You are on page 1of 56

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Di Indonesia diperkirakan satu bayi lahir meninggal setiap enam menitnya, salah satunya akibat memiliki berat badan yang rendah. Salah satu cara untuk mencegah bayi meninggal akibat berat badan rendah adalah dengan menggunakan metode kanguru. Metode Kanguru atau perawatan bayi melekat ditemukan sejak tahun 1983 sangat bermanfaat untuk merawat bayi yang lahir prematur dan lahir dengan berat badan rendah, yang dapat dilakukan selama perawatan di rumah sakit atau pun di rumah (Achmad, 2010). Metode Kanguru adalah metode perawatan dini dengan sentuhan kulit ke kulit antara ibu dan bayi baru lahir dalam posisi seperti kanguru. Metode ini mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi baru lahir prematur dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu. Sehingga memberi peluang untuk dapat beradaptasi baik dengan dunia luar. Perawatan kanguru ini telah terbukti dapat menghasilkan pengaturan suhu tubuh yang efektif dan lama serta denyut jantung dan pernafasan yang stabil pada bayi prematur. Perawatan kulit ke kulit mendorong bayi untuk mencari puting dan mengisapnya, hal ini mempererat ikatan antara ibu dan bayi serta membantu keberhasilan pemberian ASI (Henderson, 2006).

32

1.2

Rumusan Masalah Adakah perbedaan pengetahuan ibu hamil pra dan pasca penyuluhan tentang metode kanguru pada BBLR di Desa Kedungwaru Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung ?

1.3

Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui perbedaan pengetahuan ibu hamil pra dan pasca penyuluhan tentang metode kanguru pada BBLR. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Mengidentifikasi pengetahuan pengetahuan ibu hamil pra penyuluhan tentang metode kanguru pada BBLR di Kedungwaru Kec.Tulungagung Kab.Tlungagung. 1.3.2.2 Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil pasca penyuluhan tentang metode kanguru pada BBLR . 1.3.2.3 Menganalisa perbedaan pengetahuan ibu hamil pra dan pasca penyuluhan tentang metode kanguru pada BBLR. 1.3.2.4

1.4

Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti Menambah pengetahuan, pengalaman dan kemampuan dalam membuat karya tulis mengenai perbedaan pengetahuan ibu hamil pra dan pasca penyuluhan tentang metode kangguru pada BBLR,.

32

1.4.2

Bagi STIKES Hutama Abdi Husada Tulungagng Penelitian ini memberikan mengembangkan materi asuhan kebidanan pada BBLR dan sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya.

1.4.3

Bagi Responden Mengetahui gambaran/informasi tentang metode kanguru dalam mencegah hipotermia. .

1.4.4

Bagi Tempat Penelitian Memberikan masukan yang bermanfaat untuk disebarkan kepada masyarakat Desa Pucung Kecamatan Ngantru dalam usaha mencegah kematian bayi berat badan lahir rendah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Konsep Pengetahuan 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, penginderaan penciuman, rasa dan raba. (overtbehavior) (Notoatmojo, 2003). 2.1.2. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif Pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif

mempunyai enam tingkatan (Notoadmojo, 2003). 2.1.2.1 Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.. 2.1.2.2 Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. .

32

2.1.2.3 Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dikaji pada situasi atau kondisi real (sebenarnya) 2.1.2.4 Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,. 2.1.2.5 Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk kepada satu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam satu bentuk keseluruhan yang baru. 2.1.2.6 Evaluasi (Evaluation) Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. 2.1.3.Pengetahuan di dalam Domain Afektif Pembagian domain ini disusun Bloom bersama denganDavid Krathwol (Wikipedia.org.id, 2011). 2.1.3.1 Penerimaan (Receiving/Attending) Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya.. 2.1.3.2 Tanggapan (Responding) Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan

kepuasan dalam memberikan tanggapan.

32

2.1.3.3 Penghargaan (Valuing) Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. 2.1.3.4 Pengorganisasian (Organization) Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten. 2.1.3.5 Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by aValue or Value Complex) Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkahlakunya sehingga menjadi karakteristik gayahidupnya. 2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain : 2.1.4.1 Pendidikan Suwarno, 1992 (dalam Nursalam dan Pariani, 2001) berpendapat, pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap orang lain menuju ke arah suatu citacita tertentu.. 2.1.4.2 Pekerjaan Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya, dan kehidupan keluarganya (Thomas, 1996 dalam Nursalam dan Pariani, 2001).(Erich, 1996 dalam Nursalam dan Pariani, 2001) 2.1.4.3 Umur

32

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya (Nursalam dan Pariani, 2001). 2.1.4.4 Informasi Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa cemas. Seseorang yang mendapat informasi akan mempertinggi tingkat pengetahuan terhadap suatu hal (Nursalam dan Pariani, 2001). 2.1.5. Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

memberikan seperangkat alat tes (Notoatmodjo, 2007). Dalam penelitian ini alat tes yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan ibu hamil tentang metode kangguru. Penilaian dilakukan dengan memberi nilai jawaban benar 1 dan jawaban salah 0. Penilaian dilakukan dengan membandingkan jumlah skor yang didapat dibandingkan dengan skor maksimal dikalikan 100 %. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : N! Dimana : Sp x 100% Sm

32

N SP Sm

: Nilai yang didapat : Skor yang didapat : Skor maksimal Hasil persentase diinterpretasikan dengan menggunakan

kriteria kualitas : Baik Cukup Kurang Tidak baik : 76 100% : 56 75% : 40 55% : < 40%(Arikunto, 2002)

2.2

Konsep Ibu Hamil 2.2.1 Pengertian Ibu hamil adalah seorang wanita dewasa yang mempunyai tanda-tanda di kandungannya : ditemukan gerak jantung janin dan dapat dipisahkan dari aktivitas jantung ibu, gerak janin yang aktif dan adanya embrio atau janin pada pemeriksaan sonografi atau rogntennografi untuk janin yang lebih matur pada pertengahan kedua kehamilan. Pengertian lain adalah seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya (Wikipedia.org.id). 2.2.2 Kehamilan Kehamilan yang normal akan berlangsung selama 3840minggu jika dihitung dengan ukuran hari. Kehamilan akan berakhir sesudah 266 hari atau 38 minggu pasca ovulasi atau kira-

32

kira 40 minggu dari akhir hari pertama haid terakhir atau 9,5 bulan dalam hitungan kalender. Seorang wanita baru dikatakan hamil jika pemeriksatelah melihat tanda pasti kehamilan yaitu : mendengar suara detak jantung,dapat melihat (dengan ultra sonografi / USG) dan meraba bentuk janin. Penentuan kadar HCG (human

chorionicgonadotropin) di dalam urine merupakan petunjuk adanya kehamilan. Uji coba terhadap urine cukup peka untuk menentukan kadar HCG yang ditemukan empat minggu sesudah hari pertama haid terakhir atau sekitar dua minggu setelah pembuahan.

