You are on page 1of 21

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

1. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui tempat pengukuran suhu tubuh. 2. Mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi suhu tubuh. 3. Mengetahui cara mengukur suhu tubuh. 4. Mengetahui jenis thermometer yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh. 5. Mengukur suhu tubuh. 6. Mengetahui cara mengukur berat badan dan tinggi badan. 7. Mengetahui berat badan dan tinggi badan. 8. Mengetahui cara menghitung nilai Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index). 9. Menghitung nilai Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index). 10. Mengetahui Berat badan ideal setiap OP. 2. Landasan Teori a. Suhu Tubuh Jaringan dan sel memberi gambaran tentang keadaan kesehatan seseorang melalui suatu rentang suhu. Hipotalamus mengontrol suhu inti tubuh agar tetap berada pada suhu tubuh normal. Secara fisiologis, suhu tubuh diatur oleh mekanisme vasodilatasi, vasokonstriksi, menggigil dan pengeluaran keringat. Suhu tubuh tidak akan mengalami perubahan apabila produksi panas sama dengan besarnya suhu tubuh yang hilang ke lingkungan. Hipotalamus mempunyai peranan dalam mengatur emosi dan tingkah laku yang berhubungan dengan pengaturan kardiovaskuler. Hipotalamus merupakan pusat penampung segala informasi yang datang dari berbagai arah dan akan dikirimkan ke berbagai sel sebagai suatu pesan atau sebuah informasi dan menghasilkan suatu gerak atau sebuah aktivitas. Bila dirangsang, hipotalamus akan merangsang koordinasi tubuh. Proses ini akan terjadi terus menerus hingga lingkungan dinamis di dalam tubuh akan berada pada jumlah yang normal. Penyesuaian termo regulatoris melibatkan respon-respon lokal serta respon refleks yang lebih menyeluruh. Apabila pembuluh-pembuluh darah kulit di dinginkan, pembuluh-pembuluh tersebut menjadi lebih peka terhadap

katekolamin. Respon-respon refleks yang dihasilkan oleh dingin dikendalikan dari hipotalamus posterior. Respon-respoon yang diaktifkan oleh panas terutama dikendalikan dari hipotalamus anterior, walaupun sebagian termoregulasi terhadap panas masih tetap terjadi setelah deserebrasi pada tingkat rostral otak tengah.
1

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

Pengukuran suhu dapat dilakukan pada beberapa bagian tubuh antara lain, aksila, oral, rektal, dan timpanik. Berbagai bagian tubuh memiliki suhu tubuh berlainan, dan besar perbedaan suhu antara bagian-bagian tubuh dengan suhu lingkungan bervariasi. Pada manusia, nilai normal untuk suhu aksila adalah dalam rentang antara 360C-370C, pada oral antara 36,50C-37,50C dan suhu pada rektal biasanya 0,60C lebih tinggi daripada suhu aksila. Suhu normal orang muda pada pagi hari berkisar antara 36,30C 37,10C. Suhu tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti aktivitas, suhu lingkungan, keadaan emosi, usia, jenis kelamin, hidrasi, obat-obatan, pakaian, dan lain-lain. Dalam tubuh, panas dihasilkan oleh gerakan otot, asimilasi makanan, dan oleh semua proses vital yang berperan dalam meningkatkan metabolisme basal. Panas dikeluarkan dari tubuh melalui radiasi, konduksi (hantaran), dan penguapan air di saluran napas dan kulit. Sejumlah kecil panas juga dikeluarkan melalui urine dan feses. Keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas menentukan suhu tubuh. Karena kecepatan reaksi kimia bervariasi sesuai dengan suhu dan karena sistim enzim dalam tubuh memiliki rentang suhu normal yang sempit agar berfungsi optimal, fungsi tubuh normal bergantung pada suhu yang relatif konstan (Ganong, 2003). Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap. Upaya-upaya yang kita lakukan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu mengenakan pakaian yang tipis, banyak minum, banyak istirahat, beri kompres, beri obat penurun panas (Harold S. Koplewich, 2005)
2

