You are on page 1of 119

KELAS POLICHAETA

Morfologi : Panjang 5 10 cm dan diameter 2 10 mm. Warna sangat indah, merah, kesumba, hijau, atau perpaduan beberapa warna seperti pelangi.

ANATOMI

Pada tiap sisi lateral tubuh Polychaeta, kecuali kepala dan ujung posterior terdapat sepasang parapodia dan sejumlah besar setae Parapodia : pelebaran dinding tubuh yang pipih biasanya biramus, beberapa uniramus- terdiri atas notopodium dan neuropodium- masingmasing disangga oleh sebuah batang khitin disebut acicula

Bentuk parapodia dan setae : digunakan untuk identifikasi jenis-jenis Polychaeta Pada prostomium terdapat mata, antena, dan sepasang palp. Peristomium terletak setelah prostomium, yaitu ruas yang ada mulutnya. Prostomium dan peristomium dianggap sbg kepala pada Polychaeta

Dibagi menjadi 2 sub kelas : Errantia (berkeliaran bebas) dan Sedentaria (menetap). Yang termasuk Errantia : jenis pelagis, merayap pada celah batu dan karang, membuat lubang atau lorong dalam pasir dan lumpur, ada yang membentuk selubung

Cacing sedentaria : tinggal dalam selubung permanen, tidak pernah meninggalkan liang , hanya kepalanya saja yang keluar masuk untuk makan. Bentuk kepala Sedentaria biasanya mengalami modifikasi sesuai dengan fungsinya sebagai Ciliary feeder

Dalam beberapa hal, kepala berfungsi sebagai alat pertukaran gas, semacam insang

Pada Sabelidae dan Serpulidae, prostomium tumbuh semacam mahkota bunga gerbra disebut Radiole Ruas tubuh Errantia sama bentuk dan ukurannya sedangkan ruas tubuh sedentaria cenderung mengalami modifikasi. Perbedaan terletak pada perbedaan diameter ruas, parapodia atau ada tidaknya insang.

SIFAT BIOLOGIS :

PERGERAKAN:
Perpaduan antara parapodia, otot dinding tubuh dan cairan rongga badan.

Gerak undulasi dapat menyebabkan cacing dapat menjalar dan berenang dengan cepat. Sebagian jenis meliang (=burrower) mempunyai bentuk prostomium seperti kerucut kecil; mata, palp dan antena (-) dan ukuran parapodia mengecil.

MAKANAN DAN PENCERNAAN: Termasuk canivore atau raptorial feeder, ciliary feeder atau pemakan substrat -- untuk kebanyakan Errantia. Mangsa terdiri dari avertebrata kecil yang ditangkap dengan pharing atau probosis yang dijulurkan. Pada probosis biasanya terdapat sepasang rahang khitin atau lebih.

Gigi digunakan untuk memotong mangsa, dengan jalan memompa isi mangsa dihisap dengan pharynx. Atau menusukkan probosisnya ke dalam tubuh mangsa dan menghisap isinya. Beberapa jenis errant memakan ganggang (Herbivore), menggunakan giginya untuk memotong tanaman menjadi potongan kecil-kecil.

Sejumlah cacing meliang seperti Ophelia, memakan substrat dengan cara mengeluarkan pharynx untuk menjilat pasir atau lumpur yang mengandung makanan. Pada waktu pharynx ditarik, pasir dan makanan masuk ke saluran pencernaan. Pharynx tidak bergigi tapi adakalanya mengandung papila. Ciliary feeder memakan plankton dan butir-butir sampah. Butir-butir makanan yang melekat pada lendir permukaan palpus atau organ lain dibawa ke mulut melalui ciliated groove.

Pencernaan Makanan :
Saluran pencernaan berupa saluran yang lurus, terletak sepanjang sumbu antero posterior.

