You are on page 1of 23

Biology Task

Teknologi Reproduksi: Fertilisasi In Vitro dan Inseminasi Buatan Disusun Oleh: Shaskia Kartika Aguira Kelas: IX-A Sebagai Syarat Tugas Akhir Kelas IX Pada SMP Al-Zahra Indonesia Tahun Belajaran 2011-2012

Kata Pengantar
Bismillahhirrahmanirrahim Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua. Tak lupa shalawat serta salam selalu dipanjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Berkat limpahan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas Makalah Biologi ini. Dalam makalah ini, saya akan membahas tentang Bioteknologi Reproduksi: Fertilisasi In Vitro dan Inseminasi Buatan. Tujuan saya membahas topik ini adalah, selain untuk memenuhi amanah dari guru pembimbing saya, Ibu Emilia, sp. , adalah untuk menambah wawasan tentang perkembangan teknologi reproduksi yang semakin hari semakin pesat. Teknologi reproduksi tidak hanya dapat dilakukan pada manusia saja, tetapi bisa juga dilakukan pada hewan dan tumbuhan. Perlu kita ketahu, bahwa teknologi reproduksi lahir karena semata-mata keinginan manusia untuk menembus segala kesulitan yang ada. Teknologi dapat mempermudah manusia, dari hal yang awalnya tidak bisa menjadi bisa. Dari yang awalnya biasa menjadi luar biasa. Dan dari yang awalnya sulit menjadi mudah. Contoh bukti nyata dari penggunaan bioteknologi reproduksi yang membantu manusia adalah, sekarang kita dapat menghasilkan individu baru dengan waktu yang cepat, banyak, dan dengan sifat unggul yang kita inginkan. Atau yang kita kenal dengan teknologi Kultur Jaringan. Kita juga dapat melawan keterbatasan seperti seorang induk yang awalnya tidak bisa mempunyai anak, entah karena alergi sperma atau masalah lainnya, menjadi bisa mempunyai keturunan dengan menggunakan Fertilisasi In Vitro atau yang kita kenal sebagai Bayi Tabung.

Ataupun kita bisa menghasilkan sapi Peranakan Ongole yang terkenal mempunyai pertumbuhan yang relatif cepat dan memiliki kualitas daging yang baik yang merupakan hasil persilangan dari sapi Ongole (India) dengan sapi Jawa yang berwarna putih. Dengan bioteknolgi Inseminasi Buatan atau yang dikenal sebagai Kawin Suntik, kita tidak perlu mempertemukan secara langsung induk jantan dan betina.

Dalam proses pembuatan makalah Biologi ini, saya ucapkan terima kasih pada: 1. Allah SWT, yang telah memberikan saya kesahatan dan kejernihan pikiran dalam pembuatan tugas ini 2. Kedua orang tua saya, yang telah memberikan bantuan baik secara materi maupun moril. Serta motivasi untuk dapat menyelesaikan tugas ini. 3. Ibu Emilia sp. , selaku guru Biologi yang telah memberikan saya bimbingan dengan sabar dan tanpa lelah. 4. Teman-teman saya yang telah menciptakan suasana yang baik dalam melancarkan ide-ide dalam penulisan makalah Biologi ini.

Tidak ada gading yang tak retak, saya menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam makalah Biologi ini yang tidak disengaja dan diluar pengetahuan saya. Untuk itu, saya mohon maaf dan masukannya untuk perbaikkan dikemudian hari.

Wassalamualaikum Wr.Wb

DAFTAR ISI
Kata Pengantar i

BAB I PEMBAHASAN

1.1 Fertilisasi In Vitro/Bayi Tabung A. Definisi B. Prosedur C. Keunggulan Bayi Tabung D. Kelemahan Bayi Tabung 1.2 Inseminasi Buatan A. Definisi B. Tujuan Inseminasi Buatan C. Prosedur Inseminasi Buatan pada Hewan D. Prosedur Inseminasi Buatan pada Manusia E. Keunggulan Inseminasi Buatan F. Kelemahan Inseminasi Buatan BAB II KESIMPULAN DAN SARAN 2.1 Kesimpulan 2.2 Saran

1 1 3 6 6 7 7 9 10 12 13 14 15 15 16

BAB III PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

17 18

BAB I Pembahasan
1.1 Fertilisasi In Vitro/Bayi Tabung A. Definisi
Bayi tabung atau pembuahan in vitro (Bahasa Inggris: In Vitro Fertilisation) adalah sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Bila dilihat dari istilahnya, in vitro berarti in glass atau di dalam gelas. Jadi, proses IVF adalah proses fertilisasi yang dilakukan di laboratorium, bukan di dalam tubuh wanita.
Perintis IVF: Robert G. Edwards dan P.C Steptoe

Prosedur IVF ini adalah salah satu dari banyak prosedur untuk mengatasi kesulitan pasangan suami istri untung memiliki keturunan. Sebab-sebab kesulitan itu yakni, kualitas sperma yang buruk, masalah ovulasi, atau masalah interaksi sel telur dan sperma. Proses IVF terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair.

