You are on page 1of 7

Bedah Lagu Gus Dur: Fundamentalisme Konsep Keislaman Gus Dur (Syumuliyatul Islam Bernafaskan Lokal dan Berkerudung

Plural) Oleh: Ikhsanudin (Alumni KAMMI dan Partai Bunderan UGM) Islam adalah Rohmatan lil Alamin. Seperti dalam dilemma yang dialami partai Islam, reperesentasi dan strategi electoral kadang harus saling tarik menarik, begitu pula harusnya islam ditampakkan. Syumuliyatul Islam harus tetap merepresentasikan total ajarannya, kaffah, syumul, dengan pengaruh electoral dan ketetarikan kepadanya, bukan akhirnya terlihat mengerikan. Konsepsi jihad, konsepsi dakwah, konsepsi amar maruf nahi mungkar, konsepsi fundamentalisme islam yang ditampilkan sebagai sebuah bentuk kengerian entah disengaja atau tidak, entah oleh diri kita sendiri atau oleh musuh perlu segera diubah. Mencoba mencari sebuah sudut pandang lain melalui sebuah lagu ciptaan Gus Dur. Seorang yang terlihat controversial, bahkan di cap liberal, tetapi ketika diperhatikan, diteliti, dan dievaluasi, ternyata kebijakannya sangat luar biasa. Tapi kita tidak membicarakan itu semua, hanya ngin mencoba menggali nilai-nilai dari lagunya. Sederhana tapi dalam. Afala taqilun! Astahgfirulloh robbal baroya, astaghfirulloh minal khotoya Robbi zidni ilman naafi wawafiqni amalan sholiha Ya Rosulalloh salamun alaik Ya rofiasa ni wa daroji Atfatan yaji rotal alami Ya uhailalju di wal karomi (Sebelum menyampaikan siir lagu kepada yang laen terlebih dulu untuk memohon ampun kepada Alloh, membersihkan diri, lantas berdoa agar ilmunya ditambah dan dari ilmu itu diberi amal sholeh. Lantas kepada rosul yang mulia yang punya derajat tinggi disisiNya sholawat kita sampaikan) Ngawiti ingsun nglarah siiran (Saya memulai menyanyikan lagu) Kelawan muji maring pengeran (Dengan memuji kepada Tuhan) Kang paring rohmat lan kenikmatan (Yang memberikan rahmat dan kenikmatan) Rino wengine tanpo pretongan (Siang dan malam yang tak terhitung) (Sudah menjadi tradisi yang berlaku umum bagi para ulama dan musonef (pengarang kitab) untuk memuji Alloh dalam awalnya karena tanpe pertolonganNya tidak akan ada ide, tidak akan ada pencerahan. Dan disini Gus Dur ketika mulai menyanyikan lagunya, membaca Bismlillahirohmanirrohim. Mau bernyanyi aja baca bismillah ya?. Karena Kullu Amrin dzi Balin la yubtadau

bibismillahirrohmanirrohim, fahuwa qothun ay abtarun. Semua perkara yang mempunyai kebaikan yang tidak dimulai dengan bismillah itu tidak sempurna seperti hewan yang putus ekornya. ) Duh poro konco priyo wanito (Wahai temanku laki-laki dan perempuan) Ojo mung ngaji syareat bloko (Jangan hanya mempelajari syareat saja) Gur pinter dongeng, nulis, lan moco (Hanya bisa bercerita, menulis, dan membaca) Tembe mburine bakal sangsoro (Tetapi akhirnya menjadi sengsara) (Dalam sistem kepercayaan bangsa yang umum berlaku saat ini Islam dikerdilkan hanya sebagai syareat. Syareat adalah syara dan syara adalah hukum-hukum agama yang berisis muamalah, ibadah, dan akhlaq. Apakah itu cukup di zaman modern kalabendu ini????? Tidak. Sungguh pengertian Al Islam bukanlah syareat saja yang bersifat qouliyah, tapi juga menyangkut sistem yang bersifat kauniyah. Di dalamnya ada ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat orang terampil mengelola alam. Sudah lupakah dengan model UFO (Piring Terbang) yang ditemukan Dr Fahmi Basya dari UIN Jawa Tengah di Al Quran? Karena ilmu pengetahuan teknologi adalah kompetensi dan ketrampilan. Dalam zaman ini mereka yang menguasai agama saja, syara saja akan lumpuh, dan mereka yang menguasai teknologi dan ketrampilan saja akan buta. Mereka yang punya keduanya yang punya sayap kanan kiri yang lengkap, sehingga pesawat kehidupan benarbenar stabil jalannya. Einstein saja mengatakan itu, mengapa kita tidak?? Dan satu lagi, banyak pendengar lagu ini dari kalangan nahdiyyin yang memang tersebar di pelosok pinggiran. Dan lagu ini sesungguhnya adalah sebuah nasehat keras bagi kalangan-kalangan yang memang secara imu dan teknologi dalam garis alienasi. Tapi mereka yang dapat hikmah adalah yang mengamalkan : Afala Taqilun. Di zaman akhir harus punya 2 jimat ini, karena sungguh peradaban Islam masa lalu terjadi berkat ini. Astrolabe siapa yang menemukan? Teknologi penyembukan penyakit cacar siapa yang menemukan? Lensa dan teropong siapa yang menemukan? Konsep mata bisa melihat? Angka 0 siapa yang menemukan? Qonun (piano) siapa yang menemukan? Munjaniq siapa yang menemukan. Wahai manusia yang ingin menegakkan ustadiatul alam, sudahkan ini menajdi nafasmu? ) (Konsepsi syumuliyatul Islam) Akeh kanga pal Quran Hadise (Banyak yang hafal Quran dan Hadits) Seneng ngafirke maring liyane (Tapi suka mengkafirkan kepada golongan lain) Kafire dhewe gak digatekke (Padahal sifat kekafirannya sendiri tidak diperhatikan) Yen isih kotor ati akale (Jika masih kotor hati akalnya)

