102,33
61.042
99,72
61.067
99,76
61.697
100,79
18
105.282
101.359
96,27
71.761
68,16
104.640
99,39
102.046
96,93
102.480
97,34
101.984
96,87
101.986
96,87
100.434
95,40
19
127.440
119.763
93,98
40.597
31,86
119.107
93,46
117.242
92,00
118.849
93,26
117.034
91,83
116.218
91,19
117.662
92,33
20
Kalimantan Barat
99.148
88.943
89,71
37.429
37,75
93.144
93,94
86.449
87,19
96.966
97,80
88.128
88,89
84.778
85,51
85.395
86,13
21
Kalimantan Tengah
52.494
49.668
94,62
12.861
24,50
49.317
93,95
47.386
90,27
50.950
97,06
47.667
90,80
47.036
89,60
46.581
88,74
22
Kalimantan Selatan
71.062
69.183
97,36
28.421
39,99
68.020
95,72
64.086
90,18
69.792
98,21
64.943
91,39
63.120
88,82
64.119
90,23
23
Kalimantan Timur
77.165
71.307
92,41
39.377
51,03
73.333
95,03
70.789
91,74
73.663
95,46
69.813
90,47
67.176
87,06
67.965
88,08
24
Sulawesi Utara
45.527
40.618
89,22
14.201
31,19
40.681
89,36
40.648
89,28
40.643
89,27
39.201
86,10
38.607
84,80
38.925
85,50
25
Sulawesi Tengah
53.890
51.943
96,39
23.931
44,41
52.753
97,89
49.408
91,68
54.905
101,88
49.395
91,66
49.397
91,66
49.065
91,05
26
Sulawesi Selatan
168.566
165.611
98,25
119.535
70,91
162.885
96,63
160.202
95,04
168.959
100,23
159.234
94,46
159.408
94,57
156.199
92,66
27
Sulawesi Tenggara
53.534
50.736
94,77
14.104
26,35
49.467
92,40
45.627
85,23
51.853
96,86
46.121
86,15
44.238
82,64
44.762
83,61
28
Gorontalo
25.937
24.219
93,38
11.075
42,70
24.627
94,95
24.313
93,74
25.138
96,92
24.114
92,97
24.207
93,33
23.934
92,28
29
Sulawesi Barat
24.981
21.627
86,57
5.170
20,70
22.297
89,26
20.235
81,00
22.360
89,51
20.737
83,01
20.176
80,77
19.581
78,38
30
Maluku
36.405
28.753
78,98
6.555
18,01
31.459
86,41
26.533
72,88
31.163
85,60
27.972
76,84
25.500
70,05
26.487
72,76
31
Maluku Utara
23.487
19.990
85,11
6.308
26,86
21.374
91,00
19.723
83,97
21.879
93,15
20.058
85,40
19.647
83,65
20.670
88,01
32
Papua Barat
20.481
13.888
67,81
2.020
9,86
14.349
70,06
11.868
57,95
15.899
77,63
11.980
58,49
11.757
57,40
13.443
65,64
33
Papua
49.872
37.005
74,20
7.940
15,92
38.279
76,75
33.066
66,30
39.552
79,31
32.370
64,91
31.219
62,60
36.826
73,84
4.846.313
4.604.038
95,00
2.987.431
61,64
4.705.336
97,09
4.530.192
93,48
4.789.873
98,84
4.582.914
94,56
4.480.870
92,46
4.462.822
92,09
Indonesia
Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2010
Lampiran 4.12
DROP OUT RATE CAKUPAN IMUNISASI DPT1 - CAMPAK PADA BAYI MENURUT PROVINSI
TAHUN 2006 - 2009
NO
PROVINSI
(1)
(2)
Aceh
2
3
TAHUN
2006
2007
2008
(3)
(4)
(5)
2009
(6)
10,7
21,6
13,2
Sumatera Utara
1,3
4,4
6,7
5,3
Sumatera Barat
9,9
15,0
7,8
8,9
Riau
2,0
7,2
6,8
7,8
Jambi
1,4
7,8
5,5
3,6
Sumatera Selatan
Bengkulu
21,8
6,9
4,7
5,8
3,2
17,8
4,9
3,0
9,1
Lampung
(1,1)
2,7
4,0
7,3
3,9
10
Kepulauan Riau
10,7
9,6
5,5
11
DKI Jakarta
23,0
0,6
8,2
6,9
12
Jawa Barat
21,5
5,7
4,7
4,3
13
Jawa Tengah
4,0
4,3
3,2
4,2
14
DI Yogyakarta
0,4
(0,8)
(0.8)
(1,0)
15
Jawa Timur
4,8
5,9
4,3
4,3
16
Banten
15,1
1,4
5,4
6,2
17
Bali
8,5
4,5
10,8
2,1
18
3,4
4,0
3,1
4,0
19
22,7
11,6
1,2
20
Kalimantan Barat
8,1
13,1
5,1
8,3
21
Kalimantan Tengah
1,7
3,3
5,4
5,5
22
Kalimantan Selatan
8,2
7,0
6,1
5,7
23
Kalimantan Timur
7,8
4,3
7,8
7,3
24
Sulawesi Utara
4,3
10,6
4,5
4,3
25
Sulawesi Tengah
9,8
11,0
8,2
7,0
26
Sulawesi Selatan
8,4
4,2
5,4
4,1
27
Sulawesi Tenggara
4,0
5,8
6,4
9,5
28
Gorontalo
11,1
6,8
7,1
2,8
29
Sulawesi Barat
15,8
(1.5)
9,8
12,2
30
Maluku
5,0
3,4
8,6
15,8
31
Maluku Utara
5,4
7,2
13,9
3,3
32
Papua Barat
7,6
19,8
19,9
6,3
33
Papua
21,6
13,8
3,8
9,3
6,1
5,4
5,2
Indonesia
Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2010
Lampiran 4.13
No
Provinsi
(1)
Jumlah Ibu
Hamil
(2)
(3)
TT1
TT2
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
TT4
(10)
TT5
TT2+
Jumlah
Jumlah
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
Aceh
110.239
48.494
43,99
46.261
41,96
16.942
15,37
10.912
9,90
7.625
6,92
54.466
49,41
Sumatera Utara
357.651
144.961
40,53
129.419
36,19
69.707
19,49
50.965
14,25
41.266
11,54
247.343
69,16
Sumatera Barat
115.825
32.951
28,45
28.026
24,20
15.217
13,14
12.808
11,06
8.089
6,98
52.766
45,56
Riau
151.763
39.966
26,33
40.329
26,57
28.294
18,64
24.960
16,45
21.921
14,44
115.504
76,11
Jambi
Sumatera Selatan
79.641
55.057
69,13
49.806
62,54
10.172
12,77
8.551
10,74
225
0,28
47.456
59,59
188.974
155.966
82,53
147.169
77,88
0,00
0,00
0,00
147.169
77,88
Bengkulu
43.571
22.670
52,03
20.850
47,85
268
0,62
292
0,67
170
0,39
21.580
49,53
Lampung
189.384
83.919
44,31
82.171
43,39
25.029
13,22
21.182
11,18
16.216
8,56
136.339
71,99
26.973
13.562
50,28
84.009
311,46
2.318
8,59
0,00
0,00
20.541
76,15
10
Kepulauan Riau
41.446
19.862
47,92
753.753
1.818,64
91.002
219,57
58.438
141,00
50.515
121,88
21.945
52,95
11
DKI Jakarta
158.351
89.342
56,42
234.592
148,15
100.607
63,53
86.935
54,90
82.103
51,85
71.385
45,08
12
Jawa Barat
1.024.158
822.578
80,32
13.721
1,34
11.169
1,09
7.603
0,74
4.415
0,43
686.214
67,00
13
Jawa Tengah
924.124
234.976
25,43
43.593
4,72
52.169
5,65
74.773
8,09
76.443
8,27
493.623
53,42
14
DI Yogyakarta
48.210
16.984
35,23
37.909
78,63
13.155
27,29
11.285
23,41
11.317
23,47
29.754
61,72
15
Jawa Timur
338.799
42.453
12,53
34.434
10,16
2.209
0,65
1.081
0,32
880
0,26
244.681
72,22
16
Banten
225.565
160.197
71,02
49.114
21,77
3.617
1,60
286
0,13
1.930
0,86
199.909
88,63
17
Bali
67.340
2.528
3,75
19.270
28,62
10.089
14,98
6.963
10,34
6.155
9,14
68.028
101,02
18
115.810
102.880
88,84
29.073
25,10
2.839
2,45
1.567
1,35
530
0,46
78.026
67,37
19
134.031
32.733
24,42
42.632
31,81
680
0,51
140
0,10
72
0,05
108.228
80,75
20
Kalimantan Barat
106.955
41.289
38,60
111.078
103,85
10.933
10,22
6.750
6,31
5.021
4,69
37.429
35,00
21
Kalimantan Tengah
56.401
38.956
69,07
19.301
34,22
9.622
17,06
7.908
14,02
7.265
12,88
26.735
47,40
22
Kalimantan Selatan
78.321
56.455
72,08
2.482
3,17
4.515
5,76
18.777
23,97
45.836
58,52
44.527
56,85
23
Kalimantan Timur
85.024
21.330
25,09
97.093
114,19
0,00
0,00
0,00
34.194
40,22
24
Sulawesi Utara
50.590
32.032
63,32
32.486
64,21
29.410
58,13
23.702
46,85
23.159
45,78
22.381
44,24
25
Sulawesi Tengah
59.764
46.725
78,18
13.213
22,11
1.130
1,89
231
0,39
245
0,41
30.335
50,76
26
Sulawesi Selatan
198.602
124.530
62,70
4.142
2,09
406
0,20
98
0,05
109
0,05
133.782
67,36
27
Sulawesi Tenggara
59.202
20.333
34,35
145.177
245,22
29.116
49,18
19.786
33,42
13.521
22,84
33.146
55,99
28
Gorontalo
28.018
21.328
76,12
14.812
52,87
2.468
8,81
1.269
4,53
1.035
3,69
16.609
59,28
29
Sulawesi Barat
27.174
17.942
66,03
18.309
67,38
3.331
12,26
2.065
7,60
1.550
5,70
10.658
39,22
30
Maluku
33.958
16.132
47,51
12.188
35,89
4.049
11,92
2.613
7,69
1.691
4,98
9.085
26,75
31
Maluku Utara
25.836
16.879
65,33
3.382
13,09
1.994
7,72
962
3,72
605
2,34
14.671
56,79
32
Papua Barat
23.210
4.721
20,34
15.383
66,28
4.668
20,11
3.264
14,06
2.874
12,38
6.943
29,91
33
Papua
55.553
5.391
9,70
9.893
17,81
550
0,99
111
0,20
104
0,19
4.755
8,56
5.230.462
2.586.122
49,44
2.385.070
45,60
557.675
10,66
466.277
8,91
432.887
8,28
3.270.207
62,52
Indonesia
Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2010
Lampiran 4.14
JUMLAH
WUS
PROVINSI
(1)
(2)
Aceh
Sumatera Utara
TT1
(3)
TT2
JUMLAH
JUMLAH
(4)
(5)
(6)
(7)
(9)
TT5
TT4
(10)
JUMLAH
(11)
(12)
(13)
913.478
62.401
6,83
59.043
6,46
36.362
3,98
23.822
2,61
18.933
2,07
2.503.934
20.456
0,82
18.633
0,74
11.547
0,46
12.866
0,51
7.870
0,31
1,81
953.877
10.754
1,13
8.407
0,88
10.540
1,10
9.093
0,95
17.293
1.010.357
12.014
1,19
10.702
1,06
9.072
0,90
7.019
0,69
5.371
0,53
650.404
20.265
3,12
12.959
1,99
2.174
0,33
2.174
0,33
2.112
0,32
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
191.967
228
0,12
127
0,07
130
0,07
221
0,12
216
0,11
Lampung
1.735.373
10.151
0,58
8.044
0,46
6.145
0,35
5.570
0,32
4.604
0,27
247.358
1.984
0,80
1.261
0,51
780
0,32
392
0,16
196
0,08
10
Kepulauan Riau
387.221
7.127
1,84
6.264
1,62
1.098
0,28
776
0,20
789
0,20
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
691.201
-
33.449
-
31.629
4,84
-
50.098
4,58
-
97.111
7,25
-
134.477
14,05
-
19,46
-
6.839.944
508.824
7,44
442.174
6,46
474.766
6,94
484.561
7,08
760.109
11,11
5.714
5.794
101,40
880
15,39
811
14,19
243
4,26
901
15,77
Jawa Timur
5.674.310
38.875
0,69
24.345
0,43
58.248
1,03
65.835
1,16
94.036
1,66
16
Banten
2.156.550
30.756
1,43
31.433
1,46
61.789
2,87
43.681
2,03
31.871
1,48
17
Bali
715.965
989
0,14
1.162
0,16
2.688
0,38
9.447
1,32
13.717
18
1,92
-
19
20
Kalimantan Barat
845.020
8.401
0,99
10.939
1,29
12.014
1,42
11.966
1,42
17.833
2,11
21
Kalimantan Tengah
244.086
7.390
3,03
4.662
1,91
514
0,21
433
0,18
437
0,18
22
Kalimantan Selatan
673.932
30.869
4,58
23.266
3,45
7.125
1,06
1.544
0,23
949
0,14
23
Kalimantan Timur
526.438
14.843
2,82
13.189
2,51
10.874
2,07
8.887
1,69
11.022
2,09
24
Sulawesi Utara
443.110
2.557
0,58
1.500
0,34
598
0,13
172
0,04
47
0,01
25
Sulawesi Tengah
538.665
843
0,16
252
0,05
0,00
0,00
0,00
26
Sulawesi Selatan
1.428.649
12.055
0,84
5.135
0,36
3.019
0,21
2.060
0,14
1.868
27
Sulawesi Tenggara
0,13
-
28
Gorontalo
194.924
4.544
2,33
4.126
2,12
3.033
1,56
1.674
0,86
1.409
29
Sulawesi Barat
208.513
181
0,09
203
0,10
417
0,20
345
0,17
13
0,01
30
Maluku
173.138
12.538
7,24
8.815
5,09
7.122
4,11
3.921
2,26
2.609
1,51
0,72
31
Maluku Utara
251.169
2.399
0,96
2.171
0,86
4.097
1,63
2.673
1,06
2.054
0,82
32
Papua Barat
148.844
1.046
0,70
1.253
0,84
1.304
0,88
1.530
1,03
2.037
1,37
33
Papua
433.959
3.021
0,70
2.697
0,62
1.695
0,39
980
0,23
1.387
0,32
30.788.100
864.754
2,81
735.271
2,39
778.060
2,53
798.997
2,60
1.134.160
3,68
Indonesia
Sumber : Ditjen PP & PL, Kemkes RI, 2010
Lampiran 4.15
No
Provinsi
<48 jam
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(3)
Lama Dirawat
Hari Perawatan
Total Kunjungan
(6)
(7)
(8)
48 jam
(4)
(5)
37.994
56.907
30.115
41.463
23.998
89.956
4.806
70.137
10.459
809
2.028
701
611
597
2.353
11
1.737
245
753
2.727
508
714
268
1.558
4
1.438
140
192.990
352.237
185.269
178.071
119.294
505.442
11.109
279.436
36.162
188.564
383.601
182.370
189.492
115.606
417.028
11.207
297.129
43.063
417.866
978.164
747.710
510.750
217.558
614.752
3.886
409.408
21.358
161.038
205.736
225.264
27.341
186.833
44.539
52.514
48.277
25.744
37.955
8.553
21.901
52.230
46.224
20.576
61.142
13.934
2.292
3.409
5.403
472
6.063
1.164
1.162
1.277
455
893
168
586
822
755
337
1.127
264
3.651
3.885
5.413
405
5.971
989
1.306
1.223
374
812
126
492
796
652
223
748
281
909.088
844.954
1.239.003
130.481
1.247.191
209.902
185.352
185.236
96.000
182.941
33.497
93.987
263.756
212.891
79.358
275.188
59.124
931.280
855.122
1.154.886
118.728
1.098.974
194.338
195.571
206.999
92.259
256.549
31.452
97.306
316.332
283.893
83.806
278.867
73.614
4.380.132
1.707.772
2.924.134
1.145.850
3.336.252
550.930
1.028.784
443.374
163.808
301.864
153.766
258.488
496.402
302.472
126.944
466.886
247.074
15.920
128
377
97.094
82.433
65.262
5.254
44
46
27.704
29.550
19.084
331.420
1.626.810
35.913
35.880
8.232.757
8.210.019
22.372.150
Lampiran 4.16
No
Provinsi
(1)
(2)
2008
2009
2008
2009
2008
2009
2009
2009
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
2009
(14)
Aceh
92,8
69,0
4,7
66
29,4
4,4
36
39,5
18
20
Sumatera Utara
64,5
47,9
4,8
26
11,9
18,0
54
52,0
30
29
Sumatera Barat
57,1
48,0
4,5
30
21,4
8,1
36
48,5
16
25
Riau
68,7
59,9
3,8
40
18,9
10,0
38
31,4
18
11
Jambi
77,4
67,9
3,4
58
43,4
2,6
35
25,3
11
Sumatera Selatan
55,3
63,9
4,7
44
32,6
3,7
48
42,9
15
18
Bengkulu
45,0
58,8
3,9
50
26,9
5,6
37,2
Lampung
74,7
62,9
3,8
34
35,8
3,6
46
41,7
20
19
82,6
3,1
26
17,1
12,6
42
35,9
15
14
91,0
53,3 -
3,3 -
31,8 -
5,0 -
13
27,5 -
14
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
69,7
53,7
4,4
34
28,1
4,9
44
29,5
26
18
12
Jawa Barat
85,7
63,9
4,2
41
28,8
5,0
39
29,2
18
16
13
Jawa Tengah
69,5
62,2
4,4
39
29,9
4,7
45
37,8
22
19
14
DI Yogyakarta
79,6
49,6
5,1
45
19,2
9,0
42
39,1
21
23
15
Jawa Timur
96,0
67,9
4,9
44
20,7
8,6
58
49,8
28
25
16
Banten
97,3
61,0
4,1
47
16,6
11,8
46
27,1
22
14
17
Bali
80,1
58,6
3,6
50
45,7
2,0
45
35,9
24
20
18
50,3
66,3
3,6
32
32,4
4,6
40
43,0
19
19
19
59,7
57,8
3,9
31
28,1
5,7
31
30,9
14
15
20
Kalimantan Barat
73,2
70,1
5,6
51
28,3
3,1
51
35,0
15
16
21
Kalimantan Tengah
47,0
52,1
3,5
20
14,8
14,8
26
28,0
11
12
22
Kalimantan Selatan
76,8
69,3
3,7
38
21,7
8,3
44
41,5
18
16
23
Kalimantan Timur
99,5
75,9
4,2
51
25,8
5,0
26
21,3
13
10
24
Sulawesi Utara
83,0
52,4
3,6
37
21,8
7,7
30
30,6
13
13
25
Sulawesi Tengah
83,3
42,7
3,6
45
14,8
14,7
31
32,0
11
14
26
Sulawesi Selatan
92,2
63,8
4,2
43
34,7
3,5
30
31,0
12
14
27
Sulawesi Tenggara
71,5
61,6
3,9
39
22,4
7,2
32
40,6
16
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua Barat
74,0
67,9
3,4
27
11,0
21,0
17
19,7
10
33
Papua
51,0
59,1
4,1
16
6,6
36,9
48
36,2
35
19
79,8
58,7
4,3
42
25,2
6,3
42
36,5
19
18
60,6 36,0
Indonesia
34,5
-
3,9 4
4,7
-
9,2 22
11,0
-
24,8 8
19,8
-
19
-
48,2 40
33,2
-
12
29
29
-
Lampiran 4.17
PEMERIKSAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA RUMAH SAKIT UMUM DEPKES DAN PEMDA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2008
Provinsi
Tumpatan
Gigi
Tetap
Tumpatan
Gigi
Sulung
Pengobatan
Pulpa/
tumpatan
Sementara
Pencabutan
Gigi
Tetap
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
1.723
2.690
4.106
2.980
644
4.321
408
433
1.912
446
160
848
4.082
2.939
6.650
3.921
1.999
3.973
4.449
3.443
4.076
2.496
1.270
3.458
1.233
1.115
1.705
737
641
3.633
955
2.487
1.240
656
871
3.698
478
1.030
1.006
422
373
1.320
1.840
1.958
1.011
611
268
647
861
466
4.760
39.949
31.694
23.950
4.842
21.282
2.977
5.005
826
318
2.749
581
1.550
2.626
607
408
4.891
1.079
108
80
1.571
10.899
8.871
2.343
420
1.685
792
642
111
51
109
356
173
288
67
7
281
292
1.494
379
3.049
29.273
41.898
24.147
6.031
35.775
2.270
5.866
1.905
844
2.123
1.115
1.744
8.619
858
407
4.708
2.624
2.377
1.030
2.967
17.805
15.501
17.287
4.772
