You are on page 1of 42

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PEMBUATAN PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN POKOK MATERI GERAK PADA TUMBUHAN

SISWA KELAS VIIIE SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S- 1 Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh : NOVIA BUDIYARSI A. 420 080 090

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan aktivitas pembelajaran dalam bentuk interaksi edukatif (penyampaian ilmu pengetahuan dan affektif) dengan menempatkan peserta didik sebagai subjek pendidikan. Peserta didik sebagai subjek pendidikan (pelaku pendidikan) bukan sebagai objek didik berarti dalam proses pembelajaran, pendidikan itu untuk mengembangkan

kemampuan belajarnya karena peserta didik merupakan individu yang dilengkapi kemampuan belajar. Kemampuan belajar peserta didik diantaranya mempunyai kesiapan bertindak, mempunyai berbagai kebutuhan, mempunyai tugas-tugas perkembangan, mempunyai kecenderungan-kecenderungan umum dalam bertindak, mempunyai tujuan khusus, dan mempunyai motivator untuk dirinya sendiri. Proses belajar merupakan bagian penting lembaga formal, dalam proses tersebut ada pendidik atau guru dan siswa yang belajar. Keberhasilan dalam suatu pengajaran ditentukan oleh bagaimana proses itu berlangsung. Di samping itu proses interaksi belajar pada prinsipnya sangat tergantung pada guru dan siswanya. Guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang lebih baik, sehingga siswa akan termotivasi dalam belajar, sedangkan peserta didik dituntut adanya motivasi dalam belajar.

Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah rendahnya minat belajar dan prestasi belajar. Rendahnya prestasi belajar mungkin disebabkan karena kurang tepatnya penggunaan stategi pembalajaran. Strategi yang digunakan umumnya masih menggunakan pembelajaran yang kurang menarik. Guru hanya menerangkan saja dan siswa hanya mendengarkan dan mencatat saja, sehingga dalam proses pembelajaran siswa hanya sebagai pendengar saja dan disini siswa kurang aktif. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran kurang menarik. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan pendidikan adalah dengan perbaikan dalam proses pembelajaran. Keberhasilan proses belajar mengajar pada pembelajaran biologi dapat diukur pada keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Keberhasilan belajar ini dapat dilihat dari tingkat pemahaman dan penguasaan materi serta prestasi belajar siswa. Namun pada kenyataannya dilihat dari prestasi belajar biologi, yang dicapai siswa masih sangat rendah. Berkaitan dengan masalah tersebut, pada pembelajaran biologi juga ditemukan keragaman masalah sebagai berikut : 1) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih belum nampak, 2) pada siswa jarang mengajukan pertanyaan walaupun guru sering meminta agar siswa bertanya jika ada materi yang belum jelas dan kurang paham , 3) keaktifan dalam mengerjakan soal-soal latihan dalam proses pembelajaran juga masih kurang, 4) kurangnya keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan. Hal ini menggambarkan efektifitas belajar mengajar dalam kelas masih rendah.

Keberhasilan program pendidikan melalui pembelajaran di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, biaya, sarana, dan prasarana serta faktor lingkungan. Apabila faktor-faktor tersebut dapat terpenuhi sudah tentu akan memperlancar proses pembelajaran, yang menunjang pencapaian hasil belajar yang maksimal yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat dari proses pembelajaran yang berlangsung pada sekolah tersebut, pada metode atau pendekatan yang digunakan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP N 2 Colomadu kelas VIIIE, menunjukkan bahwa rata-rata nilai biologi masih kurang. Hal ini ditunjukkan pada proses pembelajaran yang masih didominasi oleh guru, karena pola pengajaran yang disampaikan di SMP N 2 Colomadu kelas VIIIE, cenderung dengan menggunakan metode ceramah. Metode ceramah memiliki kelemahan berupa guru tidak mampu mengontrol sejauh mana siswa telah memahami uraiannya karena dalam pelaksanaannya di kelas, lebih dari separuh waktu digunakan siswa untuk mendengarkan. Kelemahan yang lain adalah siswa cenderung ramai, melamun bahkan mengantuk, tidak ada siswa yang mau bertanya, tidak mampu menjawab dengan sempurna pertanyaan guru, siswa yang pasif akan semakin pasif. Permasalahan di kelas dapat dipecahkan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Guru secara reflektif dapat menganalisis dan

mensintesis terhadap apa yang telah dilakukan di kelas. Dalam hal ini berarti dengan melakukan PTK, guru dapat memperbaiki praktik-praktik

pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif. Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar. Dalam pembelajaran biologi siswa diharapakan untuk aktif. Keaktifan siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Peneliti memilih strategi pembelajaran peta konsep, karena strategi ini dapat mengembangkan kreativitas siswa dengan mensintesis atau membuat satu gambar atau diagram tentang konsep-konsep utama yang saling berhubungan, yang ditandai dengan garis panah ditulis label yang menyembunyikan bentuk hubungan antar konsep-konsep utama itu. Peta konsep merupakan salah satu bagian dari strategi organisasi. Strategi organisasi bertujuan membantu siswa meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan organisasi bertujuan membantu siswa meningkatkan

kebermaknaan bahan-bahan baru, terutama dilakukan dengan mengenakan struktur-struktur pengorganisasian baru pada bahan-bahan tersebut. Strategistrategi organisasi dapat terdiri dari pengelompokan ulang ide-ide atau istilahistilah atau membagi ide-ide atau istilah-istilah itu menjadi subjek yang lebih kecil. Strategi ini juga terdiri dari pengidentifikasian ide-ide. Metode peta konsep dipandang paling sederhana dan langsung dari pendekatan kooperatif.

