You are on page 1of 2

Nama: Sangga Placenta. A. NIM: 13410079 / TI ITB Dosen: Herman Rahardian. S.

Tugas Ergonomi 27 Feb 2012

Hubungan Antara Energi dengan Kecepatan Denyut Jantung

A. Kapasitas Kerja Fisik Kapasitas kerja fisik seseorang bergantung pada kapasitas output energi dari pekerja itu sendiri. Kapasitas ini bergantung pada energy yang terdapat pada pekerja yang berwujud makanan dan oksigen. Untuk sebuah pekerjaan yang dilakukan terus menerus, proses oksigen sendiri adalah proses yang biasanya memegang kontribusi paling besar untuk output energy, jika dibandingkan dengan makanan. Kapasitas kerja bergantung pada kemampuan pekerja untuk mengangkut oksigen dan mengantarkannya ke selsel untuk proses oksidasi dari makanan. Kemampuan untuk bekerja pada pekerjaan dengan tingkat yang sangat tinggi berhubungan dengan besarnya kemampuan untuk mengasup oksigen. Kemampuan oksigen tersebut kemudian disebut sebagai VO2 max. Umumnya seorang manusia dapat bekerja pada sekitar 40 persen dari VO2 maksimalnya untuk 8 jam tanpa menderita kelelahan yang tidak semestinya. Pada tahun 1977, Astrand dan Rodahl membuat tabel hubungan antara VO2 max, detak jantung, dan energy yang dikeluarkan terhadap berbagai tingkat kekerasan suatu pekerjaan. Berikut adalah tabel tersebut Tingkat Kekerasan suatu VO2 (L/min) Detak jantung Energi keluaran Pekerjaan (denyut/menit) (kcal/menit) Pekerjaan ringan < 0.5 < 90 < 2.5 Pekerjaan sedang 0.5 1.0 90 110 2.5 5.0 Pekerjaan berat 1.0 1.5 110 130 5.0 7.5 Pekerjaan sangat berat 1.5 2.0 130 150 7.5 10.0 Pekerjaan berat yang > 2.0 150 170 > 10.0 sangat ekstrim Tabel hubungan antara VO2 max, detak jantung, dan energy yang dikeluarkan terhadap berbagai tingkat kekerasan suatu pekerjaan

B. Penilaian Beban Kerja Fisik Menurut Astrand and Rodhal (1977) dalam Tarwaka, dkk bahwa penilaian beban kerja dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu metode penilaian langsung dan metode penilaian tidak langsung. Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang dikeluarkan melalui asupan oksigen selama bekerja. Dalam penentuan konsumsi energy, digunakan suatu bentuk hubungan antara energy dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah regresi persamaan kuadratis berikut: E = 1,80411 0,0229038 X + 4,71733 x 10-4 X2 .. (1) Dimana: E = Energi (Kkal/menit) X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit) Denyut nadi maksimal sendiri dapat dihitung dengan formula berikut: Detak jantung maksimal (denyut per menit) = 200 0.65 usia (tahun) .. (2)

C. Kesimpulan Dari penjelasan kedua poin A dan B dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1) Suatu pekerjaan sebaiknya tidak dilakukan terus menerus tanpa istirahat. 2) Siklus kerja dan istirahat yang sesuai seharusnya dibentuk sehingga beban kerja ratarata tidak melebihi 40 persen dari VO2 max. 3) Asupan makanan dan minuman dibutuhkan sebagai penambah gizi bagi seseorang yang memiliki beban kerja tinggi untuk menyeimbangkan kebutuhan energiya. 4) Energi kerja seseorang dapat diukur melalui perhitungan persamaan (1) dengan memperhatikan denyut nadi maksimal orang tersebut dengan persamaan (2).

DAFTAR PUSTAKA Bridger, R.S. 1995. Introduction to Ergonomics, International Editions. McGraw-Hill, inc. Singapore. Widodo, Sarwo. 2008. Penentuan Lama Waktu Istirahat Berdasarkan Beban Kerja dengan Menggunakan Pendekatan Fisiologis. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

You might also like