Professional Documents
Culture Documents
Salah satu hal yang paling dikenal di Indonesia adalah rokok kretek. Salah satu perusahaan rokok kretek besar adalah Djarum. Pemilik Djarum sekarang tidak punya hubungan apa pun dengan orang-orang yang pertama kali mendirikan usaha ini.
Perusahaan ini awalnya bernama Djarum Gramophon, tetapi ketika perusahaan Djarum ini diakuisisi pada tahun 1951 oleh Oei Wie Gwan, ayah dari pemilik Djarun saat ini, dia memendekkan namanya menjadi Djarum saja. Wie Gwan memulai usaha Djarum ini dengan tujuh puluh karyawan dan sejak awal ia terus mencengkeram seluruh aspek produksi rokok kretek, rumusan campuran tembakau Djarum tersendiri, campuran cengkeh Djarum tersendiri untuk memastikan bahwa kualitas dari rokok kreteknya berbeda dengan yang lain dan bisa dipertahankan. Merek produk pertama adalah Djarum dan Kotak Adjaib dan awalnya hanya dijual di wilayah Kudus. Karena mereka menyadari kebutuhan akan manajemen yang profesional, Budi dan Bambang pada tahun 1970 mendirikan departemen penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan produk tembakau Djarum yang baru sekaligus inovatif. Budi dan Bambang juga melihat bahwa saat itu Indonesia bisa menyediakan pasar yang besar bagi rokok produk mereka, bahkan potensi untuk ekspor Djarum lebih besar. Pada tahun 1972, mereka mulai mengekspor eceran rokok kretek lintingan Djarum untuk tembakau di seluruh dunia, dari Jepang ke Belanda dan merek rokok kretek yang paling terkenal di luar Indonesia. Pada pertengahan 1970-an, Budi dan Bambang dengan cepat menyadari bahwa jika mereka ingin tetap berkompetitif, mereka harus mengikuti petunjuk dan mekanisasi Bentoel. Rokok kretek pertama mereka yang dibuat dengan mesin adalah Djarum Filter yang kemudian diluncurkan pada tahun 1976, diikuti pada tahun 1981 oleh Djarum Super, yang pada saat itu menjadi best seller rokok kretek filter Indonesia. Pada tahun 1984, perusahaan mengirimkan dua karyawannya ke Kampen Oud pabrik cerutu di Belanda untuk mempelajari seluk-beluk membuat Cigarillos. Butuh beberapa waktu untuk menyempurnakan seni campuran tembakau cerutu dengan cengkeh tetapi akhirnya Djarum mendapatkan formula yang tepat dan memperkenalkan rokok kretek itu kepada publik. Kini, Djarum menjadi salah satu perusahaan kretek besar di Indonesia. (*/dari berbagai sumber)
Sumber : wisnudewobroto.com/kunci-keberhasilan-pt-djarum/
PT. Djarum adalah sebuah perusahaan rokok di Indonesia yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah. Djarum merupakan salah satu dari tiga perusahaan rokok terbesar di Indonesia (dua lainnya adalah Gudang Garam dan HM Sampoerna).
Sejarah Djarum berawal saat Oei Wie Gwan membeli usaha kecil dalam bidang kretek bernama Djarum Gramophon pada tahun 1951 dan mengubah namanya menjadi Djarum. Oei mulai memasarkan kretek dengan merek "Djarum" yang ternyata sukses di pasaran. Setelah kebakaran hampir memusnahkan perusahaan pada tahun 1963 (Oei meninggal tak lama kemudian), Djarum kembali bangkit dan memodernisasikan peralatan di pabriknya. Pada tahun 1972 Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri. Tiga tahun kemudian Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun 1981. Saat ini Djarum dipimpin Budi Hartono dan Bambang Hartono, yang dua-duanya merupakan putra Oei.