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

Terdapat beberapa tempat yang mudah diakses untuk memantau suhu tubuh. Suhu mulut dan ketiak (aksila) setara, sedangkan suhu rectum rata-rata lebih tinggi 10F (0,560C). Yang sekarang juga tersedia adalah alat pemantau suhi yang memindai panas yang dikeluarkan oleh gendang telinga dan mengubah suhu ini menjadi ekivalen oral. Namun, tidak ada dari pengukuran-pengukuran ini yang merupakan indikasi mutlak suhu inti internal, yang sedikit lebih tinggi daripada 1000F daripada tempat yang diukur (Sherwood, 2009). Pengukuran suhu secara tepat dilakukan dengan suatu alat yang bernama thermometer. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti panas dan meter yang berarti untuk mengukur. Dalam bukunya Robert Briffault (1938) berjudul The Making of Humanity disebutkan bahwa Ibnu Sina merupakan ilmuwan pertama yang menggunakan termometer udara untuk mengukur suhu. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa. Selain termometer air raksa termometer memiliki jenis yang sangat banyak,dan setiap jenis termometer memiliki tingkat akurasi yang berbeda-beda. Thermometer lebih banyak menggunakan alkohol atau air raksa karena sifat perubahan volume kedua zat itu sangat tergantung kepada panas. Misalnya, pada pipa kaca yang panjang dan tebal diberi tanda derajat dalam skala, lalu pada bagian paling bawah dibuat tabung yang besar. Kemudian cairan zat seperti air raksa atau alkohol diisikan ke dalamnya. Volume zat di dalam tabung akan berubah sesuai dengan berubahan suhu udara. Dengan begitu penanda derajat yang terdapat di pipa kaca bisa naikturun. b. Berat Badan dan Tinggi Badan Pengaturan hipotalamus terhadap nafsu makan terutama bergantung pada interaksi antara dua area: pusat lapar lateral di dasar nukleus berkas otak depan medial pada pertemuannya dengan serat-serat palidohipotalamik, serta pusat kenyang medial di nukleus ventromedial. Perangsangan nukleus ventromedial menyebabkan berhenti makan, sedangkan lesi di regio ini menyebabkan hiperfagia dan bila persediaan makanan banyak akan menimbulkan kegemukan (obesitas) hipotalamik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi masukan makanan. Pada saat cuaca dingin, masukan makanan akan meningkat dan menurun pada cuaca hangat.
3

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

Peregangan traktus gastrointestinal menghambat nafsu makan, dan kontraksi lambung yang kosong (konstraksi lapar) merangsang nafsu makan, tetapi denervasi lambung dan usus halus tidak mempengaruhi jumlah makanan yang dimakan. Terutama pada manusia, faktor budaya, lingkungan, dan pengalaman masa lalu yang berkaitan dengan melihat, menghidung, dan mencicipi makanan juga mempengaruhi masukan makanan. Kecepatan metabolisme dipengaruhi oleh banyak faktor. Makanan-makanan yang baru saja dimakan juga meningkatkan kecepatan metabolisme karena makanan-makanan tersebut mempunyai kerja dinamik spesifik (specific dynamic action = SDA). SDA suatu makanan adalah banyaknya energi yang harus dikeluarkan selama proses asimilasinya dalam tubuh (Ganong, 2003). Faktor lain yang meangsang metabolisme adalah suhu lingkungan. Jika suhu lingkungan lebih rendah daripada suhu tubuh, mekanisme penghemat panas seperti menggigil, diaktifkan dan kecepatan metabolisme meningkat. Jika suhu cukup tinggi untuk menaikkan suhu tubuh, akan ada percepatan umum proses metabolisme, dan kecepatan metabolisme juga naik. Kecepatan metabolisme yang diukur pada saat istirahat di ruang yang nyaman dalam zona termonetral 12-14 jam setelah makan terakhir disebut kecepatan metabolisme basal/standar (basal metabolic rate = BMR) (Ganong, 2003). Kecepatan selama aktivitas normal siang hari tentu saja lebih tinggi daripada BMR karena aktivitas otot dan asupan makanan dan kadang-kadang disebut kecepatan metabolisme lapangan (field metabolic rate). Kecepatan metabolisme maksimum dicapai selama berolahraga dan sering dikatakan sampai sepuluh kali lipat BMR. BMR sorang pria berukuran rata-rata sekitar 2000 kkal/ hari. satu variabel yang berkorelasi baik dengan kecepatan metabolisme pada berbagai spesies yang berbeda adalah luas permukaan tubuh. Hal ini dikarenakan pertukaran panas terjadi di permukaan tubuh. Pada wanita, BMR pada semua usia sedikit lebih rendah dibanding pria. Kecemasan dan ketegangan meningkatkan BMR karena pada kondisi tersebut sekresi epinefrin meningkat dan meningkatkan ketegangan otot, sekalipun orang tersebut tenang. Pada kelaparan yang berlangsung lama, BMR menurun. Fungsi simpatik juga ditekan, dan penurunan katekolamin sirkulasi juga menjadi penyebab menurunnya BMR.

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan cara sederhana yang digunakan untuk memantau status gizi orang dewasa (usia 18 tahun ke atas), khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. IMT digunakan berdasarkan rekomendasi FAO/WHO/UNO tahun 1985 yang mengatakan bahwa batasan berat badan (BB) normal orang dewasa berdasarkan Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan, juga tidak dapat diterapkan pada keadaan khusus (penyakit) seperti edema, asites, dan hepatomegali. IMT dapat diukur dengan menggunakan rumus berikut:
IMT =

 

Dengan keterangan sebagai berikut: BB = berat badan TB = tinggi badan Batas ambang IMT menurut Food Agricultural Organization (FAO)

membedakan antara laki-laki (normal 20,1-25,0) dan perempuan (normal 18,723,8). Kalori yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar adalah sebesar 2000 kkal/ hari. selain itu, kita juga membutuhkan kalori untuk memenuhi kebutuhan ebergi untuk aktivitas sehari-hari sebesar 500-2.500 kkal/hari. distribusi kalor antara makanan dan karbohidrat, protein, dan lemak sebagian ditentukan oleh rasa dan pertimbangan ekonomi. Protein tingkat I, protein hewani dari daging, ikan, dan telur mengandung asam-asam amino dengan perbandingan yang mendekati cukup untuk keperluan sintesis protein atau penggunan lain. Beberapa protein nabati juga masuk tingkat I, namun kebanyakan adalah tingkat II karena protein ini memberikan proporsi asam amino yang berbeda-beda dan beberapa tidak mempunyai satu atau beberapa asam amino esensial. Nilai kalori masukkan dari makanan harus mendekati sama dengan energi yang dikeluarkan sebagai panas dan kerja jika berat badan akan dipertahankan. Jika masukkan kalori tidak cukup, simpanan protein dan lemak tubuh akan di katabolis, dan kalau masukkannya berlebihan, hasilnya adalah obesitas. Di
5

