You are on page 1of 40

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting yang harus kita perhatikan untuk membangun kualitas bangsa kita. Dengan pendidikan bangsa kita dapat menambah pengetahuan dan dapat meningkatkan taraf hidup rakyatnya, itulah sebabnya pemerintah gencar memberikan berbagai macam sarana dan kemudahan-kemudahan bagi setiap masyarakat untuk mengakses pendidikan baik secara formal maupun informal. Disemua kegiatan pendidikan baik jalur formal maupun informal, hasil belajar peserta didik yang baik menjadi tujuan setiap institusi pendidikan karena hasil belajar yang baik merupakan ukuran keberhasilan proses pendidikan. Hasil belajar yang baik tidak hanya dapat diraih dengan mengandalkan kecerdasan siswa saja. Namun harus pula didukung dengan kondisi diluar siswa itu sendiri. Misalnya, seorang siswa yang cerdas namun karena ketiadaan biaya siswa tersebut tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Atau seorang siswa yang pandai karena tidak dapat membagi waktunya untuk belajar, akhirnya gagal saat menempuh ujian. Seorang siswa yang pandai, namun karena minimnya sarana belajar yang tersedia, hasil belajarnya kurang optimal. Dari berbagai contoh yang telah disebutkan tadi, kita bisa melihat bahwa kecerdasan saja tidak cukup untuk mensukseskan proses pendidikan. Banyak pihak terkait yang diperlukan peran sertanya kesuksesan proses
32

pendidikan. Pihak-pihak tersebut antara lain siswa, keluarga, masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun informal, dan tak lupa peran aktif pemerintah juga diperlukan. Lembaga pendidikan yang paling banyak kita jumpai disekitar kita adalah sekolah. Di sekolahpun kita tidak bisa hanya mengandalkan kecerdasan siswa saja untuk mencapai keberhasilan belajar. Kita harus memperhatikan kurikulum, kecakapan dan kemampuan guru mata pelajaran, termasuk pula kondisi lingkungan sekolah, sarana belajar yang ada, kondisi fisik siswa juga perlu mendapat perhatian. Bila setiap aspek belajar baik, maka hasil belajar yang baik dapat diraih. Berkaitan dengan sarana belajar, berikut ini pendapat Gie (1984:136) tentang pentingnya sarana belajar. sebuah syarat untuk dapat belajar dengan baik ialah tersedianya sarana tempat belajar. Setiap siswa hendaknya mengusahakan sedapat-dapatnya agar mempunyai suatu tempat belajar tertentu. Dari pendapat Gie (1984:136) di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa tempat belajar merupakan salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian untuk keberhasilan proses pembelajaran. Dalam hal ini keluarga bertanggung jawab untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondisi di rumah. Salkind (2008:873) menyatakan bahwa sarana belajar pengaturan fisik yang ada dan mendukung proses pembelajaran-memainkan peran yang penting dalam rangka mewujudkan kondisi yang efektif untuk belajar.

32

Menurut Salkind (2008)

sarana belajar yang dapat mempengaruhi

keefektifan belajar yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar yang pertama adalah kualitas lingkungan fisik sekolah. Bahkan lingkungan fisik sekolah yang nyaman juga dapat mendorong murid meraih prestasi belajar yang optimal. Meningkatkan keikutsertaan murid pada kegiatan-kegiatan sekolah dan kegiatan ekstrakulikuler, mengurangi masalah-masalah

ketidakdisiplinan siswa (seperti membolos atau tidak masuk dan lain-lain). Ternyata nyaman saja tidak cukup, selain nyaman, lingkungan sekolah juga harus sehat dan aman. Termasuk pula dalam aspek ini adalah tersedianya fentilasi udara yang mencakup penerangan (baik penerangan dari sinar matahari maupun sinar dari lampu penerangan) yang cukup. Letak sekolah dan pengaturan kelas (dalam hal ini apakah letak sekolah dekat dengan jalan raya sehingga menimbulkan kebisingan atau pengaturan kelas yang kurang tepat sehingga menimbulkan kebisingan). Faktor kedua adalah kemudahan mengakses teknologi yang akan membantu murid meningkatkan kemampuan berfikir kritis, kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan bekerja dalam tim. Termasuk dalam faktor ini adalah kemudahan mengakses internet. Di sekolah keberhasilan belajar diketahui dengan melakukan evaluasi. Dari hasil evaluasi ini kita dapat mengetahui apakah siswa dapat menyerap materi yang disampaikan guru. Apabila siswa dapat menyerap materi dari guru dengan baik, maka dapat dikatakan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran telah berhasil.

32

Sekolah yang akan diteliti tingkat keberhasilan belajar siswanya adalah SMA Muhammadiyah 1 Pekalongan. Hasil belajar yang dimaksud disini adalah hasil belajar mata pelajaran ekonomi. Untuk memberikan gambaran tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Muhammadiyah 1 Pekalongan, peneliti telah melakukan untuk mendapat gambaran sementara tentang ada tidaknya masalah dilokasi penelitian. Berdasarkan hasil prasurvey yang telah dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Pekalongan tahun pelajaran 2011/2012 khususnya pada pra diklat ekonomi ketuntasan belajar minimal (SKBM) yang digunakan adalah: Tabel I : Data hasil belajar mid semester ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Pekalongan semester ganjil tahun ajaran 2011/12 No. 1 2 Nilai >70 < 70 Kategori Tuntas BelumTuntas Jumlah Siswa 13 24 Persentase 35,14 64,86 100