sumber : http://haxims.blogspot.com/2009/12/sejarah-pt-djarum.html#ixzz1mjrBxkfG
kembali bangkit dan memodernisasikan peralatan di pabriknya. Pada tahun 1972 Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri. Tiga tahun kemudian Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun 1981. Saat ini Djarum dipimpin Budi Hartono dan Bambang Hartono, yang dua-duanya merupakan putra Oei. Selain dunia rokok, Djarum juga dikenal aktif terlibat dalam dunia bulutangkis. Klub bulutangkisnya, PB Djarum, telah menghasilkan pemain-pemain kelas dunia seperti Liem Swie King dan Alan Budikusuma. Selain itu, sejak tahun 1998 perusahaan Djarum juga telah menguasai sebagian besar saham Bank Central Asia. PERHATIAN PT. DJARUM TERHADAP DUNIA OLAHRAGA 1. Perkumpulan Bulutangkis Djarum (disingkat PB Djarum) PB. Djarum berdiri pada tahun 1974. Awalnya perkumpulan ini didirikan hanya sebagai kegiatan penyaluran hobi bagi karyawan pabrik rokok Djarum di Kudus. Namun, pada tahun 1970, akhirnya yang ikut berlatih bukan hanya karyawan, tetapi juga pemain dari luar. Ini adalah awal dari pembinaan Djarum dalam menyumbang pemain nasional dimulai. Didorong kecintaan Robert Budi Hartono (CEO PT Djarum) pada bulutangkis serta tingginya kegemaran karyawan PT Djarum bermain dan berlatih pada olah raga yang sama. Maka pada tahun 1969 brak (tempat karyawan melinting rokok) di jalan Bitingan Lama (sekarang jalan Lukmonohadi) No. 35 - Kudus pada sore hari digunakan sebagai tempat berlatih bulutangkis di bawah nama komunitas Kudus. Berawal dari situ, lahirlah atlit muda berbakat, Liem Swie King yang meraih prestasi demi prestasi secara gemilang, menumbuhkan keinginan Budi Hartono untuk serius mengembangkan kegiatan komunitas Kudus menjadi organisasi PB Djarum. PB Djarum pernah gilang-gemilang ketika Indonesia merebut Piala Thomas pada 1984 di Kuala Lumpur, Malaysia. Kala itu, dari delapan pemain, tujuh di antaranya berasal dari PB Djarum yaitu Liem Swie King, Hastomo Arbi, Hadiyanto, Kartono, Heryanto, Christian Hadinata, dan Hadibowo. Satu pemain lagi adalah Icuk Sugiarto. 2. LIGA SUPER INDONESIA Liga Super Indonesia (LSI) atau Indonesia Super League (ISL) adalah kompetisi sepak bola antar klub profesional level tertinggi di Liga Indonesia. LSI diselenggarakan oleh PT Liga Indonesia (dahulu BLI) yang dimiliki oleh PSSI. LSI dikuti 18 tim terbaik yang akan saling bertanding satu putaran penuh kompetisi 34 pertandingan, kandang dan tandang. Sistem operasi untuk setiap klub peserta dengan promosi dan degradasi ke Divisi Utama. Musim kompetisi tidak menentu dan disesuaikan dengan kondisi atau suasana yang terjadi di Indonesia. Sponsor utama LSI adalah perusahaan rokok Djarum, oleh karena itu LSI secara resmi dikenal sebagai Djarum Indonesia Super League. Sejak perdana kompetisi tahun 2008, Liga Super Indonesia telah disponsori oleh Djarum. Djarum sendiri sudah 3 tahun berturut-turut menyeponsori Divisi Utama sejak tahun 2005 hingga Liga Super Indonesia saat ini. Hal itu dipastikan sebagai sebuah wujud apresiasi PT. Djarum untuk kemajuan dunia sepak bola Indonesia. Pendidikan PB Djarum sejak dini telah menanamkan visi kepada seluruh atlitnya, agar mereka tidak mencetak keberhasilan di arena pertandingan saja, tapi juga mencetak keberhasilan di bangku sekolah. Membagi kegiatan antara latihan bulutangkis dengan sekolah, memang bukan tugas yang mudah
bagi para atlit PB Djarum, terlebih lagi mereka-mereka ini yang kebanyakan masih duduk di bangku sekolah seperti SD, SMP, dan SMA. Namun, untuk menyelaraskan dua kegiatan tersebut, PB Djarum mengambil langkah bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud). Sehingga, kegiatan antara latihan bulutangkis dengan sekolah yang dijalani oleh para atlit bisa berjalan baik, dan tidak mengganggu satu sama lain. Kerjasama yang dilakukan antara PB Djarum dengan Depdikbud adalah dengan pemberian dispensasi waktu di sekolah untuk para atlit. Atlit diberikan ijin untuk memulai waktu belajarnya di sekolah tidak seperti siswa lain pada umumnya. Mereka juga diberi kemudahan memperoleh ijin meninggalkan sekolah pada saat mereka harus mengikuti kejuaraan. Selama ini sekolah-sekolah yang sudah diajak bekerjasama oleh PB Djarum guna mendukung kemampuan akademis para atlitnya yang berasal dari segala jenjang pendidikan tersebut adalah SD Barongan II, SMP Taman Dewata, dan SMA Kramat. Sumber : http://www.keretaunto.web.id/2009/12/mengenal-ptdjarum-lebih-dekat.html
Djarum sendiri adalah perusahaan yang berdiri pada saat Indonesia telah merdeka pada tahun 1951 (tepatnya 21 April 1951). Pendiri Djarum adalah Oei Wie Gwan. Lambang jarum yang digunakan oleh perusahaan ini adalah jarum grama phone. Pada tahun 1983 Djarum menjadi perseroaan terbatas, PT Djarum. Sebut saja beliau Robert Budi Hartono yang bernama asli Oei Hwie Tjhong, lahir di Kudus Jawa Tengah tahun 1941 adalah pemilik perusahaan Djarum saat ini. Di indonesia pak Robert Budi Hartono dinyatakan orang terkaya nomer 1 di Indonesia selain di itu pada majalah forbes yang merupakan majalah internasional pak Robert Budi Hartono merupakan salah satu dari kategori orang terkaya di dunia beliau adalah anak ke dua dari Oei Wie Gwan (meninggal pada tahun 1963) yang merupakan pendiri djarum. Selain pak Robert Budi Hartono, Michael Bambang Hartono alias Oei Hwie Siang kakak dari pak Robert Budi Hartono adalah pemilik perusahaan djarum ini. Beliau berdua yang telah sukses menembus pasar dunia yang sukses Menembus pangsa pasar Amerika.
