You are on page 1of 4

LTM MPK AGAMA ISLAM SYARIAH PONCO SUDEWO (1106086525)

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa ajaran Islam ini adalah ajaran yang paling sempurna, karena memang semuanya ada dalam Islam dan Islam telah memberikan petunjuk di dalamnya. Allah berfirman, Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam menjadi agama bagimu.(Al-Maidah: 3) Salman Al-Farisi berkata,Telah berkata kepada kami orang-orang musyrikin, Sesungguhnya Nabi kamu telah mengajarkan kepada kamu segala sesuatu sampai buang air besar! Jawab Salman, benar! (Hadits Shohih riwayat Muslim). Semua ini menunjukkan sempurnanya agama Islam dan luasnya petunjuk yang tercakup di dalamnya, yang tidaklah seseorang itu butuh kepada petunjuk selainnya, baik itu teori demokrasi, filsafat atau lainnya; ataupun ucapan Plato, Aristoteles atau siapa pun juga. Meskipun begitu luasnya petunjuk Islam, Secara garis besar, ajaran Islam terdiri dari 3 pokok, yang meliputi : - Sumber Nilai Islam, -Aqidah Islam, - Syariah. Disini hanya akan dibahas tentang Syariah.

A. Pengertian dan Hakikat Syariah


Secara bahasa syariat berasal dari kata syara yang berarti menjelaskan dan menyatakan sesuatu atau dari kata Asy-Syir dan Asy Syariatu yang berarti suatu tempat yang dapat menghubungkan sesuatu untuk sampai pada sumber air yang tak ada habishabisnya sehingga orang membutuhkannya tidak lagi butuh alat untuk mengambilnya. Menurut istilah, syariah berarti aturan atau undang-undang yang diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta. Syariah mengatur hidup manusia sebagai individu, yaitu hamba Allah yang harus taat, tunduk, dan patuh kepada Allah. Ketaatan, ketundukkan, dan kepatuhan kepada Allah dibuktikan dalam bentuk pelaksanaan ibadah yang tata caranya diatur sedemikian rupa oleh syariahIslam. Syariah Islam mengatur pula tata hubungan antara seseorang dengan dirinya sendiri untuk mewujudkan sosok individu yang saleh. Syariah memberikan kepastian hukum yang penting bagi pengembangan diri manusia dan pembentukan dan pengembangan masyarakat yang berperadaban (masyarakat madani). Syariah Islam secara mendalam dan mendetil dibahas dalam ilmu fiqh.

B. Perbedaan Syariah dan Fiqh


Pertama, kita perlu tahu definisi syariah terlebih dahulu. Dan pada dasarnya istilah ini memiliki definisi yang luas. Syariah diartikan sebagai pedoman yang bersumber dari nash-

nash yangqathi. Dan menurut Fazlur Rahman, syariah merupakan jalan kehidupan yang baik, yakni nilai-nilai agama yang diungkapkan secara fungsional dan dalam makna yang konkrit, yang ditujukkan mengarahkan kehidupan manusia. (Islam, 2003, hal.140). Definisi ini pun tidak jauh berbeda dengan apa yang dikatakan Abdul Hadi W.M dalam sebuah sarasehan di Paramadina beberapa waktu lalu. Menurutnya syariah adalah totalitas aturan hidup umat Islam, dan lebih identik dengan kebudayaan Islam yang meliputi aqidah, ibadah, muamalah, dan etika. Dengan begitu, syariah adalah the way of life yang ada pada Islam. Berasaskan alQuran (nash yang qathi) dan sunah Rasul. Syariah ini sesungguhnya dapat berjalan seiring dan senafas dengan perkembangan zaman. Syariah adalah pedoman yang akan terus eksis dalam kehidupan manusia sampai kapanpun. Sedangkan fiqh, secara etimologi diartikan sebagai al-ilm wa al-fahm (ilmu dan pemahaman). Dan secara terminologi, fiqh adalah ilmu tentang hukum-hukum yang digali dari dalil-dalil yang bersifat rinci. Atau pengetahuan tentang hukum yang bersifat praktis yang digali dari dalil-dalil yang rinci. Selain itu fiqh juga aturan hukum Islam yang bersumber dari nash-nash yangdzanni. Dengan kata lain fiqh merupakan intepretasi hukumhukum yang terdapat dalam al-Quran yang dilakukan dengan cara berijtihad. Dari pengertian-pengertian itu tersebut dapat kita bedakan dengan jelas apa yang dimaksud dengan syariah dan mana yang sebut fiqh. Syariah adalah pedoman hidup yang universal, berdasarkan al-Quran yang meliputi nash-nash yang qathi. Namun, tidak semua ayat al-Quran termasuk dalam kategori qathi al-dilalah (ayat-ayat yang tidak perlu penafsiran lagi, sehingga tidak membuka lagi peluang untuk ditafsirkan). Di samping terdapat nash yangqathi, al-Quran juga mengandung nash-nash yang dzanni, yang dapat digali lagi maksud dan pengertiannya untuk melihat hukum-hukum di dalamnya. Dan untuk memperjelas kaitan antara fiqh dan syariah dapat kita lihat misalnya melalui ibadah puasa. Dan dalam al-Quran umat Islam diwajibkan atas ini. Kewajiban menjalankan puasa inilah yang dapat disebut sebagai syariah, sedangkan kapan waktu mulai dan rincian-rincian praktek ibadah adalah hukum fiqh. Dan untuk yang kedua ini jelas memerlukan penafsiran. Demikian pun dengan shalat. Kewajiban menjalankannya adalah syariah, sedangkan cara dan kapan hal itu dilaksanakan adalah fiqh. Dari sini jelas bahwa fiqh merupakan bagian atau poin-poin dari syariah. Dan apa yang disebut sebagai syariah bukan melulu adalah hal-hal yang terkait dengan fiqh. Dan sekali lagi, syariat dan fiqh begitu berbeda. Dan syariah dengan jelas sampai kapanpun akan menjadi pedoman utama kita yang perlu kita pegang, dan fiqh ada di dalamnya.