Teknologi IVF dirintis oleh Robert Geoffrey Edwards dan Patrick Christopher Steptoe pada tahun 1977. Prosedur ini pertama kali berhasil dilakukan di Inggris pada tahun 1978, dimana sebelumnya Robert G. Edwards telah aktif Louise Joy Brown, bayi pertama hasil IVF melakukan penelitian untuk mencari solusi alternatif untuk fertilitas sejak tahun 1966. Bayi pertama hasil IVF adalah, Louise Joy Brown yang dilahirkan di Inggris pada pukul 11.47 tanggal 25 Juli tahun 1978 di Oldham General Hospital melalui operasi Caesar yang telah direncanakan. Louise Joy Brown lahir dengan berat 2,608 kg.

B. Prosedur
1. Pemberian suntikan hormon agar diproduksi sel telur multipel di dalam ovarium (dalam siklus menstruasi normal, hanya dibentuk satu folikel dan folikel tersebut mengandung satu telur). Folikel adalah suatu rongga cairan normal yang terdapat pada sel telur. Pada keadaan yang tidak normal, folikel ini akan terbuka pada siklus menstruasi untuk melepas sel telur. Selanjutnya pasien akan diperiksa untuk menentukan waktu pengambilan sel telur yang tepat.

Folikel

2. Pasien diberikan obat suntik yang berfungsi untuk mematangkan sel telur. Waktu adalah faktor yang sangat penting; sel telur harus diambil sebelum sel telur keluar dari folikel didalam ovarium. Bila sel telur diambil pada waktu yang terlalu dini atau terlalu lambat, sel telur tidak dapat bertumbuh dengan baik. Untuk menentukan waktu pengambilan yang tepat, dokter akan melakukan pemeriksaan darah dan ultrasonografi.

3. Pada prosedur pengambilan sel telur (ovum pick up), pasien akan dibius. Selama prosedur dilakukan, dokter akan melihat folikel yang terbentuk di dalam ovarium dengan ultrasonografi dan sel telur diambil melalui jarum yang dimasukkan. Prosedur ini membutuhkan waktu 30 menit hingga 1 jam.

4. Setelah itu, sel telur akan dicampurkan dengan sperma pasangan di dalam laboratorium. Kemudian sel telur yang telah difertilisasi (embrio) akan disimpan di laboratorium selama 3 sampai 5 hari untuk mencapai pertumbuhan optimal.

Sel telur yang telah diambil dan dicampur dengan sperma pada sebuah cawan

5. Setelah embrio siap, dokter akan mentransfer satu atau lebih embrio ke dalam uterus pasien (embryo transfer). Prosedur ini lebih cepat dan lebih mudah daripada prosedur pengambilan sel telur. Dokter akan memasukkan pipa fleksibel yang disebut kateter melalui vagina dan serviks ke dalam uterus. Untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan, sebagian besar ahli IVF menyarankan transfer 3-4 embrio per prosedur. Namun hal ini dapat meningkatkan risiko kehamilan multipel, yang dapat meningkatkan risiko pada ibu maupun janin.

6. Setelah prosedur transfer selesai, pasien dibiarkan berbaring selama beberapa jam dan boleh pulang 4-6 jam kemudian. Dokter akan melakukan tes kehamilan 2 minggu setelah transfer embrio dilakukan. Jika terdapat kasus sperma pria mempunyai gangguan, maka dokter akan mengombinasikan teknik IVF dengan teknik yang disebut injeksi sperma intrasitoplasma (bahasa Inggris: Intracytoplasmic Sprem Injection/ICSI). Dimana sperma diambil dari cairan semen atau pada kasus tertentu diambil dari testis dan dimasukkan langsung ke dalam sel telur. Setelah terbentuk embrio yang hidup, embrio tersebut ditransferkan ke dalam uterus.

Intracytoplasmic Sperm Injection

C. Keunggulan Bayi Tabung

Dapat memberikan peluang kehamilan bagi pasangan suami istri yang sebelumnya menjalani pengobatan infertilitas biasa, namun tidak pernah membuahkan hasil. Dapat menentukan jenis kelamin anak yang kita inginkan

D. Kelemahan Bayi Tabung

Tingkat keberhasilannya belum mencapai 100% ( >32%) Membutuhkan biaya yang mahal (30-40 juta) Dapat meningkatkan kemungkinan kehamilan multiple (kehamilan kembar, bisa sampai kembar tiga, atau lebih) Kemungkinan terjadinya ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS) yang diakibatkan karena penggunaan obat-obatan sebelum pelaksanaan proses bayi tabung. OHSS adalah penghasilan sel telur yang berlebihan.

