Professional Documents
Culture Documents
yang telah selesai bersalin sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya kira-kira 6-8 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetelia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. Perawatan masa nifas dimulai sebenarnya sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan-kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi. Bila ada perlukaan jalan lahir atau luka bekas episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan sebaik-baiknya. Penolong persalinan harus tetap waspada sekurang-kurangnya 1 jam sesudah melahirkan, untuk mengatasi kemungkinan terjadinya perdarahan post partum. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan masa nifas : 1. Mobilisasi Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan, lebih-lebih bila persalinan berlangsung lama, karena si ibu harus cukup beristirahat, dimana ia harus tidur terlentang selama 8 jama post partum untuk memcegah perdarahan post partum. Kemudian ia boleh miring ke kiri dan ke kanan untuk memcegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari kedua telah dapat duduk, hari ketiga telah dapat jalan-jalan dan hari keempat atau kelima boleh pulang. Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada adanya komplikasi persalinan, nifas, dan sembuhnya luka. 2. Diet / Makanan Makanan yang diberikan harus bermutu tinggi dan cukup kalori, yang mengandung cukup protein, banyak cairan, serta banyak buah-buahan dan
sayuran karena si ibu ini mengalami hemokosentrasi. 3. Buang Air Kecil Buang air kecil harus secepatnya dilakukan sendiri. Kadang-kadang wanita sulit kencing karena pada persalinan m.sphicter vesica et urethare mengalami tekanan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musc. sphincter ani. Juga oleh karena adanya oedem kandungan kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dengan wanita sulit kencing sebaiknya lakukan kateterisasi, sebab hal ini dapat mengundang terjadinya infeksi. Bila infeksi telah terjadi (urethritis, cystitis, pyelitis), maka pemberian antibiotika sudah pada tempatnya. 4. Buang Air Besar Buang air besar harus sudah ada dalam 3-4 hari post partum. Bila ada obstipasi dan timbul berak yang keras, dapat kita lakukan pemberian obat pencahar (laxantia) peroral atau parenterala, atau dilakukan klisma bila masih belum berakhir. Karena jika tidak, feses dapat tertimbun di rektum, dan menimbulkan demam. Sesudah bersalin, suhu badan ibu naik 0,5 C dari keadaan normal, tapi tidak melebihi 38 C. Dan sesudah 12 jam pertama suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 38 C/ mungkin telah ada infeksi. 6. Mules-mules Hal ini timbul akibat kontraksi uterus dan biasanya lebih terasa sedang menyusui. Hal ini dialami selama 2-3 hari sesudah bersalin. Perasaan sakit ini juga timbul bila masih ada sisa selaput ketuban, plasenta atau gumpalan dari di cavum uteri. Bila si ibu sangat mengeluh, dapat diberikan analgetik atau sedativa supaya ia dapat beristirahat tidur. 7. Laktasi
8. Jam sesudah persalinan si ibu disuruh mencoba menyusui bayinya untuk merangsang timbulnya laktasi, kecuali ada kontraindikasi untuk menyusui bayinya, misalnya: menderita thypus abdominalis, tuberkulosis aktif, thyrotoxicosis,DM berat, psikosi atau puting susu tertarik ke dalam, leprae. Atau kelainan pada bayinya sendiri misalnya pada bayi sumbing (labiognato palatoschizis) sehingga ia tidak dapat menyusu oleh karena tidak dapat menghisap, minuman harus diberikan melalui sonde. PEMERIKSAAN PASCA PERSALINAN Pada wanita yang bersalin secara normal, sebaiknya dianjurkan untuk kembali 6 minggu sesudah melahirkan. Namun bagi wanita dengan persalinan luar biasa harus kembali untuk kontrol seminggu kemudian. Pemeriksaan pasca persalinan meliputi : a. Pemeriksaan keadaan umum: tensi, nadi, suhu badan, selera makan, keluhan, dll b. Keadaan payudara dan puting susu. c. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektrum. d. Sekret yang keluar (lochia, flour albus). e. Keadaan alat-alat kandungan (cervix, uterus, adnexa). Pemeriksaan sesudah 40 hari ini tidak merupakan pemeriksaan terakhir, lebih-lebih bila ditemukan kelainan meskipun sifatnya ringan. Alangkah baiknya bila cara ini dipakai sebagai kebiasaan untuk mengetahui apakah wanita sesudah bersalin menderika kelainan biarpun ringan. Hal ini banyak manfaatnya agar wanita jangan sampai menderita penyakit yang makin lama makin berat hingga tidak dapat atau susah diobati. Nasihat untuk ibu post natal:
1. Fisioterapi pastnatal adalah baik diberikan 2. Susukanlah bayi anda 3. Kerjakan senam hamil 4. Ber-KB untuk menjarangkan anak dan untuk kesehatan ibu, bayi dan keluarganya. 5. Bawalah bayi untuk imunisasi. 2004 Digitized by USU digital library 2KEPUSTAKAAN Mochtar,R : Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi I, ed-2 Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1991. hal : 129-132 Prawirohardjo,S : Ilmu Kebidanan, Fisiologi Nifas dan Penanganannya, ed-I. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta 1976. hal : 187-194. 2004 Digitized by USU digital libra Infeksi Nifas
1. 2. 3. 1. 2. 3. 4.