15.423
2.919
3.543
1.356
779
3.905
720
826
2.465
1.342
1.190
5.302
1.230
660
210
1.614
5.764
9.294
6.413
1.248
7.140
994
2.609
709
215
517
502
611
1.530
406
560
2.179
769
1.569
99
877
7.814
11.217
12.875
6.756
16.250
1.070
1.538
1.379
1.130
1.528
1.164
985
1.690
413
694
2.687
1.469
698
97
494
5.031
8.526
5.897
1.548
6.621
800
1.772
1.339
360
649
159
309
732
233
290
1.675
686
262
130
1.514
17.346
9.217
6.539
1.729
8.692
5.658
1.366
553
365
589
191
174
648
87
66
1.958
119
53
121
362
901
275
345
87
90
26
222
168.186
8
83
33.565
149
661
199.865
334
250
123.416
102
124
53.509
79
421
83.956
48
225
42.905
3
149
63.780
No
Pencabutan
Pengobatan Pengobatan
Gigi
Periodontal
Abses
Sulung
(7)
(8)
(9)
Pembersihan
Karang
Gigi
Prothese
Lengkap
Prothese
Sebagian
Prothese
Cekat
Orthodonsi
Bedah
Mulut
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
221
30
29
9
31
4
55
34
86
15
77
21
140
28
15
1
67
1.069
2.422
396
106
560
48
94
26
7
159
172
4
56
1
101
15.128
3.625
623
666
755
851
1.220
121
3
1
109
439
473
235
36
433
175
23
14
14
1
881
3.264
1.218
781
374
1.933
24
183
6
45
230
2
14
10
4
179
7
5
15
13
231
24
275
123
713
500
218
41
314
74
563
5.487
5.092
2.854
1.692
1.617
1.723
531
130
61
132
181
146
567
25
107
482
80
21
2.477
10
9.035
5.236
23.736
124
23.873
Lampiran 4.18
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
RJTP
RITP
(2)
(3)
(4)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
2.364.892
396.693
-
Rujukan
Persalinan oleh
Tenaga Kesehatan
(6)
(7)
(8)
65.305
7.121
283
914
291
1.025
6.295
247
8.564
2.017.292
949.575
736.850
4.142.121
1.161.558
193.430
340.023
2.556.306
61.941
279.113
402.356
7.447
36.134
444.339
478.767
822.756
144.792
Kunjungan Neonatus
(KN2)
(5)
249.866
421
21.593
147.260
150.500
174.447
567.827
19.952
210.649
253
6.836
14.800
7.368
16.321
1.968
7.201
28.363
16.754
7.533
130.211
3.050
487
6.910
46.058
335
2.517
4.781
547
91
2.770
3.515
5.708
1.130
1.131
2.201
1.004
577
3.309
383
396
103
1.438
-
130.027
68.953
45.154
289.376
50.909
20.225
8.711
22.689
7.365
6.753
20.303
766
3.073
14.268
13.467
19.717
5.962
-
5
5.417
11.091
5.417
62
343
9
343
19.182.307
1.058.377
876.821
94.161
703
302
1.649
151
138
18
293
-
1.705
1.680
21.679
4.675
2.872
368
3.193
5.388
392
781
1.644
44
118
1.204
1.040
59
194
-
87
1.166
527.342
1.116
743
1.139
943
277
2.130
292
459
21
9.378
3.167
2.855
22.795
30.154
6.772
1.154
3.069
4.609
699
1.224
2.252
176
1.849
1.939
148
50
179.804
4.162
169.678
Sumber : Pusat Pembiayaan & Jaminan Kesehatan Kemenkes RI (dari 284 kabupaten/kota)
Keterangan: RJTP = Rawat Jalan Tingkat Pertama
1.413
1.334
70
393
1.212
10.295
11.481
3.863
4
256
2.285
4.763
1.757
655
1.429
42
25
1.301
838
98
-
393
28
414
1
414
64.139
46.297
Lampiran 4.19
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
L+P
(3)
(4)
(5)
111.201
107.801
71.901
19.197
8.310
15.470
66.635
4.843
12.662
43.575
37.450
328.379
52.591
387.708
59.642
251.516
30.512
40.326
38.672
42.388
10.801
22.935
37.958
18.004
7.797
17.089
82.917
5.729
18.162
8.757
3.745
33.396
14.827
142.057
114.784
88.667
25.352
10.041
17.627
71.450
5.601
13.208
48.294
45.587
402.371
55.834
474.846
73.350
318.029
25.125
42.583
42.815
39.304
11.151
21.579
33.660
20.972
8.145
21.963
94.630
7.722
22.418
9.429
4.570
36.426
17.237
253.258
222.585
160.568
44.549
18.351
33.097
138.085
10.444
25.870
91.869
83.037
730.750
108.425
862.554
132.992
569.545
55.637
82.909
81.487
81.692
21.952
44.514
71.618
38.976
15.942
39.052
177.547
13.451
40.580
18.186
8.315
69.822
32.064
2.012.896
2.366.827
4.379.723
Sumber : Pusat Pembiayaan & Jaminan Kesehatan Kemenkes RI (dari 284 kabupaten/kota)
Lampiran 4.20
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
L+P
(3)
(4)
(5)
26.220
25.338
19.533
5.501
1.948
4.700
12.194
899
5.231
16.092
2.629
59.199
11.398
99.441
11.205
48.365
6.096
14.057
18.272
18.398
3.520
5.610
10.556
5.667
4.818
6.990
21.783
1.863
5.541
3.702
1.597
5.633
3.420
33.788
32.351
26.448
7.895
2.872
5.959
17.630
1.259
5.376
20.889
2.983
83.409
12.874
128.390
15.130
73.798
7.955
19.114
27.501
17.824
3.948
6.933
10.985
7.215
5.479
9.039
27.495
2.701
8.951
5.138
2.494
7.749
5.768
60.008
57.689
45.981
13.396
4.820
10.659
29.824
2.158
10.607
36.981
5.612
142.608
24.272
227.831
26.335
122.163
14.051
33.171
45.773
36.222
7.468
12.543
21.541
12.882
10.297
16.029
49.278
4.564
14.492
8.840
4.091
13.382
9.188
TOTAL
487.416
647.340
1.134.756
Sumber : Pusat Pembiayaan & Jaminan Kesehatan Kemenkes RI (dari 284 kabupaten/kota)
Lampiran 4.21
No.
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
INDONESIA
Cakupan TB 2008
Sembuh
Pengobatan Lengkap
Semua Kasus
BTA Pos
Jumlah
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
905
4.065
1.253
801
878
2.044
393
1.799
325
309
6.481
18.486
9.257
579
11.288
4.068
811
1.349
1.289
1.363
403
1.375
868
1.201
732
2.230
760
395
320
489
209
432
1.470
78.627
707
3.353
873
537
696
1.334
333
1.158
270
139
2.157
8.861
4.229
276
6.808
1.876
378
734
820
1.044
298
841
487
1.064
587
1.743
672
308
263
244
115
177
544
43.926
608
2.928
664
398
504
772
180
945
233
701
5.502
3.611
223
5.513
36
258
588
454
645
205
765
320
893
97
1.493
537
225
183
166
68
213
29.928
86,00
87,32
76,06
74,12
72,41
57,87
54,05
81,61
86,30
32,50
62,09
85,39
80,80
80,98
1,92
68,25
80,11
55,37
61,78
68,79
90,96
65,71
83,93
16,52
85,66
79,91
73,05
69,58
68,03
38,42
39,15
68,13
62
86
71
37
58
38
8
66
12
80
419
250
14
429
64
96
58
47
18
28
70
143
19
79
76
74
47
20
60
69
2.598
8,77
2,56
8,13
6,89
8,33
2,85
2,40
5,70
4,44
3,71
4,73
5,91
5,07
6,30
16,93
13,08
7,07
4,50
6,04
3,33
14,37
13,44
3,24
4,53
11,31
24,03
17,87
8,20
33,90
12,68
5,91
Sembuh &
Pengobatan
Lengkap
Success Rate
(%)
(9)
(10)
670
3.014
735
435
562
810
188
1.011
245
781
5.921
3.861
237
5.942
36
322
684
512
692
223
793
390
1.036
116
1.572
613
299
230
186
128
282
32.526
94,77
89,89
84,19
81,01
80,75
60,72
56,46
87,31
90,74
36,21
66,82
91,30
85,87
87,28
1,92
85,19
93,19
62,44
66,28
74,83
94,29
80,08
97,37
19,76
90,19
91,22
97,08
87,45
76,23
72,32
51,84
74,05
Lampiran 4.22
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Target Penemuan
Pneumonia Balita
(10%)
< 1 Tahun
1 - 4 Tahun
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
568.657
1.306.660
469.766
449.139
211.873
690.344
185.621
748.682
113.130
161.752
896.521
4.062.083
2.491.593
1.072.458
354.310
429.249
434.332
424.914
197.014
323.701
201.175
725.575
233.915
95.781
111.912
98.191
17.402.735
56.866
130.666
46.977
44.914
21.187
69.034
18.562
74.868
11.313
16.175
89.652
425.985
249.159
107.246
35.431
42.925
43.433
42.491
19.701
32.370
20.118
72.558
23.392
9.578
11.191
9.819
1.760.050
494
11.271
1.989
3.126
223
4.369
1.806
3.315
1.078
13
6.010
67.621
11.566
3.552
1.277
11.829
1.677
372
309
1.153
890
1.261
732
518
258
183
136.892
732
16.905
5.387
6.329
589
7.624
2.075
7.034
3.607
38
11.296
129.034
20.721
6.328
2.318
18.842
1.915
709
758
2.380
1.749
2.646
1.524
842
404
387
252.173
1.226
28.176
7.376
9.455
812
11.993
3.881
10.349
4.685
51
17.306
196.655
32.287
9.880
3.595
30.671
4.846
1.081
1.067
3.533
2.639
3.907
2.256
1.360
662
570
390.319
2,16
21,56
15,70
21,05
3,83
17,37
20,91
13,82
41,41
0,32
19,30
46,16
12,96
9,21
10,15
71,45
11,16
2,54
5,42
10,91
13,12
5,38
9,64
14,20
5,92
5,81
22,18
Lampiran 4.23
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
113.358
330.667
115.410
151.763
80.427
180.499
49.693
194.600
28.202
43.387
162.985
1.037.443
311.451
48.585
665.150
212.873
67.794
118.114
4.973
107.556
58.058
76.914
78.475
44.832
46.836
196.625
58.714
28.093
27.351
35.744
25.352
22.104
58.069
4.782.097
Fe-1
Fe-3
Jumlah
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
84.357
239.504
106.453
115.064
60.293
148.979
41.253
159.788
25.182
28.422
134.500
806.396
246.254
45.061
529.905
180.458
64.667
106.359
2.684
76.886
48.882
71.469
49.816
40.028
19.540
93.337
32.212
25.314
13.973
29.564
21.150
11.034
22.122
3.680.906
74,42
72,43
92,24
75,82
74,97
82,54
83,02
82,11
89,29
65,51
82,52
77,73
79,07
92,75
79,67
84,77
95,39
90,05
53,97
71,48
84,20
92,92
63,48
89,28
41,72
47,47
54,86
90,11
51,09
82,71
83,43
49,92
38,10
76,97
73.628
199.057
90.340
109.244
53.429
137.066
37.110
148.885
23.928
24.707
115.764
711.474
245.282
38.771
488.664
158.942
61.303
96.269
2.775
67.787
44.755
62.266
42.600
34.693
16.915
75.715
30.979
18.963
10.445
16.653
17.715
8.690
18.330
3.283.144
64,95
60,20
78,28
71,98
66,43
75,94
74,68
76,51
84,85
56,95
71,03
68,58
78,75
79,80
73,47
74,67
90,43
81,51
55,80
63,02
77,09
80,96
54,28
77,38
36,12
38,51
52,76
67,50
38,19
46,59
69,88
39,31
31,57
68,65
Lampiran 4.24
CAKUPAN DISTRIBUSI KAPSUL VITAMIN A
MENURUT PROPINSI TAHUN 2009
No
PROPINSI
6-11bln
(1)
(2)
Aceh
Sumatera Utara
(3)
Sasaran
Balita
12 - 59 bln
6-59 bln
Cakupan Vitamin A
Ibu Nifas
6-11bln
(7)
(8)
Balita
12 - 59 bln
(9)
(10)
Ibu Nifas
Jumlah
6-59 bln
(11)
(12)
(13)
(4)
(5)
(6)
70.249
373.091
443.340
106.201
53.382
75,99
306.760
82,22
360.142
81,23
35.238
(14)
33,18
236.212
1.082.035
1.318.247
213.930
170.962
72,38
850.480
78,60
1.021.442
77,48
75.655
35,36
Sumatera Barat
61.778
400.260
462.038
104.696
56.781
91,91
318.207
79,50
374.988
81,16
81.871
78,20
Riau
89.090
551.027
640.117
144.866
69.331
77,82
431.504
78,31
500.835
78,24
144.866
100,00
Jambi
Sumatera Selatan
44.059
247.491
291.550
73.609
36.693
83,28
208.704
84,33
245.397
84,17
23.817
32,36
115.804
609.021
724.825
166.050
84.443
72,92
510.767
83,87
595.210
82,12
112.520
67,76
Bengkulu
46.271
139.574
185.845
45.057
21.837
47,19
114.718
82,19
136.555
73,48
33.115
73,50
10
Lampung
178.020
763.244
941.264
185.754
143.948
80,86
727.196
95,28
871.144
92,55
141.024
75,92
13.569
104.865
118.434
26.559
12.080
89,03
81.728
77,94
93.808
79,21
21.620
81,40
Kepulauan Riau
33.035
150.434
183.469
40.758
21.283
64,42
120.271
79,95
141.554
77,15
19.147
46,98
11
DKI Jakarta
80.146
611.241
691.387
154.076
77.143
96,25
460.528
75,34
537.671
77,77
57.613
37,39
12
Jawa Barat
471.786
2.887.084
3.358.870
957.435
393.098
83,32
2.289.155
79,29
2.682.253
79,86
584.842
61,08
87,43
14
Jawa Tengah
304.526
1.912.754
2.217.280
504.381
301.604
99,04
1.884.830
98,54
2.186.434
98,61
440.969
15
DI Yogyakarta
31.809
175.040
206.849
43.603
27.617
86,82
171.178
97,79
198.795
96,11
31.876
73,11
16
Jawa Timur
316.028
2.433.098
2.749.126
613.934
306.231
96,90
2.076.384
85,34
2.382.615
86,67
321.156
52,31
56,08
13
Banten
128.896
772.825
901.721
226.851
118.612
92,02
651.982
84,36
770.594
85,46
127.228
17
Bali
35.446
236.552
271.998
64.455
34.184
96,44
212.484
89,83
246.668
90,69
58.622
90,95
18
60.467
397.868
458.335
114.380
55.752
92,20
358.976
90,22
414.728
90,49
91.455
79,96
19
63.079
420.462
483.541
101.592
53.053
84,11
329.575
78,38
382.628
79,13
41.969
41,31
20
Kalimantan Barat
88.602
457.423
546.025
100.315
56.292
63,53
330.333
72,22
386.625
70,81
53.782
53,61
21
Kalimantan Tengah
34.090
204.013
238.103
63.907
24.293
71,26
153.156
75,07
177.449
74,53
40.570
63,48
22
Kalimantan Selatan
40.503
285.531
326.034
70.458
38.091
94,05
265.894
93,12
303.985
93,24
61.000
86,58
55,45
23
Kalimantan Timur
48.524
336.171
384.695
75.272
39.357
81,11
237.246
70,57
276.603
71,90
41.738
29
Sulawesi Utara
24.622
143.550
168.172
41.601
21.351
86,72
126.753
88,30
148.104
88,07
33.473
80,46
26
Sulawesi Tengah
40.922
206.903
247.825
33.953
35.532
86,83
180.604
87,29
216.136
87,21
23.212
68,37
24
Sulawesi Selatan
118.225
613.489
731.714
31.331
91.087
77,05
518.788
84,56
609.875
83,35
23.400
74,69
27
Sulawesi Tenggara
33.817
224.409
258.226
51.862
23.689
70,05
169.040
75,33
192.729
74,64
26.537
51,17
28
Gorontalo
16.054
87.724
103.778
26.531
11.904
74,15
71.233
81,20
83.137
80,11
23.201
87,45
25
Sulawesi Barat
19.283
88.055
107.338
10.031
15.945
82,69
65.855
74,79
81.800
76,21
6.276
62,57
30
Maluku
32.494
188.950
221.444
34.120
31.624
97,32
112.331
59,45
143.955
65,01
13.776
40,38
31
Maluku Utara
8.624
74.176
82.800
24.433
6.502
75,39
54.333
73,25
60.835
73,47
15.057
61,63
27,39
32
Papua Barat
33
Papua
INDONESIA
6.191
40.405
46.596
10.026
3.285
53,06
10.276
25,43
13.561
29,10
2.746
24.815
211.562
236.377
44.514
12.799
51,58
90.127
42,60
102.926
43,54
28.750
64,59
2.917.031
17.430.327
20.347.358
4.506.541
2.449.778
83,98
14.491.396
83,14
16.941.174
83,26
2.838.121
62,98
Lampiran 4.25
PROPORSI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
No
(1)
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
INDONESIA
Sumber : BPS, Susenas 2009
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
52,20
55,14
71,21
57,32
63,46
64,35
75,81
55,15
62,02
56,78
58,65
64,14
52,18
63,41
48,77
58,64
54,30
78,26
75,25
52,75
63,19
65,15
66,27
54,79
62,55
70,22
62,50
57,53
73,44
68,45
61,67
59,79
67,20
61,33
Lampiran 4.26
PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MEMPUNYAI GARAM CUKUP YODIUM
MENURUT PROVINSI TAHUN 2007
No
Provinsi
(1)
(2)
(3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
INDONESIA
Sumber : Riskesdas 2007
47,3
89,9
90,3
82,8
94,4
93,0
69,7
76,8
98,7
89,1
68,7
58,3
58,6
82,7
45,1
46,4
45,1
27,9
31,0
84,4
88,7
76,2
83,8
89,2
62,3
61,0
43,5
90,1
34,2
45,1
83,0
90,9
86,2
62,3
Lampiran 4.27
No
Jenis Bencana
Jumlah Provinsi
(1)
(2)
(3)
Jumlah Korban
Luka Berat/
Luka Ringan/
Rawat Inap
Rawat Jalan
Meninggal
(4)
(5)
Pengungsi
Hilang
(6)
(7)
(8)
1 Banjir
23
30
25
33.771
205.254
2 Banjir Bandang
11
127
28
3.935
13
24.600
4
\
73
95
44
9.194
13
1
3.564
24
-
6.788
132
13
31
222
2.971
7 Gempa Bumi
11
1.209
1.234
9.224
27
205.210
9 Kecelakaan Industri
33
17
50
10 Kegagalan Teknologi
11
60
12 Konflik
16
45
12
13 Kebakaran
60
10.083
Jumlah
Sumber : Pusat Penanggulangan Krisis, Kemenkes RI
75
1.513
1.495
56.651
89
5
72
696
459.387
Lampiran 4.28
REKAPITULASI KECUKUPAN OBAT MENURUT PROVINSI
TAHUN 2009
Provinsi
No.