Jumlah 37 Sumber : Dokumen daftar nilai mid semester Ekonomi

Berdasarkan tabel dapat diketahui siswa yang mendapat nilai 70 (lebih dari atau sama dengan 70) atau tuntas belajarnya adalah sebanyak 13 siswa (35,14%) dengan rata-rata mendapat nilai 70 sedangkan yang mendapat nilai < 70 (kurang dari 70) dan belum tuntas belajarnya sebanyak 24 siswa (64,86%) dengan rata-rata mendapat nilai 58, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ekonomi siswa masih berada pada kategori belum tuntas. Dari waktu prasurvai di SMA Muhammadiyah 1 Pekalongan diperoleh keterangan bahwa masih banyak siswa yang belum mengetahui cara (misalnya mengetahui cara menngatur waktu untuk belajar), sering keluar ruangan ketika
32

mengikuti pelajaran, belajar buku cetak, sehingga hasil belajar yang diperoleh masih rendah. Dari uraian diatas, maka penulis ingin mengetahui hubungan sarana belajar dengan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Muhammadiyah 1 Pekalongan 2011/12.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dari hasil prasurvai, maka penulis menemukan permasalahan dalam penelitian ini adalah masih banyak siswa yang belum tuntas hasil belajar ekonomi kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Pekalongan tahun pelajaran 2011/2012, sehingga dari permasalahan tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah ada hubungan yang erat sarana belajar dengan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil di SMA Muhammadiyah 1 Pekalongan tahun pelajaran 2011/2012. Berdasarkan rumusan masalah tersebut penulis mengangkat judul sebagai berikut: HUBUNGAN SARANA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA MUHAMMADIYAH 1 PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2011/12.

C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keeratan hubungan sarana belajar dengan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS

32

semester ganjil di SMA Muhammadiyah 1 Pekalongan tahun pelajaran 2011/12.

D. Kegunaan Penelitian Berdasarkan dari hasil penelitian, adapun kegunaan penelitian adalah: 1. Dengan mengetahui hubungan sarana belajar dengan hasil belajar

ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Muhammadiyah 1 Pekalongan tahun pelajaran 2011/2012, maka dapat dijadikan wawasan, pengetahuan serta pengalaman bagi penulis. 2. Dengan mengetahui hubungan sarana belajar dengan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Muhammadiyah 1 pekalongan tahun pelajaran 2011/2012, untuk memenuhi salah satu syarat

menyelesaikan studi SI Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah metro.

E. Asumsi Penelitian Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri siswa, agar proses belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan dalam kurikulum maka guru harus merencanakan dengan seksama dan sistematis berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan perubahan tingkahlaku siswa sesuai dengan apa yang diharapkan. Aktifitas guru untuk menciptakan

32

kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal disebut dengan kegiatan pembelajaran. Dalam perkembangannya, ada kaitannya sarana belajar dengan hasil belajar ekonomi. Faktor tersebut diduga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Dalam penelitian mencakup dua variabel yaitu sarana belajar dengan hasil belajar ekonomi.

F. Ruang Lingkup Penelitian Untuk lebih fokus pada tema penelitian, maka penulis memberikan ruang lingkup penelitian sebagai berikut: 1. Objek penelitian Sebagai variabel independen (X) adalah sarana belajar di sekolah dan sebagai variabel dependen (Y) adalah hasil belajar siswa mata pelajaran ekonomi 2. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Muhammadiyah 1 Pekalonganpelajaran 2010/2011. 3. Sifat peneitian adalah hubungan 4. Tempat penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1 Pekalongan 5. Waktu penelitian adalah dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011.

32

G. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel merupakan suatu perincian, indikator, yang diamati dari seluruh konsep penelitian. Jadi, definisi operasional variabel tersebut, disamping sebagai alat komunikasi antara penelitian, juga sebagai petunjuk untuk mengukur dan mengobservasi variabel. Agar variabel dapat dibatasi dan dianalisis dengan baik perlu dirumuskan secara operasional. Adapun rumusan variabel penelitian ini secara operasional sebagai berikut: a. Sarana belajar Sarana belajar adalah pemakaian peralatan belajar siswa yang dibutuhkan dalam proses belajar guna mencapai tujuan belajar yang berjalan dengan lancer, teratur, efektif dan efisien. Indikator sarana belajar : 1. Ruang kelas Ruang kelas diharapkan ruang kelas dapat memberi kenyamanan sehingga siswa bisa dengan nyaman melaksanakan pembelajaran yang dimaksud ruang kelas yaitu tempat belajar yang memungkinkan terjadi interaksi antara pendidik dengan peserta didik.

