You are on page 1of 46

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 BAB II SISTEM MANAJEMEN 2.

1 Modal Modal merupakan faktor terpenting dalam pendirian apotek. Modal yang dibutuhkan untuk pendirian apotek ditetapkan seminimal mungkin agar tidak membebani apoteker untuk mencari keuntungan semata. Modal awal pendirian apotek NITHA FARMA berasal dari dana pribadi yang berjumlah Rp. 120.000.000,-. Bangunan yang digunakan merupakan sebuah bangunan kecil bekas toko yang terletak di depan rumah dengan luas 80m2. 2.2 Rencana Pemasaran dan Strategi Pendirian maupun pengembangan suatu apotek perlu perencanaan dan persiapan yang matang. Aspek pasar dan aspek sosial perlu diperhatikan agar dapat diprediksi bagaimana kesempatan suatu apotek untuk dapat berkembang dan maju. Aspek sosial yang meliputi kondisi masyarakat sekitar seperti pola hidup dan tingkat sosial masyarakat menjadi pertimbangan dalam mengambil kebijakan atau keputusan usaha apotek, misalnya dalam pengadaan item obat dan penetapan harga obat. Produk-produk yang disediakan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar (pola penyakit, pola peresepan, dan keadaan ekonomi konsumen) serta disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki. Produk yang ditawarkan oleh apotek NITHA FARMA antara lain obat-obatan, alat kesehatan, dan produk kesehatan lainnya (misal: bedak, sabun, kosmetik, dan susu). Apotek NITHA FARMA didirikan di Desa Yosomulyo, Kabupaten Banyuwangi yang merupakan lokasi pedesaan dan belum ada pendirian apotek di daerah tersebut. Target pasar yang ingin dicapai oleh apotek NITHA FARMA adalah warga pedesaan Yosomulyo. Dari target pasar tersebut, diperkirakan konsumen dari apotek NITHA FARMA terdiri atas kalangan menengah ke bawah yang tinggal di kawasan pedesaan. Apotek NITHA FARMA sebagai apotek yang baru, akan menitikberatkan keunggulan dalam bidang pelayanan. Layanan jasa yang diberikan adalah konseling, pemberian informasi, dan edukasi pada masyarakat (KIE). Apotek

17

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 NITHA FARMA memiliki meja tersendiri untuk melakukan layanan KIE dan juga dapat dilakukan KIE melalui telepon. Layanan ini juga dilengkapi dengan pencatatan pengobatan pasien (Patient Medication Record). Dalam meningkatkan daya saing, apotek NITHA FARMA memberikan layanan pengambilan resep, menerima pemesanan obat melalui telepon, dan layanan obat ke rumah pasien disertai KIE. Selain itu, di ruang tunggu apotek juga disediakan majalah dan leaflet mengenai kesehatan serta terdapat poster-poster kesehatan yang ditempel untuk meningkatan pengetahuan kesehatan pasien. Apotek NITHA FARMA belum dikenal masyarakat sekitar dan dokter yang praktek di sekitar apotek sehingga membutuhkan waktu untuk dikenal dan memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Promosi merupakan salah satu cara untuk dikenal, promosi yang dilakukan apotek NITHA FARMA adalah dengan menyebarkan brosur dan spanduk yang menunjukkan adanya pembukaan apotek baru yaitu apotek NITHA FARMA. Brosur disebarkan di rumah-rumah penduduk, pasien yang berkunjung ke praktek dokter dan rumah sakit di dekat apotek. Spanduk diletakkan pada tempat-tempat yang sering dilalui dan mudah dilihat di daerah sekitar apotek NITHA FARMA. Selain itu promosi pun akan dilakukan dengan media penyuluhan kesehatan kerjasama dengan tim kesehatan di sekitar pedesaan seperti dokter dan bidan. Sebagai seorang apoteker, harus mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain, termasuk kepada dokter. Untuk mencapai target pasar, perlu mengetahui pola penyakit masyarakat sekitar apotek, hal ini dapat diketahui melalui bekerja sama dengan dokter sekitar apotek. Kerja sama dengan dokter di sekitar apotek juga dapat dilakukan dengan bertukar informasi tentang obat-obat yang sering diresepkan dokter di sekitar apotek, sehingga pasien yang berkunjung ke dokter tersebut dapat dengan mudah memperoleh obat yang diresepkan. Pada masa yang akan datang, apotek NITHA FARMA akan mengadakan kerjasama dengan dokter untuk melakukan praktek satu atap, sehingga memudahkan akses pasien untuk mendapatkan pengobatan. Selain itu apotek juga berusaha untuk melakukan kerjasama dengan rumah sakit setempat jika ada sediaan farmasi yang kosong atau tidak tersedia di rumah sakit tersebut.

18

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 2.3 1) Prasarana dan Sarana Sebagai sarana dalam menunjang kegiatan operasional dan pelayanan apotek NITHA FARMA, antara lain : A. Kelengkapan bangunan apotek NITHA FARMA terdiri atas : Lantai Dinding Sumber air Sumber listrik Ventilasi Sanitasi Komunikasi B. Tata Ruang Apotek Ruang dan peralatan apotek NITHA FARMA diatur sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan rasa nyaman, bagi setiap pengunjung. Adapun tata ruangnya adalah sebagai berikut : a. Ruang tunggu. Pada ruangan ini terdapat kursi tunggu yang nyaman, rak bahan bacaan (majalah dan koran), brosur produk, poster informatif, kipas angin, timbangan berat badan, alat pengukur tinggi badan dan papan informasi berukuran 60 40 cm berisi identitas apotek (nama apotek, alamat dan nomor telepon, nama apoteker pengelola apotek, SIA, dan SP). b. Ruang Pelayanan Pada tempat ini dilakukan kegiatan peneriman resep, kasir, dan penyerahan obat. Tempat penerimaan resep, pelayanan, dan penyerahan sediaan farmasi dibuat senyaman mungkin dan berada dalam satu etalase sehingga memudahkan interaksi dengan pasien. Kasir berdekatan dengan tempat penerimaan resep tetapi dengan meja yang lebih tinggi dan tanpa kursi. Ketika obat diserahkan oleh apoteker, dilakukan pemberian komunikasi, informasi, dan monitoring (pharmaceutical care) kepada pasien dan apabila diperlukan dapat dilakukan kegiatan konsultasi di tempat khusus. : Ubin : Tembok : PDAM : PLN : Kipas angin : Kamar mandi : Telepon

19

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 c. Ruang peracikan Pada ruangan ini terdapat meja peracikan, peralatan peracikan, lemari penyimpanan obat, lemari narkotika-psikotropika, lemari penyimpanan peralatan peracikan, lemari penyimpanan bahan obat dan bahan pembantu dalam peracikan, dan lemari es. Dalam ruangan ini dilakukan kegiatan mulai dari penyiapan obat, peracikan, pengemasan, dan pemberian etiket. Selain itu, di sisi kiri ruang peracikan terdapat wastafel untuk mencuci peralatan peracikan. Berdasarkan KepMenKes No.1322/MENKES/X/2002 Bab I pasal 1, yang dimaksud perlengkapan apotek adalah semua peralatan yang digunakan untuk melaksanakan pengelolaan apotek, dan merupakan sarana penunjang kegiatan di apotek. Perlengkapan yang terdapat di apotek NITHA FARMA meliputi : A. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan : Timbangan analitik. Mortir dan stamper 1 set dengan ukuran medium Gelas ukur 10 ml dan 100 ml masing-masing 1 (satu) buah. Corong 1 (dua) buah. Spatel/sendok logam, porselen, dan tanduk. Ayakan. Batang pengaduk dan sudip. Termometer 1 buah. Etalase kaca untuk obat bebas, obat bebas terbatas, obat tradisional, alkes kosmetik, dan minuman ringan. Lemari/rak untuk menyimpan obat dan menata obat Rak untuk menyimpan arsip Lemari khusus penyimpanan narkotika dan psikotropika yang terbuat dari kayu berukuran 40 80 100 cm dan dibagi menjadi dua bagian yang masing-masing memiliki kunci yang berbeda. Tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika dipisahkan dengan tempat penyimpanan obat yang lain. Tempat khusus yang dimaksud berupa dua

B. Perlengkapan dan alat perbekalan farmasi

20

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 buah tempat yang terpisah atau satu tempat yang terbagi dua dan tiap bagian mempunyai daun pintu dan kunci-kunci tersendiri. Bagian pertama untuk menyimpan persediaan narkotika/psikotropika, bagian lainnya untuk menyimpan narkotika/psikotropika untuk keperluan sehari-hari (Permenkes no. 28 th 1978) Lemari es untuk menyimpan obat-obat yang harus disimpan pada suhu dingin. C. Bahan pengemas dan pembungkus Bahan pengemas yang terdiri dari plastik pembungkus, plastik klip, tempat bedak, botol plastik, kantong plastik, kertas perkamen, pot plastik, botol, dan tube. Etiket obat dibedakan menjadi dua macam yaitu etiket warna putih dan etiket warna biru. Etiket warna putih untuk sediaan obat dalam. Sedangkan etiket warna biru untuk sediaan obat luar. Selain itu, untuk sediaan sirup juga disediakan label kocok dahulu. D. Alat-alat Administrasi meliputi : Blanko surat pesanan obat non narkotika (lampiran) Blanko surat pesanan narkotika (lampiran) Blanko surat pesanan psikotropika (lampiran) Blanko tanda terima faktur (lampiran) Blanko Kartu Stok Obat dan Gudang (lampiran) Blanko salinan resep (lampiran) Kuitansi (lampiran) Nota Penjualan (lampiran) Tempat penyimpanan faktur. Buku katalog obat dan daftar harga Buku defecta dan buku daftar batas kadaluarsa. Buku pembelian Buku pencatatan narkotika dan psikotropika. Buku keuangan apotek : buku penjualan obat non resep, buku penjualan obat dengan resep.

