You are on page 1of 16

1Alat peraga perkalian matriks sebagai media pembelajaran yang

menyenangkan

I. A. Latar Belakang Dalam menghadapi

PENDAHULUAN

era

globalisasi

yang

diiringi

dengan

perkembangan IPTEK yang sangat pesat, maka peningkatan kualitaskualitas sumber daya manusia mempunyai posisi yang strategis bagi keberhsilan dan kelanjutan pembangunan nasional. Oleh sebab itu, upaya tersebut mutlak harus mendapat perhatian yang sungguhsungguh dan harus dirancang secara sistematis dan seksama

berdasarkan pemikiran yang matang. Wadah yang tepat bagi upaya peningkatan kualitas sumber daya manussia adalah pendidikan. Ada beberapa indikator dalam peningkatan mutu pendidikan antara lain melalui peningkatan kinerja guru dan peningkatan mutu pelajaran yang melibatkan MBS, Pakem, serta peran serta masyarakat (PSM). Dalam kaitannya dengan Pakem, guru dituntut untuk menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, yaitu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Situasi pakem tersebut harus diupayakan untuk semua mata pelajaran. Dengan begitu, diharapkan peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai secara optimal. Selaras dengan apa yang dikatakan Bobbi Deporter dalam bukunya

Quantum learning bahwa agar efektif belajar dapat dan harus menyenangkan. Untuk membuat siswa menyenangi suatu mata pelajaran yang diajarkan, guru dituntut kreatif menciptakan situasi pembelajaran yang inovatif dengan mengerahkan secara optimal sumber daya dan sumber dana yang ada. Di sinilah tantangan bagi guru agar bisa meramu pembelajaran menjadi menarik dan

Problematika Pendidikan Matematika

2Alat peraga perkalian matriks sebagai media pembelajaran yang


menyenangkan

menyenangkan.

Matematika

yang

merupakan

salah

satu

mata

pelajaran yang paling tidak disukai anak-anak menuntut seorang guru yang betul-betul kreatif dan inovatif dalam menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan. Matematika yang notabene merupakan mata pelajaran yang berisi simbol-simbol dan sarat verbalisme merupakan tantangan tersendiri bagi guru matematika. Terutama di sekolah dasar siswa harus betul-betul didekatkan dengan hal-hal yang bersifat kongkret dalam penanaman konsep dasar. Siswa sekolah dasar secara psikologi empat puluh persennya masih suka bermain. Guru harus masuk pada dunia anak untuk menemukan formulasi pembelajaran dengan tingkat pencapaian yang optimal. Guru sebagai faktor penentu dan paling berpengaruh dalam hal

menanamkan konsep terhadap siswa. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran, kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran serta kemampuan guru dalam menetapkan media pembelajaran sanagt menentukan terhadap keberhasilan proses pembelajaran, di samping adanya potensi dan kemauan siswa sendiri. Terilhami oleh suatu ungkapan saya mendengar lalu saya lupa, saya melihat lalu saya ingat, saya berbuat lalu saya mengerti, maka penulis berasumsi bahwa pemakaian media pembelajaran menjadikan anak bisa melihat dan berbuat tidak hanya mendengar. Oleh karena itu, dalam tulisan ini penulis memperkenalkan sebuah media pembelajaran yang berupa alat peraga perkalian tekhnik John Napier yang popular dengan istilah tulang Napier. Dengan alat peraga perkalian ini siswa bisa bermain dengan angka-angka untuk dicari hasil

Problematika Pendidikan Matematika

3Alat peraga perkalian matriks sebagai media pembelajaran yang


menyenangkan

kalinya. Di sisi lain, dengan makalah ini penulis ingin meningkatkan minat belajar anak terhadap matematika serta menghilangkan asumsi anak bahwa pelajaran matematika membosankan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah adalah Bagaimana perkalian menjadi hal yang menyenangkan dengan menggunakan alat peraga Matriks?

C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam

penulisan makalah ini adalah Untuk mengetahui penggunaan alat peraga Matrikspada materi perkalian. D. Manfaat Penulisan Manfaat penulisan makalah ini, yaitu: 1. Sebagai bahan masukan bagi guru agar lebih kreatif dalam membuat alat peraga yang sesuai dengan materi, siswa dan lingkungan sekitar. 2. Sebagai salah satu acuan bagi guru dalam menggunakan alat peraga untuk materi operasi perkalian bilangan tertentu dengan satuan. 3. Sebagai sumber belajar bagi siswa dan memudahkan dalam penanaman konsep pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 4. Sebagai Intelectual Exercise bagi penulis

Problematika Pendidikan Matematika

4Alat peraga perkalian matriks sebagai media pembelajaran yang


menyenangkan

A. Pembatasan istilah Makalah ini membatasi pada pembelajaran Matematika

khususnya pada tingkat matematika sekolah dasar. Penggunaan alat peraga yang dimaksud adalah penggunaan alat peraga Matriksdalam pembelajaran matematika khususnya materi perkalian yang meningkatkan menghilangkan membosankan. minat belajar anak terhadap matematika dapat serta

asumsi

anak

bahwa

pelajaran

matematika

I.

