You are on page 1of 9

ANTIDEPRESI

I.

TUJUAN Mengetahui efek anti depresi obat dengan dua dosis yang berbeda

II.

PRINSIP Anti depresan mengurangi depresi pada hewan coba yang mengalami depresi.

2.

TEORI Depresi adalah gangguan yang heterogen. Ada beberapa klasifikasi depresi. Depresi reaktif/sekunder Paling umum dijumpai sebagai respons terhadap penyebab nyata, misalnya: penyakit dan kesedihan. Dulu dikenal sebagai depresi eksogen. 3. Depresi endogen Merupakan gangguan biokimia yang ditentukan secara genetik, bermanifestasi sebagai ketidakmampuan untuk mengatasi stress ynag biasa. 4. Depresi yang berhubungan dengan gangguan afektif bipolar, yaitu depresi dan mania yang terjadi bergantian. Yang dimaksud dengan antidepresi adalah senyawa yang mampu melakukan perbaikan pada gejala depresi. Berbagai antidepresi bekerja dengan cara yang berbeda-beda: angsiolitik Beberapa obat antidepresi a. Penghambat Mono Amin Oksidase Menghilangkan depresi, memperbaiki mood Mengaktifkan psikomotorik (menaikkan aktivitas) Menekan psikomotorik (mengurangi aktivitas) dan

MAO dalam tubuh berfungsii dalam proses deaminasi oksidatif katekolamin di mitokondria. Proses ini dihambat oleh penghambat MAO karena terbentuk suatu kompleks antara penghambat MAO dan MAO. Akibatnya kadar epinefrin, norepinefrin dan 5-HT dalam otak naik. Hubungan antara fakta ini dengan efek stimulasi psike belum terpecahkan. Penghambat MAO tidak hanya menghambat MAO, tetapi juga enzim-enzim lain, karena itu obat ini mengganggu metabolisme banyak obat di hati. Penghambatan enzim ini sifatnya irrevesibel. Penghambatan ini mencapai puncaknya dalam beberapa hari, tetapi efek antidepresinya baru terlihat setelah 2-3 minggu. Sedangkan pemulihan metabolisme katekolamin baru terjadi setelah obat dihentikan 1-2 minggu. Penghambat MAO digunakan untuk mengatasi depresi, tetapi pengggunaannya sangat terbatas karena toksik. Kadang-kadang dapat dicapai efek yang baik, penderita menjadi aktif dan mau bicara. Keadaan ini mungkin berubah menjadi suatu keadaan mania. Hasil stimulasi psike oleh penghambat MAO tidak selalu baik, banyak keadaan depresi yang tidak dapat diubah sama sekali. Hipotensi dan hipertensi, kedua-duanya dapat terjadi. Hipertensi dapat disebabkan oleh tertimbunnya katekolamin. Hipotensi mungkin terjadi karena penghambat MAO mencegah terlepasnya norepinefrin dari ujung saraf. Efek samping penghambat MAO merangsang SSP berupa gejala tremor, insomnia dan konvulsi. Penghambat MAO dapat merusak sel hati. Penghambat MAO jangan diberikan bersama makanan mengandung fenilpropanolamin, tiramin, emfetamin, norepinefrin, dopamine, obat antihipertensi dan levodop[a. Golongan obat ini tidak banyak digunakan lagi karena telah ada obat yang lebih aman. b. Antidepresan Trisiklik Imipramin suatu derivat dibenzazepin, dan amitriptilin derivat dibenzodikloheptadin, merupakan antidepresi klasik yang karena struktur kimianya disebut sebagai antidepresi trisiklik. Kedua obat ini

paling banyak digunakan untuk terapi depresi; boleh dianggap sebagai pengganti penghambat MAO yang tidak banyak digunakan lagi. Derivat dibenzazepin telah dibuktikan dapat mengurangi keadaan depresi, terutama depresi endogen. Perbaikan berwujud sebagai perbaikan suasana perasaan (mood), bertambahnya aktivitas fisik, kewaspadaan mental, perbaikan nafsu makan, dan pola tidur yang lebih baik, serta berkurangnya pikiran morbid. Obat ini tidak menimbulkan euphoria pada orang normal. Golongan obat ini bekerja dengan menghambat ambilan kembali neurotransmitor. Ada yang sangat sensitif terhadap norepinefrin, ada yang sensitif terhadap serotonin dan ada pula yang sensitif terhadap dopamin. Tidak jelas hubungan antara mekanisme penghambatan antidepresinya. c. Senyawa lain Obat-obat di bawah ini merupakan antidepresi yang relatif baru. Obatobat ini merupakan hasil dari usaha mendapatkan obat yang efek sampingnya lebih ringan dari terdahulu. AMITRIPTILIN Antidepresi amitriptilin mempunyai kerja memperbaiki mood yang lebih lemah tetapi kerja menghambat aktivitas dan menghilangkan rasa takut yang lebih besar daripada imipramin. Amitriptilin tersedia dalam bentuk tablet 10 dan 25 mg, dan dalam bentuk larutan suntik 100 mg/10 ml. Dosis permulaan Amoksapin Maprotilin Trazodon Fluoksetin Bupropion Nomifensin Mianserin ambilan kembali katekolamin dengan efek