C. Ruang Lingkup Syariah


Syariah Islam mencakup dua persoalan pokok yaitu : a. Ibadah Khusus atau Ibadah Mahdlah. Yaitu ibadah yang pelaksanaannya telah dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad saw, seperti shalat, puasa. hajji. Dalam ibadah seperti ini seorang muslim tidak boleh mengurangi atau menambah-nambah dari apa saja yang telah diperintahkan Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah.

Oleh karena itu, melaksanakan peribadatan yang bersifat khusus ini harus mengikuti contoh rasul yang diperbolehkan melalui ketentuan yang dimuat dalam hadits-hadits shahih. Satu kaidah yang amat penting dalam pelaksanaan ibadah ini adalah semua haram,kecuali yang diperintahkan Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah. Pekerjaan pekerjaan di luar ketentuan-ketentuan itu dianggap tidak sah atau batal atau dikenal dengan istilah bidah. b. Ibadah umum atau ibadah muamalah. Yaitu bentuk peribadatan yang bersifat umum dan pelaksanaannya tidak seluruhnya diberikan contoh langsung dari Nabi SAW. Beliau hanya meletakkan prinsip-prinsip dasar, sedangkan pengembangannya diserahkan kepada kemampuan dan daya jangkau pikiran umat. Kaidah umum menyebutkan Semua boleh dilakukan, kecuali yang dilarang Allah dan Rasul-Nya. Ibadah umum mencakup aturan-aturan keperdataan, seperti hubungan yang menyangkut ekonomi, bisnis, jual-beli, utang-piutang, perbankan, perkawinan, pewarisan, dan sebagainya. Juga aturan publik, seperti pidana,tata negara, dan lain-lain. Dalam menjalankan syariah Islam, beberpa yang perlu menjadi pegangan : a. Berpegang teguh kepada Al-Quran dan Sunah (24 :51, 4:59) menjauhi bid'ah (perkara yang diada-adakan) b. Syariah Islam telah memberi aturan yangjelas apa yang halal dan haram (7 :33, 156-157), maka : - Tinggalkan yang subhat (meragukan) - ikuti yang wajib, jauhi yang harap, terhadap yang didiamkan jangan bertele-tele c. Syariah Islam diberikan sesuai dengan kemampuan manusia (2:286), dan menghendaki kemudahan (2 :185, 22 :78). Sehingga terhadap kekeliruan yang tidak disengaja & kelupaan diampuni Allah, amal dilakukan sesuai kemampuan d. hendaklah mementingkan persatuan dan menjauhi perpecahan dalam syariah (3:103, 8:46) Syariah harus ditegakkan dengan upaya sungguh-sungguh (jihad) dan amar ma'ruf nahi munkar.

Sumber : http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/agama_islam/bab5-pokok-ajaranagama-islam ( diunduh tanggal 27-10-2011) http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychologys1/pendidikan-agama-islam/syariah (diunduh tanggal 27-10-2011)

You might also like