You are on page 1of 9

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Kulit merupakan salah satu organ tubuh yang mempunyai peranan penting dalam sistem fisiologi tubuh. Kulit berfungsi sebagai indra perasa yang menerima rangsangan panas, dingin, rasa sakit, halus dan sebagainya. Kulit yang berfungsi menjaga stabilitas suhu badan dan mencegah penguapan air yang berlebihan. Dalam hal pencegahan infeksi, kulit merupakan pelindung yang menghalangi masuknya mikroba dan bahan-bahan asing lain yang mempunyai sifat patogenik. Kulit sebagai alat ekskresi kelenjar minyak (Anonim, 2008). Luka bakar yaitu luka yang disebabkan oleh suhu tinggi, dan disebabkan banyak faktor, yaitu fisik seperti api, air panas, listrik seperti kabel listrik yang mengelupas, petir, atau bahan kimia seperti asam atau basa kuat (Triana, 2007). Luka bakar atau combustio merupakan masalah yang sangat signifikan oleh karena itu perlu penanganan yang spesifik dan membutuhkan tenaga medis yang profesional. Kurang lebih 2,5 juta orang mengalami luka bakar di AS setiap tahunnya. Dari kelompok ini, 200 ribu pasien memerlukan penanganan rawat jalan dan 100 ribu pasien dirawat di rumah sakit. Sekitar 12 ribu orang meninggal setiap tahunnya akibat luka bakar dan cedera inhalasi yang berhubungan dengan luka bakar. 1 juta hari hilang setiap tahunnya karena luka bakar (Brunner & Suddarth, 2002).

Lebih separuh dari kasus kasus luka bakar yang dirawat di rumah sakit harusnya dapat dicegah. Perawat dapat memainkan peran yang aktif dan pencegahan kebakaran dan luka bakar dengan mengajarkan konsep-konsep pencegahan dan mempromosikan UU tentang pengamanan kebakaran. Anakanak kecil dan orang tua merupakan populasi yang beresiko tinggi untuk mengalami luka bakar. Kaum remaja Pria dan Wanita dalam usia kerja juga lebih sering menderita luka bakar daripada yang diperkirakan lewat representasinya dalam total populasi. Sebagian besar luka bakar terjadi di rumah. Memasak, memanaskan atau menggunakan alat-alat listrik merupakan pekerjaan yang lazimnya terlibat dalam kejadian ini. Kecelakaan industri juga menyebabkan banyak kejadian luka bakar (Triana, 2007). The National Institute of Burn Medicine yang mengumpulkan data-data statistic dari berbagai pusat luka bakar di seluruh AS mencatat bahwa

sebagian besar pasien (75%) merupakan korban dari perbuatan mereka sendiri. Tersiram air mendidih pada anak- anak yang baru belajar berjalan, bermain-main dengan korek api pada usia anak sekolah, cedera karena arus listrik pada remaja laki- laki, penggunaan obat bius, alkohol serta sigaret pada orang dewasa semuanya ini turut memberikan kontribusi pada angka statistik tersebut (Brunner & Suddarth, 2001). Banyaknya faktor prognosis luka bakar data di Indonesia belum ada yang rinci. Dengan mengetahui faktor prognosis yang terpenting tepat. akan

dimungkinkan

menetapkan

penatalaksanaan

Penelitian

menggunakan subyek penderita luka bakar rawat inap di RSCM januari 1998

sampai mei 2001, dari 156 penderita didapat angka mortalitas

27,6%

penderita terbanyak berusia 19 tahun, laki-laki lebih banyak dari perempuan. Penyebab terkena api (55,1%) dan terjadi di rumah (72,4%). Ditemukan luka bakar terbanyak derajat II (76,9%) dengan luas terbanyak 27% (Srikats, 2008). Penyembuhan luka merupakan proses biologis yang dinamis meliputi berbagai mekanisme yang kompleks yaitu : berbagai fase pembekuan darah, proses inflamasi, proliferasi sel, pertumbuhan atau pembentukan pembuluh darah baru dan rekonstruksi matriks ekstrasel atau repair dan remodeling. Interaksi faktor-faktor pertumbuhan dan sel epitel fibroblast dan sel endotel berperan penting dalam proses biologis penyembuhan luka. Transplantasi jaringan kulit sampai saat ini masih merupakn pilihan utama untuk menutup jaringan lukit yang terbuka luas. Metode transplantasi ini menimbulkan

berbagai masalah seperti timbulnya jaringan parut, nyeri permanen pada bagian kulit yang di ambil dan lain-lain (Triana, 2007). Data yang didapat penulis di lahan praktek RSUD Jayapura Ruang Bedah Wanita sejak Januari Juni 2011 mencatat bahwa penderita luka bakar yang dirawat sebanyak 7 orang dimana laki-laki 1 (satu) orang, dan perempuan 6 (enam) orang. Usia anak-anak 3 (tiga) orang dan dewasa (4) orang (Rekam Medik RSUD Jayapura, 2011) Dari data diatas penulis menyimpulkan masih tingginya angka orang mengalami kejadian luka bakar dengan derajat kedalaman yang berbeda dan penyebab yang berbeda beserta konsekuensinya harus dilakukan upaya-upaya

promotif, kuratif, preventif, dan rehabilitatif. Dan peran perawat sangatlah penting untuk menumbuhkan kembali rasa percaya diri, membantu beradaptasi terhadap berbagai perubahan pada dirinya yang berkaitan dengan proses patologi penyakit sehingga keadaan yang lebih buruk dapat dicegah. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk menulis dan menyusun Karya Tulis Ilmiah berjudul Asuhan Keperawatan Pada Klien Nn.MD Dengan Luka Bakar 36 % Grade II di ruangan bedah wanita RSUD Jayapura. Seiring dengan eraglobalisasi dan pembangunan yang bermutu dengan memandang aspek bio, psiko, sosial, spiritual dan sosial yang holistic (komprehensif), baik kepada orang yang sakit maupun yang sehat.

