You are on page 1of 7

NO

PP 10 / 2010 Ketentuan Umum Pinjaman luar negeri adalah setiap penerimaan Pinjaman Luar Negeri adalah setiap Negara baik dalam bentuk devisa dan/atau pembiayaan melalui utang yang diperoleh devisa yang dirupiahkan, rupiah, maupun dalam Pemerintah dari pemberi pinjaman Luar Negeri bentuk barang dan/atau jasa yang diperoleh dari yang diikat oleh suatu perjanjian pinjaman dan pemberi pinjaman luar negeri yang harus tidak berbentuk surat berharga Negara, yang dibayak kembali dengan persyaratan tertentu harus dibayak kembali dengan persyaratan tertentu DRPPHLN adalah daftar rencana kegiatan DRPLN-JM adalah daftar rencana kegiatan yang pembangunan prioritas yang layak dibiayai dari layak dibiayai dari pinjaman luar negeri untuk pinjaman dan/atau hibah luar negeri periode jangka menengah DRPPLN adalah daftar rencana kegiatan yang telah memiliki indikasi pendanaan dan siap dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri untuk jangka waktu tahunan Daftar kegiatan tentang hibah terpisah DRKH Daftar rencana kegiatan yang tercantum dalam DRPPLN, siap untuk diusuklan dan/atau dirundingkan dengan calon pemberi pinjaman Prinsip Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah : tranparan/akuntabel/efisien dan effektif/kehati-hatian/ tidak disertai ikatan politik/tidak memiliki muatan yang dapat mengganggu muatan negara Pinjaman Luar Negeri dapat diterus pinjamkan dan/atau diterushibahkan Hibah Luar Negeri dapat diterushibahkan dan/atau dipinjamkan kepada pemerintah daerah dan BUMN Jenis Pinjaman 1. Pinjaman Lunak 1. Pinjaman Tunai 2. Fasilitas Kredit Impor 2. Pinjaman Kegiatan 3. Pinjaman Komersial 4. Pinjaman Campuran Sumber Pinjaman 1. Negara Asing 1. Kreditor Multilateral 2. Lembaga Multilateral 2. Kreditor Bilateral 3. Lembaga Keuangan dan lembaga non 3. Kreditor Swasta asing keuangan asing 4. Lembaga Penjamin Kredit Ekspor 4. Lembaga keuangan non asing Penggunaan Pinjaman Luar Negeri 1. Membiayai deficit anggaran 2. Membiayai kegiatan prioritas K/L 3. Mengelola portfolio utang 4. diteruspinjamkan kepada Pemda 5. diteruspinjamkan kepada BUMD

PP 2 / 2006

6. dihibahkan kepada Pemda Pinjaman yang diterima oleh Pemda dapat atau diterushibahkan diteruspinjamkan kepada BUMD dengan ketentuan perundangan yang berlaku Perencanaan Presiden menetapkan rencana kebutuhan 5 Pinjaman LN, merupakan bagian dari APBN tahun berdasarkan usulan Menteri Keuangan yang memerlukan persetujuan DPR dan Menteri Perencanaan Menteri Keuangan menyusun batas pinjaman Penyusunan berdasarkan RPJMN LN yang merupakan alat pengendali pinjaman LN dan ditinjau setiap tahunnya Dalam penyusunan ini Presiden dapat meminta pertimbangan Gubernur BI Dalam menyusun rencana batas Pinjaman LN, menteri keuangan dapat berkonsultasi dengan Gubernur BI K/L mengirimkan usulan kegiatan prioritas Menteri Perencanaan menyusun rencana termasuk rencana kegiatan yang pemanfaatan pinjaman, dan dituangkan dalam diterushibahkan/diteruspinjamkan atau sebagai dokumen : Rencana Pemanfaatan Pinjaman LN; penyertaan Modal BUMN kepada Menteri DRPLN-JM; DRRPPLN; Daftar Kegiatan Perencanaan Rencana Pemanfaatan memuat indikasi Pemerintah Daerah mengajukan usulan kebutuhan dan rencana penggunaan pinjaman. kepadan Menteri Perencanaan Disusun dengan berpedoman pada RPJMN, dengan memperhatikan batas pinjaman BUMN mengajukan usulan investasi kepada Menteri Perencanaan dengan persetujuan K/L dan BUMN menyampaikan usulan Menteri BUMN kegiatan, termasuk pembiayaan yang akan dihibahkan kepada Pemda, kepada Menteri Perencanaan Pinjaman untuk penyertaan modal Negara, harus dengan persetujuan Menteri Keuangan Pemda menyampaikan usulan kepada Menteri Perencanaan, dengan berpedoman pada RPJMD Usulan Kegiatan K/L dan BUMN : KAK; Dokumen Studi Kelayakan Usulan kegiatan Pemda : KAK; Dokumen Studi Kelayakan; Persetujuan DPRD Menteri Perencanaan melakukan penilaian atas Dalam melakukan penilaian usulan daerah, usulan kegiatan Menteri Perencanaan meminta masukan Menteri Dalam Negeri Hasil Penilaian dituangkan dalam DRPPHLN

