You are on page 1of 12

ISSN 0853

- 7240

Biologi, Vol.4, No.6, Desember 2005

ANALISIS VEGETASI HUTAN HUJAN TROPIKA DATARAN RENDAH SEKUNDER DI TAMAN NASIONAL DANAU SENTARUM, KALIMANTAN BARAT Onrizal1, Cecep Kusmana 2,Bambang Hero Saharjo 2, lin P. Handayani 3, Tsuyoshi Kato 4
INTISARI
Onrizal, C. Kusmana, B.B. Saharjo, I.P. Bandayani dan T. Kato. 2005. Analisis vegetasi hutan hujan tropika data ran rendah sekunder di Taman Nasional Danau Sentarum, Kalimantan Barat. Biologi 4 (6) : 359-372. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis, struktur dan pola distribusi spasial dari hutan hujan tropika dataran rendah sekunder di Taman Nasional Danau Sentarum, Kalimantan Barat. Penelitian lapangan di lakukan pada periode 23 Juni sampai 5 Juli dan 10 sanlpai 25 September 2004 di hutan hujan tropika dataran rendah sekunder di kaki bukit Semujan, Taman Nasional Danau Sentarum, Kalimantan Barat. Sepuluh petak ukur (PU) yang masing-masing berukuran 10 x 10m dibangun dan diletakkan secara acak. Pada masing-masing PU, setiap pohon berdiameter ~ 2 cm diidentifikasi dan diukur diameter (DBH) dan tingginya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam PU 0,1 ha dijumpai 15jenis pohon yang termasuk ke dalam 14 marga dan 10 suku. Pada tingkat pohon, jenis dominan dan kodominannya secara berturut-turut adalah Vernonia arborea Buch.-Ham. dan Artocarpus cf. rigidus Blume dengan nilai indeks penting (INP) setiap jenis tersebut adalah 113, I0% dan 104,76%. Jenis dominan dan kodominan pada tingkat anak pohon secara berturut-turut adalah Bellucia axinathera Tiana dan Macaranga gigantea Muen. Arg. dengan INP setiap jenis adalah 50,97% dan 39,14%. Kerapatan pohon menurun secara eksponensial dari pohon berdiameter kecil ke pohon berdiameter besar. Berdasarkan indeks Morishita, pola distribusi spasial dari jenis dominan dan kodominan adalah teratur. Kata kunci: struktur hutan, komposisi jenis, hutan hujan tropika dataran rendah sekunder, pola distribusi spasial, Taman nasional Danau Sentarum, Kalimantan Barat.

DepartemenKehutanan, FakultasPertanian, Universitas Sumatera Utara,Jl Tri Dharma Ujung No.1, KampusUSU-Medan20155;Telp.061-8220605;E-mail:omizal03@yahoo.com 2 Fakultas Kehutanan, InstitutPertanian Bogor.PO Box 168Bogor 16680 3 Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Bengkulu 38371A 4 Japan International Cooperation Agency, Indonesia Representative, Gunung Batu, Bogor 16001

359

Onrizal, et al. - Analisis Vegetasi Hutan Hujan Tropika Dataran Rendah Sekunder

ABSTRACT
Onrizal, C.Kusmana, B.n. Saharjo, LP. Handayani and T.Kato. 2005. Vegetationanalysis of secondary lowland tropical rainforest in Danau Sentarum National Park, WestKalimantan. Biologi 4 (6) : 359-372. The objective of this research was to know species composition, structure and spatial distribution pattern of secondary lowland tropical rain forest in Danau Sentarum National Park West Kalimantan. This research was carried out from 23 June to 5 July and 10 to 25 September 2004 at secondary lowland rain forest on thefoot-slope of Semujan Hill, Danau Sentarum National Park WestKalimantan. Ten-sample units (SUs) sizes lOx 10m are placed based on random sampling method. On each SUotrees with diameter ~ 2 em are identified and the diameter (DBH) and height are recorded. Fifteen tree species werefound within a 0.1 ha SUoconsisting of 14 genus and 10families. In the tree stage, Vernoniaarborea Buch.-Ham. and Artocarous cf riJddus Blume were the dominant and codominant species, which important value indexes (IVI) of each species were 113.10% and 104.76%, respectively. Dominant and codominant species in the sapling stage were Bellucia axinathera liana and Macaranf!a gif!antea Muell. Arg., which IVI of each species were 50.97% and 39.14%, respectively. Tree density is exponentially decreased from trees with small diameter to trees with big diameter. Based on Morishita s index, spatial distribution pattern of dominant and co-dominant species was regular.
Keywords: forest shucture, species composition, secondary lowland tropical rain forest, spatial distribution pattern, Danau Sentarum National Park West Kalimantan.