Adapun tujuan dengan menggunakan peta konsep : 1) mengembangkan kemampuan berfikir yang masuk akal, 2) mengembangkan kemampuan mengintegrasikan informasi atau ide menjadi satu, 3) mengembangkan kemampuan berfikir secara holistik untuk melihat keseluruhan dan bagianbagian, 4) mengembangkan kecakapan, strategi, dan kebiasaan belajar, 5) belajar konsep-konsep dan teori, 6) belajar memahami perspektif dan dalam suatu konsep, 7) mengembangkan suatu keterbukaan terhadap ide baru, 8) mengembangkan kapasitas untuk memikirkan kemandirian. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam pembelajaran biologi perlu penerapan model pembelajaran yang baru. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok Gerak pada Tumbuhan, perlu adanya metode pembelajaran yang tepat, sesuai dengan motivasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan pembuatan peta konsep. Penelitian ini dilakukan pada pokok materi pencemaran lingkungan, materi ini dianggap sulit bagi siswa karena membutuhkan kemampuan untuk membedakan contoh dari macam-macam Gerak pada Tumbuhan. Hal ini di buktikan dengan melakukan wawancara dengan siswa, siswa menganggap bahwa pelajaran biologi adalah pelajaran yang sulit dan membosankan. Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih luas mengenai permasalahan di atas, yaitu dengan penelitian yang berjudul : MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
BIOLOGI MELALUI PEMBUATAN PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN POKOK MATERI GERAK PADA TUMBUHAN SISWA KELAS VIIIE

SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

B. Pembatasan Masalah Skripsi ini disusun dengan pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Objek Penelitan Meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran Biologi melalui pembuatan peta konsep pokok materi Gerak pada Tumbuhan. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIIE SMP N 2 Colomadu tahun pelajaran 2011/2012 3. Parameter Penelitian Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang meliputi afektif dan kognitif peserta didik, pada pokok materi gerak pada tumbuhan siswa kelas VIIIE SMP N 2 Colomadu dengan menggunakan strategi pembelajaran peta konsep.

C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah penerapan pembelajaran biologi dengan pembuatan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok materi gerak

pada tumbuhan siswa kelas VIIIE SMP N 2 Colomadu tahun pelajaran 2011/2012?

D. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar biologi melalui pembuatan peta konsep pada pembelajaran pokok materi gerak pada tumbuhan siswa kelas VIIIE SMP N 2 Colomadu tahun pelajaran 2011/2012.

E. Manfaat Penelitian Suatu penelitian akan bernilai jika dapat memberi manfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain : 1. Manfaat teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan dunia pendidikan mengenai penggunaan media peta konsep. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman bagi guru biologi tentang manfaat diterapkannya strategi pembelajaran media peta konsep untuk menyelenggarakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. 2. Manfaat praktis a. Bagi Guru:

1) Memberikan masukan kepada guru Biologi dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan. 2) Sebagai bahan pertimbangan dan masukan serta menumbuhkan motivasi untuk meneliti pada mata pelajaran lain atau permasalahan yang prosedurnya hampir sama. 3) Menambah wawasan guru dalam menggunakan media untuk pembelajaran, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih kuat kepada siswa. 4) Dapat mempermudah dan meringankan tugas guru dalam

pembelajaran. b. Bagi Siswa atau peserta didik : 1) Dapat meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang di pelajari 2) Dapat mengembangkan diri dalam memahami materi dengan cara mencari tambahan sumber pembelajaran yang dikaitkan dengan materi. 3) Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. 4) Mempermudah siswa dalam memahami materi yang diajarkan dalam pembelajaran biologi dengan metode pembuatan peta konsep. 5) Meningkatkan daya kreatiftas siswa. 6) Meningkatkan rasa percaya diri siswa dan melatih kecakapan siswa saat menyampaikan atau memaparkan sesuatu didepan kelas. c. Bagi sekolah

1) Dapat memberikan informasi dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dengan banyaknya strategi pembelajaran yang digunakan yang berhubungan dan cocok dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. 2) Dapat digunakan sebagai acuan penerapan strategi pembelajaran dengan menggunakan media peta konseop demi tercapainya ketuntasan belajar siswa dan berfikir kritis siswa. 3) Peningkatan kualitas sekolah dan ketuntasan belajar siswa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dikemukakan mengenai penelitian yang relevan, kajian teori, kerangka pemikiran dan hipotesis. Penelitian yang relevan disini berisi mengenai hasil-hasil penelitian yang dikemukakan oleh peneliti terdahulu dan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Untuk kajian teori yang akan diuraikan diantaranya strategi pembelajaran, belajar,

pembelajaran, model pembelajaran aktif, pembelajaran dengan peta konsep, hasil belajar, penelitian tindakan kelas (PTK) dan pokok materi gerak pada tumbuhan. Kerangka pemikiran berisi konsep yang akan digunakan untuk menjawab masalah yang akan diteliti dan hipotesis sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan yang akan diteliti untuk diuji kebenarannya. A. Penelitian yang Relevan Menurut penelitian Sholihah (2011), berjudul Peningkatan Hasil Belajar Biologi Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Peta Konsep (Concept Map) Dengan Media Visual Pokok Materi Ekosistem Pada Siswa Kelas VII A SMP N 1 Gatak Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011 menyimpulkan bahwa strategi peta Konsep dengan media visual dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada aspek kognitif dan afektif sebesar 11 point dari nilai awal. Menurut penelitian Cahyaningrum (2011), berjudul Penerapan Strategi Peta Konsep Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan

