You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Sampai saat ini sebagian besar material rekayasa terdiri dari campuran fasafasa,misalnya : Baja, solder, semen portland, batu gerinda, cat, dan fiber glass. Campuran dari dua atau lebih fasa dalam satu material memungkinkan terjadinya interaksi antara fasa. Diagram fase sangat membantu dalam mengatur dan meringkas eksperimental, data pengamatan serta dapat digunakan untuk membuat prediksi tentang proses-proses yang melibatkan reaksi kimia antara fase. Kekuatan listrik atau medan magnet dapat diterapkan sebagai pengganti suhu, tekanan, dan komposisi lainnya. Untuk memberikan informasi tentang struktur dan fasa-fasa kesetimbangan khususnya pada dua komponen unsur atau temperatur, maka dapat digunakan satu jenis plot diagram fase temperatur terhadap konsentrasi relatif dari dua zat dalam biner campuran yang disebut diagram fase biner. Oleh karena itu, disusunlah makalah tentang diagram fasa dengan spesifikasi diagram fasa biner ini agar dapat mempermudah pembacaan fasa kesetimbangan paduan dua komponen unsur. 1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui gambaran umum dan spesifikasi diagram fasa khususnya diagram fasa

biner.
2. Memahami pembacaan diagram fasa biner.

3. Memahami contoh soal yang berhubungan dengan diagram fasa biner. 1.3 Permasalahan Permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah gambaran umum dan spesifikasi diagram fasa khususnya diagram fasa biner?
2. Bagaimana cara membaca diagram fasa biner? 3. Bagaimana cara memahami contoh soal yang berhubungan dengan diagram fasa

biner? 1.4 Sistematika Penulisan Makalah ini disusun meliputi Bab I terdiri dari latar belakang, tujuan, permasalahan, dan sistematika penulisan. Bab II terdiri dari dasar teori. Bab III terdiri dari pembahasan dan contoh soal. Bab IV terdiri dari kesimpulan dan saran.
1

BAB II DASAR TEORI 2.1 Diagram Fasa Tidak seperti struktur logam murni yang hanya dipengaruhi oleh suhu, sedangkan struktur paduan dipengaruhi oleh suhu dan komposisi. Pada kesetimbangan, struktur paduan ini dapat digambarkan dalam suatu diagram yang disebut diagram fase (diagram kesetimbangan) dengan parameter suhu (T) versus komposisi (mol atau fraksi mol). (Fase dapat didefinisikan sebagai bagian dari bahan yang memiliki struktur atau komposisi yang berbeda dari bagian lainnya). Diagram fasa khususnya untuk ilmu logam merupakan suatu pemetaan dari kondisi logam atau paduan dengan dua variabel utama umumnya ( Konsentrasi dan temperatur). Diagram fasa secara umum dipakai ada dua jenis : Diagram fasa tunggal ( Komposisi sama dengan Paduan ) Diagram fasa biner ( 2 komponen unsur dan temperatur) Diagram fasa Terner ( 3 komponen unsur dan temperatur) Diagram fasa tunggal memiliki komposisi yang sama dengan paduan, misalnya timbal dan timah. Diagram fasa biner misalnya paduan kuningan ( Cu-Zn), (Cu-Ni) dll Diagram fasa terner misalnya paduan stainless steel (Fe-Cr-Ni) dll Diagram pendinginan merupakan diagram yang memetakan kondisi struktur mikro apa yang anda akan dapatkan melalui dua variabel utama yaitu ( Temperatur dan waktu) disebut juga diagram TTT atau juga dua variabel utama yaitu (temperatur dan cooling rater) dosebut juga diagram CCT. Diagram ini berguna untuk mendapatkan sifat mekanik tertentu dan mikrostruktur tertentu, Fasa bainit misalnya pada baja hanya terdapat pada diagram TTT bukan diagram isothermal Fe-Fe3C. Kegunaan Diagram Fase adalah dapat memberikan informasi tentang struktur dan komposisi fase-fase dalam kesetimbangan. Diagram fase digunakan oleh ahli geologi, ahli kimia, ceramists, metallurgists dan ilmuwan lain untuk mengatur dan meringkas eksperimental dan data pengamatan serta dapat digunakan untuk membuat prediksi tentang proses-proses yang melibatkan reaksi kimia antara fase. 2.2 Komponen Diagram Fasa Komponen umum diagram fase adalah garis kesetimbangan atau batas fase, yang merujuk pada baris yang menandai kondisi di mana beberapa fase dapat hidup berdampingan pada kesetimbangan. Fase transisi terjadi di sepanjang garis dari ekuilibrium. Titik tripel
2

