You are on page 1of 7

1.

Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya tak ber IMB Di lahan seluas hampir 4 hektar yang berlokasi di kawasan Kertajaya Indah Regency Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo Surabaya ini dibangun Apartemen Puncak Kertajaya yang berlantai 20 oleh PT Surya Bumimegah Sejahtera yang akan disebut sebut sebagai hunian strategis berinvestasi tinggi yang memiliki 2 bangunan bertingkat super megah. Pada pertengahan proses pendirian bangunann Apartemen Puncak Kertajaya oleh PT. Surya Bumimegah Sejahtera, Pemerintah Kota Surabaya telah memperingatkan mengenai ketegasan IMB yang mereka kantongi sebelum mendirikan bangunan tersebut.Banyak pelanggaran kejanggalan yang terjadi pada pembangunan aparetement tersebut yaitu sudah satu bulan lamanya pembangunan berlangsung tetapi pemgawasan Pemerintah Kota Surabaya dilapangan sangatlah rendah sehingga pembangunan tersebut terus berlangsung hampir mencapai 10% pembangunan gedung apartemen tanpa didahului oleh perizinan IMB.Tetapi menurut pengembang apartemen tersebut, sebenarnya sudah mengurus IMB namun belum keluar dikarenakan pengembang belum melunasi biaya pengurusan IMB, tetapi secara umum perizinan sudah lengkap.

Gambar : Pembangunan Apartement Puncak Kertajaya Sumber : Survey Primer 2012 Dari pernyataan tersebut seharusnya pembangunan apartemen tersebut harus dilakukan setelah IMB benar benar turun mengingat juga daerah tersebut adalah daerah rawa rawa yang masih cocok bagi daerah pertanian di kawasan perkotaan sehingga ada indikasi pelanggaran Rencana Tata Ruang. Menurut UU Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2008 tentang bangunan Gedung, Tepatnya pasal 39 mengenai pembongkaran

gedung bila terbukti tidak memiliki izin mendirikan bangunan, maka pembongkangkaran terpaksa dilakukan oleh pihak Pemerintah Kota Surabaya tetapi faktanya dilapangan tidak, Pemerintah Kota Surabaya solusi untuk melakukan Denda terhadap PT. Surya Bumimegah Sejahtera sebanyak 1 milyar.Sehingga dapat diindikasikan terjadinya permasalahan regulasi dimana pembangunan tersebut melanggar Rencana Tata Ruang yang telah diatur melihat peruntukan daerah tersebut.

2.

Penggusuran permukiman sempadan sungai di stren Kali Surabaya dan Kali Wonokromo. Awal mulanya adalah daerah tersebut sebagai tempat prostitusi di daerah jagir barat dan kawasan pasar wonokromo,daerah tersebut sering terjadi keributan kegiatan prostitusi, pembangunan pangkalan bemo dan pembangunan perluasan pasar wonokromo sehingga relokasi menjadi kunci tindakan awal pembenahan masalah perkotaan tersebut, pada waktu sekitar tahun 1964 ada 2 pilhan tempat relokasi pedagang pasar wonokromo yaitu relokasi ke toko toko kosong di dalam pasar wonokromo dan di tepi sungai daerah jagir wonokromo,akibatnya bnayak pedagang yang memilih lokasi tepi kali menjadi pilihan utama mengingat daerah tersebut berpotensi dan luas belum terjamah, kondisi tersebut bertahan sampai tahun 2003 masih ditempati sebagai tempat tinggal permanen warga tercatat sekitar 380 Keluarga yang bertempat tinggal diseluruh sempadan kali surabaya dan kali wonokromo.Sempadan Kali surabaya adalah bagian yang tak terpisahkan dengan badan air kali Surabaya , kerusakan pada daerah sempadan akan berdampak pada penurunan kualitas Kali Surabaya,Pada Tahun 1975an warga daerah sempadan tersebut mulai membayar PBB dan mendapat aliran listrik pada tahun 1983an sampai berlanjut mendapatkan aliran fasilitas telepon Telkom.