Deskripsi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Gagaksipat Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011, menyimpulkan bahwa strategi peta konsep dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan deskripsi. Perolehan nilai tuntas pada sebelum tindakan sebanyak 40%, siklus I sebanyak 85%, dan pada siklus II sebanyak 100%. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Retnaningtyas (2011) berjudul Penerapan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 4 Klaten Tahun Ajaran 2010/2011, menyimpulkan bahwa penerapan peta konsep dapat digunakan untuk meningkatkan keberhasilan belajar bahasa Indonesia. Hal ini terbukti bahwa sebelum perbaikan, ketuntasan siswa dalam belajar hanya 70,83% atau 17 siswa, pada perbaikan siklus I menjadi 83,33%, (dari 24 siswa, yang tuntas 20 siswa) dengan nilai rata-rata 76,04, dan pada siklus II persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 91,67% dengan nilai rata-rata 82,08. Dari 24 siswa yang ada 22 siswa di antaranya sudah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan yang 2 siswa masih belum tuntas. Menurut penelitian Swasti (2011) yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Peta Konsep Pada Pokok Materi Sistem Ekskresi Siswa Kelas XI IPA 4 Man Purwodadi Tahun Ajaran 2011/2012, menyimpulkan bahwa Penerapan strategi

pembelajaran peta konsep dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 4 MAN Purwodadi.

Menurut hasil penelitian Lufri (2005), menyimpulkan bahwa pembelajaran problem solving yang diinterverensi dengan peta konsep menunjukkan adanya perbedaan signifikan skor rata-rata hasil belajar mahasiswa. Dari uraian diatas dapat disimpulkan dalam tabel perbandingan sebagai berikut: No. 1 Peneliti Sholihah Peningkatan Biologi Strategi Judul Hasil Belajar Penerapan Peta Hasil belajar Meningkat

Melalui

Pembelajaran

Konsep (Concept Map) Dengan Media Visual Pokok Materi Ekosistem Pada Siswa Kelas VII A SMP N 1 Gatak Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011 2 Cahyaningrum Penerapan Strategi Peta Konsep Untuk Meningkatkan Meningkat

Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Tahun Gagaksipat Ajaran

Boyolali 2010/2011

Renaningtyas

Penerapan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Keberhasilan

Meningkat

Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 4 Klaten Tahun Ajaran

2010/2011 4 Swasti Meningkatkan Biologi Strategi Konsep Hasil Belajar Meningkat

Melalui

Penerapan Peta Materi

Pembelajaran Pada Pokok

Sistem Ekskresi Siswa Kelas XI IPA 4 Man Purwodadi Tahun Ajaran 2011/2012 5 Lufri Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Diintervensi Solving dengan yang Peta Meningkat

Konsep Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa

B. Belajar Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan proses pelaksanaan interaksi ditinjau dari sudut peserta didik. Teoriteori yang dikembangkan dalam komponen ini meliputi antara lain teori

tentang tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isi kurikulum dan modulmodul perkembangan kurikulum. Kegiatan atau tingkah laku belajar terdiri dari kegiatan psikhis dan fisik yang saling bekerja sama secara terpadu. Selain itu, belajar dapat difahami sebagai usaha atau berlatih supaya mendapat suatu kepandaian. Belajar merupakan komponen paling vital dalam setiap usaha penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan sehingga tanpa proses belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan (Sagala,2007). Belajar adalah proses untuk membuat perubahan dalam diri dengan cara berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman (Purwanto, 2009). Belajar merupakan hal yang kompleks atau proses internal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subyek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut berupa keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal. Proses belajar merupakan hal yang kompleks. Siswalah yang menentukan terjadi atau tidak terjadi belajar. Untuk bertindak belajar siswa menghadapi masalah-masalah secara intern. Jika siswa tidak mampu mengatasi masalahnya, maka ia tidak

belajar dengan baik. Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa yang berpengaruh pada proses belajar sebagai berikut: 1) kacerdasan anak, 2) bakat, 3) minat terhadap pelajaran, 4) motivasi, 5) pengaruh perasaan, 6) sikap anak, 7) kematangan, 8) fase-fase perkembangan. Faktor eksternal antara lain: lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah, lingkungan sekolah yang meliputi: 1) pengaruh guru, 2) pengaruh teman kelas, 3) pengaruh bahan bacaan, 4) pengaruh alat yang mendukung, 5) pengaruh waktu, 6) pengaruh gedung sekolah, 7) pengaruh disiplin, 8) situasi (Dimyati dan Mudjiono, 2006). Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan proses pelaksanaan interaksi ditinjau dari sudut peserta didik. Belajar juga merupakan proses perubahan tingkah laku dalam diri dengan cara berinteraksi dengan lingkungan dan merupakan hasil pengalaman. C. Pembelajaran Pembelajaran merupakan proses aktif peserta didik yang

mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik dilibatkan ke dalam pengalaman yang difasilitasi oleh guru sehingga pelajaran mengalir dalam pengalaman yang melibatkan pikiran, emosi, terjalin dalam kegiatan yang menyenangkan dan menantang serta mendorong prakarsa siswa. Pengalaman proses pembelajaran merupakan aktivitas mengingat, menyimpan dan memproduksi informasi, gagasan-gagasan yang memperkaya kemampuan dan karakter peserta didik (Dananjaya, 2011)