Ada beberapa variasi, tetapi umumnya terdiri atas mulut, pharynx, oesophagus yang pendek, usus perut dan anus

PERNAFASAN :
Umumnya bernafas dengan insang, tetapi bentuk dan letaknya berbeda. Pertukaran gas melalui permukaan tubuh masih diperlukan. Pada umumnya insang berhubungan erat dengan parapodia atau merupakan modifikasi dari sebagian parapodia, misalnya cirrus dorsal. Pada Polychaeta dengan metamerik hampir sempurna, tiap ruas mengandung insang, kecuali ujung anterior dan posterior.

Cacing dengan tubuh yang mengalami modifikasi, jumlah dan letak insangnya terbatas.
PEREDARAN DARAH : Polychaeta pada umumnya mempunyai susunan peredaran darah yang sudah teratur, darah selalu dalam pembuluh darah

Ada 2 pembuluh darah utama yaitu pembuluh darah dorsal dan pembuluh darah ventral yang sejajar dengan saluran pencernaan. Pembuluh darah sudah berkontraksi, terutama pembuluh dorsal. Kontraksi ini dapat disamakan sebagai pusat pompa atau jantung.

Darah Polychaeta biasanya berisi pigmen pernafasan yang larut dalam plasma. Pigmen darah umumnya adalah hemoglobin, tetapi chlorocruonin merupakan ciri khas jenis Sabelidae dan Flabelligeridae Darah yang mengandung chlorocruonin berwarna hijau.

ALAT INDERA Alat indera yang utama bagi Polychaeta adalah mata, nuchal organ dan statocyst.

Hanya cacing jenis Errantia yang mempunyai mata (kecuali Sabellidae) yang berkembang baik, Sedentaria tidak mempunyai mata atau sebagai bintik mata.
Letak mata pada permukaan prostomium dan berjumlah 2-4 pasang Fungsi mata hanya sebagai foto receptor. Kebanyakan Polychaeta phototropic negatif.

Nuchal organ atau organ tengkuk terletak di bagian dorsal kepala : merupakan chemoreceptor untuk mendeteksi makanan Statocyst merupakan alat keseimbangan

Bispira dan Sabella (famili Sabellidae), termasuk cacing yang terkenal keindahannya. Dalam hal ini ruas pertama atau peristomium tumbuh menjadi semacam mahkota yang disebut radiole, fungsinya untuk menyaring detritus dan plankton.

EKSKRESI

Berupa protonephridia solenocyte pada jenis yang tidak mempunyai pembuluh darah dan metanephridia bagi yang mempunyai pembuluh darah terdapat sepasang pada setiap ruas Metanephridia terdapat pada kebanyakan Polychaeta Nephridia pada beberapa Polychaeta berfungsi sebagai alat osmoregulasi, misal beberapa spesies Nereis yang hidup di daerah estuaria, air payau atau air tawar

REGENERASI

Relatif mempunyai melakukan regenerasi

kemampuan

untuk

Tentakel, palp atau bagian tubuh lain jika putus/rusak dapat tumbuh yang baru Beberapa jenis cacing dapat melakukan autotomy : melepaskan sebagian tubuhnya jika diganggu, bagian yang hilang tumbuh baru

REPRODUKSI

Reproduksi terjadi baik secara sexual maupun asexual. Reproduksi asexual pada beberapa jenis dilakukan dengan jalan budding (pertunasan) atau pembelahan Kebanyakan Polychaeta hanya melakukan reproduksi seksual dan biasanya dioecious

Reproduksi seksual yang khas pada beberapa jenis Nereidae, Syllidae dan Eunicidae : pembentukan epitoke (suatu individu reproduktif) berbeda dengan bentuk tubuh yang non-seksual (atoke) Biasanya epitoke berenang ke permukaan air menjelang pagi atau petang hari untuk melepaskan sperma dan telur