2.3

Konsep Penyuluhan 2.3.1 Pengertian Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan. Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa. Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar (Adrianto, 2009). Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku di kalangan masyarakat agar mereka tahu, mau dan mampu melakukan

32

perubahan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraanya (Subejo, 2008). Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan (Ahira, 2008). 2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyuluhan Ahira (2008) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyuluhan adalah : 2.3.2.1 Tingkat Pendidikan Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang

seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin mudah tinggi tingkat menerima

pendidikannya,

semakin

seseorang

informasi yang didapatnya.

2.3.2.2 Tingkat Sosial Ekonomi Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam menerima informasi baru. 2.3.2.3 Adat Istiadat

32

Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat istiadat sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan. 2.3.2.4 Kepercayaan Masyarakat Masyarakat lebih memerhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah ada kepercayaan masyarakat dengan

penyampai informasi. 2.3.2.5 Ketersediaan Waktu di Masyarakat Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktivitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan. 2.3.3 Metode penyuluhan kesehatan Khusus mengenai penyuluhan kesehatan, Ahira (2008) menyatakan bahwa metode yang digunakan adalah : 2.3.3.1 Metode Ceramah Suatu cara dalam menerangkan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan.

2.3.3.2 Metode Diskusi Kelompok Pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topik dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.

32

2.3.3.3 Metode Curah Pendapat Suatu bentuk pemecahan masalah dimana setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan

masalah yang terpikirkan oleh masing-masing peserta, dan evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan kemudian. 2.3.3.4 Metode Panel Pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin. 2.3.4.5 Metode Bermain peran Memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atu lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok. 2.3.4.6 Metode Demonstrasi Suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu

tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya. 2.3.4.7 Metode Simposium Serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling

berhubungan erat.

32

2.3.4.8 Metode Seminar Suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya. Penyuluhan kesehatan yang bertujuan mengubah perilaku hidup sehat masyarakat tidak mudah dilakukan. Mengubah perilaku memerlukan kesadaran, dan memerlukan proses panjang. Oleh karena itu, tenaga kesehatan di lapangan tidak boleh bosan apalagi putus asa melakukan penyuluhan kesehatan. Dampaknya akan menyadarkan masyarakat

tentang hidup sehat, sehingga mereka akan berperanserta dalam proses pembangunan kesehatan. 2.3.4 Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan Penyuluhan merupakan salah satu cara memberikan informasi untuk meningkatkan pengetahuan. Penyuluhan dapat mempengaruhi dalam meningkatkan pengetahuan bila responden mempunyai tingkat pendidikan yang cukup sesuai materi, mempunyai tingkat sosial ekonomi yang baik, secara adat istiadat materi penyuluhan tidak bertentangan, materi penyuluhan diberikan oleh orang yang dipercaya masyarakat dan ada waktu yang cukup untuk mengikuti penyuluhan. Hal sebaliknya tidak akan meningkatkan pengetahuan bahkan memperburuk pengetahuan. (Widayanto, 2010).

2.4

Konsep Metode Kanguru

32

2.4.1 Pengertian Perawatan metode kanguru (PMK) adalah perawatan untuk bayi prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (skin-to-skincontact) (De Beibh, 2010). Pengertian lain adalah metode perawatan dini dan terus menerus dengan sentuhan kulit ke kulit (Skintoskincontact) antara ibu dan bayi prematur dan BBLR dalam posisi seperti kanguru (Hadi, 2005). Metode ini sangat tepat dan mudah dilakukan guna

mendukung kesehatan dan keselamatan BBLR. Inti dari metode ini adalah : 1) Kontak badan langsung (kulit ke kulit) antara ibu dengan bayinya secara berkelanjutan, terus- menerus dan dilakukan sejak dini. 2) Pemberian ASI eksklusif (idealnya). 3) Dimulai dilakukan di RS, kemudian dapat dilanjutkan di rumah. 4) Bayi kecil dapat dipulangkan lebih dini. 5) Setelah di rumah ibu perlu dukungan dan tindak lanjut yang memadai. 6) Metode ini merupakan metode yang sederhana dan manusiawi, namun efektif untuk menghindari berbagai stres yang dialami oleh BBLR selama perawatan di ruang perawatan intensif. 2.4.2 Indikasi Perawatan Metode Kanguru ini diperlukan setelah adanya kesiapan antara bayi, orangtua, dan instansi terkait untuk mendukung penggunaan dari Perawatan Metode Kanguru ini.

32

2.4.2.1 Kesiapan Bayi Untuk menilai kesiapan bayi pada penggunaan Perawatan Metode Kanguru ini adalah bayi harus dalam keadaan tenang di dalam radian warmer atau inkubator. Penilaian tanda-tanda vital bayi merupakan indikator yang baik untuk menilai kesiapan bayi, yaitu berdasarkan : (1) Denyut jantung dalam batas normal (2) Perfusi jaringan yang baik (3) Tidak ada bradikardi (4) Frekuensi napas dalam batas normal (5) Tidak ada periodic breathing (6) Suhu tubuh dalam batas normal pada suhu lingkungan (7) Aktivitas normal 2.4.2.2 Kesiapan Orangtua Untuk menilai kesiapan orangtua, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : (1) Adanya keinginan dari orangtua untuk melakukan kontak dengan bayi mereka (2) Siap secara emosional (3) Ibu siap untuk memberikan ASI (4) Karena pada bayi prematur terdapat fungsi kekebalan yang belum matang, maka pemeriksaan kesehatan ibu sebelum dilakukan metode kanguru sangat diperlukan. 2.4.2.3 Kesiapan institusi

32

Penilaian kesiapan institusi untuk menerapkan metode kanguru ini meliputi: (1) Fisik yang terdiri dari ruangan, kursi dengan tempat bersandarnya kaki yang nyaman, tirai dan baju khusus untuk ibu, selimut dan topi untuk menjaga suhu tubuh. (2) Sumber daya manusia yang terdiri dari perawat yang berpengalaman dalam metode kanguru, perawat yang telah melalui proses pelatihan. (3) Sumber daya pendidikan yang dapat memberikan informasi yang lengkap kepada orang tua mengenai metode kanguru ini. 2.4.3 Penatalaksanaan Terdapat empat komponen Perawatan Metode Kanguru yaitu : 2.4.3.1 Kangarooposition (posisi) Aplikasi metode Perawatan Metode Kanguru ditujukan untuk menekan incubatortime terutama bagi bayi prematur dengan menempatkan bayi dalam dekapan ibu. Pada dasarnya ada dua buah posisi yang dideskripsikan untuk Perawatan Metode Kanguru yaitu : (1) Posisi pronasi (PP) (2) Lateral dekubitus (LD) Posisi pronasi merupakan posisi Perawatan Metode Kanguru yang paling banyak diadopsi. Gambaran posisinya adalah sebagai berikut:

