You are on page 1of 2

Sekarang acara-acara tidak melulu acara berita dan film sinetron.

Acara acara dengan konsep reality show, sampai talk show juga sering menghiasi layar kaca kita. Bicara soal talk show, saya jadi ingat pertanyaan yang sering ditanyakan oleh pembawa acara talk show, khususnya yang berbau religious. Pernah mengalami keajaiban dalam hidup? lalu sang bintang tamu pun akan bercerita nggedabrus tentang peristiwa ajaib yang saya sendiri ragu mengatakan bintang tamu ini jujur. Bahkan seorang yang operilakunya gak jauh beda dengan pelacur pun mengaku menemui malam lailatul qadr, bahkan ketemu Rasulullah. Padahal, kalau kita mau mencoba belajar lebih bersyukur maka banyak hal yang pantas disebut keajaiban tidak melulu tentang hal berbau mistis. Dulu sepulang naik haji, abah ditanya seorang muridnya, Pernah mengalami keajaiban gak pak selama naik haji? Sejujurnya, saya sendiri pun mengharapkan jawaban yang fantastis seperti yang pernah saya dengar dari beberapa haji(ngan). Tapi ternyata, abah malah tertawa mendapat pertanyaan seperti ini. Jawabnya, Njenengan gak lihat kalau keberangkatan saya kesana saja sebuah keajaiban? HADIRIN KECEWA!!! Keluarga kami adalah keluarga biasa, dengan empat orang anak. Cukup harmonis, meskipun sejujurnya memang kadang diselingi pertengkaran-pertengkaran kecil. Banyak cerita yang menarik tentang kehidupan keluarga kami. Cerita-cerita itu terjadi setelah saya lahir dan cukup mampu untuk mengingatnya, maupun awal-awal pernikahan yang tentu saja saya dengar dari Umi. Pada awal pernikahan ada cerita-cerita yang beredar diantara para tetangga bahwa saking melaratnya Abah untuk menghidupi Umi, sampai-sampai mereka makan dengan lauk satu potong tempe untuk berdua. Sekedar info untuk anda yang belum tau, satu potong tempe dibuat dari satu sendok makan kedelai yang sudah dimasak dan dicampur dengan ragi, kemudian dibungkus dengan daun pisang seukuran kertas A5 kemudian diikat dengan pelepah pisang yang sudah dikeringkan, lalu didiamkan selama beberapa malam. Ketika kalian membaca cerita ini, mungkin sebagian dari kita akan merasa sedih, kasihan atau ekspresi lain yang sangat mungkin melibatkan air mata. Tapi ketika Abah dan Umi mengomentari cerita ini, mereka berdua justru tertawa dan mengatakan, Romantis banget ya? Secara kemampuan ekonomi, keluarga kami memang tidak bisa disebut kaya, tapi juga tidak sampai pada taraf miskin. Jadi jangan berfikir cerita itu benar-benar terjadi, tapi hanya karangan seorang tetangga yang entah apa tujuannya. Memang ada orang yang sepertinya akan mengalami prolaps ani alias dobolen, alias Ambeiyen kalau tidak mengarang cerita yang menjelek-jelekkan orang lain. Seperti seseorang yang beberapa tahun belakangan muncul sebagai seorang tokoh di kehidupan kami. Orang ini, sudah terkenal diantara rekan sejawatnya sebagai orang yang suka bakulan kecap (huruf e dibaca seperti e pada kata kejang). Cerita darinya, sering tidak bisa dibdakan mana benar dan mana yang bohong. Karena kalaupun bohong, kebohongan itu sulit dicari motifnya. Suatu kali dia memfitnah dan menjelek-jelekkan seseorang dengan penuh kebencian dan kemarahan, sedangkan orang yang dia fitnah itu sepertinya tidak pernah merugikan dan berbahaya untuknya. Di lain waktu, tokoh ini menceritakan seseorang seakan orang itu

luar biasa baiknya, luar biasa kayanya, bahkan kadang sampai pada taraf yang cukup untuk disebut sebagai penjilat. Padahal orang yang dia ceritakan kebaikannya itu (yang tentunya penuh kebohongan) pernah dia mintai pekerjaan namun tidak dikabulkan sampai sekarang. Berhati-hatilah bergaul dengan orang seperti ini. Sebab pasti, yang dia bawa jauh lebih banyak keburukan dari cangkem bosoknya itu. Pengaruh buruk tidak hanya karena pengaruh langsung dari fitnah atau cerita bohongnya, tapi juga pengaruh tidak langsung seperti yang pernah Umi dan keluarga kami alami. Dari Umi yang menjadi sakit-sakitan, sampai frekwensi pertengkaran (seperti yang saya sebutkan diawal bahwa keluarga kami kadang diselingi pertengkaran kecil) yang meningkat ketika Umi berpartner dengan orang ini. Dan banyak masalah itu yang sembuh ketika akhirnya Umi diistirahatkan, atau bahasa gaulnya dipecat, dari pekerjaannya (pemecatan ini tidak lepas dari fitnah sang bakul kecap). Jadi, kalian yang mengenal orang berkarakter bakul kecap ini, lebih baik anda menghindar sejauh mungkin. Kalau tidak kena fitnah, sangat mungkin kebusukan mulutnya mempengaruhi kesehatan. Di lain kasus, mungkin juga fetid odor ini mempengaruhi emosi anda atau orang sekitar anda. Dan mungkin juga menjauhkan malaikat rezeki karena tidak tahan dengan bau busuk yang mungkin kita tidak menciumnya.

You might also like