Professional Documents
Culture Documents
Presentation Outline
ACUTE KIDNEY INJURY (AKI)
Epidemiologi Definisi Etiologi Patofisiologi Gejala dan Tanda Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan
Epidemiologi Definisi Etiologi Patofisiologi Gejala dan Tanda Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan
Epidemiologi
Tahun 1979: 4,9% Tahun 1996: 7,2% Peningkatan kejadian penyakit kardiovaskuler, pneumonia, infeksi HIV, infeksi virus hepatitis C Pada perawatan di RS: 2 7%, bahkan 35% pada perawatan kritis 60-70% kausa pre-renal 60-70%-nya umumnya terjadi di masyarakat
Hoste EAJ. Kellum JA. Acute Kidney Injury. Contrib Nephrol. Basel, Karger, 2007, vol 156 The VA/NIH Renal Failure Trial Network. NEJM 2008 Vol. 359 No.1 Bruce A. Molitoris. 2007. Acute Kidney Injury in Cecil Medicine 23rd Edition
Definisi
Kelainan struktural atau fungsional yang terjadi dalam 48 jam, dibuktikan dari pemeriksaan darah, urin, jaringan atau pencitraan
Kriteria RIFLE
Kriteria AKIN
Ravindra L Mehta, John A Kellum, et al. Critical Care 2007 11:3 Bruce A. Molitoris. 2007. Acute Kidney Injury in Cecil Medicine 23rd Edition
Kriteria RIFLE
Hoste EAJ. Kellum JA.. Acute Kidney Injury Contrib Nephrol. Basel, Karger, 2007, vol 156
Kriteria AKIN
Stadium 1 Kriteria kreatinin serum Peningkatan kreatinin serum > 0,3 mg/dl atau meningkat 1,5 2 x lipat nilai dasar Peningkatan kreatinin serum 2 3 x lipat nilai dasar Peningkatan kreatinin serum > 3 x lipat nilai dasar (atau kreatinin serum > 4 mg/dl dengan peningkatan akut setidaknya 0,5 mg/dl) Kriteria produksi urin < 0,5 ml/kg/jam selama 6 jam < 0,5 ml/kg/jam selama 12 jam < 0,3 ml/kg/ jam selam 24 jam atau anuria selama 12 jam
2 3
Ravindra L Mehta, John A Kellum, et al. Critical Care 2007 Vol 11:3
Etiologi
Pre-Renal : hipovolemi, gangguan hemodinamik
Patofisiologi
Ketidakseimbangan kebutuhan dan suplai oksigen/nutrien Inflamasi
RBF reperfusion injury ROS, molekul adhesi
Vaskuler
vasokonstriksi intrarenal dan resistensi terhadap vasodilator
Tubular
kematian sel obstruksi
Lakshman Gunaratnam, Joseph V. Bonventre. Primer on Kidney Disease 5th Ed Joseph V. Bonventre.Contrib Nephrol. Basel, Karger, 2007, vol 156, pp 3946 Jeremy S Duffield, Song Hong, et al The Journal of Immunology 2006, 177: 5902-11
Pemeriksaan Penunjang
Tipe Pre renal Intrarenal ATN Urinalisis Berat jenis tinggi Normal, silinder hialin UNa (mEq/L) FENa (%) < 20 <1 FE UN (%) BUN/Cr < 35 > 20
Berat jenis rendah Epitel tubuler Silinder kecoklatan Gangguan vaskuler Normal, hematuria Glomerulonefritis Proteinuria, hematuria Silinder eritrosit, eritrosit dismorfik Interstisial Proteinuria ringan, hematuria Leukosit, silinder leukosit, eosinofil Post renal Normal, hematuria Leukosit, silinder granuler
> 40
>1
> 50
< 20
> 20 < 20
Bervariasi <1
> 20
>1
> 20
Bervariasi
> 20
(Potential) Biomarkers
Vishal S. Vaidya, Michael A. Ferguson, Joseph V. Bonventre. Annu. Rev. Pharmacol. Toxicol. 2008. 48:46393
Penatalaksanaan
Mengenali dini kondisi AKI (perubahan produksi urin umumnya terjadi sebelum peningkatan kreatinin) Mengenali sindrom uremik Ketepatan waktu memulai terapi pengganti ginjal Pencegahan kerusakan lebih lanjut Perawatan suportif, dan Koreksi kelainan yang mendasarinya
Kerry C. Cho, Glenn M. Chertow. 2009. Management of Acute Kidney Injury in Primer on Kidney Disease 5th Ed.
