You are on page 1of 14

MAKALAH TUTORIAL SKENARIO 2 BLOK 11 Aku Nggak Mau Kehilangan Gigiku Dok

Kelompok IV Rheisa Maulida Daniel Guruh Sulaima Athalmisani Dini Yunianita Dhelia Azizah Renatami Reni Rahmawati Noor Layla Sarifah Endytiastuti Rizki Amalia Rizqan Maulana

Tutor : drg. Debby Kania

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia yang telah diberikan, penulis dapat menyelesaikan makalah untuk tutorial dengan judul skenario Aku Nggak Mau Kehilangan Gigiku Dok Makalah ini dilengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka yang menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan makalah. Pembahasan yang menjelaskan tentang pengertian avulsi gigi, gejala dan tanda klinis avulsi, penyebab terjadinya avulsi, penanganan yang perlu dilakukan, dan segala hal yang berhubungan dengan avulsi berdasarkan studi pustaka. Terakhir adalah bahasan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran yang menjelaskan secara singkat isi dari makalah ini. Makalah ini juga dilengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dan referensi bahan dalam penyusunan. Akhirnya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi penulis maupun pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini.

Banjarmasin,Maret 2012

Kelompok IV

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ii BABI PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1. 1.2. 1.3 Latar Belakang ........................................................................ Maksud Dan Tujuan.................................................................... Seven Jumps

BAB II

PEMBAHASAN ................................................................................. 2.1. Avulsi .......................................................

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 3.1 3.2 Kesimpulan .............................................................................. Saran ........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Gigi yang avulsi adalah gigi yang telah keluar seluruhnya dari socketnya karena trauma.Dalam klasifikasi Ellis dan Davey avulsi gigi termasuk dalam klasifikasi trauma kelas lima. Secara klinis dan foto ronsen, gigi tidak ada di dalam socket. Tulang alveolar, sementum, ligament periodontal, gingiva, dan pulpa, akan mengalami kerusakan pada saat gigi secara total keluar dari socketnya.1,2 Menurut Andreasen kasus avulsi berkisar antara 1% - 16% dari semua kasus trauma pada gigi permanen dan antara 7% - 3% pada gigi sulung. Paling banyak terjadi pada gigi insisif setral gigi permanen.3 Intergritas fungsi dan estetis pada gigi permanen yang mengalami avulsi, dapat dipertahankan dengan cara melakukan replantasi sesegera mungkin setelah terjadinya cedera dan stabilisasi gigi tersebut pada posisi yang benar untuk mengoptimalkan penyembuhan ligamen periodontal dan suplai

neurovascular.Keberhasilan replantasi sangat berhubungan dengan lamanya waktu gigi di luar mulut dan kondisi ekstraoral sebelum replantasi. Oleh karena itu, replantasi harus segera dilakukan pada saat cedera terjadi dengan tujuan untuk meminimalkan waktu ekstraoral. Apabila replantasi yang segera tidak dapat dilakukan, gigi tersebut dapat disimpan di dalam media penyimpanan sampai direplantasi.2

1.2.

Maksud dan Tujuan Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai hasil dari Belajar Berdasarkan

Masalah (BBM) menggunakan system seven jumps dan kuliah pakar

1.3.

Seven Jumps

I.

Skenario 2 Aku Nggak Mau Kehilangan Gigiku Dok Seorang anak laki-laki berumur 9 tahun jatuh dari sepeda dan 1 gigi depan

atasnya terbentur trotoar

sehingga

giginya

terlepas. Gigi tersebut langsung

diambilnya,dimasukan kedalam plastik klip dan di bawa ke praktek dokter gigi X bersama orang tuanya. Dokter gigi X memeriksa soket gusi pasien dan gigi yang leps tersebut kemudian memberikan penjelasan kepada orang tua pasien bahwa giginya masih utuh dn bisa di replantasi II. Identifikasi dan Klarifikasi Istilah

Replantasi : penenpatan kembali gigi pada soket dengan tujuan mencapai pengikatan kembali bila gigi telah terlepas sama sekali dari soketnya akibat trauma( lubis,2005 ).

III.

Identifikasi Masalah 1. Apa diangnosa pada kasus ? 2. Bagaimana penangan pertama pada kasus? 3. Indikasi dan kontra indikasi padaa kasus ? 4. Bagaimana pemeriksaan penunjang dan klinisnya ? 5. Bagaimana epidemiologinya ? 6. Bagaimana prosedur replantasinya ? 7. Bagaimana prognosis dari replantasi ?

8. Apa saja syarat gigi yang dapat di replantasi ? 9. Apa saja macam-macam replantasi ? 10. Waktu yang tepat untuk replantasi ?

IV.

Problem Tree

Definisi

prongnosis

Etiologi

Avulsi
Penatalaksanaan : manajemen px pemerik, rencana perawatan dan kontrol, tahapan tindakan

Epidemiologi

V. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Sasaran Belajar Diagnosa Penanganan pertama ditempat kejadian Prosedur pemeriksaan Rencana perawatan & kontrol Indikasi dan kontraindikasi replantasi Syarat replantasi Macam-macam replantasi Prosedur replantasi Prongnosis Epidemiologi

10.