. Pada peristiwa swarming semua Polychaeta yang


berbentuk epitoke berenang ke permukaan untuk melepaskan telur dan sperma. Saat swarming merupakan pesta bagi ikan, burung laut dan predator lain (termasuk manusia). Hermaprodite hanya dikenal pada beberapa jenis Polychaeta, dan biasanya dari jenis fanworm dari famili Sabellidae. Dalam hal ini ruas abdomen bagian anterior menghasilkan telur dan ruas posteriornya menghasilkan sperma, tetapi ada juga jenis dimana baik telur maupun sperma terbentuk dalam ruas yang

sama

Kebanyakan Polychaeta melepaskan telurnya di air laut dan menjadi plankton. Adapula yang meletakkan telurnya dalam lendir dan melekatkannya pada benda-benda. Beberapa jenis mempunyai ruang penetasan pada tubuhnya, beberapa ovovivipar. Tergantung jenisnya pembuahan di luar atau di dalam. Setelah gastrulasi, embryo tumbuh dengan cepat menjadi larva trochophore.
Trochophore adalah larva yang berenang bebas dan merupakan plankton.

Polychaeta terbanyak hidup di daerah litoral dan pasang surut. Di pantai Pasifik Amerika Serikat pernah ditemukan sebanyak 25.000 ekor cacing per meter persegi. Beberapa species dapat hidup pada kadar garam rendah, terutama jenis nereid telah mengadaptasikan diri pada daerah payau dan muara sungai, bahkan di air tawar.

Di Hawaii, Tiongkok, Sumatra, Jawa dan Brazilia didapat Polychaeta air-tawar. Kenyataan ini merupakan tanda bahwa Polychaeta merupakan species pendatang baru di air tawar. Tergantung jenisnya pembuahan di luar atau di dalam.

Pada tahap ini larva tetap hidup sebagai plankton, dan akhirnya akan menyelesaikan pertumbuhannya dan hidup sebagaimana kebiasaan yang dewasa.
Beberapa species dapat hidup pada kadar garam rendah, terutama jenis nereid telah mengadaptasikan diri pada daerah payau dan muara sungai, bahkan di air tawar.

NILAI EKONOMIS

Merupakan pakan alami baik bagi udang windu Peneus monodon di tambak- menjadikan warna udang menjadi lebih cemerlang- mutu meningkat

Jenis Sabellidae dan Serpulaidae : Sabella pavonina dan Spirografis spalanzanit terkenal keindahannya bentuk seperti bunga gerbra, warna seperti burung merak - untuk hiasan akuarium laut

YANG MERUGIKAN

Polydora dari famili Spionidae biasa membuat liang pada cangkang oyster/tiram, sebagai benthos- menurunkan harga tiram karena cangkang oyster mutunya rendah Sebagai parasit : Ichtyotamus dari fam Ichtyotomidae- ektoparasit penghisap darah inang dengan menusukkan stylet dan memompa dengan pharing Famili Myzostomidae : sebagai komensal atau parasit pada Echinodermata terutama pada lely laut

KLASIFIKASI Kelas Polychaeta 1.Subkelas Errantia : ruas tubuh banyak, bentuk sama, kecuali bagian kepala dan anus,; parapodia sama di seluruh tubuh, berkembang baik dan dilengkapi dengan acicula dan setae; pharing biasanya mempunyai rahang dan dapat dijulurkan; hidup bebas, berenang, merayap, meliang atau dalam selubung, beberapa predator tabung

Terdiri dari 14 famili : 1. Famili Aphroditidae : Elytra pada permukaan dorsal Genus Aphrodita : sea mouse
2. Famili Phyllodocidae Parapodia uniramus dan pipih dan merayap Genus : Phyllodoce

3. Famili Alciopidae Genus Alciopa

: Pelagis, mata 2 buah, besar

4. Famili Syllidae : Tubuh kecil dan lunak , parapodia uniramus Genus : Trypanosyllis dan Syllis 5. Famili Nereidae : Mata 4 buah, peristomial ciri 4 pasang, pharynx mempunyai paruh (jaw) Genus Nereis

6. Famili Eunicidae : Tubuh panjang, pharing paling sedikit mempunyai 2 rahang; mata dan antena terdapat pada prostomium Genus Eunice Genus Lycidice