75 mg sehari. Dosis ini kemudian ditinggikan sampai timbul efek terapeutik, biasanya antara 150 mg-300 mg sehari. ALAT DAN BAHAN Alat: Alat suntik Toples PGA Amitriptilin Air PROSEDUR DATA PENGAMATAN 0-5 menit 30 5-10 menit 10-15 menit Jumlah

Bahan:

II

III

1 2 3 4 Jumlah 1 2 3 4 Jumlah 1 2 3 4 Jumlah

H0 H1 y2

= obat memiliki efek yang sama = obat memberikan efek yang berbeda =

Ry Py Ey Sy

= = = 1955,95 = 612281,0305 501726,6667 1955,95 = 108598,4138 = 823368,062 501726,6667 1955,95 108598,4138 = 211087,0315

Sumber variasi Rata-rata Obat Kekeliruan eksperimen Kekeliruan sampling Jumlah F tabel (2,9) = 4,26 F hit , F tabel Jadi H0 ditolak Newmann keuls Syi = 31,71 = 0,05

dk

JK

KT

RST

= = =

RST

= =

tidak terdapat perbedaan yang signifikan

Kontrol Obat uji I Obat uji II VII. GRAFIK

Pengamatan lamanya diam mencit

800 700 600 500 400 300 200 100 0


0- 5 menit 5-10 menit 10-15 menit Kontrol Dosis 1 Dosis 2

Waktu ( detik )

PEMBAHASAN Pada percobaan ini mencit dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok kontrol yang diberi larutan PGA 1 %, kelompok 2 diberi Amitriptilin dengan dosis 1, dan kelompok tiga diberi Amitriptilin dengan dosis 2. Setelah 1 jam ketiga kelompok dimasukkan ke dalam air untuk memberikan efek depresi. Keadaan depresi ditunjukkan dengan diamnya mencit saat berada dalam air. Hasil perlakuan yang diperoleh dari mencit kontrol adalah mencit tersebut mengalami banyak diam, hal ini dikarenakan mencit tersebut tidak diberikan obat anti depresi yaitu Amitriptilin. Pada mencit kedua, menunjukkan gerak yang lebih banyak dari yang terjadi pada mencit kontrol. Dan pada mencit ketiga, menunjukkan gerak yang lebih banyak. Hal ini dikarenakan pada mencit

kedua dan ketiga diberi Amitriptilin. Tetapi banyaknya geraknya yang dihasilkan antara mencit dua dan tiga berbeda karena dosis Amitriptilin yang diberikan berbeda. Hal ini sesuai dengan sifat dan cara kerja dari Amitriprilin yang bekeja memperbaiki suasana perasaan (mood), bertambahnya aktivitas fisik, serta kewaspadaan mental. Semakin besar dosis Amitriptilin yang diberikan , maka tingkat depresi makin rendah, sehingga mencit semakin aktif. Berdasarkan uji statistik menggunakan Student Test obat pada dosis satu dan dosis dua menunjukkan perbedaan efek, tetapi perbedaannya tidak signifikan. VIII. KESIMPULAN Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa semakin besar dosis amitriptilin , semakin baik efek anti depresinya. Perbedaan anti depresi terhadap dua dosis yang berbeda tidak memberikan perbedaan yang signifikan.

DAFTAR PUSTAKA Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2002.

Farmakologi Dan Terapi Edisi 4 Muhtadi, Ahmad, Anas Subarnas, Sri Adi Sumiwi. 2004. Penuntun Praktikum Farmakologi. Jatinangor: Laboratorium Farmakologi, Jurusan Farmasi FMIPA UNPAD Mutchler, Ernst. 1991. Dinamika Obat Edisi Kelima. Bandung: Penerbit ITB

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun Oleh:
MIRA MIRATUL JANNAH SAEFUL Z DOLY RAMDHANI D1E01053 D1E01054 D1E01055

INDAH BHARATA D DENTI WIDAYANTI INDAH AGUSTINA JATMIKO AGUS HARTANTO

D1E01056 D1E01057 D1E01058 D1E01060

LABORATORIUM FARMAKOLOGI JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN 2004

You might also like