PENDAHULUAN Analisisvegetasihutan antaralain ditujukanuntukmengetahuikomposisi jenis dan struktursuatuhutan(MuellerDombois & Ellenberg, 1974; Misra, 1980; Cox, 1985; Kusmana, 1997). Datatersebutbergunauntukmengetahui kondisi kesimbangankomunitashutan (Meyer,1952),menjelaskaninteraksidi dalam dan antar jenis (Odum, 1971, Ludwig & Reynolds, 1988), dan memprediksikecenderungankomposisi tegakandi masa mendatang(Whittaker, 1974).

Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) merupakan sekumpulandanauairtawardanhutanyang tergenang, baik musiman maupun permanen yang terletak di kabupaten KapuasHulu,KalimantanBarat(Giesen, 1987, 1995a, 1995b, 1996; Jansen et al., 1994; Jeanes, 1996, 1997; Jeanes Meijaard,2000;~shari,2001)dengan ketinggian rata-rata sekitar 40 m dpl (Jansen et al., 1994). Berdasarkan laporan Saharjo et al. (2004) diketahui bahwa TNDS merupakan peninggalan purba yang didalamnyamasih terdapat

360

ISSN 0853

- 7240

Biologi, Vol. 4, No.6. Desember 2005

I
hutanair tawar dan hutanhujantropika yangrelatifutuhdi paparansunda. Meskipun TNDS merupakan . ' kawasan konservasl, namun praktek penebanganliardankonversilahantelah banyak tetjadi (Anshari et al., 2002; Sahatjo et aI., 2004; Onrizal et al., 2005). Penelitian ini bertujuan untuk mengetabui ompisisijenis, strukturdan k poladistribusi pasialhutanhujantropika s dataran rendah sekunder di TNDS, KalimantanBarat BAHAN DAN CARA KERJA Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di hutan hujantropika dataran rendah sekunder yang terletak di kaki bukit Semujan, 4.588 rom. Sedangkan rata-rata curah hujanbulananadalah327,7 romdengan kisaran mulai 238 mm pada bulan Oktober sampai 416 rom pada bulan Januari (Giesen, 1996). Suhu berkisar antara 30-36C pada siang hari dan 23-29C pada malam hari. (Giesen, 1987). Prosedur penelitian Sepuluh petak ukur (PU) yang masing-masing berukuran 10 x 10 m digunakanuntukmengetabuikomposisi jenis dan struktur hutan di lokasi penelitian. Peletakkan PU di lapangan dilakukansecaraacakmengikutisebaran hutan hujan tropika dataran rendah sekunder. Pada setiap PU, semua permudaanpohon dengandiameter:::2 cm diidentifikasi, diukur diameter, yaitu diameter setinggi dada (diameter at breastheight;DBH) dan tingginya. Analisis data Semua permudaan pohon dikelompokkan berdasarkan tingkat pertumbuhan (growth stage), yaitu (a) anak pohon, yakni permudaan pohon yangmemilikidiameter2-9,9em,dan(b) pohon, yaitu pohon muda dan dewasa yang memilikidiameter:::10 cm. Untuk mengetahui jenisdominan disetiaptingkat pertumbuhandigunakanmetodeindeks nilaipenting(INP)(Curtis& McIntosh, 1951, Cox, 1985, Kusmana, 1997),

TNDS padatanggal23Juni- 5Juli,dan


10- 25 September 2004. Hutan hujan tropikadataranrendahsekundertersebut merupakanhutanhujantropikadataran rendahbekastebangantabun 1998untuk dijadikankebun merica.Namunsetelah ditebanghabis, kawasanhutan tersebut tidakjadi ditanamimerica karena areal lain yang telah lebih dahulu dikonversi menjadi kebun merica hasilnya tidak produktif dan hargajualnya pun turun drastissehinggatidakekonomis. Berdasatkan klasifikasiklimSchmidt nd i a Fergusson (1951), iklim di lokasi penelitiantermasuktipeA denganrataratacurahhujantahunan sebesar3.392 rom dengankisaranantara3.425romsampai

361

Onriza/. et a/. - Analisis Vegetasi Hutan Hujan Tropika Dataran Rendah Sekunder

dimana INP terdiri atas kerapatan relatif, frekuensi relatif, <Iandominansi relatif yang dihitung berdasarkan persamaan berikut:

HukumFrekuensiRaunkiaer 1934 (Misra, 1980)digunakanuntuk melihat penyebaran jenis dalamkomunitas,yang terdiriatas 5klas fTekuensi, yaitu:

a.