21

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 Buku penerimaan kas Buku pengeluaran kas Form laporan penggunaan obat narkotika dan psikotropika. Kalkulator. Stempel apotek. Alat-alat tulis, steples, dan alat administrasi lainnya. Buku-buku, meliputi: Farmakope Indonesia edisi IV, kumpulan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan apotek, ISO Indonesia, MIMS, Martindale, dan buku acuan lain. 2) Keadaan disekitar apotek yang dapat mendukung eksistensi apotek diantaranya : a. Belum ada pendirian apotek di lingkungan pedesaan Yosomulyo sehingga apotek NITHA FARMA merupakan apotek pertama yang ada di kawasan perumahan. b. Di kawasan pedesaan Yosomulyo terdapat tempat praktek dokter umum c. Apotek NITHA FARMA berada di pinggir jalan utama yang merupakan jalur lalu lintas Banyuwangi-Jember, sehingga mudah diakses oleh masyarakat sekitar pedesaan maupun masyarakat luar kota. d. Apotek NITHA FARMA berada dekat dengan pusat kegiatan masyarakat seperti toko swalayan, ruko penjualan, dan sekolah. 2.4 Penampilan (Performance) Penampilan fisik dari suatu apotek dan kinerja karyawan akan membentuk gambaran tersendiri pada masyarakat tentang jati diri dari apotek tersebut. Kondisi apotek yang bersih, rapi, pemilihan warna cat tembok apotek yang tepat, penataan ruangan yang memadai, sanitasi, ketersediaan obat-obatan dan alat kesehatan yang ada di apotek merupakan komponen penting yang akan mempengaruhi minat masyarakat dan menimbulkan kepuasan terhadap pelayanan apotek. Tampak luar bangunan apotek didesain dengan gaya modern menggunakan pilihan warna orange dan cream sebagai cat tembok apotek sehingga menimbulkan kesan menarik dan bersih. Lantai apotek digunakan keramik berwarna putih,
22

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 sedangkan untuk pintu digunakan bahan kaca transparan sehingga bagian dalam apotek mudah dilihat dari luar. Di bagian luar ruangan terdapat papan penanda berukuran 150 x 90 cm dengan latar belakang putih dan tulisan berwarna merah bertuliskan nama apotek, jam kerja apotek, alamat dan nomor telepon apotek, serta motto apotek dengan ukuran dan posisi yang mudah dilihat, warna yang menarik, serta lampu yang cukup terang. Rancangan apotek menggunakan rancangan kisi yaitu menempatkan semua counter dan tetap berada pada sudut kanan satu sama lain sehingga barang dipajang pada garis lurus dan sejajar. Penempatan produk OTC disusun berdasarkan abjad sedangkan obat keras ditempatkan sesuai kelas terapi dimana masing-masing kelas terapi tersebut diatur lagi sesuai abjad. Akan tetapi karena pada awal pembukaan apotek pengadaan obat keras tidak banyak dan untuk memudahkan, sehingga penataan awal akan diatur sesuai abjad. Selain itu, area kerja di apotek juga dilakukan pembagian meliputi area pelayanan pasien, pengambilan obat, area peracikan, dan area konseling. Pada area pelayanan pasien, pasien langsung dapat melihat semua produk-produk OTC serta alkes lain seperti kapas, pembalut, plester luka, tes kehamilan, alat kontrasepsi dan lain-lain kemudian dilengkapi dengan nota, no resep, kalkulator serta MIMS atau ISO. Penataan produk OTC meliputi produk obat bebas, bebas terbatas, suplemen, susu dan lain sebagainya. Pada area ini pasien akan dilayani sampai dengan pembayaran serta penyerahan obat. Area pengambilan obat dibagi dua yaitu bagian depan bersama dengan area pelayanan dan di belakang bersama ruang peracikan. Pada area pengambilan obat di belakang akan dilengkapi dengan meja kecil yang dilengkapi dengan etiket (biru dan putih), copy resep, kuitansi, plastik klip ukuran (10x7cm), (8x5cm), (6x4cm), plastik ukuran (9x20cm), (12x25cm), (14x33cm), dan berbagai alat tulis seperti bolpen, pensil, penghapus, lem, staples dan isinya. Pada area peracikan dilengkapi dengan berbagai perlengkapan meracik seperti mortir, stamper, sudip, kertas perkamen, cangkang kapsul, aquades, botol semprot, sendok takar, plastik klip, dan lain-lain.

23

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 Pada area konseling akan disediakan meja dan kursi yang letaknya cukup privat sehingga memudahkan untuk melakukan konseling. Pada area konseling disediakan pula alat peraga, brosur, dan literatur yang mendukung untuk konseling. Pada perkembangan selanjutnya diinginkan ada teknologi komputer yang memungkinkan agar dapat dilakukan dokumentasi terhadap pasien yang berkonsultasi serta berbagai macam program komputer yang memudahkan untuk mengakses informasi dan literatur secara cepat, sehingga proses konseling dapat berjalan maksimal. Pada area ruang tunggu, disediakan kursi tunggu, bahan bacaan (koran dan majalah), televisi, berbagai macam poster informatif tentang kesehatan. Hal ini ditujukan agar customer tidak merasa bosan saat berada di apotek. Pada area Penyimpanan Obat Pada rak-rak dan lemari penyimpanan obat, obat disusun secara rapi. berdasarkan bentuk sediaan, kelas terapi obat, dan abjad. Obat disimpan pada kondisi dengan temperatur yang sesuai, guna menjamin stabilitas obat. Tempat parkir yang memadai. 2.5 Ketenagaan Pada awal pembukaan, Apotek NITHA FARMA dikelola oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) sekaligus Pemilik Sarana Apotek (PSA), satu orang Apoteker Pendamping, dan dua Asisten Apoteker (AA). Apotek buka setiap hari pukul 07.00-21.00 WIB kecuali hari libur nasional. Jam kerja terdiri dari 2 shift, shift pagi mulai pukul 07.00-14.00 sedangkan shift malam mulai pukul 14.0021.00. Adapun tugas dari masing-masing personel di apotek NITHA FARMA adalah sebagai berikut : 1. Apoteker Pengelola Apotek (APA) mengawasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di apotek. a. Sebagai pemimpin apotek yang merencanakan, mengkoordinasi, serta

24

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 b. Memberikan kegiatan pelayanan kefarmasian baik pelayanan obat dengan resep maupun non resep, serta alkes dan PKRT.
c.

Memberikan pelayanan komunikasi, Informasi , dan Edukasi (KIE) dan konsultasi pada masyarakat

d. Memberikan kesejahteraan pegawai dan membina hubungan yang baik dengan para pegawai, PBF, dokter, dan tenaga medis lainnya. e. Bertanggung jawab terhadap pengadaan, penataan, administrasi, dan pelaporan apotek. f. Melakukan evaluasi baik tentang hasil yang dicapai apotek, kinerja karyawan dan langkah-langkah yang perlu diambil demi kemajuan apotek. 2. Apoteker Pendamping a. Memberikan kegiatan pelayanan kefarmasian baik pelayanan obat dengan resep maupun non resep, serta alkes dan PKRT.
b.

Memberikan pelayanan komunikasi, Informasi , dan Edukasi (KIE)

dan konsultasi pada masyarakat c. Melakukan pengontrolan harga dan tanggal kadaluarsa obat pada saat pembelian obat. d. Mencatat dan memeriksa perbekalan farmasi yang mendekati batas untuk dipesan kembali, mengontrol obat-obat yang mendekati kadaluarsa. g. Melakukan kegiatan administrasi harian, seperti melakukan pembukuan harian, dan lain-lain. h. Melakukan pengadaan/pemesanan obat dan pembayaran obat ke PBF. 3. Asisten Apoteker a. Membantu apoteker pendamping dan APA dalam hal penerimaan perbekalan farmasi dan memastikan keabsahannya, pengontrolan harga, dan tanggal kadaluarsa. b. Membantu apoteker pendamping dan APA dalam pengadaan barang seperti pemesanan/order barang, penerimaan barang, melayani tukar menukar faktur, dan menentukan tanggal tagihan PBF.

