You are on page 1of 9

PEMISAHAN PIGMEN FOTOSINTESIS DENGAN KROMATOGRAFI KERTAS TUJUAN Untuk mengetahui bermacam pigmen fotosintesis ALAT DAN BAHAN

1. Mortil dan lumpang 2. Cawan Petri 3. Alkohol 95 % 4. Kertas saring berukuran 3 x 15 cm 5. Jepitan kertas 6. Lem dan statif 7. Daun melinjo dan puring PROSEDUR KERJA 1. Mengambil 1 gram daun melinjo dan kemudian menggerusnya dengan mortil, lalu menambahkan 25 ml alkohol 95 % sampai seluruh klorofil terlarut dalam alkohol. Ekstrak akan terlihat berwarna hijau. 2. Membiarkan ekstrak beberapa menit sampai ampas daunnya mengendap. 3. Menuangkan caiaran ekstrak ke dalam cawan petri. 4. Mengambil kertas saring yang telah disediakan dan menjepit salah satu ujungnya. 5. Mencelupkan salah satu ujung kertas tersebut ke dalam ekstrak klorofil yang berada dalam cawan petri. 6. Membiarkan kertas saring tergantung untuk beberapa lama sampai terlihat pemisahan pigmen yang terkandung di dalamnya. 7. Memperhatikan ada beberapa macam pigmen yang diperlukan dalam ekstrak tersebut.

HASIL PENGAMATAN Daun Melinjo Daun Puring

PEMBAHASAN 1. Daun Melinjo Dari data hasil praktikum dapat diketahui bahwa dalam sehelai daun melinjo dengan massa 1 gram tersebut terkandung beberapa pigmen yaitu : Klorofil a dan b (yang berwarna hijau) Karotenoid yang berupa karoten (yang berwarna kuning)

kecepatan perembesan dari pigmen-pigmen tersebut ternyata berbeda-beda yang disebabkan karena perbedaan berat molekul masing-masing pigmen. Perbedaan kecepatan perembesan tersebut dapat diamati dari hasil praktikum dimana karoten (pigmen kuning) posisinya lebih tinggi dibandingkan klorofil a dan b. Hal ini disebabkan karena pigmen karoten memiliki berat molekul yang lebih ringan dari pigmen klorofil a maupun b. Dimana atom-atom yang menyusun karoten lebih sedikit daripada pigmen klorofil. 2. Daun Puring Dari data hasil praktikum dapat diketahui bahwa sehelai daun puring dengan massa 1 gram tersebut terkandung beberapa pigmen yaitu : Klorofil a dan b (yang berwarna hijau) Karotenoid yang berupa karoten dan xantofil (yang berwarna kuning sampai berwarna merah dan ungu).

kecepatan perembesan dari pigmen-pigmen tersebut ternyata berbeda-beda yang disebabkan karena perbedaan berat molekul masing-masing pigmen. Perbedaan kecepatan perembesan tersebut dapat diamati dari hasil praktikum dimana karotenoid yang berupa xantofil (pigmen ungu) lebih tinggi dibandingkan dengan pigmen karetenoid yang berupa karoten (pigmen kuning) dan pigmen klorofil a dan b. Begitu juga pigmen karoten lebih tinggi atau lebih cepat perembesannnya daripada pigmen klorofil a dan b. Hal ini disebabkan karena pigmen karotenoid yang berupa xantofil memiliki berat molekul yang lebih ringan daripada pigmen karoten dan pigmen klorofil a dan b. Dan pigmen karoten memiliki berat molekul yang lebih ringan dari pigmen klorofil a dan b. Ini berarti klorofil memiliki berat molekul lebih tinggi daripada pigmen lainnya. Perbedaan berat molekul disebabkan oleh perbedaan atom-atom yang menyusunnya. Dari hasil pengamatan diatas dapat diketahui bahwa daun puring lebih dominan mengandung pigmen karotenoid dibandingkan dengan pigmen klorofil. Hal ini juga terlihat dari daun puring tersebut jika dilihat secara keseluruhan warna daunnya berwarna merah, agak ungu dan kuning. PENUTUP 1. Simpulan Dalam daun terkandung beberapa pigmen yaitu klorofil a dan b serta karotenoid. Daun melinjo mengandung pigmen klorofil dan karotenoid yang berupa pigmen karoten sedangkan daun puring mengandung pigmen klorofil dan karotenoid yang berupa karoten dan xantofil. Kecepatan perembesan dari pigmen-pigmen tersebut ternyata berbedabeda yang disebabkan karena perbedaabn berat molekul masing-masing pigmen. 2. Saran Sebelum melakukan praktikum hendaknya memahami terlebih dahulu petunjuk praktikum serta alat dan bahan yang digunakan dan untuk meminimalkan kesalahan hendaknya alat yang digunakan sudah teruji kelayakannya.