Epidemiologi
Semakin meningkat DM, hipertensi, SLE, dsb. 10% populasi dewasa proteinuria 1,8 juta individu menjalani terapi pengganti ginjal dan 90%-nya berada pada negara maju US (NHANES): 10,8%, Eropa (PREVEND): 12% Meningkat dengan pertambahan usia Negara berkembang infeksi
NKF KDOQI. Am J Kidney Dis 39:S1-S266,2002 Rashad S. Barsoum. NEJM 2006 Vol. 354 No. 10 Arrigo Schieppati, Roberto Pisoni, Giuseppe Remuzzi. Patophysiology of CKD in Primer on Kidney Disease 5th Ed. Qiu Li Zhang, Dietrich Rothenbacher. BMC Public Health 2008, 8:117
Definisi
Kerusakan ginjal yang terjadi selama 3 bulan atau lebih, berupa kelainan struktur atau fungsi ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG), berdasarkan:
Kelainan patologik, atau Petanda kerusakan ginjal, termasuk kelaianan pada komposisi darah atau urin, atau kelainan pemeriksaan pencitraan
LFG < 60 ml/menit/1,73m2 yang terjadi selama 3 bulan lebih, dengan atau tanpa kerusakan ginjal
NKF KDOQI. Am J Kidney Dis 39:S1-S266,2002
Staging
Stadium Deskripsi 0 Individu berisiko 1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau meningat 2 Kerusakan ginjal dengan penurunan LFG ringan LFG >60 >90 Keterangan Anemia 4% Hipertensi 40% Mortalitas 5thn 19% Anemia 4% Hipertensi 40% Mortalitas 5thn 19% Anemia 7% Hipertensi 55% Mortalitas 5thn 24% Hiperfosfatemia 20% Anemia 29% Hipertensi 77% Mortalitas 5thn 46% Hiperfosfatemia 50% Anemia 69% Hipertensi > 75% Mortalitas 3 thn 14%
60 89
30 59
15 - 29
Gagal ginjal
< 15
Etiologi
Penyakit tubulointerstisial
Reflux nephropathy (pielonefritis kronis) Analgesic nephropathy Nefropati obstruktif Myeloma kidney
Penyakit vaskuler
Scleroderma Vaskulitis Renovascular renal failure (ischemic nephropathy)
William E. Mitch. 2009. Chronic Kidney Disease in Cecil Medicine 23rd Edition
Patofisiologi
Penyebab yang mendasarinya Progresi penyakit
Hipertensi intraglomerular hiperfiltrasi proteinuria Komplemen-uria Angiotensin II
Arrigo Schieppati, Roberto Pisoni, Giuseppe Remuzzi. Patophysiology of CKD in Primer on Kidney Disease 5th Ed Ziyong Tang, Neil Sheerin. Hong Kong J. Nephrol Vol. 11 No. 2 2009
Glomerular hypertension
Angiotensin II Signaling
Mehta P K , Griendling K K Am J Physiol Cell Physiol 2007;292:C82-C97
Angiotensin II Effect
Mehta P K , Griendling K K Am J Physiol Cell Physiol 2007;292:C82-C97
Uremia
Sistim yang terlibat Sistemik Penyebab atau mekanisme Anemia, inflamasi Sindroma klinis Kelemahan
Kulit
Kardiovaskuler
Nyeri perikardial atau pleuritik, rub, cairan peritoneal Anoreksia, mual, muntah, diare, perdarahan Infeksi Amenore, menoragi, impotensi, oligospermi, hiperprolaktinemi Eksitabilitas neuromuskular, gangguan kognitif sampai koma, neuropati perifer
Pemeriksaan Penunjang
Kreatinin serum, ureum Albumin urin kuantitatif Urinalisis juga dapat memprediksi kerusakan ginjal, adanya hematuri, silinder, merupakan penanda kerusakan ginjal. Pemeriksaan radiologis sumbatan proses kronik
Lesley A. Stevens, Nicholas Stoycheff, Andrew S. Levey. Staging and mangement of CKD in Primer on Kidney Disease 5th Ed Joanne M. Bargman, Karl Skorecki. 2008. Chronic Kidney Disease in Harrisons Principles of Internal Medicine 17th Edition
Penatalaksanaan
Prinsip terapi:
Terapi penyebab spesifik Terapi kondisi reversibel lainnya yang menyebabkan kerusakan ginjal atau penurunan LFG Terapi faktor yang mempengaruhi progresi Terapi komplikasi uremia, dan persiapan pengganti ginjal jika diperlukan Terapi penyakit kardiovaskular dan faktor risikonya Hindari paparan pasien dengan obat-obatan nefrotoksik
Lesley A. Stevens, Nicholas Stoycheff, Andrew S. Levey. Staging and mangement of CKD in Primer on Kidney Disease 5th Ed.