25

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 c. Melayani resep dari dokter termasuk memberi harga, meracik, dan mempersiapkan resep di bawah pengawasan apoteker pendamping dan APA. d. Mencatat dan memeriksa perbekalan farmasi yang mendekati batas untuk dipesan kembali, mengontrol obat-obat yang mendekati batas kadaluarsa. e. Melakukan jasa layanan antar obat ke rumah pasien. f. Ikut serta dalam peningkatan kemajuan apotek APA/PSA

Shift Pagi 07.00-14.00 Apoteker pendamping dan AA

Shift Malam 14.00-21.00 APA dan AA

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Apotek NITHA FARMA berdasarkan Waktu

2.6 Proses Proses kegiatan di apotek harus dilakukan dengan sebaik mungkin. Setiap satuan kegiatan baik menyangkut pelayanan dan pengelolaan apotek harus ada prosedur tetapnya (SOP) yang harus diikuti dan dipatuhi oleh semua anggota organisasi. SOP yang ditetapkan antara lain tentang pengelolaan obat dan alkes (termasuk pemesanan, penerimaan, dan penyimpanan barang), pelayanan resep dan non resep, serta pelayanan konseling dan pemberian informasi obat. Penjadwalan rencana kerja perlu dibuat dan dapat dipakai sebagai tolak ukur kegiatan yang terdiri dari: nomor urut kegiatan, macam kegiatan, jangka waktu/kurun waktu tiap kegiatan (hari/minggu/bulan/tahun). Jadwal kegiatan tersebut dimonitor dan dievaluasi, apabila ada masalah atau ketidakcocokan perlu dilakukan pemecahan masalahnya. Evaluasi dapat dilakukan secara tertulis atau dilakukan dengan mengajak seluruh karyawan apotek (asisten apoteker, dan juru

26

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 resep) berdiskusi bersama mengenai hal-hal yang perlu ditingkatkan dan upaya peningkatannya, Pengorganisasian karyawan dan job description masing-masing karyawan harus terbagi secara jelas. Hal ini bertujuan untuk memperkecil tingkat kesalahan dan kerugian bagi apotek dipandang dari segi bisnis dan profesi. Selain itu job description secara teknis diperlukan untuk membantu masing-masing karyawan melakukan apa yang menjadi kewajibannya secara terarah dan tidak mengganggu karyawan yang lain. Sehingga, melalui pembagian kerja yang jelas masing-masing karyawan dapat berkontribusi terhadap kemajuan apotek. 2.7 2.7.1 Rencana Manajemen Finansial 2.7.1.1 Penentuan Harga Dalam proses penetapan harga jual obat di apotek, diperlukan beberapa pertimbangan, antara lain : Faktor biaya Beban usaha apotek merupakan biaya-biaya yang langsung dikeluarkan apotek seperti jasa profesi apoteker, gaji asisten apoteker, gaji karyawan, biaya untuk wadah/label serta biaya lain yang dikeluarkan secara tidak langsung seperti biaya sewa dan biaya pemakaian keperluan kantor (Seto, dkk, 2004). Faktor non-biaya Faktor lain yang harus dipertimbangkan selain biaya-biaya apotek, adalah persaingan usaha. Harga jual obat harus mempertimbangkan harga jual obat dari kompetitor, terutama harga jual obat di apotek sekitarnya. Apotek harus memiliki kelebihan dibanding apotek pesaingnya, misalnya tempat yang nyaman, pelayanan yang memuaskan, barang yang lengkap. Selain itu harus dibedakan harga antara obat dengan resep dokter, obat non resep, dan obat bebas (produk swalayan) (Seto et al., 2004). Perencanaan pemberian harga di apotek NITHA FARMA adalah sebagai berikut:

27

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 1. Harga untuk kosmetik, alat kesehatan, obat tradisional, obat bebas dan bebas terbatas = {harga netto apotek (HNA) + PPn 10%} x 115% 2. Harga untuk obat keras (OWA) dengan pelayanan non resep = {harga netto apotek (HNA) + PPn 10%} x 125 3. Harga untuk obat dengan pelayanan resep non racikan = {harga netto apotek (HNA) + PPn 10%} x 130% + Rp. 2.400,- (tiap lembar resep) 4. Harga untuk obat dengan pelayanan resep racikan = {harga netto apotek (HNA) + PPn 10%} x 130% + Rp. 2.400,- (tiap lembar resep) 5. Harga tambahan resep racikan = Rp. 250,-/kapsul, Rp. 100,-/bungkus puyer dan Rp. 1000,-/botol dan dus bedak Pemeriksaan harga yang sudah dihitung dengan daftar harga dilakukan rutin untuk melakukan perencanaan pengadaan selanjutnya serta memberikan harga obat baru bila terjadi kenaikan harga obat tersebut, bila tidak cocok segera diganti dengan harga yang baru.

2.7.1.2

Neraca Awal Apotek NITHA FARMA

28

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 Neraca Awal Per Januari 2013 Aktiva Aktiva Lancar Kas Persediaan awal obat&alkes Suplai kantor Suplai apotek Aktiva Tetap Inventaris gedung Inventaris apotek Inventaris kantor Kendaraan 40.000.000,5.000.000,14.000.000,8.500.000,120.000.000,120.000.000,10.000.000,40.000.000,1.500.000,1.000.000,Modal Passiva 120.000.000,-

Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :


No. 1 2 3 Keterangan Kas Inventaris gedung Inventaris kantor a. Papan nama dan Neon Box Nilai (Rp.) Total 10.000.000,40.000.000,500.000

29

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94
Kursi tunggu Etalase d. Lemari dan rak e. Meja + kursi f. Tabung pemadam kebakaran g. Lemari pendingin minuman h. Lemari arsip i. Kipas angin j. Telepon k. Lampu (3 buah) Jam dinding m. Tempat sampah + alat kebersihan + keset n. Kalkulator o. Perlengkapan audio b. c. 215.000 5.000.000 3.500.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 300.000 150.000 100.000 100.000 35.000 50.000 50.000 1.000.000 14.000.000, 4 Inventaris apotek a. Alat-alat gelas, sendok, spatel, sudip b. Papan identitas apotek c. Termometer berskala 100C d. Timbangan analitik e. Mortir dan stamper f. Literatur (FI, peraturan perundangan, MIMS, ISO, BNF) g. Stempel apotek h. Timbangan badan i. Lemari khusus narkotika dan psikotropika j. Lemari es k. Poster kesehatan Supply apotek Wadah pengemas, pembungkus dan etiket Suplai kantor Perlengkapan administrasi (SP, copy resep, kuitansi, form PMR, buku, alat tulis, stempel) Persediaan Awal a. Obat bebas dan Obat bebas terbatas b. Obat keras c. Obat narkotika dan psikotropika d. Bahan pembantu peracikan e. Alat kesehatan f. Lain-lain (kosmetik, obat tradisional, susu) Kendaraan TOTAL 200.000 300.000 100.000 1.500.000 50.000 300.000 50.000 1.750.000 200.000 950.000 500.000 5.000.000,5 6 7 1.000.000,1.500.000,16.000.000 18.500.000 1.000.000 300.000 2.000.000 2.200.000 40.000.000,8.500.000,120.000.000,-

l.

2.7.1.3

Analisis Break Event pada Tahun Pertama Biaya Tetap Keterangan 1 Bulan (Rp.) 1 Tahun (Rp.) Total (Rp.)

30

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 Gaji karyawan -APA 1Apoteker pendamping 2Asisten Apoteker Biaya listrik, PDAM, dan telepon Biaya pemeliharaan apotek Biaya pajak PBB Reklame Biaya penyusutan Penyusutan inv. gedung (10%) Penyusutan inv. apotek (10%) Penyusutan inv. kantor (10%) Penyusutan inv. kendaraan (10%) TOTAL BIAYA TETAP

1.600.000,1.200.000,2.050.000,-

20.800.000,15.600.000,26.650.000,63.050.000,3.200.000,600.000,500.000,500.000,4.000.000,500.000,1.400.000,850.000,4.800.000,-

6.750.000,-

74.600.000,-

Perhitungan Batas Laba Rugi / Break Event Point Tahun Pertama Asumsi biaya variabel adalah 85% dari total pendapatan meliputi : - Harga Pokok Penjualan (HPP) BEP = 1- Biaya promosi Biaya service apotek Biaya pemakaian keperluan apotek dan kantor Biaya transportasi
Biaya tetap biaya variabel volume penjualan

= 74.600.000,1- (85/100) = Rp. 497.300,-/tahun = Rp. 41.500/bulan, 1 bulan = 30 hari = Rp 1.380.000,-/hari Dengan hasil penjualan Rp. 41.500.000,-/bulan maka apotek tidak akan mendapatkan keuntungan maupun kerugian. Jika diinginkan
31

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 keuntungan bersih sebesar Rp. 23.800.000,-/tahun maka hasil penjualan harus mencapai penghasilan sebesar :
Biaya tetap + keuntungan

Target penjualan setahun = 1 - biaya variabel volume penjualan 1- ( 85/100) = Rp. 656.000.000,-/tahun

= 74.600.000,- + 23.800.000

= Rp. 54.700.000,-/bulan, 1 bulan = 30 hari = Rp 1.820.000,-/hari

Dengan memperhatikan keadaan sekitar, maka target penjualan per hari yaitu : 500.000,Non resep = Rp. Target penjualan per hari Omzet per bulan Omzet per tahun Rekonsiliasi Penjualan Biaya variabel (85%) Pendapatan marginal Biaya tetap Laba per tahun sebelum pajak Rp. 656.000.000,Rp 557.600.000,- Rp. Rp. Rp. 98.400.000,74.600.000,23.800.000,720.000,- + = Rp. 1.820.000,= Rp. 54.700.000,= Rp. 656.000.000,Resep masuk per hari 12 lembar @ Rp. 50.000,= Rp. OWA 600.000,= Rp.

