You are on page 1of 20

PENCEGAHAN DALAM PENYEBARAN NYAMUK DBD MELALUI METODE PSN

PAPER

Di Susun Oleh : M. SHOBIRUL FAUZI NIS : 1224

MADRASAH TSANAWIYAH AL MANAR TANJUNGTANI PRAMBON NGANJUK PERIODE 2010 / 2011

HALAMAN PENGESAHAN
Diajukannya paper ini yang berjudul PENCEGAHAN DALAM PENYEBARAN NYAMUK DBD

MELALUI METODE PSN


Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) Al Manar Tanjungtani Prambon Nganjuk Guna memenuhi sebuah persyaratan untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional Tahun ajaran 2010 / 2011 Di setujui pada : Mengetahui

Pembimbing I

Pembimbing II

MUALIFAH, S.Pd.I

ABU SYAIKHU, S.Pd.I

Kepala Sekolah

MATH SYARONI, S.Pd.I NIP : 1959118 198903 1 - 003

HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan diterbitkannya paper ini yang berjudul PENCEGAHAN DALAM

PENYEBARAN NYAMUK DBD MELALUI METODE PSN , kami


persembahkan untuk : 1. 2. Orang tua kami, yang mana telah mendidik kami dari usia kecil hingga saat ini. Bapak Math Syaroni, S.Pd.I selaku kepala sekolah kami yang telah mendukung dalam pembuatan paper ini. 3. Ibu Mualifah, S.Pd selaku guru bidang study bahasa Indonesia sekaligus pembimbing kami dalam pembuatan paper ini atas arahan yang beliau berikan. 4. Bapak Abu Syaikhu, S.Pd selaku pembimbing kami di bidang komputer dan juga pemeriksa dalam pembuatan paper ini. 5. 6. Bapak dan ibu yang telah memberikan kritik dan sarannya kepada penulis. Teman seperjuangan yang telah memberikan masukkan dan bantuannya dalam penyelesaian makalah ini.

HALAMAN MOTTO

Allah SWT tidak menurunkan suatu penyakit tanpa menurunkan obatnya

KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb Segala puji syukur bagi Allah SWT atas rahmat dan taufiq-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul PENCEGAHAN DALAM PENYEBARAN NYAMUK DBD MELALUI METODE PSN . Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi agung Muhammad SAW, yang mana telah memberikan syafaatnya kepada kita semua di hari akhir kelak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian paper ini, meskipun ada beberapa hal yang masih belum bisa terselesaikan. Penulis mengharap kesempurnaan dalam penyelesaian makalah ini, segala saran dan kritiknya yang bersifat membangun akan penulis terima dengan lapang dada. Semoga dengan terbitnya paper ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekaligus penulis sendiri. Wassalamu Alaikum Wr. Wb

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN . HALAMAN PERSEMBAHAN .. HALAMAN MOTTO .. KATA PENGANTAR . DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang . B. Rumusan Masalah C. Tujuan Masalah BAB II PEMBAHASAN A. Demam Berdarah Dengue ( DBD ) . B. Pencegahan Demam Berdarah Dengue ... C. Pemberantasan Sarang Nyamuk .. D. Pengendalian Vektor DBD . E. Prosedur Pelaksanaan Fogging BAB III PENUTUPAN A. Kesimpulan .. B. Saran DAFTAR PUSTAKA . DAFTAR KONSULTAN ...

