You are on page 1of 17

Bab 3 Penganggaran Sektor Publik

Bab 3
Penganggaran Sektor
Publik

22/04/08 Ulum Transi 1


Bab 3 Penganggaran Sektor Publik

SISTIMATIKA PEMBAHASAN

1. Reformasi Anggaran (Budgeting Reform)


2. Fungsi Utama Anggaran Sektor Pulik
3. Siklus Anggaran Daerah
4. Sistim Anggaran Sektor Publik
5. Struktur Anggaran
6. Klasifikasi Anggaran Sektor Publik
7. Proses Penyusunan Anggaran Daerah

22/04/08 Ulum Transi 2


Bab 3 Penganggaran Sektor Publik

REFORMASI ANGGARAN (BUDGETING REFORM)


1. Pengertian Anggaran:
Anggaran (Mardiasmo, 2002): Pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai
selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial.
Anggaran Sektor Publik: rencana kegiatan dalam bentuk perolehan pendapatan dan
belanja dalam satuan moneter
4. Apa yang direformasi ?
Prosesnya (Siklusnya): penyusunan, pengesahan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban
anggaran
Sistim Anggaran: Traditional Budget VS New Public Management (Performance Budget)
7. Prinsip yang mendasari pengelolaan anggaran:
Transparansi: keterbukaan dalam proses perencanaan, penyusunan, pelaksanaan anggaran
daerah, sehingga masyarakat memiliki hak dan akses yang sama untuk mengetahui proses
anggaran
Akuntabilitas: prinsip pertanggungjawaban publik yang berarti bahwa proses
penganggaran mulai dari perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan harus benar-benar
dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan pada DPRD dan Masyarakat.
Value for Money: diterapkanya 3 prinsip dalam proses penganggaran yaitu; ekonomi,
efisiensi, dan efektifitas

22/04/08 Ulum Transi 3


Bab 3 Penganggaran Sektor Publik

FUNGSI UTAMA ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


• Sebagai alat perencanaan: anggaran merefleksikan rencana kerja yang akan
dilakukan oleh pemerintah
• Alat pengendalian: anggaran digunakan sebagai instrumen pengendalian untuk
menghindari overspending, underspending, dan salah sasaran utamanya dalam
pengalokasian.
• Alat kebijakan fiskal: melalui anggaran dapat diketahui arah kebijakan fiskal
pemerintah
• Alat politik: anggaran merupakan political tool, yang dapat digunakan untuk
memutuskan prioritas-prioritas sesuai dengan kepentingan arah kebijakan politik
• Alat koordinasi dan komunikasi: koordinasi dan komunikasi setiap unit kerja untuk
mencapai visi, misi, dan tujuan pemerintah daerah
• Alat penilaian kinerja: kinerja eksekutif dinilai berdasarkan pencapaian target
anggaran, efisiensi pelaksanaan, kesesuaian dengan tolok ukur kinerja yang
ditetapkan
• Alat motivasi: sebagai patokan untuk bekerja secara ekonomis, efisien, dan efektif

22/04/08 Ulum Transi 4


Bab 3 Penganggaran Sektor Publik

SIKLUS PENYUSUNAN ANGGARAN


1. Budget Planning and Preparation (perencanaan dan penyiapan): UU No 32 & 34
a. Sistim masa lalu: Line Item Budgeting dan Incrementalism
b. Dominasi pemerintah pusat
c. Peran dan Fungsi DPRD
d. Peran dan Fungsi Dispenda, Bappeda, setwilda
6. Budget Ratification (pengesahan): pasal 42 UU No 32, pasal 73 UU no. 34
a. A Complicative Political Process
b. Eksekutif & legislatif: political & public sector accounting skills, coalition
bulding
c. Anggaran DPRD: formula, yang meratifikasi, memonitor, evaluasi ?
11. Budget Implementation
a. Sistim informasi akuntansi, sistim pengendalian manajemen, SAP, internal audit
b. Evaluasi tolok ukur perubahan anggaran
14. Budget reporting & evaluation
a. SAP, tolok ukur kinerja yang jelas, laporan untuk internal (seperti sektor privat)
b. Evaluasi oleh DPRD, masyarakat, LSM, Perguruan tinggi

