Professional Documents
Culture Documents
KONSEP
KONDISI FAKTOR
KONDISI PERMINTAAN
LINGKUNGAN BISNIS
SUMBERDAYA YG DIANUGERAHKAN
PERMINTAAN DOMESTIK
PERISTIWA PELUANG
JANGAN HAMBURKAN
MENGERTI
PEMBANGUNAN WILAYAH
TRANSFORMASI SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA
Masyarakat Tradisional Masyarakat Berkembang Masyarakat Maju
SDA dan LH
MANAJEMEN SUMBERDAYA
SDM
yg
jelas
PROSES MANAJEMEN
KELOMPOK SASARAN
FAKTOR LOKASI
Mengintegrasikan sistem nilai yg disepakati bersama seluruh stakeholders Terukur Terintegrasi ke dlm SPPN Berkelanjutan
PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH BERKELANJUTAN TATA PEMERINTAHAN KESINERGIAN DAN FOKUS KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUT AN
Definisi PEL
World Bank PEL sebagai proses yang dilakukan secara bersama oleh pemerintah, usahawan, dan organisasi non pemerintah untuk menciptakan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di tingkat lokal. Blakely and Bradshaw PEL adalah proses dimana pemerintah lokal dan organsisasi masyarakat terlibat untuk mendorong, merangsang, memelihara, aktivitas usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan International Labour Organization (ILO) PEL adalah proses partisipatif yang mendorong kemitraan antara dunia usaha dan pemerintah dan masyarakat pada wilayah tertentu, yang memungkinkan kerjasama dalam perancangan dan pelaksanaan strategi pembangunan secara umum, dengan menggunakan sumber daya local dan keuntungan kompetitif dalam konteks global, dengan tujuan akhir menciptakan lapangan pekerjaan yang layak dan merangsang kegiatan ekonomi. A. H. J. Helming PEL adalah suatu proses dimana kemitraan yang mapan antara pemerintah daerah, kelompok berbasis masyarakat, dan dunia usaha mengelola sumber daya yang ada untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan merangsang (pertumbuhan) ekonomi pada suatu wilayah tertentu. Menekankan pada kontrol lokal, dan penggunaan potensi sumber daya manusia, kelembagaan dan sumber daya fisik. 7
N o 1.
Fokus Meningkatkan daya saing Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan Meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi Berorientasi kepada pemerataan
Kelebihan Berorientasi bukan hanya kepada tujuan yaitu pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja akan tetapi juga kepada proses
Kelemahan Tidak dijelaskan: aspek kelokalannya Kelayakan lapangan kerja bagaimana proses pelibatan stakeholder tersebut apakah harus partisipatif atau tidak. aspek lokasi dimana PEL tersebut dilaksanakan atau terjadi. Tidak dijelaskan: Kelayakan lapangan kerja keberlanjutan dari penciptaan lapangan pekerjaan tersebut. Aspek pemerataan aspek kelokalannya bagaimana proses pelibatan stakeholder tersebut apakah harus partisipatif atau tidak Tidak menjelaskan aspek lokasi 8
2.
Blakely Bradshaw
dan
Berorientasi bukan hanya kepada tujuan akan tetapi juga kepada proses
N o 3.
Fokus Proses harus partisipatif Lokasi PEL pada wilayah tertentu Menciptakan lapangan pekerjaan yang layak Merangsang kegiatan ekonomi
Kelebihan Berorientasi kepada output dan proses. Pelibatan stakeholder harus partisipastif Sifat kelokalan ditunjukkan dari penggunaan sumber daya local Aspek lokasi ditunjukkan bahwa PEL dilakukan pada wilayah tertentu. Berorientasi kepada output dan proses. Aspek lokasi ditunjukkan bahwa PEL dilakukan pada wilayah tertentu. Sifat kelokalan ditunjukkan dari penggunaan sumber daya lokal
Kelemahan Tidak menjelaskan keberlanjutan pembangunan aspek pemerataan aspek lokasi dimana PEL tersebut dilaksanakan atau terjadi.
4.
A. H. J. Helming
Kemitraan antar stakeholder Kontrol lokal Merangsang pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan
Tidak mencantumkan keberlanjutan pembangunan Tidak menjelaskan aspek pemerataan bagaimana proses pelibatan stakeholder tersebut apakah harus partisipatif atau tidak Kelayakan lapangan kerja tersebut 9
Definisi PEL
Berdasarkan analisis thd kelebihan dan kelemahan dari beberapa definisi tentang PEL (a.l. Bank Dunia, ILO, Blakely & Bradshaw, dll) dan penyesuaian thd kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat di Indonesia, PEL didefinisikan sbb.
PEL adalah usaha mengoptimalkan sumber daya lokal yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal dan organisasi masyarakat madani untuk mengembangkan ekonomi pada suatu wilayah.