Pembelajaran

adalah

usaha

sistematis

yang

memungkinkan

terciptanya pendidikan. Pengetahuan dan pembelajaran bisa saja muncul sendiri-sendiri tanpa kehadiran salah satu dari mereka, para siswa bisa saja mendapatkan pengetahuan dari pengalaman-pengalaman dan usaha pribadi mereka, dan usaha-usaha pembelajaran para guru tidak selalu berhasil menghasilkan pengetahuan. Untuk mewujudkan sebuah keberhasilan dalam proses pembelajaran, para guru harus memahami sifat dasar dari sebuah pengetahuan (Seifert, 2007). Pembelajaran ialah membelajarkan peserta didik menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik mempelajari ketrampilan dan pengetahuan tentang materi-materi pelajaran (Sagala, 2009) Pembelajaran menunjukkan bahwa siswa mendapatkan pengetahuan dari pengalaman-pengalaman dan usaha pribadi mereka serta membelajarkan peserta didik menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. D. Strategi Pembelajaran Srategi mempunyai pengertian suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Strategi pembelajaran adalah suatu pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik

dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan (Surtikanti, 2007 ) Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Uno, 2007). E. Model Pembelajaran Aktif Pembelajaran aktif memiliki manfaat atau kegunaan bagi siswa antara lain: Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual. Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan, musyawarah dan mufakat (Hamalik, 2008). Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk

mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu, pembelajaran aktif

juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Pada dasarnya pembelajaran aktif berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons siswa dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi pembelajaran aktif pada siswa dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional (Hartono,2008). F. Pembelajaran dengan Peta Konsep Peta konsep adalah menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit sistematik. Peta konsep yang kita buat terdiri dari satu kata yang dihubungkan antara satu dengan lainnya sehingga membentuk proposisi (Yamin, 2009). Langkah-langkah kegiatan yang perlu dilakukan dalam menerapkan peta konsep yaitu:1) pada OHP atau papan tulis, tentukan topik yang akan dipelajari oleh siswa dalam mata pelajaran, unit bahasan. Buat lingkaran dan letakkan kata kunci di dalam lingkaran tersebut. 2) meminta siswa untuk menyebutkan hal-hal yang mereka ketahui mengenai topik bahasan. Buat cabang-cabang dari lingkaran dan tempatkan jawaban-jawaban siswa pada

cabang-cabang tersebut. 3) bagi siswa menjadi beberapa kelompok. 4) meminta kelompok meneruskan pengembangan peta pada selembar kertas. 5) meminta siswa untuk berdiskusi (Bellanca, 2011).
Peta konsep merupakan salah satu bagian dari strategi organisasi.

Strategi

organisasi

bertujuan

membantu

pembelajar

meningkatkan pebelajar

kebermaknaan

bahan-bahan

organisasi

bertujuan

membantu

meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru, terutama dilakukan dengan mengenakan struktur-struktur pengorganisasian baru pada bahan-bahan tersebut. Strategi-strategi organisasi dapat terdiri dari pengelompokan ulang ide-ide atau istilah-istilah atau membagi ide-ide atau istilah-istilah itu menjadi subset yang lebih kecil. Strategi- strategi ini juga terdiri dari pengidentifikasian ide-ide atau fakta-fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar. Langkah-langkah berikut ini dapat diikuti untuk menciptakan suatu peta konsep. 1: mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep. 2: mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama. 3: menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut. 4: mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama (Holil, 2008). Pembelajaran dengan peta konsep yaitu, merupakan bentuk diagram atau gambar visualisasi konsep-konsep yang saling berhubungan sehingga siswa lebih mudah memahami dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

G. Hasil Belajar Hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif: berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah afektif: berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Ranah psikomotorik: berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif (Sudjana, 2010). Hasil belajar siswa dirumuskan sebagai tujuan instruksional umum yang dinyatakan dalam bentuk yang lebih spesifik dan merupakan komponen dari tujuan umum bidang studi. Hasil belajar ini menyatakan apa yang akan dapat dilakukan atau dikuasai siswa sebagai hasil pelajaran itu (Nasution, 2009). H. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) peneliti atau guru dapat melihat sendiri praktik pembelajaran, bersama guru lain ia dapat melalukan penelitian terhadap siswa dilihat dari segi aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. PTK guru secara reflektif dapat menganalisis, mensintesis terhadap apa yang telah dilakukan dikelas. Dalam hal ini berarti dengan