32

2. Laboratorium Laboratorium yaitu tempat riset ilmiah,eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah, laboratorium biasanya dibuat untuk melakukan kegiatan-kegiatan secara terkendali. 3. Perpustakan perpustakaan dalam benak sebagian besar kaum awan terlitas bahwa perpustakaan terdiri dari banyak rak dengan tumpukan buku yang tersusun rapi dalam rak tersebut. Perpustakaan yaitu tempat menyimpan dan meminjam buku, baik untuk dibaca ditempat maupun dibawa pulang dengan menggunakan kartu perpustakaan. 4. Literatur Literatur yang lengkapmenggunakan istilah administrasi perkantoran dan manajemen perkantoran dengan pengertian yang sama. 5. Komputer Komputer yaitu sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan menyimpan data input. 6. Fasilitas Fasilitas mengakses internet. Internet merupakan hubungan antar berbagai jenis komputer dan jaringan di dunia yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya dimana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan media komunikasi. 7. Penerangan

32

Penerangan yaitu sesuatu yang dipakai untuk menerangi ( seperti lampu,listrik) dan sesuatu yang yang dipakai untuk memberi petunjuk atau penjelasan (seperti vilm,televisi). 8. Kantor guru Kantor guru istilah tata ruang kantor berasal dari bahasa inggris yaitu offic layout atau sering disebut juga layout saja. 9. Sistem ventilasi System ventilasi, ventilasi dibuat untuk membuang panas dalam ruangan ventilasi juga dibuat untuk mengurangi debu yang masuk keruangan. 10. Pengaturan ruang kelas Pengaturan ruang kelas dengan menata kursi dan meja siswa daan guru perlu ditata sedemikian rupa sehingga dapat menunjang kegiatan belajar mengajar yang mengaktifkan siswa. 11. Letak sekolah Letak sekolah dibuat di lokasi yang setrategis dengan tujuan untuk memudahkan proses pembelajaran.

b. Hasil belajar Hasil belajar adalah suatu perubahan atau hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti serangkaian kegiatan belajar dalam jangka waktu tertentu.

32

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Sarana Belajar 1. Pengertian sarana belajar Pendidikan merupakan modal utama suatu negara untuk meningkatkan kesejahtraan dan kualitas hidup rakyatnya. Oleh sebab itu menjadi tanggung jawab semua pihak untuk menyelesaikan program pendidikan. Menurut Anonim (2010), dalam pelaksanaan program pendidikan, ada beberapa pihak yang turut berperan aktif baik langsung maupun tidak langsung, pihak-pihak tersebut antara lain : a. Pemerintah b. Sekolah/institusi pendidikan lain c. Peserta didik d. Masyrakat e. Keluarga Pihak-pihak tersebut memiliki fungsi dan peran yang saling berkaitan satu sama lain. Tidak bisa hanya mengandalkan salah satu pihak saja, karena memang fungsinya saling melengkapi. Diperlukan sarana dan prasarana untuk menunjang keberhasilan belajar dalam proses

pembelajaran, baik di rumah maupun di sekolah. Tanpa dukungan sarana dan prasarana yang memadai akan sulit untuk dapat mencapai keberhasilan belajar.

32

Pada dasarnya banyak hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, diantaranya kondisi biologis siswa, minat siswa, motivasi dari diri siswa itu sendiri, suasana lingkungan tempat belajar, termasuk tersedianya sarana dan prasarana belajar (Anonim, 2010). Agar peneliti tidak terlalu lebar, maka peneliti membatasi penelitian ini pada sarana belajar di sekolah. Sesuai dengan titik berat penelitian yaitu tersedianya sarana belajar di sekolah, berikut ini adalah beberapa pengertian sarana belajar. Menurut Sukardi (1983:26) sarana belajar adalah kamar atau ruangan, meja dan kursi, buku-buku, alat tulis, bacaan ilmiah dan lampu penerangan. Gie (1984:136) berpendapat sebagai berikut : Sebuah syarat untuk dapat belajar dengan baik ialah tersedianya sarana tempat belajar, setiap siswa hendaknya mengusahakan sedapat-dapatnya agar mempunyai suatu tempat belajar tertentu. Menurut Salkind (2008:873 875) sarana belajar dibagi menjadi dua yaitu sarana belajar yang berhubungan langsung dengan proses pembelajaran dan sarana belajar yang berhubungan tidak langsung dengan proses belajar. 2. Macam-macam sarana belajar Salkind (2008:873-875) membagi macam-macam sarana belajar sebagai berikut : a. Sarana belajar yang berhubuungan langsung dengan proses

pembelajaran sarana belajar jenis ini harus ada disetiap tempat belajar,

32

dalam hal ini sekolah, karena tanpa adanya sarana belajar jenis ini maka proses pembelajaran akan terhambat. Termasuk dalam sarana belajar jenis ini antara lain ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, literatur yang lengkap, komputer. b. Sarana belajar yang berhubungan tidak langsung dengan proses pembelajaran. Sarana belajar jenis ini bersifat melengkapi, tapi bukan berarti sarana belajar jenis ini kurang penting untuk dilengkapi. Karena pada kenyataanya, ketika sarana belajar ini tidak diperhatikan maka akan berpengaruh secara signifikan dengan hasil belajar siswa. Termasuk dalam sarana belajar tidak langsung antara lain sarana mengakses internet, penerangan (baik penerangan alami maupun penerangan dari lampu) kantor guru, sistem ventilasi, pengaturan antar ruang kelas dan letak sekolah. 3. Indikator Sarana Belajar Menurut Salkind (2008:873-875) yang termasuk indikator sarana belajar antara lain : a. Ruang kelas Ruanng kelas diharapkan sdapat memberi kenyamanan sehingga siswa bisa dengan nyaman melaksanakan pembelajaran yang dimaksud ruang kelas yaitu tempat belajar yang memungkinkan terjadi interaksi antara pendidik dengan peserta didik. b. Laboratorium