B. TUJUAN PENULISAN Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut : 1. Tujuan umum Mengetahui masalah asuhan keperawatan pada penyakit luka bakar atau Combustio 2. Tujuan khusus a. Mampu melakukan pengkajian terhadap Ny.MD dengan Luka Bakar atau Combustio b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada Ny.MD dengan

Luka Bakar atau Combustio

c. Mampu melakukan intervensi keperawatan dan rasional pada Ny.MD dengan Luka Bakar atau Combustio untuk mengurangi dan menghilangkan masalah klien. d. Mampu melaksanakan implementasi pada Ny.MD dengan Luka Bakar atau Combustio dilakukan sesuai rencana atau intervensi yang tepat, pada situasi yang tepat. e. Mampu melakukan evaluasi dari intervensi yang telah dilakukan pada Ny.MD dengan Luka Bakar atau Combustio, untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai atau belum. f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah

dilakukan pada Ny.MD dengan Luka Bakar secara lengkap dan sistematis.

C. METODE PENULISAN Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan rancangan studi kasus melalui pendekatan proses keperawatan. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut :

1. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data secara langsung antara perawat dan klien. Dalam tahap ini perawat mendapat reapon langsung dari klien melalui tatap muka dan pertanyaan yang diajukan.

Data wawancara adalah semua ungkapan klien, tenaga kesehatan, atau orang lain yang berkepentingan, termasuk keluarga, teman, dan orang terdekat klien (Asmadi, 2008) 2. Observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan visual dengan menggunakan panca indera. Unsur terpenting dalam observasi adalah mempertahankan objektivitas penilaian. Mencatat hasil observasi secara khusus tentang apa yang dilihat, dirasa, didengar, dicium, dan dikecap akan lebih akurat dibandingkan mencatat interpretasi seseorang tentang hal tersebut (Asmadi, 2008). 3. Pemeriksaan Fisik Menurut Priharjo, Robert (2007) Pemeriksaan fisik adalah

pemeriksaan yang dilakukan mulai dari kepala hingga kaki (Head to Toe), yang meliputi: a. Inspeksi Inspeksi adalah suatu proses observasi dengan menggunakan mata. Inspeksi dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik. Mulai melakukan inspeksi pada saat pertama kali bertemu dengan pasien, amati hal-hal yang umum kemudian hal-hal yang khusus. b. Palpasi Palpasi atau periksa raba adalah suatu teknik yang dilakukan menggunakan sentuhan atau rabaan. Metode ini dikerjakan

untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ. Palpasi biasa dilakukan terakhir setelah inspeksi, auskultasi, dan perkusi. Dalam melakukan palpasi, hanya sentuh bagian tubuh yang akan diperiksa. c. Perkusi Perkusi adalah suatu metode pemeriksaan dengan cara mengetuk. Tujuannya adalah untuk menentukan batas-batas organ atau membandingkan kiri kanan pada setiap daerah permukaan tubuh. Dengan perkusi kita dapat membedakan apa yang ada dibawah jaringan (udara, cairan, atau zat padat). d. Auskultasi Auskultasi adalah merupakan metode pengkajian yang

menggunakan stetoskop untuk memperjelas pendengaran. Perawat menggunakan stetoskop untuk mendengar kan bunyi jantung, paru-paru, bising usus, serta untuk mengukur tekanan darah dan nadi. 4. Studi Dokumentasi Dokumentasi merupakan aspek yang penting dalam pengkajian data riwayat kesehatan dan pengkajian fisik. Setelah pengumpulan data selesai dilakukan, perawat harus dapat mengorganisasikan data dan mencatatnya dengan cara yang tepat dan benar.

5. Studi Kepustakaan Dalam metode ini penulis memperoleh data dari buku-buku referensi yang ada kaitannya dengan kasus penyakit Luka Bakar atau Combustio, dan catatan lainnya serta sumber-sumber yang ada

hubungannya dengan Karya Tulis ini, seperti dari internet, majalah, atau artikel lain.

D. MANFAAT PENULISAN Adapun manfaat penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Institusi Sebagai tolak ukur keberhasilan proses belajar mengajar didalam pembelajaran klinikal keperawatan dan penerapan laboratorium klinik didalam proses pembelajaran yang telah terjadi dan sebagai bahan masukan guna pengembangan selanjutnya. 2. Bagi Lahan Praktek Sebagai sumbangan pikiran terhadap peningkatan mutu pelayanan keperawatan khususnya asuhan keperawatan dengan kasus Luka Bakar atau Combustio dan sebagai masukan atau bahan pembanding antar institusi pelayanan dalam hal perkembangan ilmu keperawatan.

3. Bagi Penulis a. Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan Pendidikan D-III Keperawatan di Politeknik Kesehatan Jayapura b. merupakan suatu pengalaman yang nyata dalam

mengaplikasikan ilmu keperawatan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan. c. Meningkatkan pengetahuan penulis dalam membuat Asuhan Keperawatan sesuai dengan Standar Asuhan Keperawatan. 4. Untuk Penderita Luka Bakar ( Combustio ) a. Dapat menerima jasa pelayanan keperawatan secara

komprehensif dan penanganan secara cepat dan tepat. b. Meningkatkan pengetahuan serta kesadaran klien tentang Luka Bakar atu Combustio, sehingga mengetahui cara pemulihan / penyembuhan. 5. Untuk Pembaca Sebagai bahan referensi terbaru dan informasi untuk diketahui tentang penyakit Luka Bakar atau Combustio

You might also like