You are on page 1of 6

Hubungan Dan Pengetahuan Ibu Terhadap Komsumsi Tablet Fe Selama Masa Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Baro

Tahun 2012.
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Akademi Kebidanan Disusun Oleh :

FITRI SHELOMITA 09076

AKADEMI KEBIDANAN (AKBID) HARAPAN IBU LANGSA 2011

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Konsumsi tablet besi dapat menimbulkan efek samping yang mengganggu sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Penolakan tersebut sebenarnya berpangkal dari ketidaktahuan mereka bahwa selama kehamilan mereka memelurkan tambahan zat besi (Ariaman,2007). Ketidak patuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat mencerminkan seberapa besar peluang untuk terkena anemia pemberian informasi tentang anemia akan menambah pengetahuan mereka tentang anemia, karena pengetahuan memegang peranan yang sangat penting sehingga ibu hamil patuh meminum zat besi. Zat besi terutama sangat di perlukan di trimester tiga kehamilan. Pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%. Produksi darah yang meningkat memerlukan zat besi sebagai bahan bakunya. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin (Sinsin, 2008). Menurut data statistik yang di keluarkan world Heal Organization (WHO) sebagai badan perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani masalah bidang kesehatan, tercatat angka kematian, Tercatat angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan didunia mencapai 515.000 jiwa setiap tahun (WHO, 2008) Menurut data dari Dinkes Kendal Tahun 2010, diperoleh ibu hamil dengan anemi sebesar 74,3%. Ibu hamil dengan kejadian Anemi terbanyak di puskesmas patebon 02 kabupaten Kendal sebesar 10,5%. Data ibu hamil pada tahun 2010 di pukesmas patebon 02 KabupatenKendal sebesar 61% ibu hamil, dimana rata-rata ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe dipukesmas patebon 02 Kabupaten Kendal sebesar 26,3% sedangkan yang tidak mengkonsumsi tablet Fe sebesar 33,7%. Dinegara berkembang,

prevalensi anemia cukup tinggi, di India sekitar 88% ibu hamil menderita anemia dan pada wilayah Asia lainnya ditemukan hampir 60% ibu hamil dengan anemia (Gibney, 2009). Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa prevalensi anemia gizi besi pada ibu hamil terjadi penurunan secara tajam selama 15 tahun terakhir. Prevalensi anemia sebesar 70% pada tahun 1986, turun menjadi 63,5% pada tahun 1992, 50,9% tahun 1995 dan 40,1% pada tahun 2001 (Baliwati, dkk, 2006). Anemia pada kehamilan bukannya tanpa resiko. Pada dasarnya ibu hamil dapat mengalami keguguran, lahir sebelum waktunya, berat badan lahir rendah, perdarahan sebelum dan selama persalinan bahkan dapat mengakibatkan kematian pada ibu dan janinnya (Tarwoto dan Wasnidar, 2007). Departemen Kesehatan 2007 telah meluncurkan Kampanye Indonesia Bebas Anemia dalam kurun waktu 2006 sampai dengan 2008 (Medicastore, 2007). Di Indonesia, Departemen Kesehatan menyarankan pemberian tablet besi pada semua wanita hamil sekitar 60 mg perhari selama 90 hari. Gibney (2009) memastikan bahwa distribusi suplemen zat besi dalam jumlah yang adekuat dan kepatuhan ibu hamil terhadap program pengobatan merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan program tersebut. Namun, hingga sekarang cakupan distribusi dan kepatuhan ibu mengonsumsi tablet besi masih rendah. Penelitian lainnya yang dilakukan Widarsa, dkk (2007) di wilayah Puskesmas Abiansemal Bandung, disimpulkan bahwa lebih dari 34% ibu hamil mengalami anemia. Pemberian suplemen besi per hari selama 13 minggu dapat menurunkan angka anemia, tetapi 9% dari mereka masih menderita anemia. Data cakupan distribusi tablet Fe1 di Indonesia (yaitu yang mendapatkan 30 tablet atau 1 bungkus pada kunjungan pertama atau mulai minggu ke 20) pada tahun 2002 adalah 64,62% dan dan Fe3 (yaitu yang mendapatkan 90 tablet atau 3 bungkus sampai trimester III) sebesar 54,92%.

Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) tahun 2006, distribusi cakupan pemberian tablet Fe1 adalah 69,38% dan 57,19% untuk Fe3 dengan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 200/100.000 kelahiran hidup. Cakupan terendah berada pada Kabupaten Aceh Besar yaitu 12,40% untuk Fe1 dan 10,56% untuk Fe3 dengan AKI 127/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Provinsi NAD, 2007). Di Kabupaten Aceh Besar cakupan terendah pada Kecamatan Lembah Seulawah sebesar 0,56% untuk Fe1 dan Kecamatan Lhoong, untuk Fe3 (Dinkes Kabupaten Aceh Besar, 2008), Cakupan Pemberian Fe-1 sebesar 59% ; Fe-3 sebesar 4,1% hal ini masih
rendah belum mencapai target dinas kesehatan kota langsa dan pada puskesmas langsa baro pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil umumnya berada dibawah target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kota Langsa (Profil Kesehatan Kota langsa 2010).

Tidak tercapainya target distribusi tablet Fe di langsa baro dapat meningkatkan prevalensi anemia, apalagi data tentang kepatuhan dalam mengonsumsi tablet Fe. Salah satu penyebabnya adalah karena kurangnya pengetahuan ibu hamil dalam mengkonsumsi fe pada masa kehamilan. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang Hubungan dan pengetahuan ibu terhadap komsumsi tablet Fe selama masa kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Baro Tahun 2012.

1.2.

Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah : Bagaimana Hubungan pengetahuan ibu terhadap konsumsi tablet Fe di wilayah kerja Puskesmas Langsa Baro tahun 2012.

1.3.

Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu terhadap konsumsi tablet fe selama kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Langsa Baro tahun 2012. 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu hamil dalam melakukan mengkonsumsi tablet fe selama kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Langsa Baro tahun 2012.

1.4. Manfaat penelitian 1. Bagi peneliti, sebagai suatu pengalaman belajar dalam kegiatan penelitian, sehingga dapat memperoleh pengalaman dan meningkatkan wawasan peneliti tentang hubungan antara pengetahuan dan konsumsi tablet fe selama kehamilan. 2. Bagi Ibu, sebagai bahan informasi tentang manfaat konsusmsi tablet fe selama kehamilan. 3. Bagi Institusi Pendidikan, sebagai bahan informasi data sehingga diharapkan dapat wacana keilmuan terutama dalam menambah materi kurikulum kebidanan tentang pemebrian tablet fe pada ibu hamil. 4. Bagi Institusi Kesehatan, khususnya Puskesmas Langsa Baro, hasil penelitian ini sebagai bahan masukan sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu hamil.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian Yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Subjek penelitian : ibu hamil 2. Objek penelitian : Pengetahuan dan konsumsi tablet fe pada ibu hamil dalam melakukan.

3. Lokasi penelitian : Puskesmas Langsa Baro. 4. Waktu penelitian : Bulan Mei 2012 1.6. Keaslian Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian sendiri dan bukan plagiat

You might also like