32

raboratorium yaitu tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah, laboratorium biasanya dibuat untuk melakukan kegiatan-kegiatan secara terkendali. c. Perpustakan Perpustakaan dalam benak sebagian besar kaum awan terlitas bahwa perpustakaan terdiri dari banyak rak dengan tumpukan buku yang tersusun rapi dalam rak tersebut. Perpustakaan yaitu tempat menyimpan dan pememinjam buku, baik untuk dibaca ditempat maupun dibawa pulang dengan menggunakan kartu perpustakaan. d. Literatur yang lengkap Literatur yang lengkap menggunakan istilah administrasi perkantoran dan manajemen perkantoran dengan pengertian yang sama. e. Komputer komputer yaitu sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan menyimpan data input. f. Sarana mengakses internet. Sarana mengakses internet, internet merupakan hubungan antar berbagai jenis komputer dan jaringan di dunia yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya dimana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan media komunikasi. g. Penerangan

32

penerangan yaitu sesuatu yang dipakai untuk menerangi ( seperti lampu,listrik) dan sesuatu yang dipakai untuk memberi petunjuk atau penjelasan (seperti vilm,televisi). h. Kantor guru Kantor guru istilah tata ruang kantor berasal dari bahasa inggris yaitu offic layout atau sering disebut juga layout saja. i. Sistem ventilasi System ventilasi, ventilasi dibuat untuk membuang panas dalam ruangan ventilasi juga dibuat untuk mengurangi debu yang masuk keruangan. j. Pengaturan ruang kelas Pengaturan ruang kelas misalnya dengan menata kursi dan meja siswa dan guru perlu ditata sedemikian rupa sehingga dapat menunjang kegiatan belajar mengajar yang mengaktifkan siswa. k. Letak sekolah Letak sekolah dibuat di lokasi yang setrategis dengan tujuan untuk memudahkan proses pembelajaran.

B. Hasil Belajar 1. Pengertian hasil belajar Hasil belajar merupakan suatu nilai (skor) yang diperoleh siswa sekolah untuk mengukur atau menempuh suatu priode pengajaran tertentu. Hasil belajar sering pula diistilahkan sebagai perolehan belajar, yang

32

berarti segala sesuatu yang diperoleh siswa dari belajarnya, biasanya berupa pemahaman, keterampilan dan sebagainya. Menurut Surakhmad (1995:19) bahwa, hasil belajar adalah abilitas atau penguasaan sejumlah pengetahuan tertentu. Sedangkan menurut Sukardi (1983:30) Hasil belajar bisa diartikan secara luas dan diiartikan secara sempit, hasil belajar secara luas menunjukan kepada tingkat kematangan dan sekaligus penguasaan bidang kognitif, efektif dan psikomotorik. Sedangkan hasil belajar secara sempit adalah nilainilai yang berhasil dicapai siswa, misalnya : nilai ulangan dengan nilai 6,7,8 dan selanjutnya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil pengertian bahwa hasil belajar adalah nilai belajar yang dengan adanya perubahan tingkah laku kearah dewasa melalui kemampuan kognitif (pengetahuan, intelek), bidang efektif (berhubungan dengan sifat dan nilai). Serta bidang psikomotorik (keterampilan atau prilaku) 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut Arikunto (2008:04) bahwa : pembelajaran bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan hasil belajar, karena hasil belajar dipengaruhi faktor-faktor yang sangat kompleks. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain : a. Faktor internal, yaitu faktor yang timbul dari diri siswa itu sendiri, faktor internal antara lain :

32

1) Psikologis, diantaranya: intelegensi, kemampuan , minat, sikap dan perhatian 2) Biologis, yaitu keadaan lelah, cacat badan, kurang pendengaran dan lain-lain b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang timbul dari luar diri siswa. Faktor eksternal antara lain : 1) Faktor lingkungan sekitar , yang meliputi interaksi guru dana murid, bahan pelajaran, kurikulum, pelaksanaan, metode mengajar, tugas pokok. 2) Faktor lingkungan keluarga, yang meliputi cara mendidik anak, suasana keluarga, perhatian orang tua, keadaan sosial ekonomi, latar belakang kebudayaan dan lain-lain. 3) Faktor lingkungan masyarakat, yang meliputi media massa, teman bergaul, cara hidup lingkungan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal. Hasil belajar yang diraih siswa sangat dipengaruhi oleh kemampuan pribadi seseorang. Kemampuan pribadi ini tidak sama pada setiap orang, meskipun objek yang diukur sama. Oleh sebab itu hasil belajar siswa akan berbeda-beda sesuai karakteristik masingmasing siswa. Gagne (dalam Djiwaono 2006:217) mengkategorikan hasil belajar dalam lima kategori yaitu:
32

1. Informasi verbal Informasi verbal yaitu tingkat pengetahuan yang dimiliki

seseorang yang dapat diungkapkann melalui bahasa lisan maupun tertulis kepada orang lain. 2. Kemahiran intelektual Kemahiran intelektual yaitu kemampuan seseorang berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri. Siswa belajar bagaimana mengubah pecahan desimal dan lain-lain. 3. Pengetahuan kegiatan kognitif Pengetahuan kegiatan kognitif yaitu kemampuan yang dapat menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitif sendiri,

khususnya bila sedang belajar dan berfikir. 4. Sikap Sikap yaitu sikap tertentu seseorang terhadap suatu objek. 5. Keterampilan motorik Keterampilan motorik yaitu seseorang yang mampu melakukan rangkaian suatu gerak-gerak jasmani dalam urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerak jasmani dalam urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerak berbagai anggota badan secara terpadu. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan suatu bukti dari usaha yang telah dilakukan dalam kegiatan belajar dan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