32

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94

Pajak pribadi Asumsi dalam perhitungan pajak penghasilan (PPh) pribadi : 1. Sesuai ketentuan UU No. 16 tahun 2009 2. Wajib pajak belum menikah maka : Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) : Diri wajib pajak = Rp 15.840.000,3. Apotek memiliki omzet Rp. 600.000.000,- per tahun, maka apotek diwajibkan membayar PPN setiap bulan sejumlah pajak keluaran (PK) dikurangi pajak masukan (PM) Perhitungan : Gaji APA per tahun = 5% x Rp. 20.800.000,00 Penghasilan bersih Laba apotek Total penghasilan PTKP Penghasilan kena pajak PPh 2.7.1.4 = 5% x Rp. 27.720.000,Analisis Laporan Keuangan Return on Equity (ROE) =
Laba x 100% Modal

= Rp. 20.800.000,= Rp. 1.040.000,- = Rp. 19.760.000,= Rp. 23.800.000,- + = Rp. 43.560.000,= Rp. 15.840.000,- = Rp. 27.720.000,= Rp 1.386.000,-

Biaya jabatan 5% (maksimum Rp 6.000.000,-)

= 23.800.000 x 100% 120.000.000 = 19,8 % Ket : menurut pengalaman, ROE minimal 18% untuk apotek (Seto dkk., 2004). ROE Apotek NITHA FARMA selama 12 bulan pertama sebesar 19,8 % sehingga ROE tersebut telah memenuhi persyaratan.

33

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94
Laba x 100% Total aktiva

Return on Assets (ROA)

= 23.800.000 120.000.000 = 19,8 %

x 100 %

Ket : menurut pengalaman, ROA minimal 12% untuk apotek (Seto dkk., 2004). ROA Apotek NITHA FARMA selama 12 bulan pertama sebesar 19,8 % sehingga ROA tersebut telah memenuhi persyaratan. Laporan Laba Rugi Proforma Apotek NITHA FARMA Tahun 2013 Penjualan HPP (80%) Laba kotor Gaji karyawan (+ THR) APA Apoteker pendamping Dua Asisten Apoteker Biaya listrik dan telepon Biaya pemeliharaan apotek Biaya pajak PBB Reklame Biaya suplai kantor Biaya suplai apotek Biaya penyusutan Biaya promosi Biaya serba-serbi Biaya service kendaraan Biaya bahan bakar kendaraan Biaya perijinan Laba bersih sebelum pajak 656.000.000,524.800.000,131.200.000,20.800.000,15.600.000,26.650.000,3.200.000,600.000,500.000,500.000,1.500.000,1.000.000,6.750.000,4.850.000,13.500.000,5.000.000,6.000.000,950.000,107.400.000,23.800.000,-

2.7.1.5 Perencanaan Keuangan Jangka Pendek Perencanaan keuangan jangka pendek dibutuhkan karena kas tidak mengalir masuk dan keluar pada tingkat yang tetap, selalu berubah-ubah

34

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan karena penjualan, pembelian obat dan biaya-biaya yang berubah. Pada awal pembukaan, apotek NITHA FARMA akan menyusun anggaran kas 6 bulan pertama yaitu Januari sampai dengan Juni 2013 sebagai berikut : 1.Untuk mendapatkan laba Rp. 23.800.000,-/tahun (Rp. 1.984.000,-/bulan), maka taksiran penjualan per bulan untuk bulan Januari s.d. Juni 2013 adalah sebagai berikut : Bulan tahun 2013 Januari Februari Maret April Mei Juni Taksiran (Rp.) 50.000.000 52.000.000 54.000.000 56.000.000 57.000.000 59.000.000

Asumsi omzet setahun adalah Rp. 656.000.000- berarti dalam 6 bulan pertama, omzet minimal yang harus diperoleh adalah Rp 328.000.000,Penjualan di apotek 100% tunai Harga Pokok Penjualan (HPP) Jenis Non resep Obat keras (OWA) Resep Total HPP Taksiran penjualan per bulan (Rp.) 11.700.000 24.000.000 19.000.000 54.700.000 Faktor Jual 1,15 1,25 1,30 Harga Beli (Rp.) 10.173.000 19.200.000 14.615.000 43.988.000

= Total Harga Beli x 100 % Total Penjualan = 43.988.000 x 100 % 57.400.000 = 80,4% 80%

4. Pembelian obat dengan harga pokok 80% dilakukan satu bulan sebelum taksiran penjualan, pembayaran dilakukan secara tunai pada dua bulan

35

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 pertama (Januari s.d. Februari 2013) dan bulan selanjutnya secara kredit satu bulan kemudian. 5. Pembelian obat-obat yang diperlukan untuk penjualan bulan Januari 2013 adalah 80% x Rp. 50.000.000,- = Rp. 40.000.000,6. Biaya penyusutan inventaris selama 6 bulan sebesar 10% dari harga perolehan : - Inventaris kantor - Inventaris apotek - Inventaris gedung - Inventaris kendaraan Total 7. Biaya gaji per bulan 8. Pemakaian suplai apotek per bulan 9. Pemakaian suplai kantor per bulan 10. Biaya operasional lainnya: Biaya listrik dan telepon Biaya pajak : PBB Reklame Biaya promosi Biaya service kendaraan Biaya bahan bakar kendaraan Biaya serba-serbi Biaya pemeliharaan apotek Biaya Perijinan Total Biaya per bulan 11. : Rp. : Rp. : Rp. 500.000,500.000,: Rp. 4.850.000,5.000.000,: Rp. 6.000.000,: Rp. 3.200.000,: Rp. : Rp. : Rp. : Rp. : Rp. 700.000,250.000,425.000,- +

: Rp. 2.000.000,: Rp. 3.375.000,: Rp. 5.255.000,83.400,125.000,-

: Rp. 13.500.000,: Rp. : Rp. : Rp 600.000,950.000,- + 2.925.000,-

: Rp. 35.100.000,-

Saldo kas akhir bulan Januari 2013 Rp. 10.000.000,- dan merupakan

jumlah minimum yang harus dipertahankan tiap bulan.

36

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 12. Bila kas melebihi jumlah minimal, kelebihannya untuk mengembangkan usaha dan apabila kurang akan meminjam/utang bank syariah dengan kelipatan Rp 1.000.000,-

37

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94

Anggaran Kas Apotek NITHA FARMA Bulan Januari s.d. Juni 2013 (dalam ribuan Rupiah) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Ket Penjualan 100 % tunai 0% kredit Jumlah penerimaan kas Pembelian (80% penjualan y.a.d) Pembayaran pembelian Biaya gaji Biaya operasional lain Pembayaran bunga Jumlah pengeluaran kas Surplus/deficit Saldo kas awal bulan Surplus/deficit Saldo kas akhir bulan tanpa pinjaman Saldo kas minimal Pinjam/pelunasan Saldo kas akhir bulan setelah pinjaman Saldo pinjaman kumulatif Des '12 Jan '13 50.000 50.000 50.000 41.600 41.600 5.255 2.925 49.780 220 10.000 220 10.220 10.000 10.220 Feb '13 52.000 52.000 52.000 43.200 43.200 5.255 2.925 51.380 620 10.220 620 10.840 10.000 10.840 Mar '13 54.000 54.000 54.000 44.800 5.255 2.925 8.180 45.820 10.840 45.820 56.660 10.000 56.660 Apr '13 56.000 56.000 56.000 45.600 44.800 5.255 2.925 52.980 3.020 56.660 3.020 59.680 10.000 59.680 Mei '13 57.000 57.000 57.000 47.200 45.600 5.255 2.925 53.780 3.220 59.680 3.220 62.900 10.000 62.900 Jun '13 59.000 59.000 59.000 47.200 47.200 5.255 2.925 55.380 3.620 62.900 3.620 66.520 10.000 66.520 Jul '13 59.000 59.000 59.000 47.200

40.000 40.000

38

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 Laporan Laba Rugi Proforma Laporan Laba Rugi Proforma Apotek NITHA FARMA Bulan Januari s.d. Juni 2013 Penjualan HPP (80%) Laba kotor Biaya gaji Biaya operasional Biaya penyusutan Biaya pemakaian Laba apotek (sebelum pajak) Rp. 328.000.000,Rp. 262.400.000,Rp. 65.600.000,Rp 31.530.000,Rp. 17.550.000,Rp. 3.375.000,Rp. 1.250.000,Rp 53.700.000,Rp 11.895.000,-