Gambar 3. Penggusuran Hunian Liar Streen Kali Surabaya Wonokromo Sumber : ericireng.multiply.com

Permasalahan berat yang terjadi adalah pembangunan permukiman permanen di sepanjang sempadan yang membentang jauh sangat bertentangan dengan keputusan menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No 380/KPTS/M/2004 yang menetapkan lebar sempadan sungai 11 meter. Selain itu ditunjang dengan peraturan Gubernur Jawa Timur No. 134 tahun 1997 Tentang pelarangan pendirian bangunan permanen ditas sempadan.sehingga jelas peruntukannya bahwa daerah sepanjang sempadan sangat haram untuk digunakan dan dimanfaatkan dalam kegiatan peruntukan tempat tinggal.akan tepai fakta dilapangan menunjukkan berbeda, ini diakibatkan oleh Lemahnya mekanisme pengawasan sempadan sungai yang mengakibatkan banyaknya masyarakat yang memanfatkan sempadan sungai tanpa ijin dan melakukan kegiatan pemanfaatan yang tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, bahkan di beberapa lokasi tanah sempadan sungai malah dilengkapi dengan Sertifikat Tanah yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Negara (BPN) setempat. Pendirian Bangunan di sempadan sungai akan mengakibatkan penghilangan fungsi perlindungan sempadan sungai, serta merugikan masyarakat lain karena berpotensi meningkatkan pencemaran. Sedimentasi dan resiko banjir di wilayah hilir serta dapat membahayakan penghuni itu sendiri.sehingga. masyarakat yang terkena pembongkaran penggusuran didaerah sempadan sungai dapat menyadari pentingnya menaati peraturan yaang telah dibuat demi keselamatan bersama mengingat pada UU lain seperti Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no 63 Tahun 1963 Tentang garis sepadan Sungai, daerah manfaat Sungai, daerah penguasaan Sungai pasal 12 yang menyatakan bahwa pada daerah daerah tersebut dilarang untuk segala aktifitas pendirian bangunan permanen untuk hunian dan temapat usaha serta pembuangan sampah dan limbah. Dilihat dari penggusurannya seharusnya pemerintah memberikan ganti rugi dan pemindahan tempat yang layak huni bagi penduduk setempat yang sebelumnya mendiami sempadan kali Surabaya dan Wonokromo tersebut mengingat mereka juga membayar Pajak bangunan.yang tyerpenting adalah pengawasan pemerintah Kota Surabaya terhadap daerah daerah rawan pendirian hunian liar di kawasan sempadan sungai perlu ditingkatkan sehingga permasalah regulasi tak akan terjadi di daerah sempadan sungai.

3. Penyerobotan Tanah warga Kelurahan Keputih Tegal Timur oleh PT. Ladang Rizky Jaya Sentosa. Aktivitas PT. Ladang Rizky jaya Sentosa dalam pembangunan perumahan City Home Regency menuai permasalahan regulasi yang sangat berat,aksi penyerobotan tanah warga Kelurahan Keputih Tegal tersebut terlihat jelas ada kongkalikong dibelakang layar dalam perizinan maupun pengelolaannya. Dalam aktivitas pembangunan tersebut dinilai warga telah merusakkan sebagian rumah warga yang dekat dengan lokasi proyek pengembangan serta diperparah oleh aktifitas pengembang yang tidak mengindahkan batas batas hak tanah warga yang telah diserbot oleh PT. Ladang Rizky Jaya Sentosa, bahkan tilang yang dilakukan oleh Dinas Tata Ruang Kota dan Dispol PP Surabaya tak diindahkan oleh pihak perusahaan. Penyerobotan tanah warga dilokasi tersebut sangatlah arogan dengan penutupan kolam ikan milik warga serta kandang ayam yang dikubur hidup-hidup yang dimungkinkan berdampak terhadap lingkungan tersebut nantinya. Dengan keadaan tersebut berbagai LSM telah melaporkan dan mengidentifikasi atas segala perizinan yang dilakukan PT. Ladang Rizky Jaya Sentosa dari legalitas yang mereka miliki, mulai dari SIUP, TDP , Hak kepemilikan tanah, ijin zoning serta IMB.