DAFTAR PUSTAKA Dwijoseputro, D. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum Salisbury, Frank B. dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung :. ITB Bandung. Sarna, Ketut dkk. 1999. Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. Singaraja : IKIP Singaraja.

PENGUKURAN KADAR KLOROFIL DENGAN SPEKTROFOTOMETER TUJUAN 1. Untuk mengetahui cahaya yang diabsorpsi oleh klorofil 2. Untuk mengetahui kadar klorofil oleh daun ALAT DAN BAHAN 1. Mortil dan lumpang 2. Gelas ukur 100 ml 3. Corong dan kertas saring 4. Alkohol 95 % 5. Spektrofotometer 6. Daun melinjo (Gnetum gnemon) dan puring (Codiaeum variegatum) PROSEDUR KERJA 1. Membuat ekstrak 1 gram daun segar dengan alkohol 95 % dengan cara menggerus dalam mortil sampai semua warna lepas dari jaringan (ampas tampak berwarna putih). 2. Menyaring ekstrak dengan corong dan kertas saring, selanjutnya dimasukkan dalam gelas ukur. Menambahkan lagi alkohol 95 % sampai volume ekstrak mencapai 100 ml 3. Dengan menggunakan cuvet, mengkur absorbansi larutan ektrak dengan menggunakan panjang gelombang mulai dari 400 700 nm dalam interval 10 nm. 4. Membuat grafik dari data yang diperoleh debngan panjang gelombang sebagai absis dan absorbannya sebagai ordinat. 5. Mengukur kadar klorofil dengan cara mengukur absorban pada panjang gelombang 649 nm dan 665 nm dan selanjutnya memasukkan dalam rumus Wintermans dan de Mots (1965), sebagai berikut. Klorofil Total = (20,00)(OD649) + (6,10)(OD665)mg/l Klorofil a = (13,70)(OD665) (5,76)(OD649)mg/l Klorofil b = (25,80)(OD649) (7,70)(OD665)mg/l

Hasil Pengamatan Daun Melinjo (Gnetum gnemon) Panjang Gelombang (nm) 400 410 420 430 440 450 460 470 480 490 500-700 Daun Puring(Codiaeum variegatum) Panjang Gelombang (nm) 380 390 400 410-700 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh oleh praktikan maka terdapat hubungan antara panjang gelombang (nm) dengan OD (Oftical Denciti) yang menghasilkan grafik seperti dibawah ini: Absorbansi 0,65 0,38 0,04 0 Absorbansi 1,19 1,09 1,06 1,05 1,04 1,00 0,70 0,52 0,48 0,10 0

Dari grafik diatas dapat dihitung: OD649 = 0 OD665 = 0 Klorofil a = (13,7)(0) (5,76)(0) mg/l = 0-0mg/l = 0 mg/l Klorofil b = (25,8)(0) (7,70)(0)mg/l = 0-0 mg/l = 0 mg/l Klorofil total = (20,00)(0) +(6,10)(0) mg/l = 0-0 mg/l = 0 mg/l Daun Puring