Ektogen (kuman datang dari luar) Autogen (kuman dari tempat lain) Endogen (kuman dari jalan lahir sendiri) Selain itu, infeksi nifas dapat disebabkan oleh: Streptococcus Haemolyticus Aerobic Staphylococcus Aerus Escheria Coli Clostridium Welchii Streptococcus Haemolyticus Aerobic Streptococcus Haemolyticus Aerobic merupakan penyebab infeksi yang paling berat. Infeksi ini bersifat eksogen (misal dari penderita lain, alat yang tidak steril, tangan penolong, infeksitenggorokan orang lain). Staphylococcus Aerus Cara masuk Staphylococcus Aerus secara eksogen, merupakan penyebab infeksi sedang. Sering ditemukan di rumah sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampak sehat. Escheria Coli Escheria Coli berasal dari kandung kemih atau rektum. Escheria Coli dapat menyebabkan infeksiterbatas pada perineum, vulva dan endometrium. Kuman ini merupakan penyebab dari infeksitraktus urinarius. Clostridium Welchii Clostridium Welchii bersifat anaerob dan jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya. Infeksiini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan persalinan ditolong dukun.
5.
Infeksi lokal
Warna kulit berubah, timbul nanah, bengkak pada luka, lokia bercampur nanah, mobilitas terbatas, suhu badan meningkat.
Infeksi umum
Sakit dan lemah, suhu badan meningkat, tekanan darah menurun, nadi meningkat, pernafasanmeningkat dan sesak, kesadaran gelisah sampai menurun bahkan koma, gangguan involusi uteri,lokia berbau, bernanah dan kotor.
Vulvitis adalah infeksi pada vulva. Vulvitis pada ibu pasca melahirkan terjadi di bekas sayatanepisiotomi atau luka perineum. Tepi luka berwarna merah dan bengkak, jahitan mudah lepas, luka yang terbuka menjadi ulkus dan mengeluarkan nanah.
Vaginitis
Vaginitis merupakan infeksi pada daerah vagina. Vaginitis pada ibu pasca melahirkan terjadi secara langsung pada luka vagina atau luka perineum. Permukaan mukosa bengkak dan kemerahan, terjadi ulkus dan getah mengandung nanah dari daerah ulkus.
Servisitis
Infeksi yang sering terjadi pada daerah servik, tapi tidak menimbulkan banyak gejala. Lukaserviks yang dalam dan meluas dan langsung ke dasar ligamentum latum dapat menyebabkaninfeksi yang menjalar ke parametrium.
Endometritis
Endometritis paling sering terjadi. Biasanya demam mulai 48 jam postpartum dan bersifat naikturun. Kuman kuman memasuki endometrium (biasanya pada luka insersio plasenta) dalam waktu singkat dan menyebar ke seluruh endometrium. Pada infeksi setempat, radang terbatas padaendometrium. Jaringan desidua bersama
bekuan darah menjadi nekrosis dan mengeluarkan getah berbau yang terdiri atas keping-keping nekrotis dan cairan. Pada infeksi yang lebih berat batasendometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjalaran.
Septikemia adalah keadaan dimana kuman-kuman atau toksinnya langsung masuk ke dalam peredaran darah dan menyebabkan infeksi. Gejala klinik septikemia lebih akut antara lain: kelihatan sudah sakit dan lemah sejak awal; keadaan umum jelek, menggigil, nadi cepat 140 160 x per menit atau lebih; suhu meningkat antara 39-40 derajat Celcius; tekanan darah turun, keadaan umum memburuk; sesak nafas, kesadaran turun, gelisah.
