You are on page 1of 10

ORGANIZATIONS IN THE TWENTYFIRST CENTURY: THE VALUE-ADDED ORGANIZATION

Francelina Mayta - 106020206111018

Lingkungan bisnis global berubah lebih cepat dari sebelumnya. Untuk mencapai keberhasilan yang berkesinambungan tidaklah cukup hanya dengan mengelola operasional yang ada dengan lebih baik. Perusahaan perlu untuk melakukan hal-hal yang berbeda secara radikal untuk memperoleh keuntungan di atas kompetitornya.

Berikut ini adalah permasalahan-permasalahan kritis persaingan organisasi yang membutuhkan transformasi radikal:
Perubahan dari pertumbuhan menuju kedewasaan dalam ekonomi yang maju. Kebutuhan untuk bersaing dengan pemimpin global, bahkan dalam pasar lokal yang tertutup. Tantangan untuk mengelola pergeseran dari kompetensi yang luas/fokus pada pasar lokal menuju kompetensi yang sempit/fokus pada pasar internasional. Masuknya pesaing kecil yang agresif pada ceruk segmen, menggunakannya sebagai batu loncatan untuk menantang para pemimpin. Pergeseran dari integrasi menjadi spesialisasi. Pergeseran pada kekuasaan atau nilai tambah dari satu pemain terhadap pemain lain dalam suatu rantai nilai. Kebutuhan untuk menguasai dan memanfaatkan kecepatan dari proses bisnis, pada situasi tertentu pada pasar untuk produk dan jasa baru yang inovatif.

Changing the rules of the game


Di masa yang akan datang, keberhasilan kompetitif yang berkelanjutan akan dicapai oleh organisasi yang mampu mencapai perubahan radikal baik secara internal maupun eksternal, atau mungkin keduanya. Hal ini merupakan pemikiran pokok dari filosofi transformasi bisnis.

Pendekatan strategi bersaing ini berdasarkan pada lima proposisi utama:


Diskontinuitas pada pasar lebih mungkin merupakan hasil dari perubahan radikal daripada perubahan inkremental, dan hal ini mungkin dikendalikan sebanyak faktor sosial dan ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Mengatasi perubahan strategis perlu bergerak dari penekanan pada perkiraan untuk menciptakan sebuah organisasi yang dapat merespon untuk berubah cepat. Pendekatan-pendekatan untuk memperoleh dan mendukung keunggulan bersaing perlu bergeser dari menegakkan hambatan-hambatan menjadi mengatasi atau mengabaikan hambatan-hambatan. Dasarnya adalah pemikiran strategis yang karenanya perlu bergeser dari seperti yang ada saat ini yakni daya tarik pasar dan kemampuan bersaing menjadi mengubah aturan permainan, dengan demikian dapat mentidakstabilakan para pemain yang bertahan. Peran dari kepemimpinan dalam konteks ini adalah untuk memperkokoh bahwa its achievable daripada its impossible.

Techniques for a value-added organization


Teknik untuk penambahan nilai pada suatu organisasi adalah sebagai berikut:
Memperkirakan penambahan nilai Merancang ulang proses memetakan arus nilai untuk meningkatkan penambahan nilai. Balanced scorecard. Kegiatan berdasarkan pada analisis penetapan biaya dan kepuasan pelanggan. Penilaian 360 Model kompetensi

Figure 5.1 Business performance metric

Empat step pertama dalam proses merancang organisasi:


Step 1A: Business performance metric Profil kemampuan bisnis berusaha untuk menilai manajerial, persaingan, keuangan, serta kekuatan dan kelemahan dari proses bisnis perusahaan. Profil yang telah selesai mengungkapkan celah yang perlu untuk dibenahi dan kekuatan yang akan dibangun. Step 1B: Value-added organization metric Jika tujuan dari perusahaan adalah untuk menciptakan nilai bagi seluruh stakeholdernya, metrik ini dapat membantu untuk menilai seberapa siap perusahaan untuk mencapai tujuannya tersebut. Step 2: Mapping the value flow Adalah normal untuk menetapkan arus nilai (atau rantai nilai) dari aktivitas bagi pelanggan, membedakan aktivitas utama dan aktivitas pendukungnya. Step 3: The balanced scorecard Merupakan teknik untuk mengukur kinerja unit bisnis yang juga dapat digunakan pada tingkat departemental atau cluster yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (1996).

Figure 5.2 The balanced scorecard

SEKIAN & TERIMAKASIH

You might also like