7. Famili Histriobellidae: ektoparasit pada insang Crustacea Genus Histriobdella


8. Famili Ichthytomidae : ektoparasit Genus Ichtyotomus

9. Famili Myzostomidae : komensal dan parasit pada Echinodermata Genus : Myzostoma 10. Famili Polynoidae, Genus : Polynoe 11. Famili Alcyopidae, genus : Rhynchonerella, Vanadis 12. Famili Hesionidae, genus : Hesionides arenaria 13. Famili Tomopteridae, Genus : Tomopteris 14. Famili Glyceridae, Genus Glycera

2. Subkelas Sedentaria : biasanya terdapat diferensiasi tubuh, prostomium kecil, parapodia mengecil, tanpa acicula, khusus penghuni tabung
1. Famili Spionidae Genus Polydora 2. Famili Cirratulidae : Ruas-ruas mengandung insang panjang Genus Cirratulus 3. Famili Capitellidae Genus Notomastus

4. Famili Arenicolidae : pemakan substrat Genus Arenicola 5. Famili Sabelliridae : hidup menetap dalam lubang pasir Genus Sabellaria 6. Famili Terrebellidae: menetap dalam lubang Genus Amphitrite

7. Famili Sabellidae: cacing kipas, menetap pada tabung Genus : Sabella dan Spirographis 8. Famili Serpulidae : bentuk tubuh mirip Sabellidae , cacing menetap pada tabung kapur yang menempel pada karang atau ganggang Genus : Serpula, Hydroides

3. Subkelas Archiannelida: ukuran kecil, ruasruas biasanya internal, parapodia, dan setae biasanya tidak ada, dioecious, susunan syaraf pada epidermis. 1. Famili Nerillidae Genus Nerilla 2. Famili Polygordidae Genus Polygordius dan Protodrillus 3. Famili Dinophilidae Genus Dinophilus

KELAS OLIGOCHAETA Terdapat 3100 species

Habitat :
Jenis akuatik terdapat pada segala habitat air-tawar terutama yang dangkal, lebih dari 1 m, beberapa hidup di laut dan darat

ANATOMI TUBUH Ruas-ruas tubuh sama bentuk dan ukurannya kecuali bagian anterior dan posterior. Setengah dari ruas paling ujung anterior merupakan prostomium, adakalanya memanjang menjadi probosis. Pada umumnya jumlah ruas tidak tetap, bervariasi sekitar 25 %.

Famili Haplotaxidae berbentuk seperti benang dengan jumlah ruas sampai 500 buah.
Ruas tubuh Oligochaeta tidak mengandung parapodia, tetapi setae tetap ada. Setae terdiri dari khitin dan tersusun dalam 4 ikat, 2 dorsolateral dan 2 ventrolateral.

Setae tidak pernah terdapat pada ruas pertama, Biasanya dimulai pada ruas kedua,tiap ikat setae dapat berisi 1-20 buah setae. Bentuk dan ukuran setae bervariasi pada tiap jenis, oleh sebab itu digunakan untuk identifikasi species.

MAKANAN DAN PENCERNAAN

Substrat, dimana bahan organik yang melalui saluran pencernaan akan dicerna, kemudian tanah dan sisa pencernaan dibuang melalui anus. Makanan terdiri dari atas ganggang, filamen, diatom dan detritus Genus Chaetogaster merupakan satusatunya Oligochaeta yang carnivore, makanannya terdiri dari Crustacea, rotifer dan avertebrata kecil lain.

PERNAFASAN

Hampir semua Oligochaeta bernafas dengan cara difusi melalui seluruh dinding tubuh. Insang yang sesungguhnya jarang terdapat.
Beberapa jenis akuatik yang mempunyai insang : Dero dan Branchiura

Kebanyakan Oligochaeta air-tawar dapat menyesuaikan diri dengan kadar oksigen rendah, bahkan tanpa oksigen untuk jangka waktu pendek. Tubifex mengeluarkan bagian posteriornya dari tabung guna mendapatkan oksigen lebih banyak, apabila kandungan oksigen dalam air sangat rendah

PEREDARAN DARAH

Peredaran darah Oligochaeta pada prinsipnya sama dengan Polychaeta Pembuluh dorsal dan ventral dihubungkan oleh pembuluh lateral pada setiap ruas Beberapa pasang pembuluh penghubung di daerah esofagus sangat kontraktil dan berfungsi seperti jantung Beberapa jenis Oligochaeta mempunyai Hb dalam plasma darahnya dan darah mengandung amebocyte