"Rencananya kelar pertengahan tahun ini juga," katanya. Hingga kini, iklan masih menjadi andalan. Total, lebih dari US$ 1 juta per tahun. Analisa Djarum menggandeng Kaskus Satu pertanyaan menarik buat kita saat ini adalah sebegitu beranikah Djarum menanam investasi dengan jumlah yang tidak tanggung-tanggung? Apakah tidak mengalami trauma dengan kasus Astaga dotkom yang sudah investasi berjuta-juta dollar akhirnya mati suri dan lenyap? Konon, tawaran dari Djarum ini bukanlah hal yang gampang-gampang susah. Syarat yang harus dipenuhi adalah semua strategi core bisnisnya harus di tangan Kaskus yang lama inilah yang sempat menjadi proses masuknya Djarum tidak mudah. Dari kacamata strategi bisnis Djarum, sepertinya sudah menjadi pola di perusahaan rokok dunia yakni kekhawatiran bisnis rokok yang sudah mulai di persempit ladang kemudahan maupun regulasi yang semakin ketat di dunia global. So, langkah Djarum yang sudah mulai ekspansi ke properti, bank, dan saat ini menjadi pemain dotkom tentulah sudah mempunyai pemikiran yang masak di 10 tahun ke depan. Djarum nampaknya sadar bahwa trend bisnis internet di masa depan akan memegang peran sentral bahwa dengan menguasai media ini akan menjadi "mindset" bagi industri dan retail [red: baca konsumen]. Tidak mengherankan, Djarum dengan cash flow yang boleh dikatakan sangat besar sangat berambisi menggaet pemain dotkom yang sudah established dan mempunyai jaringan yang sangat kuat. Terlalu beresiko bila Djarum harus membuat dotkom baru karena tidak efektif dan sangat lama. Banyak keuntungan yang bisa di raih oleh Djarum, selain dari sisi revenue, dia akan mendapatkan posisi "branding" yang lebih leluasa di era regulasi iklan yang sangat ketat saat ini. Potensi pemakai internet Indonesia yang semakin tidak terbendung membuat Djarum sudah ancang-ancang memainkan peranan yang strategis di Indonesia. Tentu, tantangan Djarum saat ini adalah bagaimana Kaskus bisa mengglobal dan sangat-sangat terkenal seperti Baidu.com walaupun usernya 90 % adalah lokal. Wajar saja, Google pun dulu konon sempat tertarik mengakuisi Kaskus. So, mudah-mudahan analisa ini menjadi harapan besar bagi para calon teknopreneur yang memang butuh dorongan moral bahwa dengan ide-ide besar apapun bisa terealisasi. Hal yang tidak mungkin masih ada dotkom "dahsyat" seperti kaskus yang bakal melesat di beberapa tahun ke depan. Dengan pasar Indonesia yang besar di Asia Pasifik, siapapun mungkin walaupun bermodal puluhan dollar di tahap awal seperti halnya Kaskus. Kaskus menurut Andrew Darwis memang sangat tumbuh secara organik dan tanpa budget iklan sedikitpun. Dan saat ini ditopang Djarum yang sangat terkenal dalam strategi dan marketing komunikasinya yang boleh dikatakan "unlimitted", akankah mampu membawa Kaskus sejajar dengan Google, Facebook, Yahoo, Youtube..? Waktulah yang akan membuktikan.. Sumber setrilyun : http://www.ooh-gitu.com/dunia-maya/62-portal-rekomendasi/523-kenapa-djarum-******-
PT. Djarum adalah sebuah perusahaan rokok di Indonesia yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah. Djarum merupakan salah satu dari tiga perusahaan rokok terbesar di Indonesia (dua lainnya adalah Gudang Garam dan HM Sampoerna).
Sejarah Djarum berawal saat Oei Wie Gwan membeli usaha kecil dalam bidang kretek bernama Djarum Gramophon pada tahun 1951 dan mengubah namanya menjadi Djarum. Oei mulai memasarkan kretek dengan merek "Djarum" yang ternyata sukses di pasaran. Setelah kebakaran hampir memusnahkan perusahaan pada tahun 1963 (Oei meninggal tak lama kemudian), Djarum kembali bangkit dan memodernisasikan peralatan di pabriknya. Pada tahun 1972 Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri. Tiga tahun kemudian Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun 1981. Saat ini Djarum dipimpin Budi Hartono dan Bambang Hartono, yang dua-duanya merupakan putra Oei. Selain dunia rokok, Djarum juga dikenal aktif terlibat dalam dunia bulutangkis. Klub bulutangkisnya, PB Djarum, telah menghasilkan pemain-pemain kelas dunia seperti Liem Swie King dan Alan Budikusuma. Selain itu, sejak tahun 1998 perusahaan Djarum juga telah menguasai sebagian besar saham Bank Central Asia. Sumber : http://catatankuw.blogspot.com/2010/02/sejarah-berdirinya-pt-djarum.html