You are on page 1of 27

Cenol's Home Senin, 15 November 2010 Laporan Fisiologi Hewan II PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP FUNGSI ORGAN SIRKULASI

Oleh : Nama : Heni Astuti NIM : B1J008027 Rombongan : II Kelompok :3 Asisten : Nurul Azizah Eldirani

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2009 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Tabel 1. Denyut Jantung Larva Ikan Gurami No. Perlakuan Suhu (oC) Jumlah Denyut Jantung Per menit I II III IV V VI Rata-rata 1. Normal 29 120 184 120 136 136 148 140,67 2. Dingin 15 56 180 132 148 156 172 140,67 3. Panas 54 124 196 128 204 120 144 152,67 4. Alkohol 5 % - 224 172 120 184 184 154 173

B. Pembahasan Ikan gurami merupakan ikan asli perairan Indonesia yang sudah menyebar ke wilayah Asia Tenggara dan Cina. Merupakan salah satu ikan labyrinth dan secara taksonomi termasuk famili Osphronemidae. Ikan gurami adalah salah satu komoditas yang banyak dikembangkan oleh para petani. Hal ini dikarenakan permintaan pasar cukup tinggi, pemeliharaan mudah, serta harga yang relatif stabil (Aries, 1986). Denyut jantung berbeda-beda tergantung dari perlakuan yang diberikan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada suhu normal jantung Osphronemus gouramy berdenyut sebanyak 140,67 per menit. Ketika diberi perlakuan dengan air panas denyut jantung menjadi 152,67 per menit, pada suhu dingin menjadi 140,67 per menit dan ketika diberi alkohol denyut jantungnya menjadi 173 per menit. Hal ini lebih kecil bila dibandingkan dengan denyut jantung normal larva ikan gurami. Menurut Barness (1965), bahwa kecepatan detak jantung Osphronemus gouramy. pada suhu normal adalah 120 per menit. Frekuensi detak jantung jantung Osphronemus gouramy akan semakin menurun apabila ditempatkan pada lingkungan dengan suhu rendah dan akan semakin meningkat seiring dengan naiknya suhu lingkungan. Hal tersebut karena Osphronemus gouramy merupakan hewan poikiloterm yang aktivitas metabolismenya dipeengaruhi oleh lingkungan luas. Begitu juga dengan frekuensi denyut jantung.suhu yang rendah akan mengakibatkan aktivitas metabolisme turun akan mengakibatkan denyut jantung juga lambat karena sedikit menyuplai kebutuhan oksigen untuk proses tersebut. Begitu juga pada suhu tinggi (Kimball, 1992). Penambahan zat kimia (alkohol) dalam batas tertentu akan meningkatkan

