You are on page 1of 3

2.

Teori perkembangan kognitif sosio-budaya ( Lev Vygotsky) Seperti halnya piaget, Lev Vygotsky menekankan bahwa anak anak secara aktif menyusun pengetahuan mereka. Akan tetapi, menurut Vygotsky, fungsi mental yang ada pada anak memiliki hubungan sosial. Vygotsky juga berpendapat bahwa anak anak dapat mengembangkan konsep alur berpikir yang lebih sistematis, logis dan rasional dengan perantara bahasa dan juga disertai seseorang yang menunjang atau menjadi penolong yang ahli yang pada akhirnya membuat perkembangan kognitif anak itu semakin matang. 2.1 Zona Perkembangan Proksimal Keyakinan Vygotsky akan pentingnya pengaruh lingkungan sosio-budaya khususnya pengajaran pada perkembangan kognitif anak direfleksikan pada konsepnya yaitu Zona Perkembangan proksimal. Zona Perkembangan

Proksimal (Zone of Proximal Development/ZPD) merupakan istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas yang sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dengan adanya bantuan dan bimbingan dari orang dewasa atau anak anak yang lebih terlatih, tugas itu dapat dipelajari dan dikuasai. Oleh karena itu, batas bawah dari ZPD adalah tingkat keahlian anak dalam menyelesaikan tugas secara mandiri, sedangkan batas atas dari ZPD adalah tingkat tanggung jawab tambahan yang dapat diterima anak dibawah dampingan instruktur yang ahli. ZPD menangkap kemampuan kognitif anak yang sedang berada dalam proses menuju kematangan dan dapat disempurnakan dengan adanya bantuan dari instruktur ahli. 2.2 Scaffolding Scaffolding merupakan suatu konsep perubahan pola tingkat dukungan yang diberikan instruktur ahli pada anak. Konsep Scaffolding ini sangat berhubungan dengan ZPD. Setelah melewati beberapa waktu instruktur ahli ( guru atau teman sebaya yang lebih ahli) menyesuaikan jumlah pendampingan untuk memantapkan kemampuan anak saat itu. Ketika murid belajar mengenai tugas yang baru, instruktur menggunakan instruksi langsung. Lalu, setelah kompetensi murid meningkat, pendampingan perlahan lahan akan dikurangi.

Dialog adalah alat yang penting dalam zona perkembangan proksimal. Vygotsky memandang anak anak kaya akan konsep tetapi tidak tersusun secara sistematis. Dengan adanya dialog yang dilakukan intruktur dengan anak, konsep konsep yang ada pada anak anak dapat dipertemukan dengan bimbingan yang sistematis, logis dan rasional. Contohnya, suatu dialog antara guru dengan anak (guru menerapkan scaffolding) akan menolong anak memahami suatu konsep seperti tranportasi. 2.3 Tahap Tahap Perkembangan Vygotsky mengamati cara anak memilah milah objek, seperti memilih balok yang berbeda ukuran, warna dan bentuk dan pada akhirnya Vygotsky menyimpulkan bahwa klasifikasi pada anak dapat berubah mengikuti proses seleksi. Anak kecil dibawah umur 7 tahun menggunakan konsep pemilihan objek dengan berantai dan berubah ubah. Anak usia prasekolah cenderung mengorganisasikan objek secara tematik daripada taksonomik. Misalnya, jika anak yang lebih besar dan orang dewasa mengelompokkan hewan pada satu kategori hewan, perabotan pada kategori yang lain dan mainan pada kelompok tersendiri (klasifikasi taksonomik), anak kecil cenderung mengklasifikasikan kucing dengan kursi dan mainan dengan tempat buku karena kucing duduk dikursi dan mainan diletakkan ditempat buku (klasifikasi tematik). Berdasarkan observasi tersebut, Vygotsky berpikir bahwa anak melalui tiga tahapan dalam perkembangan konseptual : 1. Pembentukan konsep tematik, dimana hubungan antar-objek dinilai penting. 2. Pembentukan konsep berantai 3. Pembentukkan konsep abstrak yang menyerupai pembentukkan konsep pada orang dewasa.

Teori Vygotsky tentang bahasa Tahapan Sosial (eksternal) (Sebelum usia 3 tahun) Fungsi Mengontrol perilaku orang lain Mengekspresikan pikiran pikiran dan emosi emosi sederhana Egosentris (Usia 3-7 tahun) Fase antara bicara eksternal dan internal Mengontrol perilaku, tetapi diekspresikan dengan keras Internal (inner) (Usia 7 tahun ke atas) Pembicaraan memungkinkan, dengan diri (self-talk) terarah, yang bahasa

pemikiran

melibatkan fungsi mental yang lebih tinggi.

2.4 Bahasa dan Pikiran Menurut Vygotsky (1934/1962), Bahasa adalah kesatuan antara pembicaraan di luar yang didengar anak dan pembicaraan didalam yang dipikirkannya. Hal ini dapat membawa kita pada kesimpulan logis bahwa keberadaan pikiran tergantung pada bahasa. Anak pada usia menggunakan bahasa untuk merencanakan, membimbing dan memonitor perilaku mereka. Penggunaan bahasa untuk kemandiriian pribadi disebut private speech. Bagi Piaget, kemampuan tersebut bersifat egosentris dan tidak matang, tetapi bagi Vygotsky, hal tersebut merupakan alat yang penting bagi pemikiran selama awal masa anak. Menurut Vygotsky, ketika anak yang belum mampu berbahasa dapat berpikir, berarti kita harus membedakan akar bicara dan pikiran. Psinsip dasar psikologi Vygotsky adalah bahwa pikiran dan bahasa memiliki akar genetik yang berbeda, sehingga tingkat perkembangan keduanya pun berbeda pula. Walaupun demikian, Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan pikiran yang pada awalnya terpisah perlahan lahan menyatu sampai pada akhirnya pikiran dan bahasa tidak dapat dipisahkan lagi.

You might also like