EKSKRESI
Metanephridia merupakan alat excresi dan terdapat sepasang pada tiap ruas kecuali pada ujung anterior dan posterior. Nephridiopore terletak pada bagian ventrolateral masing-masing ruas. Ekskresi berupa amonia Keseimbangan air dan garam juga diatur sebagian oleh nephridia

Pada Oligochaeta terdapat suatu jaringan, yaitu chloragogen yang berperan seperti hati pada vertebrata. Merupakan pusat sintesa glycogen dan lemak serta penyimpanan. Dalam jaringan ini juga terjadi deaminasi protein, pembentukan ammonia dan sintesa urea.

SISTEM SYARAF DAN ALAT INDERA

Otak terletak pada ruas ke-3 di bagian dorsal pharing Kebanyakan Oligochaeta akuatik mempunyai 4 ps saraf lateral pada tiap ruas, jenis darat mempunyai 3 pasang Tidak mempunyai mata, kecuali beberapa jenis akuatik mempunyai bintik mata sederhana

Di seluruh permukaan tubuh kecuali bagian ventral terdapat sel indera sebagai fotoreseptor Bersifat fototropik negatif pada cahaya kuat dan fototropisme positif thd cahaya lemah Dinding tubuh banyak terdapat ujung-ujung saraf sebagai alat peraba

REPRODUKSI :
Semua Oligochaeta adalah hermaphrodite, dengan gonad yang jelas dan ruas reproduksi sangat terbatas, kecuali jenis primitif. Pada jenis akuatik biasanya hanya terdapat sebuah ruas ovary dan sebuah ruas testes. Ruas reproduktif terletak pada setengah bagian anterior dan ruas betina selalu di belakang ruas jantan. Ovari dan testes selalu berpasangan dan mendesak coelom.

Clitellum merupakan ciri khas bagian reproduktif dari Oligochaeta. Clitellum terdiri dari beberapa ruas yang berdekatan, dimana epidermis menebal serta mengandung sejumlah besar sel kelenjar. Kelenjar Clitellum menghasilkan lendir untuk kopulasi, membentuk dinding kepompong dan albumin untuk melekatkan telur di dalam kepompong. Clitellium pada cacing muda adakalanya tidak ada atau tidak jelas.

Pada Oligochaeta selalu terjadi kopulasi dan saling memberikan sperma. Beberapa hari setelah kopulasi, clitellum menghasilkan lendir untuk kemudian meluncur ke arah anterior.

Pada waktu melalui ke muara oviduct, lapisan ini menerima sejumlah telur dan ketika melalui muara seminal receptacle lapisan tersebut menerima sperma yang didapat dari hasil kopulasi.

Pembuahan terjadi di dalam lapisan lendir tersebut. Segera setelah meninggalkan kepala cacing lapisan lendir hancur dan ujung-ujung kepompong menyusut, hingga membentuk suatu kapsul yang berwarna kuning dan lonjong.
Pada keadaan terisolasi pembuahan sendiri bisa terjadi yaitu dalam kepompong. Pada beberapa spesies parthenogenesis merupakan kejadian biasa. Reproduksi asexual biasa terjadi pada jenis akuatik, terutama Aelosomatidae dan Naididae. Caranya dengan pembelahan tranversal menjadi dua bagian atau lebih.

Disebut fragmentasi apabila regenerasi dan pembentukan kepala atau ekor baru terjadi setelah pemotongan. Fission lebih sering terjadi daripada fragmentasi. Pada Fission, regenerasi berlangsung sebelum pemisahan. Adakalanya beberapa daerah fission terdapat pada satu individu, hingga merupakan rantai zooid, hingga rantai zooid seperti pada Turbelaria.