(1)
(2)
Gliserin
Guaiakolat tab
Btl @ 1000 tab
Glukosa
Ibuprofen tablet Kloramfenikol
Larutan Infus 5
200 mg
kapsul 250 mg
Btl 500 ml
Btl @ 100 tab
Btl @ 250
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
Aceh
4,98
5,76
5,13
7,64
3,97
5,05
10,06
6,93
6,99
5,98
4,41
5,72
Sumatera Utara
9,55
14,64
18,56
5,38
10,19
15,37
14,15
7,29
14,12
9,39
8,79
8,70
Sumatera Barat
9,50
14,14
23,57
19,02
9,76
14,62
81,48
15,25
24,68
16,43
17,89
76,53
Riau
13,18
2,68
2,93
3,17
10,65
8,12
7,35
8,13
4,48
7,83
2,06
6,00
Jambi
10,94
3,75
0,17
0,07
18,68
9,44
0,29
13,59
0,25
33,90
13,77
0,28
Bengkulu
9,20
15,41
12,91
20,07
18,30
10,49
24,70
23,16
0,84
5,06
19,33
0,87
Sumatera Selatan
7,76
17,64
11,05
5,00
17,90
5,82
13,23
14,50
15,40
8,83
8,87
6,64
Lampung
12,56
22,83
6,25
13,09
10,17
16,55
11,71
14,99
17,76
4,81
14,95
7,10
14,17
9,98
8,18
17,52
0,60
11,28
21,74
22,70
15,30
11,23
24,39
25,43
10
Kepulauan Riau
11,78
4,91
24,56
49,16
27,50
14,98
44,73
10,42
42,24
12,09
19,02
13,10
11
DKI Jakarta
4,87
16,33
90,11
12,23
9,90
5,22
22,41
2,71
14,09
1,85
14,01
20,10
12
Jawa Barat
8,55
8,39
48,11
15,29
18,23
10,52
68,95
11,88
10,46
9,97
22,09
71,57
13
Jawa Tengah
9,71
8,75
5,80
7,91
13,84
5,70
19,07
13,03
7,08
10,03
7,12
6,12
14
DI Yogyakarta
8,19
15,02
10,15
12,62
77,03
8,95
18,55
21,34
13,47
11,52
10,81
42,30
15
Jawa Timur
10,84
18,04
12,56
17,56
14,50
14,19
20,59
29,34
5,49
10,06
35,26
19,83
16
Banten
7,42
16,08
9,50
23,64
14,51
10,33
34,95
17,35
19,33
15,34
22,64
24,19
17
Bali
33,24
19,06
18,70
10,68
26,93
12,41
41,80
20,94
24,33
15,28
10,88
13,10
18
14,50
8,89
13,53
4,08
14,33
14,36
20,64
35,42
11,52
14,90
18,78
21,67
19
12,81
17,42
18,17
13,58
17,67
16,26
18,76
10,50
10,35
26,62
42,23
30,64
20
Kalimantan Barat
11,22
5,08
9,47
15,53
459,95
18,06
16,32
36,15
20,07
11,86
7,45
20,11
21
Kalimantan Tengah
12,37
17,60
15,58
28,30
25,46
15,74
15,14
13,75
14,44
15,26
19,97
21,20
22
Kalimantan Timur
9,19
17,55
28,88
10,45
17,50
16,63
14,31
9,26
38,64
17,51
26,79
22,14
23
Kalimantan Selatan
9,20
15,88
19,83
25,00
16,96
5,01
29,89
39,35
13,21
19,41
13,93
22,95
24
Sulawesi Utara
5,64
10,78
16,72
14,53
19,80
21,25
24,52
68,96
19,75
7,08
18,03
13,43
25
Sulawesi Tengah
4,54
3,22
1006,68
2,17
9,37
1,14
2753,86
20,81
2227,28
6,85
140,65
601,83
26
Sulawesi Tenggara
27
Sulawesi Selatan
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
10,43
9,53
18,51
11,62
5,71
9,46
10,90
32,06
27,91
7,64
6,69
9,42
9,12
21,15
12,48
21,12
9,90
11,73
25,25
14,04
10,38
16,42
17,39
36,00
33,61
6,73
28,39
42,59
45,05
32,22
13,43
108,66
142,70
32,65
15,00
13,88
34,57
20,46
8,10
26,13
39,28
10,29
19,68
97,79
14,52
28,00
8,05
47,00
Maluku
6,84
10,24
16,25
11,79
11,18
5,55
16,99
11,29
9,30
5,21
9,12
14,90
31
Maluku Utara
4,08
3,02
8,98
6,23
10,68
10,66
24,11
15,70
17,20
6,60
9,24
6,35
32
Papua Barat
6,13
9,37
1,87
7,49
26,60
4,25
19,63
7,60
10,62
61,78
4,67
12,43
33
Papua
4,85
7,56
12,84
12,81
6,51
14,27
9,92
17,18
9,62
7,55
12,73
7,87
14,94
13,98
10,07
14,32
12,08
9,84
13,75
10,37
5,69
7,42
13,68
10,58
Indonesia
Lampiran 4.29
REKAPITULASI KECUKUPAN OBAT MENURUT PROVINSI
TAHUN 2009
Tingkat Kecukupan Obat (Bulan) per Jenis Obat
No.
Provinsi
(1)
(2)
Kotrimoksazol
tablet 480 mg
Btl @ 100 tab
Kotrimoksazol
tablet 120 mg
Btl @ 100 tab
Kotrimoksazol
Sirup
Btl 60 ml
Ringer Laktat
Infus steril
Btl 500 ml
Vitamin B
Kompleks
Btl @ 1000
Retinol
200.000 IU
Btl @ 30
Tablet Tambah
darah
Ktk @ 30
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
5,61
8,98
4,54
7,55
6,25
5,34
5,40
4,52
6,25
9,24
7,38
11,53
10,00
8,66
21,25
11,85
32,83
21,80
480,46
9,88
39,22
10,36
58,05
15,51
45,13
Aceh
Sumatera Utara
16,39
4,61
15,83
Sumatera Barat
27,91
20,21
11,31
Riau
Jambi
6
7
4,53
4,03
2,40
8,74
4,94
4,47
9,31
4,49
4,03
6,40
21,05
9,57
17,62
20,61
9,10
0,21
25,11
42,72
0,24
32,08
0,06
243,04
30,05
Bengkulu
3,75
10,88
8,66
0,92
8,85
4,74
1,74
7,65
15,61
16,47
34,93
Sumatera Selatan
5,04
5,23
8,68
15,26
11,55
6,03
11,55
7,12
10,60
9,00
10,06
Lampung
2,04
2,75
8,52
36,35
25,76
10,70
2,50
22,85
25,00
10,79
2,98
34,30
18,73
2,04
3,52
19,95
18,01
26,08
38,72
10
Kepulauan Riau
12,23
16,53
5,97
23,17
10,65
10,98
17,42
4,86
16,90
57,74
34,51
11
DKI Jakarta
41,78
30,33
4,13
11,92
0,65
4,13
18,69
4,83
141,31
58,01
19,32
12
Jawa Barat
42,84
24,98
21,05
19,16
54,33
10,89
77,81
11,24
12,92
8,04
29,54
13
Jawa Tengah
11,48
25,77
5,31
8,61
42,28
7,10
8,90
4,36
7,61
2,06
25,52
14
DI Yogyakarta
18,38
37,55
9,18
11,41
193,63
14,79
5,93
7,47
20,42
6,75
5,83
15
Jawa Timur
15,85
22,68
10,37
11,16
31,35
14,99
12,60
8,23
11,26
58,18
13,01
16
Banten
25,78
158,78
20,70
18,86
16,06
22,70
13,99
23,46
2234,36
28,31
17
Bali
20,89
34,25
11,56
14,96
199,99
21,46
13,13
39,18
16,65
9,43
114,70
18
16,90
14,65
13,02
10,17
27,96
15,64
16,68
14,00
13,03
28,05
3,07
19
14,62
20,69
15,93
12,03
11,98
23,81
10,08
11,00
11,75
14,22
16,89
20
Kalimantan Barat
6,84
26,63
7,73
18,38
10,44
18,46
10,88
9,56
9,14
6,52
57,05
21
Kalimantan Tengah
17,85
10,77
14,39
15,50
16,30
5,16
16,45
13,47
17,50
22
Kalimantan Timur
18,52
17,67
12,49
22,34
26,00
14,90
18,84
15,47
15,42
16,53
13,00
23
Kalimantan Selatan
13,53
63,24
11,05
20,51
34,20
50,39
14,47
21,31
16,38
9,80
11,54
24
Sulawesi Utara
14,65
8,17
7,26
21,79
9,17
11,28
16,71
7,08
25,89
3,83
8,80
25
Sulawesi Tengah
260,77
5,15
2,44
929,10
3,95
7,95
7,51
736,05
30,92
53,18
26
Sulawesi Tenggara
10,29
9,58
7,59
8,44
1,92
10,60
7,11
6,58
5,81
139,17
39,89
27
Sulawesi Selatan
23,67
2,55
14,33
22,67
17,15
9,98
12,27
16,69
61,68
31,42
28
Gorontalo
24,62
48,04
9,86
33,19
48,83
13,45
49,10
11,92
14,47
12,90
29,94
29
Sulawesi Barat
10,75
15,38
11,00
19,68
39,84
12,36
12,91
10,84
17,42
30
Maluku
23,51
6,02
7,05
9,87
30,28
4,68
8,06
5,14
16,18
8,90
11,25
31
Maluku Utara
9,69
0,38
7,66
14,17
16,22
5,76
8,92
4,89
13,75
45,54
17,71
32
Papua Barat
6,09
9,97
7,61
16,40
5,25
122,84
9,72
52,50
8,91
3,00
17,34
33
Papua
16,00
12,78
12,93
10,94
14,10
10,69
11,51
12,64
12,53
7,81
10,93
21,96
2,66
9,36
8,13
15,40
Indonesia
6,79
11,15
10,79
7,89
25,35
Lampiran 4.30
REKAPITULASI KECUKUPAN OBAT MENURUT PROVINSI
TAHUN 2009
No.
Provinsi
(1)
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
19
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Timur
23
Kalimantan Selatan
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Tenggara
27
Sulawesi Selatan
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua Barat
33
Papua
Indonesia
Multivitamin
Sirup
Btl @ 100 tab
Garam Oralit
OAT Kat 1
OAT Kat 2
Btl 60 ml
Tablet
(3)
(4)
(5)
(6)
23,06
0,43
11,68
18,88
8,93
15,36
5,18
7,38
4,27
8,23
55,75
4,34
10,38
7,24
6,40
25,83
7,57
18,37
2,78
13,79
12,00
16,20
9,68
30,62
19,61
10,83
15,99
8,76
16,30
13,03
35,95
24,76
27,83
16,83
11,46
28,60
8,36
9,37
6,98
4,71
11,79
7,80
6,94
14,89
18,07
6,48
13,25
4,50
2,02
2,03
7,00
15,09
25,03
4,75
6,79
17,85
6,81
(8)
(9)
7,44
5,01
4,55
13,00
0,92
5,48
27,00
7,44
18,50
12,25
20,63
3,50
1,67
35,50
20,00
22,29
14,00
144,00
35,87
2,17
7,17
18,26
3,29
11,62
8,12
317,85
7,30
3,20
34,30
14,09
11,18
13,90
3,16
19,32
7,73
4,38
8,58
3,00
11,72
0,40
2,85
3,98
2,86
7,00
9,03
2,19
7,06
3,24
24,56
4,34
3,72
1,17
0,22
0,92
9,33
4,67
0,36
10,54
9,00
0,29
0,90
10,11
24,63
2,55
10,88
9,24
0,30
2,00
0,51
32,00
0,63
3,03
0,14
3,00
16,00
3,08
3,27
7,00
7,00
12,78
13,83
3,00
12,93
5,48
1,00
4,00
0,29
15,95
7,64
48,82
6,49
5,53
5,63
12,50
14,58
28,50
0,49
8,63
18,41
4,69
45,00
1,00
4,16
9,50
3,23
8,60
3,00
11,51
7,87
Pkt
Infus set
dewasa
Pkt
(11)
(12)
(13)
9,58
10,28
37,87
24,66
8,98
4,06
6,67
12,12
2,82
7,20
9,40
29,14
24,95
18,20
12,41
16,83
52,30
14,12
24,75
6,76
8,42
8,36
27,76
41,37
25,10
13,41
5,04
13,80
11,79
29,11
52,52
10,81
9,00
14,42
17,00
3,31
2,02
4,45
0,93
32,93
33,39
131,22
13,26
10,56
5,15
22,21
7,33
34,13
7,05
10,93
17,22
5,77
11,81
7,77
19,50
24,29
9,41
9,62
0,51
45,68
14,16
4,48
7,96
4,89
10,18
12,82
10,16
27,39
14,92
13,96
6,79
12,85
17,18
19,18
8,28
8,85
9,41
14,49
7,51
13,19
5,70
7,85
5,45
2,66
10,04
Pyrantel
Pamoat 125
Pkt
Salep 2-4
(10)
181,83
34,14
8,66
21,16
11,88
12,53
12,18
26,51
31,40
38,50
7,98
12,96
11,45
17,03
49,17
28,16
28,28
33,68
15,48
17,13
Pkt
21,93
11,39
8,36
7,63
102,20
11,30
13,05
32,96
46,55
15,16
16,39
14,19
16,05
19,77
23,14
9,00
12,30
10,06
3,20
6,34
36,81
4,08
15,38
5,11
8,13
12,58
Lampiran 4.31
Nama Obat
Satuan
(1)
(2)
(3)
1
Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml
Btl 60 ml
Amoksisilin kapsul 500 mg
Ktk @ 120 kap
2
Antasida DOEN tablet
Btl @ 1000 tab
3
Antalgin tablet 500 mg
Btl @ 1000 tab
4
Ktk @ 100 ampul
5
Deksametason inj 5 mg/ml 2ml
Btl 60 ml
6
Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml
Btl @ 1000 tab
7
Dekstrometorfan Tab 15 mg
Ktk @ 100 ampul
8
Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml
Btl @ 1000 tab
9
Gliserin Guaiakolat tab 100 mg
Btl 500 ml
10
Glukosa Larutan Infus 5 % steril
Btl @ 100 tab
11
Ibuprofen tablet 200 mg
Btl @ 250 Kapsul
12
Kloramfenikol kapsul 250 mg
Btl @ 100 tab
13
Kotrimoksazol tablet 480 mg
Btl @ 100 tab
14
Kotrimoksazol tablet 120 mg
Btl 60 ml
15
Kotrimoksazol Sirup
Tablet
16
Klorfeniramini Maleat tab 4 mg
Tablet
17
Kloroquin tablet
Btl 500 ml
18
Natrium Klorida Infus 0,9 % steril
Btl @ 1000 tab
19
Parasetamol Tablet 500 mg
Btl 500 ml
20
Ringer Laktat Infus steril
Btl @ 1000 Kapsul
21
Vitamin B Kompleks Kapsul
22
Retinol 200.000 IU
Btl @ 30 Kapsul
Ktk @ 30 Tablet
23
Tablet Tambah darah
Botol
24
Multivitamin Sirup
Bungkus
25
Garam Oralit
26
OAT Kat 1
Pkt
27
OAT Kat 2
Pkt
28
OAT Kat 3
Pkt
Pkt
29
OAT Kat Sisipan
Pkt
30
OAT Kat Anak
Btl @ 1000 Tablet
31
Pyrantel Pamoat 125 mg tablet
Pot
32
Salep 2-4
Kantong
33
Infus set dewasa
Kantong
34
Infus set anak
Sumber: Ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes, Kemenkes RI
Stok Obat
Pemakaian Rata-rata/
Bulan
(4)
(5)
8.729.542
77.224.056
155.867.080
50.816.366
1.873.486
2.977.337
45.698.234
1.924.635
80.469.968
2.453.883
12.719.989
24.455.555
36.298.782
6.048.772
4.113.655
215.728.121
11.210.338
671.335
157.130.762
2.707.552
163.977.827
5.456.758
58.931.304
4.075.990
12.145.159
419.572
2.398
10.776
1.717
8.579
1.758.000
1.168.810
1.027.151
464.386
Tingkat Kecukupan
(Bulan)
(6)
1.154.438
7.787.848
9.074.593
5.281.798
248.222
378.364
3.269.031
134.434
8.179.942
236.598
1.714.119
2.310.773
3.256.066
560.427
521.626
19.717.668
795.213
62.792
12.428.275
346.705
7.468.054
582.858
3.827.263
228.370
1.782.860
6.378
780
779
314
1.090
144.393
67.880
102.348
36.911
7,56
9,92
17,18
9,62
7,55
7,87
13,98
14,32
9,84
10,37
7,42
10,58
11,15
10,79
7,89
10,94
14,10
10,69
12,64
7,81
21,96
9,36
15,40
17,85
6,81
9,03
3,08
13,83
5,48
7,87
12,18
17,22
10,04
12,58
Kisaran Tingkat
Kecukupan MinMaks (Bulan)
(7)
4,08 2,68 0,17 0,07 0,60 1,14 0,29 2,71 0,25 1,85 2,06 0,28 3,75 0,38 2,44 0,21 0,65 3,52 0,24 2,50 0,06 2,06 3,07 0,43 2,78 0,40 0,30 0,36 0,63 0,29 2,02 0,93 0,51 3,20 -
24,00
24,00
24,00
24,00
24,00
21,25
24,00
24,00
24,00
24,00
24,00
24,00
24,00
24,00
24,00
24,00
24,00
24,00
24,00
24,00
24,00
24,00
24,00
24,00
24,00
24,00
22,29
24,00
24,00
24,00
24,00
24,00
24,00
24,00
Lampiran 5.1
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Jumlah Puskesmas
2005
2006
2007
2008
2009
2005
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Rasio Puskesmas
per 100.000 Penduduk
2006
2007
2008
(9)
(10)
(11)
2009
(12)
266
426
214
150
135
242
113
224
47
41
335
996
853
117
919
173
110
128
228
207
134
192
187
119
139
347
139
45
50
109
56
60
168
274
445
224
154
140
249
126
235
47
45
342
999
858
117
930
177
110
130
251
205
154
201
186
130
144
362
159
55
62
125
62
81
236
311
463
228
156
148
259
140
248
51
51
341
1.002
871
117
929
180
112
134
253
211
163
204
192
142
145
374
153
55
66
142
64
83
246
301
495
227
183
158
278
142
253
50
59
351
999
842
120
940
194
114
142
278
224
169
214
205
144
144
395
208
73
70
153
91
96
236
309
500
242
176
163
284
167
264
55
61
339
1.008
849
119
944
196
114
145
288
229
169
213
207
159
165
395
223
75
77
135
96
105
266
6,60
3,42
4,69
3,28
5,12
3,57
7,29
3,15
4,50
3,22
3,78
2,56
2,67
3,50
2,53
1,92
3,25
3,06
5,35
5,11
7,00
5,85
6,56
5,59
6,06
4,09
7,08
4,88
8,71
6,33
6,67
6,73
3,52
4,84
2,52
5,22
3,61
8,04
3,26
4,37
3,36
3,82
2,52
2,67
3,45
2,54
1,92
3,21
3,05
5,76
4,98
7,95
6,01
6,34
6,02
6,13
4,20
7,94
5,84
6,25
9,83
6,75
11,77
8,87
7,36
3,61
4,85
3,08
5,40
3,69
8,66
3,40
4,61
3,66
3,76
2,48
2,69
3,41
2,52
1,91
3,22
3,12
5,69
5,05
8,04
6,01
6,35
6,49
6,05
4,86
7,53
5,73
6,49
10,91
6,78
11,59
2,05
7,01
3,80
4,77
3,53
5,67
3,90
8,65
3,42
4,45
4,06
3,84
2,44
2,58
3,46
2,53
2,02
3,24
3,25
6,13
5,27
8,21
6,21
6,62
6,52
5,91
5,06
10,02
7,51
6,78
11,58
9,48
13,15
11,48
7,08
3,77
5,01
3,32
5,75
3,93
10,02
3,52
4,83
4,03
3,68
2,43
2,58
3,40
2,53
2,00
3,21
3,27
6,23
5,30
8,10
6,09
6,54
7,13
6,65
4,99
10,53
7,62
7,35
10,08
9,85
14,12
12,68
7.669
8.015
8.234
8.548
8.737
3,50
3,61
3,65
3,74
3,78
Lampiran 5.2
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
2005
2006
2007
2008
2009
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
89
98
64
39
43
75
24
31
14
17
50
132
218
32
310
18
23
46
72
70
35
33
70
56
59
147
45
14
19
31
17
22
64
2.077
85
145
81
46
41
76
34
39
17
16
50
142
241
38
336
34
22
44
124
71
52
36
87
59
64
179
52
17
22
54
31
41
121
2.497
125
122
84
49
59
86
35
80
19
17
50
150
269
38
365
34
23
58
111
71
54
40
82
65
64
189
48
18
24
59
30
33
132
2.683
66
144
68
45
51
77
35
37
14
24
54
140
232
41
392
42
24
86
69
82
47
42
96
66
67
168
63
17
22
29
27
26
45
2.438
115
129
81
51
56
80
37
51
20
24
51
171
234
41
365
46
27
80
93
94
55
46
100
72
63
205
69
22
31
48
27
36
84
2.704
Puskesmas
PONED 2009
(8)
50
62
73
32
43
45
23
55
10
18
17
143
145
27
217
42
29
39
61
18
26
54
41
34
54
67
29
19
16
26
16
0
6
1.537
2006
2007
2008
2009
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
177
328
150
111
92
167
89
193
33
24
285
864
635
85
609
155
87
82
156
137
99
159
117
63
80
200
94
31
31
78
39
38
104
5.592
189
300
143
108
99
173
92
196
30
29
292
857
617
79
594
143
88
86
127
134
102
165
99
71
80
183
107
38
40
71
31
40
115
5.518
186
341
144
107
89
173
105
168
32
34
291
852
602
79
564
146
89
76
142
140
109
164
110
77
81
185
105
37
42
83
34
50
114
5.551
235
351
159
138
107
201
107
216
36
35
297
859
610
79
548
152
90
56
209
142
122
172
109
78
77
227
145
56
48
124
64
70
191
6.110
194
371
161
125
107
204
130
213
35
37
288
837
615
78
579
150
87
65
195
135
114
167
107
87
102
190
154
53
46
87
69
69
182
6.033
Lampiran 5.3
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Jumlah Desa /
Kelurahan
Puskesmas
Pembantu
Desa / Kelurahan /
RW Siaga /
Poskesdes
Kader / Toma
Terlatih
Posyandu
Rasio Desa
Siaga/Poskesdes
terhadap Desa/Kel
Rasio Posyandu
terhadap Desa/Kel
(2)
(3)
(4)
(6)
(5)
(9)
(10)
(11)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Sumber :
Ditjen. Bina Kesehatan Masyarakat, Kemenkes, 2010
Pusat Promosi Kesehatan., Kemenkes, 2010
6.420
5.649
964
1.500
1.319
2.869
1.442
2.358
361
331
267
5.827
8.577
438
8.502
1.530
698
913
2.775
1.777
1.439
1.973
1.404
1.510
1.712
2.874
1.825
595
564
898
1.041
1.291
3.583
75.226
919
1.797
822
668
547
937
497
733
121
189
2
1.506
1.737
318
2.373
256
503
481
846
779
745
574
613
447
702
1.134
499
235
289