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah dikenal di Indonesia sebagai penyakit yang endemis terutama bagi anak-anak. Di Indonesia DBD timbul sebagai wabah untuk pertama kalinya di Surabaya pada tahun 1968. Sampai saat ini DBD dilaporkan dari 26 propinsi dan telah menyebar dari daerah perkotaan ke daerah pedesaan dan selama tahun 1974 sampai 1982 dilaporkan sebanyak 3500 - 7800 kasus dengan Case Fatality Rate 3.9%. Penyebab penyakit ini ialah virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty sebagai faktor utama, disamping nyamuk Aedes Albopictus. Wabah penyakit demam berdarah yang sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia di beberapa tahun yang lalu perlu mendapat perhatian. Begitu pula vektor Aedes Aegepty yang terdapat baik di daerah pedesaan maupun perkotaan memberi resikotimbulnya wabah penyakit di masa akan dating. Untuk mengatasi masalah penyakit demam berdarah di Indonesia telah puluhan tahun dilakukan berbagai upaya pemberantasan vektor, tetapi hasilnya belum optimal. Kejadian luar biasa (KLB) masih sering terjadi secara teoritis ada empat cara untuk memutuskan rantai penularan DBD ialah melenyapkan virus, isolasi penderita, mencegah gigitan nyamk (vector) dan penggalian vector. Untuk pengendalian vector dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan, salah satunya dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

B.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang menarik untuk di bahas. Masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana konsep pencegahan DBD melalui metode PSN ? 2. Bagaimana proses pencegahan DBD melalui metode PSN ?

C.

Tujuan Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah : 1. Untuk mengetahui konsep pencegahan DBD melalui metode PSN. 2. Untuk mengetahui proses pencegahan DBD melalui metode PSN.

BAB II PEMBAHASAN

A.

Demam Berdarah Dengue (DBD) 1. Definisi Demam Berdarah Dengue Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang akut yang disebabkan oleh virus dengue dan disebarkan oleh nyamuk yaitu nyamuk aedes aegypti betina. 2. Penyebab Demam Berdarah Dengue Penyakit DBD disebabkan oleh Virus Dengue dengan tipe DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4. Virus tersebut termausk dalam group B Arthropod borne viruses (ARBOVIRUSES). Keempat virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta. Virus yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe satu dan tiga. 3. Gejala Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan : a. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari ( 38o C 40o C). b. Manifestasi pendarahan, dengan bentuk: uji tourniquet positif puspura pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb. c. Hepatomegali (pembesaran) d. Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20mmHg atau kurang, tekanan sitolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah. e. Trombositopeni, pada hari ke 3-7 ditemukan penurunan trombosit sampai 100.000/mm. f. Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai hematokrit. g. Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual-mual, muntah, sakit perut, diare, kejang, dan sakit kepala. h. Pendarahan pada hidung dan gusi. i. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.

4. Masa Inkubasi Masa inkubasi terjadi selama 4-6 hari. 5. Penularan Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti / Aedes albopictus betina yang spade webelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam berdarah lain. Nyamuk aedes aegypti berasaldari Brasil dan Etiopia, dan sering menggigit manusia pada waktu pagi dan siang. Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-anak yang berusia dibawah 15 tahun, dan sebagian besar inggal di lingkungan lembab, serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan muncul akibat pengaruh musim atau alam serta perilaku manusia. 6. Penyebaran Kasus penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila, Filipina pada tahun1953. Kasus di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di Surabaya dan Jakarta dengan jumlah kematian sebanyak 24 orang. Beberapa tahun kemudian penyakit ini menyebar ke beberapa propinsi si Indonesia, dengan jumlah kasus sebagai berikut: - Tahun 1996 : Jumlah kasus 45.548 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 1.234 orang. - Tahun 1998 : Jumlah kasus 72.133 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 1.414 orang (terjadi ledakan). - Tahun 1999 : Jumlah kasus 21.134 orang. - Tahun 2000 : Jumlah kasus 33.443 orang. - Tahun 2001 : Jumlah kasus 45.904 orang. - Tahun 2002 : Jumlah kasus 40.377 orang. - Tahun 2003 : Jumlah kasus 50.131 orang. - Tahun 2004 : sampai tanggal 5 Maret 2004 jumlah kasus sudah mencapai 26.15 ang, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang.

B.

