You are on page 1of 15

Respirasi dapat terjadi secara aerob dan anaerob  Besarnya panas yang dihasilkan berbeda-beda untuk setiap jenis

hasilpertanian


Pada proses respirasi terjadi dua macam proses, yaitu : Perombakan ikatan antara atom C dan pemutusan ikatan atom H yg telah menjadi senyawa karbohidrat Perpindahan atom-atom H dari perombakan tersebut ke molekul oksigen membentuk air (H2O) Pada respirasi umumnya terjadi perombakan polisakarida menjadi gula sederhana (glukosa)

1.

2.

Intensitas

respirasi menentukan daya simpan buah sayuran

Tabel 1 Hubungan antara respirasi dan daya simpan

Komoditi 1.Adpokat 2.Apel 3.Kacangkacangan

Respirasi (mg CO2/kg/jam) 10 3 50

Daya simpan (minggu) 2-4 12-32 1

1.

Produksi CO2 Cara ini banyak digunakan, karena karbondioksida yg dihasilkan dalam respirasi cukup besar, dan pengukurannya cukup mudah Rumus : Respiratotory quotient (RQ) RQ = CO2 yang diproduksi O2 yang digunakan Jumlah O2 Jumlah oksigen yang digunakan pada respirasi sangat kecil. Oleh sebab itu cara ini sulit dilaksanakan -> butuh alat dengan kepekaaan tinggi, misalnya kromatografi gas

2.

3. Perubahan kadar gula Dalam praktek ini juga sulit dilakukan

gula dalam pasca panen jumlahnya tidak tetap Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi 1. Ukuran komoditi Semakin besar buah semakin besar jumlah CO2 yg diproduksi, dan O2 yg digunakan lebih besar. sehingga semakin besar buah semakin kecil respirasi dan sebaliknya buah kecil laju respirasinya lebih besar daripada buah yang besar 2. Tipe jaringan Metabolisme jaringan muda lebih aktif -> aktivitas respirasinya lebih besar daripada jaringan tua

3. Kulit penutup Menyebabkan laju respirasi lebih kecil, daripada buah yang dikupas 4. Suhu Laju respirasi bertambah dengan naiknya suhu, 0 antara 0-35 C kenaikannya 2,0-2,5 kali setiap kenaikan suhu 10 C

5. Konsentrasi oksigen dan karbondioksida Kenaikan kadar oksigen ->menaikkan laju respirasi Kenaikan karbondioksida menyebabkan kerusakan jaringan (buah dalam ruang tertutup)

Berdasarkan aktivitas respirasi, sifat hasil pertanian digolongkan atas :

1. Klimakterik adalah : Suatu periode mendadak pada hasil pertanian, dimana terjadi serangkaian perubahan biologis Dimulai dengan pembentukan etilen, dan terjadilah proses pemasakan hasil pertanian Hasil pertanian menjadi masak dengan meningkatnya proses respirasi, sehingga klimakterik disebut sebagai proses stimulasi sendiri Hasil pertanian yang tak mempunyai sifat tersebut termasuk non klimakterik

Jenis buah

Pra klimakterik 00 (ppm)

Puncak klimakterik (ppm)

Alpukat Pisang Mangga

0,5-1,0 1,0-1,5 0,04-0.008

300-700 25-40 3

Tahap 2. Tahap 3. Tahap 4. Tahap


1.
P R O D CO2 U K S i

pra klimakterik klimakterik naik puncak klimakterik klimakterik turun


3

1 Pertumbuhan sel

Buah klimakterik Alpukat Mangga Markisa Pepaya Pisang Pir Tomat

Buah non klimakterik Anggur Jeruk Ketimun Nenas Rambutan Semangka Strawbery

Buah klimakterik mengalami peningkatan respirasi mencolok sesudah dipanen pada saat maturasi, disertai terjadinya perubahan warna, tekstur, dan cita rasa Golongan ini biasanya banyak mengandung karbohidrat dan lemak, serta masa hijau dewasa yang relatif panjang. Buah dipanen sebelum masak penuh (sebelum tahap klimakterik) Selanjutnya disimpan/diperam, sehingga didapat warna, tekstur dan cita rasa yang dikehendaki

Buah

non klimakterik, jika dipetik sebelum masak akan memberi hasil yang tidak memuaskan , karena hampir tidak mengalami perubahan sifat seperti buah klimakterik pula sayuran hampir semua termasuk golongan yang bersifat non klimakterik klimakterik mula-mula diterapkan berdasarkan teori perubahan fisik dan teori perubahan kimia

Demikian

Terjadinya

Teori perubahan fisik

Selama proses klimakterik, terjadi beberapa perubahan , antara lain : perubahan permeabilitas sel, sehingga enzim dan substrat tergabung dan terjadilah proses klimakterik Selain itu terjadi juga kenaikan difusi air ke dalam jaringan, yg berhubungan linier dengan n produksi karbondioksida. Dengan demikian ruang antar sel makin banyak

Teori perubahan kimia Selain itu sebelum klimakterik terjadi kenaikan sintesa protein, lemak dan etilen Sedang pada puncak klimakterik terjadi kenaikan dekarboksilasi asam malat Setelah terbukti bahwa permeabilitas tidak dipengaruhi produksi enzim yg dapat diekstrak dari fase klimakterik, maka dapat disimpulkan bahwa klimakterik terjadi karena perubahan kimia jaringan secara alami, bukan merupakan perubahan secara fisik

asmiaty_sahur@yahoo.com

You might also like