NILAI EKONOMIS

1. Cacing Tubifex untuk pakan ikan hias


2. Cacing akuatik sebagai inang perantara beberapa parasit ikan. Misal Aulophorus furcatus dan Dero limosa, famili Naididae sebagai inang perantara cacing pita Lytocestus parvulus pada ikan lele dumbo, Clarias sp

KLASIFIKASI

Kelas Oligochaeta
Ordo Plesipora: Gonophore terletak tepat di belakang ruas yang mengandung testes Famili Aelosomatidae: primitif Genus Aelosoma

Famili Naididae
: Genus Nais : Genus Chaetogastercarnivore

Famili Tubificidae
Genus Tubifex Genus Branchiura mempunyai insang di bagian posterior -

Ordo Prosopora Gonopore jantan terletak pada ruas yang mengandung testes yang bersangkutan atau testes yang berikutnya Famili Lumbriculidae Genus Lumbriculus Famili Branchiobdellidae : jumlah ruas tetap 11 buah, parasit atau commensal pada crustacea

Ordo Opisthopora : Gonophore jantan terletak di belakang ruas yang mengandung testes Famili Lumbricidae : cacing tanah besar Genus Lumbricus
Famili Megascolecidae : cacing tanah besar Genus Megascolides Species Megascolides australis

KELAS HIRUDINAE
HABITAT :

Biasa disebut lintah. Meliputi jenis laut, air tawar dan darat
MORFOLOGI : Terdapat sekitar 500 species. Panjang antara 1-5 cm, kecuali Hirudo medicinalis sampai 20 cm, warna hitam, coklat, hijau tua dan umumnya merah. Adakalanya berhiaskan garis-garis atau bintik-bintik. Tubuh pipih dorso-ventral. Ruas-ruas pada ujungnya mengalami modifikasi menjadi alat penghisap. Penghisap anterior lebih kecil daripada penghisap posterior.

Jumlah ruas selalu tetap 33 buah, tetapi ada lekukan sekunder (annuli) yang mengacaukan penglihatan. Jumlah annuli masing-masing ruas berbeda untuk species yang berlainan, oleh sebab itu digunakan sebagai pengenal dalam identifikasi species Tubuh lintah dapat dibagi menjadi 5 bagian:

1. Sebuah prostomium kecil dengan 4 ruas berikutnya membentuk kepala


2. Precitellum terdiri dari 4 buah ruas dan clitellum 3 ruas.Pada bagian midventral terdapat sebuah gonopore jantan dan sebuah gonopore betina.

3. Clitellum biasanya tidak jelas kecuali pada masa reproduktif 4. Badan yang terdiri dari 12-26 ruas, dan merupakan bagian tubuh yang paling besar 5. 6 buah ruas yang terakhir bersatu dan bermodifikasi menjadi alat penghisap posterior

Lintah berbeda dengan Annelida lainnya karena coelom tidak jelas. Pada kebanyakan lintah sekatsekat dan rongga tubuh terdesak oleh jaringan penghubung yang disebut botryoidal. Rongga tubuh yang terdesak ini membentuk saluran yang merupakan interconnective coelomic sinuses. Pada Rhynchobdellida coelomic sinus berfungsi sebagai pembuluh darah, seperti pada Oligochaeta. Tetapi pada ordo lainnya susunan pembuluh darah asli (ancestral) telah menghilang dan coelomic sinus serta coelomic fluid mengalami modifikasi menjadi pembuluh darah sejati.

Biasanya darah tidak berwarna karena tidak mempunyai pigmen pernafasan. Mulut lintah dilengkapi dengan probosis atau pharynx

PENCERNAAN MAKANAN
Kalau makan probosis dijulurkan keluar dari mulut. Pharynx pada lintah sebagai alat penghisap yang berotot dan pada beberapa jenis dilengkapi rahang bergigi (toothed jaw). Pada waktu makan, penghisap anterior ditempatkan pada permukaan tubuh mangsa dan tepi rahang menyayat kulit mangsa. Di belakang gigi terdapat pharynx untuk memompa