Simpulan : bahwa selama periode waktu 6 bulan (Januari s.d. Juni 2013), diprediksi Apotek NITHA FARMA akan memperoleh laba sebesar Rp. 17.475.000,(sebelum pajak). Dari neraca awal dan anggaran kas dapat dievaluasi perubahan-perubahan dari perkiraan-perkiraan Apotek NITHA FARMA yang dapat dihitung sebagai berikut : 1. Kas bertambah Rp. 56.520.000,- menjadi Rp. 65.520.000,- dari kas awal Rp. 10.000.000,2. Persediaan obat : Stok awal Pembelian Obat yang dapat dijual Harga pokok penjualan Stok akhir 3. Suplai apotek : Awal Pemakaian Akhir Rp. Rp. Rp. 1.000.000,500.000,- 500.000,Rp. 40.000.000,Rp. 269.600.000,- + Rp. 309.600.000,Rp. 262.400.000,- Rp. 47.200.000,-

39

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 4. Suplai kantor : Awal Pemakaian Akhir 5. Inventaris kendaraan : Awal Penyusutan Akhir 6. Inventaris kantor : Awal Penyusutan Akhir 7. Inventaris apotek : Awal Penyusutan Akhir 8. Inventaris gedung : Awal Penyusutan Akhir 9. Utang usaha : Awal Pembelian (kredit) Pembayaran utang Akhir 10. Modal Awal Laba (asumsi pajak masih ditahan) Akhir Rp. 131.895.000,Rp. 120.000.000,Rp. 11.895.000,- + Rp. 0,Rp. 184.800.000,- + Rp. 184.800.000,Rp. 137.600.000,- Rp. 47.200.000,Rp. Rp. Rp. 40.000.000,2.000.000,- 38.000.000,Rp. Rp. Rp. 5.000.000,250.000,- 4.750.000,Rp. 14.000.000,Rp. 700.000,- Rp. 13.300.000,Rp. Rp. Rp. 8.500.000,425.000,- 8.075.000,Rp. Rp. Rp. 1.500.000,750.000,- 750.000,-

40

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 Dari hasil evaluasi tersebut dapat disusun Neraca Proforma Apotek NITHA FARMA sebagai berikut : Neraca Proforma Apotek NITHA FARMA Per 30 Juni 2013 AKTIVA Aktiva Lancar : Kas Persediaan obat Suplai apotek Suplai kantor Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tetap : Inventaris apotek Inventaris kendaraan Inventaris kantor Inventaris gedung Jumlah Aktiva Tetap Jumlah 170.095.000,170.095.000,PASIVA Modal 66.520.000,47.200.000,- Utang usaha 500.000,750.000,114.970.000,4.750.000,8.075.000,13.300.000,38.000.000,64.125.000,131.895.000, 47.200.000,-

Kalkulasi Biaya Peracikan Resep

Biaya peracikan per resep =


Biaya langsung + gaji per pegawai x

jumlah jam pegawai di peracikan total jam pegawai di apotek

jumlah resep yang di racik


Biaya tetap tidak langsung x luas area ruang peracikan dalam m 2 total area apotek dalam m 2 jumlah resep yang diracik
penjualan bagian peresepan total penjualan apotek

Biaya tidak tet ap tidak langsung x

jumlah resep yang diracik

Taksiran jumlah resep dalam satu tahun = 12 lembar x 30 hari x 12 bulan = 4.320 lembar Waktu pelayanan resep per pekan = 15 menit x 84 resep

41

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 = 1260 menit ~ 21 jam Perhitungan : 1) Biaya profesi APA di bagian peracikan : 5 jam untuk pelayanan resep dari total 21 jam/pekan

Total biaya profesi APA x

jumlah jam kerja APA di peracikan jumlah jam kerja APA di apotek
5 49

= Rp. 20.800.000 ,- x = Rp. 2.122.500,-

2) Biaya profesi apoteker pendamping di bagian peracikan : 5 jam untuk pelayanan resep dari total 21 jam/pekan

Total biaya profesi APING x


= Rp. 15.600.000 ,- x = Rp. 1.591.900,-

jumlah jam kerja APING di peracikan jumlah jam kerja APING di apotek

5 49

3) Gaji AA di bagian peracikan : 21 jam untuk pelayanan resep dari total 21 jam/pekan

Total gaji AA x

jumlah jam kerja AA di peracikan jumlah jam kerja AA di apotek


21 98

= Rp. 26.650.000 ,- x = Rp. 5.710.700,-

4) Biaya tetap tidak langsung terkait dengan ruangan usaha (biaya penyusutan gedung) dialokasikan dengan menggunakan rasio ukuran yang dipakai bagian peracikan dibanding dengan total luas ruangan usaha (dalam m2) Biaya penyusutan gedung : Rp. 4.000.000,Rp. 4.000.000,- x 9 = Rp. 720.000,50 = Rp. 1.500.000,= Rp. 1.000.000,- +

5) Biaya tidak tetap tidak langsung lainnya terdiri dari : Biaya pemakaian supp. kantor Biaya pemakaian supp. apotek
42

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 Rp. 2.500.000,Taksiran penjualan resep Total penjualan Alokasi untuk apotek = 4320 x Rp. 50.000,= Rp. 216.000.000,= Rp. 656.000.000,= Rp 2.500.000 x (Rp 216.000.000,-) (Rp 656.000.000,-) = Rp. 823,170,Biaya peracikan per resep =(0+2.122.500+1.591.900+720.000+5.710.700+ 823,130)
4320

= Rp. 2.348,- ~ Rp. 2.400,Jadi, berdasarkan data estimasi yang digunakan maka biaya peracikan per resep rata-rata adalah Rp. 2.400,- untuk tahun pertama 4.2 Perbekalan Kefarmasian Perbekalan farmasi yang akan disediakan pada awal pembukaan Apotek NITHA FARMA meliputi : 1. Obat (obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, Obat Wajib Apotek, narkotika-psikotropika, baik dalam bentuk paten maupun generik) 2. Obat tradisional (fitofarmaka, OHT, jamu) 3. Alatalat kesehatan : alat tes kehamilan (test pack, termometer, kasa steril, sarung tangan, masker, dan perban. 4. Kosmetika : bedak, lotion, dll. 5. Lainlain : toiletries, perlengkapan bayi, susu. Perencanaan obat, obat tradisional, alat kesehatan, kosmetika, serta perbekalan kesehatan lainnya yang akan disediakan dapat dilihat pada lampiran. Perencanaan perbekalan farmasi dibuat dengan memperhatikan beberapa faktor, diantaranya: 1. Analisis pasar Perbekalan farmasi yang terdapat di apotek diharapkan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang ada disekitar apotek, dimana golongan masyarakat yang ada di sekitar apotek yaitu golongan menengah ke bawah yang mayoritas merupakan warga pedesaan dengan sumber mata

43

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 pencaharian utama adalah petani, sehingga pengadaan obat mencakup obatobat generik (pengadaan utama) serta obat paten dengan harga yang terjangkau untuk semua warga di sekitar apotek. Selain itu pengadaan jenis obat bebas dan bebas terbatas lebih diutamakan dengan item yang bervariasi, karena tenaga kesehatan di lingkungan tersebut masih jarang. Jadi, apotek bisa menjadi sarana untuk melakukan swamedikasi. 2. Masalah kesehatan yang ada di sekitar apotek Masyarakat di sekitar apotek adalah warga pedesaan yang mayoritas terdiri dari orang tua. Mengingat warga pedesaan disini juga memiliki aktivitas tinggi di persawahan maka sediaan farmasi yang dibutuhkan antara lain vitamin, obat-obat penghilang rasa capek, obat-obat saluran cerna, dan obat-obat anti bakteri. Untuk orang tua yang umumnya sudah mengalami kemunduran fisik dan gangguan kesehatan, disediakan obat-obat untuk penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, dan rematik. Untuk anak-anak, masalah kesehatan yang sering terjadi adalah gangguan saluran pencernaan, batuk dan flu, serta vitamin atau suplemen untuk meningkatkan nafsu makan. Apotek NITHA FARMA akan menyediakan beberapa obat-obat kebutuhan masyarakat sekitar dengan jenis yang bervariasi dan terjangkau. 3. Pandangan masyarakat Golongan masyarakat menengah ke bawah yang berada di sekitar apotek memiliki kesadaran yang rendah terkait kesehatan khususnya terkait obat-obatan . Hal ini juga mewakili gambaran masyarakat Desa Yosomulyo yang masih meyakini pengobatan ke selain tenaga kesehatan. Keadaan seperti ini merupakan tantangan untuk pendirian apotek. Sebagai wujud pengabdian profesi maka masyarakat akan diarahkan secara perlahan tentang kesadarahan untuk meningkatkan kesehatan khususnya dalam hal pengobatan. Salah satu media yang digunakan adalah melalui kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilakukan dengan kerjasama tenaga kesehatan lainnya di sekitar seperti dokter dan bidan. Untuk kerjasama dengan bidan maka pelayanan yang diberikan sesuai dengan aturan PERMENKES NO.572/Menkes/Per/VI/1996 tentang Registrasi dan Praktek Bidan yang menyatakan bahwa bidan berwenang