340
242
249
550
22.650
2021
3660
2328
1142
854
2362
1274
1371
275
192
1176
5378
7529
420
8446
508
462
888
574
1014
410
1668
636
984
1080
2610
1008
280
79
574
211
532
50
51.996
4500
3548
200
1950
4754
1878
4050
714
1059
990
4500
3750
714
4086
1800
780
2664
600
199
515
1770
4459
2520
1968
612
660
1248
360
1200
58.048
7.039
13.861
6.680
4.679
2.992
5.775
1.812
7.480
948
903
4.190
45.632
47.763
5.654
46.060
9.548
4.719
6.133
5.792
4.057
2.262
3.538
4.455
2.226
3.015
8.097
2.324
1.228
1.441
1.894
1.318
1.122
2.190
266.827
0,31
0,65
2,41
0,76
0,65
0,82
0,88
0,58
0,76
0,58
4,40
0,92
0,88
0,96
0,99
0,33
0,66
0,97
0,21
0,57
0,28
0,85
0,45
0,65
0,63
0,91
0,55
0,47
0,14
0,64
0,20
0,41
0,01
0,69
1,10
2,45
6,93
3,12
2,27
2,01
1,26
3,17
2,63
2,73
15,69
7,83
5,57
12,91
5,42
6,24
6,76
6,72
2,09
2,28
1,57
1,79
3,17
1,47
1,76
2,82
1,27
2,06
2,55
2,11
1,27
0,87
0,61
3,55
Lampiran 5.4
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Kemenkes/Pemda
RS
RS
Jumlah
Umum Khusus
(3)
(4)
(5)
RS
Umum
(6)
TNI/POLRI
RS
Jumlah
Khusus
(7)
(8)
Kementerian Lain/BUMN
RS
RS
Jumlah
Umum Khusus
(9)
(10)
(11)
RS
Umum
Swasta
RS
Khusus
(12)
(13)
Jumlah
RS
Umum
(14)
(15)
Semua RS
RS
Jumlah
Khusus
(16)
(17)
21
31
18
13
11
18
9
10
7
7
8
34
46
6
48
5
9
7
16
13
14
13
15
8
11
25
9
4
3
9
8
5
12
3
5
2
1
1
4
1
1
1
0
7
8
9
1
8
1
2
3
0
3
0
1
3
1
1
7
1
1
0
1
0
0
2
24
36
20
14
12
22
10
11
8
7
15
42
55
7
56
6
11
10
16
16
14
14
18
9
12
32
10
5
3
10
8
5
14
4
8
3
3
2
2
2
2
0
2
8
12
11
2
20
2
2
2
2
3
1
4
3
3
1
6
2
0
0
3
2
3
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
8
3
3
2
2
2
2
0
2
9
12
11
2
21
2
2
2
2
3
1
4
3
3
1
6
2
0
0
3
2
3
3
3
17
1
4
2
5
0
0
0
2
5
6
3
0
13
2
0
0
0
1
0
2
2
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
3
18
1
4
2
5
0
0
0
2
6
7
3
1
15
2
0
0
0
1
0
2
2
0
0
2
1
0
0
0
0
1
0
8
69
9
10
3
7
1
15
2
7
57
73
87
13
62
14
17
4
10
7
0
4
9
14
4
12
3
0
1
6
1
2
4
2
7
10
3
1
2
0
2
0
2
41
36
43
18
25
11
7
0
1
3
0
4
1
0
4
8
1
0
0
1
0
0
0
10
76
19
13
4
9
1
17
2
9
98
109
130
31
87
25
24
4
11
10
0
8
10
14
8
20
4
0
1
7
1
2
4
36
125
31
30
18
32
12
27
9
18
78
125
147
21
143
23
28
13
28
24
15
23
29
25
16
44
15
4
4
18
11
11
19
5
13
12
4
2
6
1
3
1
2
50
45
52
20
36
12
9
3
1
6
0
5
4
1
5
16
2
1
0
2
0
0
2
41
138
43
34
20
38
13
30
10
20
128
170
199
41
179
35
37
16
29
30
15
28
33
26
21
60
17
5
4
20
11
11
21
473
79
552
123
125
71
78
535
233
768
1.202
321
1.523
Lampiran 5.5
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Pengelola
(1)
(2)
Jumlah
Tempat Tidur
Jumlah
Tempat Tidur
Jumlah
Tempat Tidur
Jumlah
Tempat Tidur
Jumlah
Tempat Tidur
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Kementerian Kesehatan
13
8.483
13
8.784
13
8.777
13
9.044
13
9.131
Pemerintah Provinsi
43
12.902
43
12.834
43
13.182
43
13.605
44
14.029
Pemerintah Kab/Kota
322
33.896
334
35.375
345
37.575
375
41.285
416
47.811
TNI/POLRI
110
10.814
110
10.842
110
10.836
110
10.907
123
11.821
71
6.827
71
6.880
71
6.851
71
6.643
71
6.747
Swasta
436
43.364
441
43.789
451
45.074
467
47.266
535
52.064
995
116.286
1.012
118.504
1.033
122.295
1.079
128.750
1.202
141.603
Jumlah
Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Kemenkes, 2010
Lampiran 5.6
JUMLAH TEMPAT TIDUR DI RUMAH SAKIT UMUM DAN RUMAH SAKIT KHUSUS
MENURUT KELAS PERAWATAN DAN PROVINSI TAHUN 2009
No
Provinsi
(1)
(2)
Aceh
Total Tempat
Tidur
(3)
VIP
Jumlah
(4)
Kelas Perawatan
Kelas II
Jumlah
%
Kelas I
Jumlah
(5)
(6)
(7)
(8)
Kelas III
(9)
Jumlah
(10)
(11)
Tanpa Kelas
Jumlah
%
(12)
(13)
3.351
129
241
556
17
1.247
37
1.178
35
Sumatera Utara
13.544
638
1.334
10
2.315
17
6.163
46
3.094
23
Sumatera Barat
4.312
350
442
10
1.069
25
1.909
44
542
13
Riau
2.983
266
303
10
600
20
1.160
39
654
22
Jambi
1.662
151
210
13
300
18
571
34
430
26
Sumatera Selatan
4.727
322
588
12
840
18
2.198
46
779
16
Bengkulu
987
55
56
130
13
210
21
536
54
Lampung
3.091
253
251
551
18
1.450
47
586
19
Bangka Belitung
861
32
52
211
25
377
44
189
22
10
Kepulauan Riau
1.588
91
166
10
270
17
647
41
414
26
11
DKI Jakarta
16.998
1.974
12
2.126
13
3.650
21
5.886
35
3.362
20
12
Jawa Barat
19.368
1.404
2.142
11
4.491
23
7.167
37
4.164
21
13
Jawa Tengah
23.574
2.294
10
2.936
12
5.265
22
7.523
32
5.556
24
14
D.I. Yogyakarta
4.141
323
506
12
911
22
1.432
35
969
23
15
Jawa Timur
22.268
1.601
2.171
10
5.041
23
9.952
45
3.503
16
16
Banten
3.319
154
411
12
693
21
1.191
36
870
26
17
Bali
3.473
392
11
457
13
636
18
1.123
32
865
25
18
1.602
112
167
10
289
18
818
51
216
13
19
2.448
129
273
11
426
17
1.039
42
581
24
20
Kalimantan Barat
3.254
123
291
563
17
1.547
48
730
22
21
Kalimantan Tengah
1.054
92
88
150
14
394
37
330
31
22
Kalimantan Selatan
2.439
247
10
230
464
19
994
41
504
21
23
Kalimantan Timur
3.575
280
327
702
20
1.458
41
808
23
24
Sulawesi Utara
3.218
85
284
642
20
1.542
48
665
21
25
Sulawesi Tengah
1.708
73
196
11
279
16
712
42
448
26
26
Sulawesi Selatan
7.447
473
764
10
1.186
16
2.756
37
2.268
30
27
Sulawesi Tenggara
1.211
57
108
161
13
479
40
406
34
28
Gorontalo
510
35
24
81
16
204
40
166
33
29
Sulawesi Barat
279
28
10
22
58
21
125
45
46
16
30
Maluku
1.653
48
68
192
12
894
54
451
27
31
Maluku Utara
696
20
20
83
12
214
31
359
52
32
Papua Barat
686
53
22
66
10
445
65
100
15
33
Papua
1.653
21
98
229
14
824
50
481
29
Indonesia
Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Kemenkes, 2010
163.680
12.305
7,5
17.374
10,6
33.100
20,2
64.651
39,5
36.250
22,1
Lampiran 5.7
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Kelas B
Kelas C
Kelas D
Total
Jumlah
Tempat Tidur
Jumlah
Tempat Tidur
Jumlah
Tempat Tidur
Jumlah
Tempat Tidur
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
Tempat Tidur
(12)
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
2
1
2
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
600
0
0
0
0
0
0
0
0
1.034
852
1.361
673
2.264
0
698
0
0
0
0
0
0
0
0
580
0
0
0
0
0
0
0
3
9
2
1
1
2
1
2
0
0
6
16
18
3
23
4
4
1
1
2
2
2
5
1
2
3
1
1
0
1
0
0
1
525
1.640
1.056
415
273
905
332
812
0
0
2.051
3.809
4.290
504
4.960
903
593
289
284
458
329
565
1.152
648
441
640
212
282
0
353
0
0
348
14
18
14
8
9
9
3
6
3
7
1
15
20
2
19
1
4
6
4
7
5
10
8
4
6
20
5
1
2
2
3
4
5
1.023
1.309
1.382
594
586
965
179
533
296
480
214
1.793
3.440
442
2.349
86
367
761
502
544
386
790
602
466
458
1.657
299
68
119
147
278
394
522
4
3
2
4
1
7
4
2
4
0
0
2
6
0
4
0
0
0
11
4
7
1
1
1
3
1
3
2
1
5
4
0
5
204
133
127
265
50
340
200
100
220
0
0
92
372
0
220
0
0
0
790
200
265
50
50
75
153
26
150
100
102
265
200
0
292
21
31
18
13
11
18
8
10
7
7
8
34
46
6
48
5
9
7
16
13
14
13
14
6
11
25
9
4
3
8
7
4
11
1.752
3.682
2.565
1.274
909
2.210
711
1.445
516
480
3.299
6.546
9.463
1.619
9.793
989
1.658
1.050
1.576
1.202
980
1.405
1.804
1.189
1.052
2.903
661
450
221
765
478
394
1.162
10
8.062
118
29.069
245
24.031
92
5.041
465
66.203
Lampiran 5.8
No
(1)
(2)
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
RS Jiwa
51
8.527
51
8.630
51
8.726
51
8.781
51
9.206
RS Kusta
22
2.446
22
2.137
22
2.133
22
2.168
22
2.224
RS Tuberkulosa Paru
766
718
10
757
11
782
10
731
RS Mata
10
475
10
459
10
418
10
418
11
423
RS Ortopedi
187
187
187
187
127
RS Penyakit Infeksi
127
144
144
144
144
RS Jantung
234
234
234
239
222
RS Kanker
129
172
172
172
172
RS Bersalin
56
2.533
57
2.458
57
2.635
57
2.577
61
2.475
10
64
3.629
69
3.388
74
3.556
79
3.804
95
4.591
11
RS Khusus Lainnya
56
1.427
57
1.420
57
1.450
57
1.516
66
1.762
273
20.480
280
19.947
286
20.412
292
20.788
321
22.077
Jumlah
Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Kemenkes, 2010
Lampiran 5.9
NO
PROVINSI
(1)
(2)
Industri Farmasi
Industri Kosmetika
2007
2008
2009
2007
2008
2009
2007
2008
2009
2007
2008
2009
2007
2008
2009
2007
2008
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
2009
(20)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Kepulauan Riau
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
10
Lampung
11
Banten
12
DKI Jakarta
22
22
23
28
28
116
29
37
46
84
103
120
99
20
70
13
Jawa Barat
76
77
91
32
32
32
184
184
184
49
63
80
137
162
192
108
108
107
14
Jawa Tengah
31
31
25
36
36
282
11
14
18
42
50
55
45
45
26
15
DI Yogyakarta
42
42
40
16
Jawa Timur
59
54
54
17
17
17
343
411
388
13
17
25
55
64
80
150
150
151
17
Bali
13
13
12
24
18
19
20
Kalimantan Barat
10
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
24
26
29
18
19
20
23
Kalimantan Timur
11
15
15
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Barat
26
Sulawesi Tengah
27
Gorontalo
28
Sulawesi Selatan
10
13
29
Sulawesi Tenggara
30
Maluku Utara
31
Maluku
32
Papua Barat
33
Papua
231
232
238
60
67
78
862
951
1.293
125
164
214
416
507
600
515
453
492
TOTAL
Sumber: Ditjen Binfar dan Alkes, Kemenkes, 2010
10
10
10
78
78
79
13
22
26
37
39
41
41
11
11
13
15
13
30
30
28
17
43
47
54
15
20
56
76
87
38
38
37
Lampiran 5.10
PROVINSI
(1)
(2)
Toko Obat
Apotek
2007
2008
2009
2007
2008
2009
2007
2008
2009
2007
2008
2009
2007
2008
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
71
Kepulauan Riau
20
Riau
44
Jambi
31
Bengkulu
2009
(17)
58
51
52
119
170
209
534
576
560
98
99
125
110
103
106
386
769
768
259
738
737
10
13
15
128
128
74
81
193
296
295
361
482
478
101
57
89
28
33
98
129
160
286
336
377
19
38
55
81
91
269
313
346
290
328
546
195
235
235
10
14
46
62
70
72
79
92
28
30
30
47
49
121
151
166
137
167
176
85
44
55
17
17
19
77
96
99
104
95
90
64
72
72
Sumatera Selatan
88
95
95
175
225
243
97
95
114
91
106
106
10
Lampung
74
48
53
162
212
225
123
157
113
39
65
65
11
Banten
34
79
81
137
137
401
25
31
37
12
12
20
12
DKI Jakarta
521
279
283
807
1.162
1.746
349
732
604
435
499
618
268
268
268
13
Jawa Barat
343
365
393
1.230
2.256
2.256
420
872
872
43
58
73
295
244
244
14
Jawa Tengah
328
329
325
522
522
1.820
361
361
361
13
17
23
15
DI Yogyakarta
55
42
44
123
355
359
43
52
57
28
96
96
16
Jawa Timur
370
461
461
890
1.586
1.586
218
218
217
22
27
34
399
274
274
17
Bali
81
81
82
179
383
462
104
159
165
52
109
96
18
31
38
38
34
162
173
100
102
102
92
92
19
27
27
28
39
103
103
81
183
183
99
153
153
20
Kalimantan Barat
67
69
74
99
130
160
244
270
337
82
97
107
21
Kalimantan Tengah
11
14
15
80
84
126
148
162
141
49
50
22
Kalimantan Selatan
69
59
61
134
171
199
233
433
460
135
154
159
23
Kalimantan Timur
45
52
47
197
263
349
315
300
336
80
111
152
24
Sulawesi Utara
43
43
43
100
122
139
49
40
73
82
109
143
25
Sulawesi Barat
29
28
45
33
33
44
26
Sulawesi Tengah
31
23
24
41
124
148
112
112
174
35
102
103
27
Gorontalo
28
Sulawesi Selatan
29
Sulawesi Tenggara
30
Maluku Utara
31
Maluku
32
Papua Barat
13
13
13
57
71
75
45
44
46
33
Papua
36
38
37
83
127
142
94
13
14
108
151
212
2.789
2.743
2.821
6.816
10.931
13.671
5.915
7.940
7.953
567
667
826
2.611
3.296
3.566
TOTAL
Sumber: Ditjen Binfar dan Alkes, Kemenkes, 2010
36
55
61
42
41
40
41
25
18
123
134
134
210
468
518
451
436
116
59
150
150
19
13
13
62
105
109
96
165
165
64
90
139
34
34
54
25
25
29
12
64
42
15
18
19
47
60
59
80
125
125
32
62
77
Lampiran 5.11
(1)
(2)
(3)
(4)
(6)
(7)
(8)
(9)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
Perekam
Informasi
Kesehatan
Ortotik
Prostetik
Teknik Gigi
Teknik
Radiodiagnostik
Teknik
Elektromedik
Akupunktur
Terapi Wicara
Okupasi Terapi
(10)
KETEKNISIAN MEDIS
Analis Kesehatan
KETERAPIAN FISIK
GIZI
Gizi
Kesehatan
Lingkungan
Farmasi
(5)
KESMAS
Fisioterapi
KEFARMASIAN
Kesehatan Gigi
Poltekkes
Kebidanan
No
Keperawatan
KEPERAWATAN
(17)
(18)
(19)
TOTAL
(20)
Banda Aceh
10
Medan
Pekanbaru
Padang
Jambi
Bengkulu
Palembang
Tanjung Karang
Jakarta I
10
Jakarta II
11
Jakarta III
12
Bandung
12
13
Tasikmalaya
14
Yogyakarta
13
15
Semarang
16
Surakarta
17
Surabaya
12
18
Malang
19
Denpasar
20
Mataram
21
Kupang
22
Pontianak
23
Palangkaraya
24
Samarinda
25
Banjarmasin
26
Palu
27
Makassar
28
Kendari
29
Manado
30
Gorontalo
31
Ambon
32
Ternate
33
Jayapura
12
TOTAL
%
Sumber: BPPSDM Kesehatan, Kemenkes, 2010
67
52
18
21
26
15
221
30,3
23,5
8,1
3,2
0,5
9,5
11,8
0,9
0,5
0,5
0,5
6,8
0,9
1,4
0,5
0,9
0,5
100
Lampiran 5.12
Poltekkes
Jumlah
Jurusan/Program Studi
(1)
(2)
(3)
Jurusan Terakreditasi
Belum Terakreditasi
A
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(12)
(13)
(14)
(15)
Banda Aceh
10
70
14
86
Medan
100
22
56
22
Pekanbaru
86
83
17
14
Padang
40
100
60
Jambi
100
50
50
Bengkulu
100
100
Palembang
33
100
33
Tanjung Karang
88
100
13
Jakarta I
75
67
33
10
Jakarta II
100
57
43
11
Jakarta III
100
100
12
Bandung
12
11
92
82
18
13
Tasikmalaya
100
100
14
Yogyakarta
100
67
33
15
Semarang
13
11
85
82
18
15
16
Surakarta
57
50
50
43
17
Surabaya
12
12
100
58
42
18
Malang
100
71
29
19
Denpasar
71
40
60
20
Mataram
100
60
40
21
Kupang
88
100
13
22
Pontianak
67
50
50
33
23
Palangkaraya
67
100
33
24
Samarinda
100
50
50
25
Banjarmasin
50
50
50
50
26
Palu
67
100
33
27
Makassar
28
Kendari
100
100
29
Manado
89
13
88
11
30
Gorontalo
100
100
31
Ambon
100
67
33
32
Ternate
33
Jayapura
Jumlah
30
67
100
33
12
42
100
58
221
180
81,45
77
42,8
96
53,3
3,9
32
14,48
Lampiran 5.13
(4)
(8)
(9)
(10)
(12)
(13)
(14)
(15)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
D-III
Kardiovaskuler
D-I PTTD
ATEM
APIKES
ARO
AAK
ATG
SMAK
(16)
ATRO
Keteknisian Medis
D-III AKUPUNTUR
ATW
AKFIS
AKL
(11)
Keterapian Fisik
Gizi
AKZI
Kesmas
AKFAR
(7)
AKAFARMA
(6)
SMKF
(5)
SMF
AKG
(3)
AKBID
(2)
(1)
Kefarmasian
AKPER
Provinsi
SPRG
No
SPK
Keperawatan
(23)
(24)
Jumlah
(25)
(26)
Aceh
14
33
57
Sumatera Utara
42
53
114
Sumatera Barat
13
10
34
Riau
20
34
Jambi
Sumatera Selatan
15
Bengkulu
12
16
35
Lampung
10
17
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
31
21
84
12
Jawa Barat
14
12
40
78
13
Jawa Tengah
44
52
12
142
14
DI Yogyakarta
15
15
Jawa Timur
19
16
Banten
42
27
96
17
Bali
18
16
19
20
Kalimantan Barat
11
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
15
23
Kalimantan Timur
16
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
24
19
52
27
Sulawesi Tenggara
12
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua Barat
33
Papua
10
319
329
33
44
15
43
13
16
22
20
919
JUMLAH
Sumber: BPPSDM Kesehatan, Kemenkes, 2010
Lampiran 5.14
Institusi yang
Belum Terakreditasi
No
Provinsi
Jumlah Institusi
(1)
(2)
(3)
telah terakreditasi
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
Aceh
Sumatera Utara
57
21
75
21
28
49
29
51
114
61
75
16
20
81
71
33
29
Sumatera Barat
34
10
16
Riau
34
13
13
76
14
21
62
13
38
87
15
44
19
56
Jambi
Sumatera Selatan
15
100
100
60
Bengkulu
35
13
15
65
22
23
66
40
12
34
Lampung
20
80
56
44
17
10
91
11
65
35
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
100
50
50
84
10
65
89
73
87
11
13
12
Jawa Barat
78
19
13
81
16
21
62
79
13
Jawa Tengah
142
16
17
71
76
93
65
49
35
14
DI Yogyakarta
16
11
89
56
44
15
Jawa Timur
99
20
27
54
72
75
76
24
24
16
Banten
15
20
80
33
10
67
17
Bali
100
43
57
18
16
25
75
25
12
75
19
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
15
23
Kalimantan Timur
16
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
52
27
Sulawesi Tenggara
12
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
100
60
40
11
25
75
73
27
100
43
57
40
60
10
67
33
25
63
13
50
50
80
20
100
14
71
14
100
14
74
21
19
37
33
63
100
58
42
100
50
50
Maluku
100
100
31
Maluku Utara
100
32
Papua Barat
33
Papua
100
33
67
919
72
13,2
428
46
8,4
546
59,41
373
40,59
Jumlah
Sumber: BPPSDM Kesehatan, Kemenkes, 2010
78,4
Lampiran 5.15
No.
