You are on page 1of 5

Hanya hari ini Kita Hidup Hari ini adalah hari Kita. Hanya hari ini.

Usia Kita hanya satu hari ini. Tumbuhkan semangat dalam jiwa Kita hanya untuk hari ini. Berpikirlah bahwa Kita mati hari ini. Maka, anggaplah masa hidup kita hanya hari ini, dengan begitu, hidup Kita kan tercabik-cabik di antara gumpalan keresahan, kesedihan, duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh krdtidakpastian dan acap kali menakutkan. Hidup kita dihabiskan oleh waktu. Waktu teru menggerogoti kemampuan dan usia kita. Jadi, selagi masih muda, selagi masih mampu, mari bergegas untuk menjadikan hidup ini begitu bermakna. Jangan hanya bisa hanya mengusap air mata di atas tempat tidur, atau hanya jalan jalan kesana kemari yang tidak punya tujuan yang jelas. Jadi, hidup kita hanya hari ini , hanya hari ini. Tidak ada hari kemarin yang telah pergi bersama suka dukanya. Tidak pula hari esok yang sampai saat ini belum kunjung datang. Matahari hari inilah yang kini memayungi kita. Hari inlah yang kini menjamu kita. Untuk satu hari ini saja, mari kita curahkan konsentrasi, perhatian, prestasi terbaik, kerja keras dan kesungguhan. Tiap hari usia, kemampuan dan tubuh kita digerogoti oleh waktu. Saatnya kita melakukan sesuatu yang membuat hidup kita bermakna dan bermakna setiap saat. Mau kapan lagi kalau tidak sekarang? Hanya untuk hari ini saja. Kita harus bersiap melaksanakan shalat dengan sekhusuk mungkin, membaca Al Quran dengan penuh perenungan. Mencermati yang dilakukan dengan penuh pertimbangan, zikir dengan penuh kehadiran hati, berperilaku dengan baik, ridha dengan bagian anugerah Allah yang dilimpahkan kepada kita. Selain itu, menjaga kesehatan fisik, dan memberi manfaat bagi orang lain. Dengan begitu, Insya Allah kita hidup hari ini dengan penuh suka cita, ketentraman hati dan kebahagiaan. Kita dapat menerima rezeki yang kita miliki dnegan ketulusan. Kita ridha terhadap tugas, profesi, keluarga dan status kita. Sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk oran-orang yang bersyukur(Qs al A raf[7]: 144) Jiak kita mempunyai mental baja yang berani dan tangguh , maka kita pasti dapat menundukkan segala macam keruwetan hidup dan meluruskan rintanagn yang datng silih berganti. Sebab, salah satu prinsip yang harus kita pegangSaya hanya hidup hari ini! Jika hari ini kita gunakan sebaik-bainya, kita bisa membangun karakter pribadi Muslim. Potensi diri kita ditingkatkan , kemampuan dipupuk, kualitas dikuatkan , semua ucapan diperbaiki, amanah waktu dan usia dikelola dengan sebaikbaiknya sehingga hari ini akhirnya hari milik kita.

Lejitkan Kehebatanmu di Hari Ini Bukan penulis mengesampingkan hari esok. Akan tetapi, karena penulis tidak bisa menjamin apakah hari esok kita masih bisa menjamin apakah hari esok kita masih bisah menghirup udara, merasakan indahnya matahari terbit, mengisi lembaran hati, dan mendengarkan nyayian alam yang merdu. Jadi, istimewakan hanya untuk hari ini saja. Ketika kita punya harapan di masa depan, ketika kita menancapkan cita-cita setinggi langit, ketika kita menaburkan impian, semua itu akan ditentukan oleh usaha kita hari ini. Kalau kita hari ini tidak bisa mengukir prestasi, jangan pernah bermimpi harapan esok akan tercapai. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap uatu kaum maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain dia(Qs. Ar Rad [13]: 11) Mulai hari ini, kita akan berbuat semaksimal mungkin dalam segala hal, dari mengatur kamar, rumah, kegiatan dan pekerjaan, perpustakaan sehingga tidak ada akata berantakan dan kesemrawutan. Yang ada hanyalah keteraturan dan keteraturan. Mulai hari ini kita harus memperhatikan kebersihan tubuh kita, memperbaiki performa kita, dan memerhatikan kesehatan fisik kita. Kita akan berjalan secara wajar, tidak perlu dibuat-buathanya karena mengejar imej. Mulai dari hari ini kita harus bersungguh-sungguh menepati ketaatan kita kepada Allah, melaksanakan shalat sesempuna mungkin, bersedekah kepada fakir miskin, berinfak untuk pembangunan fasilitas umum, meningkatkan amalan

