You are on page 1of 8

TOBAT

Aku tobat, ya Tuhanku Tobat atas segala dosaku Kacang-kacang berkembang Daun kobis segar di Iadang

Jantungku adalah biji kentang Digigit oleh tanah Subur dan menderita Digigit oleh tanah

Aku tobat, ya Tuhanku Tobat atas segala dosaku Burung-burung kecil di belukar Batang pimping menggeiiat

Mulutmu daisi di hutan Sederhana dan naif sekali Mulutmu daisi di hutan Diinjak kaki petani Aku tobat, ya Tuhanku Telah kuinjak mulutmu Dan juga jantungku. (Rendra, Masmur Mawar)

ANALISIS BERDASARKAN PENDEKATAN STRUTURAL a. Diksi (pilihan kata) Diksi merupakan pemilihan kata yang tepat, padat dan kaya akan nuansa makna dan suasana sehingga mampu rnengembangkan dan mempengaruhi daya irnajinasi pembaca (Fajahono. 1990: 59). Dalam puisi TOBAT disamping, terdapat beberapa pilihan kata yang digunakan oleh pengarang yang sangat sederhana seperti yang dapat dilihat dalam puisi tersebut. Kata-kata yang digunakan oleh penyair mudah dipahami. Seperti pada BAIT I pada baris I dan 2 Aku tobat, ya Tuhanku Tobat atas segala dosaku Dalam menggunakan kata-kata aku tobat, ya. Tuhanku, pembaca akan lebih mudah mengetahui makna sebenarnya dan puisi tersebut, begitu pula pada kata-kata dalam kalimat tobat atas segala dosaku, kata yang digunakan adalah kata dengan makna sebenamya. BAIT II Jantungku adalah biji kentang Digigit oleh tanah

Subur dan menderita Digigit oleh tanah Kata-kata yang digunakan dalam kalimat puisi di atas menggunakan kata-kata yang mengandung unsur perumpamaan,ini bisa dilihat jelas pada kata jantungku adalah biji kacang. BAIT III dan BAIT IV juga menggunakan kata-kata dengan makna sebenanya. b. Pengimajian (citraan) Pengimajian adalah kata atau susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensonis seperti penglihatan, pendengaran dan perasaan. Pada puisi T0BAT pengimajian yang digunakan oleh pengarang terdapat pada: *) Citraan Penglihatan terdapat pada bait: I : Kacang-kacang berkembang Daun habis segar di lading II : Jantungku adalah biji kentang IV : Telah kuinjak mulutmu Dan juga jantungku. *) Citraan Pendengaran terdapat pada bait I dan III II : digigit oleb tanab

Subur dan meaderita Digigit oleh tanah IV : Mulutmu daisi di hutan Sederhana dan naif sekali Mulutmu daisi di hutan. c. Kata Konkret Kata konkret adalah kata-kata yang dapat menyarankan kepada arti yang menyeluruh. Pengonkretan kata berhubungan erat dengan pengimajinasian,

pengembangan dan pengiasan. Pada puisi TOBAT kata konkret terdapat pada bait: II : Jantungku adalah biji kentang Di mana penyair di sini menghiaskan bahwa jantungnya disamakan dengan biji kentang. II : digigit oleh tanah Di mana penyair menghiaskan atau mempersamakan tanah dengan rnanusia atau hewan yang bisa menggigit sedangkan tanah merupakan benda mati. d. Bahasa Figuratif (Majas)

Bahasa figuratif atau majas adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang biasa, yakni suara yang langsung mengungkapkan makna. Pada puisi TOBAT majas yang digunakan: a) Perbandingan. Puisi TOBAT tidak mempunyai bahasa figuratif perbandingan b) Metafora adalah bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain tetapi tidak menggunakan kata-kata pembanding .Pada puisi TOBAT metafora terdapat pada: Bait II : Jantungku adalah biji kentang Di mana dalam puisi itu penyair menyatakan bahwa jantungnya adalah biji dipersamakan dengan biji kentang. c) Perumpamaan epos, perbandingan yang dilanjutkan atan diperpanjang yaitu dibentuk dengan cara rnelanjutkan sifat-sifat pembandingnya lebih lanjut dalam kalimat atau frase berturut-turut. Jantungku adalah kentang Digigit oleh tanah Subur dan menderita Digigit oleh tanah 5

d) Personifikasi, kiasan mi mempersamakan benda dengan manusia, benda-benda mati dibuat dapat berbuat, berpikir dan sebagainya seperti manusia.

Pada puisi TOBAT personifikasi terdapat pada bait II digigit oleh tanah Di mana penyair mempersamakan tanah dengan manusia yang dapat rnenggigit padahal tanah itti merupakan benda mati, e) Venfikasi (rima, ritme dan metrum) Rima, pengulangan bunyi dalam puisi Pada puisi TOBAT rima terdapat pada bait I yaitu pengulangan bunyi ku dan yang. Aku tobat ya Tuhanku Tobat atas segala dosaku Kacang-kacang berkembang Daun kobis segar di Iadang Ritma, pengulangan bunyi, kata, frase dan kalimat pada puisi TOBAT ritma terciapat pada bait II dan IV yaitu pengulangan kalimat: II : digigit oleh tanah IV: Mulutmu daisi di hutan Metrum, pengulangan tekanan kata yang tetap path puisi TOBAT metrum tidak terdapat pada puisi tersebut. 6

f) Tata wajah (Tipografi), bentuk yang khas dan puisi Pada puisi yang berjudul TOBAT mempunyai, tipografi wig zag. *) Analisis Berdasarkan Struktur Batin 1. Tema, mempakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Pada puisi TOBAT penyair menggunakan tema ketuhanan, karena terdapat pada beberapa bait sang penyair mengatakan tobat atau sang penyair ingin tobat dan segala apa yang telah dia lakukan. 2. Perasaan (Feeling), suasana perasaan sang penyair yang diekspresikan dan harus dihayati oleh pembaca. Pada puisi TOBAT sang penyair merasa sedih karena dalam puisi tersebut penyair nengungkapkan semua kesalahan yang dia lakukan dan akan bertobat. 3. Nada dan Suasana Nada, sikap penyair terhadap pembaca Puisi TOBAT sikap penyair terhadap pembaca yaitu : lembut dan halus karena dia memohon agar tobat yang dilakukan dapat diterima. - Suasana, keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi yaitu : pembaca merasa sedih dan terharu, serta merenungkan semua apa yang dia lakukan sama dengan penyair lakukan.

- Amanat (pesan) Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Pada puisi TOBAT arnanat yang terkandung yaitu : segala sesuatu yang kita lakukan baik itu yang bermanfaat atau tidak, pastinya kita akan minta ampun kepada Tuhan.

You might also like