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Definisi Avulsi Avulsi adalah gigi yang keluar seluruhnya dari soket karena trauma. Dalam

klasifikasi Ellis dan Davey avulsi gigi termasuk dalam klasifikasi trauma kelas lima.1,2

2.2.

Epidemiologi Berdasarkan beberapa penelitian prevalensi avulsi yaitu 0,5-16 % dari kasus

trauma injuri terutama pada anak usia 7-9 tahun, karena daya tahan tulang alveolar masih kurang. Lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita, dan sering terjadi pada gigi insisif setral gigi permanen.Pada kasus gigi permanen terjadi 1%-16% sedangkan pada gigi sulung terjadi 7% - 13%.3,4 2.3. Penanganan Pertama Pada Avulsi1,2 1. Bilas gigi dengan air keran yang mengalir (10 detik ), jangan pegang bagian akar saat mencuci tapi pegang pada bagian mahkota gigi secara hati- hati untuk menjaga vitalitas sel-sel permukaan akar. 2. Jangan mengelap gigi

3. Kembalikan gigi ke dalam soket dengan tekanan jari ringan .apabila pasien tidak bisa mengembalikan giginya sendiri ke dalam soketnya gigi dapat di simpan ke dalam media penyimpanan (saliva,larutan salin ,susu) 4. letakkan sesuatu yang lembut dibagian oklusal/ insisal gigi supaya gigi tetap pada soketnya 5. Segera pergi ke dokter gigi terdekat. 2.4. Media Penyimpanan Gigi Avulsi Media penyimpanan merupakan media tempat gigi yang avulsi disimpan, bila replantasi yang segera tidak dapat dilakukan. Media ini dapat memelihara ligamen periodontal selama perjalanan ke klilik gigi. Beberapa jenis media penyimpanan yang dianjurkan : 2,4 1. HBSS (Hanks Balanced Salt Solution) Menjaga vitalitas gigi selama 24 jam karena memiliki pH seimbang sehingga mengurangi kerusakan pada akar gigi 2. Susu sebagai media penyimpanan gigi yang dapat bertahan lebih dari empat jam 3. Saline mempertahankan vitalitas sel ligamen periodontal pada permukaan akar gigi selama dua jam penyimpanan 4. Saliva dianggap sebagai media penyimpanan gigi yang potensial. 5. Air merupakan media yang dapat menjaga kelembaban gigi selama berada ekstra alveolar sampai 15 menit apabila tidak ada pilihan lain, karena setelah itu gigi akan terus kehilangan metabolisme sel. 2.5. Prosedur Pemeriksaan 1. Anamnesa Dalam melakukan anamnesa terhadap pasien yang mengalami traumatik injuri, pertama kali yang harus diketahui adalah waktu, dimana, dan bagaimana terjadinya injuri tersebut.Apabila traumatik injuri menyebabkan gigi avulsi , tanyakan pada orang tua pasien atau kepada pasien bagaimana ia menangani gigi yang terlepas itu agar kita dapat menentukan prognosis.Perhatikan pula apakah

pasien saat datang ke klinik dalam keadaan sadar atau tidak. Pastikan seluruh data meliputi nama,usia, beserta alamat dan mencatumkan detail kejadian serta perawatan yang diberikan5. 2. Pemeriksaan klinis a. Ekstraoral 2,5 y y Inspeksi dan catat keseluruhan injuri,dan laserasi pada bagian wajah. Palpasi pada bagian mandibula, zigomatikus ,TMJ, dan regiomastoideus untuk melihat ada tidaknya pembengkakan, kliking , crepitus, dan fraktur b. Introral 2,5 y Inspeksi laserasi pada mukosa, bibir, gingiva dan lidah harus diperiksa apakah terdapat benda asing. y y y Palpasi alveolus untuk medeteksi terjadinnya fraktur alveolus. Cek oklusi pasien. Periksa juga gigi yang berdekatan dengan gigi yang mengalami avulsi dan gigi antagonis harus diperiksa apakah ikut terlibat masing-masing yang juga harus dilihat apakah ada fraktur maupun dislokasi. 3. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan roentgen dapat dilakukan dengan pengambilan foto panoramik, periapikal, bite wing atau oklusal. Jika dicurigai adanya fraktur rahang, diperlukan radiograf yang lain, misal: lateral oblik, lateral skull, dan antero posterior skull.4 2.6. Manajemen Pasien 4 1. Meredakan emosi si anak, melibatkan orang tua pasien atau pengantar 2. Mengontrol perdarahan dari mulut atau hidung dan membersihkan orofaring 3. Mengobati laserasi pada jaringan lunak: Anastesi lokal,debridemen,suturing.