metabolisme, dengan penambahan alkohol yang berkonsentrasi tinggi akan mempercepat kerja jantung larva ikan gurami (Aries, 1986). Menurut Soegiri (1988), rangsangan yang kuat menyebabkan jantung berhenti berdetak waktu distole. Pengaruh ini lepas karena ventrikel segera berdenyut lebih keras lagi. Rangsang pada syaraf simpatis akan menyebabkan peningkatan aktivitas jantung untuk mensuplai lebih banyak darah terhadap otot-otot skelet pada aktivitas fisik. Menurut Watterman (1960), kerja jantung Osphronemus gouramy dipengaruhi oleh faktor ekstenal (suhu dan zat kimia) dan faktor internal (hewan betina yang sedang mengerami telurnya denyut jantungnya akan lebih cepat). Menurut Supriyanto (2007), tiap ikan menunjukkan kadar yang berbeda-beda untuk setiap logam dikarenakan perbedaan kemampuan dalam menyerap logam tersebut kedalam tubuhnya, namun perbedaannya tidak terlalu signifikan. Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. Temperatur yang terlalu rendah mengakibatkan metabolisme tidak cukup cepat untuk memelihara homeostatis. Jika temperatur terlalu tinggi jalur reaksi metabolik juga terganggu, enzim dapat mengalami denaturasi. Perubahan temperatur menyebabkan perubahan metabolisme. Meningkatnya temperatur lingkungan menyebabkan kecepatan metabolisme hewan meningkat (Yuwono, 2001). Diatas batas temperatur letal hewan akan mati karena kepanasan. Temperatur yang tinggi dapat menyebabkan denaturasi protein dalam tubuh hewan yang kemudian menyebabkan kematian. Kebanyakan protein mengalami denaturasi diatas temperatur 45-550C atau tepatnya denaturasi protein terjadi pada temperatur 600C (Devlin, 1986). Menurut Barness (1965), kecepatan denyut jantung Osphronemus gouramy dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pada siang hari denyut jantung lebih cepat dari malam hari, populasi semakin rapat kerja jantung akan meningkat, pada saat pertama masak seksual, kenaikan kecepatan metabolisme, pemberian rangsang dalam beberapa kondisi yang berbeda. Pengukuran frekuensi denyut jantung dan lamanya kontraksi jantung diatur oleh impuls yang datang dari sistem syaraf simpatik dan parasimpatik. Faktor-faktor yang mempenaruhi fisiologis jantung adalah pemberian zat kimia, pengaruh temperatur dan besar kecilnya hewan. Dengan berubahnya temperatur maka frekuensi jantung akan berubah jika suhu naik maka kerja jantung akan naik, begitu juga sebaliknya. Perubahan frekuensi jantung diakibatkan oleh pemberian zat kimia yang berlangsung di dalam sel. Hewan kecil mempunyai kecepatan metabolisme yang tinggi (Soetrisno, 1981). Temperatur lingkungan dimana ikan dapat hidup dengan baik berhubungan dengan toleransi ikan terhadap perubahan temperatur lingkungan dan mempengaruhi temperatur letal. Aklimatisasi terhadap temperatur dapat pula menyebabkan perubahan temperatur letal pada ikan. Ikan yang diaklimatisasi pada temperatur 100C lebih tinggi, temperatur letalnya akan meningkat sebesar 30C (Cossins and Bowler, 1987).

KESIMPULAN Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan maka dapat diperoleh kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Denyut jantung larva ikan gurami pada keadaan normal dan dingin adalah 140,67 per menit, pada keadaan panas 152,67 per menit, dan pada pemberian senyawa alkohol 5 % menjadi 173 per menit. 2. Faktor yang mempengaruhi jumlah denyut jantung Osphronemus gouramy yaitu suhu dan zat kimia. DAFTAR REFERENSI Aries, C. J. 1986. Toksikologi Umum. UGM Press, Yogyakarta. Barness, R. D. 1965. Invetebrata Zoology. W. B. Sounders Company, London. Cossins, A.R. and Bowler, K. 1987. Temperature Biology of Animals. Chapman and Hall, London. Kimball, J. W. 1992. Biologi II. Erlangga, Jakarta. Soegiri, N. 1988. Zoologi Umum. Erlangga, Jakarta. Soetrisno. 1981. Fisiologi Hewan. Fakultas Peternakan UNSOED, Purwokerto. Supriyanto, S., dan Zainul K. 2007. Analisis Cemaran Logam Berat Pb, Cu, dan Cd Pada Ikan Air Tawar dengan metode Spektrometri Nyala Serapan Atom (SSA). Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir. BATAN. Watterman, T. H. 1960. The Physiology of Crustaceae Volume I. Academic Press, New York. Diposkan oleh Dolphinter di 19:28 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook 0 komentar: Poskan Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langgan: Poskan Komentar (Atom) Mengenai Saya

Dolphinter Lihat profil lengkapku

Pengikut Arsip Blog


2011 (2) 2010 (5)

November (4)

Laporan Fisiologi Hewan II Laporan Fisiologi Hewan II Laporan Fisiologi Hewan II Laporan Fisiologi Hewan II

