Professional Documents
Culture Documents
ADAKAH CARA YANG EFEKTIF DAN EFISIEN UNTUK MENINGKATKAN KOMITMEN MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA TERHADAP HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA YANG BIASA KITA SEBUT DENGAN HMIF DAN MENUMBUHKAN RASA MEMILIKI TERHADAP LEMBAGA?
Setiap organisasi membutuhkan kader yang solid secara tim dan militan secara individu. Kombinasi kekuatan inilah yang nantinya akan menunjang proses pembelajaran seorang anggota dalam melakukan aktifitas organisasi yang ada. Seorang kader yang memiliki integritas yang tinggi saat ini sangat dirindukan, dimana ia melakukan segala aktifitas hanya untuk Allah semata, dalam rangka menjadikan segala aktifitasnya menjadi rangkaian ibadah. Integritas yang didasari pada semangat berbagi dan menolong sesama, menjadi rahmatan lil alamin merupakan suatu yang mulia, dan dengan keyakinan inilah seorang kader berjuang untuk menyebarkannya melalui setiap aktifitasnya untuk kemajuan HMIF. Sebelum jauh membicarakan soal komitmen dan rasa memiliki, harus kita sepakati terlebih dahulu terminologi dari kata kader itu sendiri. Siapa yang bisa dikatakan kader HMIF? Kader HMIF adalah seluruh mahasiswa UAI yang dengan status akademik adalah aktif kuliah dan cuti. Diluar itu setiap individu sudah tidak bisa lagi kita sebut sebagai kader, misalnya alumni. Komitmen itu bukanlah sebuah mukjizat dari Allah, yang langsung turun dari langit dan hinggap kepada setiap individu. Komitmen merupakan karakter yang bisa dibentuk dengan dukungan lingkungan yang kondusif. Komitmen bermula atas dasar kebutuhan pribadi (apa manfaatnya bagiku!) dan sebuah tekad untuk memberikan yang terbaik bagi lingkungan (semangat berbagi, rahmatan lil alamin). Sehingga sulit untuk menumbuhkan komitmen terhadap seluruh kader, jika HMIF sebagai organisasi gagal memberikan jawaban atas manfaat pribadi yang akan didapat dari seluruh rangkaian kegiatan yang ditujukan untuk kader. Bermula dari memberikan jawaban apa manfaatnya bagi setiap kader per individu, kemudian membuat kader tersebut untuk memberikan kontribusi secara aktif (memberi setelah menerima) disinilah komitmen itu akan dapat terjaga dengan baik. Sedangkan rasa memiliki terhadap organisasi adalah bentuk konsekuensi logis dari perasaan nyaman dan dihargai dari seluruh anggota organisasi. Ketika seorang kader dapat merasakan hal ini, maka kepemilikan lembaga Organisasi Mahasiswa oleh semua kader akan terwujud. Ibarat rumah, jika kita sudah tidak merasakan kenyamanan ketika berada dirumah, pasti kita akan mencari banyak alas an untuk berada dirumah seminimal mungkin. Bisa berangkat pagi, pulang malam atau bahkan tidak pulang sama sekali. Untuk masalah
HMIF, jika setiap kader tidak menumbuhkan rasa saling menghargai dan berinteraksi sesama kader dengan baik dan santun. Sulit untuk menumbuhkan rasa memiliki. Tetapi rasa memiliki adalah level yang masih jauh untuk dibahas jika HMIF sebagai wadah gagal menumbuhkan komitmen pada diri setiap kader. Bagaimanakan dampak dari komitmen dan rasa kepemilikan dari seorang kader terhadap kinerjanya, mari kita lihat ilustrasi dalam bentuk gambar berikut.
komitmen
tanggung jawab
rasa memiliki
adaptasi
kontribusi
Adanya komitmen merupakan tonggak awal seseorang bersedia untuk beradaptasi terhadap sebuah lingkungan dengan segala tata nilainya. Dengan tumbuhnya sebuah komitmen, setiap individu akan mencoba beradaptasi pada nilai-nilai yang dibudayakan didalam organisasi. Adanya adaptasi yang telah dimiliki akan menimbulkan tanggung jawab seorang kader untuk berkontribusi. Melalui nilai-nilai yang dijaga dengan rasa tanggung jawab menjaga nama baik organisasi maka akan muncul sikap dan tingkah laku perindividu. Tingkah laku dan sikap baik didalam atau diluar organisasi inilah menjadi sebuah wujud kontribusi nyata dari setiap kader. Selalu menjunjung tinggi nilai-nilai yang dibudayakan di HMIF dimanapun setiap kader berada. Dengan komitmen menjaga prilaku dan sikap inilah tumbuh rasa memiliki dari seorang kader. Hal ini bisa kita simpulkan bahwa seorang kader sudah mencintai aktifitas yang dilakukannya.
pahami bahwa komitmen dibentuk atas kesadaran diri akan manfaat yang akan didapat serta komitmen dibentuk dari dalam diri masing-masing Individu.
Semangat Berbagi
Organisasi yang dibentuk dengan landasan semangat berbagi dan diniatkan hanya untuk ibadah karena Allah. Sehingga langkah pertama untuk menumbuhkan komitmen adalah mengenal dengan baik untuk Siapa dan Mengapa kita berkecimpung dalam organisasi. Dengan mengenal lebih jauh tentang dua hal ini tentunya seorang kader akan mempunyai tujuan yang jelas dalam melakukan segala aktfitas tanpa kenal lelah dan putus asa.
Menumbuhkan Keikhlasan
Keikhlasan seseorang dalam menjalankan aktifitas berorganisasi tidak hanya dirasakan manfaatnya untuk diri sendiri, akan tetapi juga bermanfaat untuk keberkahan lembaga secara umum. Karena keikhlasan kader dalam bersikap dan bertingkah laku akan berdampak positif pada lingkungan disekitar lembaga. Akan tercipta lingkungan dimana setiap kader saling memahami, toleransi, jauh dari ambisi pribadi, tidak ada arogansi individu, ketaatan pada pemimpin serta kekuatan tim yang saling mendukung satu sama lain.
Page 3
Page 4
Memberikan Kesempatan Kepada Kader Untuk Berkreasi Dan Terlibat Dalam Pengambilan Kebijakan
Saya memandang bahwa inti kreatifitas dan inovasi dari sebuah lembaga organisasi mahasiswa bukan pada top management, akan tetapi pada middle management nya. Peran badan pengurus hanya sebatas membuat arah gerak dan koridornya. Sedangkan ranah inovasi dan kreatif diharapkan dapat terbangun pada kader. Biasanya seseorang akan lebih senang dan tertantang dengan hal yang berasal dari idenya. Dengan memberikan kesempatan kepada kader untuk berkreasi, akan terbentuk sebuah budaya perbaikan secara terus menerus. Selain itu dengan melibatkan kader dalam pengambilan kebijakan akan membangun tanggung jawab lebih terhadap kader kepada lembaga Organisasi Mahasiswa. Sehingga bermunculnya kegiatan-kegiatan yang munculnya bukan karena program kerja pengurus adalah hal yang biasa. Dan seharusnya diakomodir dengan baik oleh pengurus.
Page 5