melakukan penelirtian tindakan kelas, pendidik dapat memperbaiki praktik pembelajaran (Supardi, 2007). Penelitian tindakan kelas adalah bentuk penelitian yang dilakukan secara kolaborasi dan partisipatif. Hal ini berarti guru atau dosen tidak melakukan penelitian ini sendiri, kemungkinan guru atau dosen berkolaborasi atau bekerja sama dibantu oleh rekan sejawat sesama guru atau dosen. Guru atau dosen juga berkolaborasi dengan kepala sekolah atau bahkan dekan yang ingin mengetahui bagaimana penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara partisipatif bersama-sama mitra peneliti akan melaksanakan penelitian ini (Wiriaatmadja, 2006). I. Materi Gerak pada Tumbuhan Gerak pada tumbuhan disebabkan oleh iritabilitas, yaitu kemampuan atau kepekaan tumbuhan untuk menanggapi rangsang dari luar. 1. Gerak Endonom adalah gerak yang dipengaruhi rangsang dari dalam tumbuhan dan tidak diketahui penyebab luarnya. Contoh: Gerak rotasi sitoplasma (siklosis) pada sel-sel daun Hydrilla verticillata yang dapat dideteksi dari gerak sirkulasi klorofil di dalam sel 2. Gerak Higroskopis adalah gerak yang disebabkan oleh perubahan kadar air (kelembapan). Contoh: pecahnya kulit buah polong- polongan. 3. Gerak Etionom (Paratonis) adalah gerak yang disebabkan oleh rangsang dari luar. Etionom dibedakan menjadi:

a.Taksis, yaitu gerak pindah tempat seluruh bagian tubuh tumbuhan karena adanya rangsangan. Gerak taksis meliputi: 1) Fototaksis yaitu taksis karena rangsang cahaya. Contohnya gerakan kloroplas ke bagian sel yang terkena cahaya matahari. 2) Kemotaksis, yaitu taksis karena rangsang zat kimia. Contohnya gerakan sperma lumut dari anteridium ke arah sel telur di dalam arkegonium. b. Tropisme, yaitu gerak sebagian tubuh tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang. Gerak tropisme dibedakan menjadi: 1) Fototropisme, yaitu tropisme yang dipengaruhi rangsang cahaya, dibedakan menjadi 2 yaitu: a) Fototropisme positif: ujung tunas biji akan tumbuh menuju datangnya cahaya. b) Fototropisme negatif: ujung akar tumbuhan akan tumbuh menjauhi datangnya cahaya 2) Geotropisme, yaitu tropisme yang dipengaruhi oleh grativasi (gaya tarik) bumi, dibedakan 2 yaitu: a) Geotropisme Positif: gerak mendekati datangnya rangsang, contohnya gerak pertumbuhan akar b) Geotropisme negaitif: gerak menjauhi datangnya rangsang, contohnya gerak pertumbuhan ujung tunas.

3) Kemotropisme, yaitu gerak tropisme karena rangsangan zat kimia. Contohnya gerak akar menjauhi racun 4) Hidrotopisme, yaitu gerak tropisme karena rangsangan air. Contohnya gerak akar mendekati air. 5) Tigmotropisme, gerak tropisme karena rangsangan sentuhan. Contohnya gerak sulur pada mentimun atau markisa. c. Nasti, yaitu gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya tidak dipengaruhi oleh datngnya rangsang. Gerak nasti meliputi: a) Fotonasti, yaitu gerak nasti yang terjadi karena rangsangan cahaya matahari. Contohnya membuka dan menutupnya mahkota bunga pukul empat. b) Seismonasti yaitu gerak nasti yang terjadi karena rangsangan sentuhan secara langsung. Contoh: menutupnya daun putri malu (Mimosa pudica) c) Termonasti yaitu gerak nasti yang terjadi karena rangsangan perubahan suhu. Contohnya gerak mekarnya bunga tulip. d) Niktinasti yaitu gerak nasti yang terjadi karena rangsangan gelap. Contohnya menutupnya mahdaun majemuk pada malam hari seperti pada tumbuhan petai Cina, turi dan lain- lain.

F. Kerangka Berfikir Pembelajaran merupakan suatu upaya yang sistematis oleh guru agar mendorong siswa melakukan kegiatan belajar. Di dalam kegiatan belajar

mengajar membutuhkan dua interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara siswa sebagai pelaku kegiatan belajar dan guru sebagai pelaku kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran terdapat suatu permasalahan yang berasal dari guru dan siswa. Dari siswa permasalahan yang muncul pada waktu pembelajaran siswa cenderung bosan dan mengantuk, kurang memperhatikan pelajaran yang disampaikan sehingga hasil belajar siswa kurang memuaskan dan siswa kurang termotivasi untuk meningkatkan hasil belajar. Dari guru, seperti dalam penggunaan metode, strategi, atau pendekatan pembelajaran yang kurang tepat dengan materi yang akan diajarkan, sehingga proses pembelajaran kurang maksimal dan hasil yang diperoleh juga kurang memuaskan. Dalam meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa khususnya pada pokok materi Gerak Pada Tumbuhan diperlukan adanya penggunaan strategi pembelajaran yang tepat. Salah satu strategi pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran tersebut yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran peta konsep. Strategi ini digunakan untuk mengembangkan kecakapan, strategi, dan kebiasaan belajar. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dibuat bagan sebagai berikut :

Siswa kelas VIIIE SMP N 2 Colomadu

Materi Gerak Pada Tumbuhan

Strategi Pembelajaran Peta Konsep

Peningkatan Hasil Belajar

1.

2. 3. 4.

Pada waktu pembelajaran siswa cenderung bosan dan mengantuk. Kurang memperhatikan pelajaran yang disampaikan. Hasil belajar siswa yang kurang memuasakan. Siswa kurang termotivasi untuk meningkatakan hasil belajar.