32

Gambar 2.1 KangarooMother Care pada posisi PP dan LD Menurut analisis biomekanik menunjukkan bahwa bayi dalam posisi Lateral Dekubitus mengalami postur yang lebih fleksi dengan trunktwisting derajat tinggi. Dua hal penting pada neonatus prematur dengan defisit fleksi fisiologis akibat terlalu lama dalam lingkungan intrauterin. Penempatan bayi dengan posisi Lateral Dekubitus membantu menilai posisi intrauterine. Postur twistedtrunk diadopsi oleh bayi pada Lateral Dekubitus menyerupai aspek fisiologis medula spinalis yang diamati pada kehidupan fetal dan neonatal. Sebuah

kurvakonkave anterior tunggal terbentuk dari postur yang fleksi. Lordosisservikal dan lumbal terbentuk bila bayi melakukan ekstensi servikal penuh dan bipedalism berturut-turut. Bayi pada Posisi Pronasi menunjukkan kecenderungan terhadap ekstensi, berkebalikan dengan arah dari kurvatura fisiologis. Menurut Douret, Posisi Pronasi dapat memicu

32

abnormalitas postural seperti retraksiskapular, kecenderungan postur opisthotonus, fleksi siku tangan, abduksi bahu dan rotasi eksternal dari panggul disamping kelainan kaki ortopedi. Hasil pemeriksaan Dubowitz juga sejalan dan menunjukkan superioristas posisi Lateral Dekubitus dengan perkembangan tonus fleksor yang lebih baik. Dengan kata lain posisi Lateral Dekubitus memberikan manfaat bermakna terhadap

perkembangan neuromotor. Cara memosisikan bayi yaitu dengan meletakkan bayi diantara payudara dengan posisi tegak, dada bayi menempel ke dada ibu. Posisi kangguru ini disebut juga dengan kontak kulitke-kulit, karena kulit bayi mengalami kontak langsung dengan kulit ibu.

Gambar 2.2 Memposisikan bayi untuk PMK Posisi bayi diamankan dengan kain panjang atau pengikat lainnya. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah (ekstensi). Tepi pengikat tepat berada di bawah kuping bayi. Posisi kepala seperti ini bertujuan untuk menjaga agar saluran napas tetap terbuka dan memberi peluang

32

agar terjadi kontak mata antara ibu dan bayi. Hindari posisi kepala terlalu fleksi atau ekstensi. Tungkai bayi haruslah dalam posisi kodok; tangan harus dalam posisi fleksi. 2.4.3.2 Kangaroonutrition (nutrisi) Posisi kanguru sangat ideal bagi proses menyusui. Dengan melakukan Perawatan Metode Kanguru, proses menyusui menjadi lebih berhasil dan sebagian besar bayi yang dipulangkan memperoleh ASI. Dengan Perawatan Metode Kanguru, proses menyusui menjadi lebih lama. Perawatan Metode Kanguru dapat meningkatkan volume ASI yang dihasilkan ibu. Bayi dengan usia kehamilan 30 minggu dapat memulai proses menyusui. Segera setelah bayi menunjukkan tanda kesiapan untuk menyusu, dengan menggerakkan lidah dan mulut, dan keinginan untuk menghisap (seperti menghisap jari atau kulit ibunya), bantu ibu menempatkan bayi pada posisi melekat yang dirasa cukup baik Waktu yang optimal bagi bayi untuk memulai menyusui, seperti menghisap adalah pada saat dua jam setelah lahir, ketika bayi bersifat sangat responsif terhadap rangsangan taktil, suhu dan bau yang berasal dari ibunya.

32

Gambar 2.3 Menyusui dalam Perawatan Metode Kanguru 2.4.3.3 Kangaroosupport (dukungan) Bentuk dukungan pada Perawatan Metode Kanguru dapat berupa dukungan fisik maupun emosional. Dukungan dapat diperoleh dari petugas kesehatan, seluruh anggota keluarga, ibu dan masyarakat. Tanpa adanya dukungan, akan sangat sulit bagi ibu untuk dapat melakukan Perawatan Metode Kanguru dengan berhasil. Wanita hamil sebaiknya sudah diberikan informasi dan edukasi tentang Perawatan Metode Kanguru sejak kunjungan antenatal pertama. Saat bayi telah lahir, ibu memerlukan dukungan dari berbagai pihak, diantaranya berupa : (1) Dukungan emosional : Ibu memerlukan dukungan untuk melakukan Perawatan Metode Kanguru. Banyak ibu muda yang mengalami keraguan yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan bayi pertamanya sehingga membutuhkan dukungan dari keluarga, teman serta petugas kesehatan. Perawatan Metode Kanguru membuat ibu dapat memenuhi semua kebutuhan bayi. (2) Dukungan fisik : Selama beberapa minggu pertama Perawatan Metode Kanguru, merawat bayi akan sangat menyita waktu ibu. Istirahat dan tidur yang cukup sangat penting pada peranannya pada Perawatan Metode Kanguru. Oleh karena itu,

32

ibu memerlukan dukungan untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas rumah. (3) Dukungan edukasi : Sangat penting memberikan informasi yang ibu butuhkan agar ia dapat memahami seluruh proses Perawatan Metode Kanguru dan mengerti bahwa memang sangat penting. Ibu harus mengetahui manfaat Perawatan Metode Kanguru. Hal ini membuat Perawatan Metode Kanguru menjadi lebih bermakna dan akan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan berhasil menjalankan Perawatan Metode Kanguru baik di rumah sakit ataupun saat di rumah. 2.4.3.4 Kangaroodischarge (pemulangan) Pemulangan berarti ibu dan bayinya boleh pulang ke rumah dengan tetap menjalani Perawatan Metode Kanguru di

rumahnya. Namun, lingkungan tempat tinggal mereka dapat sangat berbeda dengan fasilitas unit Perawatan Metode Kanguru di institusi kesehatan yang selalu dikelilingi oleh para petugas yang mendukung. Mereka akan tetap memerlukan dukungan meskipun tidak sesering dan seintensif seperti sebelumnya. Lingkungan keluarga sangat penting untuk kesuksesan Perawatan Metode Kanguru. Ibu sebaiknya kembali ke rumah yang hangat, bebas rokok, dan mendapat dukungan dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Jika tidak ada layanan tindak lanjut atau lokasi RS letaknya jauh, pemulangan dapat ditunda. Oleh karena itu, waktu pemulangan