Gambar 2. Pembangunan Perumahan City Home Regency Sumber : Suarasurabaya.net

Penyerobotan tersebut jelas - jelas dilakukan oleh pengembang tersebut dimana pengembang menyerobot serta memakan banyak dari tanah rakyat atau tanah negara dengan bukti adalah surat pajak SPPT tanah.Meskipun SPPT ini bukan Hak Kepemilikan atas lahan, Namun masyarakat telah membayar pajaknya sejak puluhan tahun lamanya. Selain itu, aktifitas yang dilakukan oleh PT. Ladang Rizky Sentosa di wilayah Keputih jelas tidak melalui prosedur yang benar serta ada indikasi permainan belakang layar oleh pihak terkait mengenai penerbitan sertifikat tanah bermasalah tersebut.selain itu, fakta dilapangan menunjukkan tidak adanya penerimaan data pengurusan IMB ( Ijin Mendirikan Bangunan ) yang dilakukan oleh pengembang tersebut kepada Pengawas Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Surabaya. Berdasarkan Perda Nomor 7/2002 tentang IMB, dijelaskan bahwa bangunan yang didirikan di Surabaya harus mengantongi izin mendirikan bangunan yang dikeluarkan pemkot. Kalau pembangunannya sendiri tidak sesuai dengan IMB, maka pemkot berhak mencabut izin pendirian bangunan, disitu jelas terjadinya pelanggaran. Fakta lain menyebutkan Sertifikat yang dimiliki oleh PT. Ladang Rizky Sentosa tersebut atas nama Lily Setyowati dengan Luas 17.395 m2 yang di legalisir oleh Notaris Indra Sidharta SH, Mkn notabene adalah kerabat dari direktur pengembang tersebut namun dilapanagan lahan yang ada disekitar perkampungan tersebut tidak seluas itu hanya sekitar 9400 m2 diperkuat dengan Buku Letter C no 6230 a.n Ali pakih Kelurahan Keputih. Surat Tanah yang dimiliki pengembang tersebut pun tidak jelas diberi dari siapa, karena seharusnya pihak pembeli maupun penjualharus ada tertera dalam sertifikat tersebut.serta Sertifikat Hak Milik menggunakan atas nama Lily Suriowati dengan penunjuk batas Lily Setiowati sangat meragukan karena nama pemilik dan penunjuk sangat mirip ditambah kejanggalan penerbitan pengurusan sertifikas tersebut hanya membutuhkan waktu singkat sekitar 16 hari. Kejanggalan kejanggalan lain pun banyak ditemukan dalam aksi penyerobotan tanah milik warga keputih tersebut dengan keanehan sertifikat dimana Kepala Sie Pengukuran dan Pemetaaan Pertanahan Surabaya tidak membubuhkan tanda tangannya disertifikat tersebut.semua kegiatan pemalsuan tersebut untuk memuluskan aksi penyerobotan tanah disinyalir dimulai dari asal usul pemalsuan surat sertifikat tanah yang dibuat oleh Lurah keputih yang bermain dibelakang antara mafia tanah, developer serta pejabat pemerintah yang mungkin berkolusi demi uang.

4. Sampah Munumpuk di Jalan Raya akibat Aktifitas Pasar Keputran Pembangunan perkotaan tak lepas dari aktifitas pekonomian yang terjadi secara maraton dalam kehidupan perkotaan.Di Surabaya kegiatan perekonomian terbesar salah satunya adalah pasar Keputran pasar tradisional yang menjadi lokasi favorit masyarakat dalam transaksi jual beli kebutuhan pangan sehari hari sangatlah ramai diwaktu malam hari.dan permasalahan yang muncul dari kegiatan Pasar tersebut adalah masalah Persampahan dari Pasar Keputran yang berada di sepanjang jalan Keputran yang dimana pedagang tidak menjaga kebersihannya dalam membuang sampah ataupun sisa jualan yang lak layak jual, Padahal dalam pembangunan kota pelaksanaan pemeliharaan kebersihan kota adalah hal yang sangat penting untuk menjaga estetika kota itu sendiri agar terhindar dari pencemaran lingkungan mengingat lokasi pasar tersebut berada di Pusat Kota dan berada di Pinggiran Sungai.Dan masalah yang sulit dikendalikan di Surabaya salah satunya adalah Persampahan.Di Pasar Keputran ini banyak sampah yang menumpuk di Pinggir pinggir jalan yang begitu bebasnya Para Pedagang membuang sampahnya karena tidak ada tempat sampah yang memadai. Dalam hal ini pelanggaran terjadi yaitu Perda retribusi pelayanan persampahan atau kebersihan pasal 22 menyebutkan setiap pemakai persil bertanggung jawab atas kebersihan bangunan, halaman, saluran pematusan dan ikut bertanggung jawab atas kebersihan jalan setapak dan lingkungan atau tempat tempat sekitarnya akan tetapi fakta dilapangan pedangang tidak mengindahklan aturan tersebut tanpa adanya kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya.

Gambar 4 Sampah pasar Keputran surabaya

Sumber : Jojoranbersemi.blogspot.com

You might also like