44

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 untuk pembelian obat-obatan terbatas melalui permintaan obat sesuai dengan format yang telah ditetapkan serta obat-obatan hanya terbatas pada jenis yang telah ditentukan. Melalui kegiatan penyuluhan tersebut secara tidak langsung masyarakat akan diperkenalkan dengan apotek NITHA FARMA sebagai tempat untuk memperoleh perbekalan farmasi serta informasi terkait obat dan penyakit. 4.2.1 Pengadaan Tahap Awal Pengadaan perbekalan farmasi harus dilakukan melalui jalur resmi dan berdasarkan atas studi kelayakan yang dilakukan. Untuk pertimbangan dalam pemilihan PBF antara lain keabsahan/kelengkapan PBF (meliputi : nama, alamat, nomor telepon, penanggung jawab PBF, nomor izin PBF, NPWP, serta stempel PBF), jaminan kualitas kelengkapan produk, potongan pembelian/diskon yang diberikan, kecepatan pengiriman dan layanan purna jual (seperti retur produk), pembayaran (jangka waktu pembayaran). Untuk pengadaan tahap awal, karena pihak PBF belum tahu keberadaan apotek baru maka pihak apotek (APA) datang langsung ke PBF dengan membawa Surat Pesanan. Melakukan pengadaan dengan bekerjasama dengan apotek lain dapat dilakukan jika pemesanan tidak memenuhi minimal nilai faktur sebuah PBF. Untuk pemesanan awal dilakukan secara tunai. Sedangkan untuk pengadaan selanjutnya dapat dilakukan via telepon dan dapat dilakukan secara kredit dengan batas waktu pembayaran ditentukan oleh PBF. Pengadaan narkotika hanya dapat dilakukan di PBF Kimia Farma dengan menggunakan SP khusus narkotika yang dibuat oleh Kimia Farma. SP ini dibuat rangkap empat, tiga lembar diserahkan kepada Kimia Farma dan satu lembar untuk arsip apotek. SP narkotika ini hanya memuat satu macam sediaan untuk satu lembarnya dan memuat nama APA, alamat rumah, nomor SIK, dan tanda tangan APA sebagai pemesan. Pengadaan psikotropika menggunakan SP khusus psikotropika, SP ini rangkap dua yang berisi nama dan alamat APA, perusahaan/PBF yang

45

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 dituju dan alamatnya, jenis psikotropika yang dipesan. Untuk satu lembar SP dapat digunakan untuk memesan lebih dari satu jenis psikotropik. 4.2.2 Perencanaan Selanjutnya Untuk pengadaan selanjutnya, perencanaan pengadaan perbekalan apotek NITHA FARMA dilakukan sendiri oleh APA dibantu oleh apoteker pendamping dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Pencatatan pada buku defekta 2. Kecepatan penjualan atau pergerakan produk (fast/slow/dead moving) 3. Besarnya anggaran yang tersedia atau omzet apotek sesuai periode pesanan 4. 5. 6. Obat-obat yang sering diresepkan oleh dokter PBF, berupa nilai kecukupan faktur pesanan Pola penyakit yang umum terjadi di masyarakat 7. Informasi obat baru terutama obat bebas dan bebas terbatas yang sering diiklankan di berbagai media. 4.2.3 Prosedur Pengadaan Dalam hal pengadaan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : 1. Pemesanan pada distributor (PBF) yang legalitasnya telah diketahui. Dilihat juga kelengkapan/ketersediaan obat, mutu, dan legalitas obat serta pembayarannya (tunai atau kredit). 2. Mengadakan kerja sama dengan apotek lain dalam hal pengadaan perbekalan farmasi. Hal ini untuk mengantisipasi jika ada kekosongan barang/obat tetapi masih ada permintaan dan untuk perbekalan farmasi yang permintaannya jarang sehingga membutuhkan persediaan yang sedikit. 3. Membuka konsinyasi dengan perusahaan-perusahaan yang biasanya mengeluarkan produk-produk baru, misalnya produk madu, teh, dan makanan suplemen lain. Prosedur pengadaan perbekalan farmasi apotek NITHA FARMA yaitu :

46

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 1. Memeriksa obat yang sudah habis atau tinggal sedikit (diketahui melalui pengamatan visual atau dari kartu stok pada setiap obat), dicatat di buku daftar obat habis dan dilihat bagaimana mobilitas obat tersebut (termasuk fast/slow/dead moving product) 2. Melakukan pemeriksaan pembelian obat tersebut dari PBF mana beserta satuan kemasan dan harganya untuk memperkirakan harga pembelian dan PBF yang akan dihubungi. 3. Menyesuaikan dengan keuangan apotek untuk menentukan prioritas dan jumlah pemesanan. 4. Menentukan pesanan obat yang meliputi jenis obat (termasuk di dalamnya bentuk sediaan dan dosis), jumlah obat, dan nama PBF yang dituju. 5. Menulis di blanko Surat Pesanan (SP) : a. Dibuat rangkap dua (masing-masing untuk PBF dan arsip apotek) b. Nomer urut SP yang telah tercetak di buku SP berguna untuk memudahkan pemeriksaan kembali SP yang telah kita berikan pada PBF bila terjadi masalah. c. Ditulis nama dan alamat PBF, jenis dan jumlah obat yang dipesan. Surat Pesanan Narkotika a. Diperoleh dari PBF Kimia Farma, dibuat rangkap empat (tiga untuk PBF Kimia Farma dan satu untuk arsip apotek) b. Ditulis nomor urut lembar SP, nama, alamat dan jabatan APA sebagai pemesan, jenis dan jumlah yang dipesan serta tujuan penggunaan. c. Satu lembar SP hanya dapat digunakan untuk memesan satu jenis Narkotika. Surat Pesanan Psikotropika a. Dibuat rangkap dua (masing-masing untuk PBF dan arsip apotek) Surat pesanan obat dan alat kesehatan

47

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 b. Ditulis Nomor urut lembar SP, nama, alamat dan jabatan APA sebagai pemesan, nama dan alamat PBF, jenis dan jumlah yang dipesan. c. 6. Satu lembar SP dapat digunakan untuk memesan lebih dari satu jenis Psiktropika (dengan catatan PBFnya sama) SP ditandatangani oleh APA dan diberi stempel apotek Pemesanan dapat dilakukan melalui sales PBF yang datang setiap hari ke apotek atau dengan menelpon PBF yang bersangkutan. 4.2.4 Prosedur Penerimaan Prosedur penerimaan perbekalan farmasi di apotek NITHA FARMA yaitu: 1. Diperiksa keabsahan faktur meliputi : a. Nama, alamat, dan nomor telepon PBF b. Tanda tangan penanggung jawab PBF c. Stempel PBF Bila tidak ada maka dikembalikan 2. Dicocokkan antara SP dengan faktur meliputi a. Nama PBF b. Jenis obat yang dipesan c. Jumlah obat yang dipesan d. Harga obat yang dipesan Bila tidak sesuai, ditanyakan kepada kurir yang membawa barang/obat dan harus disesuaikan. 3. Dicocokkan antara isi faktur dan perbekalan farmasi yang datang meliputi : a. Jenis perbekalan farmasi yang dipesan b. Jumlah perbekalan farmasi yang dipesan c. Nomor batch d. Expired date (ED) e. Kemasan f. Bentuk sediaan g. Kekuatan

48

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 Bila jenis, jumlah, bentuk sediaan, kekuatan, kemasan, tanggal kadaluarsa dan nomor batch perbekalan farmasi tidak sama dengan yang tercantum pada faktur, maka dikembalikan dan ditukar sesuai yang tertera pada faktur dan SP. 4. Perbekalan farmasi diperiksa kondisi fisiknya antara lain : a. Wadahnya harus baik dan tertutup rapat b. Kondisi sediaan tidak rusak (bentuk, warna, bau) c. Tanggal kadaluarsa masih jauh Bila rusak atau tanggal kadaluarsa sudah dekat, dikembalikan kepada PBF atau ditukar. 5. Setelah pemeriksaan dan pencocokan selesai, faktur ditandatangani pihak apotek dan diberi stempel apotek. Faktur asli diberikan kepada PBF dan salinannya disimpan sebagai arsip apotek. 4.2.5 Prosedur Pembayaran Prosedur pembayaran obat di Apotek NITHA FARMA dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut : 1. Pembayaran secara tunai (Cash on Delivery) a. b. Pihak PBF mengirim barang ke apotek dan dilakukan pemeriksaan barang sesuai prosedur penerimaan barang : Jika barang sudah sesuai pesanan, dapat dilakukan pembayaran Jika tidak sesuai pesanan, dikonfirmasi ke pengirim atau retur Setelah pembayaran, faktur asli yang ditandatangani pihak PBF dan salinannya akan langsung diberikan kepada penerima barang di apotek. Contoh : pembelian narkotika. 2. Pembayaran secara kredit a. Pihak PBF mengirim barang ke apotek dan dilakukan pemeriksaan barang sesuai prosedur penerimaan barang : -Jika barang sudah sesuai pesanan, faktur ditandatangani petugas penerima dan diberi stempel apotek. Faktur asli dibawa oleh PBF, apotek membawa faktur copy, catat nomor faktur, dan jumlah yang