32

berbeda tergantung pada besarnya bayi, tempat tidur yang tersedia, kondisi rumah dan kemudahan untuk follow-up. 2.4.4 Kriteria Bayi Untuk Metode Kanguru (Suriviana, 2005) Adapun kriteria bayi untuk metode kanguru adalah : 1) Bayi dengan berat badan 2000 gram. 2) Tidak ada kelainan atas penyakit yang menyertai. 3) Refleks dan koordinasi isap dan menelan yang baik. 4) Perkembangan selama di inkubator baik. 5) Kesiapan dan keikutsertaan orang tua, sangat mendukung dalam keberhasilan (Surivana, 2005). 2.4.5 Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan metode kanguru dapat dilakukan pada waktu : 1) Segera setelah lahir. 2) Sangat awal, setelah 10-15 menit 3) Awal, setelah umur 24 jam 4) Menegah, setelah 7 hari perawatan 5) Lambat, setelah bayi bernafas sendiri tanpa O2 6) Setelah keluar dari perawatan inkubator (Rahmi, 2008). 2.4.6 Keuntungan dan Kerugian Metode Kanguru (Suriviana, 2008). 1) Keuntungan Metode Kanguru (1) Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik. (2) Mengurangi stress pada ibu dan bayi.

32

(3) Menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung dan pernafasan bayi. (4) Meningkatkan hubungan emosi ibu dan anak. (5) Mengurangi lama menangis pada bayi. (6) Meningkatkan perkembangan psikomotor bayi sebagai reaksi rangsangan sensorik dari ibu ke bayi. (7) Bermanfaat untuk ibu dan bayi, dimana suhu ibu merupakan sumber panas yang efisien dan murah. (8) Membuat bayi merasa aman dan nyaman. (9) Mempersingkat masa rawat di rumah sakit. (10) Menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit. (11) Meningkatkan produksi ASI (12) Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi (Surivana, 2005). 2) Kerugian Metode Kanguru Kerugian metode kanguru adalah apabila bayi keseringan digendong bisa membuat bayi menjadi malas bergerak, malas menggerakkan kaki dan pinggulnya untuk berjalan. Hal ini tentu akan menghambat pergerakan motorik anak. Selain itu akibat lebih jauhnya pada pola perkembangan berikutnya adalah kepercayaan diri anak bisa hilang atau anak jadi tidak percaya diri. Agar anak tetap merasa aman dan nyaman meski tanpa kebiasaan digendong, sebaiknya orang tua tidak melepaskan anaknya sama sekali. Menggendong tetap bisa dilakukan pada

32

saat-saat tertentu seperti sedang rewel, menangis, mimpi buruk atau sakit. Ini penting untuk membangun rasa amannya. Menggendong dihentikan bilausia bayi sudah di atas 8 bulan sudah dapat berdiri dan belajar berjalan dan berat badannya sudah mencapai 8 kg lebih. Secara psikologis, kebiasaan digendong, terutama setelah bayi berumur di atas 8 bulan akan mendorongnya menjadi anak yang manja (Anonimous, 2007). 2.4.7 Cara Melakukan Metode Kanguru (Suriviana, 2008). 1) Beri bayi pakaian, tutup bagian kepala bayi, popok dan kaos kaki bayi yang telah dihangatkan terlebih dahulu. 2) Letakkan bayi di dada ibu dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit ekstensi. 3) Dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu, dan bayi diletakkan diantara payudara ibu, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh. 4) Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi, dapat digunakan handuk atau kain lebar yang elastis atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi. 5) Ibu dapat beraktivitas dengan bebas, dapat bebas bergerak walau berdiri, duduk, jalan, makan dan mengobrol. Pada waktu tidur

32

posisi ibu setengah duduk atas dengan jalan meletakkan beberapa bantal dibelakang punggung ibu. 6) Bila ibu perlu istirahat, dapat digantikan oleh ayah atau orang lain. 7) Dalam pelaksanaan perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi, posisi bayi, pemantauan bayi, cara pemberian ASI dan kebersihan ibu dan bayi (Surviana, 2005). 2.4.8 Batas Penerapan Metode Kanguru Batas penerapan metode kanguru adalah bila usia bayi sudah di atas 8 bulan atau sudah dapat berdiri dan belajar berjalan dan petugas kesehatan harus terlebih dahulu memeriksa retina agar kebutaan dapat dicegah begitu juga telinga, tulang dan vaksinasi. Lalu tunggu hingga bayi beratnya mencapai 8 kg lebih (Rahmi, 2008).

2.5

Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap judul yang dipilih sesuai dengan indikasi masalahnya. Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak, logika, secara arti harfiah dan akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan body of knowledge (Nursalam, 2001). Kerangka konseptual penelitian ini mengikuti kerangka konsep dari Nursalam dan Siti Pariani, (2001) adalah sebagai berikut : Penyuluhan tentang metode kanguru Pengetahuan tentang metode kanguru

Ibu Hamil

Faktor yang

Faktor yang

32

Bagan 2.1 Kerangka Konsep Modifikasi Teori Nursalam dan Siti Pariani, (2001)

32

2.6 Kerangka Penelitian Penyuluhan tentang metode kanguru Pengetahuan tentang metode kanguru Kriteria pengetahuan :  Baik  Cukup  Kurang  Tidak baik : <

Ibu Hamil

Faktor yang mempengaruhi penyuluhan : 1. Pendidikan 2. Sosial ekonomi 3. Adat istiadat 4. Kepercayaan masyarakat 5. Ketersediaan waktu Keterangan : Diteliti

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Informasi

Tidak diteliti

Berpengaruh

Bagan 2.2 Kerangka Penelitian Perbedaan Pengetahuan Ibu Hamil Pra dan Pasca Penyuluhan tentang Metode Kanguru Pada BBLR

2.7 Hipotesis Pengertian hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian yang dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua variabel dan merupakan pernyataan yang harus dibuktikan. (Notoatmodjo, 2005:72) Bertitik tolak dari permasalahan yang ada, maka dirumuskan Adanya perbedaan pengetahuan ibu hamil pra dan pasca penyuluhan tentang metode kanguru. 2.7.1 Ho : Tidak ada Perbedaan Pengetahuan Ibu Hamil Pra dan Pasca Penyuluhan tentang Metode Kanguru Pada BBLR 2.7.2 H1 : Ada Perbedaan Pengetahuan Ibu Hamil Pra dan Pasca Penyuluhan tentang Metode Kanguru Pada BBLR

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1

Desain Penelitian Rancangan penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian (Azis, 2003). Berdasarkan tujuan penelitian, maka desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian analitik komparatif. Berdasarkan waktu pelaksanaan pendekatan penelitian yang digunakan adalah one group pre test-post test dimana peneliti melakukan perlakuan terhadap kelompok responden dan diobservasi atau diukur variabel sebelum dan sesudah perlakuan. Desain ini melibatkan satu kelompok tanpa adanya kelompok pembanding. Variabel yang dimaksud pengetahuan ibu hamil dan perlakuan yang digunakan adalah penyuluhan.