Kerapatansuatujenis (K)
K= '~)ndividu suatu jenis
Luas petak contoh

-Klas A :jenis dengan fTekuensi 1- 20% -Klas B :jenis dengan ftekuensi 21-40010
-Klas C :jenis dengan ftekuensi
41- 60%

- Klas D :jenis dengan ftekuensi 61- 80% - KlasE: jenis dengan ftekuensi81-100010 Komunitas hutan terdistribusisecara nonnal apabila:

b.

Kerapatanrelatifsuatujenis (KR) KR = K suatu jenis x 100%


K se/uruh jenis

c. F= d.

Frekuensisuatujenis (F)
L: Sub - petak ditemukan suatu jenis L: Se/uruh sub - petak contoh

> A>B>C=D<E < Jika: a) E > D ~ Komunitashomogen b) E < D ~Komunitas terganggu c) A, E tinggi ~ Komunitasbuatan d) B,C,D tinggi~Komunitas heterogen Pol a distribusi spasial (spatial distributionpattern)individusuatujenis padasetiaptingkatpertwnbuhandihitung berdasarkan indeks Morishita (I) (Morishita,1959)denganrumussebagai berikut:
q

Frekuensirelatifsuatujenis (FR) FR

F suatu jenis x 100 % F se/uruh jenis

e.
D f

Dominansisuatujenis(D)

= Luas

bidang dasar suatu jenis Luas petak contoh

Dominansi relatif suatujenis (DR)

DR

D suatu jenis x100% D se/uruh jenis

Lx;(xj -1) I - ;=1 0- q T(T -1) dimanax; adalahjumlah individujenisX pada PU ke-i (1, 2, 4, ..., q), q adalah jumlah PU, dan T adalahjumlah semua individu di dalam semua pu. Penyebaran

g.

IndeksNilaiPenting(INP)

INP=KR+FR+DR

362

Onrizal, et al. - Analisis Vegetasi Butan Bujan Tropika Dataran Rendah Sekunder

Bel/uciaaxinanthera,danMacarangan giganteamerupakanjenis dominandan kodominandenganINPmasing-masing jenis seeara berturut-turut adalah 50,97% dan 39,14%. Kerapatan, frekuensi, luas bidang dasar, dan INP setiap jenis pada semua tingkat pertumbuhan di hutan hujan tropika dataran rendah sekunder, TNDS, Kalimantan Barat seeara lengkap disajikanpada Tabell. Berdasarkan hukum frekuensi Raunkiaer(Gambar I.) diketahuibahwa jenis-jenispohon di hutanhujantropika dataran rendah sekunder TNDS terdistribusi secara tidak normal. Selanjutnya, oleh karenajumlahjenis klas E < D, maka komul}.itashutan kerangas di lokasi studi merupakan komunitas terganggu. Hal ini membuktikandanmemperkuatinformasidari masyarakat sekitar kawasan, dimana sekitar6 tahoo lalu,hutanhujantropika dataran rendah di lokasi penelitian ditebang habis untuk dijadikan ladang merica, namun kemudian dibiarkan begitu saja. Kondisi tersebut terjadi karena melihat ladang meriea yang ditanamsebelumnya pada bekas hutan hujan tropika dataran rendah tidak produktif,meskipoosudahdipupuk. Struktur vertikal Menurutklastinggi,sebagianbesar (32%) pohon penyusun hutan hujan

