You are on page 1of 5

VULKANISME Adalah proses aktivitas magma menuju ke permukaan bumi.

Oleh proses alamiah (proses fisikokimia) magma sebagian ada yang menyusup di antara perlapisan batuan di dalam kerak bumi (disebut : intrusi magma), dan sebagian lagi dapat menerobos ke permukaan bumi melalui rekahan atau sesar perlapisan batuan (disebut : ekstrusi magma). Istilah Intrusi atau penyusupan magma di antara perlapisan batuan di dalam kerak bumi disebut : plutonisme atau kriptovolkanisme, sedangkan proses penerobosan magma yang mencapai permukaan bumi disebut : volkanisme. 1. Bentuk intrusi magma Intrusi magma merupakan aktivitas penyusupan magma pada celah batuan di dalam kerak bumi. Tubuh batuan beku dalam yang terbentuk di bawah permukaan bumi disebut : pluton. Macam Pluton Pluton yang jauh di bawah permukaan bumi disebut : batholit (berukuran 50 100 mil dengan luas dapat mencapai 100.000 mil). Permukaan atapnya (roof) tak teratur/bergelombang. Bagian atap batholit yang menonjol disebut : kupola, bagian yang cekung disebut : pendant. Batholit yang berukuran relatif kecil disebut : stock/boss. Pluton yg menyusup sejajar (konkordan) dg lapisan batuan Sill (pluton yang sejajar dengan perlapisan batuan), Lakolit (pluton yang memelengkung bagian atasnya), Lopolit (pluton yang melengkung bagian bawahnya, Pakolit ( pluton yang mengikuti bentuk antiklinal atau sinklinal). sedangkan intrusi magma yang diskordan (memotong) dengan perlapisan batuan di atasnya, menghasilkan : Dike (pluton yang memotong tegak lurus perlapisan batuan sedimen di atasnya, Vein volkanik (Neck = Plug) yakni akar volkan yang telah tererosi, dan Ring Dike (Dike yang melingkar). 2. Erupsi Volkan dan Bentuk Ekstrusi Volkan Erupsi volkan (gunung api) adalah suatu kegiatan penerobosan magma ke permukaan bumi. Bila disertai tekanan gas yang kuat, terjadilah suatu letusan atau ledakan yang dinamakan dengan erupsi eksplosif. Bila tekanan gas berkurang (kecil) tidak terjadi letusan, tetapi suatu lelehan atau aliran lava yang disebut dengan erupsi efusif. Sedangkan erupsi campuran menghasilkan erupsi eksplosif dan erupsi efusif secara bergantian. Erupsi eksplosif, efusif dan campuran dapat saja terjadi pada suatu gunung api dalam masa kurun waktu kegiatan gunung api tersebut (suatu sejarah kegiatan gunung api). Macam Erupsi Volkan atas dasar Sumber Kejadiannya