OD649 = 0 OD665 = 0 Klorofil a = (13,7)(0) (5,76)(0) mg/l = 0-0mg/l

= 0 mg/l Klorofil b = (25,8)(0) (7,70)(0)mg/l = 0-0 mg/l = 0 mg/l Klorofil total = (20,00)(0) +(6,10)(0) mg/l = 0-0 mg/l = 0 mg/l Spektrofotometer merupakan alat untuk mengukur kadar klorofil yang memanfaatkan kepekaan sinar untuk menentukan kadar klorofil yang dimiliki oleh daun atau bagian tumbuhan yang mengandung klorofil. Setelah daun pada percobaan ini (melinjo dan puring) digerus dan ditambahkan alkohol 95 % maka larutan yang terbentuk tersebut mengandung klorofil. Alkohol digunakan sebagai pelarut karena klorofil hanya larut dalam pelarut organik. Sinar bekerja dengan melewati larutan tersebut dan didapatkanlah berapa OD (Optical Density) yang dimilikinya. Setelah didapat OD-nya maka nilainya dimasukkan ke dalam rumus untuk memperoleh kadar klorofilnya, baik itu klorofil a atau b. Tumbuhan tinggi mengandung 2 macam klorofil, klorofil a dan b. Klorofil a adalah suatu senyawa kompleks anatar Mg dengan Porfirin yang mengandung cincin V (siklopentanon). Sedangkan klorofil b merupakan klorofil kedua yang terdapat pada tumbuhan hijau. Selain warna dan panjang gelombang yang membedakan klorofil a dan b adalah struktur molekulnya dimana pada porfirinnya mengikat CH3 untuk klorofil a dan aldehid untuk klorofil b. Klorofil total merupakan jumlah klorofil a dan b pada daun. Dari hasil perhitungan terlihat bahwa baik daun melinjo dan daun puring belum dapat diketahui berapa kadar klorofil yang dimiliki masing-masing daun tersebut. Pada panjang gelombang 649 nm dan 665 nm kadar klorofil baik klorofil a dan b menghasilkan kadar 0 mg/l sehingga kadar klorofil total juga 0 mg/l. Hal ini terjadi bukan karena tumbuhan yang praktikan gunakan tidak mengandung klorofil, melainkan karena kepekaan dari sinar pada alat spektrofotometer tersebut tidak dapat mengukur kadar klorofil yang terdapat pada tumbuhan yang digunakan praktikan. Jadi panjang gelombang sinar yang diserap oleh klorofil daun puring berada pada rentangan 380-400 nm.

Adapun kendala-kendala yang praktikan hadapi saat dilaksanakannya praktikum adalah : Kesulitan dalam menimbang daun dengan berat yang sesuai Kesulitan dalam menggunakan spektrofotometer karena alat tersebut jarang dikalibrasi setelah dipakai. Keterbatasan alat-alat praktikum sehingga alat-alat tersebut harus digunakan secara bergantian. PENUTUP 1. Baik Simpulan daun melinjo (Gnetum gnemon) dan daun puring (Codiaeum

variegatum)belum dapat diketahui kadar klorofil yang dimiliki masing-masing daun tersebut. Pada panjang gelombang 649 nm dan 665 nm kadar klorofil baik klorofil a dan b menghasilkan kadar 0 mg/l sehingga kadar klorofil total juga 0 mg/l. Panjang gelombang sinar yang dapat diserap oleh klorofil daun puring berada pada rentangan 380-400 nm. 2. Saran Sebelum melakukan praktikum hendaknya memahami terlebih dahulu petunjuk praktikum serta alat dan bahan yang digunakan dan untuk meminimalkan kesalahan hendaknya alat yang digunakan sudah teruji kelayakannya. DAFTAR PUSTAKA Dwijoseputro, D. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Salisbury, Frank B. dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung :. ITB Bandung. Sarna, Ketut dkk. 1999. Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. Singaraja : IKIP Singaraja.

You might also like