32

Hasil belajar dimasukkan dalam beberapa kategori yang ditinjau dari proses belajar menuju ke hasil belajar dengan melsihat pengetahuan yang dimiliki seseorang dalam berbagai ilmu pengetahuan, kemampuan seseorang berhubungan dengan lingkungan hidup dirinya sendiri. Soejabrata (dalam Sukardi 1983:20) mengklasifikasikan faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut : a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar yang terdiri dari : 1) Faktor-faktor non sosial, termasuk faktor-faktor non sosial yaitu keadaan udar, cuaca, waktu (pagi, siang atau malam), tempat atau letak gedung dan alat-alat yang dipakai untuk belajar (misalnya alat tulis, buku-buku, alat peraga dan lain-lain). 2) Faktor-faktor sosial, termasuk faktor-faktor soaial antara lain orang-orang disekeliling siswa itu sendiri atau suara-suara yang ada disekeliling tempat belajar. b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar yang terdiri dari : 1) Faktor fisiologis, termasuk dalam faktor fisiologis adlah kondisi jasmani siswa pada umumnya (tidak lelah dan tidak sedang sakit) dan keadaan. Fungsi-fungsi jasmani tertentu (berkaitan dengan fungsi panca indra, dalam arti cacat atau tidak siswa tersebut). 2) Faktor psikologis dalam belajar, termasuk dalam faktor psikologis antara lain rasa ingin tahu, kreatif, keinginan untuk memperbaiki kegagalan, rasa aman bila menguasai pelajaran dan adanya sistem ganjaran dan hubungan (reward and penishment systems).

32

Berdasarkan asumsi dari serangkaian nilai yang dilihat untuk kriteria hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah 1 Pekalongantahun ajaran2011/12 dianggap tuntas jika telah mencapai nilai 70 dan bagi siswa yang mendapat nilai < 70 dianggap belum tuntas. Jika belum mencapai nilai tersebut maka siswa diwajibkan mengikuti kegiatan remedial agar dapat mencapai tuntas belajar.

C. Hubungan Antara Variabel Penelitian Seperti telah dikutip sebelumnya dari pendapat Salkind (2008), bahwa sarana belajar adalah pengaturan fisik yang ada dan mendukung proses pembelajaran, sarana belajar memegang peran penting dalam pencapaian hasil belajar yang optimal. Hal ini disebabkan apabila sarana belajar terpenuhi dengan baik, maka proses pembelajaran akan berjalan efektif sehingga hasil belajar siswa pun akan lebih optimal. Lebih dari itu, pemenuhan sarana belajar yang baik juga akan merangsang keikutsertaan siswa pada kegiatan-kegiatan sekolah, kegiatan ekstrakulikuler, mengurangi ketidakdisiplinan siswa (seperti membolos atau tudak masuk sekolah), mengurangi jumlah siswa putus sekolah, mengurangi kekerasan di dalam sekolah, mengurangi penyalahgunaan obat bius dan mengurangi jumlah siswa putus sekolah (Salkind, 2008). Dalam pemenuhan sarana belajar di sekolah, nyaman saja ternyata tidak cukup. Aspek kesehatan juga perlu diperhatikan. Oleh sebab itu sekolah juga harus memperhatikan aspek-aspek antara lain ventilasi udara yang mencakup

32

ventilasi udara yang kurang lancar bisa mengakibatkan berkembangnya bibit penyakit, memungkinkan suhu ruang kelas menjadi panas, menimbulkan rasa takut, meningkatkan kelelahan mental, menurunkan ketajaman perhatian sehingga pada akhirnya tidak konsentrasi pada pelajaran. Serta berkembangnya berbagai jenis polutan (penyebab terjadinya populasi). Ini akan menyebabkan proses pembelajaran terganggu. Selain ventilasi udara, penerangan (baik penerangan dari sinar matahari maupun dari lampu penerangan) juga perlu dipertimbangkan. Dalam hal ini pencahayaan dalam ruang kelas harus proposional. Terbukti secara ilmiah, sinar mata hari dapat merangsanng hormon-hormon yang mengukur sistam tubuh dan ikut menentukan mood siswa, penerangan yang cukup juga dapat membantu penglihatan guru dan siswa, mengurangi rasa kantuk, mengurangi kelelahan mata dan meningkatkan kemauan siswa untuk belajar. Penghangat ruangan, ventilasi dan pendingin udara dikenal sebagai salah satu penyebab utama polusi suara. Selain itu, penyebab populasi suara yang lain antara lain suara bising yang berasal dari murid-murid yang lain yang ada di kelas tersebut, kebisingan yang berasal dari kelas-kelas lain, jalan raya dan alat-alat berat. Hal-hal tersebut dapat menimbulkan setres atau tekanan pada siswa yang dapat diketahui dengan meningkatnya tekanan darah yang menimbulkan ketidak mampuan

berkosentrasi pada tugas-tugas kognitif. Efek atau akibat komulatuf dari polusi suara dapat mengakibatkan menurunnya prestasi membaca dan tes lain, serta mempengaruhi prilaku, perhatian dan konsentrasi. Letak sekolah dan pengaturan kelas (dalam hal ini apakah letak sekolah dekat dengan jalan raya