Afektif

Kognitif

psikomotorik

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

G. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Penerapan strategi pembelajaran peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada pokok materi Gerak Pada Tumbuhan siswa kelas VIIIE SMP Negeri 2 Colomadu tahun pelajaran 2011/2012.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas VIIIE SMP N 2 Colomadu tahun pelajaran 2011/2012. 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan bulan Febuari-Maret 2012 Tabel 1. Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian
No Kegiatan November Desember 2011 Januari Februari Maret

1.

Persiapan penelitian a)Observasi b). Pengajuan judul c).Penyusunan proposal d). Penyusunan instrumen e). Perijinan Pelaksanaan tindakan a). Pengumpulan data XXX XXX XXX XXX XXX XXX

2.

3.

Penyusunan laporan a). Penulisan laporan XXX XXX

B. Penentuan Variabel penelitian 1. Variabel bebas Strategi pembelajaran peta konsep 2. Variabel terikat Hasil belajar pada siswa kelas VIIIE SMP N 2 Colomadu tahun pelajaran 2011/2012.

C. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Penelitian a. Meminta ijin pada kepala sekolah dan guru biologi SMP N 2 Colomadu dengan mengajukan surat persetujuan kolaborasi. b. Peneliti bersama guru dan kepala sekolah mendiskusikan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan. c. Peneliti melakukan observasi mengenai kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui kondisi guru, kondisi siswa, strategi pembelajaran, media pembelajaran serta sarana dan prasarana di dalam kelas VIIIE. d. Peneliti menentukan materi pokok yang akan diajarkan.

e. Setelah itu peneliti melakukan diskusi dengan guru bidang studi untuk mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang muncul didalam proses pembelajaran. f. Setelah ditemukan permasalahan, maka peneliti bersama guru meliputi model

merencanakan tindakan yang akan dilakukan,

pembelajaran yang akan digunakan, waktu dan hari pelaksanaan. g. Membuat kesepakatan bersama guru bidang studi biologi untuk menetapkan materi yang akan diajarkan. h. Merancang program pembelajaran berupa silabus, Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP), angket untuk mengukur peningkatan motivasi siswa, modul atau buku panduan tentang pokok bahasan hama dan penyakit pada tumbuhan dan sosl-soal diskusi kemampuan berfikir siswa. i. Persamaan persepsi mengenai materi pelajaran dan mengenai proses kegiatan pembelajaran di kelas. 2. Pelaksanaan Penelitian Langkah-langkah dalam penelitian dimulai dengan melaksanakan kegitan pembelajaran dengan mengguankan strategi pembelajaran peta konsep. Adapun langkah-langkah pelaksaan penggunaan strategi untuk mengetahui

pembelajaran peta konsep : a. Siklus I Pertemuan I

Pendahuluan 1) Sebelum pembelajaran dimulai guru menanyakan kembali atau mengingatkan kembali materi sebelumnya. 2) Guru memberi motivasi pada siswa dengan menanyakan mengapa tumbuhan dapat bergerak?. 3) Guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku paket IPA BIOLOGI kelas VIII untuk SMP yang akan dipelajari pada hari ini. Inti atau Eksplorasi 1) Siswa diminta untuk membaca kembali materi tentang Gerak Pada Tumbuhan IPA BIOLOGI kelas VIII untuk SMP. 2) Menyiapkan topik atau teks wacana Gerak pada Tumbuhan sebagai bahan evaluasi utuk pembuatan peta konsep. 3) Dengan kartu-kartu yang bertuliskan konsep utama, peserta didik diminta untuk mencoba beberapa kali membuat suatu gambar yang saling berhubungan konsep-konsep. Elaborasi 1) Guru meminta siswa menulis satu kata atau lavel di atas setiap garis penghubung. 2) Guru menampilkan satu peta konsep yang telah dibuat sebagai bahan perbandingan peta konsep yang telah di buat siswa. Konfirmasi

1) Guru melakukan koreksi atau evaluasinya dengan kriteria yang telah dibuat. 2) Setelah dikoreksi, guru mengembalikan kepada siswa.

Penutup 1) Guru beserta siswa menyimpulkan hasil peta konsep dari materi Gerak Pada Tumbuhan. 2) Postest dengan soal uraian

b. Siklus II Pertemuan II Pendahuluan 1) Sebelum pembelajaran dimulai guru menanyakan kembali atau mengingatkan kembali materi sebelumnya. 2) Guru memberi motivasi pada siswa dengan menanyakan siapa yang tahu bagaimana respon tumbuhan putrimalu saat disentuh?. 3) Guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku paket IPA BIOLOGI kelas VIII untuk SMP yang akan dipelajari pada hari ini. Inti atau Eksplorasi 1) Siswa diminta untuk membaca materi tentang Gerak Pada Tumbuhan IPA BIOLOGI kelas VIII untuk SMP.

2)

Menyiapkan topik atau teks wacana Gerak pada Tumbuhan sebagai bahan evaluasi utuk pembuatan peta konsep.