Penatalaksanaan (2)
Mencegah progresi
Penyakit dasar (DM kendali gula darah) Menghambat RAAS
Tipe penyakit ginjal Target tekanan darah < 130/80 < 130/80 < 130/80 < 130/80 Agen yang dipilih pada CKD dengan atau tanpa hipertensi ACEi atau ARB ACEi atau ARB Tidak ada Tidak ada Agen lain yang dapat digunakan untuk menurunkan risiko kardivaskuler dan menurunkan tekanan darah Diuretik lebih dipilih, kemudian BB atau CCB Diuretik lebih dipilih, kemudian BB atau CCB Diuretik lebih dipilih, kemudian ACEi, ARB, BB atau CCB CCB, diuretik, BB, ACEi, ARB
Penyakit ginjal diabetik Penyakit ginjal nondiabetik, P/C >200 mg/g Penyakit ginjal nondiabetik, P/C <200 mg/g Penyakit ginjal pada resipien cangkok ginjal
Penatalaksanaan (3)
Nutrisi
Hipoalbuminemia karena anoreksia, asidosis metabolik yang meningkatkan katabolisme, kehilangan amino dan protein saat dialisis (tergantung metode dan membran dialisat pada HD 6,1 - 8 gram, pada CAPD 5 - 12 gram), penyakit penyerta, gangguan endokrin.
D. Jordi Goldstein-Fuchs, Catherine M. Geddecke-Merickel. 2009. Nutrition in Kidney Disease in Primer on Kidney Disease 5th Ed.
Nutrien Protein
Stadium 1 4 LFG > 30 = 0,8 g/kg/hr LFG < 12 29 = 0,6 0,75 g/kg/hr Energi (jika pasien 35 40 kkal/kg <90 atau >115% tergantung status median BB nutrisi dan faktor standar, gunakan stress aBWef) Fosfor
Hemodialisis 1.2 g/kg/hr sedikitnya 50% HBV (high biologic value) > 60 thn : 30 35 kkal/kg < 60 thn : 35 kkal/kg
Natrium
10-20 mg/gr protein atau 600 800 mg/hr Tergantung 2 3 g/hr (88-130 penyebab, biasanya mmol/hr) tidak ditambahkan (2-4 g/hr)
> 60 thn : 30 35 kkal/kg < 60 thn : 35 kkal/kg (termasuk kalori dialisat) 900 mg/hr atau <17 mg/kg/hr
Kalium
40 mg/kg atau kirakira 2-3 g/hr (50-80 mmol/hr) 500 1000 ml/hari ditambah produksi urin harian
Umumnya tidak dibatasi dengan CAPD dan APD: Kira-kira 3-4g/hr (80-105 mmol/hr) kecuali kadar serum meningkat atau berkurang Pada CAPD dan APD, kirakira 2-3 L/hr sesuai status klinis; Tidak dibatasi jika BB dan TD terkontrol dan fungsi residual ginjal 2-3 L/hr
Cairan
800 mg/hr atau disesuaikan untuk mempertahankan kadar serum Vitamin dan Vitamin B kompleks dan C Vitamin C, 60-100 mg; vitamin B6, 5mineral sesuai RDA, individualisasi 10 mg; asam folat, 0.8-1 mg untuk Zn, Fe, Ca, dan vit.D
Kalsium
Penatalaksanaan (4)
Gangguan mineral tulang
hiperPTH sekunder penurunan kalsium serum, penurunan produksi 1,25-(OH)2 vitamin D3, dan peningkatan fosfat. Pengikat fosfat
Kalsium karbonat/ asetat Sevelamer Cinacalcet
Stadium
Target kadar dalam serum Kalsium Fosfat Ca x P PTH intak (mg/dl) (mg/dl) (pg/ml) 2.7-4.6 2.7-4.6 3.5-5.5 8.4-10.2 8.4-10.2 8.4-9.5 < 55 35-70 70-110
3 4 5
150-300
Nadine D. Tanenbaum. L. Darryl Quarler. 2009. Bone Disorder in Chronic Kidney Disease in Primer on Kidney Disease 5th Ed.
Penatalaksanaan (5)
Anemia
defisiensi eritropoetin defisiensi besi inflamasi akut atau kronik hiperparatiroidisme berat toksisitas aluminium defisiensi asam folat penurunan survival sel darah merah
Target Hb pada penggunaan ESA : 11-12 g/dl dan tidak melebihi 13 g/dl
Jay B. Wish. 2009. Hematologic Manifestation of Chronic Kidney Disease in Primer on Kidney Disease 5th Ed.
Kesimpulan
Baik AKI maupun CKD angka kejadiannya meningkat, terkait dengan meningkatnya kondisikondisi/ penyakit-penyakit yang mendasari. Pada AKI pengenalan dini dan penatalaksaaan yang adekuat terhadap kondisi yang mendasari menurunkan morbiditas dan mortalitas. Pada CKD penatalaksanaan terhadap kondisi dasar dan pencegahan terhadap progresi akan memperbaiki kualitas hidup pasien.