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

samping 2000 kkal/hari yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar, 5002500 kkal/hari (atau lebih) diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi untuk aktivitas sehari-hari. Distribusi kalori antara makanan dari karbohidrat, protein, dan lemak sebagian ditentukan oleh faktor-faktor fisiologik dan sebagian oleh rasa dan pertimbangan ekonom. Masukkan protein harian sekurang-kurangnya 1 g/kg BB untuk memenuhi kebutuhan 8 asam amino esensial dan asam amino lain yang diperlukan. Sedangkan lemak adalah bentuk makanan yang paling kompak, karena zat makanan ini mensuplai 9,3 kkal/g. Oleh karena itu, asalkan keperluan asam lemak esensial terpenuhi, asupan lemak yang rendah tampak tidak membahayakan dan dianjurkan diet dengan lemak jenuh yang rendah. Untuk karbohidrat merupakan sumber kalori yang paling murah dan menyediakan 50% atau lebih kalori pada kebanyakan diet. Ketika menghitung kebutuhan diet/makanan, biasanya peertama kali diupayakan untuk memenuhi keperluan protein baru kemudian membagi kalori sisanya antara lemak dan karbohidrat, bergantung pada rasa, penghasilan dan faktor-faktor lainnya. (Ganong W.F, 2003) Lemak adalah bentuk makanan yang paling kompak, karena zat makanan ini mensuplai 9,3 kkal/g. Karbohidrat adalah sumber kalori yang paling murah dan menyediakan 50% atau lebih kalori pada kebanyakan diet. Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas adalah kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian bagian tertentu. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan kelebihan berat badan >20% pada pria dan >25% pada wanita karena lemak (Ganong W.F, 2003). Penderita obesitas mengalami penumpukan lemak yang lebih banyak dibandingkan dengan penderita kegemukan untuk jangka waktu yang lama, dan beresiko lebih tinggi untuk terkena beberapa penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus tipe 2 dan sebagainya. Angka normal untuk lemak adalah 12-18% berat tubuh pada pria dan 18-25% berat tubuh wanita. Obesitas dikatakan terjadi jika terdapat kelebihan berat badan 20% karena lemak pada pria dan lebih dari dari 25% pada wanita. Tabel tinggi dan berat badan normal juga banyak digunakan, tetapi nilai yang berkorelasi lebih baik dengan lemak tubuh adalah Indeks Massa Tubuh (BMI), yakni berat badan (dalam kg) dibagi dengan tinggi badan pangkat dua (dalam m). Nilai normal untuk indeks ini adalah 20-25 kg/m2.
6

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

Gambar 1. Grafik BMI untuk orang dewasa atau sekitar umur 20 tahun. ( http://www.bodymassindexchart.org/bmi-chart/) Massa tubuh orang yang kurus (tanpa lemak) naik hingga mendatar pada usia dekade ketiga, kemudian pada pria menurun dengan kecepatan yang semakin besar mengikuti pertambahan umur. Pada wanita, penurunan ini kecil hingga usia 50-55 tetapi menjadi cepat sesudah itu. Akibatnya, jika asupan makanan tidak dikurangi dengan semakin bertambahnya usia, akan terjadi obesitas. Di samping itu, kecepatan metabolisme basal menurun sesuai dengan pertambahan usia.

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

Tabel 1. Klasifikasi Internasional untuk orang dewasa dalam kelebihan berat badan dan obesitas menurut penilaian BMI. BMI(kg/m2 ) Classification Principal cut-off points <18.50 <16.00 16.00 - 16.99 17.00 - 18.49 Additional cut-off points <18.50 <16.00 16.00 - 16.99 17.00 - 18.49 18.50 - 22.99 Normal range 18.50 - 24.99 23.00 - 24.99 Overweight 25.00 25.00 25.00 - 27.49 Pre-obese 25.00 - 29.99 27.50 - 29.99 Obese 30.00 30.00 30.00 - 32.49 Obese class I 30.00 - 34.99 32.50 - 34.99 35.00 - 37.49 Obese class II 35.00 - 39.99 37.50 - 39.99 Obese class III 40.00 40.00

Underweight Severe thinness Moderate thinness Mild thinness

Source: Adapted from WHO, 1995, WHO, 2000 and WHO 2004. (http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html) Pada manusia, obesitas memiliki komponen genetik yang kuat, tetapi faktor lingkungan juga ikut andil dalam hal ini dan obesitas sering dihubungkan dengan kontrol asupan makanan yang juga mempengaruhi berat badan.