3) Dengan kartu-kartu yang bertuliskan konsep utama, peserta didik diminta untuk mencoba beberapa kali membuat suatu gambar yang saling berhubungan konsep-konsep. 4) Guru mengajak siswa untuk mengamati salah satu gerak pada tumbuhan misalnya tumbuhan putrimalu. Elaborasi 1) Guru meminta siswa menulis satu kata atau lavel di atas setiap garis penghubung. 2) Guru menampilkan satu peta konsep yang telah dibuat sebagai bahan perbandingan peta konsep yang telah di buat siswa. 3) Guru meminta siswa menulis hasil pengamatan pada lembar kerja siswa Konfirmasi 1) Guru melakukan koreksi atau evaluasinya dengan kriteria yang telah dibuat. 2) Setelah dikoreksi, guru mengembalikan kepada siswa. Penutup 1) Guru beserta siswa menyimpulkan hasil peta konsep dari materi Gerak Pada Tumbuhan. 2) Postest dengan soal pilihan ganda

Jenis penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah dengan menggunakan media peta konsep. Peta konsep merupakan salah satu bagian dari strategi organisasi atau kelompok dari ide-ide. Peneliti berperan sebagai guru untuk melakukan tindakan pembelajaran sesuai perencanaan tindakan yang dibuat. Peneliti selalu bekerja sama dengan guru bidang studi biologi mulai dari: 1) dialog awal; 2) perencanaan tindakan; 3) pelaksanaan tindakan; 4) pemantauan (observasi); 5) perenungan (refleksi) pada setiap tindakan yang dilakukan; 6) penyimpulan hasil berupa pengertian dan pemahaman (evaluasi). Ada beberapa ahli yang mengemukan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masingmasing tahap adalah sebagai berikut:

Dialog awal SIKLUS 1

Perencanaan Evaluasi

Tindakan 1

Observasi

Refleksi

Pengertian pemahaman SIKLUS 2 Perencanaan teoritik Evaluasi

Tindakan 2

Observasi

Refleksi

Seterusnya sesuai dengan alokasi waktu yang setiap tahap tindakan direncanakan Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Mengacu pada teori tentang penelitian tindakan kelas, maka rancangan penelitian disusun menggunakan prosedur sebagai berikut: 1. Dialog awal Merupakan saat pertemuan peneliti yang dilakukan pengenalan, penyatuan ide, berdiskusi membahas masalah dan cara-cara

peningkatan kemampuan hasil belajar siswa. Dialog awal dilakukan

pada saat proses belajar berlangsung dengan mengajukan pertanyaan secara lisan di dalam kelas. 2. Perencanaan a. Mengumpulkan informasi tentang hal yang berkaitan dengan hasil belajar siswa yang bermanfaat bagi pembelajaran pada penelitian dengan kesepakatan guru bidang studi Biologi dan peneliti, proses pembelajaran akan dilaksanakan dengan menerapkan strategi pembelajaran model peta konsep. b. Membuat kesepakatan bersama guru Biologi untuk menetapkan materi yang diajarkan. c. Merancang program pembelajaran, yang meliputi: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan soal ulangan. d. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, peneliti berkonsultasi dengan guru untuk menyamakan persepsi dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3. Tindakan Peneliti menjelaskan pembelajaran sesuai rencana yang

dituangkan dalam rencana pembelajaran, namun tindakan yang dilakukan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana. Suatu tindakan harus dilakukan agar terjadi perubahan baik secara kuantitatif maupun kualitatif ke arah yang diharapkan.

4. Observasi Mengamati saat berlangsungnya proses pembelajaran. Observasi sering digunakan dalam penelitian tindakan karena data atau informasi yang dikumpulkan adalah data tentang proses berupa perubahan proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan dengan observasi yang terdiri dari peneliti sendiri dan didampingi guru biologi. Observasi dipandang sebagai teknik yang paling tepat untuk mengumpulkan data tentang proses kegiatan. 5. Refleksi Kegiatan ini adalah kegiatan mengembangkan kemampuan menggambarkan kesimpulan-kesimpulan yang masuk akal dan

kemampuan mensintesis informasi atau ide menjadi satu. Data yang diperoleh hasil observasi selanjutnya didiskusikan antara guru dan peneliti untuk mengetahui: a. Apakah tindakan yang dilakukan sesuai rencana. b. Kemajuan yang dicapai siswa, terutama dalam hal hasil belajar siswa meliputi nilai ulangan harian dan nilai akhir semester. c. Penelitian Tindakan Kelas, mengembangkan kemampuan berfikir reflektif atau kemampuan mencermati kembali secara lebih rinci segala sesuatu yang telah dilakukan beserta hasil-hasilnya, baik yang positif atau negatif. Kegiatan semacam ini diperlukan untuk menemukan titik-titik rawan sehinga dapat dilanjutkan dengan mengidentifikasikan serta menetapkan sasaran perbaikan baru

dengan cara menyusun perencanaan baru, mengimplementasikan tindakan baru untuk itu, siklus penelitian tindakan tersebut dilakukan secara berulang-ulang sehingga dicapai hasil yang optimal. 6. Evaluasi Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau dapat juga diartikan proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kegiatan ini meliputi proses mengumpulkan, mengolah dan menyajikan informasi sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan tindakan diantaranya : dialog awal, perencanaan tindakan, observasi, refleksi merupakan proses yang saling terkait dan berkesinambungan serta evaluasi ditujukan untuk penemuan bukti peningkatan hasil belajar biologi pada siswa kelas VIIIE SMP N 2 Colomadu.