Pemda
TNI / Polri
Swasta
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
KEPERAWATAN
1
Sekolah Perawat Kesehatan (SPK)
2
Akademi Keperawatan (AKPER)
3
Akademi Kebidanan (AKBID)
4
Sekolah Pengatur Rawat Gigi (SPRG)
5
Akademi Kesehatan Gigi (AKG)
Sub Total
KEFARMASIAN
1
Sekolah Menengah Farmasi (SMF)
2
SMKF
3
Akademi Analis Farmasi dan Makanan (AKAFARMA)
4
Akademi Farmasi (AKFAR)
Sub Total
KESEHATAN MASYARAKAT
1 Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL)
Sub Total
GIZI
1
Akademi Gizi (AKZI)
Sub Total
KETERAPIAN FISIK
1
Akademi Fisioterapi (AKFIS)
2
Akademi Okupasi Terapi (AOT)
3
Akademi Terapi Wicara (ATW)
4
Akademi Akupunktur
Sub Total
KETEKNISIAN MEDIS
1
Sekolah Menengah Analis Kesehatan (SMAK)
2
Akademi Analis Kesehatan (AAK)
3
Akademi Tekniker Gigi (ATG)
4
D-I Pendidikan Teknik Transfusi Darah (PTTD)
5
Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO)
6
Akademi Perekam Informasi Kesehatan (APIKES)
7
Akademi Teknik Elektromedik (ATEM)
8
Akademi Refraksionis Optisi (ARO)
9
Akademi Teknik Kardiovaskuler
Sub Total
Total
%
2
69
18
0
0
89
3
16
1
3
0
23
5
234
310
1
1
551
10
319
329
4
1
663
0
0
0
2
2
3
0
0
1
4
30
44
15
40
129
33
44
15
43
135
1
1
0
0
12
12
13
13
1
1
0
0
8
8
9
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16
0
1
3
20
16
0
1
3
20
1
2
0
0
0
0
0
0
0
3
96
10,45
1
0
1
0
0
0
1
0
0
3
30
3,26
6
20
1
2
8
20
6
9
1
73
793
86,29
8
22
2
2
8
20
7
9
1
79
919
100
Lampiran 5.16
REKAPITULASI DATA SDM KESEHATAN PER PROVINSI
KEADAAN DESEMBER 2009
MEDIS
NO
KEPERAWATAN
KEFARMASIAN
PROVINSI
Dokter
Spesialis
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
NTB
NTT
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
32
Papua Barat
33
Papua
Dokter
Umum
Dokter Gigi
Perawat
Perawat Gigi
Bidan
6.686
7.023
3.563
3.186
1.755
2.319
2.061
2.975
563
794
1.317
9.862
12.449
1.364
12.025
3.086
2.275
1.308
2.908
1.887
1.480
2.145
1.467
1.279
1.083
1.113
1.255
352
361
1.244
893
Sarjana
Farmasi &
Apoteker
460
851
204
259
132
142
94
197
42
74
758
252
1.473
640
632
95
112
102
168
78
101
121
204
112
228
122
133
26
45
47
208
KESMAS
Tenaga Gizi
Asisten
Aptoteker
368
166
654
388
428
120
208
287
140
114
108
991
837
763
2.394
308
395
155
467
237
106
442
363
242
171
256
148
37
41
53
46
Sarjana
Kesmas
1.165
776
789
493
532
611
673
115
255
168
236
1.298
1.456
456
988
516
437
402
435
203
236
474
305
296
337
618
728
151
139
170
451
Keterapian
Fisik
Keteknisian
Medis
Jumlah
Nakes
SDM Non
Nakes
Total SDM
Kesehatan
Sanitarian
467
626
523
315
118
34
27
231
20
176
1.988
1.337
1.971
995
2.656
200
423
155
44
132
90
128
297
79
85
267
23
46
38
40
44
1.002
2.659
895
938
521
282
395
785
228
456
896
2.851
3.253
952
3.948
346
1.193
445
493
575
416
530
831
599
352
981
233
150
172
345
203
188
1.119
322
348
138
53
80
209
52
135
725
946
976
443
1.582
297
370
115
176
199
90
167
269
61
59
297
64
39
62
97
36
8.905
8.613
5.399
6.048
3.775
2.419
2.574
2.071
1.801
4.067
6.543
13.765
21.470
4.706
20.826
6.291
6.234
2.994
5.489
4.303
3.086
3.588
5.387
3.602
1.917
3.436
2.906
1.182
850
2.646
1.951
583
616
361
368
299
151
103
178
90
60
180
1.007
1.531
314
903
225
380
153
474
329
247
384
158
284
28
498
134
79
48
18
37
685
564
335
233
420
351
207
260
95
56
83
1.155
1.188
258
1.153
222
380
386
604
337
243
449
332
427
326
393
450
79
75
236
102
544
729
477
293
171
203
140
241
109
106
354
946
1.401
294
1.394
337
371
433
381
372
246
454
261
375
102
452
540
77
70
221
239
311
96
112
83
48
44
30
55
17
23
195
103
583
115
243
192
76
37
88
29
28
41
71
92
22
98
30
18
34
17
39
1.035
954
634
547
368
120
206
524
156
160
573
1.027
2.957
1.007
1.433
183
364
266
520
351
232
501
465
18
86
214
142
41
95
29
130
22.399
24.792
14.268
13.499
8.705
6.849
6.798
8.128
3.568
6.389
13.956
35.540
51.545
12.307
50.177
12.298
13.010
6.951
12.247
9.032
6.601
9.424
10.410
7.466
4.796
8.745
6.786
2.277
2.030
5.163
4.379
3.234
2.666
2.395
2.715
968
1.068
1.119
3.072
509
570
6.956
10.490
20.385
5.326
21.763
840
4.532
2.035
2.436
2.150
975
2.521
4.036
1.191
785
1.957
517
298
280
674
238
25.633
27.458
16.663
16.214
9.673
7.917
7.917
11.200
4.077
6.959
20.912
46.030
71.930
17.633
71.940
13.138
17.542
8.986
14.683
11.182
7.576
11.945
14.446
8.657
5.581
10.702
7.303
2.575
2.310
5.837
4.617
54
192
28
2.119
35
827
73
66
179
178
144
47
3.947
342
4.289
53
13.682
215
28.332
32
2.985
129
TOTAL
9.774
173.948
10.384
TOTAL PER KATEGORI
51.788
Sumber : Dinas Kesehatan seluruh Indonesia, melalui pengumpulan data Badan PPSDMK, Kemenkes, 2010
984
93.889
278.221
106
8.291
163
11.662
19.953
253
16.341
255
12.517
28.858
285
12.762
12.762
10
2.985
2.985
98
15.483
15.483
5.568
410.050
410.050
489
109.532
109.532
6.057
519.582
Lampiran 5.17
No
Provinsi
Jumlah
Puskesmas
yang terdata
tenaganya
(2)
(3)
(1)
Dokter
Umum
Dokter
Gigi
Perawat
Perawat
Gigi
Bidan
Apoteker
& S1
Farmasi
Asisten
Apoteker
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Kesmas Sanitarian
(13)
(14)
Keterapian Keteknisia
Fisik
n Medis
Gizi
(15)
(16)
(17)
Jumlah
JUMLAH TENAGA
NON KESEHATAN
TOTAL SDM
KESEHATAN
(19)
(20)
(21)
Aceh
291
534
97
4,188
344
5,680
158
163
552
482
277
38
203
12,716
957
13,673
Sumatera Utara
513
1,081
447
3,981
300
6,252
41
577
239
268
358
36
165
13,746
409
14,155
Sumatera Barat
245
442
207
1,862
237
2,796
12
278
188
205
200
173
6,603
626
7,229
Riau
174
527
196
2,385
129
2,164
36
178
117
137
123
109
6,109
350
6,459
Jambi
163
85
85
1,728
224
1,549
11
167
76
212
86
15
178
4,417
290
4,707
Sumatera Selatan
214
188
39
1,730
118
2,151
76
65
269
214
133
11
48
5,042
564
5,606
Bengkulu
152
173
68
2,461
86
1,621
111
54
174
264
117
46
5,177
244
5,421
Lampung
267
411
141
2,053
194
2,213
34
75
170
240
134
69
5,737
499
6,236
55
113
32
703
67
414
35
25
65
54
64
43
1,615
158
1,773
10
Kepulauan Riau
64
200
60
1,115
36
564
30
54
33
49
63
47
2,259
286
2,545
11
DKI Jakarta
25
327
292
582
80
535
22
63
30
52
201
32
2,305
591
2,896
12
Jawa Barat
1,025
1,665
762
7,024
886
7,452
422
262
438
814
721
351
20,820
3,509
24,329
13
Jawa Tengah
871
1,744
607
6,486
1,092
10,672
393
274
422
727
706
69
624
23,822
5,112
28,934
14
DI Yogyakarta
120
321
169
801
237
762
90
73
78
151
137
221
3,049
919
3,968
15
Jawa Timur
942
1,673
1,181
7,468
711
10,253
121
722
265
800
778
19
654
24,659
7,394
32,053
16
Banten
205
379
202
1,591
154
2,133
43
20
161
123
128
47
4,986
742
5,728
17
Bali
117
346
192
1,140
230
1,405
10
104
67
233
116
66
3,910
530
4,440
18
149
250
87
2,067
174
2,310
30
98
171
344
322
160
6,018
799
6,817
19
300
260
130
2,662
379
2,337
41
262
160
481
267
13
178
7,170
788
7,958
20
Kalimantan Barat
227
225
58
2,273
306
1,481
19
118
100
265
266
228
5,346
543
5,889
21
Kalimantan Tengah
176
258
58
1,950
184
1,159
196
115
57
161
189
60
4,387
228
4,615
22
Kalimantan Selatan
188
256
118
1,505
280
1,567
36
203
143
306
256
160
4,835
788
5,623
23
Kalimantan Timur
224
427
179
2,338
122
1,071
30
105
128
195
147
91
4,833
777
5,610
24
Sulawesi Utara
165
332
46
2,040
228
1,011
29
141
121
297
257
40
4,546
226
4,772
25
Sulawesi Tengah
178
164
53
1,835
82
1,401
60
53
180
283
90
47
4,248
322
4,570
26
Sulawesi Selatan
393
318
270
2,995
360
1,370
85
221
509
365
353
44
159
7,054
723
7,777
27
Sulawesi Tenggara
233
230
56
2,130
298
906
45
84
331
329
338
19
4,766
337
5,103
28
Gorontalo
61
75
35
587
36
312
22
17
52
44
45
23
1,254
78
1,332
29
Sulawesi Barat
101
100
21
689
62
422
22
26
132
185
135
1,796
165
1,961
30
Maluku
159
94
152
1,691
133
808
18
25
30
128
174
13
3,270
210
3,480
31
Maluku Utara
105
101
18
842
23
551
50
22
137
78
119
23
1,973
91
2,064
32
Papua Barat
120
103
13
1,393
21
622
36
26
52
75
98
10
2,451
66
2,517
33
Papua
287
299
70
2,645
34
1,198
15
73
97
128
146
145
4,857
214
5,071
8,509
13,701
6,141
76,940
7,847
77,142
2,379
4,743
5,744
8,689
7,544
350
4,396
215,776
29,535
245,311
TOTAL
Sumber : BPPSDM Kesehatan, Kemenkes, 2010
Lampiran 5.18
RASIO DOKTER UMUM, DOKTER GIGI, PERAWAT DAN BIDAN TERHADAP JUMLAH PUSKESMAS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2009
No
Provinsi
Jumlah Puskesmas
yang terdata
tenaganya
Dokter Umum
Dokter Gigi
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
Perawat
Bidan
(6)
(7)
Rasio Dokter
Umum
Rasio Perawat
Rasio Bidan
(8)
(9)
(10)
(11)
Aceh
291
534
97
4.188
5.680
1,84
0,33
14,39
19,52
Sumatera Utara
513
1.081
447
3.981
6.252
2,11
0,87
7,76
12,19
Sumatera Barat
245
442
207
1.862
2.796
1,80
0,84
7,60
11,41
Riau
174
527
196
2.385
2.164
3,03
1,13
13,71
12,44
Jambi
163
85
85
1.728
1.549
0,52
0,52
10,60
9,50
Sumatera Selatan
214
188
39
1.730
2.151
0,88
0,18
8,08
10,05
Bengkulu
152
173
68
2.461
1.621
1,14
0,45
16,19
10,66
Lampung
267
411
141
2.053
2.213
1,54
0,53
7,69
8,29
Bangka Belitung
55
113
32
703
414
2,05
0,58
12,78
7,53
10
Kepulauan Riau
64
200
60
1.115
564
3,13
0,94
17,42
8,81
11
DKI Jakarta
25
327
292
582
535
13,08
11,68
23,28
21,40
12
Jawa Barat
1.025
1.665
762
7.024
7.452
1,62
0,74
6,85
7,27
13
Jawa Tengah
871
1.744
607
6.486
10.672
2,00
0,70
7,45
12,25
14
DI Yogyakarta
120
321
169
801
762
2,68
1,41
6,68
6,35
15
Jawa Timur
942
1.673
1.181
7.468
10.253
1,78
1,25
7,93
10,88
16
Banten
205
379
202
1.591
2.133
1,85
0,99
7,76
10,40
17
Bali
117
346
192
1.140
1.405
2,96
1,64
9,74
12,01
18
149
250
87
2.067
2.310
1,68
0,58
13,87
15,50
19
300
260
130
2.662
2.337
0,87
0,43
8,87
7,79
20
Kalimantan Barat
227
225
58
2.273
1.481
0,99
0,26
10,01
6,52
21
Kalimantan Tengah
176
258
58
1.950
1.159
1,47
0,33
11,08
6,59
22
Kalimantan Selatan
188
256
118
1.505
1.567
1,36
0,63
8,01
8,34
23
Kalimantan Timur
224
427
179
2.338
1.071
1,91
0,80
10,44
4,78
24
Sulawesi Utara
165
332
46
2.040
1.011
2,01
0,28
12,36
6,13
25
Sulawesi Tengah
178
164
53
1.835
1.401
0,92
0,30
10,31
7,87
26
Sulawesi Selatan
393
318
270
2.995
1.370
0,81
0,69
7,62
3,49
27
Sulawesi Tenggara
233
230
56
2.130
906
0,99
0,24
9,14
3,89
28
Gorontalo
61
75
35
587
312
1,23
0,57
9,62
5,11
29
Sulawesi Barat
101
100
21
689
422
0,99
0,21
6,82
4,18
30
Maluku
159
94
152
1.691
808
0,59
0,96
10,64
5,08
31
Maluku Utara
105
101
18
842
551
0,96
0,17
8,02
5,25
32
Papua Barat
120
103
13
1.393
622
0,86
0,11
11,61
5,18
33
Papua
287
299
70
2.645
1.198
1,04
0,24
9,22
4,17
8.509
13.701
6.141
76.940
77.142
1,61
0,72
9,04
9,07
TOTAL
Sumber : BPPSDM Kesehatan, Kemenkes, 2010
Lampiran 5.19
REKAPITULASI KEBERADAAN DOKTER UMUM PEGAWAI TIDAK TETAP (PTT) AKTIF TAHUN 2009
Biasa
No
Terpencil
Sangat Terpencil
Provinsi
Jumlah Total
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
Jumlah
(5)
(6)
6 Bln
12 Bln
(7)
(8)
Jumlah
(9)
(10)
(11)
Aceh
13
103
37
161
166
59
282
Sumatera Utara
96
33
141
49
24
27
51
18
288
Sumatera Barat
13
11
62
54
17
23
40
35
115
Riau
41
39
44
42
20
20
19
105
Jambi
20
17
54
47
42
42
36
116
Sumatera Selatan
11
19
45
76
59
Bengkulu
51
55
41
41
45
92
Lampung
15
17
54
62
18
18
21
87
20
40
40
10
10
Kepulauan Riau
14
15
31
27
27
55
49
11
DKI Jakarta
14
100
14
12
Jawa Barat
63
100
63
13
Jawa Tengah
135
100
135
14
DI Yogyakarta
19
100
19
15
Jawa Timur
106
100
106
16
Banten
26
100
26
17
Bali
20
100
20
18
14
30
54
18
18
32
56
19
28
29
244
273
91
301
20
Kalimantan Barat
28
22
99
99
78
127
21
Kalimantan Tengah
30
37
52
52
63
82
22
Kalimantan Selatan
51
42
71
71
58
122
23
Kalimantan Timur
43
54
30
30
38
80
24
Sulawesi Utara
45
42
63
63
58
108
25
Sulawesi Tengah
20
17
63
37
100
83
120
26
Sulawesi Selatan
18
22
44
53
17
21
25
83
27
Sulawesi Tenggara
18
11
34
116
150
89
169
28
Gorontalo
17
44
44
83
53
29
Sulawesi Barat
26
24
50
91
55
30
Maluku
10
174
174
94
186
31
Maluku Utara
13
55
55
87
63
32
Papua Barat
13
12
99
99
88
112
33
Papua
Jumlah
28
13
184
187
87
215
637
18,11
983
27,94
714
1.184
1.898
53,95
3.518
Lampiran 5.20
REKAPITULASI KEBERADAAN DOKTER GIGI PEGAWAI TIDAK TETAP (PTT) AKTIF TAHUN 2009
Biasa
No
Terpencil
Sangat Terpencil
Provinsi
Jumlah Total
Jumlah
(1)
(2)
(3)
Jumlah
(4)
(5)
6 Bln
(6)
12 Bln
(7)
Jumlah
(8)
(9)
(10)
(11)
Aceh
13
17
57
62
83
Sumatera Utara
75
15
23
38
58
13
20
66
Sumatera Barat
13
30
20
29
66
44
Riau
18
51
15
15
43
35
Jambi
20
20
20
80
25
Sumatera Selatan
50
50
Bengkulu
16
16
94
17
Lampung
16
37
47
19
40
60
10
Kepulauan Riau
11
46
12
12
50
24
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
15
100
15
13
Jawa Tengah
30
100
30
14
DI Yogyakarta
13
100
13
15
Jawa Timur
83
100
83
16
Banten
17
Bali
18
100
14
100
14
26
39
35
23
19
23
89
112
95
118
20
Kalimantan Barat
38
38
97
39
21
Kalimantan Tengah
22
22
96
23
22
Kalimantan Selatan
18
32
32
82
39
23
Kalimantan Timur
12
32
24
24
63
38
24
Sulawesi Utara
20
80
25
Sulawesi Tengah
15
23
96
24
26
Sulawesi Selatan
14
28
56
12
15
30
50
27
Sulawesi Tenggara
13
33
46
92
50
28
Gorontalo
17
17
94
18
29
Sulawesi Barat
13
16
29
91
32
30
Maluku
63
64
100
64
31
Maluku Utara
16
16
100
16
32
Papua Barat
17
17
100
17
33
Papua
Jumlah
20
16
16
80
20
198
18,79
190
18,03