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

Berat badan ditentukan oleh keseimbangan antara masukkan kalori dan pelepasan energi. Keduanya diatur dari hari ke hari dalam jangka waktu yang lama. Masukkan makanan tidak hanya diatur oleh makan dari waktu ke waktu, melainkan juga dengan cara yang secara umum mempertahankan berat badan pada titik tertentu. Orang yang menjalani diet dapat menurunkan berat badannya bila masukkan kalori dikurangi, tetapi bila mereka menghentikan dietnya, maka 95% akan kembali ke berat badan semula. Keluaran energi juga diatur. Keluaran energi meningkat setelah makan yang disebabkan oleh kerja spesifik (SDA) makanan dan oleh peningkatan impuls simpiatis (Ganong W.F, 2003). Faktor-faktor penyebab obesitas masih terus diteliti. Baik faktor lingkungan maupun genetik berperan dalam terjadinya obesitas. Faktor lingkungan antara lain pengaruh psikologi dan budaya. Dahulu status sosial dan ekonomi juga dikaitkan dengan obesitas. Individu yang berasal dari keluarga sosial ekonomi rendah biasanya mengalami malnutrisi. Sebaliknya, individu dari keluarga dengan status sosial ekonomi lebih tinggi biasanya menderita obesitas. Kini diketahui bahwa sejak tiga dekade terakhir, hubungan antara status sosial ekonomi dengan obesitas melemah karena prevalensi obesitas meningkat secara dramatis pada setiap kelompok status sosial ekonomi. Meningkatnya obesitas tak lepas dari berubahnya gaya hidup, seperti menurunnya aktivitas fisik, dan kebiasaan menonton televisi berjam-jam. Beberapa cara untuk menentukan obesitas diantaranya desintrometri, pengukuran total kalium tubuh, total air tubuh, USG,CT, MRI, pengukuran antropometri dengan mengukur berat badan total, tinggi badan, tebal lemak subkutis, anjang lingkar bagian tubuh tertentu, dan perhitungan berdasarkan nilai angka antropometri, diantaranya BMI,WHR, indeks ponderal, indeks broca, v/s,w/sks/,tetapi semuanya belum dapat digunakan sebagai standar utama mengukur total lemak tubuh. Cara yang paling sering digunakan diklinik dan dilapangan dalam menetukan obesitas adalah mengukur berat badan relative (berat badan subyek dibagi berat badan standar untuk tinggi tertentu), dan indeks masa tubuh (IMT/BMI), berat dibagi kuadrat tinggi badan. Dari segi makanan, hendaknya untuk sementara mengurangi atau sementara mmengurangi atau bahkan bahkan menghindari makanan yang berlemak, begitu juga makanan yang manis-manis. Makanan sumber lemak tinggi banyak terdapat makanan fast foot dan lain-lain yang memiliki kontribusi terhaadap kegemukan. Sangat dianjurkan
9

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

mengkonsumsikan makanaan bersderta tinggi. Serat makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayuran dan buah-buahan mempunyai efek

mengenyangkan dan relative rendah kalori tetapi kaya akan vitamin dan mineral. Satuan standard energi menjadi kalori, menggambarkan sebagai temperatur 1 g air 1 derajat tingkat, dari 15 [bagi/kepada] 16 celcius, apakah unit kalori gram, kalori kecil, atau kalori standard. unit yang biasanya yang digunakan di dalam phsyology dan obat kedokteran menjadi kalori, atau kilokalori. (Ganong, 2003). 3. Metode Penelitian a. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Selasa, 21 Februari 2012 di Laboratorium Fisiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta. b. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: Suhu 1 buah termometer oral 1 buah termometer aksila 1 buah stopwatch Tissue Alkohol 70% Air es Berat Badan dan Tinggi Badan 1 buah timbangan 1 buah meteran

c. Cara Kerja 1. Suhu a. Pengukuran suhu tubuh pada aksila 1. Menyiapkan termometer aksila. Mengeringkan dan membersihkan termometer sebelum digunakan. Menurunkan air raksa dalam termometer sampai dibawah garis terendah. 2. Membersihkan dan mengeringkan aksila OP. 3. OP duduk dengan tenang. Meletakkan termometer pada permukaan aksila. Meminta OP untuk menjepit termometer dengan tangan menyilang di dada. Membiarkan selama 5 menit, kemudian angkat dan keringkan dengan tissue. Membaca hasil pengukuran dengan mata sejajar dengan termometer dan mencatat hasil pengukuran.
10

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

4. Menurunkan kembali air raksa dalam termometer dan mencatat hasil pengukuran. 5. Menurunkan kembali air raksa dalam termometer sampai dibawah garis terendah. 6. Meminta OP melakukan aktivitas olahraga selama 10 menit. 7. Membersihkan dan mengeringkan aksila OP. Melakukan pengukuran suhu aksila seperti cara diatas. Menurunkan air raksa dalam termometer Membersihkan dan mengeringkan aksila OP

Menurunkan air raksa dalam termometer

Mengukur suhu pada aksila OP selama 5 menit

OP melakukan aktivitas olahraga selama 10 menit.