10
Fokus PEL
Definisi PEL tersebut memfokuskan kepada:
1. 2.
Peningkatan kandungan lokal; Pelibatan stakeholders secara substansial dalam suatu kemitraan strategis; 3. Peningkatan ketahanan dan kemandirian ekonomi; 4. Pembangunan bekeberlanjutan; 5. Pemanfaatan hasil pembangunan oleh sebagian besar masyarakat lokal; 6. Pengembangan usaha kecil dan menengah; 7. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai secara inklusif; 8. Penguatan kapasitas dan peningkatan kualitas sumber daya manusia; 9. Pengurangan kesenjangan antar golongan masyarakat, antar sektor dan antar daerah; 10. Pengurangan dampak negatif dari kegiatan ekonomi 11 terhadap lingkungan.
Dimensi PEL
Dimensi atau batasan PEL adalah sebagai berikut: (1) Pengertian lokal yang terdapat dalam definisi PEL tidak merujuk pada batasan wilayah administratif tetapi lebih pada peningkatan kandungan komponen lokal maupun optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lokal. (2) PEL sebagai inisiatif daerah yang dilakukan secara partisipatif.
(3) PEL menekankan pada pendekatan pengembangan bisnis, bukan pada pendekatan bantuan sosial yang bersifat karikatif.
(4) PEL bukan merupakan upaya penanggulangan kemiskinan secara langsung. (5) PEL diarahkan untuk mengisi dan mengoptimalkan kegiatan ekonomi yang dilakukan berdasarkan pengembangan wilayah, pewilayahan komoditas, tata ruang, atau regionalisasi ekonomi.
12
2. Terbangun dan berkembangnya kemitraan dan aliansi strategis dalam upaya percepatan pengembangan ekonomi lokal diantara stakeholder secara sinergis.
3. Terbangunnya sarana dan prasarana ekonomi yang mendukung upaya percepatan pengembangan ekonomi lokal.
Heksagonal PEL
Kelompok Sasaran Proses Manajemen Faktor Lokasi
Pengembangan Ekonomi Wilayah Berkelanjutan
Tata Kepemerintahan
Faktor 3
Faktor 1 Faktor 1
15
Kelompok Sasaran
Pelaku usaha lokal
Investor Luar
16
Kelompok Sasaran
Investor luar:
Peraturan ttg kemudahan investasi, informasi prospek bisnis, kapasitas berusaha dan hukum, keamanan, kampanye, pusat pelayanan investasi
Faktor Lokasi
Faktor Lokasi Terukur
18
FAKTOR LOKASI
Faktor lokasi terukur:
Akses ke dan dari lokasi, akses ke pelabuhan laut dan udara, sarana transportasi, infrastruktur komunikasi, infrastruktur energi, ketersediaan air bersih, tenaga kerja trampil,Jml Lembaga Keuangan lokal,
Pembangunan Wilayah
20
Pembangunan Wilayah
Kebijakan: kwsn ind, pusat pertumbuhan, pengemb. Komunitas, kerjasama antar daerah, tata ruang PEL, jaringan usaha antar sentra, sistem industri berkelanjutan
21
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Ekonomi
Sosial
Lingkungan
22
Pembangunan Berkelanjutaan
Ekonomi:
Pengembangan Industri pendukung, perusahaan dgn Business Plan, perusahaan dgn inovasi
Sosial
Kontribusi thd kesejahteraan, PEL & adat/kelembagaan lokal
Lingkungan
Penerapan amdal, daur ulang, kebijakan Konservasi Sumber Daya Alam
23
TATA KEPEMERINTAHAN
Kemitraan Pemerintah dan Dunia Usaha
Pengembangan Organisasi
24
Tata Kepemerintahaan
Kemitraan Pemerintah & dunia usaha:
Kemitraan: infrastruktur,promosi & perdagangan, pembiayaan
Pengembangan Organisasi
asosiasi industri: status, peran, manfaat
25
PROSES MANAJEMEN
Diagnosis Partisipatif
26
Proses Manajemen
Diagnosa secara partisipatif
Analisis & Pemetaan: potensi ekonomi, daya saing, kondisi politis lokal, serta identifikasi stakeholder
Identifikasi Stakeholder
TAHAP I
Analisis Data
Pengumpulan Data
TAHAP II
RKPD
APBD
Pelaksanaan PEL
TAHAP IV
TAHAP V
28
29
30
31
Tahap II Kajian Cepat Status PEL Langkah 3 Pengumpulan Data Tujuan:Mengumpulkan data dasar PEL maupun data yang sesuai dengan kuesioner Output:Terkumpulnya data dan informasi tentang PEL Caranya : melalui FGD mengisi instrumen tersedia
32
Langkah 4 Analisis Data Tujuan:Menganalisis data dengan menggunakan Rapid Assessment Techniques for Local Economic Development (RALED) Output:Hasil Analisis PEL
33
34
Langkah 6 Identifikasi Faktor Pengungkit PEL Tujuan: Mengidentifikasi faktor pengungkit dari setiap aspek/komponen dari Heksagonal PEL Output: Faktor pengungkit dari setiap aspek/komponen Heksagonal PEL
35
Tahap III Penyusunan Rencana dan Anggaran Langkah 7 Penyusunan Rencana Tindak dan Pembiayaan PEL
Tujuan: Menyusun rencana tindak PEL dan anggarannya berdasarkan faktor pengungkit PEL yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan melibatkan pemangku kepentingan lainnya secara partisipatif. Output: Rencana tindak PEL dan anggaran partisipatif terutama faktor pengungkit menjadi prioritas. Rencana tindak dimaksud: di sektor pemerintah setiap SKPD menyusun rencana tindak secara terpadu dgn SKPD lain dgn dikoordinasikan oleh Bappeda.