ibadah melalui shalat sunnah dan puasa sunnah, serta menilawahi al Quran, menghafalkan ayat atau surat-surat pendek atau hadis Nabi, dan memahami kanduangannya, mengkaji buku-buku agama, dam mempelajari buku yang bermanfaat, menghadiri majelis ilmu dan majelis dzikir. Mulai hari ini kita harus menenmkan keutamaan dalam sanubari kita, mencegah dari kesombongan, keangkuhan, riya, iri, dendam, kedengkian, maupun buruk sangka, cari muka dan sebagainya. Mulai hari ini kita harusdapat memberi manfaat kepada orang lain, mempersembahkan yang terbaik untuk sesama, membantu tetangga dan tenam, menjenguk orang sakit, memberi makan orang yang lapar, mengantarka jenazah, menyantuni anak yatim, memberi petunjuk kepada orang yang dalam kebingungan, menaruh empati pada orang yang teraniaya, memuliakan ulama, mencarikan solusi orang yang bermasalah, menolong kaul lemah, membantu orang yang tertimpa bencana, menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Masa lalu yang telah pergi dan usai, tenggelam seperti matahari yang juga telah tenggelam. Kita tidak usah menangisinya. Karena, masa lalu tidak akan pernah melihat kita hanyut dalam kenangan bersamanya, walaupun, hanya sekejap mata. Masa lalu telah meninggalkan kita. Masa lalu telah pergi dari sisi kita. Masa lalu telah terlepas dari hidup kita. Masa lau tidak akan lagi kembali kepada kita untuk selama-lamanya. Sesungguhnya, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata (Qs. Al Fath [48]: 1)

Bila orang melewati satu hari dalam hidupnya tanpa ada satu hak yang ia tunaikan atau suatu fardhu yang ia lakukan, atau kemuliaan yang ia wariskan atau pujian yang ia hasilkan atau kebaikan yang ia tanamkan atau ilmu yang ia dapatkan, maka sungguh-sungguh ia telah menganiaya dirinya sendiri
(Yusuf Qardhawi)

Menghidupkan hiup Kata Imam al-Ghazali, hati itu ibarat cermin. Kalau tidak pernah dibersihakan, maka akan berkarat oleh debu. Itu sebabnya, bila kita tidak memanfaatkan

waktu mengingat Allah, untuk hadir di majelis-majelis zikir, hati kita akan kosong. Ujungnya, kita mudah resah, putus asa, frustasi, stress, depresi, dan akhirnya mampir di rumah sakit jiwa. Naudzubillah. Ketika kita menyia-nyiakan waktu, maka akan berakibat terhadap kosongnya jiwa kita! Kita simak baik-baik gambaran Sayid Quthb berikut ini. Itulah jiwa yang kosong yang tidak pernah mengenal makna serius. Ia berharap santai meski menghadapi bahaya yang mengintai. Ia bercanda ria di saat membutuhkan keseriusan dan senantiasa meremehkan permasalahan yang suci dan sakral. Jiwa yang kosong dari sikap yang serius dan penuh kesucian, akan meremehkan setiap persoalan yang menyelimutinya, mengalami kegersangan jiwa dan dekadensi moral. Kalau kita mulai menyia-nyiakan waktu, maka itu artinya kita sudah mengarahkan langkah kita ke jurang kehancuran yang sehancur-hancurnya. Kosong akal, kosong hati, kosong jiwa. Kalau sudah begitu, alamat kehidupan ini terasa kering tanpa arti dan bahkan tidak bermakna. Padahal kehidupan di dunia ini hanya sesaat dan teramat semu. Karena itu, hidup kita jangan sampai hanya diisi dengan kegiatan yang tidak membuahkan manfaat untuk menuju ke kehidupan yang lebih abadi di akhirat nanti. Jadi, tinggalkan segala aktivitas yang merugikan kita, apalagi merugikan orang lain. Meskipun mungkin tampaknya aktivitas itu akan menguntungkan menurut penilaian kitasepertipopularitas, harta, dan kewenangannamun kalau itu bentuk maksiat kepada Allah, maka tidak akan ada artinya. Jadi, jangan sampai kita menyesal akibat kita mendzalimi diri sendiri. Sebab, kita tidak akan pernah diberi kesempatan ulang untuk berbuat baik atau bertobat, bila kita sudah meninggalakan dunia ini. Ingat, firman Allah Swt.: Maka pada hari ini tidak bermanfaat (lagi) bagi orang-orang zalim permintaan uzur mereka dan tidak pula mereka diberi kesempatan bertobat lagi(Qs ar-Rum [30]:57)

Ketelatenan Adalah Kuncinya Ali Ridha r.a bersyair, Manusia mencela zamannya, padahal tiada cela pada zaman ini kecuali pada kita. Kita cela zaman padahal cela itu ada pada diri kita. Sekiranya zaman dapat berkata, ia akan mengecam kita. Tepat syair Ali Ridha diatas. Seandainya zaman bisa berkata ia akan mencela kita. Karena, celakanya zaman merupakan akibat perbuatan kita; kerusakan zamn tidak lain merupakan perbuatan kita . Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (Qs. ar-Rum [30]:41) Dari ayat diatas kita bisa berpikir sebaliknya: dari tangan kita pulalah bisa terjadi kebaikan dan keberkahan, entah di darat ataupun di laut. Sehingga, kita pun mampu menyusun langkah tepat mengisi zaman. Pertama, melakukan aktivitas terarah. Kita harus mulai memprogramdan memperjelas tujuan aktivitas kita agar hidup kita tidak seperti layang-layang putus. Pastikan pula kitatetap meminta petunjuk Allah agar setiap aktivitas kita terarah ke jalan yang benar. Tunjukilah kami jalan yang lurus(Qs al-Fatihah [1]:6) Kata ihdina (tunjukilah kami) berasal dari kata hidaat:memberi petujuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud memberi dalam ayat ini tidak hanya hidayah, tetapi juga memberi petunjuk. Kedua, bergaul dengan masyarakat.

You might also like