You are on page 1of 1

Kebijakan pemerintah kota Surakarta dalam penataan permukiman dan perumahan kumuh di bantaran sungai Kalianyar Bagus Heru

Doyo Martono BAGUS HERU DOYO MARTONO S 3201004. Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta dalam Penataan Permukiman dan Perumahan Kumuh di Bantaran Sungai Kali Anyar. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Mei 2005. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui; a) Formulasi kebijakan pemerintah kota Surakarta dalam penantaan permukiman dan perumahan kumuh di bantaran sungai Kali Anyar; b) Implementasi kebijakan pemerintah kota Surakarta dalam penataan permukiman dan perumahan kumuh di bantaran sungai Kali Anyar; c) Evaluasi kebijakan pemerintah kota Surakarta dalam penataan permukiman dan perumahan kumuh di bantaran sungai Kali Anyar. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengambilan data menggunakan teknik wawancara, pengamatan berperan serta dan dokumentasi. Jumlah informan dalam penelitian ini tidak dibatasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi. Kemudian dianalisis dengan teknik analisis interaktif. Berdasarkah hasil analisis data disimpulkan bahwa; a) Kebijakan penataan perumahan dan permukiman kumuh sepanjang sungai Anyar kelurahan Gilingan kota Surakarta, dirumuskan berdasarkan model goal oriented yaitu model kebikajan yang mengacu pada penyelesaian suatu permasalahan. Namun demikian dikombinasikan dengan pola perkembangan situasi politik, ekonomi, sosial serta budaya warga masyarakat di wilayahnya. Selain itu juga mengacu pada kebijakan-kebijakan yang telah ada dan berhasil dilaksanakan khususnya penataan di sepanjang daerah sempadan sungai kali Anyar yaitu penataan pasar Ngemplak, pembangunan permukiman di depan terminal Tirtonadi, sebelah utara Rumah Sakit Dr. Oen Surakarta. Permasalahan yang berkembang di masyarakan pada wilayah tersebut menurut hasil wawancara adalah sarana fisik permkiman kurang sesuai dengan kriteria permukiman yang sehat. Oleh karena itu, melalau program yang dirumuskan oleh pemerintah kota hendaknya dapat mengatasi permasalahan tersebut. Selanjutnya tercapai kondisi permukiman yang sesuai dengan kriteria permukiman yang layak dari segi fisik dan kesehatan. b) Implementasi kebijakan tersebut berupa model dari bawah ke atas (bottom upper), pada model tersebut masyarakat dilibatkan secara langsung dari proses perencanaan program pembangunan sampai dengan pelaksanaan pembangunan, kemudia peran pemerintah sebagai fasilitator. Implementasi tersebut telah memenuhi unsur ketepatan kebijakan, tepat pelaksana dan tepat lingkungan. Akan tetapi kurang tepat pada target. Hal ini disebabkan kebijakan tersebut ternyata ada sedikit pertentangan dengan kebijakan yang lainnya yaitu dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai, kemudian juga Peraturan Daerah (PERDA) Propinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2004 tentang Garis Sempadan. c) Evaluasi kebijakan publik meliputi evaluasi formulasi, implementasi dan lingkungan kebijakan. Pada tahap formulasi, dapat dikatan telah memenuhi kriteria, bahwa kebijakan tersebut di keluarkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Implementasi kebijakan dinilai sudah tepat secara pelaksanaan yaitu dengan model dari bawah ke atas (bottom upper) sehingga menempatan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan. Namun perlu diingat bahwa hasil implementasi tersebut kurang tepat target karena terjadi pertentangan dengan peraturan yang lain Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai, kemudian juga Peraturan Daerah (PERDA) Propinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2004 tentang Garis Sempadan.

1/1

You might also like