32

sehingga menimbulkan kebisingan atau pengaturan kelas yang kurang tepat sehingga menimbulkan kebisingan) juga turut berkontribusi pada aspek kebisingan ini. Faktor kedua adalah kemudahan mengakses teknologi yang akan membantu murid meningkatkan kemampuan berfikir kritis, kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan bekerja dalam tim. Termasuk dalam faktor ini adalah kemudahan mengakses internet dan tersedianya sarana hot spot. Peserta didik mengalami pendidikan dalam tiga lingkungan yaitu kluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran dan latihan, serta masyarakat atau organisasi. Sekolah merupakan salah satu contoh institusi pendidikan formal yang banyak ditemukan di masyarakat kita. Dengan banyaknya sekolah yang bermunculan, maka sudah seharusnya apabila sekolah tersebut berlombalomba untuk melengkapi sarana dan prasarana belajarnya disamping memperhatikan kurikulum dan materi yang akan diberikan kepada peserta didik agar hasil belajar yang optimal dapat diraih.

D. Kerangka Pikir Dan Paradigma 1. Kerangka pikir Kerangka pikir merupakan jalur pemikiran yang dirancang berdasarkan kegiatan penelitian yang bertolak dari latar belakang masalah kemudian pada penyelesaian masalah. Menurut Mujiman (1993:33)

32

menyatakan bahwa, kerangka pikir adalah konsep yang berkaitan, berhubungan antara variabel terikat dalam rangka memberikan jawaban sementara akan masalah yang diteliti. Dari pendapat diatas diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan kerangka pikir adalah ketersediaan sarana belajar di sekolah akan mempengaruhi hasil belajar siswa. a. Kerangka Anggapan Dasar Salah satu penunjang dalam keberhasilan belajar adalah

tersedianya sarana belajar. Secara psikologis, siswa akan termotivasi untuk belajar jika sarana belajar memadai. Dengan tersedianya sarana belajar akan memudahkan siswa untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang pada akhirnya akan tercapai hasil belajar yang optimal. Kerangka anggapan dasar diperlukan untuk memperjelas faktorfaktor apa saja mempengaruhi hasil belajar IPS. Kerangka anggapan dasar pada penelitian ini mengacu pada pengertian sarana belajar menurut Salkind (2008:873): sarana belajar adalah pengaturan fisik yang ada dan mendukung proses pembelajaran-memainkan peranan yang penting dalam rangka mewujudkan kondisi yang efektif dalam belajar. Berdasarkan pengertian itu, Salkind (2008) merumuskan beberapa indikator sarana belajar antara lain ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, literature yang lengkap, computer, internet, penerangan,

32

kantor guru, ventilasi, pengaturan kelas, letak sekolah. Berikut ini adalah bagan kerangka anggapan dasar dalam penelitian ini. Gb. I Kerangka Anggapan Dasar Sarana belajar di sekolah (X) XI X2 X3 : Ruang kelas : Laboratorium : Perpustakaan

X4: Liter ature yang lengkap X5 X6 X7 X8 X9 X10 : Komputer : Internet : Fasilitas mengakses internet : Penerapan : Sistem ventilasi : Tata letak ruang kelas
Proses pembelajaran hasil belajar (Y)

X11 : Letak sekolah

b. Kerangka analitik Kerangka analitik merupakan pemikiran untuk mengetahui faktorfaktor yang paling dominan dan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor-faktor yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar dapat digambarkan sebagaai berikut :

32

Gb. 2 kerangka analitik


X1 ruang kelas X2 laboratorium mmu X3 perpustakaan

X4 literatur yg lengkap

X5 komputer

X6 internet

X sarana belajar

Proses pembelajaran

X7 penerangan Y hasil belajar

X8 kantor guru

X9 ventilasi

X10pengatura n kelas X11 letak sekolah ssss

32

c. Kerangka operasional variabel Menurut Sardiman (2001:145) mengatakan: kerangka operasional variabel adalah suatu rumusan dengan variable yang lebih pasti. Tidak membingungkan, suatu rumusan yang dapat diukur dan dapat diobservasi. Jadi kerangka operasional variabel memajukan aspek-aspek dari suatu konsep yang dapat diukur dan dinilai. Adapun kerangka operasional variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gb.3 kerangka operasional variabel Saran belajar (X) Proses pembelajaran Hasil belajar (Y)

2. Paradigma Paradigma adalah cara pandang yang digunakan oleh seorang atau sekelompok dalam mendukung suatu gejala untuk memungkinkan penelitian yang lebih evektif maka dapat ditetapkan berbagai indikator tersebut akan diteliti sarana belajar (X) dalam kaitanya dengan hasil belajar (Y), seperti pada gambar berikut:

32

3. Hipotesiss Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu

permasalahan. Oleh karena itu masih perlu diuji kebenarannya. Menurut Sutrisno Hadi (1984:64) menyatakan bahwa, hipotesis adalah jawaban sementara yang mungkin benar atau yang mungkin salah dia akan ditolak jika salah atau palsu dan diterima jika fakta membenarkan. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, maka dapat penulis jelaskan bahwa hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara, ia bisa ditolak jika faktanya menyangkal dan diterima jika faktanya mendukung. Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: ada hubungan yang erat sarana belajar dengan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Muhammadiyah 1 Pekalongan Tahun Pelajaran 2011/12.