adalah titik pada diagram fase di mana garis dari ekuilibrium berpotongan. Tanda titik tripel kondisi di mana tiga fase yang berbeda dapat ditampilkan bersama. Sebagai contoh, diagram fase air memiliki titik tripel tunggal yang sesuai dengan suhu dan tekanan di mana padat, cair, dan gas air dapat hidup berdampingan dalam keadaan kesetimbangan yang stabil. Titik solidus adalah Garis yang memisahkan bidang semua cairan dari yang ditambah cairan kristal. Titik likuidus adalah Garis yang memisahkan bidang semua cairan dari yang ditambah cairan kristal. Temperatur di atas mana zat tersebut stabil dalam keadaan cair. Terdapat sebuah kesenjangan antara solidus dan likuidus yang terdiri dari campuran kristal dan cairan. Di bawah ini adalah Gambar yang dapat menjelaskan dalam bentuk yang sebenarnya :

Gambar 2.1 Grafik Titik Likuidus dan Solidus 2.3 Diagram Fasa Biner Diagram fase dengan lebih dari dua dimensi dapat dibuat yang menunjukkan efek lebih dari dua variabel pada fase suatu zat. Diagram fasa dapat menggunakan variabel lain di samping atau sebagai pengganti dari suhu, tekanan dan komposisi, misalnya kekuatan listrik yang diterapkan atau medan magnet dan mereka juga dapat melibatkan bahan-bahan yang mengambil lebih dari sekadar tiga negara dari materi. Satu jenis plot diagram fase temperatur terhadap konsentrasi relatif dari dua zat dalam biner campuran yang disebut diagram fase biner, seperti yang ditunjukkan di bawah ini :

Gambar 2.2 Sebuah diagram fase untuk suatu sistem biner menampilkan titik eutektik Sebuah diagram fase untuk suatu sistem biner menampilkan sebuah titik eutektik. Eutektik biner diagram fase menjelaskan perilaku kimia dua tidak bercampur (unmixable) kristal dari yang benar-benar bercampur (mixable) meleleh, seperti olivin dan pyroxene, atau pyroxene dan Ca plagioclase. Tipe lain dari diagram fasa biner adalah diagram titik didih campuran dari dua komponen, yaitu senyawa kimia. Selama dua khusus volatile komponen pada tekanan tertentu seperti tekanan atmosfer, diagram titik didih menunjukkan apa uap (gas) komposisi berada dalam kesetimbangan dengan komposisi cairan yang diberikan tergantung pada suhu. Dalam biner khas titik didih diagram suhu diplot pada sumbu vertikal dan campuran komposisi pada sumbu horizontal.

Gambar 2.3 Titik Didih Diagram Reaksi Eutektik dapat disebut juga dengan Reaksi Invarian. Reaksi ini memiliki jumlah fasa maksimum adalah tiga, dimana terdapat secara bersamaan dalam kondisi kesetimbangan pada sistem biner yang melibatkan larutan cairan. Reaksi Invarian Kedua disebut dengan Peritektik. Bentuk Generik dari Reaksi Peritektik adalah :

Arah panah pada persamaan di atas menyatakan bahwa terdapat 2 proses yang dapat digunakan, yaitu pendinginan dan pemanasan. Reaksi Invarian Ketiga adalah Reaksi Eutektoid. Reaksi ini melibatkan larutan padat. Bentuk generik dari Reaksi Eutektoid adalah sebagai berikut : Seperti halnya penjelasan pada Reaksi Peritektik, persamaan diatas menyatakan bahwa terdapat 2 proses yang dapat digunakan, yaitu pemanasan dan pendinginan. Reaksi Invarian lainnya dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, yaitu :

Monotektik
4

Peritektoid Sintektik

Ketika satu fase padat berubah menjadi dua fasa padat selama pemanasan, disebut eutektoid. Lain halnya dengan eutektoid, Peritectoid merupakan suatu titik di mana dua fasa padat bergabung menjadi satu fase padat selama pemanasan.