Pencegahan Demam Berdarah Dengue Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk aides aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat baik secara lingkungan, biologis maupun secara kimiawi yaitu: 1. Lingkungan Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modofikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. PSN pada dasarnya merupakan pemberantasan jentik atau mencegah agar nyamuk tidak berkembang tidak dapat berkembang biak. Pada dasarnya PNS ini dapat dilakukan dengan : a. Menguras bak mandi dan tempat-tempat panampungan air sekurang - kurangnya seminggu sekali,. Ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa perkembangan telur agar berkembang menjadi nyamuk adalah 7-10 hari. b. Menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum, dan tempat air lain dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat bertelur pada tempat-tempat tersebut. c. Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung setidaknya seminggu sekali. d. Membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang-barang bekas terutama yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya jentik-jentik sampah keleng, botol pecah, dan ember plastik. e. Munutup lubang-lubang pada pohon terutama pohon bambu dangan menggunakan tanah. f. Membersihkan air yang tergenang di atap rumah serta membersihkan salurannya kembali jika salurannya tersumbat oleh sampah-sampah dari daun. nyamuk, seperti

2. Biologis Pengendalian secara biologis adalah pengandalian perkambangan nyamuk dan jentiknya dengan menggunakan hewan atau tumbuhan. seperti memelihara ikan cupang pada kolam atau menambahkannya dengan bakteri Bt H-14 3. Kimiawi Pengendalian secara kimiawi merupakan cara pengandalian serta pembasmian nyamuk serta jentiknya dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Cara pengendalian ini antara lain dengan: a. Pengasapan/fogging dengan menggunakan malathion dan fenthion yang berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan aides aegypti sampai batas tertentu. b. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain-lain. Cara yang paling mudah namun efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara diatas yang sering kita sebut dengan istilah 3M plus yaitu dengan menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi dan tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali serta menimbun sempah-sampah dan lubang-lubang pohon yang berpotensi sebagai tempat perkembangan jentik-jentik nyamuk. Selain itu juga dapat dilakukan dengan melakukan tindakan plus seperti memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk, menur larvasida, menggunakan kelambu saat tidur, memesang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memesang obat nyamuk, memeriksa jentik nyamuk secara berkala serta tindakan lain yang sesuai dengan kondisi setempat.

C.

Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN merupakan tindakan untuk memutus mata rantai perkembangan nyamuk. Tindakan PSN terdiri atas beberapa kegiatan antara lain: 1. 3 M 3M adalah tindakan yang dilakukan secara teratur untuk memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk Demam Berdarah dengan cara:

a. Menguras : Menguras tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung dan lain-lain seminggu sekali. b. Menutup : Menutup rapat semua tempat penampungan air seperti ember, gentong, drum, dan lain-lain. c. Mengubur : Mengubur semua barang-barang bekas yang ada di sekitar rumah yang dapat menampung air hujan. 2. Memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk 3. Cegah gigitan nyamuk dengan cara : a. Membunuh jentik nyamuk Demam Berdarah di tempat air yang sulit dikuras atau sulit air dengan menaburkan bubuk Temephos (abate) atau Altosoid 2-3 bulan sekali dengan takaran 1 gram abate untuk 10 liter air atau 2,5 gram Altosoid untuk 100 liter air.Abate dapat di peroleh/dibeli di Puskesmas atau di apotik. b. Mengusir nyamuk dengan obat anti nyamuk. c. Mencegah gigitan nyamuk dengan memakai obat nyamuk gosok. d. Memasang kawat kasa dijendela dan di ventilasi e. Tidak membiasakan menggantung pakaian di dalam kamar. f. Gunakan sarung klambu waktu tidur.

D.