Oktober (1) Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

Percobaan respon kontraksi otot jantung pada katak yang bertujuan untuk mengetahui kontraksi otot jantung dalam keadaan normal dan adanya stimulus b e r u p a a s e t i k o l i n t e r n y a t a t i d a k b e r h a s i l . Fungsi asetikolin adalah sebagaineurotransmitter atau untuk m e m b e r i r a n g s a n g a n . O t o t j a n t u n g a k a n d i u k u r kontraksinya harus selalu dibasahi dengan larutan ringer agar jaringan tetap hidup.Transmisi pada hubungan neuromuskuler dan sinaps tertentu lainnya melibatkans e k r e s i d a n k o m e r e s e p s i a s e t i k o l i n . P e r a n g s a n g y a n g k u a t i n i m e n y e b a b k a n depolarisasi setempat dari membran sel otot, yang memulai penyebaran impulsdalam membran dan menyebabkan kontraksi serabut otot. Serabut simpatik postganglion mempercepat denyut jantung dengan melepaskan norepinefrin. Serabutdemikian disebut adrenegrik, sedangkan serabut yang mengeluarkan asetikolindisebut kolinergik (Ville et al ., 1988).Daerah sinaps mempunyai enzim yang kuat, yaitu asetikolinesteranasey a n g k h u s u s m e n g h i d r o l i s i s d a n m e n g i n a k t i f k a n a s e t i k o l i n , d a n m o n o a m i n a oksidase yang mengoksidasi dan menginaktifkan norepinefrin. Enzim-enzim inim e n c e g a h r a n g s a n g a n y a n g t e r u s - m e n e r u s d a r i d e n d r i t a t a u o t o t o l e h z a t neurotransmitter. Asetikolin dilepaskan oleh saraf motor dalam paket-paket kecilyang terdiri atas sekitar 1000 molekul. Mekanisme yang melepaskan asetikolinmemerlukan ion kalsium dan dihambat oleh ion magnesium (Ville et al ., 1988).L a r u t a n d a n a l a t y a n g d i g u n a k a n d a l a m p r a k t i k u m a d a l a h l a r u t a n Asetilkolin dan larutan Ringer. Fungsi dari larutan Asetilkolin adalah untuk mempercepat kerja jantung, sedangkan fungsi larutan Ringer adalah u n t u k mempertahankan sel otot supaya tetap hidup. Rosser et al. , (2003) menyatakan bahwa di dalam otot terdapat reseptor asetilkolin (acetylcholine receptor, AChR)yang terdistribusi dengan densitas

rendah dalam plasmalemma. Selain AChR,t e r d a p a t m y o s i n heavy-chain (MyCH) yang berkorelasi dengan k e c e p a t a n kontraksi otot. Menurut Silverthorn (2001), mekanisme kerja otot jantung dipengaruhio l e h s y a r a f , h o r m o n , o t a k d a n C O 2 . Syaraf yang mempengaruhi kerja jantungy a i t u s y a r a f s i m p a t i k y a n g b e k e r j a m e m p e r l a m b a t k e r j a j a n t u n g , d a n s y a r a f simpatik yang bekerja untuk mempercepat denyut jantung. Pelepasan hormonnonadrenalin akan mempercepat kontraksi jantung. Medula oblongata pada otak mengontrol pemacu denyut jantung. Meningkatkan konsentrasi CO 2 dalah darahakan meningkatkan kecepatan kontraksi jantung.F a k t o r faktor yang mempengaruhi fisiologis jantung antara l a i n : temperatur lingkungan, zat kimia (alkohol), ukuran tubuh d a n u m u r . H e w a n - hewan kecil mempunyai frekuensi (frekuensi pulsus) denyut jantung yang lebihc e p a t d a r i p a d a h e w a n y a n g b e s a r . H a l i n i d i s e b a b k a n h e w a n k e c i l m e m i l i k i kecepatan metabolisme yang lebih tinggi pada setiap unit berat badannya. Hewanyang muda memiliki frekuensi pulsus yang lebih cepat dari pada hewan dewasa.Hal ini disebabkan karena pengaruh hambatan nerves vagus pada hewan-hewanmuda belum berkembang (Soetrisno, 1987).M e n u r u t J a n e ( 2 0 0 8 ) P a n d a n g a n b a h w a h i p e r t r o f i j a n t u n g , d i respon terhadap tekanan o v e r l o a d m i o k a r d ( P M O ) , m e l a y a n i m e m u l i h k a n ekonomi otot jantung kembali normal, dan melawan disfungsi miokard. Sepertiadaptif proses didominasi oleh beberapa perubahan dalam ekspresi gen termasuk modifikasi kuantitatif dengan jantung hipertrofi, yang menurut hukum Laplace,n o r m a l t e g a n g a n d i n d i n g , d a n p e r u b a h a n k u a l i t a t i f t e r m a s u k g e n j a n i n reprogramming, yang memungkinkan kardiomiosit untuk memulihkan ekonomiy a n g normal dengan memiliki kecepatan shortening yang lebih rendahmaksimum, Vmax dan menggunakan p e r b e d a a n g a y a / k u r v a k e c e p a t a n . pandangan seperti itu menyediakan yang wajar dasar untuk menyajikan terapio l e h k e d u a menggarisbawahi fakta bahwa hipertrofi jantung per se a d a l a h fisiologis reaksi jantung untuk stimulus patologis dan bahwa efek inotropik positif harus merugikan dalam kronis gagal jantung (CHF). Namun, ada data, terutamaeksperimental keraguan, casting pada validitas disebut dinding-stres hipotesis,yang terbaik didokumentasikan sebagai hasil dari Framingham Heart Study yangm e n u n j u k k a n hubungan antara hipertrofi jantung dan kematian j a n t u n g meningkat.

