You are on page 1of 19

MAKALAH KIMIA DAYA HANTAR LISTRIK DALAM LARUTAN Disusun oleh: Destria Putri Utami Efa Fitriyana Josephine

Maria Komariyah Puspasari Sri Rahayu Rishayura

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah KIMIA yang berjudul Daya Hantar Listrik Dalam Larutan Elektrolit Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana. Di dalam makalah ini membahas tentang Daya Hantar Listrik Dalam Larutan. Kami menyadari tanpa kerja sama antara guru pembimbing yang member berbagai masukan yang bermanfaat bagi kami demi tersusunnya makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang tersebut diatas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan makalah ini. Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman teman sekalian. Saya mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.

Bekasi, 29 Februari 2012

DAFTAR ISI
Halaman judul Kata pengantar Daftar isi 1. Pendahuluan : 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan penulisan 1.4 Metode Penulisan 2. Pembahasan : 2.1 Pengertian Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit 2.2 Sumber Ion Dalam Larutan Elektrolit 2.3 Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah 2.4 Elektrolit Asam,Garam,dan Basa 2.5 Derajat Ionisasi 2.6 Daya Hantar Listrik Suatu Larutan 2.7 Reaksi Oksidasi Reduksi 3. Penutup : 3.1 Laporan praktikum kimia 3.2 Kesimpulan .1 2 3

.4 4 4 .5 6 .8 9 10 .11 ..13 .14 17 ..19

BAB I
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik sedangkan larutan nonelektrolit tidak menghantarkan arus listrik, telah dijelaskan oleh seorang ahli kimia swedia Svante August Arrhenius (1859-1927). Didasarkan pada teori ionisasi Arhenius, larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena di dalam larutan terkandung atomatom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik yang bergerak bebas. Atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik disebut ion. Perubahan suatu senyawa menjadi ion-ion dalam suatu larutan disebut proses ionisasi. Proses ionisasi merupakan salah satu cara menunjukan pembentukan ion-ion, umumnya ditulis tanpa melibatkan molekul air atau pelarut, namun terkadang molekul air dituliskan juga. 1.2 Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. Apa yang dimaksud larutan elektrolit? Apa yang dimaksud dengan larutan nonelektrolit? Mengapa larutan menghantarkan arus listrik? Apa yang dimaksud elektrolit kuat dan elektrolit lemah?

1.3

Tujuan Penulisan 1. 2. 3. 4. Menjelaskan tentang larutan elektrolit. Menjelaskan pengertian larutan nonelektrolit. Menjelaskan kalau larutan itu bisa menghantarkan arus listrik. Menjelaskan pengertian elektrolit kuat dan elektrolit lemah.

1.4

Metode Penulisan 1. kepustakaan : Membaca buku buku yang berkaitan tentang daya hantar listrik dalam larutan elektrolit. : Mengetahui mengapa larutan bisa menghantarkan arus listrik. : Mencari di internet yang berkaitan tentang daya hantar listrik dalam larutan elektrolit.

2. Observasi

3. Media Elektronik

BAB II
2. Pembahasan
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT Selain dari ikatannya, terdapat cara lain untuk mengelompokan senyawa yakni didasarkan pada daya hantar listrik. Jika suatu senyawa dilarutkan dalam air dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit, dan sebaliknya jika larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan nonelektrolit. Glukosa (C6H12O6), etanol (C2H5OH), gula tebu (C12H22O11), larutan urea (CO(NH2)2) merupakan beberapa contoh senyawa yang dalam bentuk padatan, lelehan maupun larutan tidak dapat menghantarkan arus listrik. Cara pengujian suatu senyawa termasuk elektrolit atau nonelektrolit dapat dilakukan dengan meghubungkan baterai dan lampu bohlam atau amperemeter kemudian ujung kabel dihubungkan pada dua buah elektroda. Satu sebagai anoda (+), satu sebagai katoda (-). Setelah semua terhubung pengujian dapat dilakukan dengan mencelupkan kedua elektroda ke dalam larutan yang akan diuji dan perhatikan agar kedua elektrode tidak bersentuhan. Ketika elektroda dicelupkan, jika lampu bohlam menyala dan atau terbentuk gelembung udara pada kedua elektroda maka senyawa atau zat tersebut termasuk golongan senyawa elektrolit. Begitu pula sebaliknya, ketika elektroda dicelupkan lampu bohlam tidak menyala dan atau tidak terbentuk gelembung udara pada kedua elektroda, maka senyawa atau zat tersebut termasuk golongan senyawa nonelektrolit.