Erupsi Magmatik, terjadi semata-mata oleh kegiatan magma yang menerobos ke permukaan bumi. Dalam hal ini bahan utama yang dikeluarkan berasal langsung dari magma. Erupsi Freatik, terjadi oleh peranan uap sebagai akibat sentuhan air baik langsung atau tak langsung dengan magma. Dalam hal ini air tanah, air danau kawah atau air laut yang menyusup menyentuh (kontak) dengan magma lalu menjadi uap. Bila tekanan uap sudah melampaui beban, maka terjadilah suatu letusan yang disebut erupsi freatik. Erupsi Freatomagmatik merupakan gabungan antara erupsi freatik dan magmatik. Dalam hal ini erupsi freatik dapat berperan sebagai pemacu terjadinya erupsi magmatik. Bentuk-bentuk Erupsi Erupsi Sentral, yaitu erupsi volkan yang terpusat di suatu tempat di muka bumi. Erupsi Linier, yaitu erupsi volkan yang terjadi melalui suatu rekahan memanjang. Erupsi Areal, yaitu erupsi volkan yang terjadi melalui suatu rekahan yang sangat besarluas. Gambar Bentuk Erupsi 3. Bentuk Tubuh Volkan Bentuk tubuh suatu volkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: bahan/material erupsi, posisi titik erupsi, sifat erupsi, tipe erupsi dan keadaan lingkungan. Erupsi sentral dapat menghasilkan bentuk volkan, sbb : 1. Kerucut Piroklastika, terjadi dari bahan-bahan lepas (piroklastik) hasil erupsi magmatik yang eksplosif. Kerucut semacam ini biasanya terdiri atas kawah yang agak lebar dan tubuh volkan tidak tinggi, karena bahan-bahan lepas tidak kuat menahan erosi dan longsoran. 2. Kubah Lava, merupakan suatu bentuk kubah yang sangat besar dan luas terjadi dari lava hasil erupsi magmatik efusif. Nama lain yang terkenal untuk kubah yang luas ini adalah plato lava (dataran tinggi lava). 3. Strato (Bentuk Campuran), terjadi dari pergantian perlapisan lelehan lava cair hasil erupsi efusif dengan perlapisan bahan lepas hasil erupsi eksplosif. Bentuk strato ini menyerupai kerucut terpancung. Seringkali akibat erupsi yang berpindah pusat, maka bentuk kerucutnya menjadi tak teratur seperti : Gunung Tangkubanprahu di Jawa Barat (dari Selatan nampak seperti perahu tengkurap disebabkan perpindahan pusat/lubang erupsi dari Timur ke Barat). Lanjutan bentuk Tubuh Volkan 4. Perisai, terjadi terutama oleh perlapisan lelehan atau aliran lava encer oleh erupsi efusif berulang kali, sehingga menghasilkan kubah landai. 5. Maar, terjadi oleh adanya satu kali erupsi eksplosif yang berlangsung dalam waktu yang relatif singkat. Bahan erupsi terutama terdiri atas bahan lepas berukuran sedang. Bentuknya berupa suatu lubang kawah yang dalam dengan lereng yang sangat rendah dibanding daerah sekitarnya. Kawah ini biasanya kemudian terisi air dan merupakan suatu danau kawah. 6. Kaldera, terjadi sebagai akibat erupsi eksplosif yang dahsyat sehingga terbentuk kawah raksasa dengan dasar yang hampir rata dan tebing terjal. Garis tengah kaldera antara 1,5 km sampai lebih dari 10 km. Gambar Bentuk Tubuh Volkan 4. Tipe-tipe Volkan