49

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 harus dibayar pada buku pembelian, kemudian faktur copy tersebut disimpan pada ordner faktur pembelian sesuai dengan bulannya dan urut seperti pada urutan buku pembelian. - Jika tidak sesuai pesanan, dikonfirmasi ke pengirim atau retur b. Beberapa hari sebelum waktu jatuh tempo pembayaran, PBF akan datang ke apotek, selanjutnya: 1. Faktur asli diserahkan kepada apotek 2.Apotek membuat tanda terima faktur (rangkap dua) yang ditandatangani apoteker dan diberi stempel apotek Tanda terima faktur asli diserahkan kepada PBF sebagai bukti penagihan kepada apotek pada waktu jatuh tempo. Jika pada faktur terdapat CN (Credit Nota), yaitu barang dikembalikan (misalnya karena tidak sesuai pesanan) maka tanda terima faktur harus dilakukan penyesuaian jumlah uang yang harus dibayarkan ke PBF - Salinan tanda terima faktur disatukan dengan faktur asli untuk diarsip pada buku kas keluar dan faktur asli disimpan pada ordner kas keluar sesuai dengan bulannya. c. Pada tanggal pembayaran yang telah disepakati, tagihan dibayarkan apotek kepada petugas PBF yang datang ke apotek : Tanda terima faktur asli diserahkan kembali ke apotek terang petugas PBF, dan disimpan kembali sebagai arsip apotek. 2.7.2.6 Perencanaan Penataan dan Penyimpanan Perbekalan Farmasi Penataan perbekalan farmasi merupakan faktor penentu kelancaran kegiatan operasional di apotek. Adapun maksud dan tujuan penataan dan penyimpanan di apotek adalah : 1. Penggunaan ruang yang optimum dari ruang yang tersedia 2. Mengurangi kehilangan waktu dan energi karena gerak selama pelayanan 3. Memudahkan pekerjaan dan pengambilan barang - Pada faktur asli diberi tanda lunas serta tanda tangan dan nama

50

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 4. Memberikan kenyamanan kepada pasien/klien 5. Mengurangi biaya pemeliharaan 6. Untuk menjamin stabilitas obat. Penataan dan penyimpanan perbekalan farmasi di Apotek NITHA FARMA diatur berdasarkan : 1. Penggolongan obat a. Obat bebas, bebas terbatas, obat tradisional, kosmetika, beberapa alat kesehatan dan PKRT diletakkan pada etalase di bagian depan apotek agar konsumen bebas memilih sesuai keinginannya. Penataannya dilakukan berdasarkan jenis produk, kelas terapi, bentuk sediaan, dan alfabetis. Lay out diusahakan seefektif mungkin untuk menarik perhatian konsumen dan mempermudah pengambilan produk. b. Obat keras baik generik maupun non generik diletakkan sebagian di rak tertutup di ruang depan dan sebagian di lemari pelayanan di ruang peracikan. Bentuk dan ketinggian lemari dirancang sesuai dengan kapasitas personel apotek. Penataan dibedakan atas bentuk sediaan, generik dan non generik, serta kelas terapi dan alfabetis. c. Alat kesehatan seperti syringe diletakkan pada tempat yang sama di ruang peracikan. d. Obat narkotika dan psikotropika masing-masing diletakkan pada lemari khusus berukuran 100 x 80 x 40 cm dengan 2 lapis pintu dan dengan dua kunci yang berbeda. Pintu pertama sebagai lemari pelayanan dan pintu kedua sebagai gudang. Lemari diletakkan didalam ruang peracikan dalam kondisi terkunci pada tempat yang tidak terlihat umum dan tidak mudah dipindahkan. 2. a. Bentuk sediaan Likuida dry Syrup, dan obat luar (tetes mata, inhaler) b. c. Semisolida Solida : salep, krim, gel, ointment : tablet, kaplet, kapsul : obat dalam (sirup, elixir, suspensi, emulsi,

51

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 3. Kelas terapi Tujuan penataan ini adalah untuk menghindari kesalahan pengambilan obat karena nama maupun kemasan yang hampir sama, selain itu juga untuk memudahkan pemilihan obat jika terjadi substitusi terapetik. Untuk obat obat yang beresiko tinggi yaitu yang mempunyai indeks terapi sempit seperti obat jantung, antidiabetes, dan tranquilizer penataannya disendirikan berdasarkan kelas terapinya, dan kemudian disusun secara alfabetis. 4. Penyimpanan khusus (di lemari pendingin) Di dalam lemari pendingin disimpan sediaan yang tidak stabil pada suhu kamar atau membutuhkan suhu penyimpanan yang rendah, antara lain suppositoria, ovula, tablet penicilin dengan asam klavulanat, sediaan dengan bakteri Lacto bacillus, tablet salut gula dan selaput, sirup, beberapa sediaan injeksi, dan lain-lain. 5. Metode FIFO dan LIFO Metode First In First Out (FIFO) yaitu obat yang datang lebih dulu dikeluarkan keluar lebih dulu, hal ini untuk menghindari obat kadaluarsa. Penataan juga berdasarkan metode Last In First Out (LIFO) yaitu jika obat yang baru diterima atau diterima belakangan waktu kadaluarsanya lebih pendek. 6. Alfabetis Penataan dan penyimpanan obat dan perbekalan farmasi lainnya setelah ditata berdasarkan bentuk sediaan, kelas terapi, setiap kelas ditata secara alfabetis sehingga memudahkan pengambilan. Diatur agar tidak terkena sinar matahari langsung, bebas dari debu. dan memiliki sirkulasi udara dan kelembabannya yang sesuai. Dengan sistem penataan seperti ini, diharapkan akan lebih memudahkan pemilihan obat yang sesuai dengan kebutuhan serta menghindari kesalahan pemberian obat yang dapat berakibat fatal bila berbeda kelas farmakoterapinya. Penataan dan penyimpanan sediaan farmasi memperhatikan faktor lingkungan untuk menjaga stabilitas obat. Faktor lingkungan yang

52

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 diperhatikan dalam penataaan dan penyimpanan obat adalah sinar matahari, suhu dan kelembaban. Diusahakan obat-obat tidak terkena sinar matahari langsung, suhu dijaga dengan sirkulasi yang cukup dan lemari penyimpanan dijauhkan dari kamar mandi karena kelembaban yang relatif tinggi di sekitar kamar mandi. 4.3 4.3.1 Adiministrasi dan Pelaporan Administrasi Apotek NITHA FARMA Untuk ketertiban dan keteraturan dalam pelaksanaan kegiatan, apotek NITHA FARMA melengkapi sistem administrasinya dengan melakukan pencatatan yang meliputi : 1.Pencatatan persediaan Pencatatan sediaan farmasi meliputi pencatatan pada kartu stok gudang dan pencatatan pada kartu stok kecil di lemari peracikan ataupun etalase. Prosedur pencatatan sediaan farmasi : a. Dilakukan pencatatan pada kartu stok gudang untuk sediaan farmasi yang baru datang meliputi nama PBF, diskon PBF, tanggal kadaluarsa, nomor batch, satuan kemasan, harga satuan, jumlah persediaan, jumlah pengeluaran ke lemari, sisa dan paraf pengarsip. Untuk obat-obat narkotika dan psikotropika disimpan dilemari khusus, yang terdiri dari dua pintu dipisahkan antara stok gudang dan stok harian. b. Dilakukan pencatatan pada kartu stok lemari untuk obat yang dimasukkan, tanggal pemasukan obat serta jumlah stok pada lemari obat. Setiap pengeluaran sediaan farmasi dari etalase/lemari peracikan dilakukan pencatatan pada kartu stok kecil sehingga setiap saat dapat dipantau jumlah yang keluar dan jumlah yang masih ada. 2.Pencatatan pada buku defekta Pencatatan sediaan farmasi yang habis, tidak ada atau stok tinggal sedikit dilakukan pada buku defekta sehingga memudahkan pengecekan perbekalan farmasi yang harus dipesan pada pihak PBF. Pencatatan dilakukan setiap kali ditemukan adanya sediaan farmasi yang habis, tidak

