You are on page 1of 8

VI.

PEMBAHASAN

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion), Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksireaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. Contoh reaksi titrasi kompleksometri : Ag+ + 2 CN- Ag(CN)2 Hg2+ + 2Cl- HgCl2 (Khopkar, 2002). Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus-yang terikat pada ion pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan : M(H2O)n + L = M(H2O)(n-1) L + H2O (Khopkar, 2002). Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA, merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul, misalnya asam 1,2diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang mempunyai dua atom nitrogen penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam molekul (Rival, 1995).

Pada percobaan kali ini, EDTA digunakan sebagai larutan standar sekunder untuk menentukan penetapan kadar ion logam. Sedangkan yang digunakan sebagai indicator adalah EBT (Eriochrom Black T). EBT membentuk kompleks berwarna dengan hampir semua ion logam. 6.1 Penetapan Kadar Magnesium Pada percobaan penetapan kadar magnesium ini, digunakan larutan buffer dengan pH 10 yang berfungsi untuk mencegah perubahan pH atau mempertahankan pH. Yang digunakan sebagai indikator adalah EBT. Larutan ion Mg2+ langsung dititrasi dengan EDTA. Titrasi berakhir saat warna merah berubah menjadi biru. Volume EDTA yang terpakai dinyatakan dalam mg Mg2+. Adapun prinsipnya sebagai berikut: Mg2+ + H2Y2MgY2+ + 2H+

6.1.1 Data Hasil Pengamatan Penetapan Kadar Magnesium. kelompok


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

v EDTA
0,1 ml 0,1 ml 0,05 ml 0,1 ml 0,05 ml 0,05 ml 0,05 ml 0,05 ml 0,1 ml 0,05 ml

w Mg
0,2432 g 0,2432 g 0,1216 g 0,2432 g 0,1216 g 0,1216 g 0,1216 g 0,1216 g 0,2432 g 0,1216 g

ppm
24,32 24,32 12,16 24,32 12,16 12,16 12,16 12,16 24,32 12,16

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2011. Setelah semua kelompok selesai mentitrasi, dilakukan perhitungan volume EDTA. Setelah didapat volume EDTA yang terpakai dilakukan perhitungan berat mg dan ppm. Untuk menghitung ppm didapat dari rumus berikut: 1 ml EDTA 0,1 M = 2,432 mg Mg

  

 

Berdasarkan hasil pengamatan, hasil dari semua kelompok tidak jauh berbeda yaitu volume EDTA yang terpakai adalah 0,05-1 ml sehingga dapat diketahui banyaknya Mg dalam 10 ml larutan Mg2+ adalah 24,32 ppm dan 12,16 ppm. 6.2 Kesadahan Pengertian kesadahan air adalah kemampuan air mengendapkan sabun, di mana sabun ini diendapkan oleh ion-ion yang saya sebutkan diatas. Karena penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+, khususnya Ca2+, maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat / karakteristik air yang menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3. Kesadahan ada dua jenis, yaitu (Giwangkara, 2008) : 1. Kesadahan sementara Adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam bikarbonat, seperti Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2. Kesadahan sementara ini dapat / mudah dieliminir dengan pemanasan (pendidihan), sehingga terbentuk encapan CaCO3 atau MgCO3.Reaksinya: Ca(HCO3)2 Mg(HCO3)2 (endapan) 2. Kesadahan tetap Adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam klorida, sulfat dan karbonat, misal CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2. Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan soda kapur (terdiri dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida) sehingga terbentuk endapan kaslium karbonat (padatan/endapan) dan magnesium hidroksida dipanaskan dipanaskan CO2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3 (endapan) CO2 (gas) + H2O (cair) + MgCO3

(padatan/endapan) dalam air. Reaksinya: CaCl2 + Na2CO3 CaSO4 + Na2CO3 CaCO3 (padatan/endapan) + 2NaCl (larut) CaCO3 (padatan/endapan) + Na2SO4 (larut)

MgCl2 + Ca(OH)2 MgSO4 + Ca(OH)2

Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaCl2 (larut) Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaSO4 (larut)