Membersihkan dan mengeringkan aksila OP

Mengukur suhu pada aksila OP selama 5 menit

b. Pengukuran suhu tubuh pada oral 1. Menyiapkan termometer oral. 2. Membersihkan dan mengeringkan termometer sebelum digunakan dan menurunkan air raksa dalam termometer sampai dibawah garis terendah. 3. OP mempersiapkan diri duduk dengan tenang, sambil bernapas seperti biasa tetapi mulut dalam keadaan tertutup. 4. Meletakkan termometer di bawah lidah OP dan mulut dalam keadaan tertutup dan membiarkan selama 5 menit. 5. Mengangkat dan mengeringkan termometer dengan tissue. 6. Membaca dan mencatat hasil pengukuran.

11

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

7. OP mempersiapkan diri duduk dengan tenang sambil bernapas dengan mulut dalam keadaan terbuka selama 2 menit. 8. Meletakkan termometer di bawah lidah OP dan mulut dalam keadaan tertutup dan membiarkan termometer selama 5 menit 9. Mengangkat dan mengeringkan termometer dengan tissue. 10. Membaca dan mencatat hasil pengukuran.. 11. Melanjutkan pengukuran sampai 10 menit. 12. Membaca dan mencatat hasil pengukuran. 13. OP memperisapkan diri duduk dengan tenang sambil berkumur dengan air es selama 1 menit. 14. Meletakkan termometer di bawah lidah OP dan mulut dalam keadaan tertutup dan membiarkan termometer selama 5 menit 15. Mengangkat dan mengeringkan termometer dengan tissue. 16. Pengukuran dilanjutkan sampai 10 menit, kemudian mengangkat dan mengeringkan termometer. Membaca dan mencatat hasil pengukuran Menurunkan air raksa dalam termometer Meletakkan termometer di bawah lidah OP dan mulut tertutup selama 5 menit

Meletakkan termometer di bawah lidah OP dan mulut tertutup selama 5 menit dan 10 menit

OP bernafas melalui mulut selama 2 menit

OP berkumur dengan air es selama 1 menit

Meletakkan termometer di bawah lidah OP dan mulut tertutup selama 5 menit dan 10 menit

12

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

2. Berat badan dan Tinggi Badan a. Mengukur berat OP dengan menggunakan timbangan berat badan. b. Membaca dan mencatat hasil pengukuran. c. Mengukur tinggi badan OP dengan menggunakan meteran. d. Menbaca dan mencatat hasil pengukuran. e. Menghitung berat badan ideal OP dan indeks massa tubuh (IMT). Mengukur berat badan dan tinggi badan OP Menghitung berat badan ideal dan nilai IMT

4. Hasil Pengamatan a. Suhu Tubuh ( C)

Tabel 2. Hasil Perconaan Pengukuran Suhu Tubuh pada Aksila Suhu Aksila (0 C) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nama Fitriani Wahyu S. Ahmad Firdaus P. Atsnah Isnu W. Vera Septiana W. S. Singgih Kusuma D. Dwi Yanti Usia 21 21 20 21 20 22 Jenis Kelamin Istirahat P L P P P P 37,3 36,5 36,2 35,8 37 36,1 Aktif 37,4 37 36,4 36 37 36,8

Tabel 3. Hasil Percobaan Pengukuran Suhu Tubuh pada Oral Suhu Oral (0 C) No. Nama OP Usia Jenis Kelamin Mulut Tertutup 36,7 37 Mulut Buka 5' 1. 2. Rahman Fadli Esa Risa R. 21 20 L P 37,1 37 10' 37,5 38 Kumur Air Es 5' 36,5 37 10' 37,1 37,2

13

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

b. Berat Badan dan Tinggi Badan Tabel 4. Hasil Percobaan Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan Jenis Kelamin L BB (kg) 94 TB (cm) 175 BB Ideal (kg) 58,5-71,5 BMI (kg/m2 ) 30,69

No.

Nama OP

Usia

Keterangan Di atas normal Di bawah normal Normal Normal Normal Normal

1.

Rezki Yuniarto

19 th

2. 3. 4. 5. 6.

Al Qorina Putri Handayani Ria Tri Lestari Singgih Kusuma Rizky Malihah

20 th 22 th 20 th 20 th 19 th

P P P P P

41 54 49 54 46

154 156 162 163 159

39,6-48,4 41,4-50,6 46,8-57,2 47,7-58,3 44,1-53,9

17,08 22,2 18,67 20,32 18,2

5. Pembahasan a. Suhu Tubuh 1. Pengukuran Suhu Tubuh pada Aksila Pada praktikum kali ini mengukur suhu tubuh pada bagian tubuh aksila. OP pada praktikum ini ada 6 mahasiswa yang diambil datanya untuk dianalisis, diantara 6 mahasiswa hanya 1 yang berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan data hasil pengamatan terlihat suhu tubuh masing-masing mahasiswa berbeda. Hal ini di sebabkan oleh banyak faktor, antara lain kondisi kesehatan dan keadaan emosi yang berbeda-beda pada setiap OP. Setelah OP melakukan aktivitas selama 10 menit, suhu tubuh OP

meningkat, ini terjadi karena selama beraktivitas panas yang dihasilkan oleh kontraksi otot berakumulasi dalam tubuh. Peningkatan ini sebagian disebabkan oleh ketidakmampuan mekanisme pembuangan panas untuk mengatasi pembentukan panas yang sangat besar. Selain itu terdapat bukti bahwa pada saat beraktivitas terjadi peningkatan suhu saat mekanisme pembuangan panas diaktifkan. Hal ini membuktikan bahwa aktivitas dapat mempengaruhi suhu dalam tubuh manusia.