197
469
666
63,19
1.054
Lampiran 5.21
REKAPITULASI KEBERADAAN BIDAN PEGAWAI TIDAK TETAP (PTT) AKTIF TAHUN 2009
Biasa
No
Terpencil
Sangat Terpencil
Provinsi
Jumlah Total
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
Jumlah
(5)
(6)
Jumlah
(7)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
942
82,70
196
0,17
Riau
260
26,08
737
0,74
Jambi
128
17,75
593
0,82
Sumatera Selatan
409
67,38
198
Bengkulu
46
10,60
388
Lampung
1.084
89,00
(8)
(9)
212
9,01
2.036
0,87
105
4,46
2.353
2.174
45,23
2.633
0,55
0,00
4.807
0,09
1.139
0,00
997
0,00
721
0,33
0,00
607
0,89
0,00
434
134
0,11
0,00
1.218
55
93,22
0,07
0,00
59
10
Kepulauan Riau
37
21,89
132
0,78
0,00
169
11
DKI Jakarta
0,00
0,00
0,00
12
Jawa Barat
1.581
86,11
251
0,14
0,22
1.836
13
Jawa Tengah
4.392
99,93
0,00
0,00
4.395
14
DI Yogyakarta
220
100,00
0,00
0,00
220
15
Jawa Timur
3.113
96,26
107
0,03
14
0,43
3.234
16
Banten
468
65,64
245
0,34
0,00
713
17
Bali
345
98,57
0,01
0,00
350
18
91
61,07
57
0,38
0,67
149
19
1,98
240
0,95
2,78
252
20
Kalimantan Barat
1,44
271
0,97
1,08
278
21
Kalimantan Tengah
1,47
61
0,90
8,82
68
22
Kalimantan Selatan
0,57
174
0,99
0,00
175
23
Kalimantan Timur
32
64,00
18
0,36
0,00
50
24
Sulawesi Utara
3,13
31
0,97
0,00
32
25
Sulawesi Tengah
2,06
186
0,96
2,06
194
26
Sulawesi Selatan
27
Sulawesi Tenggara
28
64
25,30
189
0,75
0,00
253
427
59,97
283
0,40
0,28
712
Gorontalo
12,00
14
0,56
32,00
25
29
Sulawesi Barat
1,83
200
0,91
15
6,85
219
30
Maluku
1,67
48
0,80
11
18,33
60
31
Maluku Utara
0,00
50
0,93
7,41
54
32
Papua Barat
0,00
1,00
0,00
33
Papua
0,00
10
185
0,72
25.784
Jumlah
Sumber : Biro Kepegawaian, Kemenkes, 2010
0,00
10
16.104
62,46
9.495
1,00
0,37
LAMPIRAN 5.22
DISTRIBUSI TINGKAT KETERLIBATAN INSTITUSI DIKLAT KESEHATAN SELURUH INDONESIA
DALAM KEGIATAN KEDIKLATAN TAHUN 2009
NO
INSTITUSI DIKLAT
FREQUENSI
PELATIHAN
II
IV
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
TDK Jelas
(9)
74
10
BBPK Cilandak
33
BPPK Ciloto
46
Bapelkesnas Lemahabang
16
19
10
Bapelkesnas Makasar
19
19
207
60
130
BLTKM Jantho
25
23
36
30
87
63
14
SUB TOTAL
58
32
42
10 Bapelkes Prov.Riau
15
11 Bapelkes Prov.Jambi
40
18
13
12 Bapelkes Prov.Bengkulu
52
37
13 Bapelkes Prov.Lampung
28
22
41
23
11
62
62
16 BPTPK Gombong
22
22
17 Bapelkes Yogja
21
61
26
30
25
17
20 Bapelkes Mataram
62
50
28
13
41
29
24
14
35
17
28
20
33
24
27 Bapelkes Palu
29
18
20
11
10
19
13
SUB TOTAL
845
418
34
89
219
75
10
TOTAL
1052
419
36
98
279
205
15
LAMPIRAN 5.23
DISTRIBUSI WIDYAISWARA INSTITUSI DIKLAT KESEHATAN SELURUH INDONESIA
BERDASARKAN KELOMPOK UMUR TAHUN 2009
UMUR
NO
INSTITUSI DIKLAT
JUMLAH
TIDAK JELAS
< 40
(1)
(2)
(3)
41 - 50
(4)
51 - 60
(5)
KETERANGAN
> 60
(6)
(7)
(8)
(9)
14
10
BBPK Cilandak
11
BPPK Ciloto
Bapelkesnas Lemahabang
12
Bapelkesnas Makasar
SUB TOTAL
58
12
34
10
BLTKM Jantho
10
Bapelkes Prov.Riau
11
Bapelkes Prov.Jambi
12
Bapelkes Prov.Bengkulu
13
Bapelkes Prov.Lampung
10
14
15
16
BPTPK Gombong
17
Bapelkes Yogja
10
18
19
20
Bapelkes Mataram
11
21
22
23
24
25
26
27
Bapelkes Palu
28
29
Bapelkes Prov.Maluku
30
Bapelkes Prov.Papua
SUB TOTAL
114
14
30
52
11
TOTAL
172
16
42
86
21
Lampiran 5.24
DISTRIBUSI FREKUENSI PELATIHAN DAN JUMLAH PESERTA DI INSTITUSI DIKLAT KESEHATAN SELURUH INDONESIA
BERDASARKAN JENIS DIKLAT TAHUN 2009
Total
No
Prajabatan
Penjenjangan
Manajemen
Teknis
Fungsional
Dan Lain-lain
Institusi Diklat
(1)
(2)
Jumlah
Frekuensi
Jumlah
Frekuensi
Jumlah
Frekuensi
Jumlah
Frekuensi
Jumlah
Frekuensi
Jumlah
Frekuensi
Jumlah
Frekuensi
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
2385
74
752
22
204
453
10
396
14
557
18
23
BBPK Cilandak
1093
33
356
171
514
18
52
BPPK Ciloto
3438
46
2001
16
25
944
18
110
358
Bapelkesnas Lemahabang
1325
16
758
537
30
1549
19
1549
19
Bapelkesnas Makasar
SUB TOTAL
779
19
58
568
15
153
10569
207
3925
54
375
11
478
11
2959
74
850
25
1982
32
BLTKM Jantho
3854
25
60
225
3569
18
1099
36
77
150
842
27
30
3014
87
56
151
1239
25
913
32
78
577
22
10
Bapelkes Prov.Riau
439
15
69
60
120
190
11
Bapelkes Prov.Jambi
906
40
575
25
236
11
75
20
12
Bapelkes Prov.Bengkulu
1827
52
40
290
829
24
668
18
13
Bapelkes Prov.Lampung
2749
28
60
2399
25
290
14
1420
41
198
30
1132
34
60
15
2355
62
961
16
1235
41
159
16
BPTPK Gombong
1165
22
860
12
204
101
17
Bapelkes Yogja
18
19
20
Bapelkes Mataram
21
22
23
923
24
757
35
25
1417
28
816
21
50
766
20
3327
61
401
42
606
11
1661
34
617
10
1033
25
89
30
551
12
363
1947
62
385
12
1157
37
30
375
12
666
28
209
457
20
1974
41
1782
36
112
80
24
140
160
623
18
35
387
15
195
16
30
110
161
145
1088
24
23
26
1070
33
86
115
71
798
27
27
Bapelkes Palu
1014
29
85
649
22
102
178
28
565
20
394
14
171
29
Bapelkes Prov.Maluku
356
11
356
11
30
Bapelkes Prov.Papua
874
19
93
60
691
15
30
SUB TOTAL
35567
845
2208
42
476
7389
181
20402
478
2372
56
2720
79
TOTAL
46136
1052
6133
96
851
20
7867
192
23361
552
3222
81
4702
111
Lampiran 5.25
REKAPITULASI PESERTA DIDIK POLTEKKES
PERJENIS TENAGA KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2009/2010
P0LTEKKES
NO
(1)
JENIS PROFESI
(2)
KEPERAWATAN
SPK
AKPER
AKBID
SPRG
AKG
SUB TOTAL
KEFARMASIAN
SMF
AKAFARMA
AKFAR
SUB TOTAL
KESEHATAN MASYARAKAT
AKL
SUB TOTAL
GIZI
AKZI
SUB TOTAL
KETERAPIAN FISIK
AKFIS
AOT
ATW
AKUPUNKTUR
SUB TOTAL
KETEKNISIAN MEDIS
SMAK
AAK
ATG
PTTD
ATRO
APIKES
ATEM
ARO
AOP
KARDIOVASKULER
SUB TOTAL
TOTAL
JUMLAH
TINGKAT I
TINGKAT II
TINGKAT III
(3)
(4)
(5)
(6)
0
7476
5025
0
1655
14.156
0
7476
5298
0
1530
14.304
0
4705
3600
0
1035
9.340
0
19657
13923
0
4220
37.800
0
125
625
750
0
125
625
750
0
125
285
410
0
375
1535
1.910
2065
2.065
2065
2.065
1380
1.380
5510
5.510
2265
2.265
2353
2.353
1250
1.250
5868
5.868
190
50
0
40
280
190
50
40
40
320
102
80
60
0
242
482
180
100
80
842
0
1105
100
0
100
0
225
0
20
0
1.550
21.066
0
1105
100
0
160
0
225
0
20
0
1.610
21.402
0
615
100
0
190
0
225
0
60
0
1.190
13.812
0
2825
300
0
450
0
675
0
100
0
4.350
56.280
Lampiran 5.26
REKAPITULASI PESERTA DIDIK NON POLTEKKES
PERJENIS TENAGA KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2009/2010
NON POLTEKKES
NO
(1)
JUMLAH
JENIS PROFESI
(2)
KEPERAWATAN
SPK
AKPER
AKBID
SPRG
AKG
SUB TOTAL
KEFARMASIAN
SMF
AKAFARMA
AKFAR
SUB TOTAL
KESEHATAN MASYARAKAT
AKL
SUB TOTAL
GIZI
AKZI
SUB TOTAL
KETERAPIAN FISIK
AKFIS
AOT
ATW
AKUPUNKTUR
SUB TOTAL
KETEKNISIAN MEDIS
SMAK
AAK
ATG
PTTD
ATRO
APIKES
ATEM
ARO
AOP
KARDIOVASKULER
SUB TOTAL
TOTAL
TINGKAT I
TINGKAT II
TINGKAT III
(3)
(4)
(5)
(6)
1760
31980
28908
400
100
63.148
1280
30795
41016
400
40
73.531
1425
30026
13816
400
0
45.667
4465
92801
83740
1200
140
182.346
6013
1655
3780
11.448
4790
1490
2840
9.120
3320
1545
2740
7.605
14123
4690
9360
28.173
1100
1.100
1180
1.180
1020
1.020
3300
3.300
605
605
605
605
605
605
1815
1.815
1320
0
100
220
1.640
1260
0
100
160
1.520
1140
0
100
120
1.360
3720
0
300
500
4.520
950
1950
200
160
800
1589
640
680
0
60
7.029
84.970
890
1890
200
160
700
1669
520
680
0
60
6.769
92.725
800
1705
200
0
650
1285
480
720
0
60
5.900
62.157
2640
5545
600
320
2150
4543
1640
2080
0
180
19.698
239.852
Lampiran 5.27
JUMLAH PESERTA DIDIK PROGRAM DIPLOMA IV
BERDASARKAN JENIS INSTITUSI PENDIDIKAN TAHUN 2007- 2009
Tahun
No
JENIS INSTITUSI
(1)
(2)
2007
2008
2009
(3)
(4)
(5)
III
KEPERAWATAN
Keperawatan Medical Bedah
Keperawatan Gawat Darurat
Keperawatan Klinik Kemahiran
Keperawatan Kardiovaskuler
Keperawatan Anestesi
Keperawatan Jiwa
Keperawatan Intensive
Keperawatan Anestesi Reanimasi
Sub Total
KEBIDANAN
Bidan Pendidik
Kebidanan Komunitas
Sub Total
KESLING
IV
GIZI
30
580
280
FISIOTERAPI
40
80
40
VI
TEHNIK ELEKTROMEDIK
80
40
VII
RADIOLOGI
40
80
40
40
160
80
20
0
0
0
0
0
0
570
0
0
0
0
0
0
2997
60
20
20
20
20
140
2020
II
PROMOSI KESEHATAN
KESEHATAN GIGI
Kesehatan Gigi
Kesehatan Gigi Komunitas
Kesehatan Gigi Prothodansia
Dental Bedah Mulut
Perawat Gigi Pendidik
Sub Total
TOTAL
170
70
0
0
0
0
0
0
240
657
400
40
40
40
0
0
0
1177
380
280
20
20
0
20
20
20
760
80
0
80
100
520
0
520
320
440
20
440
180
Lampiran 5.28
LULUSAN DIKNAKES POLTEKKES DAN NON POLTEKKES
BERDASARKAN JENIS TENAGA KESEHATAN TAHUN 2009
TAHUN 2009
NO
(1)
JENIS PROFESI
(2)
KEPERAWATAN
SPK
AKPER
AKBID
SPRG
AKG
SUB TOTAL
KEFARMASIAN
SMF
AKAFARMA
AKFAR
SUB TOTAL
KESEHATAN MASYARAKAT
AKL
SUB TOTAL
GIZI
AKZI
SUB TOTAL
KETERAPIAN FISIK
AKFIS
AOT
ATW
AKUPUNKTUR
SUB TOTAL
KETEKNISIAN MEDIS
SMAK
AAK
ATG
PTTD
ATRO
APIKES
ATEM
ARO
AOP
KARDIOVASKULER
SUB TOTAL
TOTAL
JUMLAH
POLTEKKES
NON POLTEKKES
(3)
(4)
(5)
855
10111
38354
929
27906
18545
230
855
48465
80
462
542
2594
469
1259
4322
2594
549
1721
4864
973
973
712
712
1685
1685
1388
1388
424
424
1812
1812
79
50
571
650
50
30
51
781
4743
4513
129
696
64
243
181
929
23163
14032
230
30
51
652
553
1013
90
104
256
805
223
506
553
1709
154
104
499
805
404
506
30
3550
48.014
4764
62.371
30
1214
14.357
Lampiran 5.29
JUMLAH LULUSAN POLTEKKES BERDASARKAN JURUSAN/PROGRAM STUDI INSTITUSI DIKNAKES SELURUH INDONESIA
TAHUN AJARAN 2009/2010
Jurusan / Program Studi
No
Poltekkes
(1)
(2)
Banda Aceh
Keperawatan
Kebidanan
Kesehatan
Lingkungan
(3)
(4)
(5)
Gizi
Kesehatan
Gigi
(6)
(7)
Farmasi
Analisis
Kesehatan
Teknik
Elektromedik
Teknik
Diagnostik
Teknik Gigi
AKAFARMA
Fisioterapi
Okupasi
Terapi
Ortotik
Prostetik
Terapi
Wicara
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
Jumlah
(18)
204
82
95
107
493
Medan
85
410
40
90
129
60
814
Padang
187
177
69
56
48
537
Pekanbaru
96
203
47
346
Jambi
104
53
38
195
Bengkulu
114
181
74
369
Palembang
238
110
63
35
79
38
563
Tanjung Karang
159
214
17
37
90
517
Jakarta I
60
114
19
193
10 Jakarta II
85
94
113
112
64
80
596
11 Jakarta III
135
167
36
338
12 Bandung
503
211
177
52
80
1.030
159
50
209
14 Semarang
214
145
84
81
69
131
724
15 Surakarta
79
56
40
50
30
255
13 Tasikmalaya
16 Yogyakarta
48
39
198
84
82
403
17 Malang
219
385
108
80
792
18 Surabaya
270
284
85
31
86
68
824
19 Denpasar
99
40
35
46
220
20 Mataram
96
37
37
36
84
290
21 Kupang
265
57
60
72
34
70
558
99
140
67
73
50
429
23 Palangkaraya
112
34
30
68
244
24 Banjarmasin
308
37
41
56
47
489
25 Samarinda
166
171
44
43
424
26 Manado
100
24
20
19
163
165
39
51
255
138
163
47
49
90
39
526
29 Kendari
98
326
98
522
30 Ambon
191
36
47
274
31 Ternate
90
17
29
136
32 Gorontalo
152
107
46
305
33 Jayapura
227
51
46
324
4743
4513
973
1388
855
462
696
181
243
64
80
79
50
30
14357
22 Pontianak
27 Palu
28 Makassar
Jumlah
Lampiran 5.30
REKAPITULASI LULUSAN NON POLTEKKES DIKNAKES SELURUH INDONESIA BERDASARKAN JENIS DAN PROVINSI
TAHUN AJARAN 2009/2010
Keperawatan
No
Provinsi
(1)
(2)
Kefarmasian
SPK
SPRG
AKPER
AKBID
AKG
SMF
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
1.062
365
Riau
605
703
Jambi
298
50
Sumatera Selatan
1.082
656
60
Bengkulu
372
65
79
Lampung
435
221
205
60
94
34
2.135
776
900
1.463
220
2.944
3.420
(9)
80
AKAFAR
AKFAR
MA
80
Kepulauan Riau
11 DKI Jakarta
49
100
12 Jawa Barat
13 Jawa Tengah
160
15 DI Yogyakarta
80
14 Banten
17 Bali
695
23 Kalimantan Timur
411
24 Sulawesi Utara
387
25 Sulawesi Tengah
451
26 Sulawesi Selatan
80
50
27 Sulawesi Tenggara
1.361
ATEM
PTTD
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
67
120
90
60
50
39
99
(25)
(26)
Jumlah
(27)
14
80
67
38
80
2.127
63
61
23
1.615
41
28
500
60
2.105
80
26
28
KARDIOV ORTOTIK
ASKULER PROSTETIK
35
83
60
80
109
50
2.796
36
7.535
516
12
21
689
345
128
420
26
81
109
168
147
106
48
134
85
103
50
49
78
30
140
10
19
340
152
80
44
60
80
266
17
725
54
115
5.939
104
160
251
36
6
79
26
51
80
80
231
64
20
104
4.241
2.043
57
8.678
14
149
22 Kalimantan Selatan
APIKES
(11)
17
310
192
ARO
210
395
21 Kalimantan Tengah
ATRO
60
412
490
AAK
29
1.284
20 Kalimantan Barat
ATG
80
3.140
179
SMAK
88
337
100
AKUPUN
KTUR
35
420
ATW
27
502
392
AOT
58
3.354
100
AKFIS
80
908
AKZI
51
3.034
60
Keteknisian
Gizi
AKL
28
340
568
16 Jawa Timur
(10)
Keterapian
Kesmas
719
80
289
120
23
635
279
179
48
717
18
174
27
237
42
100
52
911
17
580
27
414
97
147
100
379
548
45
23
50
82
53
40
44
80
60
2.040
554
28 Gorontalo
29 Maluku
30 Maluku Utara
31 Papua
49
JUMLAH
929
230
23.163
30
14.032
2.594
469
1.259
30
712
424
571
30
51
553
109
90
1.013
256
506
805
223
104
48.014
Lampiran 5.31
Kementerian/Fungsi/Sub Fungsi/Program/Kegiatan
(1)
(2)
1.1.1
1.1.2
(5)
(6)
%
(8)
2.405.889.226.000
1.803.797.638.360
74.97
602.091.587.640
25.03
50.884.700.000
26.743.351.714
52.56
24.141.348.286
47.44
1.1.3
61.817.629.000
39.401.498.146
63.74
22.416.130.854
36.26
2.1.1
231.462.551.000
187.576.202.821
81.04
43.886.348.179
18.96
3.1.1
992.500.000.000
922.300.541.654
92.93
70.199.458.346
7.07
3.2.1
10.082.608.563.000
8.563.483.753.491
84.93
1.519.124.809.509
15.07
3.3.1
117.494.400.000
86.003.491.006
73.20
31.490.908.994
26.80
3.3.2
2.329.794.844.000
1.666.038.970.022
71.51
663.755.873.978
28.49
3.3.3
726.946.541.000
582.561.319.839
80.14
144.385.221.161
19.86
3.3.4
449.038.000.000
186.537.938.046
41.54
262.500.061.954
