You are on page 1of 11

V.

HASIL PENGAMATAN

Tabel 5.1. Pengamatan hasil titrasi Kelompok IA V HCl 14,7 ml N HCl 0,1 N V NaOH 10 ml N NaOH 14,7x0,1 = Nx10 N = 0,147 14,4x0,1 = Nx10 N = 0,144 14x0,1 = Nx10 N = 0,14 14,7x0,1 = Nx10 N = 0,147 15,1x0,1 = Nx10 N = 0,151

IIA

14,4 ml

0,1 N

10 ml

IIIA

14 ml

0,1 N

10 ml

IVA

14,7 ml

0,1 N

10 ml

VA

15,1 ml

0,1 N

10 ml

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2011)

VI.

PEMBAHASAN Praktikum yang dilakukan kali ini adalah titrasi asam basa. Titrasi adalah

pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu lainnya. Dibutuhkan 2 macam larutan pada percobaan titrasi yaitu titran dan analit. Titran (larutan penitrasi) merupakan larutan baku yang sudah diketahui secara pasti konsentrasinya, biasanya diletakkan di dalam buret (tabung panjang yang memiliki skala volume dan kran penetes). Sedangkan analit (larutan yang dititrasi) adalah larutan yang akan dicari konsentrasinya namun volumenya harus sudah diketahui terlebih dahulu dan biasanya diletakkan di dalam erlenmeyer. Titrasi asam basa adalah reaksi penetralan. Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu : 1. Asam kuat - Basa kuat 2. Asam kuat - Basa lemah 3. Asam lemah - Basa kuat 4. Asam kuat - Garam dari asam lemah 5. Basa kuat - Garam dari basa lemah Praktikum kali ini adalah titrasi asam kuat dan basa kuat. Asam kuat yang digunakan adalah HCL dan basa kuat yang digunakan adalah NaOH. Persamaan Reaksi : HCl + NaOH NaCl + H2O. Reaksi ionnya : H+ + OH- H2O. Pertama kali ini yang dilakukan adalah pembuatan larutan HCl 0,1 N sebanyak 100 ml. Prosedur awal adalah memipet x ml HCl ml 4N. Dalam praktikum ini, volume HCl ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut :
VHCl1NHCl1= VHCl2NHCl2 VHCl1 . 4=100 . 0,1 VHCl1 = 104=2,5 ml

Selanjutnya larutan HCl itu dimasukkan ke dalam labu ukur 100ml ditambahkan dengan akuades hingga batas. Setelah itu terbentuk larutan HCl 0,1N sebanyak 100 ml. Larutan ini akan digunakan untuk menentukan konsentrasi NaOH

melalui titrasi asam basa. Setelah itu ditambahkan PP. Fungsi penambahan PP ini adalah untuk indikator titik akhir titrasi. Keadaan dimana reaksi telah berjalan dengan sempurna yang biasanya ditandai dengan pengamatan visual melalui perubahan warna indicator disebut sebagai titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen. Berikut ini merupakan hasil praktik semua kelompok dalam mentitrasi asam basa: Tabel 6.1. Pengamatan hasil titrasi Kelompok IA V HCl 14,7 ml N HCl 0,1 N V NaOH 10 ml N NaOH 14,7x0,1 = Nx10 N = 0,147 14,4x0,1 = Nx10 N = 0,144 14x0,1 = Nx10 N = 0,14 14,7x0,1 = Nx10 N = 0,147 15,1x0,1 = Nx10 N = 0,151

IIA

14,4 ml

0,1 N

10 ml

IIIA

14 ml

0,1 N

10 ml

IVA

14,7 ml

0,1 N

10 ml

VA

15,1 ml

0,1 N

10 ml

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2011) Dapat dilihat dalam tabel 6.1, hasil pengamatan tersebut volume akhir HCl yang keluar pada titrasi dari kelompok satu sampai dengan lima adalah 14 ml. Warna bening yang muncul menandakan titik akhir titrasi terpenuhi maka asam dan basa terletak pada titik ekuivalen, karena jika larutan NaOH berubah menjadi pink kembali makan larutan tersebut terlalu asam. 6.1. Indikator asam basa

Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa organik) yang dalam larutannya warna molekul-molekulnya berbeda dengan warna ion-ionnya Zat indikator dapat berupa asam atau basa yang larut, stabil, dan menunjukkan perubahan warna yang kuat. Indikator asam-basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH. Berikut ini merupakan beberapa indikator asam basa: Tabel 6.1.1 Indikator asam basa NAMA Biru timol Kuning metil Jingga metil Hijau bromkre sol Merah metil Ungu bromkre sol Biru bromtim ol Merah 6,8-8,4 6,2-7,6 5,2-6,8 4,2-6,3 3,8-5,4 Ph RANGE 1,2-2,8 TIPE WARNA merah kuning merah kuning merah jingga kuning biru merah kuning kuning ungu (SIFAT) Asam