14

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

Salah satu OP bernama Singgih tidak mengalami perubahan suhu saat istirahat dan setelah melakukan aktivitas selama 10 menit. Hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor, yang pertama karena adanya kesalahan dalam pengukuran. Kemudian faktor ke dua karena pada saat pengukuran Singgih menggunakan baju yang pendek dan rok pendek yang tipis sehingga pada saat lari udara yang masuk lebih banyak dari pada panas tubuh yang di hasilkan oleh tubuh dan faktor yang ketiga adalah praktikum yang dilakukan pada saat pagi hari menyebabkan suhu di luar masih sejuk atau tidak panas. Sehingga pada saat pengukuran di dapatkan hasil yang sama yaitu 370 C. 2. Pengukuran Suhu Tubuh pada Oral Temperatur tubuh normal dipertahankan pada suhu 37oC/ 98,9oF pada pagi hari dan 37,7oC/ 99,9oF pada sore hari karena pengaturan dari pusat pengatur suhu di hypothalamus yang mengatur keseimbangan antara produksi panas dari aktifitas metabolik di otot dan hati dengan kehilangan panas dari kulit dan paru-paru. Demam didefinisikan sebagai peningkatan dari suhu tubuh normal yang berhubungan dengan peningkatan dalam hyphothalamic set point. Kasus infeksi adalah yang paling sering. (Braunwald, et.al, 2002) Biasanya, nilai normal suhu oral manusia adalah 370C (98,60F), tetapi pada sebuah penelitian besar terhadap orang-orang muda normal, suhu oral pagi hari rerata adalah 36,70C dengan simpang baku 0,20C. Dengan demikian, 95% orang dewasa muda diperkirakan memiliki suhu oral pagi hari sebesar 36,3-37,10C (97,3-98,80F;rerata 1.96 simpang baku). (Ganong, 2008). Beberapa faktor dapat mempengaruhi suhu mulut, misalnya minuman panas atau dingin, merokok, bernapas dengan mulut terbuka, dan suhu lingkungan (Hooker dan Houston,1996). Pengukuran suhu pada oral dengan 3 perlakuan, yaitu mulut tertutup, mulut terbuka dan berkumur dengan air es. Pada perlakuan pertama, yaitu mulut tertutup, kedua OP memiliki suhu tubuh yang hampir sama. Perlakuan kedua, yaitu dengan mulut terbuka, kedua OP mengalami kenaikan suhu tubuh pada rentang waktu 5 dan 10. Pada kondisi OP dengan mulut tertutup, sudah sesuai dnegan suhu oral normal yang terdapat pada referensi, yaitu antara 36,3-37,10C

15

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

Pada kondisi OP bernapas melalui mulut didapatkan hasil suhu oral OP menjadi lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena terjadi pertukaran panas tubuh dengan lingkungan secara konveksi, yaitu tubuh kehilangan panas melalui konduksi ke udara sekeliling yang lebih dingin. Udara yang berkontak dengan tubuh melalui mulut menjadi lebih hangat dan karenanya menjadi lebih ringan dibanding udara dingin. Udara yang lebih hangat ini bergerak ke atas dan digantikan dengan udara yang lebih dingin. Pada kondisi OP berkumur dengan air es didapatkan hasil suhu oral OP juga menjadi lebihtinggi. Seharusnya menjadi lebih rendah, hal ini disebabkan terjadi pertukaran panas tubuh secara konduksi, yaitu perpindahan panas tubuh dengan benda (dalam hal ini air es) yang berbeda suhunya karena terjadi kontak secara langsung. Sewaktu berkumur dengan air es, tubuh kehilangan panasnya karena panas dipindahkan secara langsung ke air es yang suhunya lebih rendah. Kemudian suhu oral, yang lebih rendah, yang diukur merupakan suhu kesetimbangan. Ini artinya apabila suhu lingkungan dingin, maka tubuh akan memproduksi panas yang berasal posterior hipotalamus (Ganong, 2008). Berdasarkan hasil analisis, terjadinya perbedaan suhu tersebut dikarenakan banyak faktor yang terjadi. Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Walaupun terjadi perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh mempunyai mekanisme homeostasis yang dapat dipertahankan dalam rentang normal. Suhu tubuh yang normal adalah mendekati suhu tubuh inti yaitu sekitar 37 C. suhu tubuh manusia mengalami fluktuasi sebesar 0,5 0,7 C, suhu terendah pada malam hari dan suhu tertinggi pada siang hari. Panas yang diproduksikan harus sesuai dengan panas yang hilang. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh (Harold S. Koplewich, 2005), antara lain :
1. Exercise: semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x,

sedangkan pada atlet dapat meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya.


2. Hormon: Thyroid (Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur

pengatur utama basal metabolisme rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon pertumbuhan dapat meningkatkan metabolisme rate 5-15%.