b.Otot Gastroknemus

Praktikum pengukuran kontraksi otot gastroknemus pada katak ( Fejervaria cancrivora ) tidak dilakukan oleh masing-masing kelompok d i k a r e n a k a n alat Kimograf yang tersedia hanya sebuah saja. C a r a pembacaan amplitudo pada Kimograf dengan cara menghitung jarak antarasatu gunungan dan dengan gunungan yang lain pada kimograf. Grafik hubungan stimulus elektrik dengan kontraksi ototgastroknemus katak ( Fejervarya cancrivora ) -0,100,10,20,30,40,50,60,70,80,90 5 1 0 1 5 2 0 2 5 3 0 Voltase (v) A m p l i t u d o ( m m ) kontraksi otot gastroknemus Kontraksi otot didefinisikan sebagai pembongkaran aktif tenaga dalamotot. Penggunaan tenaga oleh otot pada beban eksternal disebut tekanan otot. Jikatekanan yang terbentuk oleh otot lebih besar dari

penggunaan tenaga eksternal pada otot oleh beban, maka otot akan memendek. Penggunaan tenaga dengan beban lebih besar atau sama dengan tekanan otot, maka otot tidak memendek (Hilland Wyse, 1989). Gordon (1997) menyatakan bahwa kontraksi otot melibatkankomponen zat kimia dalam otot tersebut. Zat kimia terpenting yang terdapat didalam otot rangka yang berperan dalam distribusi dan dan pergerakan adalah ionkalsium, sekurang-kurangnya ada empat protein yaitu aktin, M-protein, troponin,dan tropomiosin. Urutan kejadian dalam stimulus dan kontraksi pada otot meliputistimulus, kontraksi dan relaksasi.Menurut Ville et al. (1988), otot adalah sistem biokontraktil dimana sel-selatau bagian dari sel memanjang dan dikhususkan untuk menimbulkan tegangan p a d a sumbu yang memanjang. Otot merupakan jaringan umum pada t u b u h kebanyakan binatang yang terbuat dari sel panjang atau benang-benang khusus

untuk kontraksi. Hal itu menyebabkan adanya pergerakan dari tubuh dan bagiankerja otot adalah voluntari (dibawah kontrol kesadaran) atau involuntari (tidak dibawah kontrol atau keinginan). Struktur otot adalah halus (benang tanpa lurik)atau lurik (benang serat lintang).Secara garis besar sel otot dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:1 . O t o t m o t o r i t a s , d i s e b u t j u g a o t o t s e r a t l i n t a n g ( o t o t l u r i k ) o l e h k a r e n a didalamnya protoplasma mempunyai garis-garis melintang. Umumnya ototini melekat pada kerangka sehingga disebut juga otot kerangka. Otot ini dapat bergerak menurut kemauan (otot sadar), pergerakkanya cepat tetapi cepatlelah, rangsangan ini dialirkan melalui saraf motorik.2 . O t o t o t o n o m , d i s e b u t juga otot polos karena protoplasmanya licin t i d a k mempunyai garis melintang. Otot ini terdapat pada alat-alat dalam sepertiv e n t r i k u l u s , u s u s , k a n d u n g k e m i h , p e m b u l u h d a r a h d a n l a i n - l a i n , c a r a kerjanya diluar kesadaran (otot tak sadar) oleh