1.2 Inseminasi Buatan


A. Definisi

Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (sperma atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut 'insemination gun'.

Lazzaro Spallanzani, Bapak Inseminasi Buatan

Insemination Gun Teknologi IB sudah dilakukan dari berabad-abad lalu. Sejarah awalnya adalah, saat seorang pangeran Arab yang sedang berperang pada abad ke 14. Dalam keadaan itu, kuda yang ditungganginya sedang mengalami birahi. Dengan akal cerdiknya, pangeran tersebut dengan menggunakan tampon kapas, dan mencuri semen dalam vagina seekor kuda musuhnya yang baru saja dikawinkan dengan pejantan yang dikenal cepat larinya.

Tampon tersebut kemudian dimasukkan ke dalam vagina kuda betinanya sendiri yang sedang birahi. Alhasil, kuda tersebut menjadi hamil dan lahirlah kuda baru yang cepat larinya. Lazzaro Spallanzani dianggap sebagai penemu IB, karena Lazarro Spallanzani yang pertama kali melakukan penelitian ilmiah tentang IB pada hewan peliharaan pada tahun 1780. Setelah sukses melakukan percobaan IB pada amfibi, dia terinspirasi untuk mencoba pada anjing peliharaannya yang tiba-tiba birahi menggunakan spuit lancip dan langsung dideposisikan ke dalam uterus. Setelah 60 hari inseminasi, lahirlah 3 anak anjing yang mirip induk dan pejantan yang diambil semennya. Tahun 1782, penelitian tersebut dilanjutkan oleh P. Rossi dengan hasil yang juga memuaskan.

Lazzaro Spllanzani juga membuktikan bahwa daya pembuahan (fertilisasi) semen terletak pada spermatozoanya, bukan pada cairan (plasma) semen. Tahun berikutnya 1803, Lazzaro Spallanzani menyumbangkan kembali keilmuannya tentang pengaruh pendinginan (pembekuan) terhadap viabilitas (daya hidup spermatozoa). Dia berhasil membuktikan bahwa semen kuda yang dibekukan dalam salju atau hawa musim dingin tidak selamanya membunuh spermatozoa, tetapi mempertahankannya dalam keadaan tidak bergerak dan bisa digerakkan kembali dengan dikenai panas (dicairkan). Sperma tersebut mampu bergerak hingga tujuh setengah jam. Berkat jasa-jasanya keilmuannya dalam bidang fisiologi reproduksi, Lazzaro Spallanzani mendapatkan kehormatan sebagai Bapak Inseminasi.

B. Tujuan Inseminasi Buatan


Memperbaiki mutu genetika ternak Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ke tempat yang dibutuhkan, sehingga menghemat biaya Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur Mencegah penularan/penyebaran penyakit kelamin

Proses Inseminasi Buatan pada beberapa hewan ternak

C. Prosedur Inseminasi Buatan pada Hewan

1. Sebelum melaksanakan prosedur Inseminasi Buatan (IB) maka semen harus dicairkan (thawing) terlebih dahulu 2. Keluarkan semen beku dari nitrogen cair dan memasukkannya dalam air hangat atau meletakkannya dibawah air yang mengalir. 3. Suhu untuk thawing yang baik adalah 37C. Jadi semen/straw tersebut dimasukkan dalam air dengan suhu badan 37C, selama 7-18 detik. 4. Setelah dithawing, straw dikeluarkan dari air kemudian dikeringkan dengan tissue. 5. Kemudian straw dimasukkan dalam gun, dan ujung yang mencuat dipotong dengan menggunakan gunting bersih 6. Setelah itu plastik selubung dimasukkan pada gun yang sudah berisi semen beku/straw 7. Sapi dipersiapkan (dimasukkan) dalam kandang jepit, ekor diikat

8. Petugas Inseminasi Buatan (IB) memakai sarung tangan pada tangan yang akan dimasukkan ke dalam rektum (organ terakhir pada usus besar ; tempat penyimpanan feses sementara) 9. Tangan petugas Inseminasi Buatan (IB) dimasukkan ke rektum, hingga dapat menjangkau dan memegang leher rahim (servix), apabila dalam rektum banyak kotoran harus dikeluarkan lebih dahulu 10. Semen disuntikkan/disemprotkan pada badan uterus 11. Setelah semua prosedur tersebut dilaksanakan maka keluarkanlah gun dari uterus dan servix dengan perlahan-lahan.