Menteri Perencanaan menyampaikan RPPHLN Hasil Penilaian dituangkan dalam DRPLN-JM kepada Menteri Keuangan DRPLN-JM, dapat diperbarui dan disempurnakan Menteri Keuangan menetapkan alokasi Kegiatan yang tercantum dalam DRPLN-JM, pinjaman menurut sumber dan persyaratannya harus dilanjutkan dengan penyiapan Kriteria Kesiapan : rencana pelaksanaan; indikator Mengacu pada DRPPHLN Menteri Keuangan kinerja pemantauan dan evaluasi; organisasi mengajukan usulan pinjaman/hibah kepada dan manajemen pelaksanaan; rencana calon pemberi PLN/HLN pengadaan untuk kegiatan yang memerlukan lahan. Berdasar Komitmen Pemberi PLN/HLN ,K/L atau Pemda/BUMN, menyiapkan pelaksanaan Penilaian kesiapan dilakukan oleh Menteri kegiatan Perencanaan, sebagai dasar penyusunan DRPPLN Pinjaman Pemerintah dapat dilakukan melalui Fasilitas Kredit Ekspor atau Pinjaman Dalam menyusun DRPPLN, Menteri Komersial Perencanaan dapat berkoordinasi dengan calon pemberi serta instansi terkait Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai melalui Fasilitas Kredit Ekspor dapat dilakukan setelah Berdasarkan DRPPLN, Menteri Perencanaan Menteri Keuangan menetapkan alokasi menyampaikan Daftar Kegiatan yang dapat pinjaman pemerintah dibiayai PLN kepada Menteri Keuangan Jika Pengadaan Barang/Jasa tidak dijamin oleh Daftar Kegiatan siap dirundingkan dengan Lembaga Penjamin Kredit Ekspor, pengadaan calon pemberi PLN dapat dilakukan dengan ketentuan K/L; Pemda; BUMN; mencantumkan kegiatan Perundingan dengan calon pemberi PLN, dapat yg telah tercantum dalam DRPPLN kedalam dilakukan setelah Kriteria Kesiapan dipenuhi RKAKL, Rencana Kerja Pemda dan Rencana Kerja BUMN Perundingan dilakukan oleh : Menteri Keuangan dengan melibatkan pihak Dep. Keu, Bappneas, DepLu, dan instansi terkait, didampingi ahli hukum Perundingan sekurang-kurangnya mencangkup : Keuangan dan Hukuk Hasil perundingan, dilaporkan kepada Menteri Keuangan untuk persetujuan dan dituangkan dalam Naskah Perjanjian PHLN NPPLN/NPHLN, memuat ditandatangani Menteri Keuangan, atau yang diberi kuasa

Penatausahaan PHLN oleh Menteri Keuangan Mencangkup kegiatan : Administrasi pengelolaan dan Akuntansi pengelolaan Jumlah PHLN yang tertuang dalam NPPLN dituangkan dalam Satuan Anggaran, untuk selanjutnya dituangkan ke dalam DIPA Dalam hal APBN telah ditetapkan, bagian jumlah PHLN, dituangkan dalam APBN-P Penarikan PHLN harus tercatat dalam Realisasi Anggaran K/L wajib menyediakan dana pendamping porsi GoI yang dipersyaratkan Menteri Keuangan menetapkan PHLN yang Penerus pinjaman PLN kepada Pemda atau akan diterushibahkan dan/atau BUMN atau penerushibahan PLN kepada diteruspinjamkan ke daerah Pemda dilakukan oleh Menteri Keuangan Penetapan dilakukan sebelum dengan pemberi PLN/HLN negosiasi Pinjaman Pemda dapat diteruspinjamkan kepada BUMD. Melalui Pemerintah Daerah, BUMD mengajukan usulan kepada Menteri Dengan pertimbangan dari Menteri Dalam Keuangan setelah mendapat pertimbangan Negeri mengenai kemampuan kapasitas fiskal Mendagri daerah dan kemampuan membayar kembali PLN yang diteruspinjamkan kepada BUMN, Kapasitas fiscal ditetapkan oleh menteri diajukan oleh BUMN kepada Menteri Keuangan keuangan sesuai perundang-undangan Persyaratan penerusan pinjaman dan hibah Penilaian kelayakan Penerus pinjaman PLN ditetapkan oleh Menteri Keuangan dilakukan oleh Menteri Keuangan, dengan mempertimbangkan : kebutuhan riil; Penerusan pinjaman dituangkan dalam Naskah kemampuan membayar kembali; batas Penerima Penerusan Pinjaman/Hibah maksimal kumulatif; persyaratan dan resiko. Ditandatangani selambat-lambatnya 2 minggu Berdasarkan penilaian, Menteri Keuangan setelah NPPLN melakukan penetapan sebelum perundingan dengan calon pemberi PLN Pinjaman Tunai Menteri melakukan usulan kepada calon pemberi untuk mendapatkan komitmen Persyaratan dari calon pemberi mendapat persetujuan K/L terkait harus