Piemia
Piemia dimulai dengan tromflebitis vena-vena pada daerah perlukaan lalu lepas menjadi embolus-embolus kecil yang dibawa ke peredaran darah, kemudian terjadi infeksi dan abses pada organ-organ yang diserangnya. Gejala klinik piemia antara lain: rasa sakit pada daerah tromboflebitis, setelah ada penyebaran trombus terjadi gejala umum diatas; hasil laboratorium menunjukkan leukositosis; lokia berbau, bernanah, involusi jelek.
Tromboflebitis
Radang pada vena terdiri dari tromboflebitis pelvis dan tromboflebitis femoralis. Tromboflebitispelvis yang sering meradang adalah pada vena ovarika, terjadi karena mengalirkan darah dan luka bekas plasenta di daerah fundus uteri. Sedangkan tromboflebitis femoralis dapat menjaditromboflebitis vena safena magna atau peradangan vena femoralis sendiri, penjalarantromboflebitis vena uterin, dan akibat parametritis. Tromboflebitis vena femoralis disebabkan aliran darah lambat pada lipat paha karena tertekan ligamentum inguinale dan kadar fibrinogenmeningkat pada masa nifas.
Peritonitis menyerang pada daerah pelvis (pelvio peritonitis). Gejala klinik antara lain: demam,nyeri perut bawah, keadaan umum baik. Sedangkan peritonitis umum gejalanya: suhu meningkat,nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, terdapat abses pada cavum douglas, defense musculair, fasies hypocratica. Peritonitis umum dapat menyebabkan kematian 33% dari seluruh kamatian karena infeksi.
Parametritis (sellulitis pelvika)
Gejala klinik parametritis adalah: nyeri saaat dilakukan periksa dalam, demam tinggi menetap,nadi cepat, perut nyeri, sebelah/kedua belah bagian bawah terjadi pembentukkan infiltrat yang dapat teraba selama periksa dalam. Infiltrat terkadang menjadi abses.
Infeksi nifas dapat timbul selama kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga pencegahannya berbeda.
Selama kehamilan
Pencegahan infeksi selama kehamilan, antara lain: 1. 2. Perbaikan gizi. Hubungan seksual pada umur kehamilan tua sebaiknya tidak dilakukan.
Selama persalinan
Pencegahan infeksi selama persalinan adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Membatasi masuknya kuman-kuman ke dalam jalan lahir. Membatasi perlukaan jalan lahir. Mencegah perdarahan banyak. Menghindari persalinan lama. Menjaga sterilitas ruang bersalin dan alat yang digunakan.
Selama nifas
Pencegahan infeksi selama nifas antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. Perawatan luka post partum dengan teknik aseptik. Semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genital harus suci hama. Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu nifas yang sehat. Membatasi tamu yang berkunjung. Mobilisasi dini.
Pelayanan nifas merupakan pelayanan kesehatan yang sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pascapersalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas penting diberikan pada ibu dan bayi, karena merupakan masa krisis baik ibu dan bayi. Enam puluh persen (60%) kematian ibuterjadi setelah persalinan, dan 50% kematian pada masanifas terjadi 24 jam pertama. Demikian halnya dengan masa neonatus juga merupakan masa krisis dari kehidupan bayi. Dua pertiga kematian bayi terjadi 4 minggu setelahpersalinan, dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi 7 hari setelah lahir.
3. 4. 5.
Memastikan ibu cukup istirahat, makanan dan cairan. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitanmenyusui. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
10. Menunjukkan perasaan menghargai di setiap kesempatan. 11. Saat perasaan tidak aman muncul, segeralah akhiri kunjungan.
3.
Gizi
Pendidikan kesehatan gizi untuk ibu menyusui antara lain: konsumsi tambahan 500 kalori setiap hari, makan dengan diet berimbang, minum sedikitnya 3 liter air setiap hari, tablet zat besi harus diminum selama 40 hari pasca bersalin dan minum kapsul vitamin A (200.000 unit).
Kebersihan diri
Pendidikan kesehatan kebersihan diri untuk ibu nifas antara lain: menganjurkan kebersihanseluruh tubuh; mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin; menyarankan ibu untuk mengganti pembalut; menyarankan ibu untuk cuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin; jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, menyarankan untuk menghindari menyentuh daerah luka.
sIstirahat / tidur
Pendidikan kesehatan untuk ibu nifas dalam hal istirahat/tidur meliputi: menganjurkan ibu untuk cukup istirahat; menyarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah secara perlahan-lahan; menjelaskan pada ibu bahwa kurang istirahat akan pengaruhi ibu dalam jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan, menyebabkandepresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi serta diri sendiri.