32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancanga Penelitian Langkah awal dalam penelitian ini adalah menentukan objek yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Langkaah berikutnya adalah menentukan populasi dan sampel untuk menentukan batasan kajian yang dilakukan setelah sampel ditentukan dilanjutkan dengan membuat rancangan angket untuk membuat data kuantitatif tentang cara belajar pada sampel penelitian. Kemudian angket dilakukan uji reliabilitas dan dibagikan kepada responden dalam penelitian. Angket dibagikan kepada sampel yaitu : siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Pekalongan, lalu setelah dilakukan penyekoran pada angket maka langkah berikutnya adalah melakukan pencatatan hasil belajar mata pelajaran ekononomi pada semester ganjil. Kelanjutannya adalah untuk mendapatkan kesimpulan.

B. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan gejala atau peristiwa yang memiliki variasi nilai. Pengertian variabel menurut Singarimbun dan Efendi (1982:82) bahwa : variabel penelitian adalah konsep-konsep yang aspek-aspeknya dapat diukur dan diobservasikan. Sedang menurut Faisal (1982:82) adalah sebagai bentuk, variabel adalah kondisi atau karakteristik dimana oleh sipeneliti

32

dimanipulasi dan diobservasikan. Berdasarkan

pendapat

tersebut

dapat

diambil kesimpulan bahwa variabel merupakan peristiwa atau suatu gejala yang aspek-aspeknya dapat diukur dan diobservasi. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel sebagai berikut: 1. Variabel bebas, yaitu mempengaruhi variabel terikat, variabel bebas dalam penelitian ini adalah sarana belajar siswa (X). 2. Variabel terikat yaitu, variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel bebas, variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar ekonomi siswa (Y).

C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Menurut pendapat Sudjana (1989:6) mengatakan bahwa, populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasil atau pengukuran kuantitatif maupun kualitatif menngenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas ingin dipelajari sifat-sifatnya. Berdasarkan pendapat diatas penulis dapat simpulkan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah jumlah keseluruhan individu yang dijadikan sebagai objek penelitian. Dengan demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS 2 SMA Muhammadiyah 1 Pekalongan

32

Tahun Pelajaran 2011/12 yang berjumlah 37 siswa dari 2 kelas, diantaranya yaitu: 2. Sampel Sampel adalah sebaigian dari populasi yang diteliti dengan harapan dapat mewakili secara keseluruhan dari populasi yang ada. Dalam penelitian ini sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling (cluster sampling) dalam pendapat Sugiarto (2001:90). Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara mengundi kelas XI IPS yang terdiri dari XI IPS1 dan XI IPS2 dan yang terpilih adalah kelas XI IPS2 yang berjumlah 35 siswa. Kelas XI IPS1 dengan jumlah 35 siswa Kelas XI IPS2 dengan jumlah 37 siswa

D. Instrumen Penelitian 1. Penyusunan Instrumen Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dari pendapat diatas untuk menyusun instrumen penelitian menggunakan skala interval, bentuk instrumen yang akan digunakan penulis adalah memberikan pertanyaan yang alternatif jawabannya memiliki standar jawaban tertentu, penulis tetapkan bahwa instrumen tes terdiri dari10 pertanyaan dengan 3 alternatif jawaban. Skala skor penilaian yang mempunyai bobot skor sebagai berikut:

32

1. 2. 3.

Apabila jawaban A maka diberi skor 3 Apabila jawaban B maka diberi skor 2 Apabila jawaban C maka diberi skor 1

2. Validitas Alat Ukur Validitas adalah alat ukur, maksudnya beberapa alat ukur dapat mengungkapkan dengan jitu gejala-gejala/ bagian-bagian gejala yang akan diukur. Menurut pendapat Sutrisno Hadi (1976:106) menyatakan bahwa, suatu alat ukur dapat dikatakan dengan akurat mengungkapkan keadaan benda atau gejala adalah persoalan yang sangat penting dalam pengukuran. Menurut Arikunto (2008:64) mengemukakan bahwa validitas terdiri dari beberapa macam yaitu: a. Validitas isi (content validity) Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. b. Validitas konstruksi (construct validity) Sebuah tes yang memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur aspek berfikir seperti yang disebutkan diatas. c. Validitas ada sekarang

32

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan penggalaman. d. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang terjadi masa yang akan datang. Dalam penelitian ini untuk mengetahui validitas alat ukur (angket), maka akan digunakan konsep validitas isi. Untuk memenuhi persyaratan alat ukur yang valid menurut konsep tersebut, maka akan dibuat kisi-kisi penyesuaian antar alat ukur dengan definisi operasional variabel peelitian. 3. Realibilitas Alat Ukur Reliabilitas alat ukur adalah sifat alat ukuran yang menunjukkan tingkat keajekan dan hasil pengukuran. Menurut Wayan Nur Kencana (1983:127) menyatakan bahwa, suatu tes dikatakan variabel apabila tes tersebut menunjukkan hasil yang mantap. Adapun cara penghitungan indeks reliabilitas yaitu dengan beberapa cara: a. Menggunakan metode ulang b. Menggunakan metode verbal c. Menggunakan metode belah dua Dari ketiga metode diatas penulis akan menggunakan metode belah dua, yaitu: kelompok item ganjil dan kelompok item genap dari masingmasinng variabel kemudian dianalisiis menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (1989:199) sebagai berikut:

32

= koefisien reliabilitas = item ganjil = item genap Kemudian untuk mengetahui koefisien reliabilitasnya seluruh item penulis analisa dengan menggunakan rumus sperman brown dalam bukunya Statistic Social (1983:37):