tropikadataranrendahsekundertersebar pada klas tinggi4,0-4,9 em, kemudian diikuti oleh klas diameter 5,0 - 5,9 m (28%).Sangatsedikitdaripohon-pohon penyusoo hutan hujan tropika dataran rendah sekunder yang meneapai tinggi tajuk melebihi 7 m, yakni hanya sekitar 5% dariseluruhpermudaanpohon yang ada (Gambar 2.). Struktur horizontal (distribusi diameter) Berdasarkanklas diameterdengan lebarklassebesar2 em,diketahuibahwa sebagian besar (39,5% atau 1.930 ind/ ha)pohonpenyusoohutanhujantropika dataranrendah sekunder di lokasi studi kemudiandiikutiolehklas dimeter4 -6 em (33,2% atau 1.620 ind/ha). Selanjutnya, pohon-pohon dengan diameter melebihi 60 em sangatjarang dijumpai, yakni hanya 0,6% at au 30 indlha pohon (Gambar3.). Seperti terlihat pada Gambar 3., kerapatan pohon menurun seeara eksponensial dari pohon berdiameter keeil ke pohon berdiameter besar. Hal iniberartibahwapopulasipohondihutan hujantropikadataranrendahterdiriatas eampuranseluruhklas diameterdengan didominasi lehpohonberdiameter ecil, o k sehinggadapatmenjaminkelangsoogan tegakandi masa mendatang.
termasuk dalam klas diameter 2 - 4 em,

364

ISSN 0853

- 7240

Biologi, Vol.4, No.6, Desemher 2005

Tabell. Kerapatan(N), ftekuensi (F), luas bidang dasar (LBDS) dan indeks nilai penting (INP) semuatingkat pertumbuhandi hutanhujan tropika dataran rendahsekunderdi TNDS,KalimantanBarat
SukuI Tingkat Pertumbuhan Pohon Asteraceae Moraceae Apocynaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Verbenaceae Anak pohon Melastomataceae Euphorbiaceae Verbenaceae Euphorbiaceae Hypericaceae Moraceae Rubiaceae Melastomataceae Asteraceae Euphorbiaceae Moraceae Sterculiaceae Apocynaceae Rhizophoraceae Rubiaceae No. Jerm K F D INP

1. Vernonia arborea Buch.-Ham. 2. Artocarpus cf. rigidus Blume 3. Alstonia scholaris (L.) R.Br. 4. Glocidion zeylanicum Juss 5. Macarangan gigantea Muell.Arg. 6. Vitexpinnata L. Total Pohon

60 50 0,057 113,1 60 30 0,071 104,76 10 10 0,012 21,73 10 10 0,oI 20,54 10 10 0,009 19,94 10 10 0,009 19,94 160 120 0,168 300,00

1. Bellucia axinanthera Tiana 970 100 0,187 50,97 2. Macaranf(an f(if(antea Muell.Arg. 730 100 0,121 39,14 3. Vitex pinnata L. 540 80 0,12] 32,94 4. Glocidion zeylimicum Juss 520 70 0,124 31,7 5. Cratoxylum formosum (Jack) Dyer 630 80 0,058 28,18 6. Artocarpus cf. riJ!idus Blume 340 80 0,095 26,12 7. Neonauc/ea excelsa (BL) Merrill 320 60 0,1 23,94 8. Melastoma polyanthum Blume 370 80 0,033 20,24 9. Vernonia arborea Buch.-Ham. 170 70 0,052 16,98 130 50 0,026 11,14 10.MacaranJ!a denticulata (Blume) M.A. 90 50 0,013 11. Ficus varieJ!ata Blume 8,95 20 20 0,008 12. Scaphium macrocarpum (Miq.) Beumee 3,55 30 10 O,Qll 13.Alstonia scholaris (L.) R.Br. 2,92 10 10 0,004 14. Pellacalyx axillaries Korth. 1,77 15. Psychotria Jackii Hook. F. 10 10 0,001 ],46 Total Anak Pohon 4880 870 0,954 300,00 Keterangan: K = Kerapatan (indlha), F = Frekuensi (%), D = Dominansi berdasarkan Luas Bidang Dasar (m2fha),INP = Indeks Nilai Penting (%)

365

Onrizal, et al. - Analisis Vegetasi Hutan Hujan Tropika Dataran Rendah Sekunder

6
5

I 5 I 4

I::

......