Pemberian ASI
Pendidikan kesehatan untuk ibu nifas dalam pemberian ASI sangat bermanfaat, karena pemberian ASI merupakan cara yang terbaik untuk ibu dan bayi. Oleh karena itu, berikan KIE tentang proses laktasi dan ASI; mengajarkan cara perawatan payudara.
Perdarahan
post
pasca
persalinanadalah
salah
satu
penyebab kematian
daninfeksi. Perdarahan menempati prosentase tertinggi penyebab kematian ibu (28%). Di berbagai negara paling
sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, proporsinya berkisar antara kurang dari 10-60 %. Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami pendarahan pascapersalinan, namun selanjutnya akan mengalami kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan (WHO).
Retensio plasenta
Gejala : plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera, uterus berkontraksi dan keras. Penyulit: tali pusat putus akibat traksi berlebihan, inversio uteri akibat tarikan, perdarahanlanjutan.
Inversio uteri
Insidensi : 1 dari 2500 kelahiran Faktor resiko: atonia uteri, traksi tali pusat berlebihan, manual plasenta, plasentasi abnormal,kelainan uterus dan plasentasi pada fundus. Gejala: uterus tidak teraba, lumen vagina terisi massa, tampak tali pusat, nyeri perut akut dansyok (30%). Penyulit: neurogenik syok, pucat dan limbung.
Ruptur uteri
Insidensi: 1 dari 2000 kelahiran. Faktor resiko: riwayat pembedahan uterus sebelumnya, persalinan terhambat, pemakaianoksitosin berlebihan, posisi janin abnormal, manipulasi uterus dalam persalinan.
Plasentasi abnormal
Paling sering adalah plasenta akreta. Faktor resiko: riwayat pembedahan uterus sebelumnya, plasenta previa, kebiasaan merokok, multi grande para.
Koagulopati
Koagulopati kongenital dapat menjadi komplikasi pada 1-2 per 10.000 kehamilan. Penyebab: terapi antikoagulan dan koagulan konsumtif yang disebabkan oleh komplikasi obstetrik.
Setelah bersalin, ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu, ibu harus istirahat. Mobilisasi yang dilakukan tergantung padakomplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka. Ambulasi dini (early ambulation) adalah mobilisasi segera setelah ibu melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya. Ibu post partum diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya 24-48 jam setelah melahirkan. Anjurkan ibu untuk memulai mobilisasi dengan miring kanan/kiri,duduk kemudian berjalan. Keuntungan ambulasi dini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. Ibu merasa lebih sehat dan kuat Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru dan perkemihan lebih baik Memungkinkan untuk mengajarkan perawatan bayi pada ibu Mencegah trombosis pada pembuluh tungkai Sesuai dengan keadaan Indonesia (sosial ekonomis). Menurut penelitian mobilisasi dini tidak berpengaruh buruk, tidak menyebabkan perdarahanabnormal, tidak mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi maupun luka di perut, serta tidak memperbesar kemungkinan prolapsus uteri. Early Referensi Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 97-115). Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 71-76). Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 101-118). blogs.unpad.ac.id/lidyasuhana/files/2010/04/Kebutuhan-dasar-ibu-nifas-PTM-6.pdf diunduh tgl 21 okt.2010,10.11 AM bidankusholihah.blogspot.com/2009/04/kebutuhan-dasar-ibu-nifas-dan-menyusui.html diunduh tgl 21 okt.2010,10.13 AM tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/kebutuhan-dasar-ibu-nifas.html diunduh tgl 21 okt.2010,10.14 AM ambulation tidak dianjurkan pada ibu post partum dengan penyulit, seperti anemia,penyakit jantung, penyakit paru-paru, demam, dan sebagainya.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Involusi uterus. Involusi tempat plasenta. Perubahan ligamen. Perubahan serviks. Lochia. Perubahan vulva, vagina dan perineum. Involusi Uterus Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil. Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:
1. 2. 3.
Iskemia Miometrium Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dariuterus setelah pengeluaran plasenta sehingga membuat uterus menjadi relatif anemi dan menyebabkan serat otot atrofi. Atrofi jaringan Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian hormon esterogen saat pelepasan plasenta. Autolysis Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterus.Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah mengendur hingga panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi selamakehamilan. Hal ini disebabkan karena akan penurunan hormon estrogen dan progesteron.