3.2

Kerangka Kerja (FrameWork) Kerangka kerja merupakan bagan kerja terhadap rancangan kegiatan penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa saja yang akan diteliti (subjek penelitian) variabel yang akan diteliti dan variabel yang mempengaruhi dalam penelitian (Azis, 2003).

28

32

Kerangka kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Populasi : Semua ibu hamil sejumlah 31 orang di Desa Pucung Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung

Sampel : semua ibu hamil di Desa Pucung Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung

Pemberian instrumen pengetahuan ibu hamil pra penyuluhan tentang metode kanguru pada BBLR Pemberian penyuluhan Pemberian instrumen pengetahuan ibu hamil pasca penyuluhan tentang metode kanguru pada BBLR Pengolahan Data

Hasil dan kesimpulan

Bagan 3.1 Kerangka Kerja Perbedaan Pengetahuan ibu hamil pra dan pasca penyuluhan tentang metode kanguru pada BBLR di Desa Pucung Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung

3.3

Identifikasi Variabel Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang di miliki oleh anggota suatu kelompok (orang, benda, situasi) yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok tersebut. (Raffi, 1985 di kutip oleh Nursalam dan Pariani, 2001).

32

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini variabel tunggal dengan sampel berpasangan yaitu pengetahuan ibu hamil pra dan pasca penyuluhan tentang metode kanguru.

3.4

Definisi Operasional Definisi operasional operasional adalah pada mendefinisikan karakteristik variabel yang secara diamati,

dan

berdasarkan

memungkinkan peneliti melakukan observasi atau pengukuran objek atau fenomena. Pada definisi operasional ditentukan indikator yang dijadikan ukuran dalam penelitian (Azis, 2003). Tabel 3.1 Definisi Operasional Perbedaan Pengetahuan ibu hamil pra dan pasca penyuluhan tentang metode kangguru pada BBLR di Desa Pucung Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung
Definisi Operasional Segala sesuatu yang diketahui ibu hamil yang berhubungan dengan sebelum dan sesudah penyuluhan metode Kanguru pada bayi berat lahir kurang 2.000 gram

Variabel Pengetahuan ibu hamil pra dan pasca penyuluhan tentang metode kangguru pada BBLR

Indikator Jumlah jawaban benar dari responden tentang metode kangguru yang meliputi : 1. Pengertian 2. Indikasi 3. Penatalaksanaan 4. Kriteria bayi 5. Waktu pelaksanaan 6. Keuntungan 7. Kerugian Batas penerapan

Alat Ukur Kuesioner

Skala Ordinal

Skor Skor : Benar : 1 Salah : 0 Kriteria : Baik : benar 76 100% Cukup: benar 56 75% Kurang:benar 40 55% Tidak baik: benar < 40% (Notoadmojo,2003)

3.5

Sampling Desain 3.5.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti (Azis, 2003). Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai populasi adalah semua ibu hamil di Desa Pucung

32

Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung yang berjumlah 31 orang pada bulan April 2011. 3.5.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Azis, 2003). Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah sebagian ibu hamil di Desa Pucung Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung. 3.5.3 Teknik Sampling Sampling merupakan proses dalam menyeleksi sampel yang digunakan dalam penelitian populasi atau dari populasi yang ada dengan menggunakan teknik sampling (Azis, 2003). Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan memasukkan semua ibu hamil di Desa Pucung Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung yang berjumlah 31 orang. 3.5.4 Kriteria Sampel 3.5.4.1 Kriteria inklusi Adalah karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau yang layak untuk diteliti (Nursalam dan Pariani, 2001). 1) Ibu hamil yang berdomisili di Desa pucung Kecamatan Ngantru. 2) Ibu mampu membaca, menulis dan mengerti bahasa Indonesia. 3) Ibu hamil dalam kondisi sehat.

32

3.5.4.2 Kriteria eksklusi Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah : 1) Ibu hamil yang bekerja sebagai petugas kesehatan 2) Ibu hamil dalam kondisi sehat.

3.6

Pengumpulan Data dan Analisa Data 3.6.1 Pengumpulan Data 3.6.1.1 Proses pengumpulan data Setelah mendapatkan izin dari STIKES Karya Husada Pare Kediri peneliti kemudian meminta ijin kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung dan Kepala Puskesmas Pucung serta koordinasi dengan Kepala desa Pucung dan bidan Wilayah Desa Pucung. Peneliti kemudian mengundang ibu hamil di Desa Pucung Kecamatan Ngantru dan memberi tahu ibu untuk mendapatkan persetujuan sebagai responden penelitian. Responden yang telah bersedia dan sudah menandatangani lembar persetujuan diberi kuesioner oleh peneliti kemudian responden diberi kesempatan mengisi pertanyaan tersebut sesuai dengan maksud peneliti selama kurang lebih 15 menit. Setelah data terisi seluruhnya dikumpulkan untuk dilakukan analisa data. Dari penelitian ini data dari sampel diambil dua kali yaitu pre test dan post test setelah penyuluhan dilakukan.

32

3.6.1.2 Instrumen pengumpulan data Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner tertutup yang terdiri dari 15 pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang metode kanguru pada BBLR 3.6.1.3 Waktu dan tempat Penelitian dilakukan di Desa Pucung Kecamatan Ngantru dan akan dilaksanakan pada Minggu keempat bulan Nopember 2011 3.6.2 Analisa Data 3.6.2.1 Editing : Dilakukan setelah semua data yang dikumpulkan melalui kuesioner telah terkumpul. Langkah pertama yang digunakan adalah mengecek apakah kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Langkah kedua adalah klarifikasi menyangkut memberikan penjelasan mengenai apakah data yang sudah terkumpul akan menciptakan masalah konseptual atau teknis pada saat peneliti melakukan analisa data dan selanjutnya melihat kelengkapan mengacu pada terkumpulnya data secara lengkap sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan dalam penelitian.