Proses Inseminasi Buatan pada Hewan

D. Prosedur Inseminasi Buatan pada Manusia


Inseminasi Buatan dapat membantu kehamilan jika: Istri memiliki alergi sperma Suami memiliki jumlah sperma yang sedikit atau kurang gesit Sebab-sebab lain yang tidak dapat diketahui Untuk itu, inilah proses Inseminasi Buatan yang membantu kehamilan:

1. Calon ibu akan dirangsang kesuburannya dengan hormon dan obat-obatan lainnya. 2. Pemberian rangsangan akan dimulai saat awal siklus menstruasi agar pada saat ovulasi, indung telur menghasilkan beberapa telur yang matang (dalam keadaan normal, hanya satu telur yang dilepaskan per ovulasi) 3. Sperma diinjeksi melalui kateter akan diproses terlebih dahulu agar terleksi dan terkonsentrasi, sehingga kualitasnya baik dan jumlahnya cukup

Inseminasi Buatan pada Manusia

E. Keunggulan Inseminasi Buatan


Menghemat biaya peliharaan ternak jantan Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding) Dengan peralatan tdan teknologi yang baik, sperma dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin

F. Kelemahan Inseminasi Buatan


Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak tepat maka tidak akan terjadi kebuntingan Akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia), apabila semen beku yang digunakan berasal dari pejantan dengan keturunan yang besar dan diinseminasikan dengan sapi betina keturunan kecil Bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila menggunaka semen beku dari pejantan yang salam dalam jangka waktu lama Dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang jelek apabila pejantan donor tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik (tidak melalui progeny test atau uji keturunan)

BAB II Kesimpulan dan Saran


2.1 Kesimpulan
Kesimpulannya adalah, bahwa perkembangan bioteknologi reproduksi telah berkembang cepat. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk dapat menembus segala kesulitan dan kendala yang ada dalam proses fertilisasi. Contohnya adalah teknologi reproduksi Fertilisasi In Vitro atau bayi tabung, yang mempunyai keunggulan untuk pasangan suami istri yang sulit mempunyai keturunan, menjadi bisa mempunyai keturunan. Walaupun prosedurnya masih dikatakan sulit dan masih memiliki tingkat keberhasilan yang rendah, tetapi teknologi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar pada bidang kesuburan dan fertilisasi, juga menghilangkan rasa pesimis pasangan suami istri yang tak kunjung mempunyai keturunan. Alternatif lain dapat kita lakukan dalam menembus kesulitan memiliki keturunan adalah dengan menggunakan teknologi inseminasi buatan. Inseminasi buatan dapat dilakukan pada manusia, ataupun hewan ternak. Inseminasi buatan pada manusia, memiliki tujuan yang sama dengan teknologi bayi tabung, yaitu untuk membantu menghasilkan keturunan. Inseminasi buatan pada hewan ternak dapat menghemat biaya karena tidak mengharuskan pejantan yang unggul dibawa ke tempat yang dibutuhkan, cukup spermanya saja. Namun, teknologi ini masih memili kelemahan diantaranya adalah resiko menurunnya sifat-sifat genetik yang tidak baik karena tidak dilakukannya pemantauan genetik. Misalnya dengan tes progeny, atau uji keturunan.

2.2 SARAN
Saran untuk teknologi bayi tabung adalah, sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang bagaimana cara meningkatkan presentase keberhasilan bayi tabung. Untuk teknologi inseminasi buatan, sebaiknya dilakukan himbauan lebih lanjut untuk melakukan uji keturunan agar tidak menghasilkan individu dengan genetik yang buruk, ataupun himbauan untuk memeriksa pejantan yang akan dikawinkan dengan betina, guna memperkecil resiko kesulitan kelahiran (distokia).

BAB III Penutup


Sekian makalah Biologi ini. Saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan tentang teknologi reproduksi yang telah berperan besar dalam kehidupan manusia. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan kata-kata atau kesalahan informasi yang di luar pengetahuan saya. Mohon masukannya untuk perbaikkan dikemudian hari.

Wassalamualaikum Wr. Wb

DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/In_vitro_fertilisation http://pojok-wanita.blogspot.com/2010/08/bayi-tabung.html http://kamuskesehatan.com/arti/in-vitro-fertilization-ivf/ http://kamuskesehatan.com/arti/bayi-tabung-ivf/ http://id.wikipedia.org/wiki/Robert_G._Edwards http://indoroyal.com/artikel-sehat/mengenal-kista-ovarium.html http://www.experts123.com/q/apa-yang-dimaksud-dengan-folikel.html http://www.scribd.com/doc/16426970/Kloning-Dan-Bayi-Tabung http://bayi-lucu.com/bayi-tabung.html http://id.wikipedia.org/wiki/Rektum http://www.ddlivestock.or.id/artikel/teknologi/150-inseminasi-buatan-ib-ataukawin-suntik-pada-sapi.html http://www.vet-klinik.com/Peternakan/Inseminasi-Buatan-IB-atau-KawinSuntik.html http://dedykoe.blogspot.com/2009/03/sejarah-perkembangan-inseminasibuatan.html http://animal-intelektual.blogspot.com/2009/07/seleksi-individu-ternak.html

You might also like