D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan usaha sadar untuk

mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematik dan terstandar. Untuk memperoleh data-data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan dalam suatu penelitian maka kita perlu menentukan metode pengumpulan data yang sesuai dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Metode pengumpulan data yang diperlukan antara lain:

1. Metode wawancara Merupakan bentuk komunikasi antara peneliti dengan kolaborator tentang dialog awal yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana akar permasalahan pada saat pembelajaran berlangsung. 2. Metode Observasi Pengamatan (observasi) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati dan mancatat secara sistematik. Pengamatan adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan panca indera dan pencatatan secara sistematis, logis, dan nasional mengenai fenomena yang tampak pada tingkah laku siswa. 3. Metode dokumentasi Metode dokumentasi dalam penelitian ini untuk mendapatkan datadata seperti daftar nama peserta didik dan daftar-daftar lainnya yang digunakan untuk kepentingan penelitian. Dari data dokumentasi dapat diperoleh daftar nama-nama dan nomor absen siswa yang menjadi subyek penelitian sebanyak 32 siswa. 4. Metode tes Metode tes dalam penelitian ini meliputi dua aspek penilaian, yaitu aspek afektif dan kognitif. Nilai yang didapat dari hasil belajar siswa meliputi nilai tugas, ujian atau tes, dan keaktifan dari siswa dalam memahami materi yang diberikan.

E. Teknik Analisis Data 1. Reduksi data Merupakan proses penyederhanaan data melalui seleksi, pemfokusan dan pengelompokan data mentah menjadi data informasi yang bermakna. Data atau informasi yang dipilih adalah data yang relevan dengan pelaksaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 2. Penyajian data Merupakan upaya untuk menyajikan data atau informasi secara jelas dan mudah untuk memahami. Data dapat berbentuk tabel, grafik maupun deskriptir naratif yang dapat menggambarkan secara jelas tentang proses dan hasil tindakan yang dilakukan. 3. Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan dapat dalam bentuk pernyataan atau kalimat yang singkat, jelas dan mudah dipahami. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap, data dapat diperoleh dari hasil belajar siswa dalam memecahkan masalah dan mengemukakan pendapat.

F. Keabsahan Data Menururt Sugiyono (2008), uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transverability ( validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas). Uji credibility dapat dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan

ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative, dan member check. G. Indikator Keberhasilan Penelitian ini dikatakan berhasil, jika: 1. Peningkatan kemampuan bertanya dikatakan berhasil jika lebih dari 50% siswa yang telah berani mengajukan pertanyaan. 2. Peningkatan kemampuan mengemukakan ide atau pendapat dikatakan berhasil jika lebih dari 50% siswa telah berani mengemukakan ide. 3. Peningkatan kemampuan untuk penerapan strategi pembelajaran peta konsep mencapai 50%. 4. Peningkatan keampuan siswa untuk mengerjakan soal dan latihan yang diberikan guru dikatakan berhasil jika lebih dari 50% siswa telah mengerjakan soal dan latihan.

DAFTAR PUSTAKA Bellanca, James. 2011. 200+ Strategi Dan Proyek Pembelajaran Aktif Untuk Melibatkan Kecerdasan Siswa Edisi Kedua. Jakarta: PT. Indeks. Cahyaningrum, Ratri. 2011. Penerapan Strategi Peta Konsep Untuk Meningkatkan kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Gagaksipat Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011. Surakarta: Univerversitas Muhammadiyah Surakarta. Dananjaya, Utomo. 2011. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa. Dimyati dan mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hartono. 2008. Suatu Strategi Pembelajaran Berbasis Student Centred. http://sditalqalam.wordpress.com/2008/01/09/strategi-pembelajaranactive-learning/ (Diakses 29 Nopember 2011). Holil, Anwar. 2008. Pentingnya Peta Konsep Dalam Pembelajaran. http://supraptojielwongsolo.wordpress.com/2008/06/11/pentingnya-petakonsep-dalam-pembelajaran/ (Diakses 29 Nopember 2011).

Karnoto, Bambang K. 2008. Seribu Pena Biologi untuk Kelas VIII SMP. Jakarta : Erlangga. Lufri. 2005. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Solving yang Diintervensi dengan Peta Konsep terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. Jurnal pembelajaran, April: vol.28 Nasution. 2009. Asas-Asas Kurikulum Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara. Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Puataka Belajar. Retnaningtyas, Norma Sari. 2011. Penerapan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 4 Klaten Tahun Ajaran 2010/2011. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sagala, Syaiful. 2007. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta. Seifert, Kelvin. 2007. Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan. Jakarta: IRCISOD. Sholihah, Hanifatush. 2011. Peningkatan Hasil Belajar Biologi Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Peta Konsep (Concept Map) dengan Media Visual Pokok Materi Ekosistem Pada Siswa Kelas VII A SMP N 1 Gatak Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011. Surakarta: universitas Muhammadiyah Surakarta. Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Supardi. 2007. Penelitiuan Tindakan Kelas beserta Sistematika Proposal dan Laporannya. Jakarta: Bumi Aksara. Surtikanti dan Joko Santoso. 2007. Srategi Belajar Mengajar. Surakarta: BPFKIP UMS. Swasti, Amalia Nitya. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Peta Konsep Pada Pokok Materi Sistem Ekskresi Siswa Kelas XI IPA 4 Man Purwodadi Tahun Ajaran 2011/2012. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Yamin, Martinis. 2009. Srategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.

You might also like