32

3.6.2.2 Coding : Memberi kode untuk memudahkan tabulasi data. Kode yang dipergunakan pada penelitian ini adalah : (1) Karakteristik responden a) Umur (a) 1 : < 20 tahun (b) 2 : 20-35 tahun (c) 3 : > 35 tahun b) Pendidikan (a) 1 : SD (b) 2 : SMP (c) 3 : SMA (d) 4 : Perguruan tinggi c) Pekerjaan (a) 1 : bekerja (b) 2 : tidak bekerja d) Informasi (a) 1 : pernah (b) 2 : tidak pernah e) Sumber informasi (a) 1 : Media cetak (b) 2 : Media elektronik (c) 3 : Tenaga kesehatan (d) 4 : Tetangga

32

(2)

Pengetahuan a) 1 : baik b) 2 : cukup c) 3 : kurang d) 4 : tidak baik

3.6.2.3 Scoring : Data terkumpul diberi skor. Bobot nilai dari jumlah tiap jawaban adalah : (1) Benar (2) Salah 3.6.2.4 Tabulasi : Data yang terkumpul dari hasil kuesioner dan telah diberi skor selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel dengan menggunakan rumus : N! Dimana : N SP Sm : Nilai yang didapat : Skor yang didapat : Skor maksimal Sp x 100% Sm : nilai 1 : nilai 0

Hasil persentase diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria kualitas : Baik Cukup Kurang Tidak baik : 76 100% : 56 75% : 40 55% : < 40%

32

3.6.2.5 Analisa data Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan ibu hamil pra dan pasca penyuluhan tentang metode kanguru pada BBLR digunakan uji Wilcoxon Match Pairs Test. Rumus uji Wilcoxon Match Pairs Test tersebut adalah sebagai berikut : TZ = T T =

T-

Dimana : z = hasil z hitung T = Jumlah jenjang / rangking yang kecil n = Jumlah sampel Namun demikian seluruh teknis pengolahan data statistika dilakukan secara komputersasi dengan

menggunakan Sofware Statistical Productand Service Solution (SPSS) 17. 3.6.2.6 Penarikan kesimpulan Cara penarikan kesimpulannya adalah : (1) z hitung > z tabel berarti Ho ditolak dan H1 diterima, artinya ada perbedaan pengetahuan ibu hamil pra dan pasca penyuluhan tentang metode kanguru pada BBLR.

32

(2) z hitung < z tabel berarti Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan pengetahuan ibu hamil pra dan pasca penyuluhan tentang metode kanguru pada BBLR.

3.7

Etika Penelitian 3.7.1 Informed Concent (Lembar Persetujuan Responden) Informed concent adalah persetujuan yang diberikan kepada subjek yang akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang akan dilakukan serta yang akan terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika subjek bersedia diteliti, maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika subjek tidak bersedia diteliti maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hakhaknya. 3.7.2 Anonymity (tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data, cukup diberi nomor kode tertentu. 3.7.3 Confidentialily (kerahasiaan) Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subjek dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.

32

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, Joko. (2009). Filosofi, Definisi dan Istilah Penyuluhan. [Internet]. Bersumber dari : <http://jokoadrianto. blogspot. com/search/label/Penyuluhan. >. [Diakses tanggal : 17 April 2011]. Atmawikarta, Arum. (2010). Kebijakan Kesehatan Dalam Pencapaian Target MDGs Kesehatan. Jakarta : Kementerian PPN/Bappenas Ahira, Anne. (2008). Penyuluhan Kesehatan Bagi Masyarakat. [Internet]. Bersumber dari : < http://www. anneahira. com/v1/artikelkesehatan/penyuluhan-kesehatan. htm >. [Diakses tanggal : 17 April 2011. Anna, Mc. Garail. (2003). Anda dan Sang Bayi. Jakarta : Arca. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Yogyakarta : Rineka Cipta. Aziz, Alimul. A. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Henderson, Christine, (2005). Konsep Kebidanan, Jakarta: EGC. Hurlock. (2002). Fisiologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan. Jakarta Mediana, Achmad. (2010). Metode Kangguru Mengurangi Angka Kematian Bayi. [Internet]. Bersumber dari : < http://drachmadmedianaspog. blogspot. com/2010/03/metode-kangguru-mengurangi-angka. html >. [Diakses tanggal : 17 April 2011] Mustafa, Hasan. (2000). Teknik Sampling. Bersumber dari : <home. unpar. ac. id/~hasan/sampling. doc>. [Diakses tanggal : 17 April 2011]. Notoadmodjo,Sukidjo. (2002). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam dan Pariani, Siti. (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CVSagung Seto. Rahmi. (2008). Merawat Bayi Prematur Dengan Metode Kanguru[Internet]. Bersumber dari : <http://www. harianglobal. com. >. [Diakses tanggal : 17 April 2011] Saifuddin, AB. (2002). Metode Buku Panduan Praktek Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

32

Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Suriviana. (2005). Metode Kangguru Untuk Merawat Bayi Prematur. [Internet]. Bersumber dari : <http://www. infoibu. com/mod. php?mod=publisher&op=printarticle&artid=62>. [Diakses tanggal : 17 April 2011]. Wikipedia. (2011). Taksonomi Bloom. [Internet]. Bersumber dari :http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom. [Diakses tanggal : 27 September 2011].

32

Lampiran 1

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

PENGETAHUAN IBU HAMIL PRA DAN PASCA PENYULUHAN TENTANG METODE KANGURU PADA BBLR

Kami adalah mahasiswa STIKES Hutama Abdi Husada Tulungagung, mengharap partisipasi Ibu dalam penelitian saya yang berjudul Pengetahuan ibu hamil pra dan pasca penyuluhan tentang metode kanguru pada BBLR. Kami juga mengharap tanggapan dan jawaban yang diberikan sesuai dengan pengetahuan Ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Kami menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas Ibu atas informasi yang diberikan hanya akan dipergunakan untuk mengembangkan ilmu kesehatan. Tanda tangan di bawah ini, menunjukkan Ibu telah diberi informasi dan memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Tanda Tangan Tanggal No Responden

: : : (diisi peneliti)

32

Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul Penelitian

: Pengetahuan ibu hamil pra dan pasca penyuluhan tentang metode kanguru pada BBLR

Peneliti

: SULALHA SEPTIANA

Saya mengerti bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengetahuan ibu hamil pra dan pasca penyuluhan tentang metode kanguru pada BBLR. Saya telah diberitahu jawaban terhadap kuesioner bersifat sukarela dan identitas saya sebagai pemberi jawaban kuesioner tidak diberitahukan kepada siapapun. Partisipasi saya atau penolakan saya untuk menjawab kuesioner ini tidak akan merugikan saya. Saya mengerti bahwa tujuan penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi tenaga kesehatan. Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini. Tulungagung, Peneliti Januari 2012

Responden

SULALHA SEPTIANA NIM : 02.11.069

32

Lampiran 3 KISI-KISI KUESIONER PENGETAHUAN IBU HAMIL PRA DAN PASCA PENYULUHAN TENTANG METODE KANGURU PADA BBLR Variabel Pernyataan Nomor Soal Kunci Jawaban B B S B B S B S B B B B S B B