Pengendalian Vektor DBD Dalam pengendalian vektor DBD terdapat dua metode, yaitu : 1. Dengan Insektisida, dan 2. Tanpa Insektisida. Pengendalian vektor DBD dengan insektisida dapat dibagi menjadi 2 metode menurut sasarannya, yaitu : 1. Pengendalian Nyamuk Dewasa Tujuan pengendalian nyamuk dewasa adalah untuk segera dapat memutuskan mata rantai penularan penyakit DBD dengan sasaran membunuh nyamuk dewasa ( terutama yang infektif atau membawa virus DBD ).

a. Penyemprotan yaitu suatu metode aplikasi insektisida dengan cara mencegah insektisida cairan menjadi droplet droplet yang sangat kecil ( 10-50 mikro ) disemprotkan keudara dan diharapkan droplet berada diudara dalam waktu yang cukup, sehingga kontak antara insektisida dengan serangga hama dapat maksimal. b. Sistem panas ( THERMAL FOGGING ) Insektisida yang digunakan berbentuk cair dan biasanya dilarutkan dalam pelarut minyak dengan tambahan bahan pengemulisi. c. Kelebihan dari aplikasi thermal fogging, antara lain :  Dampak psikologi orang melihat sesuatu yang telah dilakukan.  Mudah terlihat asap yang dihasilkan sehingga jangkauan penyebarannya dapat diamati.  Konsentrasi larutan rendah. d. Kurangnya aplikasi thermal fogging, antara lain :  Berbau dan bercak berminyak / licin.  Mahal untuk pembelian pengecer.  Bahaya kebakaran.  Bahaya lalu lintas jalan raya. e. Sistem dingin ( cool fogging : ULV / ULD ) Sistem dingin dikenal sebagai sistem ULV, droplet yang dihasilkan pada aplikasi ini tidak melibatkan energi panas, namun menggunakan energi kinetik. f. Beberapa keuntungan ULV, antara lain :  Polusi udara lebih kecil.  Mengurangi bahaya terhadap biotik lain / non target.  Tidak ada gangguan pada kesibukan kota.  Biaya operasi dan bahan bahanya sedikit ( efisien ). 2. Pengendalian terhadap jentik atau pun larva a. Cara kimia Pengendalian jentik dengan kimia larvasiding dengan menaburkan bubuk temephos atau sumilarva kedalam penampungan air secara berskala 3 bulan kali.

b. Cara biologi  Memelihara ikan pemakan jentik.  Menaburkan bakteri bacillus thuringiensis atau bacillus sraeliensis yang akan membunuh jentik nyamuk.  Membudidayakan tanaman pengusir nyamuk disekitar lingkungan tempat tinggal, seperti bunga lavender, zodia, dll.

E.

Prosedur Pelaksanaan Fogging 1. Perencanaan Operasi Fogging a. Membuat peta / sketsa wilayah yang akan disemprot. b. Susun kebutuhan alat bantu persiapan tenaga pelaksana. c. Mengoperasi menyemprot. d. Persiapan pelengkap petugas. e. Menyiapkan kebutuhan insektisida. f. Mengecek kondisi mesin fog. g. Menghitung kebutuhan biaya operasional. h. Menghitung lamannya operasi. i. Menyusun jadwal pelaksanaan harian.

2. Persiapan Sasaran a. Sebelum :  Semua makanan dan minuman disimpan ditempat yang aman.  Hewan piaraan dikeluarkan dirumah.  Tempat tidur / kasur cukup dilipat.  Barang barang yang dianggap berharga cukup ditutup koran.  Bagi yang punya mobil hendak ditutup atau dikeluarkan.  Semua jendela ditutup, semua pintu dibuka. b. Selama :  Semua penghuni hendaknya berada diluar gedung.  Jangan mengikuti menyemprot selama berlangsungnya penyemprotan.