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan

Mengapa Larutan Menghantarkan Arus Listrik


Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik sedangkan larutan nonelektrolit tidak menghantarkan arus listrik, telah dijelaskan oleh seorang ahli kimia swedia Svante August Arrhenius (1859-1927). Didasarkan pada teori ionisasi Arhenius, larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena di dalam larutan terkandung atom-atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik yang bergerak bebas. Atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik disebut ion. Perubahan suatu senyawa menjadi ion-ion dalam suatu larutan disebut proses ionisasi. Proses ionisasi merupakan salah satu cara menunjukan pembentukan ion-ion, umumnya ditulis tanpa melibatkan molekul air atau pelarut, namun terkadang molekul air dituliskan juga. Misalnya HCl yang dilarutkan dalam air dapat ditulis dalam dua persamaan: HCl HCl + H2O CH3COOH CH3COOH + H2O H+ + Cl H3O+ + Cl H+ + CH3COO H3O+ + CH3COO

Ketika diberi beda potensial, Ion yang bermuatan negatif bergerak menuju anoda (+) sedangkan ion yang bermuatan positif bergerak menuju katoda (-) karena adanya perbedaan muatan. Aliran ion inilah yang menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik. Senyawa seperti glukosa, etanol, gula tebu dan larutan urea dalam bentuk padatan, lelehan maupun larutan tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak mengalami ionisasi atau tetap dalam bentuk molekul.

Sumber Ion Dalam Larutan Elektrolit


Ion-ion yang timbul dalam larutan elektrolit terdiri dari dua sumber yaitu senyawa ionik dan senyawa kovalen polar.

Senyawa Ionik
Senyawa ionik tersusun atas ion-ion sekalipun dalam dalam bentuk padat atau kering. Misalnya NaCl dan NaOH. NaCl tersusun dari ion Na+ dan ion Cl sedangkan NaOH tersusun dari ion Na+ dan ion OH . Senyawa-senyawa ionik dalam keadaan padat tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ion yang terikata dengan kuat, sehingga tidak ion-ion tersebut tidak mengalami mobilisasi ketika diberi beda potensial. Namun apabila senyawa ionik dilarutkan dalam pelarut polar misalnya air, maka senyawa ionik adalah suatu elektrolit. Hal ini disebabkan ion-ion yang awalnya terikat kuat pada kisi terlepas kemudian segera masuk dan menyebar dengan air sebagai medium untuk bergerak. Perlu diketahui bahwa semua senyawa ionik yang yang dapat larut dalam pelarut polar seperti air dan lelehan senyawa ionik merupakan suatu elektrolit. Tetapi lelehan senyawa ionik memiliki daya hantar listrik yang lebih baik dibanding larutannya. Hal ini disebabkan susunan ion-ion dalam lelehan senyawa ionik lebih rapat dibanding dalam bentuk larutan, sehingga ion-ion yang ada lebih mudah atau lebih cepat bergerak menuju anoda dan katoda ketika diberi beda potensial.

Senyawa kovalen polar


Senyawa-senyawa kovalen baik kovalen polar maupun nonpolar dalam keadaan murni tidak dapat menghantarkan arus listrik. Tetapi senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik jika dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Hal ini disebabkan senyawa kovalen polar dalam pelarut yang sesuai mampu membentuk ion-ion. Misalnya senyawa kovalen polar mampu membentuk ion di dalam air sehingga dapat menghantar arus listrik. Tetapi senyawa kovalen polar tidak mampu membentuk ion di dalam benzena sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik. HCl, NH3 dan CH3COOH merupakan beberapa contoh senyawa kovalen polar.

Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah


Senyawa yang seluruhnya atau hampir seluruhnya di dalam air terurai menjadi ion-ion sehingga memiliki daya hantar listrik yang baik disebut elektrolit kuat. Senyawa yang termasuk elektrolit kuat mempunyai daya hantar listrik yang relatif baik walaupun memiliki konsentrasi yang kecil. Sebaliknya senyawa yang sebagian kecil terurai menjadi ion disebut elektrolit lemah. Senyawa yang termasuk elektrolit lemah mempunyai daya hantar yang relatif jelek walaupun memiliki konsentrasi tinggi (pekat). Beberapa contoh elektrolit kuat dan elektrolit lemah seperti yang tertera pada Tabel. Elektrolit kuat HCl H2SO4 NaCl NaOH Nama Asam klorida Asam sulfat Natrium klorida Elektrolit lemah CH3COOH NH3 NH4OH Nama Asam asetat Amonia Amonium klorida Asam sulfida

Natrium hidroksida H2S

Menggunakan rangkaian seperti pada Gambar, suatu larutan termasuk elektrolit kuat atau lemah dapat diketahui. Larutan yang memberikan nyala bohlam terang termasuk elektrolit kuat sedangkan elektrolit lemah nyala bohlamnya redup atau hanya menimbulkan gelembung-gelumbung udara pada elektroda. Jika tidak ada reaksi atau perubahan apa-apa ketika kedua elektroda dicelupkan, maka larutan tersebut termasuk larutan nonelektrolit. Misalnya HCl, CH3COOH dan NH3, apabila diuji daya hantar listrik menggunakan konsentrasi larutan yang sama misalnya 1 M. Maka dapat diketahui ternyata HCl memiliki daya hantar listrik yang lebih baik dibanding dua senyawa lainnya. Hal ini dapat dilihat dari lampu bohlam yang menyala lebih terang. Menggunakan teori Arhenius dapat disimpulkan bahwa jumlah ion yang terbentuk dari HCl lebih banyak dibanding dua senyawa lainnya. Artinya di dalam air sebagian besar HCl terurai menjadi ion H + dan ion Cl sedangkan CH3COOH dan NH3 hanya sebagian kecil yang terurai ion H + dan ion CH3COO dan NH4+ dan OH atau sebagian besarnya masih tetap dalam bentuk molekul kovalen.

Elektrolit asam, basa dan Garam


Larutan elektrolit dapat berupa asam, basa dan garam. Untuk asam dan basa dapat berupa elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Sedangkan garam yang mudah larut dalam air semuanya termasuk elektrolit kuat. Garam-garam yang sukar larut dalam air berupa elektrolit lemah walaupun tersusun atas ion-ion. Beberapa senyawa yang tergolong elektrolit kuat adalah 1. Asam-asam kuat umumnya asam-asam anorganik, misalnya: HCl, HClO3, H2SO4 dan HNO3. 2. Basa-basa kuat yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, misalnya: NaOH, KOH, Ca(OH)2 dan Ba(OH)2. 3. Garam-garam yang mudah larut, misalnya: NaCl, KI dan Al2(SO4)3

10

Beberapa senyawa yang tergolong elektrolit lemah 1. Asam-asam lemah, sebagian asam anorganik dan sebagian besar asam organik misalnya: CH3COOH, HCN, H2CO3 dan H2S. 2. Basa-basa lemah, misalnya amonia dan kebanyakan basa organik seperti NH4OH dan Ni(OH)2. 3. Garam-garam yang sukar larut, misalnya: AgCl, CaCrO4 dan PbI2

Derajat Ionisasi
Ketika suatu zat dilarutkan dalam air, maka terdapat 3 kemungkinan yang terjadi yakni zat tersebut larut secara sempurna, larut sebagian dan tidak larut dalam air. Banyaknya spesi yang terionisasi dalam air dapat diketahui menggunakan derajat disosiasi atau derajat ionisasi ( ). Derajat ionisasi diartikan sebagai perbandingan jumlah mol atau molekul zat yang terionisasi dengan banyaknya mol atau molekul zat mula-mula. Derajat ionisasi dapat ditulis sebagai

Harga di antara 0 1. 0 artinya tidak terjadi ionisasi, sedangkan 1 artinya terjadi ionisasi secara sempurna.