PEMBAHASAN

A. Teori Belajar Matematika Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang paling tidak disukai oleh anak-anak. Kenyataan di lapangan membuktikan cukup banyak siswa yang tidak suka bahkan membenci mata pelajaran matematika. Dalam benak mereka matematika merupakan mata pelajaran yang sangat sulit untuk dimengerti bahkan membosankan. Hal ini menjadi dilema bagi para pendidik dan para ahli, karena matematika merupakan salah satu pengetahuan untuk sains dan teknologi yang sangat perlu bagi kelanjutan pembangunan. Apalagi

Problematika Pendidikan Matematika

5Alat peraga perkalian matriks sebagai media pembelajaran yang


menyenangkan

dalam memasuki abad ke -21 yang ditandai dengan kemajuan dalam perkembangan IPTEK, pengetahuan siap dan kepiawaian berpikir logis yang dikembangakan dalam pelajaran matematika sangat diperlukan. Bruner dalam teorinya menyatakan bahwa belajar matematika akan berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur-struktur yang termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, di samping hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur. Lebih lanjut Bruner mengungkapkan bahwa dalam proses belajar siswa sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Dengan alat peraga

tersebut, siswa dapat melihat langsung bagaimana keteraturan serta pola yang terdapat dalam benda yang diperhatikannya. Keteraturan tersebut kemudian oleh siswa dihubungkan dengan keteraturan intuitif yang telah melekat pada dirinya. Nampaklah bahwa Bruner sangat menyarankan keaktifan siswa dalam proses belajar secara penuh. Lebih disukai lagi bila proses ini berlangsung di tempat yang khusus, yaitu tempat yang dilengkapi dengan objek-objek untuk dimanipulasi siswa. Berdasarkan uraian di atas dapatlah dikatakan bahwa betapa pentingnya media pembelajaran untuk menunjang keberhasilan dalam pembelajaran. B. Alat Peraga dalam Pengajaran Matematika Sejak tahun 50-an sampai tahun 70-an tidak kurang dari 20 rangkuman penelitian penggunaan alat peraga dalam pengajaran matematika. Di antaranya yang paling lengkap adalah rangkuman Dr. Higgins dan Dr.Suydan tahun 1976, yang antara lain menyimpulkan :

Problematika Pendidikan Matematika

6Alat peraga perkalian matriks sebagai media pembelajaran yang


menyenangkan

1) Pada umumnya penelitian itu berkesimpulan bahwa pemakaian alat peraga dalam pengajaran matematika itu berhasil atau efektif dalam mendorong prestasi siswa. 2) Sekitar 60% lawan 10% menunjukkan keberhasilan yang

meyakinkan dari belajar dengan alat peraga terhadap yang tidak memakai. Besarnya persentase yang menyatakan bahwa

penggunaan alat peraga itu paling tidak hasil belajarnya sama dengan yang tidak menggunakan alat peraga adalah 90%. 3) Manipulasi alat peraga itu penting bagi siswa SD di semua tingkatan. 4) Ditemukan sedikit bukti bahwa manipulasi alat peraga itu hanya berhasil ditingkat yang lebih rendah. Ada beberapa fungsi atau manfaat dari penggunaan alat peraga dalam pengajaran matematika, di antaranya: 1) Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak mengikuti pelajaran matematika dengan gembira, sehingga minatnya

mempelajari matematika semakin besar. Anak akan terangsang, senang, tertarik, dan bersikap positif terhadap pengajaran

matematika. 2) Dengan disajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk kongkret, maka siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti. 3) Alat peraga dapat membantu daya tilik ruang, karena tidak membayangkan bentuk-bentuk geometri terutama bentuk geometri ruang sehingga dengan melalui gambar dan benda-benda nyatanya