Pengetahuan ibu hamil tentang metode kanguru pada BBLR

1. Pengertian

1 2 3

2. Indikasi

4 5

3. Penatalaksanaan

6 7 8 9

4. Kriteria bayi 5. Waktu pelaksanaan

10 11 12

6. Keuntungan 7. Kerugian 8. Batas penerapan

13 14 15

32

Lampiran 4 KUESIONER

PENGETAHUAN IBU HAMIL PRA DAN PASCA PENYULUHAN TENTANG METODE KANGURU PADA BBLR A. KARAKTERISTIK RESPONDEN PETUNJUK PENGISIAN Isilah biodata anda sebelum menjawab pertanyaan Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut saudara paling benar Mohon diisi sejujurnya, apa adanya dan tidak bertentangan dengan hati nurani anda

Kode Responden :

1. Umur a. < 20 tahun

: b. 20-35 tahun

c. > 35 tahun

2. Pendidikan : a. SD b. SMP

c. SMA d. Perguruan Tinggi

3. Pekerjaan : a. Bekerja

b. Tidak bekerja

4. Pernahkah menerima informasi tentang metode kanguru pada BBLR : a. Pernah b. Tidak pernah 5. Bila pernah dari mana : a. Media cetak b. Media elektronik c. Tenaga kesehatan d. Tetangga

32

B. NO 1

PENGETAHUAN PERNYATAAN Metode perawatan bayi dengan sentuhan langsung kulit bayi ke kulit ibu seperti cara menggendong kanguru disebut metode kanguru Metode kanguru digunakan untuk perawatan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan kurang bulan Metode kanguru tidak bisa meningkatkan ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi Syarat kesiapan bayi pada penggunaan metode kanguru adalah suhu tubuh bayi hangat Salah satu syarat kesiapan orang tua pada penggunaan metode kanguru adalah ibu bersedia dan siap memberikan ASI Sebelum penggunaan metode kanguru, ibu tidak perlu membersihkan daerah dada dan perut sampai bersih Selama pelaksanaan metode kanguru ibu tidak boleh memakai BH, tetapi memakai baju yang dapat dilonggarkan Pada saat pelaksanaan metode kanguru bayi tidak perlu memakai tutup kepala serta popok Pelaksanaan metode kanguru bisa digantikan orang lain dan ibu bisa beraktivitas bebas. Kriteria bayi pada penggunaan metode kanguru adalah bayi dengan berat lebih 2.000 gr(2 kg) dan tidak ada kelainan atau penyakit Pelaksanaan metode kanguru juga bisa dilakukan pada bayi Berat Badan Lahir rendah setelah keluar dari perawatan box penghangat Pelaksanaan metode kanguru dapat dilakukan pada bayi segera setelah lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah Salah satu keuntungan dari metode kanguru adalah tidak dapat meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan baik Kerugian metode kanguru adalah bisa membuat bayi malas untuk bergerak dan manja Batas penggunaan metode kanguru dihentikan bila bayi sudah berusia 8 (delapan) bulan dan berat badan mencapai 8 (delapan) kg dan sudah bisa berdiri. BENAR SALAH

2 3 4 5

6 7

8 9 10

11

12 13

14 15

32

Lampiran 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1.

Pokok Bahasan  Sub Pokok Bahasan  Tempat  Waktu  Pelaksanaan  Penyuluh

: Penyuluhan Metode Kanguru : Metode Kanguru : Ds.Pucung Kec.Ngantru Kab.Tulungagung : 35 menit : Direncanakan Bulan Nopember 2011 : Anjar Retnowati (Mahasiswi Prodi DIII Kebidanan Karya Husada Pare Kediri )

 Sasaran

: Semua ibu hamil di Desa Pucung Kecamatan Ngantru Kab.Tulungagung

2. Tujuan Penyuluhan : Tujuan Umum Tujuan Khusus : Ibu berminat terhadap Metode Kanguru :

 Ibu mengerti tentang definisi matode kanguru  Ibu mengerti tentang manfaat dan teknik pelaksanaan metode kanguru.

32

3. Kegiatan Penyuluhan Waktu 5 menit 20 menit Materi Penyuluhan a. Pendahuluan b. Kegiatan inti Kegiatan Penyuluh Ibu Perkenalan Mendengarkan Memberikan materi tentang : 1. Pengertian metode kanguru 2. Manfaat metode kanguru 3. Cara melakukan metode kanguru Mendengarkan, Melihat

10 menit

c. penutup

1. Memberikan kesempatan audien untuk bertanya 2. Menjawab pertanyaan 3. Membuat kesimpulan

1. Menanyakan hal hal yang tidak jelas 2. Mendengarkan

4. Media dan Metode 4.1 Metode Ceramah dan Tanya jawab 4.2 Media LCD Laptop

32

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG METODE KANGURU

I.

Pengertian Metode Kanguru Metode perawatan dini dan terus menerus dengan sentuhan kulit ke kulit antara ibu dan bayi prematur ( kurang bulan ) dan Berat Badan Lahir Rendah dalam posisi seperti kanguru.

II.

Indikasi Perawatan Metode Kanguru ( PMK ) Perawatan Metode Kanguru ini di perlukan setelah adanya kesiapan antara bayi, orang tua dan instansi terkait: 1. Kesiapan Bayi Untuk menilai kesiapan bayi pada penggunaan Perawatan Metode Kanguru ini adalah bayi harus dalam keadaan tenang tanda-tanda vital bayi (normal) yaitu : 1) Suhu tubuh normal (hangat) 2) Aktivitas normal 3) Bayi dalam kondisi sehat 2. Kesiapan Orangtua Untuk menilai kesiapan orangtua yang diperhatikan:

32

1) Adanya keinginan dari orangtua untuk melakukan hubungan dengan bayi mereka 2) Siap secara emosional 3) Ibu siap untuk memberikan ASI 3. Kesiapan institusi Penilaian kesiapan institusi untuk menerapkan metode kanguru ini meliputi: 1) Fisik yang terdiri dari ruangan, kursi dengan tempat bersandarnya kaki yang nyaman, tirai dan baju khusus untuk ibu, selimut dan topi untuk menjaga suhu tubuh. 2) Sumber daya manusia yang terdiri dari perawat yang

berpengalaman dalam metode kanguru, perawat yang telah melalui proses pelatihan. 3) Sumber daya pendidikan yang dapat memberikan informasi yang lengkap kepada orangtua mengenai metode kanguru ini.

III.