53

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 ada atau stok tinggal sedikit. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya stock-out (barang habis saat ada permintaan). 3.Pencatatan pembelian Pencatatan pembelian dilakukan untuk pembelian yang dilakukan meliputi pencatatan obat yang datang beserta nomor fakturnya. Catatan pembelian disimpan pada map tersendiri untuk setiap bulannya. 4.Pencatatan tanggal kadaluarsa Pencatatan ini dilakukan pada buku tersendiri. Dibuat pengelompokan berdasar bulan dan tahun expired date masing-masing item sediaan farmasi yang masih ada. 5.Pencatatan penjualan harian Pencatatan penjualan harian dilakukan pada buku tersendiri, kemudian direkap kembali dengan pencatatan pada komputer, dipisahkan antara file penjualan untuk non resep (misalnya obat wajib apotek, alat kesehatan, kosmetik, obat tradisional, obat bebas dan obat bebas terbatas tanpa resep dan komoditi lainnya) dan file penjualan dengan resep dokter. 6.Pencatatan narkotika dan psikotropika Tiap pengeluaran obat narkotika dan psikotropika harus dicatat dalam catatan pengeluaran narkotika dan psikotropika berisi tanggal, nomor resep, nama dan alamat pasien, nama dan alamat dokter pemberi resep, jumlah serta sisa yang ada di persediaan. Hal ini untuk memudahkan pengawasan dan pelaporan pemakaian narkotika/psikotropika tiap bulannya. 7.Pencatatan keuangan Pencatatan keuangan meliputi pengeluaran kas, pemasukan kas, serta pembelian. Pengeluaran kas meliputi : pengadaan obat secara tunai dan kredit, biaya-biaya (listrik, air, telepon, gaji karyawan, perlengkapan apotek, dan lain-lain). Semua bukti pengeluaran diarsipkan dan pengeluaran total dijumlah tiap bulannya. Pemasukan kas meliputi penjualan obat dengan resep, penjualan alat kesehatan, dan komoditas lainnya serta penjualan obat non resep. Tiap hari transaksi yang terjadi serta jumlah uang yang masuk dan yang ada dicatat dalam buku tersendiri

54

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 dan kemudian tiap bulannya dipindahkan ke dalam buku penerimaan kas. Buku pembelian digunakan untuk mencatat semua pembelian yang dilakukan apotek secara tunai dan kredit. 8. Pencatatan pengobatan pasien (PMR) Data masukan berasal dari pencatatan penjualan yang meliputi data pasien, tanggal penjualan, nomor resep, keterangan dokter, nama obat, dan aturan pakai. PMR di apotek NITHA FARMA menggunakan sistem dua kartu, yaitu buku Rekam Pengobatan Pasien yang diberikan kepada pasien dan data untuk apotek dalam bentuk kartu satu lembar. 9.Pencatatan lain-lain a. b. Nota, digunakan sebagai bukti untuk penjualan tanpa resep. dari PBF. c. Kuitansi, digunakan untuk bukti penjualan dengan resep. atau apabila ada permintaan dari pasien. e. Etiket, digunakan dalam pelayanan resep untuk memberikan keterangan bagi pasien terhadap obat yang diserahkan, berisi informasi pemakaian obat, nama pasien, tanggal dan nomor resep. f. Form pemberian informasi, digunakan untuk memberikan informasi tertulis tentang cara pemakaian obat serta hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pasien selama terapi obat. Pengelolaan keuangan dilakukan dengan melihat setiap pencatatan dalam laporan keuangan harian dan bulanan, banyaknya uang yang masuk dari hasil penjualan serta berdasarkan laporan pengeluaran untuk biaya usaha. Pengeluaran keuangan harus disertai tanda bukti transaksi seperti nota sehingga proses administrasinya teratur dan benar. 4.3.2 Pelaporan Pelaporan digunakan untuk obat narkotika dan psikotropika yang dilakukan tiap bulan sebelum tanggal 10 pada bulan berikutnya dengan menggunakan format surat pelaporan N-105 untuk obat narkotika dan P-205 d. Turunan resep, diberikan pada pasien yang membeli resep sebagian Tanda terima faktur, digunakan sebagai tanda terima penerimaan obat

55

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 untuk obat psikotropika. Surat pelaporan ini terdiri dari 4 rangkap, ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dan Kepala Balai Besar POM Jawa Timur, serta satu rangkap digunakan sebagai arsip apotek. Lembar pelaporan memuat kode, nama bahan/sediaan, satuan, stok awal, asal dan jumlah penerimaan, penggunaan untuk siapa dan berapa jumlah yang digunakan serta stok akhir obat. Selain pelaporan narkotika dan psikotropika, pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) apotek dilakukan setiap tahun menggunakan SSP (Surat Setoran Pajak) dari kantor pajak. Jumlah pajak yang harus dibayar dihitung berdasarkan pada laporan keuangan apotek per tahun. Alur pengadaan, penataan, administrasi dan pelaporan obat yaitu di apotek NITHA FARMA dapat digambarkan sebagai berikut :

56

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94
Buku Barang H abis

P re c n a P m sa a e na a n e e n n (je is , ju la n m h , d nd a istrib to u r

N rko a tika

P siko p tro ika

Sd a u u e ia n m m d na t a la ke h ta se a n

S ra P s n n u t ea a N rko a tika

S ra P sa a u t e nn P siko p tro ika

S ra P sa a u t e nn Sd a u u e ia n m m d na t a la ke h ta se a n , se ke su ia rta se a n

P m riksa nb ra g d ta g e e a a n a n , fa r ktu d n a su t p sa a e g n ra e n n

P n a ta T n g l e c ta n a g a ka a a d lu rsa

P m riksa nH rg e e a a a

P n ta nd n ea a a Pn pnn e yim a a

N rko a D n a tik a P iko p s tro ika

Sd a u u e ia n m m

Le a m ri N rko a tika d n a P iko p s tro ika

K la T ra i e s e p

K n is od i Pn pnn e yim a a

B n k se ia n e tu d a

A b tis lfa e

K rtu sto o a a k bt

Keterangan : Sediaan umum yaitu obat-obatan selain narkotika dan psikotropika (Obat bebas, Bebas terbatas, dan Keras)

P n a ta d n P la o n e c ta n a e p ra

Gambar 2.2 Alur pengadaan, penataan, administrasi dan pelaporan obat di apotek NITHA FARMA

5.8

Rencana Pengembangan Untuk berjalannya sebuah apotek secara berkesinambungan dibutuhkan

perencanaan antisipasi masalah yang dapat muncul, sehingga apotek beserta orangorang di dalamnya dapat siap dan mempunyai solusi untuk setiap masalah yang mungkin muncul dengan menggunakan 3 komponen; regulasi, edukasi, dan managerial. Regulasi berarti membuat suatu aturan untuk dijalankan. Edukasi dengan meningkatkan pengetahuan kepada personel apotek. Managerial dengan melakukan penataan pengelolaan.

57

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 5.1 Sumber daya manusia Dari perkembangan apotek dapat dilihat perlu atau tidaknya penambahan SDM, peningkatan jumlah personel di apotek dapat dilakukan secara bertahap. Selain itu juga dilakukan upaya dalam meningkatkan kesejahteraan SDM yang ada, yaitu : Pemberian THR dan reward pada saat-saat khusus Memberikan bonus jika terjadi peningkatan penjualan. Mengadakan rekreasi bersama pegawai dan keluarganya Sedangkan upaya yang dilakukan untuk peningkatan kualitas SDM, antara lain 5.2 Memberikan pelatihan kepada pegawai untuk meningkatkan keahlian dalam pelayanan kefarmasian Mengikutsertakan pegawai pada seminar-seminar mengenai masalah kefarmasian. Manajemen Semakin maju dan berkembangnya suatu apotek, maka berkembang pula manajemen yang terdapat didalamnya. Pengembangan yang dilakukan Apotek NITHA FARMA salah satunya adalah prosedur standar operasional. Dengan pengalaman sebelumnya, maka perlu dilakukan pembaharuan SOP untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan baik untuk resep, non resep maupun pelayanan swalayan. Selain itu juga melakukan peningkatan variasi jenis produk yang ada di apotek sehingga kebutuhan masyarakat dapat lebih terpenuhi. Pembukaan cabang apotek di wilayah lain sebagai pengembangan manajemen dapat juga dilakukan. Evaluasi terhadap kegiatan perapotekan akan dilakukan setiap akhir bulan untuk mengevaluasi kinerja apotek dan SDM yang berperan di dalamnya. Evaluasi tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah kekurangan apotek yang harus diperbaiki untuk meningkatkan pelayanan di apotek serta meningkatkan kepuasan konsumen.

5.3

Layanan

58

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94 Pelayanan di Apotek NITHA FARMA tidak hanya melayani pembelian perbekalan farmasi dengan resep dokter atau non resep, tetapi apotek juga melakukan pelayanan jasa yaitu :
-

Pemberian konsultasi obat gratis oleh apoteker berdasarkan konsep Pharmaceutical Care Melayani pemesanan perbekalan farmasi via telepon dan jasa pengantaran perbekalan farmasi dengan memberikan penjelasan pada lembar informasi pasien.

Pemberian jasa layanan jemput resep obat ke rumah pasien. Rencana pengembangan pelayanan untuk pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan kadar gula darah dan asam urat. Pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah (homecare), khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis.

Apoteker juga akan melakukan Patient Medication Record (PMR) dilakukan untuk tiap pasien yang datang terutama pasien yang merupakan warga masyarakat sekitar dengan penyakit kronis yng berbahaya.

59

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94

14

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94

15

Business Plan Apotek NITHA FARMA Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 94

16

You might also like