c. Setelah :  Pintu rumah ditutup.  Semua penghuni tetap diluar sampai 30 menit 1 jam.  Mengumpulkam hewan yang mati karena fogging lalu dimasukan plastik jangan sampai dimakan hewan peliharaan. 3. Persiapan alat bahan a. Perbuatan campuran bahan ( solar dan M insektisida ). b. Aduk bahan campuran hingga homogen. c. Tuanglah bahan campuran kedalam tangki fog. d. Isi premium kedalam tangki bahan bakar mesin fog. e. Hidupkan mesin, tunggu beberapa saat sampai bunyi mesin stabil. 4. Persiapan petugas a. Semua petugas harus terlatih dan berpengalaman. b. Petugas harus mengerti maksud penyemprotkan. c. Baca label insektida yang digunakan. d. Lakukan survey area yang akan digunakan. e. Menggunakan alat perlindung diri yang standart. 5. Tehnik thermal fogging Petunjuk / tehnik yang harus diperhatikan adalah :  Dosis  Konsentrasi  Out put fog  Temperature udara  Kecepatan angin  Fogging didalam maupun diluar rumah  Sasarab fogging  Waktu operasi  Kecepatan gerakan fogging  Binatang piaran  Lamanya fogging  Out put petugas  Kebutuhan bahan bakar

6. Tehnik penyemprotan ULV a. Dosis insektisida : 500 ml / ha. b. Out put ULV ; 127 ml / menit pada suhu 29o C. c. Sasaran : serangga atau nyamuk yang sedang terbang d. Kecepatan angin dibawah km / jam. e. Semua pintu dan jendela rumah rumah dibuka lebar lebar makanan dan minuman ditutup. 7. Cara mencegah terjadinya resistensi vektor a. Menggunakan satu golongan dan jenis insektisida yang sama disatu kawasan epidermiologi / penularan. b. Menggunakan dosis insektisida yang tepat :  Mesin fog yang terpilih dan berkalibrasi.  Pelatihan petugas, terutama yang baru.  Pengenceran formulasi yang tepat.  Waktu aplikasi yang standar. c. Pemantuan tingkat resistensi vektor ( tiap tahun ) d. Rotasi pemakaian insektisida.

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan Sesuai dengan pembahasan pada paper ini, maka penulis dapat disimpulkan : 1. konsep pencegahan DBD melalui metode PSN3M Plus adalah tindakan yang dilakukan secara teratur untuk memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk Demam Berdarah. 2. Untuk mengetahui proses pencegahan DBD melalui metode PSN. Menguras bak mandi dan tempat - tempat penampungan air; menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum, dan tempat air lain; mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung, membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang - barang bekas seperti kaleng bekas dan botol pecah sehingga tidak menjadi sarang nyamuk, menutup lubang - lubang pada bambu pagar dan lubang pohon pada tanah, membersihkan air yang tergenang di atap rumah, dan memelihara ikan. 3. Pencegahan populasi nyamuk DBD, sehingga penyakit DBD bisa berkurang.

B.

Saran Dari hasil penulisan paper, kami menyarankan kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, dan dapat mengetahui gejala - gejala DBD dan menerapkan metode PSN sehingga dapat mengurangi kasus DBD dan mengurangi angka kematian akibat DBD. Bagi pemerintah, untuk lebih menggalakkan program PSN, dan lebih sering mengadakan pennyuluhan tentang DBD dan PSN kepada masyarakat. Agar masyarakat dapat lebih tanggap terhadap kasus DBD di lingkungan sekitarnya. Dan bagi penulis lainnya agar dapat mengembangkan tulisan ini lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Rahayu Budi, Dr. Petunjuk Tehnik Pengendalian Vektor DBD Dinas Kesehatan, Jawa Timur, 2008 Syaifudin Arif, Drs. DKK, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Balai Pustaka, Jakarta, 1999 Habi Ash, Shiddiqy, TM. Prof ( Alm ), DKK. Al Quran dan Terjemahnya Udisyah, Surabaya, 1957

DAFTAR KONSULTAN

Nama

: M. SHOBIRUL FAUZI

NO. INDUK : 1224 JUDUL : PENCEGAHAN DALAM PENYEBARAN NYAMUK DBD

MELALUI METODE PSN


NO. HARI, TANGGAL PER

You might also like