16

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

3. Sistem syaraf: selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis

dari system syaraf otonom terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan norepinephrine (NE) dan juga merangsang pelepasan hormon epinephrine dan norephinephrine (NE) oleh medulla adrenal sehingga meningkatkan metabolisme rate dari sel tubuh.
4. Suhu tubuh: meningkatnya suhu tubuh dapat meningkatkan metabolisme

rate, setiap peningkatan 1 % suhu tubuh inti akan meningkatkan kecepatan reaksi biokimia 10 %.
5. Asupan makanan: makanan dapat meningkatkan 10 20 % metabolisme

rate terutama intake tinggi protein.


6. Berbagai macam faktor seperti: gender, iklim dan status malnutrisi.

b.

Berat Badan dan Tinggi Badan Pada percobaan ini, kami melakukan pengukuran berat badan dengan menggunakan timbangan berat badan dengan skala kilogram (kg) diukur dengan melepaskan segala atribut yang dapat berpengaruh terhadap pengukuran, sedangkan untuk pengukuran tinggi badan kami menggunakan alat pengukur tinggi dengan skala centi meter (cm) diukur dari ujung kaki hingga ujung kepala dengan kondisi badan tegak. Pengukuran ini akan menunjukkan keseimbangan antara kalori yang tersedia dengan pengeluaran energi, massa otot, lemak tubuh dan penyimpanan protein. Menurut Ganong (2003), Berat badan ditentukan oleh keseimbangan antara masukkan kalori dan pelepasan energi. Keduanya diatur dari hari ke hari dalam jangka waktu yang lama. Nilai kalori masukkan dari makanan harus mendekati sama dengan energi yang dikeluarkan sebagai panas dan kerja jika berat badan akan dipertahankan. Jika masukkan kalori tidak cukup, simpanan protein dan lemak tubuh akan di katabolis, dan kalau masukkannya berlebihan, hasilnya adalah obesitas. Pada manusia, obesitas memiliki komponen genetik yang kuat, tetapi faktor lingkungan juga ikut andil dalam hal ini dan obesitas sering dihubungkan dengan kontrol asupan makanan yang juga mempengaruhi berat badan. Setelah melakukan pengukuran terhadap 8 orang OP, 1 orang berjenis kelamin laki-laki dan 7 orang berjenis kelamin perempuan dengan usia 19-22 tahun, diperoleh hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan yang berbedabeda dari setiap OP. Perbedaan itu dikarenakan setiap OP memiliki aktivitas, usia,

17

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

nutrisi yang dimakan dan kecepatan metabolisme dalam tubuh yang berbedabeda. Faktor utama yang mempengaruhi kecepatan metabolisme mencakup ukuran tubuh, umur, seks, iklim yang mencakup derajat panas, jenis pakaian yang dipakai, dan jenis pekerjaan. Dari data berat badan dan tinggi badan, kemudian dilakukan pengukuran berat badan ideal dan Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Index (BMI). Dengan menghitung BMI maka akan terlihat kesesuaian antara berat badan dengan tinggi badan setiap OP. Dari kedelapan orang OP, empat OP memiliki nilai BMI yang normal namun dua orang lainnya memiliki nilai BMI yang di bawah normal yaitu Al Qorina sebesar 17,08 kg/m2 dan di atas normal yaitu Rezki Yuniarto sebesar 30,69 kg/m2. Rezki memiliki berat badan 94 kg dan tinggi 175 cm. Berat badan idealnya adalah 58,5-71,5 kg dan nilai BMI-nya adalah 30,69. Dari data tersebut, berat badan Rezki melebihi 20% dari berat badan idealnya, dan Rezki tergolong mengalami obesitas tingkat 1. Menurut OP, asupan makanan yang sering dikonsumsinya adalah goreng-gorengan. Goreng-gorengan tentu mengandung lemak yang berasal dari minyak yang dipakai untuk menggoreng. Lemak yang terkandung dalam minyak goreng termasuk lemak nabati yang berasal dari kelapa sawit. Tingginya lemak yang dikonsumsi oleh Rezki mempengaruhi berat badannya karena tingginya kadar lemak dalam tubuh akan mengakibatkan obesitas. Selain itu, porsi makan yang banyak membuat pemasukan kalori dengan pengeluaran energi menjadi tidak seimbang. Kalori yang masuk kedalam tubuh lebih banyak dibanding dengan pengeluaran energi (Ganong, 2003). Qorinaa memiliki berat badan 41 kg dengan tinggi badan 154 cm. Berat badan idealnya adalah 39,6-48,4 kg dan nilai BMI-nya adalah 17,08. Dari data tersebut, berat badan Qorina sudah berada di rentang berat badan ideal. Akan tetapi, jika dilihat dari nilai BMI, asupan gizi yang dikonsumsi Qorina kurang. Menurut Qorina, masukan makanan yang dikonsumsi dirinya setiap hari sudah mencakup 4 sehat, kadang ditambah dengan susu. Porsi makannya juga cukup banyak. Akan tetapi, ia jarang sekali memakan kudapan. Selain itu, dirinya juga memiliki aktivitas yang padat dan beban pikirannya juga cukup banyak. Karena aktivitas Qorina padat dan ia hanya memakan makanan pokok saja, maka asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh juga sedikit. Selain itu, karena beban pikiran yang cukup banyak juga akan mempengaruhi kecepatan metabolisme.
18