karena rangsangannya melaluisaraf otonom.3 . O t o t j a n t u n g , bentuknya menyerupai otot serat lintang, d i d a l a m s e l protoplasmanya terdapat serabut-serabut melintang yang bercabang-cabangtetapi jika kita melihat fungsinya seperti otot polos, dapat bergerak sendirisecara otomatis karena mendapat rangsangan dari susunan saraf otonom. Ototi n i h a n y a terdapat pada jantung yang mempunyai fungsi t e r s e n d i r i (Bevelander and Ramaley, 1979).P e r c o b a a n y a n g dilakukan menggunakan otot gastroknemus karena o t o t tersebut peka terhadap rangsangan listrik. Cairan dan ion-ion yang ada pada ototgastroknemus selalu dijaga, pada praktikum ini digunakan larutan ringer. Larutanringer juga digunakan sebagai penghantar aliran listrik. Alat yang digunakan pada praktikum pengukuran kontraksi otot gastroknemus universal kimograf besertaasesorinya fungsi dari alat ini yaitu untuk mengetahui pengaruh rangsangan listrik terhadap kontraksi otot gastroknemus.Menurut Prosser (1961), mekanisme kontraksi otot menurun yaitu ketikaotot berkontraksi menggunakan O 2 dan melepaskan CO 2 sedangkan glikogend i k u r a n g i , a s a m l a k t a t b e r k u m p u l d a n p a n a s d i p r o d u k s i . A k t i n d a n m i o s i n bergabung dalam bentuk globular yang merupakan kopula dari molekul miosin.Molekul miosin terdiri atas bagian pengikatan aktin dan ATPase, tidak adanya aktin menyebabkan tidak reaktifnya ATPase ketika miosin berikatan dengan aktina k a n m e m b e n t u k a k t o m i o s i n A T P . S e l o t o t j u g a t e r d i r i a t a s r e t i k u l u m sarkoplasmik hampir sama d e n g a n r e t i k u l u m y a n g s a n g a t p e n t i n g d a l a m kontraksi. Retikulum endoplasma akan mengikat ion Ca dan berhenti ketika asamlaktat terakumulasi.Menurut Kofsyok (1992), Mekanisme kontraksi otot dapat digambarkansebagai berikut :Ca (dalam kantung sarkoplasma) diaktifkan Ca 2+ lepas terdifusi filamentipis dan filament tebal berikatan troponin mengaktifkan interaksi myosin dan aktin pergerakan Ca 2+ kembali sarkoplasma.Sedangkan menurut Johnson (1984), adalah sebagai berikut :U r u t a n k e j a d i a n d a l a m s t i m u l a s i , k o n t r a k s i d a n

r e l a k s a s i p a d a o t o t menurut Rosser (1961), meliputi : 1 . S t i m u l a s Depolarisasi sarkolema Depolarisasi T sistem Depolarisasi Ion Kalsium dari SR Difusi ion kalsium dari filamen tipis

RangsanganKontraksi sarkolema reticulum Ca + TroponinTropomiosinAktinATPAktin melepaskan diriIon Ca + rendahTropomiosin bergerak ke tempat aktif filament aktinKontraksi

2 . K o n t r a k s i Ion kalsium (Ca 2+ ) terikat ke troponin Komplek troponin Ca2+ remove blocking tropomiosindari tempat aktin H e a d d a r i f i l a m e n t e b a l m e m b e n t i k c r o s s b r i d g e s k e benang aktin Hidrolisis ATP memicu perubahan konformasi pada headmenyebabkan cross bridges bergeser 3 . R e l a k s a s i Ca 2+ ditarik dari filamen tipis oleh SR Ca 2+ berdifusi dari filamen tipis ke SR