58.46
3.4.1
165.181.117.000
128.137.671.235
77.57
37.043.445.765
22.43
3.5.1
873.525.251.000
633.866.080.710
72.56
239.659.170.290
27.44
3.5.2
748.275.398.000
494.328.215.699
66.06
253.947.182.301
33.94
4.1.1
1.300.000.000.000
1.117.913.064.886
85.99
182.086.935.114
14.01
20.535.418.220.000
16.438.689.737.629
80.05
4.096.728.482.371
19.95
KEMENTERIAN KESEHATAN
Sumber: Biro Perencanaan dan Anggaran, Kemenkes, 2010
Lampiran 5.32
Provinsi
(1)
(2)
Jumlah
Penduduk
Jamkesmas
(3)
(4)
Askes PNS
Jpkm /
Bapel
(5)
(6)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
4.697.764
Riau
5.422.961
Jambi
2.840.265
784.842
234.692
Sumatera Selatan
7.259.338
2.793.317
449.672
Bengkulu
1.717.789
632.098
173.427
Lampung
8.129.250
3.164.184
405.676
Dana Sehat
Asuransi
Komersial
TNI /
POLRI
Jamsostek
(7)
(8)
(9)
(10)
Bapel / Uptd
P.T. Askes
Pemda
Lain-lain
(11)
(12)
(13)
(14)
Total
Total Jaminan
Jamkesda
(15)
(16)
%
(17)
4.670.647
2.308.261
496.281
202.248
3.006.790
64,38
13.042.317
3.946.715
924.302
41.156
100.207
565.473
565.473
5.577.853
42,77
1.350.399
527.089
10.000
98.829
8.300
103.797
112.097
2.098.414
48,23
1.233.911
277.992
87.910
48.000
167.175
3.774.576
3.941.751
5.589.564
100,00
18.732
6.474
10.080
524.391
534.471
1.579.211
55,60
4.016.349
4.016.349
7.259.338
100,00
13.488
147.857
147.857
966.870
56,29
199.517
339.594
339.594
4.108.971
50,55
1.135.891
111.809
84.468
60.000
1.472
21.982
39.004
493.710
88.516
621.230
900.961
79,32
10 Kepulauan Riau
1.711.972
277.589
82.464
1.002.000
1.002.000
1.362.053
79,56
11 DKI Jakarta
9.146.181
909.021
1.560.213
2.469.234
27,00
12 Jawa Barat
42.693.951
10.700.175
2.388.067
175
304.689
353.043
4.649.749
5.002.792
18.395.898
43,09
13 Jawa Tengah
32.770.455
11.715.881
2.160.358
67.792
323.095
89.390
1.079.002
4.483
1.172.875
15.440.001
47,12
3.434.533
942.129
398.825
323.000
27.477
57.133
98.086
106.071
204.157
1.952.721
56,86
15 Jawa Timur
37.432.020
10.710.051
2.206.723
1.596.912
708.599
35.070
1.256.811
1.291.881
16.514.166
44,12
16 Banten
14 D.I. Yogyakarata
10.579.005
2.910.506
395.623
6.164
16.666
21.312
37.978
3.350.271
31,67
17 Bali
3.516.000
537.776
328.001
17.032
87.904
2.535.886
2.535.886
3.506.599
99,73
4.434.012
2.028.491
288.679
366
7.844
572.976
572.976
2.898.356
65,37
4.540.053
2.798.871
344.988
4.099
107.870
437.505
545.375
3.693.333
81,35
20 Kalimantan Barat
4.319.142
1.584.451
308.587
78.961
4.443
67.398
337.833
405.231
2.381.673
55,14
21 Kalimantan Tengah
2.236.278
613.370
218.010
20.310
8.290
217.252
204.710
421.962
1.281.942
57,32
22 Kalimantan Selatan
3.588.444
843.837
310.680
14.119
5.429
47.624
223.351
12.617
744.880
980.848
2.202.540
61,38
23 Kalimantan Timur
3.016.800
777.167
310.605
60.393
63.622
298.390
939.299
3.364
129.964
1.072.627
2.582.804
85,61
24 Sulawesi Utara
2.228.856
485.084
265.884
134.078
23.202
80.205
114.210
114.210
1.102.663
49,47
25 Sulawesi Tengah
2.396.224
851.027
241.074
10.536
3.618
14.849
80.716
136.573
115.768
333.057
1.454.161
60,69
26 Sulawesi Selatan
7.868.358
2.449.737
730.605
86.233
4.576.525
25.043
4.601.568
7.868.143
100,00
27 Sulawesi Tenggara
1.953.478
1.144.447
205.225
60.683
10.476
89.643
89.643
1.510.474
77,32
28 Gorontalo
1.143.645
431.659
85.145
559
517.363
45,24
29 Sulawesi Barat
1.163.342
473.817
84.498
100.891
14.500
14.500
673.706
57,91
30 Maluku
2.498.581
1.113.034
169.601
6.268
40
714.969
714.969
2.003.912
80,20
31 Maluku Utara
1.046.951
306.135
95.358
6.268
40
170.649
170.649
578.450
55,25
729.962
521.558
75.264
596.822
81,76
2.640.760
1.963.014
179.535
2.142.549
81,13
32 Papua Barat
33 Papua
Pusat
NASIONAL
236.005.225
3.894.658
76.400.000
16.356.419
405.539
279.809
2.054.166
854.854
854.854
4.402.525
1.388.756
5.358.193
24.569.051
248.006
0
31.564.006
4.749.512
132.317.318
2,01
55,95
Lampiran 5.33
REKAPITULASI PENGANGKATAN DOKTER UMUM PEGAWAI TIDAK TETAP (PTT) AKTIF TAHUN 2009
No
Biasa
Provinsi
(1)
(2)
Aceh
Terpencil
Sangat Terpencil
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah Total
(9)
2,04
139
40,52
197
57,43
343
Sumatera Utara
50
16,03
171
54,81
91
29,17
312
Sumatera Barat
14
10,45
75
55,97
45
33,58
134
Riau
18
18,00
56
56,00
26
26,00
100
Jambi
17
11,89
77
53,85
49
34,27
143
Sumatera Selatan
13,73
41
80,39
5,88
51
Bengkulu
0,00
64
59,26
44
40,74
108
Lampung
8,65
76
73,08
19
18,27
104
18,18
36,36
45,45
11
10
Kepulauan Riau
13,56
25
42,37
26
44,07
59
11
DKI Jakarta
15
100,00
0,00
0,00
15
12
Jawa Barat
62
100,00
0,00
0,00
62
13
Jawa Tengah
125
100,00
0,00
0,00
125
14
DI Yogyakarta
23
100,00
0,00
0,00
23
15
Jawa Timur
64
100,00
0,00
0,00
64
16
Banten
20
100,00
0,00
0,00
20
17
Bali
22
100,00
0,00
0,00
22
18
11,48
35
57,38
19
31,15
61
19
0,00
36
9,65
337
90,35
373
20
Kalimantan Barat
0,00
31
21,99
110
78,01
141
21
Kalimantan Tengah
0,00
37
35,58
67
64,42
104
22
Kalimantan Selatan
0,00
51
40,80
74
59,20
125
23
Kalimantan Timur
10
11,36
42
47,73
36
40,91
88
24
Sulawesi Utara
0,00
52
42,62
70
57,38
122
25
Sulawesi Tengah
0,00
25
13,23
164
86,77
189
26
Sulawesi Selatan
17
16,50
57
55,34
29
28,16
103
27
Sulawesi Tenggara
0,45
20
8,97
202
90,58
223
28
Gorontalo
0,00
12
18,75
52
81,25
64
29
Sulawesi Barat
0,00
12
13,19
79
86,81
91
30
Maluku
0,48
12
2,86
406
96,67
420
31
Maluku Utara
0,00
11
8,80
114
91,20
125
32
Papua Barat
0,00
13
6,13
199
93,87
212
33
Papua
0,00
19
5,43
331
94,57
350
500
11,14
1.193
26,59
2.794
62,27
4.487
Jumlah
Sumber : Biro Kepegawaian, Kemenkes, 2010
Catatan :
* Gabungan Pengangkatan + Pengangkatan Kembali
Lampiran 5.34
REKAPITULASI PENGANGKATAN DOKTER GIGI PEGAWAI TIDAK TETAP (PTT) TAHUN 2009
No
Biasa
Provinsi
(1)
(2)
Terpencil
Sangat Terpencil
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah Total
(9)
Aceh
0,00
14
16,28
72
83,72
86
Sumatera Utara
12,86
39
55,71
22
31,43
70
Sumatera Barat
5,88
14
27,45
34
66,67
51
Riau
2,56
23
58,97
15
38,46
39
Jambi
0,00
19,23
21
80,77
26
Sumatera Selatan
0,00
60,00
40,00
10
Bengkulu
0,00
5,56
17
94,44
18
Lampung
0,00
11
55,00
45,00
20
0,00
40,00
60,00
10
Kepulauan Riau
7,69
12
46,15
12
46,15
26
11
DKI Jakarta
0,00
0,00
0,00
12
Jawa Barat
15
100,00
0,00
0,00
15
13
Jawa Tengah
29
100,00
0,00
0,00
29
14
DI Yogyakarta
13
100,00
0,00
0,00
13
15
Jawa Timur
46
100,00
0,00
0,00
46
16
Banten
100,00
0,00
0,00
17
Bali
100,00
0,00
0,00
18
20,83
11
45,83
33,33
24
19
0,00
3,36
144
96,64
149
20
Kalimantan Barat
0,00
2,50
39
97,50
40
21
Kalimantan Tengah
0,00
7,14
26
92,86
28
22
Kalimantan Selatan
0,00
18,60
35
81,40
43
23
Kalimantan Timur
4,65
11
25,58
30
69,77
43
24
Sulawesi Utara
0,00
33,33
66,67
25
Sulawesi Tengah
0,00
5,71
33
94,29
35
26
Sulawesi Selatan
9,09
31
56,36
19
34,55
55
27
Sulawesi Tenggara
0,00
6,90
54
93,10
58
28
Gorontalo
0,00
5,00
19
95,00
20
29
Sulawesi Barat
0,00
11,11
40
88,89
45
30
Maluku
0,00
1,29
153
98,71
155
31
Maluku Utara
0,00
0,00
30
100,00
30
32
Papua Barat
0,00
3,03
32
96,97
33
33
Papua
0,00
7,89
35
92,11
38
143
11,27
216
17,02
910
71,71
1.269
Jumlah
Sumber : Biro Kepegawaian, Kemenkes, 2010
Catatan :
* Gabungan Pengangkatan + Pengangkatan Kembali
Lampiran 5.35
No
Biasa
Provinsi
(1)
(2)
Terpencil
Jumlah Total
Jumlah
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh
109
9,28
1065
90,72
1174
Sumatera Utara
792
49,56
806
50,44
1598
Sumatera Barat
366
69,06
164
30,94
530
Riau
86
27,92
222
72,08
308
Jambi
59
17,35
281
82,65
340
Sumatera Selatan
172
72,57
65
27,43
237
Bengkulu
18
9,23
177
90,77
195
Lampung
515
84,98
91
15,02
606
32
80,00
20,00
40
10
Kepulauan Riau
13
18,84
56
81,16
69
11
DKI Jakarta
0,00
12
Jawa Barat
681
83,15
138
16,85
819
13
Jawa Tengah
1732
100,00
1732
14
DI Yogyakarta
113
100,00
113
15
Jawa Timur
1102
93,47
77
6,53
1179
16
Banten
201
59,12
139
40,88
340
17
Bali
184
96,84
3,16
190
18
55
58,51
39
41,49
94
19
0,00
120
100,00
120
20
Kalimantan Barat
0,00
186
100,00
186
21
Kalimantan Tengah
0,00
23
100,00
23
22
Kalimantan Selatan
0,00
118
100,00
118
23
Kalimantan Timur
21
46,67
24
53,33
45
24
Sulawesi Utara
0,00
21
100,00
21
25
Sulawesi Tengah
0,00
125
100,00
125
26
Sulawesi Selatan
295
58,07
213
41,93
508
27
Sulawesi Tenggara
0,90
110
99,10
111
28
Gorontalo
42,86
57,14
29
Sulawesi Barat
0,00
109
100,00
109
30
Maluku
0,00
29
100,00
29
31
Maluku Utara
0,00
34
100,00
34
32
Papua Barat
0,00
100,00
33
Papua
0,00
6.550
59,51
4.456
Jumlah
Sumber : Biro Kepegawaian, Kemenkes, 2010
Catatan :
* Gabungan Pengangkatan + Pengangkatan Kembali
40,49
0
11.006
Lampiran 5.36
PROVINSI
(1)
(2)
APRIL
APRIL
JUNI
TOTAL
PERPANJANGAN APRIL
TAHUN 2009
SEPTEMBER
ST
JML
ST
JML
ST
JML
ST
JML
ST
JML
ST
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
ST
(26)
(27)
(28)
(29)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
19
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua Barat
33
Papua
10
17
10
12
29
47
TOTAL
Sumber : Biro Kepegawaian, Kemenkes, 2010
Lampiran 5.37
No
Provinsi
(1)
(2)
Kebutuhan
Kriteria
Jumlah
T
ST
(3)
(4)
(5)
April
Realisasi
Kriteria
Jumlah
T
ST
(6)
(7)
(8)
Persentase
Kriteria
Jumlah
T
ST
(9)
(10)
(11)
Kebutuhan
Kriteria
Jumlah
T
ST
(12)
(13)
(14)
Juni
Realisasi
Kriteria
Jumlah
T
ST
(15)
(16)
(17)
Persentase
Kriteria
Jumlah
T
ST
(18)
(19)
(20)
Kebutuhan
Kriteria
Jumlah
T
ST
(21)
(22)
(23)
September
Realisasi
Kriteria
Jumlah
T
ST
(24)
(25)
(26)
Persentase
Kriteria
Jumlah
ST
(27)
(28)
(29)
Aceh
43
42
85
39
42
81
90.7
100.0
95.3
18
18
36
18
18
36
100.0
100.0
100.0
45
25
70
40
25
65
88.9
100.0
92.9
Sumatera Utara
16
12
28
16
12
28
100.0
100.0
100.0
28
29
28
29
100.0
100.0
100.0
18
22
18
22
100.0
100.0
100.0
Sumatera Barat
22
19
41
22
16
38
100.0
84.2
92.7
22
31
22
31
100.0
100.0
100.0
21
28
21
28
100.0
100.0
100.0
Riau
13
18
13
18
100.0
100.0
100.0
13
17
13
17
100.0
100.0
100.0
10
10
100.0
100.0
100.0
Jambi
18
13
31
18
13
31
100.0
100.0
100.0
19
26
19
26
100.0
100.0
100.0
19
21
19
21
100.0
100.0
100.0
Sumatera Selatan
11
13
11
13
100.0
100.0
100.0
12
12
12
12
100.0
0.0
100.0
100.0
0.0
100.0
Bengkulu
28
13
41
22
13
35
78.6
100.0
85.4
22
12
34
22
12
34
100.0
100.0
100.0
16
20
16
20
100.0
100.0
100.0
Lampung
26
34
26
34
100.0
100.0
100.0
26
27
26
27
100.0
100.0
100.0
14
15
14
15
100.0
100.0
100.0
66.7
100.0
77.8
0.0
100.0
100.0
0.0
0.0
0.0
17
17
100.0
100.0
100.0
13
13
100.0
100.0
100.0
10
10
100.0
100.0
100.0
10 Kepulauan Riau
11 Nusa Tenggara Barat
14
18
12
57.1
100.0
66.7
14
18
11
15
78.6
100.0
83.3
13
11
100.0
60.0
84.6
14
73
87
13
72
85
92.9
98.6
97.7
12
54
66
54
62
66.7
100.0
93.9
60
67
58
64
85.7
96.7
95.5
13 Kalimantan Barat
21
24
45
19
27
38.1
79.2
60.0
11
21
32
21
27
54.5
100.0
84.4
23
32
23
32
100.0
100.0
100.0
14 Kalimantan Tengah
20
17
37
14
23
45.0
82.4
62.2
23
26
49
26
32
26.1
100.0
65.3
16
13
29
11
13
24
68.8
100.0
82.8
15 Kalimantan Selatan
28
18
46
14
18
32
50.0
100.0
69.6
21
28
16
42.9
100.0
57.1
14
23
13
22
92.9
100.0
95.7
16 Kalimantan Timur
19
15
34
14
15
29
73.7
100.0
85.3
11
16
14
81.8
100.0
87.5
13
21
13
21
100.0
100.0
100.0
17 Sulawesi Utara
27
31
13
17
48.1
100.0
54.8
35
21
56
11
21
32
31.4
100.0
57.1
35
42
19
26
54.3
100.0
61.9
18 Sulawesi Tengah
12
25
37
25
26
8.3
100.0
70.3
16
20
36
19
26
43.8
95.0
72.2
10
17
27
10
12
20.0
58.8
44.4
19 Sulawesi Selatan
16
23
12
19
75.0
100.0
82.6
19
24
12
17
63.2
100.0
70.8
24
27
16
19
66.7
100.0
70.4
20 Sulawesi Tenggara
17
46
63
45
51
35.3
97.8
81.0
12
21
33
21
28
58.3
100.0
84.8
10
37
47
37
44
70.0
100.0
93.6
21 Gorontalo
16
15
31
15
16
6.3
100.0
51.6
10
19
14
50.0
100.0
73.7
13
22
12
23.1
100.0
54.5
10
18
10
13
37.5
100.0
72.2
11
17
10
36.4
100.0
58.8
100.0
100.0
100.0
22 Sulawesi Barat
23 Maluku
24 Maluku Utara
25 Papua Barat
39
39
37
37
0.0
94.9
94.9
45
51
43
49
100.0
95.6
96.1
36
38
36
37
50.0
100.0
97.4
15
12
27
12
15
20.0
100.0
55.6
23
26
23
26
100.0
100.0
100.0
22
27
22
27
100.0
100.0
100.0
41
47
41
44
50.0
100.0
93.6
0.0
100.0
100.0
37
39
37
39
100.0
100.0
100.0
30
99
129
10
89
99
33.3
89.9
76.7
34
42
34
36
25.0
100.0
85.7
10
60
70
37
40
30.0
61.7
57.1
425
Sumber : Biro Kepegawaian, Kemenkes, 2010
475
900
288
460
748
67.8%
96.8
83.1
368
335
703
268
332
600
72.8
99.1
85.3
320
342
662
262
331
593
26 Papua
Jumlah
Lampiran 5.38
REKAPITULASI
PENGANGKATAN DOKTER GIGI PTT
TAHUN 2009
No
Provinsi
(1)
(2)
Kebutuhan
Kriteria
Jumlah
T
ST
(3)
(4)
(5)
April
Realisasi
Kriteria
Jumlah
T
ST
(6)
(7)
(8)
Persentase
Kriteria
Jumlah
T
ST
(9)
(10)
(11)
Kebutuhan
Kriteria
Jumlah
T
ST
(12)
(13)
(14)
Juni
Realisasi
Kriteria
Jumlah
T
ST
(15)
(16)
(17)
Persentase
Kriteria
Jumlah
T
ST
(18)
(19)
(20)
Kebutuhan
Kriteria
Jumlah
T
ST
(21)
(22)
(23)
September
Realisasi
Kriteria
Jumlah
T
ST
(24)
(25)
(26)
Persentase
Kriteria
Jumlah
ST
(27)
(28)
Aceh
44
37
81
12
15
0,1
0,3
0,2
30
22
52
11
14
0,1
0,5
0,3
21
25
46
16
18
0,1
Sumatera Utara
15
24
10
0,3
0,7
0,4
20
22
11
0,5
1,0
0,5
17
17
0,4
Sumatera Barat