Q)

3 S
.g 2

I:

E1fW;:

11,,_,;.:.-

C Klas Frekuensi

Gambar 1. Penyebaranjenis-jenis pohon di hutan hujan tropika dataran rendah sekunderTNDSmenurutklas ftekuensiRaunkiaer
1800
1600 __ 1400

1550

~ I::
:.::,
s:::

1:1:1

1200 1000 800

1:1:1

Q.,

~ Q)
~

600
400 200

o
2,5 3,5 4,5 5,5 6,5 7,5
Nilai Tengah Klas Tinggi (m)

Gambar 2. StratifIkasi berdasarkan klas tinggi di hutan hujan tropika dataran rendah sekunder TNDS, Kalimantan Barat

366

ISSN 0853

- 7240

Biologi, Vol.4, No.6. Desember 2005

2500

-. 2000
.5 1500 '-'
fa 1U

1930
I

Kerapatan (indlha) = 4368,63 exp (-0,2450)

R 2 = 92,93% 1620

' 1000 500

880

30
0 3

11

13,5

Nilai Tengah Klas Diameter (em)

Gambar 3. Distribusi klas diameter dari tegakan hutan hujan tropika dataran rendah sekunder TNDS, Kalimantan Barat Pola distribusi spasial BerdasarkanI,rindeks Morishita, seperti disajikan pada TabeI2., diketahui bahwa jenis dominan dan kodominan pada setiap tingkat pertumbuhan di hutan hujan tropika dataran rendah sekunder TNDS tersebar seeara teratur (reguier). Hal ini menunjukkan adanya persaingan il!dividu di dalam dan antar jenis dalam mendapatkan hara dan mang.

rendah sekundermerupakankomunitas hutan yang miskinjenis dibandingkan denganhutankerangasprimer(Onrizal, 2004), hutan raw a gambut, hutan Dipteroearpadi TNDS (Giesen, 1987), danhutanhujandataranrendahdiTaman Nasional Gunung Leuser (TNGL) (Sambas,1999).Kerapatantingkatanak
pohon (8 2 - 9,9 em) di hutan kerangas

Pembahasan Kekayaan jenis dan kerapatan pohonpada beberapatipehutandataran rendah disaj ikan pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel3. tersebut terlihat bahwa hutan hujan tropika dataran

sekunder lebih jarang dibandingkan denganhutankerangasprimer(Onrizal, 2004),namun lebihrapat dibandingkan dengan berbagai hutan dataran rendah lainnya (Giesen, 1987; Sambas, 1999, Purwaningsih& Yusuf,2005;Onrizalet ai.,2005).Selanjutnya, erapatantingkat k pohon (8 ::: 10 em) di hutan kerangas

367

Onrizal, et al. - Ana/isis Vegetasi Hutan Hujan Tropika Dataran Rendah Sekunder

Tabel2. I,{indeks Morishita darijenis dominandan kodominandari setiap tingkat pertumbuhan dalam PU di hutan hujan tropika dataran rendah sekunder TNDS,KalimantanBarnt
TmgkatPebuhan Pohon Anak Pohon Jerus V. arborea A. c RiJ!idus B. axinanthera
M. J!iJ!antea

/o-mdeks Moroshita 0,08** 0,33** 0,05** 0,02**

** Berbeda nyata dari penyebaran acak (/6 = 1) dengan X\ito> X2lab pada tingkat P < 0.01.

sekunder jauh lebih jarang dibanding dijumpaidi hutanhujantropikadataran berbagai tipe hutan dataran rendah rendahsekunderdiperkirakan akanhilang lainnya,namunlebihrapatdibandingkan daritegakandi masa mendatang. denganhutankerangasbekaskebakaran Jenisdominandankodominanpada di TNDS (Onrizal et al., 2005). Hal ini setiaptingkatpertumbuhan dihutanhujan menunjukkan bahwa hutan kerangas tropikadataranrendahsekundermemiliki sekunderdi lokasipenelitianmentpakan pola distribusispasialyangteratur (unihutandalamkondisisuksesi. form). Pola yang sarnajuga dijumpai Distribusi diameter pohon seperti pada hutan kerangas primer TNDS, kurva "L" yang mengikuti fungsi Kalimantan Barnt(Onrizal,2004).Dalam eksponesial negatif (Gambar 3.). hal ini, Odum (1971), dan Ludwig & Tegakan hutandengandistribusi iameter Reynolds (1988) menyatakan bahwa d pohon demikian oleh Meyer (1952) polateraturmempakanhasildariinteraksi disebut sebagai hutan dalam kondisi negatifantarindividu, isalnyakompetisi m seimbang.Selanjutnya, Whittaker(1974) untukmendapatkanmakanandanmang, menyatakanbahwaasumsidasardalam atauterdapatantagonismepositifuntuk analisis struktur tegakan adalah untuk mendapatkanmangyanglebihluas.Dari memperkirakankecendenmgankomposisisisiketersediaanharnpersainganterjadi hutan dimana suatujenis pancang dan karena tanah di hutan hujan tropika semai yang kerapatannya rendah (atau dataran rendah bekas tebang habis dapat diabaikan) pada akhimya akan tersebut diduga sangat miskin hara dan hilang dari tegakan. Mengikuti asumsi membuktikaninformasidarimasyarakat tersebut, beberapa jenis yang saat ini bahwa tanaman merica yang ditanam 368