Problematika Pendidikan Matematika

7Alat peraga perkalian matriks sebagai media pembelajaran yang


menyenangkan

akan

terbantu

daya

tiliknya

sehingga

lebih

berhasil

dalam

belajarnya. 4) Anak akan menyadari adanya hubungan antara pengajaran dan benda-benda yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan masyarakat. 5) Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk kongkret, yaitu dalam bentuk model matematika dapat dijadikan objek penelitian dan dapat pula dijadikan alat untuk penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru. Alat peraga untuk menerangkan konsep matematika itu dapat berupa benda nyata dan dapat pula berupa gambar atau diagramnya. Alat peraga yang berupa benda-benda real itu memiliki keuntungan dan kelemahan. Keuntungan benda-benda nyata itu dapat dipindahpindahkan atau dimanipulasikan sedangkan kelemahannya tidak dapat disajikan dalam bentuk tulisan atau buku. Karenanya untuk bentuk tulisan kita buat gambarnya atau diagramnya tetapi tetap masih memiliki kelemahan karena tidak dapat dimanipulasikan berbeda dengan benda-benda nyatanya. C. Alat Peraga Perkalian Tulang Napier Alat peraga perkalian matriksini dapat dibuat dari papan atau triplek dan bisa pula dari kertas yang tebal. Kemudian dibuat kolomkolom seperti matrik. Selanjutnya alat peraga ini dibentuk sedemikian rupa sehingga bisa ditempeli angka-angka. Untuk lebih jelas lagi model alat peraga yang dimaksud tergambar seperti berikut:

Problematika Pendidikan Matematika

8Alat peraga perkalian matriks sebagai media pembelajaran yang


menyenangkan

Keterangan: - Kolom 1,2,3,4,5,6,7 merupakan tempat bilangan yang akan dikalikan. - Kolom 8 adalah hasil kali kolom 1 dan 5 - Kolom 9 adalah hasil kali kolom 2 dan 5 - Kolom 10 adalah hasil kali kolom 3 dan 5 - Kolom 11 adalah hasil kali kolom 4 dan 5 dsan seterusnya - Kolom a,b,c,d, e, f, dan g tempat hasil akhir setelah melalui proses penjumlahan secara menyamping ke bawah menurut arah garis miring - Kolom X adalah kolom penunjuk opersi perkalian. - Untuk bilangan yang hasil kalinya hanya satu angka maka diberi nol pada angka di depannya. Contoh: 1 X 8 = 08 Berikut ini akan disajikan contoh soal untuk perkalian dua angka Misalnya : 78 X 59

Problematika Pendidikan Matematika

9Alat peraga perkalian matriks sebagai media pembelajaran yang


menyenangkan

Jadi, hasil kali 78 dengan 59 = 4602 Alat peraga perkalian Matriksini sangat cocok untuk digunakan pada siswa kelas rendah, sebab siswa akan belajar perkalian sambil bermain. Di sisi yang lain, siswa akan menghafal perkalian 1 sampai dengan sepuluh tanpa terkesan dipaksakan. Seperti yang pernah dilakukan oleh peneliti sendiri dengan menggunakan alat peraga perkalian model matrik ini proses pembelajaran menjadi lebih hidup, baik dari segi partisipasi, kecekatan maupun kegairahan dalam belajar. D.Model Langkah-langkah Pembelajarannya Penyajian program pembelajaran yang yang dapat ditempuh meliputi prosedur atau langkah-langkah antara lain kegiatan awal

(pendahuluan), kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut akan disajikan langkah-langkah pembelajaran yang bisa menjadi salah satu alternatif dalam mengajar. 1) Kegiatan awal (10 menit) Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan awal ini antara lain : a. Penyampaian tujuan pembelajaran

Problematika Pendidikan Matematika

10Alat peraga perkalian matriks sebagai media pembelajaran yang


menyenangkan

b. Mengadakan apersepsi yakni menjajaki tingkat pemahaman tentang perkalian bilangan satuan dengan mengajukan beberapa pertanyaan misalnya : 7 x 7 = . 6 x 9 = . 2) Kegiatan Inti (60menit) Kegiatan inti pada pertemuan ini difokuskan pada pemahaman siswa tentang penggunaan alat peraga perkalian model matrik. Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan inti antara lain : a. Guru menerangkan cara penggunaan alat peraga perkalian model matrik yang telah dipersiapkan lebih dulu oleh guru b. Siswa diminta membuat satu soal perkalian dua bilangan dan menuliskannya di papan tulis. Misalnya 1534 x 678 = . c. Dengan bimbingan guru siswa memasukkan angka-angka ke dalam kotak kolom yang sesuai.

d. Dengan bimbingan guru siswa secara bergantian mengisikan hasil perkalian ke dalam kolom yang sesuai.