36
Langkah 8 Penyusunan Rencana Bisnis Tujuan: Menyusun rencana bisnis berdasarkan faktor pengungkit PEL yang dilaksanakan oleh dunia usaha dan organisasi masyarakat madani Output: Rencana bisnis PEL
37
Tujuan: Memasukkan rencana tindak dan rencana bisnis ke dalam dokumen perencanaan daerah baik dalam jangka pendek maupun jangka menengah Output: Dokumen perencanaan daerah yang telah memuat rencana tindak dan rencana bisnis PEL
38
Langkah 10 Pelaksanaan PEL Tujuan: Melaksanakan rencana tindak dan rencana bisnis PEL yang telah disusun oleh seluruh pemangku kepentingan kunci sesuai dengan tugas pokok dan fungsi mereka Output: Kebijakan yang mendukung PEL
39
Tahap V Monitoring dan Evaluasi PEL Langkah 11 Monitoring dan Evaluasi PEL Tujuan: Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan PEL secara partisipatif oleh seluruh pemangku kepentingan kunci Output: Pembangunan ekonomi wilayah yang berkelanjutan
40
41
2.
3.
Kepastian berusaha dan hukum (a.l. ijin lokasi usaha, tata ruang, arbitrase, persaingan usaha, peradilan niaga)
0 = tidak tersedia 1 = tersedia tetapi kurang informatif/lengkap/tidak mutakhir 2 = tersedia dan informatif, lengkap dan mutakhir 0 = tidak ada (sering terjadi perubahan kebijakan, lemahnya penegakan hukum) 1 = ada (tidak terjadi perubahan kebijakan, ada penegakan hukum) 0 = Tidak ada 1 = ada intesitas 2x/thn 2 = ada intensitas > 2x/th
4.
42
Abbreviation
PEL
Attributes V
KELOMPOK SASARAN
>
KELOMPOK SASARAN
Reference PEL
GOOD - best attribute values BAD - worst attribute values UP - half good, half bad DOWN - opposite to UP
2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 2 1 0 2 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 0 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Anchor PEL
Insentif pemda dalam bentuk pemberian dana stimulan, dan keringanan biaya perijinan
Keamanan
43
40
20
0 0 20 40 60 80 100 120
-20
-40
44
Dimensi/Aspek PEL
Kelompok Sasaran Faktor Lokasi Kesinergian dan Fokus Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan Tata Pemerintahan Proses Manajemen
Nilai Indeks
Kelompok Sasaran
100 80 60
Proses Manajemen
40 20 0
Faktor Lokasi
Tata Pemerintahan
Pembangunan Berkelanjutan
45
Pembangunan Berkelanjutan
Dari gambar diatas dpt disimpulkan bahwa perlu meningkatkan faktor kesinergian dan fokus kebijakan + Proses manajemen (titik terlemah dari gambar di atas) 46
47
48
Leverage of Attributes
Leverage of Attributes
Kecepatan pengurusan ijin bagi investasi baru Insentif pemda dalam bentuk pemberian dana stimulan, dan keringanan biaya perijinan Pendampingan dan monitoring bisnis pelaku usaha baru Fasilitasi Pelatihan Kewirausahaan bagi Pelaku Usaha Baru Upaya Pemda untuk Peningkatan Teknologi, Manajemen dan Kelembagaan Lokal Promosi Produk UKM dari Pemda
Attribute
Upaya Fasilitasi Permodalan dari Pemda Pusat Layanan Investasi Kampanye Peluang Berusaha Keamanan Kepastian Berusaha dan Hukum Informasi Prospek Bisnis Peraturan tentang Kemudahan Investasi 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed (on Sustainability scale 0 to 100)
49
No 1
1.
2.