Berdasarkan sejarah erupsi, volkan di Indonesia digolongkan menjadi 3 tipe, yaitu : (a). Gunung api Tipe A, yaitu gunung api yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1.600 Masehi, (b). Gunung api Tipe B, yaitu gunung api yang sesudah tahun 1.600 Masehi belum lagi mengalami erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan gejala aktivitas seperti solfatara, (c). Gunung api Tipe C, yaitu gunung api yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun masih terdapat tanda-tanda aktivitas masa lampau berupa lapangan fumarol pada tingkat yang lemah. Tipe Volkan tipe erupsi volkan dibedakan berdasarkan kedalaman dapur magma, sifat kekentalan magma dan besarnya tekanan gas magma : Tipe Volkan (BG. Escher) 1. Tipe Hawaii Tipe ini bercirikan lava cair tipis, tekanan gas rendah dan dapur magmanya sangat dangkal. Erupsinya bersifat efusif (lava cair meleleh keluar). Tipe Hawaii terkenal untuk gunung api di Kepulauan Hawaii, seperti Kilauea dan Maonaloa. Karakteristik dari tipe ini adalah danau lava pijar dengan lava beku yang terapung-apung di atasnya. Magma ringan yang mengandung gas, dari dalam bumi naik ke atas dan kemudian mendingin. Di Indonesia tipe ini tidak ditemukan. 2. Tipe Stromboli Tipe ini bercirikan lava cair tipis, tekanan gas sedang dan dapur (waduk) magmanya dangkal. Terkenal dari Gunung Stromboli di Laut Tengah (Italia). Karakteristik tipe ini adalah semburan lava pijar susul-menyusul dengan selang waktu tertentu (2-10 detik atau lebih), magmanya tetap berhubungan dengan udara luar. Di Indonesia cantoh tipe ini adalah Gunung Batur di Bali (1963 dan 1971) dan Gunung Anak Krakatau (1976). 3. Tipe Volkano Lemah dan Kuat, Tipe ini bercirikan lava cair, tekanan gas sedang sampai tinggi dan dapur magmanya dangkal sampai dalam. Terkenal dari Gunung Volkano di Laut Tengah (Italia). Karakteristik tipe ini adalah hembusan awan abu yang kemudian mengembang menyerupai kolkembang (brokoli), cendawan atau bentuk sejenisnya. Gunung api semacam ini mempunyai pipa kawah terbuka. Tipe erupsi inilah yang paling banyak dijumpai di dunia. Tergantung pada kekuatan yang dimiliki, tipe erupsi ini ada yang lemah, kuat dan dahsyat (sangat kuat). Contoh tipe volkano kuat : Gunung api Visuvius dan Etna di Eropa, sedangkan contoh untuk tipe volkano lemah : Gunung api Raung dan Bromo di Jawa Timur, serta Gunung Slamet di Jawa Tengah. 4. Tipe Merapi, Tipe ini bercirikan lava cair tebal, tekanan gas rendah dan dapur magmanya sangat dangkal. Terkenal dari Gunung Merapi di Jawa Tengah. Karakteristik yang menonjol adalah awan panas, longsoran lava dari erupsi efusif. Dalam hal ini proses pembentukan suatu kubah lava sebagai sumber longsoran sangat berperan. Kubah (sumbat) lava yang berada di atas puncak gunung Merapi menjadi sumber terjadinya awan panas (nuee ardante atau gloodwolk) dan banjir batu pijar yang di daerah

Merapi dikenal dengan istilah ladu (gloodlawine). Ladu ini merupakan banjir batu dan pasir pijar yang disebabkan oleh hancuran sumbat lava. 5. Tipe St. Vincent, Tipe ini bercirikan lava cair tebal, tekanan gas sedang dan dapur magmanya dangkal. Terkenal dari Gunung St. Vincent di Hindia Barat. Karakteristik tipe ini adalah terdapatnya danau kawah yang berisi air di puncaknya yang dapat berakibat terjadinya lahar panas. Ini seperti yang terdapat di Gunung Kelud (Jawa Timur). Ciri lain berupa terjadinya awan panas yang menyebar ke semua arah pada tubuh gunung api, oleh suatu erupsi eksplosif. 6. Tipe Pelee, Tipe ini bercirikan lava cair tebal, tekanan gas tinggi dan dapur magmanya dalam. Terkenal dari Gunung Pelee di Hindia Barat. Karakteristik tipe ini adalah terdapatnya sumbat lava yang menjulang tinggi. Adanya jarum lava itu menyebabkan terjadinya awan panas, erupsi terarah mendatar akibat penjebolan sumbat lava pada sisi bawahnya. 7. Tipe Perret (Plinian) Tipe ini bercirikan lava cair, tekanan gas sangat tinggi dan dapur magmanya sangat dalam. Nama tipe ini diambil dari dua orang pakar yang pertama menyelidiki, yaitu Plinnis dari Romawi (menyelidiki Gunung Visuvius tahun 99 S.M) dan Perret dari Amerika Serikat (menyelidiki Gunung Visuvius tahun 1906 M). Karakteristik tipe ini adalah erupsi yang menghancurkan sebagian puncak gunung api. Tipe ini mirip dengan tipe Volkano Kuat. Di samping Gunung Visuvius, yang erupsinya sama dengan tipe ini antara lain : Gunung Krakatau (1883) dan Gunung Tambora (1815). Gambar Tipe Volkan 5. Bahan Erupsi Volkan Bahan erupsi volkan yang dimaksud adalah bahan yang berasal langsung (magmatik) ataupun tidak langsung (non magmatik) yang dihasilkan oleh suatu erupsi efusif, eksplosif maupun campuran Bahan berbentuk padat, disebut : eflata atau piroklastika 1). Eflata autogen yaitu bahan erupsi padat-lepas yang berasal dari magma asli ; 2). Eflata alogen yaitu bahan padat-lepas yang berasal dari pecahan-pecahan batuan dari diatrema atau dinding kawah yang hancur terlempar keluar saat erupsi. Berdasarkan ukuran butirnya eflata ini dapat dibedakan menjadi : bom volkanik dengan diameter rerata lebih dari 63,5 mm bahkan ada yang 3 meter, lapili (lapillus = batu kecil) berdiameter 2,54 63,5 mm, abu (tuff) volkanik berdiameter kurang dari 2,54 mm (dalam hal ini termasuk pasir volkanik). Bahan berbentuk cair, disebut : lava ; keadaan cair-pijar/setengah pijar bersuhu sekitar 700 1.200 C Membentuk lava bongkah (di Hawaii disebut a a lava), lava bantal (pillow lava) dan lava tali (roppy lava). Lava bongkah terjadi karena lava yang mengalir segera membeku di bagian atasnya, sehingga kerak pembekuan ini akan dihancurkan oleh arus lava cair yang masih berjalan di bagian dalamnya. Sedangkan lava tali (di Hawaii disebut pahoehoe lava) terjadi karena lava lama