Problematika Pendidikan Matematika

11Alat peraga perkalian matriks sebagai media pembelajaran yang


menyenangkan

e. Dengan bimbingan guru siswa menjumlahkan hasil akhir pada kotak kolom yang sesuai secara menyilang. Lihat contoh berikut !

Jadi, 1534 x 678 = 1.040.052 f. Setelah paham betul siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Setiap anggota dari setiap kelompok akan berlomba diadu kecepatannya dalam mengerjakan soal perkalian yang soalnya dibuat oleh siswa sendiri. Ketua kelompok yang dipilih anggota oleh guru ditunjuk menjadi tutor sebelum diadakan kompetisi. Jadi, teman yang kurang paham ada kesempatan bertanya kepada tutornya.

Problematika Pendidikan Matematika

12Alat peraga perkalian matriks sebagai media pembelajaran yang


menyenangkan

g. Guru memilih salah satu anggota dari setiap anggota kelompok untuk berkompetisi di depan kelas sebagai wakil dari timnya. Salah seorang siswa mengukur kecepatan waktunya. h. Hasil perolehan kemenangan ditulis di papan tulis. Kelompok mana yang paling cepat dalam mengerjakan soal? i. Selanjutnya tampilan alat peraga perkalian model matrik bisa dipindah ke dalam buku. Murid membuat soal perkalian dalam buku untuk kemudian dikerjakan oleh teman sebangkunya. 3) Kegiatan akhir (10 menit ) Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru pada kegiatan akhir ini antara lain : a. Refleksi kesulitan maupun kemudahan yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran b. Memberikan pekerjaan rumah pada siswa

Problematika Pendidikan Matematika

13Alat peraga perkalian matriks sebagai media pembelajaran yang


menyenangkan

I.

PENUTUP

Kesimpulan Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1) Alat peraga matematika sangat diperlukan untuk menciptakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. 2) Alat peraga perkalian model matrik dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran matematika yang menyenangkan. 3) Untuk siswa kelas rendah alat peraga perkalian model matrik ini sangat efektif untuk membuat anak belajar sambil bermain. Saran-saran Sebagai akhir dari tulisan ini penulis ingin memberikan saran-saran: 1) Setelah disadari bahwa mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang paling tidak disukai siswa, maka hendaklah seorang guru mampu meramu pembelajaran matematika,

khususnya perkalian menjadi pembelajaran yang menarik dan disukai oleh siswa. 2) Seorang guru dituntut kreatif dan berjiwa inovatif dalam mendesain pembelajaran matematika sehingga menarik, efektif, dan efisien dengan cara manfaatkan sumber-sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah. 3) Seorang guru hendaknya mampu mengadakan penelitian-penelitian sederhana yang bertujuan untuk menemukan formula-formula baru

Problematika Pendidikan Matematika

14Alat peraga perkalian matriks sebagai media pembelajaran yang


menyenangkan

bagi system pembelajaran yang lebih inovatif untuk meningkatkan mutu pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali,

Muhammad.1984.

Guru

dalam

Proses

Belajar

Mengajar.

Bandung:Sinar Baru Darhim, dkk. Materi Pokok Pendidikan Matematika 2.

Jakarta:Depdikbud Depdikbud.1990.Kurikulum Program Depdikbud Depdikbud.1995. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis. Depdikbud. 1995. Pendidikan Matematika. Jakarta:Depdikbud Deporter, Bobbie.2001.Quantum Learning.Bandung:MMU Lithanta, Agus. 2003. Penggunaan Alat Peraga Perkalian model matrik sebagai Media Pembelajaran Matematika. Moedjiono,dkk.1991. Pemilihan dan Penggunaan Media Instruksional. Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Malang. Polla, Gerardus. 2001. Upaya Menciptakan Pengajaran Matematika yang Menyenangkan. Buletin Pelangi Pendidikan Pendidikan SD) Dasar Tahun Garis-Garis 1994. Besar :

Pengajaran(GBPP

Jakarta

Problematika Pendidikan Matematika

15Alat peraga perkalian matriks sebagai media pembelajaran yang


menyenangkan

DAFTAR PUSTAKA Hudoyo, Herman. 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang: IKIP Malang. Slameto. 1987. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Bina Aksara. Sriyono. 1992. Tekhnik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana.1991. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Suherman, Erman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA Suherman, Erman dan Winataputra, Udin.S. 1993. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud. Dirjen pendidikan dasar dan menengah. Bagian proyek penataan guru SLTP setara D-III.

Problematika Pendidikan Matematika

16Alat peraga perkalian matriks sebagai media pembelajaran yang


menyenangkan

LAMPIRAN (CONTOH ALAT PERAGA )

Problematika Pendidikan Matematika

You might also like