Fasilitasi pengembangan teknologi dan manajemen UKM Peningkatan kapasitas kelembagaan daerah dan pemberdayaan organisasi bisnis masyarakat
50
Thn Pelaksanaan
No
4
Faktor Pengungkit
Pusat pelayanan investasi
Strategi
1. Memberikan pelayanan yang prima bagi investor 2. Penguatan Investor Outreach Office (IOO) 3. Meningkatkan dukungan pemerintah setempat dalam menarik investor 4. Menciptakan sistem lembaga keuangan dan pasar yang sehat, dengan fokus pada potensi produk lokal 1. Menciptakan perubahan paradigma berpikir masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup melalui peningkatan ekonomi produktif 2. Mengembangkan publikasi potensi usaha unggulan berbasis kerajinan tangan 3. Menciptakan pekerjaan baru dan merangsang kegiatan ekonomi daerah
Rencana Tindak
Membuat Investor Outreach Office (IOO) Perbaikan sistem lembaga dan pelayanan keuangan Pembuatan sistem informasi pelayanan investasi dengan komputer Meningkatkan kemampuan SDM pada instansi pemerintah dan Kadin/ Asosiasi tentang regulasi dan potensi usaha Mengadakan kampanye ekonomi produktif kepada masyarakat Kerjasama Pemda dan LSM dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat Mengadakan kampanye potensi usaha di tingkat lokal/regionl/nasional dan internasional Pembentukan klaster-sentra industri kecil
0 8
0 9
1 0
1 1
1 2
51
No
6
Faktor Pengungkit
Keamanan
Strategi
1. Menciptakan lingkungan yang aman bagi pengembangan bisnis 2. Pengawasan lingkungan yang terpadu 1. Menciptakan stabilitas yang kondusif 2. Menjamin kepastian berusaha bagi para investor 1. Meningkatkan kemampuan masyarakat bagi pemberdayaan ekonomi 2. Menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan bagi pelaku usaha baru 3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kewirausahaan 1. Menciptakan kesempatan kerja bagi dunia usaha baru 2. Mendukung pengengembangan kewirausahaan oleh masyarakat
Rencana Tindak
0 8
Thn Pelaksanaan
0 9 1 0 1 1 1 2
Pembangunan posko keamanan di berbagai kawasan pusat usaha Terbentuknya petugas keamanan ramah-tanggap lingkungan Adanya peraturan yang jelas bagi investor Pengadaan sarana dan prasarana keamanan Melakukan penyuluhan-penyuluhan hukum bagi masyarakat lokal Menyiapkan tenaga pendamping (fasilitator) bagi pelaku usaha baru Fasilitasi pelatihan kewirausahaan bagi pelaku usaha baru Pelatihan pemberdayaan kelompok UKM melalui pembentukan sentra UKM
Insentif Pemda dalam bentuk pemberian dana stimulan, dan keringanan biaya
Fasilitasi dana stimulan kepada UKM/IKM Regulasi insentif untuk produk unggulan
52
Thn Pelaksanaan
No
10
Faktor Pengungkit
Informasi prospek bisnis
Strategi
1. Membuat gambaran rencana bisnis untuk kegiatan pengembangan UKM dan industri kecil dan jasa serta pariwisata 2. Meningkatkan efektivitas pelaksanaan kegiatan promosi bisnis melalui berbagai jenis layanan informasi dan kerjasama promosi 1. Mendorong partisipasi masyarakat untuk membuka usaha sesuai dengan potensi 2. Menerapkan sistem monitoring dan evaluasi bagi pelaku usaha baru dengan pendampingan
Rencana Tindak
Temu bisnis Membuat gambaran peluang investasi Mengikuti dan menyelenggarakan Pameran Membuat booklet dan leaflet Pembuatan video prospek peluang investasi Membuat dan up dating website
0 8
0 9
1 0
1 1
1 2
11
Sosialisai antar pelaku bisnis lama dan baru Kemitraan dan pendampingan oleh perusahaan besar dengan usaha baru Publikasi perkembangan usaha secara periodik Pertemuan secara berkala membahas perkembangan lingkungan usaha Kaji ulang & Penyusunan peraturan tentang investasi Publikasi buku-buku peraturan tentang investasi Sosialisasi peraturan tentang investasi
12
53
No
13
Faktor Pengungkit
Kecepatan pengurusan ijin bagi investasi baru 1. 2.
Strategi
Menciptakan sistem perizinan terpusat Memberikan kemudahan bagi investor dalam pengurusan perizinan Memberikan pelayanan perizinan yang tidak berbelitbelit, transparan, mudah dan cepat Meningkatkan kemampuan SDM yang terlibat dalam bidang perizinan
Rencana Tindak
0 8
Thn Pelaksanaan
0 9 1 0 1 1 1 2
3.
Pengembangan pusat pelayanan perizinan (KPT). Pengadaan sarana dan prasarana pendukung Penyusunan SOP Sosialisasi SOP Pelatihan bagi staf pelayanan pengurusan izin investasi
4.
54