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

Menurut Ganong,

ketika seseorang mengalami kecemasan atau ketegangan,

maka BMR akan meningkat. Jika kecepatan metabolisme meningkat, maka kalori yang dibakar juga akan meningkat. Akibatnya, kalori yang masuk akan langsung diubah menjadi energi. Putri memiliki berat badan 54 kg dengan tinggi badan 156 cm. Berat badan idealnya adalah 41,4-51,6 kg dengan nilai BMI-nya adalah 22,2. Dari data tersebut, berat badan Putri melebihi berat badan ideal. Dari nilai BMI-nya, asupan gizi Putri sudah normal. Menurut Putri, masukan makan yang dikonsumsinya sehari-hari adalah nasi, lauk, dan sayur serta air putih dengan porsi lauk dan sayur yang lebih banyak dibandingkan porsi nasinya. Putri jarang sekali minum susu. Berat badan Putri yang sedikit melebihi berat badan idealnya disebabkan karena menu makanan yang dikonsumsinya tidak seimbang, yaitu kurang minum susu. Susu mengandung Calsium yang tingi yang penting untuk membantu pertumbuhan. Selain itu, susu juga mengandung vitamin D yang berfungsi meningkatkan absorpsi usus untuk kalsium dan fosfat. Putri juga suka memakan kudapan saat tidak terlalu banyak aktivitas. Hal ini mengakibatkan kurangnya pembakaran kalori yang ada pada tubuh yang menyebabkan berat badan akan naik. Untuk Ria, Singgih, dan Rizky, berat badan mereka sudah termasuk kedalam rentang berat badan ideal dan nilai BMI-nya juga sudah normal. Kebutuhan gizi yang dikonsumsi sehari-hari sudah cukup dan masukan kalori dengan pengeluaran energi sudah seimbang.
6. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Tempat pengukuran suhu tubuh berada pada aksila dan oral (mulut). 2. Suhu tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti exercise, hormone, sistim saraf, suhu tubuh, asupan makanan, dan faktor lainnya. 3. Cara mengukur suhu tubuh adalah dengan menggunakan thermometer.. 4. Rata-rata suhu tubuh di oral OP adalah 36-370C. 5. Cara mengukur suhu tubuh haruslah secara benar, yaitu dengan menurunkan air raksa pada thermometer terlebih dahulu kemudian mengeringkannya dan menaruh pada bagian yang akan diukur (aksila maupun oral) dan memberi perlakuan serta waktu sesuai dengan penelitian yang akan diujikan (istirahat, aktivitas, berkumur air es, dll). Dan jangan lupa melihat suhu dengan mata sejajar dengan
19

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

thermometer. Kesalahan dalam praktikum dapat terjadi apabila OP tidak mengikuti langkah kerja dengan baik. 6. Cara mengukur berat badan adalah dengan menimbang pada timbangan berat badan, dan cara mengukur tinggi badan adalah dengan menggunakan microtoise atau meteran. 7. Berat badan dan tinggi badan setiap OP adalah sebagai berikut: a. Rezki Yuniarto b. Al Qorina c. Putri Handayani d. Ria Tri Lestari e. Singgih Kusuma Dewi f. Rizky Malihah : 94 kg, 175 cm : 41 kg, 154 cm : 54 kg, 156 cm : 49 kg, 162 cm : 54 kg, 163 cm : 46 kg, 159 cm

8. Cara menghitung nilai Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index) adalah dengan menggunakan rumus berikut:
IMT =

 

9.

Nilai Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Index setiap OP adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. Rezki Yuniarto Al Qorina Putri Handayani Ria Tri Lestari Singgih Kusuma Dewi Rizky Malihah : 30,69 : 17,08 : 22,2 : 18,67 : 20,32 : 18,2

10. Berat badan ideal setiap OP adalah sebagai begikut: a. Rezki Yuniarto b. Al Qorina c. Putri Handayani d. Ria Tri Lestari e. Singgih Kusuma Dewi f. Rizky Malihah : 58,5-71,5 : 39,6-48,4 : 41,4-50,6 : 46,8-57,2 : 47,7-58,3 : 44,1-43,9

20

Laporan Praktikum Suhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

2012

DAFTAR PUSTAKA Braunwald, E; Fauci, AS; Kasper, DL; Hauser, SL; Longo, DL; Jameson, JL. 2002. Important Signs and Symptoms : Fever & Hyperthermia. Dalam Harrisons Manual of Medicine 16th Edition. McGraw-Hill International: India. Ganong,F. William. 2002. Fisiologi Kedokteran. ECG: Jakarta http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html, diunduh tanggal 23 Februari 2012 pukul 13.00 WIB http://www.bodymassindexchart.org/bmi-chart/, diunduh tanggal 23 Februari 2012 pukul 13.00 WIB Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. PT. Rineka Cipta: Bandung. Lauralee, Sherwood. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. EGC: Jakarta. Syaifufiddin. 2006. Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. ECG: Jakarta.

21

You might also like