4.
menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah keuterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan. Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil seperti sebelum hamil. Perubahanperubahannormal pada uterus selama postpartum adalah sebagai berikut:
Tinggi Fundus Uteri Setinggi pusat Pertengahan pusat dan simpisis Tidak teraba Normal
Dibawah ini dapat dilihat perubahan tinggi fundus uteri pada masa nifas.
Gambar. Tinggi fundus uteri pada masa nifas sInvolusi Tempat Plasenta
Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, dengan cepat luka mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkan karena diikutipertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka. Regenerasi endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta selama sekitar 6 minggu. Pertumbuhan kelenjar endometrium ini berlangsung di dalam decidua basalis. Pertumbuhan kelenjar ini mengikis pembuluh darah yang membeku pada tempat implantasi plasenta hingga terkelupas dan tak dipakai lagi pada pembuangan lokia. Referensi Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 73-80) Bambang, W. 2009. Masa Nifas. obfkumj.blogspot.com/ diunduh 9 Feb 2010, 04:07 PM. Dessy, T., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan Mambaul Ulum Surakarta. scribd.com/doc/17226035/Post-Partum-Oke diunduh 8 Feb 2010, 11:46 PM. scribd.com/doc/21899776/BAB-I?secret_password=&autodown=pdf diunduh 9 Feb 2010, 07:58 PM. Kuliahbidan. 2008. Perubahan dalam Masa Nifas. kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/19/perubahan-dalam-masanifas/ diunduh 6 Feb 2010, 02:25 PM. Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 53-57). Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 77-79). Zietraelmart. 2008. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. zietraelmart.multiply.com/journal/item/22/PERUBAHAN_FISIOLOGIS_MASA_NIFAS diunduh 6 Feb 2010, 02:35 PM. Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas
Proses adaptasi psikologi sudah terjadi selama kehamilan, menjelang proses kelahiran maupun setelah persalinan. Pada periode tersebut, kecemasan seorang wanita dapat bertambah. Pengalaman yang unik dialami oleh ibu setelahpersalinan. Masa nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi. Tanggung jawab ibu mulai bertambah. Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai berikut: 1. Fungsi menjadi orang tua
2. 3. 4. 1. 2. 3.
Respon dan dukungan dari keluarga Riwayat dan pengalaman kehamilan serta persalinan Harapan, keinginan dan aspirasi saat hamil dan melahirkan Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain: Fase taking in Fase taking hold Fase letting go Fase Taking In Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung dari hari pertama sampai hari ke dua setelah melahirkan. Ibu terfokus pada dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya. Ketidaknyamanan yang dialami antara lain rasa mules, nyeri pada luka jahitan, kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini adalah istirahat cukup,komunikasi yang baik dan asupan nutrisi. Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah:
1. 2. 3. 4.
Kekecewaan pada bayinya Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya Fase Taking Hold Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah tersinggung. Hal yang perlu diperhatikan adalah komunikasi yang baik, dukungandan pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang perawatan diri dan bayinya. Tugasbidan antara lain: mengajarkan cara perawatan bayi, cara menyusui yang benar, cara perawatanluka jahitan, senam nifas, pendidikan kesehatan gizi, istirahat, kebersihan diri dan lain-lain. Fase Letting Go Fase ini merupakan fase menerima tanggungjawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri akan peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi. Kebutuhan akan istirahat masih diperlukan ibu untuk menjaga kondisi fisiknya. Hal-hal yang harus dipenuhi selama nihas adalah sebagai berikut:
1. 2. 3. 4.
Fisik.Istirahat, asupan gizi, lingkungan bersih Psikologi.Dukungan dari keluarga sangat diperlukan Sosial.Perhatian, rasa kasih sayang, menghibur ibu saat sedih dan menemani saat ibu merasa kesepian Psikososial. Referensi Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 87-96). Irhami. 2010.Proses Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas.zikra-myblog.blogspot.com/2010/06/zikra-proses-adaptasipsikologis-ibu.html Diunduh 19 Oktober 2010 Pukul 08.55 PM Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 63-69). Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 85-100).
The_wie. 2009. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Dalam Masa Nifas. the2w.blogspot.com/2009/10/proses-adaptasipsikologis-ibu-dalam.html Diunduh 19 Oktober 2010 Pukul 08.55 PM