(Potret Islam yang diambil parsial akan melahirkan sebuah tampilan Islam yang kaku dan letter lejk. Padahal Islam itu luwes dan luwes. Banyak yang dahinya hitam karena banyak sujud, dzikirnya mengembang, bajunya gamis bersih yang menegakkan sholat, tetapi mudah menjastifikasi bahwa yang lain sesat, salah, dan kafir. Menyalahkan umat Islam lain hanya karena khilafiyah non-usul (furu). Tetapi malah bersekutu dengan mereka yang jelas kafirnya, jelas slahnya. Masih ingatkah dengan fatwa tentang Irak? Amerika boleh mnyerang Irak, karena mereka ahlul bidah. Karena lebih berbahaya ahlul bidah, yaitu merasa benar padahal itu salah, daripada ahlul kufur yang jelas kufur katanya. Saya khawatir apakah ini khowarij yang ayat Quran tidak sampai di hatinya. Yang saat itu telah disinyalir Rosul dan disabdakan beliau ketika seorang lelaki berdahi hitam protes pada Rosul. Makanya sungguh beruntung mereka yang belajar Fiqih Dakwah, Fiqih Awlawiyat, dan Fiqih Khilafiyah, apalagi ditambah Fiqih Muwazanah). Tepatlah mereka yang mempunyai definisi yang usul dan yang furu yang asholah dan yang muashiroh. Begitu banyak manusia yang muslim tetapi pemikiranya tidak Islam. Yang mengaku Islam tetapi fikroh dan tindakannya tidak Islami. Yang mengaku Islam namun tidak punya kesadaran Islami. Ada yang mudah menuduh orang lain sesat, tetapi adapula yang tidak tegas mengatakan yang benar-benar sesat itu sesat. Banyak juga yang terjebak pada logika yang salah. Salah satunya tentang hadist: Ikhtilafi ummati rohmatun. Kalangan ini mengatakan logika yang berbahaya. Mereka menolak hadist ini dengan alasan: Jika ikhtilafi ummati adalah rohmat berarti Persatuan Umat adalah adzab. Padahal menurut salah seorang salaf pada tahun sekitar 309 H (namanya lupa, ada di Fiqih Khilafiyah, Dr Yusuf Qordhowi) orang yang mengatakan logika seperti ini kalau tidak keras kepala ya mulhid (atheis). Wallohu alam. Inilah sesungguhnya Islam butuh akhlaq, butuh kebijaksanaan, butuh kemoderatan. Ia adalah pedang, yang akan membuat orang terlihat gagah, menjadi pahlawan, atau terlihat mengerikan. Kalau manusia tahu kapan harus menyrungkan pedang, kapan harus mengeluarkanya maka barulah ia mendapatkan sesuatu yang seharusnya di dapatkan). (Konsepsi syumuliyatul Islam). Gampang kabujuk nafsu angkoro (Mudah terbujuk nafsu angkara) Ing pepaese gebyare dunyo (Oleh indahnya gemerlapnya dunia) Iri lan meri sugihe tonggo (Iri dan dengki akan kekayaan tetangga) Mulo atine peteng lan nisto (Sehingga hatinya gelap dan nista) (Sudah jelas) Ayo sedulur jo nglaleake (Wahai saudara jangan pernah lupa) Wajibe ngaji sak pranatane (Wajibnya ngaji dan tatanannya) Go ngendelake iman tauhide (Untuk menebalkan iman dan tauhidnya)