21
13
34
0,1
0,5
0,3
29
16
45
16
18
0,1
1,0
0,4
15
19
Riau
15
18
12
0,6
1,0
0,7
0,2
1,0
0,4
Jambi
12
12
0,1
0,1
21
11
32
0,0
0,5
0,2
20
24
Sumatera Selatan
11
13
0,4
1,0
0,5
0,0
0,0
Bengkulu
26
11
37
0,0
0,5
0,1
27
11
38
0,0
0,3
0,1
14
10
24
Lampung
28
31
0,1
1,0
0,2
28
29
0,1
1,0
0,1
13
13
0,0
1,0
0,4
1,0
1,0
1,0
10 Kepulauan Riau
(29)
0,6
0,4
0,4
0,5
0,4
0,7
1,0
0,9
0,2
0,8
0,3
0,2
1,0
0,4
0,1
0,6
0,3
0,5
10
0,4
1,0
0,7
12
0,4
1,0
0,6
0,6
14
18
0,1
1,0
0,3
17
19
0,2
0,5
0,3
0,0
16
72
88
26
27
0,1
0,4
0,3
15
54
69
21
21
0,0
0,4
0,3
41
49
21
22
0,1
0,4
0,5
1,0
0,7
0,5
0,4
0,0
13 Kalimantan Barat
13
15
28
0,0
0,6
0,3
20
11
31
0,0
0,4
0,1
13
12
25
0,0
0,3
0,2
14 Kalimantan Tengah
21
22
43
0,0
0,3
0,1
35
30
65
0,0
0,2
0,1
12
20
0,1
0,2
0,2
15 Kalimantan Selatan
34
41
0,1
0,6
0,2
30
37
0,0
1,0
0,2
14
0,3
0,7
0,5
16 Kalimantan Timur
19
18
37
12
0,2
0,4
0,3
21
30
0,0
0,6
0,2
12
12
24
13
0,4
0,7
0,5
17 Sulawesi Utara
22
26
0,0
0,3
0,1
14
0,0
0,0
0,0
13
0,1
0,0
0,1
18 Sulawesi Tengah
16
26
42
0,0
0,2
0,1
10
18
0,0
0,2
0,1
16
25
0,0
0,4
0,3
19 Sulawesi Selatan
14
18
11
0,5
1,0
0,6
23
24
0,3
1,0
0,4
16
21
12
0,5
0,8
0,6
20 Sulawesi Tenggara
11
31
42
13
14
0,1
0,4
0,3
0,0
0,8
0,4
21
27
11
12
0,2
0,5
0,4
21 Gorontalo
14
22
0,0
0,4
0,1
20
27
0,0
0,9
0,2
14
0,2
0,3
0,2
12
0,2
0,8
0,5
0,3
0,7
0,6
1,0
0,5
0,7
23 Maluku
40
40
23
23
0,6
0,6
40
40
18
18
0,5
0,5
1,0
1,0
24 Maluku Utara
11
0,6
0,3
10
0,3
0,2
10
12
0,0
0,7
0,6
25 Papua Barat
13
13
0,7
0,7
13
15
0,0
0,3
0,3
18
14
32
0,2
0,3
0,2
13
18
0,0
0,4
0,3
18
21
0,0
0,1
0,0
386
360
746
48
168
216
12,4
46,7
29,0
385
262
647
36
126
162
9,4
48,1
25,0
219
225
444
53
121
174
24,2
53,8
39,2
22 Sulawesi Barat
26 Papua
Jumlah
Sumber : Biro Kepegawaian, Kemenkes, 2010
0,0
0,0
Lampiran 5.39
(1)
(2)
IV
VI
VII
SPESIALIS
1/2/AV
S1
D III
D1
SMA
SMP
SD
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
JUMLAH
(21)
0
0,7
UPT
0,0
3,0
DPK/DPB
0,0
711
67,6
10
0,4
984
35,9
0,4
123
KANTOR PUSAT
0,0
UPT
0,0
SUBTOTAL
0,0
INSPEKTORAT JENDERAL
266
18,3
11
0,8
421
28,9
180
12,4
0,0
110
46,4
88
37,1
29
2,8
40
3,8
215
20,4
11
40
1,5
571
20,8
483
17,6
15
51,3
0,8
75
31,3
12
5,0
152
36,0
0,7
134
31,8
35
86
17,7
1,2
84
17,3
173
238
26,2
1,0
218
24,0
208
22,9
0,3
489
33,6
28
1,9
46
3,2
1455
0,0
28
11,8
1,0
43
4,1
0,8
0,8
237
0,3
0,0
1052
0,5
560
20,4
33
1,2
48
1,7
2744
0,0
24
10,0
0,8
0,4
240
8,3
0,2
82
19,4
1,7
1,9
422
35,7
0,2
123
25,4
1,6
0,8
485
0,2
205
22,6
15
1,7
12
1,3
907
S2
10
SUBTOTAL
III
SETJEN
KANTOR PUSAT
II
S3
0,4
155
30,5
1,6
160
31,5
39
7,7
0,2
133
26,2
0,8
1,2
508
UPT
24
0,1
1734
5,6
1370
4,4
3655
11,8
11182
36,0
262
0,8
10845
34,9
1274
4,1
721
2,3
31067
SUBTOTAL
26
0,1
1889
6,0
1378
4,4
3815
12,1
11221
35,5
263
0,8
10978
34,8
1278
4,0
727
2,3
31575
DITJEN PP DAN PL
KANTOR PUSAT
0,5
192
29,1
0,5
215
32,6
54
8,2
1,2
155
23,5
13
2,0
17
2,6
660
UPT
0,1
345
10,2
20
0,6
881
26,0
1077
31,7
127
3,7
796
23,5
76
2,2
69
2,0
3393
SUBTOTAL
0,1
537
13,2
23
0,6
1096
27,0
1131
27,9
135
3,3
951
23,5
89
2,2
86
2,1
4053
0,0
108
50,2
0,0
35
16,3
40
18,6
0,0
31
14,4
0,5
0,0
215
0,0
98
18,6
0,2
176
33,5
51
9,7
0,0
149
28,3
20
3,8
31
5,9
526
UPT
14
0,2
1909
22,3
37
0,4
3120
36,5
998
11,7
51
0,6
1722
20,1
375
4,4
322
3,8
8548
SUBTOTAL
14
0,2
2007
22,1
38
0,4
3296
36,3
1049
11,6
51
0,6
1871
20,6
395
4,4
353
3,9
9074
30
3,7
212
26,1
1,0
233
28,7
66
8,1
0,0
202
24,9
26
3,2
35
4,3
812
0,2
58
13,3
0,0
140
32,1
116
26,6
1,1
78
17,9
16
3,7
22
5,0
436
31
2,5
270
21,6
0,6
373
29,9
182
14,6
0,4
280
22,4
42
3,4
57
4,6
1248
TOTAL
Sumber: Biro Kepegawaian, Kemenkes, 2010
87
0,2
6.156
12,3
1.498
3,0
9.479
18,9
14.326
28,6
471
0,9
14.900
29,8
1.855
3,7
1.284
2,6
50.056
Lampiran 6.1
No
Negara
Jumlah
Penduduk
(Juta Jiwa)
(1)
(2)
(3)
Brunei Darussalam
Kepadatan
Penduduk
(per Km)
Persentase
Penduduk di
Daerah
Perkotaan
(4)
(5)
Laju
Persentase
Persentase
Persentase
Angka Beban GNI PPP per
Pertumbuhan
Penduduk Usia
Penduduk Usia Penduduk Usia
Tanggungan kapita (US$)
Penduduk
65 Tahun Ke
0-14 Tahun
15 - 64 Tahun
(%)
Tahun 2008
1998-2008
Atas
(%)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
0,4
66
75
2,1
26
70
43
50.200
Filipina
92,2
307
65
1,9
35
61
64
3.900
Kamboja
14,8
82
22
1,7
35
62
61
1.820
Laos
6,3
27
31
1,8
39
57
75
2.060
Malaysia
28,3
86
70
2,0
32
64
56
13.740
Singapura
5,1
7.486
100
1,9
18
73
37
47.940
Vietnam
87,3
263
28
1,3
26
67
49
2.700
Indonesia
243.3 *
128
52
1,3
29
65
54
3.830
Myanmar
50,0
74
33
0,8
27
68
47
1.290
10
Thailand
67,8
132
33
0,9
22
71
41
5.990
11
Bangladesh
162,2
1.127
27
1,6
32
64
56
1.440
12
Bhutan
0,7
15
35
2,6
32
63
59
4.880
13
India
1171,0
356
29
1,6
32
63
59
2.960
14
Korea Utara
22,7
188
63
0,6
22
69
45
15
Maladewa
0,3
1.057
38
1,5
30
65
54
5.280
16
Nepal
27,5
187
17
2,1
37
59
69
1.120
17
Sri Lanka
20,5
312
15
0,8
26
67
49
4.480
18
Timor Leste
1,1
76
27
2,9
45
52
92
4.690
Lampiran 6.2
No
Negara
Indeks
Pembangunan
Manusia
Peringkat
IPM dunia
Peringkat IPM
dunia
2006
(1)
(2)
Brunei Darussalam
(3)
Indeks
Pembangunan
Manusia
2007
(4)
(5)
L+P
L+P
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
2008
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
Angka Kematian
Maternal (per 100.000
lahir hidup)
2005
(12)
(19)
30
0,919
30
0,920
75
77
76
2,1
16
13
Filipina
105
0,747
105
0,751
67
74
70
3,1
26
30
22
26
38
27
30
230
Kamboja
137
0,584
137
0,593
59
64
62
2,9
25
76
62
69
97
82
89
540
Laos
133
0,613
132
0,619
61
63
62
3,5
28
53
41
48
65
58
61
660
Malaysia
66
0,825
66
0,829
71
76
73
2.6
21
62
Singapura
23
0,942
24
0,944
79
83
81
1,3
10
14
Vietnam
116
0,72
115
0,725
70
75
73
2,1
17
12
12
12
14
13
14
150
Indonesia
111
0,729
111
0,734
66
69
67 *
2,2
21
34
28
31 *
44
37
41 *
420 *
Myanmar
138
0,584
138
0,586
53
56
54
2,3
21
10
85
66
76
133
111
122
380
10
Thailand
86
0,783
87
0,78
66
74
70
1,8
15
14
11
13
16
12
14
110
11
Bangladesh
146
0,535
148
0,543
64
65
65
2,3
23
45
40
43
56
53
54
570
12
Bhutan
132
0,608
133
0,619
61
65
63
2,6
25
58
49
54
87
75
81
440
13
India
134
0,604
134
0,612
63
66
64
2,7
23
52
53
52
65
73
69
450
14
Korea Utara
65
69
67
1,9
16
10
43
41
42
57
53
55
370
15
Maladewa
97
0,765
95
0,771
73
75
74
2,0
22
27
21
24
30
25
28
120
16
Nepal
144
0,547
144
0,553
63
64
63
2,9
29
41
41
41
52
51
51
830
17
Sri Lanka
102
0,755
102
0,759
63
76
69
2,3
19
15
12
13
19
15
17
58
18
Timor Leste
162
0,484
162
0,489
59
64
62
6,5
40
84
65
75
105
80
93
380
Lampiran 6.3
PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN SUMBER AIR BERSIH DAN YANG MENGGUNAKAN SARANA SANITASI SEHAT
DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2008
(%)
No
Negara
(1)
(2)
Brunei Darussalam
Filipina
Kamboja
Laos
Malaysia
Singapura
Vietnam
Indonesia
Myanmar
10
Thailand
11
Bangladesh
12
Bhutan
13
India
14
Korea Utara
15
Maladewa
16
Nepal
17
Sri Lanka
18
Timor Leste
Penduduk
Yang Menggunakan Sumber Air Bersih
(%)
Penduduk
Yang Menggunakan Sarana Sanitasi Sehat
Perkotaan
Perdesaan
Total
Perkotaan
Perdesaan
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
93
87
91
80
69
76
81
56
61
67
18
29
72
51
57
86
38
53
100
99
100
96
95
96
100
100
100
100
99
92
94
94
67
75
89
71
80
67
36
52
75
69
71
86
79
81
99
98
98
95
96
96
85
78
80
56
52
53
99
88
92
87
54
65
96
84
88
54
21
31
100
100
100
99
86
91
100
96
98
93
87
88
51
27
31
98
88
90
88
92
91
86
63
69
76
40
50
Lampiran 6.4
No
Negara
Prevalensi TB Paru
per 100.000 Penduduk
Insidens TB Paru
per 100.000 Penduduk
2008
(1)
(2)
Brunei Darussalam
(3)
(4)
Succes Rate
2007
2008
2008
2007
(6)
(7)
(8)
(9)
43
65
4,2
87
76
Filipina
550
280
41
52
67
89
Kamboja
680
490
77
79
56
94
Laos
260
150
22
32
67
92
Malaysia
120
100
13
15
76
72
Singapura
27
39
2,5
87
81
Vietnam
280
200
20
34
62
92
Indonesia
210
190
37
27
80
91
Myanmar
470
400
11
57
43
85
10
Thailand
160
140
15
19
64
83
11
Bangladesh
410
220
44
50
72
62
12
Bhutan
96
160
43
15
64
93
13
India
190
170
26
23
70
87
14
Korea Utara
270
340
65
39
70
87
15
Maladewa
13
42
2,9
86
68
16
Nepal
170
160
22
22
64
88
17
Sri Lanka
73
66
9,6
73
86
18
Timor Leste
660
500
47
83
33
84
Lampiran 6.5
No
Negara
(1)
(2)
Dewasa (15+)
Wanita (15+)
Estimasi
(estimasi rendah
estimasi tinggi)
Estimasi
(estimasi rendah
estimasi tinggi)
Estimasi
(estimasi rendah
estimasi tinggi)
Estimasi
(estimasi rendah
estimasi tinggi)
Estimasi
(estimasi rendah
estimasi tinggi)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Brunei Darussalam
Filipina
Kamboja
Laos
Malaysia
Singapura
Vietnam
290.000
Indonesia
270.000
[ 190.000 - 400.000 ]
270.000
[ 190.000 - 400.000 ]
0,2
Myanmar
240.000
[ 160.000 - 370.000 ]
240.000
[ 150.000 - 360.000 ]
10
Thailand
610.000
[ 410.000 - 880.000 ]
600.000
[ 400.000 - 860.00 ]
1,4
11
Bangladesh
12.000
12
Bhutan
< 500
13
India
14
Korea Utara
[ <100 ]
15
Maladewa
[ <100 ]
16
Nepal
17
Sri Lanka
18
Timor Leste
8.300
[ 6.000 - 11.000 ]
8.200
[ 5.900 - 11.000 ]
[ < 0.1 ]
2.200
[ 1.600 - 3.100 ]
< 200
75.000
[ 67.000 - 84.000 ]
70.000
[ 63.000 - 80.000 ]
0,8
[ 0,7 - 0,9 ]
20.000
[ 17.000 - 23.000 ]
5.500
[ 3.300 - 13.000 ]
5.400
[ 3.300 - 13.000 ]
0,2
[ 0,1 - 0,4 ]
[ <1.000 - 3.100 ]
<100
80.000
[ 52.000 - 120.000 ]
79.000
[ 51.000 - 120.000]
0,5
[ 0,3 - 0,8 ]
21.000
[ 13.000 - 34.000 ]
4.200
[ 2.600 - 7.300 ]
4.100
[ 2.500 - 7.200 ]
0,2
[ 0,1 - 0,3 ]
1.200
[ <1.000 - 2.100]
[ 180.000 - 470.000 ]
[ 7.700 - 19.000 ]
[ <1000 ]
280.000
12.000
[ 170.000 - 470.000]
0,5
[ 0,3 - 0,9 ]
[ 0,1 - 0,3 ]
[ 0,9 - 2,1 ]
1 300
3.100
< 200
[ <100 - <500 ]
[ <200 ]
[ 2.100 - 4.500 ]
[ <100 - <500 ]
76.000
[ 46.000 - 120.000 ]
20.000
[ 12.000 - 33.000 ]
54.000
[ 36.000 - 87.000 ]
8.700
[ 4.900 - 13.000 ]
[ 1.200 - 3.400 ]
< 500
[ <1000 ]
[ < 200 ]
[ <100 ]
250.000
[ 170.000 - 360.000 ]
[ 7.600 - 19.000 ]
[ < 0,1 ]
[ <1000 ]
0,1
0,3
[ 0,2 - 0,5 ]
[ <100 ]
[ < 0,1 ]
[ <100 ]
[ <100 ]
[ <100 ]
[ < 0,1 ]
[ <100 ]
[ <100 ]
< 500
2.000
< 100
70.000
[ 50.000 - 99.000 ]
68.000
[ 49.000 - 97.000 ]
0,5
[ 0,4 - 0,7 ]
17.000
[ 12.000 - 25.000 ]
4.900
[ 3.400 - 7.300 ]
3.800
[ 2.800 - 5.100 ]
3.700
[ 2.800 - 5.000 ]
[ < 0,1 ]
1.400
[ 1.000 - 1.800 ]
< 500
Lampiran 6.6
No
Negara
Difteri
Pertusis
Tetanus
Tetanus
Neonatorum
Campak
Polio
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Brunei Darussalam
Filipina
65
46
813
132
341
Kamboja
1212
324
34
4211
Laos
26
12
174
Malaysia
11
29
13
334
Singapura
33
18
Vietnam
17
280
221
34
352
Indonesia
219
183
183
15.369
Myanmar
147
25
333
10
Thailand
18
137
7.016
11
Bangladesh
43
33
943
152
2.660
12
Bhutan
13
India
6.081
44.180
3.714
811
48.181
559
14
Korea Utara
395
82
15
Maladewa
16
Nepal
149
2.297
308
53
2.089
17
Sri Lanka
29
33
18
Timor Leste
A S E A N
324
1.633
1.866
431
28.151
S E A R O
6.502
46.937
5.477
1.231
75.770
565
Lampiran 6.7
No
Negara
BCG (%)
DPT3 (%)
Polio3 (%)
Campak (%)
Hepatitis B3 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Brunei Darussalam
96
99
99
97
99
Filipina
93
91
91
92
88
Kamboja
98
91
91
89
91
Laos
68
61
60
52
61
Malaysia
90
90
90
95
90
Singapura
99
97
97
95
96
Vietnam
92
93
93
92
87
Indonesia
89
77
77
83
78
Myanmar
88
85
85
82
84
10
Thailand
99
99
99
98
98
11
Bangladesh
98
95
95
89
95
12
Bhutan
99
96
96
99
96
13
India
87
66
67
70
21
14
Korea Utara
97
92
98
98
92
15
Maladewa
99
98
98
97
98
16
Nepal
87
82
82
79
82
17
Sri Lanka
99
98
98
98
98
18
Timor Leste
85
79
79
73
79
Sumber : WHO Immunization Summary, 2010: A Statistical Reference Containing Data through 2008
Lampiran 6.8
No
Negara
(1)
(2)
Brunei Darussalam
Pemeriksaan antenatal
kali)
(4
2009
2000 - 2009
2000 - 2008
2000 - 2009
(3)
(4)
(5)
(6)
100
Filipina
34
78
62
34
Kamboja
27
27
44
66
Laos
29
20
26
Malaysia
100
Singapura
55
100
Vietnam
68
29
88
17
Indonesia
57
81
73
32
Myanmar
33
66
57
11
10
Thailand
70
74
99
11
Bangladesh
48
21
18
43
12
Bhutan
31
51
10
13
India
49
37
47
46
14
Korea Utara
58
95
97
65
15
Maladewa
34
91
84
10
16
Nepal
44
29
19
53
17
Sri Lanka
53
99
76
18
Timor Leste
30
19
31
Lampiran 6.9
Persentase Pengeluaran
Sektor Swasta di Bidang
Kesehatan terhadap
Seluruh Pengeluaran di
Bidang Kesehatan
Persentase Pengeluaran
Pemerintah di Bidang
Kesehatan terhadap
Seluruh Pengeluaran
Pemerintah
No
Negara
Persentase Keseluruhan
Pengeluaran di Bidang
Kesehatan terhadap Produk
Domestik Bruto
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Brunei Darussalam
2,4
81,5
18,5
6,7
958
Filipina
3,9
34,7
65,3
6,7
45
Kamboja
5,9
29
71
11,2
31
Laos
18,9
81,1
3,7
16
Malaysia
4,4
44,4
55,6
6,9
268
Singapura
3,1
32,6
67,4
7,2
536
Vietnam
7,1
39,3
60,7
8,7
72
Indonesia
2,2
54,5
45,5
6,2
44
Myanmar
1,9
11,7
88,3
0,9
10
Thailand
3,7
73,2
26,8
13,1
209
11
Bangladesh
3,4
33,6
66,4
14
12
Bhutan
4,1
80,3
19,7
10,7
151
13
India
4,1
26,2
73,8
3,7
29
14
Korea Utara
15
Maladewa
9,8
65,4
34,6
10,5
336
16
Nepal
5,1
39,7
60,3
10,9
21
17
Sri Lanka
4,2
47,5
52,5
8,5
85
18
Timor Leste
13,6
84,6
15,4
14,9
98