ISSN 0853 7240

Biologi, Vol.4, No.6, Desember 2005

Tabel3. Kekayaan jenis dan kerapatan pohon di beberapa tipe hutan dataran rendah
No. I 2 3 4 5 6 Tipe dan Lokasi Hutan kerangas, TNDS,Kalbarl) Hutan Dipteroearpa, TNDS,Kalbarl) Hutan Rawa Garrbut, TNDS,Kalbarl) Hutan hujan dataran rendah, Ketarrbe, TNGI}) Hutan hujan dataran rendah, Pakuli,TNffiJ) Hutan kerangas prim:r, TNDS,Kalbar4) Luas PU Kekayaan Kerapatan (indlha) Jenis (ha) 92-9,gem 9 > 10em 870 59 3220 0,03 0,03 0,03 I 0,3 0,1 0,1 0,1 26 18 81 30 84 14 15 1500 2500 2116 1120 6010 1870 4880 550 750 524 323 1030 to 160

7 Hutan kerangas bekas kebakaran, TNDS,Kalbal) 8 Hutan hujan tropika dataran rendah sekunder, TNDS,Kalbar

Sumber: I) = Giesen (1987), 2)= Sambas (1999), J)= Purwaningsih & Yusuf(2005), = Onrizal (2004), S)= Onrizal et al. (2005),6) = hasil studi/pengamatan.

4)

pada bekas hutan kerangas tidak produktif,meskipunsudahdipupuk. KESIMPULAN Hutan hujan tropika dataran rendahsekunderdi TNDS,Kalimantan Baratdisusunoleh 15jenis pohon yang tercakup dalam 14Marga dan 10suku dalam PU 0,1 ha. Jenis dominan dan kodominanpada tingkat pohon secara berturut-turutadalah Vernoniaarborea Buch.-Ham.danArtocarpus cf.rigidus Blumedengannilaiindekspenting(INP) masing-masing jenis tersebut adalah 113,10% dan 104,76%. Pada tingkat anak pohon, jenis dominan dan kodominannya secara berturut-turut adalah Bel/ucia axinathera Tiana dan

Macaranga gigantea Muell. Arg. denganINPmasing-masingjenisadalah 50,97% dan 39,14%. Jenis-jenispohon tersebuttersebarsecaratidaknormaldan merupakan komunitas terganggu. Sedangkan,individudarijenis dominan dan kodominan tersebar secara teratur yang menunjukkan adanya persaingan dalam mendapatkan hara dan ruang. Kerapatan pohon menu run secara eksponensial dan pohon berdiameter kecil ke pohon berdiameter besar, sehingga menjamin keberiangsungan tegakandimasamendatang,apabilatidak mengalamigangguanlagi.Pohon-pohon tersebutmemilikitinggiantara2- 9meter dengankerapatantertinggipadaklas4,0 - 4,9 m.

369

Onrizal. et al. - Analisis Vegetasi Hutan Hujan Tropika Dataran Rendah Sekunder

PUSTAKA ACUAN Anshari, G, A.P. Kershaw, and S. van der Karrs. 2001. A late Plestocene and Holocenepollen and charcoal record from peat swamp forest, Lake SentarumWildlife Reserve, West Kalimantan, Indonesia. Palaeogeography, Palaeoclimatology,Palaeoecology 171: 213-228. Anshari, G.Z., Y.C.T. Anyang., D. Kusnandar,V.Heri,danA. Jumhur. 2002. Taman Nasional Danau Sentarum:LabanBasabTerunikdi Dunia. Pontianak: Riak Bumi dan YayasanKonservasiBorneo.. Cox, G W. 1985. Laboratory manual
of general ecology. 5thed. Brown,