Gambar 2.4 Diagram Peritectic, Eutectic, dan Eutectoid Dua fasa yang terdiri dari padat dan cair secara kolektif terkondensasi dikenal sebagai fase terkondensasi. Analisis kesetimbangan antara fase terkondensasi biasanya mengabaikan fase gas. Kombinasi fase terkondensasi termasuk cair-padat dan padat-padat. Banyak kristalografi bentuk padatan masing-masing dianggap sebagai tahap yang berbeda, jadi kesetimbangan ini menunjukkan cukup beragam. Subjek ini dikenal sebagai representasi diagram fase biner. Pada masing-masing contoh di atas, tujuannya adalah untuk menentukan konsentrasi. komponen A dan B dalam dua fase bersamaan. Dalam fase kental kesetimbangan, identifikasi stabil fase I dan II juga merupakan objektif. Komposisi kimia dua fasa terletak di dua ujung isoterm, atau garis hubung yang melalui daerah dua fasa. Sebagai gambaran, ambillah solder 80 Pb-20 Sn pada 150 derajat. Dengan bantuan isoterm lainnya, kita dapat menentukan komposisi kimia dua fasa dari sebarang paduan Pb-Sn pada sebarang suhu terkait. 2.4 Kaidah Fasa Kita telah mengetahui bahwa kondisi pada sistem dua komponen dengan tiga fasa adalah invarian.Apabila hanya ada satu atau dua fasa, kita memiliki kebebasan untuk memilih suhu dan komposisi. Sebagai contoh, dalam medan satu fasa suatu diagram kesetimbangan, baik suhu dan komposisi dapat diubah namun fasa tunggal tetap dipertahankan. Variansinya adalah dua. Pada medan dua fasa, variansinya adalah satu sehingga kita hanya bebas
5

melakukan satu pilihan. Jika kita merubah suhu, kita terikat pada komposisi tertentu.Untuk variansi, atau derajat kebebasan, F berlaku kaidah fasa : P+F=C+I Dimana P adalah jumlah fasa, C adalah jumlah komponen ( dua untuk sistem biner ). Jika terdapat tiga fasa, maka F adalah 0, yang memiliki arti invarian.

Gambar 2.5 Grafik Diagram Fasa Biner 2.5 Lever Rule Besarnya presentasi suatu fasa pada bagian dua fasa dari suatu diagram fasa biner dapat dihitung dengan menggunakan Lever Rule. Contohnya adalah dengan menggunakan Lever Rule , besarnya presentasi dari suatu cairan atau zat padat pada suhu tertentu dapat untuk komposisi rata-rata pada dua fasa tersebut.Adapun persamaan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : Xl + Xs = 1 Xl = 1 Xs Xs = 1 Xl Dari persamaan diatas, diketahui bahwa Xl adalah besarnya fraksi dari fasa cair, sedangkan Xs adalah besarnya fraksi dari fasa padat. Persamaan lain yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :

Deengan mengombinasi kedua persamaan, maka dapat diperoleh persamaan sebagai berikut :

Adapun gambar dari Lever Rule seperti berikut ini :

Gambar 2.6 Diagram Lever Rule Tabel 2.1 Titik penting dalam system biner (ZrSn)

BAB III PEMBAHASAN

Gambar 3.1 Diagram fasa biner Pb-Sn. Gambar 3.1 memperlihatkan diagram fasa dari sistem Pb-Sn. Tampak fasa yang ada untuk semua paduan Pb-Sn pada rentang suhu 0 hingga 350oC. Jadi, pada 100oC, paduan terdiri dari 60% Pb (40% Sn) terdiri dari dua fasa, yang disebut dan ; pada 200oC terdapat dan pada 300oC hanya terdapat cairan. Sama halnya dengan paduan 20% Pb (80% Sn) yang juga terdiri dari campuran dan pada 100oC; tetapi pada 200oC terdiri dari cairan ditambah . Diagram fasa merupakan suatu kumpulan kurva limit kelarutan. Tiga pasangan kurva seperti ini menghasilkan diagram Pb-Sn pada gambar 3.1 sebagai berikut:
1. Limit kelarutan timah berbentuk fasa fcc yang disebut , dan limit kelarutan timbal

berbentuk fasa bct disebut . Kurva ini berlaku untuk suhu tanpa cairan.
2. Limit kelarutan Sn dalam logam cair (61,9% Sn pada 183oC hingga 100% Sn pada