Kelenjar ludah mengeluarkan antikoagulasi yang disebut hirudin, darimana perkataan hirudinae berasal. Saluran pencernaan selanjutnya untuk seluruh kelas dapat dikatakan sama, yaitu esophagus yang pendek, perut yang panjang 1 pasang atau lebih cecum. Usus berhubungan dengan rectum yang pendek dan keluar melalui anus yang terletak di muka alat penghisap posterior

MAKANAN
Kebanyakan lintah adalah carnivora. Memakan cacing, siput, larva serangga hewanhewan avertebrata lain. Selain jenis predator ada juga yang scavenger. Jenis penghisap darah menyerang berbagai mangsa, baik avertebrata maupun vertebrata. Jenis ini tahan berpuasa bahkan ada yang hidup sampai 1,5 tahun tanpa makan

EKSKRESI
Sebagai alat excresi aDalah 10-17 pasang nephridia, satu pasang tiap ruas. Zat pembuangan utama ialah ammonia. Susunan syaraf pada lintah lebih baik dari pada annelida lainnya. Pada ruas ke-5 dan ke-6 lingkaran syaraf ganglion yang besar mengelilingi pharynx atau probosis, ini merupakan otak. Epidermis lintah mengandung bermacam-macam sel indera, yang terakhir pada rambut halus dan photoreceptor. Di samping itu terdapat mata dan sensory papila. Letak mata pada ruas anterodorsal dan berjumlah 2-10 buah

REPRODUKSI
Semua lintah hermaprodite. Telur dikeluarkan dua hari atau beberapa bulan setelah kopulasi. Pada saat demikian clitellium tampak jelas dan menghasilkan kepompong Oligochaeta. Kepompong berisi satu sampai beberapa telur tergantung jenisnya Ada jenis yang melahirkan adapula yang mengerami telurnya. Lintah air kebanyakan terdapat di air tawar, beberapa di laut. Biasanya di air yang tenang dan dangkal, hanya sedikit yang terdapat di air deras. Siang hari bersembunyi di bawah batu, sampah atau tanaman air, malam hari mencari makan.

Beberapa species berestivasi pada musim kering dengan jalan masuk ke lumpur dasar sungai atau kolam. Pada umumnya jenis parasit menempel pada inang hanya waktu makan. Jenis lain selamanya menempel pada inang dan hanya meninggalkan inang pada waktu memijah. Adapula jenis yang melekatkan telurnya pada inang. Lintah terdapat di seluruh dunia kecuali padang pasir dan kepulauan Pasifik

HABITAT

Habitat di air tawar tenang, dangkal dan banyak tumbuhan air, pada tepi kolam, danau, sungai dengan aliran lambat. Hanya beberapa jenis yang dapat hidup di air aliran deras Beberapa jenis ditemukan di perairan tercemar Kebanyakan siang hari bersembunyi di bawah batu, sampah atau tumbuhan air, pada malam hari berkeliaran mencari makan Ada jenis lintah yang menempel pada inang dan hanya meninggalkan inang pada saat memijah

NILAI EKONOMIS

Hirudo medicinalis digunakan untuk pengobatan tradisional untuk menyembuhkan bengkak, memar dan bengkak pada sakit gigi Jenis-jenis Hirudo, Macrobdella dan Philobdella terdapat di rawa dan sawah menyerang manusia dan kerbau

Infeksi Piscicolidae di kolam ikan menimbulkan mortalitas yang cukup tinggi pada anak ikan

Klasifikasi Kelas Hirudinae Ordo Acanthobdellida - primitif, mempunyai sekat dan coelomic compartment, mempunyai probosis

Ordo Rhynchobdellida - akuatik, mempunyai probosis, susunan peredaran darah terlepas dari coelomic sinus Famili Piscicolidae - lintah pada permukaan tubuh dan sirip ikan
Genus Piscicola

Ordo Gnarhobdellida - air dan darat, mempunyai pharynx dengan rahang Famili Hirudinae - Genus Hirudo H. Medicinalis
- Genus Macrobdella

Ordo Pharyngobdellida - mempunyai pharynx, tidak bergigi, tetapi adakalanya terdapat 1-2 stylet, di air tawar dan darat Famili Erpobdellidae - Genus Dina - Spesies D. microstoma

You might also like