Penatalaksanaan Terdapat empat macam Perawatan Metode Kanguru yaitu : a. Posisi Pada dasarnya ada dua buah posisi yang digunakan untuk Perawatan Metode Kanguru yaitu : 1) Posisi Pronasi (PP) Meletakkan bayi di dada ibu sehingga dada bayi menempel pada dada ibu dengan posisi tegak dan kepala bayi menempel

32

diantara payudara dan kepala bayi agak menengadah serta siku dan tungkai bayi tertekuk seperti posisi katak. 2) Lateral dekubitus (LD) Meletakan bayi di dada ibu dengan posisi bayi miring dan pelipis bayi menempel pada payudara sehingga wajah bayi menghadap kearah samping kanan atau kiri. Posisi pronasi merupakan posisi Perawatan Metode Kanguru yang paling banyak diambil. Gambaran posisinya adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Posisi Pronasi

32

Gambar 2.2 Posisi Lateral Dekubitus b. Nutrisi Posisi kanguru sangat ideal bagi proses menyusui. Dengan melakukan Perawatan Metode Kanguru, proses menyusui menjadi lebih berhasil dan menyusui menjadi lebih lama. Perawatan Metode Kanguru dapat meningkatkan volume ASI yang dihasilkan ibu. Segera setelah bayi menunjukkan tanda kesiapan untuk menyusu, dengan menggerakkan lidah dan mulut, dan keinginan untuk menghisap (seperti menghisap jari atau kulit ibunya), bantu ibu menempatkan bayi pada posisi melekat yang dirasa cukup baik

Gambar 2.3 Menyusui dalam Perawatan Metode Kanguru c. Dukungan Bentuk dukungan pada Perawatan Metode Kanguru dapat berupa dukungan fisik maupun emosional. Dukungan dapat diperoleh dari petugas kesehatan, seluruh anggota keluarga, ibu dan masyarakat.

32

Tanpa adanya dukungan, akan sangat sulit bagi ibu untuk dapat melakukan Perawatan Metode Kanguru dengan berhasil.

d. Pemulangan Pemulangan berarti ibu dan bayinya boleh pulang ke rumah dengan tetap menjalani Perawatan Metode Kanguru di rumahnya. Oleh karena itu, waktu pemulangan berbeda tergantung pada besarnya bayi, tempat tidur yang tersedia, kondisi rumah dan kemudahan untuk tindak lanjut.

IV.

Kriteria Bayi Untuk Metode Kanguru (Suriviana, 2005) Adapun kriteria bayi untuk metode kanguru adalah : 1) Bayi dengan berat badan 2000 gram. 2) Tidak ada kelainan atas penyakit yang menyertai. 3) Refleks dan koordinasi isap dan menelan yang baik. 4) Perkembangan selama di inkubator (box) baik. 5) Kesiapan dan keikutsertaan orang tua, sangat mendukung dalam keberhasilan (Suriviana, 2005).

V.

Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan metode kanguru dapat dilakukan pada waktu : 1) Segera setelah lahir. 2) Sangat awal, setelah 10-15 menit 3) Awal, setelah umur 24 jam

32

4) Menengah, setelah 7 hari perawatan 5) Setelah keluar dari perawatan inkubator (Rahmi, 2008).

 Cara Melakukan Metode Kanguru (Suriviana, 2008). 1) Beri bayi pakaian, tutup bagian kepala bayi, popok dan kaos kaki bayi yang telah dihangatkan terlebih dahulu. 2) Letakkan bayi di dada ibu dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan kepala bayi sudah menempel pada dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit menengadah. 3) Dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu, dan bayi diletakkan diantara payudara ibu, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh. 4) Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi, dapat digunakan handuk atau kain lebar yang elastis atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi. 5) Ibu dapat beraktivitas dengan bebas, dapat bebas bergerak walau berdiri, duduk, jalan, makan dan mengobrol. Pada waktu tidur posisi ibu setengah duduk atas dengan jalan meletakkan beberapa bantal dibelakang punggung ibu. 6) Bila ibu perlu istirahat, dapat digantikan oleh ayah atau orang lain.

32

VI.

Keuntungan Metode Kanguru : 1) Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik. 2) Mengurangi stress pada ibu dan bayi. 3) Menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung dan pernafasan bayi. 4) Meningkatkan hubungan emosi ibu dan anak. 5) Mengurangi lama menangis pada bayi. 6) Meningkatkan perkembangan psikomotor bayi sebagai reaksi

rangsangan sensorik dari ibu ke bayi. 7) Bermanfaat untuk ibu dan bayi, dimana suhu ibu merupakan sumber panas yang efisien dan murah. 8) Membuat bayi merasa aman dan nyaman. 9) Mempersingkat masa rawat di rumah sakit. 10) Menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit. 11) Meningkatkan produksi ASI 12) Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi .

VII.

Kerugian Metode Kanguru 1) Apabila bayi keseringan digendong bisa membuat bayi menjadi malas bergerak, malas menggerakkan kaki dan pinggulnya untuk berjalan. Hal ini tentu akan menghambat pergerakan motorik anak. 2) Kepercayaan diri anak bisa hilang atau anak jadi tidak percaya diri. Agar anak tetap merasa aman dan nyaman meski tanpa kebiasaan digendong, sebaiknya orang tua tidak melepaskan anaknya sama sekali. Menggendong tetap bisa dilakukan pada saat-saat tertentu

32

seperti sedang rewel, menangis, mimpi buruk atau sakit. Ini penting untuk membangun rasa amannya. 3) Kebiasaan digendong, terutama setelah bayi berumur di atas 8 bulan akan mendorongnya menjadi anak yang manja

VIII.

Batas Penerapan Metode Kanguru Batas penerapan metode kanguru adalah bila usia bayi sudah di atas 8 bulan atau sudah dapat berdiri dan belajar berjalan dan petugas kesehatan harus terlebih dahulu memeriksa retina agar kebutaan dapat dicegah begitu juga telinga, tulang dan vaksinasi. Lalu tunggu hingga bayi beratnya mencapai 8 kg lebih (Rahmi, 2008).

32

LEMBAR BIMBINGAN KTI NAMA NIM JUDUL KTI : SULALHA SEPTIANA : 02.11.069 : Perbedaan pengetahuan ibu hamil pra dan pasca penyuluhan tentang metode kanguru pada BBLR di desa Pucung Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung PEMBIMBING I : Bimbingan yang diberikan No Tanggal Uraian Keterangan TTD

LEMBAR BIMBINGAN KTI NAMA NIM JUDUL KTI : ANJAR RETNOWATI : 09.003.T : Perbedaan pengetahuan ibu hamil pra dan pasca penyuluhan tentang metode kanguru pada BBLR di desa Pucung Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung PEMBIMBING II : WAHYU WIJAYATI, SSiT Bimbingan yang diberikan No 1 Tanggal 28-04-2011 Uraian Pengajuan judul Keterangan ACC TTD

04-05-2011

BAB 1,Pendahuluan

Revisi

18-05-2011

BAB 1,BAB 2, BAB 3

BAB 1,BAB 2

32

ACC BAB 3 Revisi

04-08-2011

BAB 3, Skala Interprestasi, Revisi Kuesioner

26-08-2011

BAB 3, Rancangan Rekapitulasi Data Penelitian

Revisi, ACC

19-10-2011

BAB 1, BAB 2, BAB 3

ACC

You might also like