2.7. Recana Perawatan dan Kontrol 6 1. Replantasi terhadap gigi yang avulsi 2. Mengembalikan oklusi 3. Splinting dengan Titanium Trauma Splint 4. Kontrol pada hari ke 7-10, splint dilepas. Kontrol periodik selama 2-3 tahun setelah replantasi 5. Stabilisasi gigi dengan menggunakan splint. 6. Berikan antibiotika,analgetik ,antiinfalamasi selama 4-5 hari. 7. 8. Berikan profilaksis tetanus bila gigi yang avulsi telah berkontak dengan sesuatu. Pasien diinstruksikan untuk berkumur menggunakan Povidon Iodine 10% atau klorheksidin 0,1% sehari 2 kali selama 1 minggu. 9. Sebelum splint dilepaskan,pastikan oklusinya sudah benar,tidak ada kelainan ortodontik,ligamennya sudah melekat dengan melihat hasil foto rontgen periapikal 10. Dilepaskan splint setelah 1-2 minggu. 11. Perawatan saluran akar dipertimbangkan bila tampak adanya kelainan pada pulpa. 2.8.Indikasi dan Kotraidikasi Replantasi y Indikasi:6

1. Tidak ada penyakit periodontal 2. Waktu lamanya gigi avulsi tidak lebih dari 2 jam karena mempengaruhi prognosis Kontraindikasi:6

1. Gigi sulung 2. Adanya fraktur akar 2.9. Syarat- syarat Replantasi 4,5 1. Gigi yang avulsi sebaiknya sehat dan tidak terdapat karies yang luas.

2. Tulang alveolar harus tetap utuh agar dapat menahan gigi,tidak ada fraktur atau penyakit periodontal. 3. Gigi yang avulsi sebaiknya berada pada posisi yang baik dalam lengkungnya tanpa kelainan ortodonsi 4. Ligamen periodontal tidak tergores 2.10. Macammacam Replantasi 7 1. Replantasi Intersional yaitu replantasi yang dilakukan setelah gigi tersebut dilepas dari soketnya dengan sengaja. Replantasi ini biasanya dilakukan setelah adanya terapi pada akar yang fraktur 2. Replantasi autoplastik dilakukan pada gigi dengan foramen apikal >1,3mm 3. Replantasi alloplastik untuk gigi yang sudah tidak vital lagi 4. Replantasi autoalloplastik diindikasikan pada gigi dengan foramen apikal <1,3mm dan akar gigi yang menutup sempurna

2.11.

Instruksi Pasca Replantasi Gigi4

1. Setelah perawatan, aspirin atau asetaminofen dapat diberikan sebagai analgesik sedangkan untuk pengobatan infeksi perlu diberikan antibiotik. 2. Pasien dianjurkan menghindari gigitan pada gigi yang di splin. 3. Konsumsi makanan yang lunak. 4. Menjaga oral higiene dengan menyikat gigi atau menggunakan obat kumur klorheksidin selama pemakaian splint. 5. Pasien harus menghindari kumur-kumur, meludah, selama 24 jam setelah replantasi. 6. Setelah 24 jam pemakaian splint pasien harus berkumur-kumur dengan air garam hangat tiap dua jam untuk mencegah pembengkakan pada jaringan di sekitar gigi dengan tujuan untuk melancarkan vaskularisasi.

2.12.

Prongnosis Replantasi yang dilakukan sesudah 2 jam akan lebih memungkinkan terjadi resopsi akar dikemudian hari.Karena, itu makin cepat gigi dikembalikan ke dalam soket makin baik prongnosisnya. Prognosis baik bila perawatan dilakukan kurang 20 menit, dan prognosis buruk apabila lepasnya gigi sudah lebih dari 60 menit.3,4

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1.

Kesimpulan Berdasarkan hasil tutorial anggota kelompok IV dan hasil kuliah pakar, maka dapat disimpulkan bahwa:

3.2.

Saran Dari hasil diskusi tutorial dan kuliah pakar maka sebaiknya:

DAFTAR PUSTAKA

Walton,Richard E. 2002. Principles and Practice of Endodontic. Amerika serikat: W.B.Saunder Copany. p.461 Lubis,Indri. 2005. Penatalaksanaan Gigi Insisivus Satu Tetap Atas yang Avulsi. skripsi USU. Sundoro, Edi Hartini. 2005. Serba-Serbi Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta : UIP. hal 223-224 Nia, Kurniawati. Penatalaksaan Replantasi Gigi Anterior Permanen pada Anak. USU. 2010 Naomi,Eva. 2004. Perawatan Avulsi Pada Gigi Anterior Tetap Dengan Akar Yang Sudah Terbentuk Sempurna. Skripsi: USU . Riyanti, Eriska. Penatalaksaan Trauma Gigi pada Anak. UNPAD. 2010 Setiawan, Andi Budirahardja. Masykur Rahmat. 2012. Trauma Oral dan Maksilpfasial. Jakarta: EGC. Hal 72-74

You might also like