Pemenuhan persyaratan harus dikoordinasikan dengan Menteri Koordinasi bidang terkait Pinjaman Kegiatan Menteri melakukan usulan kepada calon pemberi untuk mendapatkan komitmen Untuk pembiayaan kegiatan dengan sumber Kreditor Swasta Asing Menteri Keuangan Menetapkan salah satu sumber. Penetapan tersebut disampaikan kepada K/L, Pemda, BUMN, sebagai dasar Pengadaan Barang/Jasa pembiayaan kegiatan dengan sumber Lembaga Penjamin Kredit Ekspor, Pengadaan B/J dan Penetapan Pemenang atas PB/J dilakukan oleh K/L; Pemda; BUMN K/L; Pemda; BUMN menyampaikan calon pemberi pinjman kepada Menteri Keuangan, untuk dilakukan perundingan PLN Menteri Keuangan dapat mencari sumber permbiayaan alternative, jika tidak mendapatkan pendanaan dari Kreditor Swasta Asing atau Lembaga Penjamin Kredit Ekspor Perundingan : Kreditor Multilateral : sebelum PBJ dilakukan Kreditor Bilateral : sebelum PBJ atau setelah Kontrak PBJ Kreditor Swasta asing : bersamaan atau setelah Kontrak PBJ Lembaga Penjamin Ekspor : setelah Kontrak PBJ Perundingan dilakukan Kesiapan dipenuhi Penerusan Pinjaman setelah Kriteria

Pembayaran dilakukan melalui Rekening Kas Negara atau Rekening lain yang ditunjuk oleh menteri keuagan

Cicilan pokok dicatat sebagai pembiayaan, penerimaan bungan dicatat sebagai pendapatan Sanksi bagi Pemda diperhitungkan melalui DAU/Dana Bagi Hasil Sanksi Bagi BUMN, denda keterlambatan Perubahan Perjanjian Menteri Keuangan dapat melakukan perubahan jika dianggap perlu dan mendapat usulan dari pimpinan K/L ; Pemda atau BUMN Perubahan dapat dilakukan dengan pertimbangan Menteri Perencanaan Penganggaran merupakan bagian dari RKAKL Pinjaman LN/ Penerusan Pinjaman, Pinjaman yang dihibahkan, merupakan bagian dari anggaran BUN Penarikan, dilakukan melalui 1) transfer ke KUN;2) PL; 3) Reksus; 4) L/E; 5) Pembiayaan Pendahuluan

Pembayaran wajib dilakukan oleh Menteri Keuangan sampai dengan habis masa pinjaman melalui Bank Indonesia Kewajiban pembayaran, dialokasikan dalam APBN setiap tahunnya Jika kewajiban melebihi perkiraan yang disediakan, menteri wajib melakukan pembayaran Realisasi Pembayaran dimuat dalam Perubahan APBN atau Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN HIBAH 1. berupa : uang tunai ; uang untuk pembiayaan kegiatan; barang/jasa/ ; surat berharga

2. dilaksanakan sebagai bagian dari APBN Hibah dalam bentuk uang tunai, disetorkan ke rekening Kas Umum Negara atau Rekening yang ditentukan oleh Menteri Keuangan, sebgai bagian dari penerimaan APBN Hibah berupa uang untuk dicantumkan ke dalam DIPA kegiatan

Hibah barang/jasa, dinilai dalam rupiah, pada saat serah terima, dan dicatat dalam Laporan Keuangan Hibah surat berharga, dinilai dalam rupiah sesuai kesepakatan pada saat serah terima dan dicatat dalam Laporan Keuangan Hibah uang untuk kegiatan, dapat diterima melalui dana perwalian

You might also like