Professional Documents
Culture Documents
OPTIKA GEOMETRI
&
OPTIKA FISIS
PETA KONSEP
OPTIKA Q.S. An-Nur: 35
spirit
dibedakan menjadi
GEOMETRIS FISIS
berdasarkan bidangnya
dibedakan menjadi
Polarisasi
Pemantulan Pembiasan
diimanfaatkan untuk
r2 − r1 = mλ ;(m = 0, ± 1, ± 2, ± 3,…..)
Interferensi destruktif
• Apabila puncak dari gelomabag pertama dan
lembagh dari gelombang kedua, tiba pada
saat yang sama dan pada tempat yang sama,
maka akan terjadi interferensi destruktif.
• Interferensi destruktif akan terjadi manakala
selisih lintasan antara gelombang pertama
dan gelombang kedua (r2-r1) merupakan
kelipatan
r − r = ( m + )λ
2
1
1 gelombang2 (λ).
dari panjang
m+ 1
2
Interferensi
• Cahaya monokromatik yang jatuh pada celah
ganda dengan jarak 0,042 mm, menghasilkan
pinggiran orde lima pada sudut 7,8º. Berapakah
panjang gelombang cahaya yang digunakan?
• Jika cahaya 480 nm dan 620 nm melewati celah
ganda yang berjarak 0,54 mm satu sama lain,
berapa jarak pinggiran-pinggiran orde kedua
untuk kedua panjang gelombang ini pada layar
yang jauhnya 1,6 m?
Difraksi
• Difraksi adalah pembelokan gelombang di
sekitar sebuah rintangan atau melalui sebuah
celah (Young & Freedman Jilid 2, 2003: 616).
• Difraksi cahaya akan terjadi manakala cahaya
mengenai sebuah rintangan yang mempunyai
celah atau tepi.
• Banyak manfaat yang kita peroleh dari
fenomena difraksi cahaya, antara lain tentang
kajian ukuran struktur atom dari benda padat
dan cair yang dapat dilakukan dengan difraksi
sinar X.
Difraksi
• Pada dasarnya, difraksi cahaya merupakan
efek interferensi cahaya yang dihasilkan dari
penggabungan gelombang-gelombang cahaya.
• Pola difraksi dapat dianalisis dengan
menggunakan prinsip Huygens, yaitu “tiap-tiap
titik dari sebuah muka gelombang dapat ditinjau
sebagai sumber sekunder yang menyebar ke
semua arah dengan laju yang sama dengan laju
perlambatan gelombang itu” (Young &
Freedman Jilid 2, 2003: 617).
Difraksi
• Difraksi cahaya dapat terjadi pada celah
tungggal, celah ganda maupun banyak celah.
• Pembahasan kali ini akan difokuskan pada
difraksi cahaya oleh celah tunggal dengan
menganggap cahaya yang digunakan adalah
cahaya monokromatis.
• Apabila cahaya monokromatis mengenai celah
sempit horisontal, maka cahaya yang melewati
celah tersebut akan menyebar secara vetikal,
seperti diperlihatkan pada gambar berikut:
Difraksi
Difraksi
• Misalkan kita tetapkan lebar celah sempit
adalah a dan sudut yang terbentuk antara
bidang horizontal dan pola difraksi
maksimum adalah θ, maka daerah gelap
akan terjadi jika:
a λ atau λ
sin θ = ± sin θ = ±
2 2 a
Difraksi
• Kita dapat juga membagi layar menjadi empat
bagian, enam bagian dan seterusnya, dan
berlaku persaamanan:
(m = ±1, ±2, ±3, …..)
mλ
sin θ =
a
• untuk panjang gelombang (λ) yang jauh lebih
kecil dari lebar celah (a), maka sin θ = θ,
sehingga persamaan di atas dapat kita tuliskan:
mλ (m = ±1, ±2, ±3, …..)
θ= a
CONTOH SOAL
• Jika cahaya 520 nm jatuh pada celah
yang lebarnya 0,0440 mm, maka
berapakah lebar anguler puncak difraksi
pusat?
• Cahaya dengan panjang gelombang 440
nm jatuh pada celah yang lebarnya 3,50 x
10-3 mm. Berapa jauh dari maksimum
pusat akan terdapat pinggiran maksimum
difraksi yang pertama jika layar berjarak
10,0 m?
Polarisasi
• Salah satu fenomena cahaya yang penting dan
bermanfaat dalam kehidupan kita adalah
polarisasi.
• Polarisasi hanya terjadi pada gelombang
transversal, dan tidak terjadi pada gelombang
longitudinal.
• Gelombang cahaya dapat terpolarisasi karena
gelombang cahaya adalah gelombang
transversal, sedangkan gelombang bunyi tidak
dapat terpolarisasi karena gelombang bunyi
termasuk gelombang longitudinal
Polarisasi
• Teori Maxwell mengenai cahaya, yaitu
cahaya sebagai gelombang
elektromagnetik (EM) meramalkan bahwa
cahaya dapat terpolarisasi karena
gelomabang EM merupakan gelombang
transversal.
• Arah polarisasi pada gelombang EM yang
terpolarisasi bidang diambil sebagai arah
vektor medan listrik.
Polarisasi
• Cahaya terpolarisasi bidang, bisa kita peroleh
dari cahaya yang tidak terpolarisasi dengan
menggunakan polaroid.
• Jika satu berkas cahaya terpolarisasi bidang,
jatuh pada polaroid yang sumbunya membentuk
sudut θ terhadap arah polarisasi datang, maka
berkas cahaya akan terpolarisasi bidang yang
pararel dengan sumbu polaroid dan
amplitudonya berkurang sebesar cos θ
Polarisasi
Polarisasi
Intensitas cahaya sebanding dengan kuadarat
amplitudo, sehingga intensitas cahaya
terpolarisasi bidang yang diteruskan oleh
polaroid adalah
I = I o cos θ
2