Ca 2+ dilepas dari komplek troponin Ca 2+ Tropomiosin kembali ke posisi blocking Cross bridges miosin-aktin terputus Komplek miosin-ATP dibentuk kembali dalam heads danfilamen tebal.M e n u r u t G u y t o n ( 1 9 9 5 ) , s e b u a h o t o t a k a n b e r k o n t r a k s i sangat cepat bilak o n t r a k s i p e n u h k i r a - k i r a 0 , 1 d e t i k u n t u k r a t a - r a t a b o b o t . K e a d a a n i n i menyebabkan amplitudo menjadi maksimal, dimana dipengaruhi juga oleh voltasey a n g d i g u n a k a n , tetapi bila diberi beban kecepatan kontraksi menurun s e c a r a progesif dan amplitudo juga menurun. Apabila beban meningkat sampai dengankekuatan maksimum yang digunakan otot tersebut, maka kecepatan kotraksinyam e n j a d i n o l d a n t i d a k terjadi kontraksi sama sekali, walaupun d i l a k u k a n pengaktifan pada serabut otot.B e b e r a p a p e n e l i t i a n k l i n i s d a n e k s p e r i m e n t e l a h m e n d a p a t k a n a d a n y a disfungsi endotel pada sirosis hati yang ditunjukkan melalui peningkatan kadar Nitrik oksida dan factor von Willebrand. Penyebab peningkatan dari kadar inimasih belum diketahui dengan jelas, diduga ada hubunganya dengan sirkulasihipeerdinamik dan adanya endotoksemia yang umum dijumpai pada sirosis hati.Penyebab dari vasodilatasi tetap tidak diketahui, tetapi diduga oleh karena ;yang pertama,. Adanya peningkatan konsentrasi vasodilator disirkulasi, yang keduaadanya peningkatan produksi vasodilator local oleh endotel, dan yang ketiga; Laporan Kontraksi Otot Gastroknemus Dan Otot Jantung Katak Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document Bevelander and J. A Ramaley. 1979. Essentials of H i s t o r y . C V . M o s s b y Company, sant Louis.Frandson, R. D. 1992. Anatomi Fisiologi Ternak. UGM Press, Yogyakarta.Ganong, W. F. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit EGC, Jakarta.Geneser, Finn. 1993. Textbook of Histology. Munksgaard, Denmark.Guyton, A. C. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku kedokteranEGC, Jakarta.Hickman, C. P. 1972. Biology of Animal. CV Mosby Company, Saint Louis.Hill, R. W. and G. A. Wyse. 1989. Animal Physiology Second ed. Harper andCollins Inc., New York.Jane-Lise Samuel and Bernard Swynghedauw. Journal of Hypertension 2008, Vol26 No 5. Is cardiac hypertrophy a required

compensatory mechanism in pressure-overloaded heart?. Paris Cedex 10 FranceJohnson, K. D., Rayle and H. L. Aledberg. 1984. Biology of Introduction. TheBenjamin Comings Publishing Co. Inc, London.Kimball, J. W. 1988. Biologi Jilid II. Erlangga, Jakarta.P e a r c e , E . C . 2 0 0 4 . A n a t o m i d a n F i s i o l o g i u n t u k P a r a m e d i s . P T G r a m e d i a Pustaka Utama, Jakarta.Prosser, C. T. 1961. Comparative Animal Physiology. W.B Saunders Company,London.R o s s e r , B . W . C . a n d B a n d m a n , E . 2 0 0 3 . H e t e r o g e n e i t y o f P r o t e i n E x p r e s s i o n Within Muscle Fibers. J Anim Sci. : 81: 94-101.Storer, T. I. 1961. Element of Zoology. Mc Graw Hill Book Company Inc, NewYork.S u t a d i , S r i M a r y a n i . 2 0 0 3 . K a d a r N i t r i k Oksida dan Faktor Von Willebrandsebagai Petanda. Fakultas K e d o k t e r a n B a g i a n I l m u P e n y a k i t D a l a m Disfungsi Endotel pada Sirosis Hati : Universitas Sumatera UtaraS y a r i f , I . 2 0 0 6 . Kimoinstrumentation : Alat Pengukuran Karakteristik OtotGastroknemus Katak Berbasis Komputer. Departemen Fisiska ITB

Raneeta's Blog
Just another WordPress.com weblog

tentang jantung katak


Jantung merupakan suatu organ yang berdenyut dengan irama tertentu (kontraksi ritmik). Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke arah sirkulasi sistemik maupun pulmoner. Jantung terletak dalam mediastinum di rongga dada, yaitu di antara kedua paru-paru. Lapisan yang mengitari jantung ( pericardium ) terdiri dari dua bagian : lapisan sebelah dalam atau pericardium visceral dan lapisan sebelah luar atau pericardium parietal. Kedua lapisan pericardium ini dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas, yang berfungsi mengurangi gesekan pada gerakan memompa dari jantung itu sendiri. Bagian depan dari pericardium itu melekat pada tulang dada ( sternum ) bagian bawahnya melekat pada tulang punggung, sedang bagian bawah pada diafragma. Perikardium visceral mempunyai hubungan langsung dengan permukaan jantung. Jantung itu sendiri terdiri dari tiga lapisan : 1. Epikardium : Merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput pembungkus terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan parietal dan visceral yang bertemu dipangkal jantung membentuk kantung jantung. 2. Miokardium : Merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung, otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot yaitu : a. Bundalan otot atria, yang terdapat di bagian kiri/kanan dan basis kordis yang membentuk serambi atau aurikula kordis.