22/04/08 Ulum Transi 5


Bab 3 Penganggaran Sektor Publik

SISTIM ANGGARAN SEKTOR PULIK


• Anggaran tradisional (traditional budgeting), dengan ciri-ciri:
Karakteristik utama (mardiasmo, 76-77: 2002)
a. cara penyusunan anggaran bersifat incrementalism: hanya menambah atau
mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada
sebelumnya. Dasar yang digunakan adalah data tahun sebelumnya, tingkat
inflasi, jumlah penduduk, dan penyesuaian lainya.
b. struktur dan susunan anggaran bersifat line-item: tidak memungkinkan untuk
menghilangkan item-item penerimaan atau pengeluaran yang telah ada dalam
struktur anggaran, walaupun kenyataanya item tersebut sudah tidak relevan
digunakan pada periode sekarang
c. Konsekuensi dari 2 sifat dasar tersebut adalah kinerja diukur berdasarkan
ketaatan pada angaran, sehingga kinerja baik kalau anggaran dihabiskan, dan
dianggap buruk (kurang berhasil) kalau anggaran tidak habis.
2. Anggaran Kinerja (performance budgeting) (Nurdiawan, 27:2007):
Karakteristik anggaran yang disusun adalah adanya proses untuk
mengklasifikasikan anggaran berdasarkan kegiatan dan berdasarkan unit
organisasi tanpa meninggalkan rincian belanja.
Kelemahan: aparat tidak mampu merumuskan indikator kinerja yang baik,
sehingga pengukuran kinerja terdistorsi.

22/04/08 Ulum Transi 6


Bab 3 Penganggaran Sektor Publik

SISTIM ANGGARAN SEKTOR PULIK

3. Zero based budgeting (Mardiasmo, 85: 2002)


a. ZBB tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk menyusun anggaran
tahun ini, namun berdasarkan kebutuhan saat ini.
b. item anggaran yang sudah tidak relevan bisa dihilangkan dari struktur
anggaran atau dapat muncul item baru.
c. Implementasi ZBB:
1. identifikasi unit-unit keputusan atau pusat pertanggungjawaban
(pemda: dinas, subdinas, subprogram)
2. penentuan paket-paket keputusan (merupakan gambaran komprehensif
mengenai bagian dari aktivitas organisasi), dimaksudkan untuk
mengidentifikasi berbagai alternatif kegiatan untuk melaksanakan fungsi
unit keputusan

22/04/08 Ulum Transi 7


Bab 3 Penganggaran Sektor Publik

SISTIM ANGGARAN SEKTOR PULIK


4. Planing, programing, and budgeting system (Nurdiawan, 28: 2007)
Karaktyeristik:
1. dimulai merumuskan rencana strategis dalam visi dan misi, untuk
diderivasikan dalam program dan kegiatan tahunan.
2. adanya kesinambungan program dan kegiatan sepanjang tahun,
sehingga estimasi biaya ditahun-tahun mendatang dapat dilakukan
3. PPBS mampu menjawab
- sasaran dan tujuan yang akan dicapai
- apa saja alternatif cara untuk mencapai sasaran dan tujuan
- berapa biaya yang diperluakan tiap alternatif
- manfaat dan efektifitas tiap alternatif dalam mencapai tujuan
4. Lihat Nurdiawan hal: 31

22/04/08 Ulum Transi 8


Bab 3 Penganggaran Sektor Publik

STRUKTUR ANGGARAN (PSAP No. 02)

Pendapatan
Semua penerimaan rekening kas umum negara/daerah yang menambah ekuitas
dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah
Belanja
Semua pengeluaran dari rekening kas umum negara/daerah yang mengurangi
ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidakakan diperoleh pembayaranya kembali oleh pemerintah

Pembiayaan
Seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun
pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam
pengenggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit
dan atau memanfaatkan surplus anggaran

22/04/08 Ulum Transi 9


Bab 3 Penganggaran Sektor Publik

STRUKTUR APBD
Pembiayaan

Pengeluaran:
2. Pembayaran pokok pinjaman
Pendapatan 3. Penyertaan modal
4. Pembentukan dana cadangan
5. Pemberian pinjaman daerah
Surplus

Defisit Penerimaan:
2. SiLPA tahun sebelumnya
3. Pencairan dana cadangan
4. Hasil penjualan kekayaan
Belanja daerah yg dipisahkan
4. Penerimaan pinjaman daerah
5. Penerimaan kembali
pemberian pinjaman

22/04/08 Ulum Transi 10


Bab 3 Penganggaran Sektor Publik

KLASIFIKASI ANGGARAN SEKTOR PUBLIK:


Klasifikasi Ekonomis dan Fungsional

Klasifikasi Ekonomis:
1. Kompensasi untuk pegawai: total gaji keseluruhan, baik gaji pokok dan tunjangan
2. Belanja barang dan jasa: barang dan jasa (yang digunakan untuk menghasilkan
barang dan jasa lain, yang dibeli untuk dijual lagi, yang habis dikonsumsi).
3. Penggunaan aset tetap: depresiasi aset tetap
4. Bunga: akibat utang pada pihak lain yang harus dibayar
5. Subsidi
6. Hibah: transfer dana (modal) yang tidak bersifat kewajiban dari pemerintah pada
pihak lain.
7. Tunjangan sosial: transfer dalam bentuk tunai untuk melindungi seluruh masyarakat
terhadap resiko sosial tertentu.
8. Belanja lain-lain: belanja yang tidak masuk komponen 7 di atas.