Baguse sangu mulyo matine (Bekal yang baik dan matinya mulia) (Jangan pernah lupa wajibnya belajar: Uthlubul ilma minal mahdi ilallahdi (dari bandulan sampai liang lahat), Uthlubul ilma walaw bissin. Tholabul ilmi faridhotun ala kulli muslimin wa muslimatin. Sudah jelas. Tapi ada pertanyaan sesudahnya, apa itu???? Ada kalimat sak pranatane (dan tatanannya). Ngji dan tatannnya. Emang apa tatanan ngaji itu???? Ini yang dijawab oleh Al Ghozali dalam Bidayatul Hidayahnya (versi TK nya Ihya Uumuddin). Ada kaidah jelas: Manizdad ilman walm yazdad hudan, lam yazdad minallohu illa budan (Barang siapa yang tambah ilmunya tapi tidak bertambah petunjuknya, tak akan bertambah kepada Alloh melainkan hanya semakin jauh). Ngeri. Bodoh salah, pintar dan tidak beramal juga salah. Hufff. Ada lagi Inna asaddanasi adaban yaumal qiyamati alimun la yangfahullohu biilmihi (mereka yang paling keras siksanya di dunia adalah orang alim yang Alloh tidak member kemanfaatan pada ilmunya). Tambah ngeri. Lalu Kaburo Maqtan indallohu an taquluna ma la tafalun. Ini satu, yang kedua adalah SUDAH HILANGNYA unggah ungguh manusia dalam mencari ilmu. Kitab talim mutaalim adalah kitab yang sudah banyak ditinggalkan. Ada yang beralasan ada beberapa hal yang tidak logis yang tidak ada dasarnya, missal dilarang melihat tulisan kuburan agar hafalannya kuat dll. Tetapi bagaimanapun juga isinya luar biasa. Tatanan ini yang sekarang banyak ditinggalkan manusia sehingga ilmunya tidak bermanfaat. Menguasai ilmu ia, tetapi kalau tidak bermanfaat??? Belajar tentang mesin tetapi ilmunya tidak bermanfaat, malah kerjanya di bidang sastra, mungkin ini bagian dari ketidakmanfaatan ilmu. Patut kita evaluasi, banyak murid yang tidak tadhim gurunya, dosennya. Padhal mereka telah mendidik jiwnya dengan ilmu. Padahal luar biasa contoh salafusholeh tadim pada gurunya. Tadhim bukanlah taqlid buta. Dan sampai saat ini belum ada yang mampu meniru tadhimnya orang NU pada gurunya, walaupun ada ya perlu dikoreksi pada taqlidnya. ) Kang aran sholehbagus atine (Yang namanya sholeh adalah hatinya baik) Kerono mampang sari ngilmune (Karena sari ilmunya terpampang jelas) Lagu tok record lan marifate (Lagu kamu rekam dan marifatnya) Ugo hakeqot manjing rasane (Dan juga hakekat rasanya masuk) (Tidak akan berguna lagu ini. Hanya akan menjadi dngengan belaka, ketika hakekat dan marifatnya tidak diambil. Tidak perlu mencapai taraf ekstase/syauq/mabuk cinta pada Alloh untuk mencapai ini. Tetapi dengan pencerahan hati dan fikiran, mentadabburi pesan-pesan langit yang bernuansa lokal yang didasari oleh wahyu dan sabda rosul ini hakekat lagu dan pengetahuan dan kefahaman akan isi lagu ini akan terbentuk). Kalau sudah menjadi tekad yang kuat, semoga menjadi tindakan yang mengubah segalnya menjadi lebih baik.