2,9-4,0

Basa

3,1 4,4

Basa

Asam

Basa

Asam

kuning biru kuning -

Asam

Asam

fenol Ungu kresol Fenolftal ein Timolfta lein Kuning alizarin 7,9-9,2

merah kuning ungu t.b. merah t.b. - biru kuning ungu Asam

8,3-10,0

Asam

9,3-10,5

Asam

10,0-12,0

Basa

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2011) Dalam titrasi asam lemah pilihan indikatornya jauh lebih terbatas untuk asam dengan pKa 5 kira-kira sebesar pKa asam asetat, pH tersebut lebih tinggi daripada 7 pada titik ekivalendan perubahan pH relative kecil. Fenolftalein berubah warna di sekitar titik ekivalen dan merupakan indicator yang sesuai. Singkatnya , kita harus memilih indikator yang berubah warna disekitar titik ekivalendari titrasi. 6.2 Titrasi asam basa Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu lainnya. Titrasi asam basa adalah reaksi penetralan. Jika larutan bakunya asam disebut asidimetri dan jika larutan bakunya basa disebut alkalimetri. Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu : 1. Asam kuat - Basa kuat 2. Asam kuat - Basa lemah 3. Asam lemah - Basa kuat 4. Asam kuat - Garam dari asam lemah 5. Basa kuat - Garam dari basa lemah

6.2.1

Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat - Asam kuat : HCl - Basa kuat : NaOH

Persamaan Reaksi : HCl + NaOH NaCl + H2O Reaksi ionnya : H+ + OH- H2O Kurva Titrasi Asam Kuat Basa Kuat

6.2.2

Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah - Asam kuat : HCl - Basa lemah : NH4OH

Persamaan Reaksi : HCl + NH4OH NH4Cl + H2O Reaksi ionnya : H+ + NH4OH H2O + NH4+ Kurva Titrasi Asam kuat Basa Lemah

6.2.3

Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat - Asam lemah : CH3COOH - Basa kuat : NaOH

Persamaan Reaksi : CH3COOH + NaOH NaCH3COO + H2O Reaksi ionnya : H+ + OH- H2O Kurva Titrasi Asam Lemah Basa Kuat

6.2.4

Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah - Asam kuat : HCl - Garam dari asam lemah : NH4BO2

Persamaan Reaksi : HCl + NH4BO2 HBO2 + NH4Cl Reaksi ionnya : H+ + BO2- HBO2 6.2.5 Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah

contoh : - Basa kuat : NaOH - Garam dari basa lemah : CH3COONH4 Persamaan Reaksi : NaOH + CH3COONH4 CH3COONa + NH4OH Reaksi ionnya : OH- + NH4- NH4OH Berikut ini merupakan cara melakukan titrasi: 1. Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku dimasukkan ke dalam buret yang telah ditera

2. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada wadah (gelas kimia atau erlenmeyer).Ditempatkan tepat dibawah buret berisi titran 3. Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat, misalnya, indikator fenoftalien 4. Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri tegak, wadah titrat tepat dibawah ujung buret, dan tempatkan sehelai kertas putih atau tissu putih di bawah wadah titrat 5. Atur titran yang keluar dari buret (titran dikeluarkan sedikit demi sedikit) sampai larutan di dalam gelas kimia menunjukkan perubahan warna dan diperoleh titik akhir titrasi. Hentikan titrasi !

VII.

KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang dilakukan. Titrasi merupakan suatu metode

untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Bila melibatkan reaksi asam basa, maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redoks untuk reaksi yang melibatkan reduksi dan oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks, dan lain sebagainya Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan.kegunaan reaksi penetralan yaitu untuk mengetahui konsentrasi asam atau basa yang tidak diketahui. Volume HCl yang digunakan dalam praktikum ini untuk pembuatan HCl 0,1 N sebanyak 2,5 ml. Jumlah volume HCl 0,1 N yang digunakan untuk titrasi 14 ml.

Daftar Pustaka Anshory, Irfan. 1996. Kimia SMU Untuk Kelas 3. Penerbit Erlangga. Jakarta. Chang, R. 2003. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga. Harjadi , W . 1986 . Ilmu Kimia Analitik Dasar . PT. Gramedia Pustaka Utama . Jakarta. Jr, R.A. Day.,A.L. Underwood. 1996. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi kelima. Jakarta : Erlangga.

You might also like