berada pada kondisi cair liat sehingga permukaan yang belum membeku seluruhnya dikerutkan oleh lava yang masih mengalir di bawahnya. Lava pijar yang segera bercampur dengan air danau kawah menyebabkan terjadinya lahar panas (seperti di Gunung Kelud), sedangkan lava yang sudah tertumpuk pada tubuh volkan yang kemudian bercampur dan mengalir dengan aliran air hujan menyebabkan terjadinya lahar dingin (seperti di Gunung Merapi). Gambar Bentuk Pembekuan Lava Bahan berbentuk gas, disebut : ekshalasi Terdiri atas : Cl2 , HCl, SO2, CO, CO2, H2, dan N2. Selain itu terdapat pula H2O dan bahan padat halus terdiri senyawa NH4Cl, NH4F, FeCl2 dan terutama SO2. Campuran gas dan bahan padat halus inilah yang menyebabkan asap erupsi berwarna putih, coklat atau kehitaman. Gambar Ekshalasi (Gas Volkan) 6. Gejala Post-Volkanik Gejala post-volkanik dapat dikatakan sebagai aktivitas atau gejala akhir dari siklus volkanisme. terhentinya aktivitas suatu volkan dapat disebabkan oleh karena dapur magma tidak lagi mendapat tambahan gas dari sekitar / dalam bumi, atau karena gas magma sudah tidak mampu lagi menerobos sumbat volkan. Gejala Post Volcanic berupa gas Tempat keluarnya sisa-sisa gas pada daerah post-volkanik di permukaan bumi disebut : fumarol. Berdasarkan gas yang dihasilkan fumarol dapat dibedakan menjadi solfatar, bila yang dihasilkan berupa gas belerang (H2S) dan mofet, bila yang dihasilkan berupa gas asam arang (CO dan CO2). Berupa Sumber Air Panas sumber air panas (hot spring) dan geyser. sumber air panas terjadi karena air tanah dipanaskan oleh hot rock yang mendapat kontak dengan dapur magma. Sedangkan geyser adalah sumber air panas yang keluar memancar ke atas permukaan bumi secara periodik (setiap 60 menit pada geyser The Faithful di Taman Yellow Stone USA. Gambar Terjadinya Geyser

You might also like