= koefisien reliabilitas = koefisien ganjil genap Dari perhitungan diatas penulis membandingkan dengan tabel reliabilitas menurut Manase Malo (1985:236) sebagai berikut : 0,90 1,00 reliabilitas tinggi 0,50 0,89 reliabilitas sedang 0,49 reliabiliitas tinggi

E. Teknik Pengumpulan Data

32

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, baik data pokok maupun data pelengkap, maka ditempuh dengan menggunakan metode sebagai berikut: 1) Metode Observasi Menurut Surakhmad (1990:137), bahwa observasi merupakan teknik pengumpulan data yag dilakkan dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan secara lanngsung dilokasi penelitian terhadap objek yang diselidiki. Berdasarkan kutipan diatas yanng dimaksud dengan observasi adalah kegiatan untuk mengetahui objek penelitian dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung untuk memperoleh data yang diperlukan. 2) Metode Wawancara Metode wawancara merupakan suatu pengambilan data secara langsung melalui tanya jawab seseorang atau sekelompok orang untuk memperoleh informasi dengan jelas. Menurut Nzir (1999:234) menyatakan sebagai berikut, wawancara adalah proses memperoleh keteranngan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau si pewawancara dengan si penjawab atau responden. 3) Metode Dokumentasi Dokumentasi merupakan pengumpulan data dengan cara meminta data yang telah ada sebelumnya.

32

Menurut Arikunto (1996:234) bahwa, metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal variabel yang merupakan kegiatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan lain-lain. 4) Metode Angket Metode angket merupakan teknik pengumpulan data berupa daftar pertanyaan yang dilengkapi altersnatif alternatif jawaban. Menurut Hadi (1984:156) menyatakan bahwa, angket merupakan daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden untuk memperoleh jawaban. Angket disusun menggunakan skala Likert dalam bentuk pilihan ganda yang diajkan kepada responden untuk dijawab dengan memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan siswa yang terdiri dari alternantif jawaban dengan skor yang telah ditentukan antara lain: Apabila jawaban A maka diberi skor 3 Apabila jawaban B maka diberi skor 2 Apabila jawaban C maka diberi skor 1 Demikian cara-cara penilaian terhadap item-item dalam angket penelitian

F. Teknik Analisis Data Analisa data merupakan proses penelitian berdasarkan data-data yang dikumpulkan.Terkait dengan hal itu maka diperoleh adanya teknik analisi data yang penulis dapatkan waktu penelitian, penulis akan menggunakan

32

rumms Chi kuadrat yang dikemukakan dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (1986:317) sebagai berikut: ( [ )

= Chi kuadrat = Frekuensi yang di peroleh = Frekuensi yang di harapk Dari hasil analisa tersebut kemudian dikonsultasikan dengan hasil koefisien korelasi menurut Sutrisno Hadi sebagai berikut: 1. Tolak H, apabila lebih besar atau sama dengan baik taraf

signifikan 1% maupun pada taraf signifikan 5%. Hal ini berarti ada hubungan antara sarana belajar dengan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Pekalongan. 2. Terima H, apabila lebih kecil atau rendah dari baik pada taraf

signifikan 1% maupun pada taraf signifikan 5%. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara sarana belajar dengan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Pekalongan. Sedangkan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel penelitian maka digunakan rumus Koefisien Kontingensi (KK) yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (1986:307) sebagai berikut:

KK =

32

KK = Koefisien Kontingensi = Chi Kuadrat = Jumlah Sampel Hasil analisis dari rumus KK diatas, selanjutnya akan dikonsultasikan pada stabel KK dengan mencari nilai KK maks dengan rumus sebagai berikut: =

Dimana : = KK maksimum m = means (penilaian variabel) (sudjana 1980:762)

32

DAFTAR PUSTAKA

Gie, T.L. 1984 Cara belajar yang efisien.Yogyakarta: Gajah Mada Univercity Press. Salkind, N.J. 2008. Encyclopedia of Educational Phychology Vol. 1 & 2.Kamsas: SAGE Publications. Anonim. 2010.Faktor yang Mempengaruhi Peserta Belajar Anak. Diakses pada tanggal 8 Juli 2010 dari htt//:e.Smarts HOOL.co.id Sukardi, D.K. 1983. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah. Surabaya Usaha Nasional. Surakhmad. 1955 Arikunto, S 2008. Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Gagne, 2006 Mujiman, H. 1993. Pokok-Pokok Metode Ilmiah. Surakarta: Universitas sebelas Maret. Saydiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada. Faisal, 1982. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta

32

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i DAFTAR ISI .................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................... 6 D. Kegunaan Penelitian........................................................... 6 E. Asumsi Penelitian .............................................................. 7 F. Ruang Lingkup Penelitian .................................................. 7 G. Definisi Operasional Variabel ............................................ 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Motivasi Belajar ............................................... 9 B. Hasil Belajar ....................................................................... 10 C. Hubungan Antara Variabel ................................................ 13 D. Kerangka Pikir Dan Paradigma .......................................... 14 E. Hipotesis............................................................................. 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian ............................................................. 20 B. Populasi Dan Sampel ......................................................... 20

32

C. Instrumen Penelitian........................................................... 21 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 25 E. Teknik Analisis Data .......................................................... 27 DAFTAR PUSTAKA

32

You might also like