11

Contoh soal
1. Bila diketahui suatu reaksi sebagai berikut CH3COOH CH3COO + H+

Dari reaksi di atas tentukan derajat ionisasinya, bila mula-mula 2 mol asam asetat dilarutkan dalam air dan menghasilkan ion H+ sebanyak 0,5 mol. Jawab

Derajat ionisasinya adalah

2. Suatu basa dengan rumus L(OH)2 bila dilarutkan dalam air teionisasi sesuai reaksi berikut: L(OH)2 L2+ + 2OH

Jika mula-mula L(OH)2 sebanyak 2 mol dengan derajat ionisasi sebesar 0,3. Tentukanlah a. Jumlah mol L(OH)2 yang terionisasi b. Jumlah mol ion L2+ yang terbentuk c. Jumlah mol L(OH)2 yang tersisa setelah terionisasi Jawab Reaksi ionisasi : L(OH)2 L2+ + 2OH

12

a. Jumlah mol L(OH)2 yang terionisasi

b. Jumlah mol ion L2+ yang terbentuk

c. Jumlah mol L(OH)2 yang tersisa setelah terionisasi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan catat pada lembar pengamatan 1) Amati dengan seksama, apa yang terjadi pada lampu dan batang elektroda. 2) Diantara bahan yang diuji, manakah yang dapat menghantarkan arus listrik dan manakah yang tidak dapat menghantarkan listrik. 3) Jika ada yang menghantarkan arus listrik manakah yang termasuk elektrolit kuat dan manakah yang termasuk elektrolit lemah. 4) Diantara larutan elektrolit di atas, manakah yang memiliki ikatan ion dan ikatan kovalen. DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT DAYA HANTAR LISTRIK SUATU LARUTAN DAN REAKSI REDUKSI OKSIDASI

13

A. Daya Hantar Listrik Suatu Larutan 1. Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis atau lebih zat. Uatu larutan terdiri atas zat pelarut ( solvent ) dan zat terlarut ( solute ). Dilihat dari kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik larutan dibedakan menjadi 2 :

1. Larutan Elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik ditandai lampu menyala pada alat uji elektrolit dan timbulnya gelembung gas pada salah satu atau kedua elektrodanya. Larutan elektrolit dibedakan menjadi 2 :

a. Elektrolit kuat : Lampu menyala terang, dan pada permukaan elektroda terdapat banyak gelembung gas. Contoh : H2SO4, HCl, HNO3, HBr, HI, HClO4, NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2, Sr(OH)2, NaCl. KCl, Mg(NO3)2, dsb

b. Elektrolit lemah : Lampu menyala redup/ tidak menyala dan pada permukaan elektroda terdapat sedikit gelembung gas. Contoh : HF, HNO2, HCN, H2S, CH3COOH, NH3, Al(OH)3, Fe(OH)3 dsb 2. Larutan Non Elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini ditandai lampu tidak menyala pada alat uji elektrolit dan tidak terdapat gelembung gas pada permukaan elektrodanya. Contoh : larutan gula, larutan UREA, larutan alkohol dsb. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit mengandung ion yang bergerak bebas. Ion inilah yang menghantarkan arus listrik melalui larutannya. Zat elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa. kovalen polar.

a. Senyawa ion : terdiri atas ion . Jika senyawa ion dilarutkan dalam air maka ion dapat bergerak bebas dan larutan dapat menghantarkan arus listrik . Padatan / kristal senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus listrik , teatapi lelehan senyawa ion dapat menghantarkan arus listrik.

b. Senyawa kovalen polar : Molekul senyawa kovalen polar dapat diuraikan oleh air membentuk ion. Elektrolit jenis ini meliputi asam dan basa, tetapi lelehan senyawa kovalen terdiri atas molekul netral, maka tidaka ada lelehan senyawa kovalen yang dapat menghantarkan arus listrik walaupun bersifat polar.

14

B. REAKSI OKSIDASI REDUKSI

1. Konsep reaksi Oksidasi-Reduksi Konsep reaksi redoks mengalami perkembangan, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini. Perkembangan penegertian reaksi Redoks digolongkan menjadi 3 yaitu :