Pada percobaan kali ini dilakukan penentuan kesadahan total dan kesadahan tetap. Sampel yang digunakan pada penentuan kesadahan total dan tetap ini digunakan air dari gedung baru serta air hujan. Pengertian dari kesadahan total adalah kalsium + magnesium dan dapat ditetapkan melalui titrasi langsung dengan menggunakan EDTA dan indikator EBT. Kompleks antara Ca dengan indikator terlau lemah untuk menimbulkan perubahan warna yang benar. Tetapi magnesium membentuk kompleks yang lebih kuat dengan indikator dibandingkan kalsium sehingga diperoleh titik akhir yang benar. 6.2.1 Sampel Air Gedung Baru Pada penentuan kesadahan total air, air gedung baru ditambahkan larutan buffer pH 10 dan indicator EBT. Lalu dititrasi dengan EDTA. Titrasi diakhiri dengan berubahnya warna merah menjadi biru. Kesadahan total air gedung baru dinyatakan dalam ppm CaCO3. Pada penentuan kesadahan total, air sampel dapat langsung dititrasi dengan EDTA. Tetapi berbeda dengan penentuan kesadahan tetap. Pada kesadahan tetap air sampel yang akan dititrasi dengan EDTA dididihkan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan bertujuan untuk meminimalkan kandungan kesadahan sementara pada air tersebut karena kesadahan sementara dapat hilang jika dipanaskan. Pada percobaan ini, air gedung baru dididihkan. Setelah mendidih dan ditambah aquades dan didinginkan, diberi larutan buffer pH 10 dan indicator EBT. Setelah itu, dititrasi dengan larutan EDTA. Titrasi diakhiri saat warna merah berubah menjadi biru. Kesadahan tetap air dinyatakan dalam ppm CaCO3. Untuk menghitung kesadahan sementara, kesadahan total dikurangi dengan kesadahan tetap. Oleh karena itu, kesadahan tetap harus lebih kecil dari kesadahan total.

Tabel 6.2.1.1 Data Hasil Penentuan Kadar Kesadahan Total Pada Air Gedung Baru. kelompok
1 2

v EDTA
5,5 ml 5,5 ml rata-rata

w CaCO3
5,5 x 10-3 g 5,5 x 10-3 g

ppm
110 110 110

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2011. Tabel 6.2.1.2 Data Hasil Penentuan Kadar Kesadahan Tetap Pada Air Gedung Baru. kelompok
3 4 5

v EDTA
5,4 4,9 5,6 rata-rata

w CaCO3
5,4 x 10-3 g 4,9 x 10-3 g 5,6 x 10-3

ppm
108 98 112 106

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2011. Berdasarkan hasil pengamatan, kesadahan total yang didapat adalah sebesar 110 ppm dan kesadahan tetap yang didapat adalah sebesar 106 ppm. Dari data yang didapat dapat pula dihitung kesadahan sementara dalam sampel tersebut. Kesadahan sementara = rata-rata kesadahan total rata-rata kesadahan tetap = 110 106 =4 Dapat disimpulkan bahwa kesadahan sementara pada sampel air gedung baru adalah sebesar 4 ppm. 6.2.2 Sampel Air Hujan Sama seperti sampel air gedung baru, pada sampel air hujan dihitung pula kesadahan yang ada pada sampel tersebut. Untuk prosedurnya sama seperti sampel air gedung baru. Berikut ini merupakan hasil pengamatan yang didapat menggunakan sampel air hujan.

Tabel 6.2.2.1 Data Hasil Penentuan Kadar Kesadahan Total Pada Air Hujan. kelompok
6 7

v EDTA
1,2 1,2 rata-rata

w Mg
1,2 x 10-3 1,2 x 10-3

ppm
24 24 24

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2011. Tabel 6.2.2.2 Data Hasil Penentuan Kadar Kesadahan Tetap Pada Air Hujan. kelompok
8 9 10

v EDTA
1,5 1,6 1,9 rata-rata

w Mg
1,5 x 10 1,6 x 10 1,9 x 10
-3 -3 -3

ppm
30 32 38 33,3

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2011. Berdasarkan hasil pengamatan, kesadahan total yang didapat adalah sebesar 24 ppm dan kesadahan tetap yang didapat adalah sebesar 33,3 ppm. Dari data yang didapat dapat pula dihitung kesadahan sementara dalam sampel tersebut. Kesadahan sementara = rata-rata kesadahan total rata-rata kesadahan tetap = 24 33,3 = - 9,33 Dapat dilihat pada perhitungan, ternyata kesadahan sementara yang didapat adalah -9,33 ppm. Seharusnya itu tidak terjadi, hal ini dapat dikarenakan pada saat penambahan akuades pada penentuan kesadahan tetap. Ternyata pada saat percobaan akuades yang ditambahkan memiliki kesadahan pula, hal ini dapat mempengaruhi kesadahan tetap yang didapat.

VII.

KESIMPULAN

y y

Kompleksometri adalah titrasi yang menghasilkan senyawa kompleks. EBT adalah indicator logam karena EBT dapat membentuk kompleks berwarna dengan hamper semua ion logam.

Titrasi kompleksiometri dapat digunakan atau diterapkan untuk menghitung kesadahan air.

y y

Kesadahan air dibedakan menjadi kesadahan tetap dan kesadahan sementara. Kesadahan sementara yaitu selisih antara kesadahan total dengan kesadahan tetap.

Akuades yang dipakai dalam percobaan mempengaruhi kesadahan yang didapat.

Daftar Pustaka

Day, R. A, Jr dan A. L. Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga : Jakarta. Giwangkara, E. 2008. Mengapa Mandi Dipantai Boros Sabun. http://persembahanku. wordpress.com/2006/09/29/mengapamandidipantaiborossabun.Diakses pada tanggal 12 November 2011. Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Khopkar. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.

You might also like