Dubuque. Curtis, J.T., and R.P. McIntosh. 1951. An upland forestcontinuumin the praire-forest border region of Wisconsin.Ecol. 32 (3):476-496. Giesen, W. 1987. Danau Sentarum WildlifeReserve: Inventory, ecology,and managementguidelines. PHPA/WWF report. BogorIndonesia. 284 pp. Giesen, W. 1995a. Importance of the Danau Sentarum WildlifeReserve (West Kalimantan, Indonesia) to conservation. AWB-Indonesia. Bogor. Giesen, W. 1995b. Thefloodedforests and blackwater lakes of Danau

Sentarum, WestKalimantan, Indonesia. UK-ITFMP report, for AWBIPHPA.Bogor. Giesen, W. 1996. Habitat types and their management: Danau Sentarum Wildlife Reserve, West Kalimantan, Indonesia. WI-IPI PHPA. 97 pp. Jansen,R.,W.Giesen,E.Widjanarti, nd a V. Deschamps. 1994. An introduction to the Danau Sentarum WildlifeReserve.AWB-Indonesia. Jeanes, K.W., and E. Meijaard. 2000. Habitat characteristic and biodiversitydistributionwithinand surrounding Danau Sentarum.In: Borneo Research Bulletin. 31: 230-245. Jeanes, K.W. 1996. Danau Sentarum wildlife reserve: catchment developing review, reserve boundary review and buffer zone proposal.Surveyreport,IndonesiaUK Tropical Forest Management
Programme: Project5-Conservation, Wetland International-ODA. Jeanes, K.W. 1997. A biophysical profile of Danau Sentarum wildlife reserve. Indonesia-UK Tropical Forest Management
Programme: Project 5-Conservation.

WetlandInternational-DFID. Kusmana, C. 1997. Metode survey vegetasi. IPB Press. Bogor. Ludwig, J.A., and J.E Reynold. 1988.

370

ISSN 0853 7240

Biologi, Vol. 4, No.6. Desember 2005

Statistical ecology: a primer on Purwaningsih, dan R. Yusuf. 2005. methods and computing. John Komposisi jenis dan struktur Wiley& Sons.New York. vegetasi hutan di kawasan Pakuli, Taman N asional Lore Lindu, Meyer,H.A. 1952. Structure, growth, anddrainin balanceduneven-aged Sulawesi Tengah.Biodiversitas 6 forests.J. For. 50 (2): 85-92. (2): 123-128. Misra, K.C. 1980. Manual of plant Saharjo, B.H., B. Sumawinata, dan G. Anshari. 2004. Taman Nasional ecology. 2ndEd. Oxford & IBH PublishingCo.New Delhi. Danau Sentarum yang sedang Morishita, M. 1956. Measuring of the murung. WartaKonservasiLahan Basah 12 (1): 7,25. dispersion nindividualsndanalysis o a Sambas, E.N. 1999. Flora hutan tepi of the distributional patterns. sungai Alas, Ketambe, Taman Memoirs Faculty of Science, NasionalGunungLeuser.Laporan Kyushu University, Seri E (Biology) 40: 3-5. Teknik1998/1999.Pusatpenelitian Mueller-Dombois, D.,andH. Ellenberg. danPengembangan Biologi,LIPI.p. 1-6. 1974. Aims and methods of vegetation ecology.John Wiley& Schimdt,EH.A., and J.H.S. Fergusson. Sons. New York. 1951. Rainfall type based on wet Odum, E.P. 1971. Fundamentals of and dry periods of ratios for Indonesia with western New ecology. Toppan Company Ltd. Tokyo. Guinea.Verhandeligen No.42. DiOnrizal,C. Kusmana,B.H. Saharjo,I.P. rectorate Meteorology and Handayani, and T. Kato. 2005. Geophysica.Jakarta SocialandEnvironmentalIssuesof Whittaker,RH. 1974.Climaxconcepts Danau Sentarum National Park, and recognition.In R Knapp(Ed.), WestKalimantan.Biodiversitas 6 VegetationDynamics. Handbook (3): 222-225. of vegetation science vol. 8: 139Onrizal. 2004. Model penduga 154. W. Junk Publishers, The biomassa dan karbon tegakan Hague. hutan kerangas di Taman Nasional Danau Sentarum, KalimantanBarat. Tesis. Sekolah PascasarjanaIPB, Bogor.

371

You might also like