You are on page 1of 2

BIMBINGAN SKRIPSI (TIDAK) ONLINE Dimulai dari mahasiswa angkatan 2008, bimbingan skripsi di Universitas Negeri Semarang akan

dilakukan secara online. Isu ini sudah santer beredar di lingkungan kampus satu tahun terakhir. Kini, kegiatan itu sudah dimulai dengan munculnya ikon SiSkripsi di situs Unnes, sebuah sistem yang akan mengelola proses bimbingan skripsi mulai dari pendaftaran tema sampai validasi nilai ujian, bahkan tugas tambahan mahasiswa untuk mengunggah skripsi yang sudah selesai dan disyahkan. Jika diamati administratif. Proses alur bimbingan yang ada di SiSkripsi, nampak proses ini masih bersifat

sesudah mendaftar tema dan diverifikasi oleh tim di jurusan adalah hanya

mengadministrasikan dan merekam kegiatan bimbingan antara mahasiswa dan pembimbing dengan mengisi lembar bimbingan secara online sampai akhir bimbingan. Kegiatan bimbingan yang lain nampak masih dilakukan secara konvensional. Tidak ada yang lebih rumit seperti yang kuatirkan sebagian kecil mahasiswa maupun dosen. Sedikit kuatir karena jangan-jangan sistem ini akan menambah beban mengajar dosen yang sebagian jurusan sudah luar biasa padatnya. Alih-alih dapat melancarkan bimbingan, sistem ini mungkin dapat menghambat yang disebabkan ketidaksiapan di salah satu

pihak.Yang mungkin ditakuti mahasiswa adalah keterbatasan sarana untuk mengakses internet agar bisa kencan dengan dosen pembimbing sebelum bimbingan. Jadi, mungkin sistem ini masih dikatakan semi online kalau tidak disebut masih offline. Namun demikian, dengan hanya mengisi jurnal bimbingan di sistem ini akan menjadikan kegiatan kontrol yang baik bagi institusi.

Peningkatan fasilitas dan pelayanan Mungkin ini masih debatable jika fasilitas menu dalam sistem ini ditambah dengan kewajiban bagi mahasiswa pada tahap-tahap tertentu mengunggah file draf skipsinya. Dengan mengklik file yang sudah diunggah, dosen pembimbing yang mungkin masih bertugas di luar kampus atau di rumah dapat memanfaatkan waktu luangnya untuk membuka draf skiripsi mahasiswa. Dengan demikian, tidak ada alasan bimbingan terhambat karena dosen sibuk tugas-tugas di luar kampus. Keuntungan dari sistem ini tentunya akan mengurangi hambatan yang disebutkan tadi sekaligus membantu program paperless yang sedang digalakan Unnes. Bisa dihitung berapa kertas yang harus dibuang percuma oleh seorang

mahasiswa selama bimbingan skripsi yang minimal 8 kali bimbingan pada dosen pembimbing? Dibuang percuma karena sangat tidak mungkin ada mahasiswa yang mau mengoleksi coretan-coretan dosen pembimbingnya setelah lulus. Yang mungkin memberatkan bagi sebagian dosen adalah merubah sebagian pola bimbingan dari ofline menjadi online. Mungkin juga akan menambah beban tugas dosen. Oleh karena itu tidak semua bimbingan mahasiswa harus mengunggah file dan sebaliknya dosen mengunduh dan mengunggah file itu kembali sesudah dikoreksi dan diberi catatan. Tambahan pelayanan yang online ini masih debatable juga karena masih ada sebagian pendapat yang takut hal ini akan menjadi arena

plagiarisme jika draf-draf skripsi ini di-online-kan.

Walaupun alasan

ini bisa diterima, namun

kekuatiran ini berlebihan karena sistemnya bisa diatur agar hanya bisa dilihat dua arah, antara dosen pembimbing dan mahasiswanya. Di samping itu, bukankah ini justru menghindari plagiarism?

Mahasiswa akan ketakutan jika skripsinya ketahuan hasil plagiarisme yang karena bimbingannya secara online.

Memudahkan mahasiswa Jika ini bisa terlaksana tentu Unnes perlu mempertimbangkan dengan meningkatkan jumlah fasilitas di bidang jaringan IT yang memadai agar mahasiswa mudah mengakses internet, bila perlu gratis. Fasilitas ini sudah dilakukan oleh bebarapa perguruan tinggi terkemuka lain yaitu dengan memberikan fasilitas free access dengan jumlanya komputer cukup memadai misalnya gedung/ruang Self Access Center, di mana mahasiswa dapat mengakses internet hanya dengan me-login-nya. Tentu fasilitas ini sangat didambakan mahasiswa baik untuk bimbingan skripsi, mencari literatur, dan mengerjakan tugastugas kuliah dosen yang sudah memanfaatkan e-learning seperti ELENA yang dimiliki Unnes. Adalah harapan setiap mahasiswa jika banyak dosen dapat membantu memudahkan mendapatkan literatur yang disarankannya misalnya dengan meng-link-kan situs-situs yang disarankan untuk dibaca. Atau, meng-share file yang telah dimiliki dosen yang sudah disimpan di dunia maya atau pihak ketiga seperti Ziddu.com, Box.net, atau yang lainnya. Tentu jika, paling tidak, format bimbingan pada Siskripsi mirip e-learning Elena yang berbasis Moodle di mana di setiap topik ada fasilitas mengunggah dan meng-link situs-situs yang disarankan dosen, termasuk alamat artikel-artikel hasil penelitian di situs jurnal internasional. Jika bisa demikian, maka ini fasilitas yang akan memudahkan mahasiswa. Gagasan ini bisa menjadi sesuatu yang mungkin cukup baik yang mungkin berat untuk

diwujudkan. Mungkin juga sudah dipikirkan oleh pihak-pihak yang berwenang di Unnes Unnes. Atau, mungkin juga ini sesuatu yang merepotkan yang sulit dijalankan di samping berbiaya mahal. Namun, saya masih yakin suatu saat kita akan dituntut ke arah sana. Bahkan, bisa lebih dari apa yang sudah saya bayangkan mengingat pesatnya perkembangan Unnes dan SDM di BPTIK yang sangat kompeten.

Suharto : Dosen jurusan Seni Drama, Tari dan Musik Universitas Negeri Semarang

You might also like