Al Quran Qodim Wahyu minulyo (Al Quran itu Qodim dan wahyu yang mulia) Tanpo tinulis biso diwoco (Tanpa ditulis bisa dibaca) Iku wejangan guru waskito (Ini wejangan guru waskita) Den tancepake ing njero dhodo (Ditancapkan di dalam dada) (Gus Dur berkata dalam lagunya: Saya bukan seorang mutazilah yang mengatakan bahwa Al Quran itu makhluq. Al Quran itu Qodim dan Qodim itu sifat Alloh. Karena makhluq itu hudust. Dan syumuliyatul Islam kembali diucapkan disini. Al Quran itu harus menjelma mnjadi manusia yang brjalan. Al Quran berjalan harus disebarka disetiap pelosok bumi. Akhlaq Nabi adalah Al Quran. Nabi adalah Al Quran yang berjalan. Kebijakaanya adlah keibijakan Al Quran. Hukum yang ditegakkan adalah hukum Al Quran. Fikroh yang difikirkan adalah fikoh AL Quran. Manhaj hidup yang berjalan adalah manhaj Al Quran. Udkhulu fi ssilmi kaffah. Bisa dibaca efeknya. Bukan hanya symbol belaka. Quran diturunkan bukan untuk menjadi symbol belaka, apalagi hana pengusir hantu dan argumentasi untuk menang debat. Tapi ia adalah idealitas yang harus diwujudkan mejadi realitas yang membumi. Ia harus menjadi jiwa yang tertanan dalam dada manusia, sehingga ketika Quran itu tegak dijiwanya akan tegak dalam tindak lakunya, dan akan tegaklah dunia dibawah naungan Al Quran. Ini baru satu, satu lagi adalah realitas alam, jika ada ayat Qouliyah, disi lain ada ayat kauniyah yaitu alam semesta. Sesuatu yang tidak tertulis tetapi bejalan dan ketika diamati bisa dibuat hukum yang hukum itu untuk digunakan manusia. F=ma. Ev=1/2 mv2. Ep=mgh. E=mc2. I=mv. Apakah hukum-hukum ini tertulis di alam?? Oh tidakk.. Tetapi bisa dibaca dari realitas. Inilah yang harus dibaca. IQROOO, bacalah realitas alam, bacalah teks, dan apa yang dimaksud teks adalah semua yang di depan mata, itulah teks, itulah teks..ada fenomena, ada imaginasi, ada ideology, itulah teks, ada yang semu, ada yang bisa dilihat,ada yang invisible..itulah teks) Kumantil ati lan fikiran (Terdapat dalam hati dan fikiran) Ngrasuk ing badan kabeh njeroan (merasuk di badan semua di dalam) Mukjizat rosul dadi pedoman (mukjizar rosul jadi pedoman) Minongko dalan majinge iman (Sebagai cara masuknya iman) Kelawan Alloh kang Moho Suci (Kepada Alloh yang Maha Suci) Kudu rangkulan rino lan wengi (Harus berangkulan siang dan malam) Di tirakati diriyadhoi (Ditirakati dan diriyadhohi) Dzikir lan suluk jo nganti lali (Dzikir dan suluk jangan sampai lupa)

(Kebersamaan terhadap Alloh (maiyatulloh) harus ditegakkan, karena itulah sunggu merupakan keharusan. Dan untuk maiyatulloh harus marifatulloh. Meresa yang bersama Alloh akan memperoleh banyak keuntungan. Kita sedang berjual beli dengan Alloh. Alloh mempunyai capital raksasa. Ketika kita berbisnis dengan ALLOH dan selalu bersamaNya, maka Alloh akan adalah mata ketika kita mlihat, adalah kaki ketika berjalan, adalah tangan ketika memgang, adalah telinga ketika mendengar. Bukankah besar sekali Rate of Return nya???? Ketika kita mendekatiNya berjalan, ALloh berlari mendekati kita. Ketika kita mendekatinya sejengkal, Alloh mendekati kita sehasta. Begitu luar biasa seandainya kita berinvestasi pada Alloh. Dan ada dzikir ada SULUKSULUK adalah ways of life/cara hidup/tindak lampah. Tindak lampah Islami, inilah Syumuliyatul Islam.. Uripe ayem rumongso aman (Hidupnya sejahtera merasa ama) Dununge roso tondo yen iman (Adanya rasa tanda jika beriman) Sabar narimo najan pas-pasan (Sabar menerima walau pas-pasan) Kabeh tinantir saking pengeran (Semua itu berasal dari Alloh) Kelawan konco dulur lan tonggo (Kepada teman saudara dan tetangga) Kang podo rukun ojo nesiyo (Yang rukun jangan bertengkar) Iku sunahe rosul kang mulyo (Ini sunnah rosul yang mulia) Nabi Muhammad panutan kito (Nabi Muhammad panutan kita) Ayo nglakoni sekabehane (Ayo pada melakukan ajaran itu semuanya) Alloh kang bakal ngangkat derajate (Alloh yang akan menganggkat derajatnya) Senaja asor toto dhohire (Walaupun rendah tata dhohirnya) Ananging mulyo maqom derajate (Tetapi sesungguhnya mulia makom derajatnya) Lamun palastro ing pungkasane (Jika sudah sampai pada akhirnya) Ora kesasar roh lan sukmane (Tidak akan tersesat roh dan sukmanya) Den gadang Alloh swargo manggone (Di harapkan Alloh masuk surge) Utuh mayite ugo ulese (Utuh mayit dan kafannya) Hadanalloh wa iyyakum wal afwa minkum

Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh (Dinikmati langsung tanpa celupan dari komentator, Bagaimana rasanya???) (Begitulah sedikit hal yang bisa saya tulis sebagai bagian ari pembelajaran. Mohon koreksinya dari rekan-rekan jika ada kata-kata yang salah dan perlu dikoreksi). Semoga kita ditunjukkan jalan yang lurus kepadaNya. Amien. Al Faqir Alalloh Ikhsanudin (Muhandisul Kimiawi)

You might also like