b. Bundalan otot ventrikel, yang membentuk bilik jantung, dimulai dari cicin atrioventrikular sampai di apeks jantung. c. Bundalan otot atrioventrikuler merupakan dinding pemisah antara serambi dan bilik jantung. 3. Endokardium : Merupakan lapisan jantung yang terdapat di sebelah dalam yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga jantung. Ruangan jantung bagian atas, atrium, secara anatomi terpisah dari ruangan jantung sebelah bawah, atau ventrikel, oleh suatu fibrosus. Keempat katup jantung terletak dalam cincin ini. Secara fungsional jantung dibagi alat pompa kanan dan alat pompa kiri.Jantung dibagian kanan menerima darah dari seluruh penjuru tubuh dan memompakannya ke paru. Disitulah darah meninggalkan muatan karbondioksida dan menerima persediaan oksigen yang segar, sesudah itu meneruskannya kebagian kiri dan dari situ dipompakan keseluruh tubuh. Pembagian ini mempermudah konseptualisasi dari urutan aliran darah secara anatomi : vena kava, atrium kanan, ventrikel kanan, atrium pulmonaris, paru, vena pulmonalis, atrium kiri, ventrikel kiri, aorta, arteria, arteriola, kapiler, venula, vena, vena kava. Atrium Kanan Atrium kanan yang tipis dindingnya ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah, dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel kanan dan kemudian ke paru. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam atrium kanan melalui vena kava superior, inferior, sinus koronarius. Ventrikel Kanan Pada kontraksi ventrikel, maka tiap ventrikel harus menghasilkan kekuatan yang cukup besar untuk dapat memompakan darah yang diterimanya dari dari atrium ke sirkulasi pulmonar ataupun sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik, guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah, yang cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteria pulmonaris. Sirkulasi pulmonar merupakan sistem aliran darah bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah dari ventrikel kanan, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari ventrikel kiri.Karena itu beban kerja dari ventrikel kanan jauh lebih ringan dari pada ventrikel kiri.Akibatnya tebal dari ventrikel kanan hanya sepertiga dari tebal dinding ventrikel kiri. Atrium Kiri Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenisasi dari paru melalui keempat vena pumunalis.Antara vena pulmunalis dan atrium kiri tidak ada katup sejati. Karena itu, perubahan tekanan dalam atrium kiri mudah sekali membalik retrograd kedalam pembuluh paru. Peningkatan tekanan atrium kiri yang akut akan menyebabkan bendungan paru. Atrium kiri berdinding tipis dan bertekanan rendah.Darah mengalir dari atrium kiri kedalam ventrikel kiri melalui katup mitralis. Ventrikel Kiri Vetrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sistemik, dan mempertahankan aliran darah ke jaringan-jaringan perifer, Ventrikel kiri mempunyai oto-otot yang tebal dan bentuknya yang menyerupai lingkaran, mempermudah pembentukan tekanan yang tinggi selama ventrikel berkontraksi. Bahkan sekat pembatas kedua ventrikel ( septum interventrikularis ) juga membantu memperkuat tekanan yang ditimbulkan oleh seluruh ventrikel pada kontraksi.Pada kontraksi, tekanan ventrikel kiri meningkat sekitar lima kali lebih tinggi daripada tekanan ventrikel kanan.