232oC). Limit kelarutan timbal dalam logam cair (38,1% Pb pada 183oC hingga 100% Pb pada 327oC)
3. Limit kelarutan timah dalam dan dari timbal dalam , ketika ada cairan. Kurva

pertama turun dari 19,2% Sn pada 183oC menjadi 0 pada titik cair timah (232oC) Gambar 3.1 bukan hanya suatu diagram fasa; melainkan juga merupakan suatu diagram kesetimbangan. Untuk mendapatkan datanya maka segala kemungkinan reaksi antara fasafasa dalam sistem dua komponen ini harus tuntas.

Gambar 3.2 Diagram fasa Cu-Ni Medan fasa pada diagram kesetimbangan bergantung pada sistem yang digambarkan. Ketika tembaga dan nikel dicampur, diperoleh diagram fasa seperti Gambar 4.2. Di bagian bawah diagram, semua paduan hanya membentuk satu larutan padat, berarti hanya ada satu struktur kristal yang diberi tanda alpha (). Baik nikel maupun tembaga memiliki struktur fcc. Karena ukuran masing-masing atomnya hampir sama, hal ini memungkinkan atom nikel dan tembaga dapat saling menggantikan dalam struktur kristal dengan sembarang perbandingan pada 1000oC. Ketika suatu paduan yang mengandung 60% tembaga dan 40% Nikel dipanaskan, fasa padat tetap ada hingga suhu mencapai sekitar 1235oC (2255oF). Diatas suhu ini hingga 1280oC (2336oF) terdapat larutan padat dan larutan cair. Diatas 1280oC hanya terdapat fasa cair. Contoh Soal: 1)

Perak sterling, suatu paduan yang mengandung sekitar 92,5 % perak dan 7,5 % tembaga, dipanaskan secara perlahan dari suhu ruangan hingga 10000C atau 18300F. Sebutkan fasa yang akan terjadi selama proses pemanasan berlangsung! Jawaban :
9

Suhu ruangan hingga 7400C Suhu antara 7400C-8100C a saja

a+b

Suhu antara 8100C-9000C a + cairan Suhu antara 9000C -10000C 2) cairan saja

Suatu kombinasi yang terdiri dari 90% SiO2 dan 10% Al2O3, dilebur pada suhu 18000C dan kemudian didinginkan dengan sangat lambat hingga mencapai suhu 14000C. Sebutkan fasa yang ada selama proses pendinginan berlangsung! Jawaban : 18000C-17000C 17000C-15870C 15870C-14700C < 14700C cairan saja cairan +mullit (Al6Si2O13) mullit + kistobalit (SiO2) mullit + trimidit (SiO2)

3) One kilogram of an alloy of 70% Pb and 30% Sn is slowly colled from 300 derjat celcius. Refer tovthe lead tin phase diagram and calculate the weight percent of the liquid and proeutectic alpha at 250 derajat! Jawaban : Wt % liquid = ( ( 30 12 ) / ( 40 12 ) ) ( 100% ) = 64 % Wt % proutectic = ( ( 40 30 ) / ( 40 12 ) ) ( 100% ) = 36 %

BAB IV
10

KESIMPULAN Dalam penyusunan makalah ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Diagram fasa khususnya untuk ilmu logam merupakan suatu pemetaan dari kondisi logam atau paduan dengan dua variabel utama umumnya ( Konsentrasi dan temperatur). Diagram fasa secara umum dipakai ada dua jenis : Diagram fasa tunggal ( Komposisi sama dengan Paduan ) Diagram fasa biner ( 2 komponen unsur dan temperatur) Diagram fasa Terner ( 3 komponen unsur dan temperatur)

2. Diagram fasa biner dapat dibaca bila terdapat dua paduan unsur sehingga dapat diketahui kemungkinan-kemungkinan reaksi yang ada pada kesetimbangan tertentu. 3. Contoh soal pada sub bab diagram fasa biner ini ada beberapa tipe soal, dimana meliputi cara membaca diagram fasa biner, dan penyelesaian soal dengan menggunakan rumus yang ada.

11

You might also like