You are on page 1of 3

KLASIFIKASI KELAPA SAWIT Klasifikasi adalah penggolongan spesies kepada suatu tanaman yang berguna utuk memudahkan penelitian

kelapa sawit maka seluruh tanaman di dunia diberikan nama berdasarkan kedekatannya (taksonomi). Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut (Lubis, 2008) : Divisi Subdevisi Kelas Subkelas Ordo Famili Subfamili Spesies : Tracheophyita. : Pteropsida : Angiospermeae : Monocotyledoneae : Cocoideae : Palmae : Cocoideae : Elaeis guineensis Jacq

Untuk memudahkan operasional, maka para peneliti dan praktisi menggolongkan kelapa sawit menjadi beberapa golongan. Biasanya penggolongan didasarkan pada fisik kelapa sawit. Sedikitnya ada dua klasifikasi kelapa sawit sebagai berikut.

1. Klasifikasi Kelapa Sawit Menurut Warna Buah Dalam pelaksanaan teknis dilapangan, maka dikenlalah beberapa klasifikasi kelapa sawit. Menurut Lubis (2008) kelapa sawit diklasifikasikan sesuai dengan warna buah dan tipisnya cangkang. Berdasarkan warna buah, kelapa sawit dibagi atas tiga jenis, antara lain: a. Nigrescens yaitu buahnya berwarna violet sampai hitam waktu muda dan menjadi merahkuning (orange) sesudah matang. b. Albescens yaitu buah muda berwarna kuning pucat, tembus cahaya karena mengandung sedikit karotein. c. Virescens yaitu buahnya berwarna hijau waktu muda dan sesudah matang berwarna merahkuning (orange). Varitas Nigerches adalah varietas yang biasa dipakai pada tanaman komersil. Sedangkan yang varietas lain dipakai untuk tujuan penelitian dan pemuliaan tanaman.

2. Klasifikasi Kelapa Sawit Menurut Besar Tipisnya Cangkang Berdasarkan dari besar tipisnya cangkang kelapa sawit dibagi atas tiga jenis yaitu (Pahan, 2008) : a. Dura, merupakan kelapa sawit yang mempunyai cangkang tebal. Ketebalan cangkang tidak diinginkan oleh perusahaan pengolahan kelapa sawit karena dianggap memperpendek umur mesin pengolah. Keunggulan dari jenis dura adalah tandan buahnya besar-besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Kelapa sawit jenis dura mempunyai alela homozigot dominan yang membuatnya menghasilkan cangkang yang tebal. b. Pisifera, buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tanaman jenis ini mempunyai alela homozigott resesif sehingga tidak membentuk cangkang. Beberapa jenis pisifera mempunyai kemampuan fertile dan mampu berkembang baik (Vanderwemen,1942 dalam Pahan, 2008). c. Tenera, merupakan hasil perkawinan antara dura dan pisifera. Tenera memiliki ketebalan cangkang diantara keduanya. Selain itu jenis Tenera mempunyai kandungan minyak paling tinggi dari varietas lainnya. Tenera mempunyai alela heterozigot. d. Varitas Macrocarya dengan tebal cangkang 4 8.5 mm dan daging buah hanya 0.75 -2.5 mm saja. Penggunaan sangat jarang baik untuk tujuan komersil ataupun penelitian. Tenera merupakan hasil pemuliaan dengan cara mengawinkan dua jenis varietas. Skema perkawinan dari tenera di paparkan pada Tabel 1. Dengan perkawinan tersebut dihasilkan perbedaan sifat dengan induknya baik tebal cangkang, pericarp, cangkang, mesocarp dan inti. Perbedaan cangkang, pericarp, cangkang, mesocarp dan inti dari varetas kelapa sawit disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 1. Perkawinan Antar Varietas PERKAWINAN ANTAR Varietas 1 Dura Dura Dura Tenera Varietas2 Dura Pisifera Tenera Pisifera 100% Dura 100%Tenera 50% Dura + 50% Tenera 50% Tenera + 50% Pisifera HASIL PERKAWINAN

Tenera

Tenera

25% Dura + 50% Tenera + 25% Pisifera

Sumber: Lubis, 2008

Tabel 2. Perbedaan cangkang, pericarp, cangkang, mesocarp dan inti dari varetas kelapa sawit Varitas Cangkang (mm) Dura Pisifera Tenera 2-5 1 --2,5 Pericarp (mm) 2-6 5-10 3-10 Cangkang (%/buah) 25-50 3-20 Mesocarp (%/buah) 20-65 92-97 60-90 inti (%/buah) 3-20 3-8 3-15

Sumber: Lubis, 2008

Gambar 1. Pembagian Kelapa Sawit Dari Besar Tipisnya Cangkang Kelapa Sawit

You might also like