22/04/08 Ulum Transi 11


Bab 3 Penganggaran Sektor Publik

KLASIFIKASI ANGGARAN SEKTOR PUBLIK:


Klasifikasi Ekonomis dan Fungsional

Klasifikasi Fungsional:
• Pelayanan Umum
• Pertahanan
• Ketertiban umum
• Ekonomi
• Lingkungan hidup
• Perumahan dan fasilitas masyarakat
• Kesehatan
• Pariwisata, budaya, dan agama
• Pendidikan
• Jaminan sosial

22/04/08 Ulum Transi 12


Bab 3 Penganggaran Sektor Publik

PROSES PENYUSUNAN APBD

Proses Penyusunan Anggaran


2. Penyusunan kebijakan umum APBD (KUA)
3. Penyusunan prioritas dan plafon anggaran (PPAS)
4. Penyiapan surat edaran (SE) kepala daerah tentang pedoman penyusunan rencana
kerja dan anggaran (RKA) satuan kerja perangkat daerah (SKPD)
5. Penyusunan RKA SKPD.
6. Penyiapan rancangan peraturan daerah (Raperda) APBD.
7. Evaluasi rancangan peraturan daerah (Raperda APBD).

22/04/08 Ulum Transi 13


Bab 3 Penganggaran Sektor Publik

PROSES PENYUSUNAN APBD


Proses Penyusunan Anggaran
2. Penyusunan kebijakan umum APBD (KUA)
a. KUA disusun berdasarkan rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) dan
pedoman SE Mendagri
b. RKPD merupakan hasil kompilasi rencana kerja (Renja) SKPD, dan Renja
SKPD adalah pengembangan dari rencana strategis (Renstra) SKPD yang
diambil dari program yang tercantum dalam RPJMD.
c. Rancangan awal KUA dilakukan oleh tim anggaran pemerintah daerah TAPD)
d. Rancangan KUA awal berisi: 1) target pencapaian kinerja, 2) proyeksi
pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan
pembiayaan yang disertai asumsi yang mendasari.
2. Penyusunan prioritas dan plafon anggaran sementara (PPAS)
a. Rancangan awal PPAS dibuat oleh TAPD berdasarkan nota kesepakatan KUA
dengan tahapan sbb:
b. Menentukan skala prioritas untuk urusan wajib dan urusan pilihan sesuai
dengan visi dan misi pemda.
c. Menentukan urutan program untuk masing-masing urusan.
d. menentukan plafon anggaran untuk tiap program
22/04/08 Ulum Transi 14
Bab 3 Penganggaran Sektor Publik

PROSES PENYUSUNAN APBD


Proses Penyusunan Anggaran
3. Penyiapan surat edaran kepala daerah (SE KDH) tentang pedoman penyusunan RKA
SKPD, disertai lampiran:
a. dokumen KUA, yang memberikan rincian program dan kegiatan per SKPD
b. standar satuan harga, analisis standar belanja, standar pelayanan minimal.
5. Penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) SKPD, terdiri dari:
a. rincian anggaran pendapatan,
b. rincian anggaran belanja tidak langsung,
c. rincian anggaran belanja langsung,
d. rekapitulasi anggaran belanja langsung,
e. rincian penerimaan pembiayaan daerah,
f. rincian pengeluaran pembiayaan daerah.
5. Penyiapan rancangan peraturan daerah (Raperda APBD), yang dilampiri:
a. ringkasan APBD
b. ringkasan APBD (menurut urusan pemerintahan dan organisasi)
c. rincian APBD (menurut urusan pemerintahan, organisasi, pendapatan,
belanja, dan pembiayaan)
d. rekap belanja (menurut urusan pemerintahan, organisasi, program dan
kegiatan, dan keselarasan urusan dengan fungsi)
22/04/08 Ulum Transi 15
Bab 3 Penganggaran Sektor Publik

PROSES PENYUSUNAN APBD


Proses Penyusunan Anggaran
2. Evaluasi rancangan peraturan daerah APBD
a. raperda APBD yang telah disetujui DPRD disampaikan kepada Gubernur
untuk dievaluasi.
b. Evaluasi dilakukan maksimal 15 hari kerja sejak penyerahan.
c. Raperda yang telah dievaluasi kemudian ditetapkan menjadi Perda
selambatnya tanggal 31 Desember.

22/04/08 Ulum Transi 16


Bab 3 Penganggaran Sektor Publik

Dosen bukan sumber pengetahuan utama.


Sumber pengetahuan utama adalah buku, artikel, media
cetak/audio/visual, dan lainnya.
22/04/08 Ulum Transi 17

You might also like