Katup Jantung Keempat katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melalui bilik-bilik jantung. Ada dua jenis katup : katup atrioventrikularis ( katup AV) yang memisahkan atria dengan ventrikel, dan katup semilunaris, yang memisahkan arteria pulmonaris dan aorta dari ventrikel yang bersangkutan. Katup-katup ini membuka dan menutup secara pasif, menanggapi perubahan tekanan dan volume dalam bilik-bilik jantung dan pembuluh darah. Katup Atrioventrikularis Daun-daun katup atrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup trikuspidalis yang terletak antara atrium dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun katup. Katup mitralis memisahkan atrium dan ventrikel kiri, merupakan katup bikuspidalis dengan dua buah daun katup. Daun katup dari kedua katup itu tertambat melalui berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang disebut kordatendinae. Kordatendinae akan meluas menjadi otot papilaris. Katup Semilunaris Kedua katup semilunarissama bentuknya; terdiri dari tiga daun katup simetris menyerupai corong,yang tertambat dengan kuat pada annulus fibrosus. Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta, sedangkan katup pulmunalis terletak antara vertrikel kanan dan arteria pulmunalis. Katup semilunaris mencegah aliran kembali darah dari aorta atau arteria pulmunalis kedalam ventrikel. Fungsi Jantung Tugas jantung sebagai pompa darah dengan dua sistem sirkulasi yang terpisah. Sistem sirkulasi yang lebih besar, meliputi seluruh jaringan tubuh, sehingga untuk itu jantung memompa darah ke pembuluh nadi lewat aorta. Sedangkan sistem sirkulasi yang lebih kecil, meliputi sirkulasi darah ke paru-paru (pulmonium), tempat dimana terjadi pertukaran udara (oksigenasi). Setelah kembali ke paru-paru darah yang kembali ke jantung itu merupakan darah bersih yang kaya akan zat asam (oksigen). Untuk kemudian dipompa oleh jantung keseluruh tubuh. Setelah darah memberimakan jaringan ke seluruh tubuh, maka darah kembali ke jantung lewat pembuluh balik (vena), darah ini miskin akan zat asam. Darah ini kemudian dipompakan ke paru-paru kembali untuk diperbaharui (dioksigenasi) Sifat-sifat Jantung a. Automasi Artinya jantung ini masih dapat melakukan fungsinya tanpa dipengaruhi saraf. Dibuktikan dengan cara merusak otak atau sumsum punggung. Jantung tetap normal melakukan fungsinya untuk beberapa saat. b.Termolabil Jantung dapat berubah denyutnya karena pengaruh suhu lingkungan. Sebagai contoh kita berpindah dari daerah suhu panas ke daerah bersuhu dingin, maka denyut jantung menurun. Jadi, pada suhu yang lebih panas, frekuensi denyut jantung menjadi naik dan sebaliknya. c. sinsitium Organ berupa serabut yang bekerja sebagai satu unit. Jantung tetap berdenyut setelah seluruh persarafannya dipotong; bahkan bila jantung dipotongpotong, setiap potongan jaringan jantung masih berdenyut. Hal ini disebakan oleh adanya jaringan khusus pemicu di jantung yang mampu mencetuskan potensial aksi berulang-ulang.

Jaringan picu jantung membentuk sistem hantaran yang dalam keadaan normal menyebarkan impuls ke seluruh jantung. Jantung menerima darah dari sistem vena yang berasal dari jaringan dan organ tubuh. Denyut jantung berasal dari sistem penghantar jantung yang khusus dan menyebar melalui sistem ini kesemua bagian miokardium. Struktur yang membentuk sistem penghantar adalah simpul sinoatrial ( simpul SA ), lintasan antar simpul di atrium, simpul atrioventrikular ( simpul AV ) , berkas His dan cabang-cabangnya dan sistem Purkinje . Cara Kerja Jantung Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan. Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam atrium kiri akan didorong menuju ventrikel kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana memahami sifat-sifat jantung dan perubahan akibat pengaruh suhu, hormon, neurotransmitter dan penghambatan konduksi impuls terhadap kontraksi jantung serta kinerja di luar tubuh. 1.3..Tujuan Memahami sifat-sifat jantung dan perubahan akibat pengaruh suhu, hormon, neurotransmitter dan penghambatan konduks impuls terhadap kontraksi jantung serta kinerja di luar tubuh.

Tinggalkan Balasan
Top of Form

Enter your comment here...

Guest

Masuk Masuk Masuk

Email (wajib) (Belum diterbitkan) Nama (wajib) Situs web

Beritahu saya balasan komentar lewat surat elektronik. Beritahu saya tulisan baru lewat surat elektronik.
Bottom of Form

Top of Form

Cari disitus ini

Bottom of Form

Halaman

About anatomi fisiologi jantung tentang jantung katak

Arsip

Desember 2009

Kategori

Uncategorized (2)

Blogroll

WordPress.com WordPress.org

Meta

Daftar Masuk log XFN WordPress

Tema: Kubrick. Blog pada WordPress.com. Masukan (RSS) dan Komentar (RSS). Ikuti

Follow Raneeta's Blog


Top of Form

Get every new post delivered to your Inbox.


Masukkan alamat surat elektronik

Bottom of Form

Powered by WordPress.com

You might also like