a. Redoks diartikan sebagai reaksi penerimaan dan pelepasan oksigen Oksidasi adalah reaksi suatu zat dengan oksigen. Contoh : 4Fe + 3O2 2Fe2O3 4Na + O2 2Na2O 2Mg + O2 2MgO C2H6 + 3,5O2 2CO2 + 3H2O Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat. Contoh : 2CuO+ 2H2 2Cu + 2H2O Ag2O + H2 2Ag + H2O Fe2O3 + 3H2 2Fe + 3H2O Al2O3 + 3H2 2Al + 3H2O b. Redoks diartikan sebagai penerimaan dan pelepasan elektron. Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron oleh suatu zat. Cirinya elektron ada di sebelah kanan tanda panah. Contoh : Na(s) Na+ + eMg(s) Mg+2 + 2eAl(s) Al+3 + 3eFe+2 Fe+3 + e2Cl- (s) Cl2 +2eReduksi adalah reaksi penerimaan elektron oleh suatu zat. Cirinya elektron ada di sebelah kiri tanda panah. Contoh : Br2 + 2e- 2BrO2 + 4e- 2O2Sn4+ + 2e- Sn2+ c. Redoks diartikan sebagai kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi. Sebelum mempelajari pengertian redoks menurut kenaikan dan penurunan biloks lebih dahulu dipelajari tentang BILANGAN OKSIDASI. Biloks adalah ukuran kemampuan suatu atom untuk melepaskan atau menerima elektron dalam pembentukan suatu senyawa. Harga biloks menunjukkan banyaknya elektron yang diterima atau dilepaskan. Harga biloks sama dengan harga valensi, tetapi pada biloks harus menggunakan tanda positif atau negative.

15

Aturan penentuan biloks unsur-unsur adalah sbb : 1. Biloks unsur bebas = 0. 2. Biloks logam dalam senyawa selalu bertanda positif. 3. Biloks fluorin dalam senyawa = -1. 4. bilos suatu ion monoatomik = muatannya 5. Jumlah biloks unsur-unsur dalam senyawa netral = 0. 6. Jumlah biloks unsur-unsur dalam suaru ion poliatomik = muatannya. 7. Biloks H dalam senyawa = +1, kecuali dalam senyawa hidrida biloks H = -1. Senyawa hidrida adalah senyawa yang terbentuk antara suatu unsur logam dengan hidrogen 8. Biloks O dalam senyawa = -2, kecuali dalam senyawa : - Peroksida H2O2, Na2O2, BaO2 biloks O = -1 - Superoksida KO2, NaO2, Biloks O = -1/2 - F2O biloks O = +2

16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA NAMA : Kelas : Hari/ tanggal :

. .

1. Judul Percobaan : Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit dan non Elektrolit 2. Tujuan Percobaan : Mempelajari adanya hantaran listrik pada berbagai larutan. 3. Alat dan Bahan Percobaan : Alat : a. Elektroda e. kertas tissue b. Bola lampu listrik f. Baterai / sumber listrik c. gelas kimia g. gelas ukur d. botol semprot Bahan : a. Air suling f. Larutan NaOH 1 M b. Larutan etanol 70% g. Larutan NaCl 1 M c. Larutan HCl 1 M h. Larutan gula / glukosa 1 M d. Larutan Asam cuka 1 M j. Larutan Pb(NO3)2 1 M e. Larutan amonia 1 M k. Larutan H2SO4 1 M 4. Langkah Kerja : a. Ambil 25 mL masing-masing larutan seperti tersebut diatas dan tuangkan ke dalam gelas kimia. b. Celupkan kedua elektroda ke dalam laturan didalam gelas kimia tersebut. c. Amati nyala lampu dan ada tidaknya gelembung gas pada salah satu atau kedua elektrodanya. d. Cuci dan lap menggunakan tissue setiap anda berpindah untuk menguji larutan berikutnya. e. Catat hasil pengamatan anda pada tabel hasil pengamatan. f. Simpulkan hasil pengamatan anda. 5. Hasil Pengamatan No. Nama Larutan Rumus kimia zat Nyala lampu Pada elektrode Pengamatan lain 1. 2. 3. 4. 5. 6.

17

6 . Kesimpulan. Yang termasuk elektrolit kuat :

..

Yang termasuk elektrolit lemah :

Yang termasuk non elektrolit : ..

..

18

BAB III
3. Penutup
3.1 Kesimpulan Senyawa yang seluruhnya atau hampir seluruhnya di dalam air terurai menjadi ion-ion sehingga memiliki daya hantar listrik yang baik disebut elektrolit kuat. Senyawa yang termasuk elektrolit kuat mempunyai daya hantar listrik yang relatif baik walaupun memiliki konsentrasi yang kecil. Sebaliknya senyawa yang sebagian kecil terurai menjadi ion disebut elektrolit lemah.

19

You might also like