You are on page 1of 23

Program Studi : TKJ Eksperimen : Diagnosa WAN No. Eksperimen : 04 I.

Tujuan

Frame Relay (Topologi 2)

Nama Kelas Instruktur

: Fajar Wardani : XII TKJ B : Bu Netty

1. Siswa memahami pengertian dari Frame Relay beserta kegunaannya. 2. Siswa dapat mengkonfigurasi Frame Relay pada router dengan menggunakan LMI dan DLCI yang baik dan benar. 3. Siswa dapat mengkonfigurasi cloud yang berfungsi sebagai frame relay pada aplikasi simulator.

II. Pendahuluan
Frame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada layer pertama dan kedua dari model OSI, dan dapat diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Frame relay adalah teknologi komunikasi berkecepatan tinggi yang telah digunakan pada ribuan jaringan di seluruh dunia untuk menghubungkan LAN, SNA, Internet dan bahkan aplikasi suara/voice. Frame relay adalah cara mengirimkan informasi melalui wide area network (WAN) yang membagi informasi menjadi frame atau paket. Masing-masing frame mempunyai alamat yang digunakan oleh jaringan untuk menentukan tujuan. Frame-frame akan melewati switch dalam jaringan frame relay dan dikirimkan melalui virtual circuit sampai tujuan. Fitur Frame Relay

Kecepatan tinggi Bandwidth Dinamik Performansi yang baik/ Good Performance Overhead yang rendah dan kehandalah tinggi (High Reliability) Perangkat Frame Relay Sebuah jaringan frame relay terdiri dari PC, server, atau komputer host, perangkat akses frame relay (bridge, router, host, frame relay access device/FRAD) dan perangkat jaringan (packet switch, router, multiplexer T1/E1). Virtual Circuit (VC) Frame Relay Suatu jaringan frame relay sering digambarkan sebagai awan frame relay (frame relay cloud), karena jaringan frame relay network bukan terdiri dari satu koneksi fisik antara endpoint dengan lainnya, melainkan jalur/path logika yang telah didefinisikan dalam jaringan. Jalur ini didasarkan pada konsep virtual circuit (VC). VC adalah dua-arah (two-way), jalur data yang didefinisikan secara software antara dua port yang membentuk saluran khusur (private line) untuk pertukaran informasi dalam jaringan.

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 1

Terdapat dua tipe virtual circuit (VC): Switched Virtual Circuit (SVC) Switched Virtual Circuits (SVC), adalah koneksi sementara yang digunakan ketika terjadi transfer data antar perangkat DTE melewati jaringan Frame Relay. Terdapat empat status pada sebuah SVC: Call Setup: Dalam status awal memulai komunikasi, virtual circuit (vc) antar dua perangkat DTE Frame Relay terbentuk. Data Transfer: Kemudian, data ditransfer antar perangkat DTE melalui virtual circuit (vc). Idling: Pada kondisi idling, koneksi masih ada dan terbuka, tetapi transfer data telah berhenti. Call Termination: Setelah koneksi idle untuk beberapa perioda waktu tertentu, koneksi antar dua DTE akan diputus. Permanent Virtual Circuit (PVC) PVC adalah jalur/path tetap, oleh karena itu tidak dibentuk berdasarkan permintaan atau berdasarkan call-by-call. Walaupun jalur aktual melalui jaringan berdasarkan variasi waktu ke waktu (TDM) tetapi circuit dari awal ke tujuan tidak akan berubah. PVC adalah koneksi permanen terus menerus seperti dedicated pointto-point circuit. Perbandingan PVC vs SVC PVC lebih populer karena menyediakan alternatif yang lebih murah dibandingkan leased line. Berbeda dengan SVC, PVC tidak pernah putus (disconnect), oleh karena itu, tidak pernah terdapat status call setup dan termination. Hanya terdapat 2 status: Data transfer Idling Struktur Frame Dalam sebuah frame Frame Relay, paket data user tidak berubah, Frame Relay menambahkan header dua-byte pada paket. Struktur frame adalah sebagai berikut:

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 2

Flags - menandakan awal dan akhir sebuah frame Address - terdiri dari DCLI (data link connection identifier), Extended Address (EA), C/R, dan Congestion control information DLCI Value - menunjukkan nilai dari data link connection identifier. Terdiri dari 10 bit pertama dari Address field/alamat. Extended Address (EA) - menunjukkan panjang dari Address field, yang panjangnya 2 bytes. C/R - Bit yang mengikuti byte DLCI dalam Address field. Bit C/R tidak didefinisikan saat ini. Congestion Control - Tiga bit yang mengontrol mekanisme pemberitahuan antrian (congestion) Frame Relay. Data - terdiri dari data ter-encapsulasi dari upper layer yang panjangnya bervariasi. FCS - (Frame Check Sequence) terdiri dari informasi untuk meyakinkan keutuhan frame.

Pendeteksi Error pada Frame Relay Frame Relay menerapkan pendeteksi error pada saluran transmisi, tetapi Frame Relay tidak memperbaiki error. Jika terdeteksi sebuah error, frame akan dibuang (discarded) dari saluran transmisi. Proses seperti ini disebut : Cyclic redundancy check (CRC) Cyclic redundancy check (CRC) adalah sebuah skema error-checking yang mendeteksi dan membuang data yang rusak (corrupted). Fungsi yang memperbaiki error (Error-correction) (seperti pengiriman kembali/retransmission data) diserahkan pada protokol layer yang lebih tinggi (higher-layer). Implementasi Frame Relay Frame Relay dapat digunakan untuk jaringan publik dan jaringan private perusahaan atau organisasi. Jaringan Publik Pada jaringan publik Frame Relay, Frame Relay switching equipment (DCE) berlokasi di kantor pusat (central) perusahaan penyedia jaringan telekomunikasi. Pelanggan hanya membayar biaya berdasarkan pemakain jaringan, dan tidak dibebani administrasi dan pemeliharan perangkat jaringan Frame Relay. Jaringan Private Pada jaringan private Frame Relay, administrasi dan pemeliharaan jaringan adalah tanggungjawab perusahaan (private company). Trafik Frame Relay diteruskan melalui interface Frame Relay pada jaringan data. Trafik Non-Frame Relay diteruskan ke jasa atau aplikasi yang sesuai (seperti private branch exchange [PBX] untuk jasa telepon atau untuk aplikasi video-teleconferencing).

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 3

Local Management Interface (LMI) LMI merupakan satu set ekstensi management protocol yang mengautomasikan banyak tugas-2 management frame relay. LMI bertanggungjawab untuk memanage koneksi dan melaporkan status koneksi. 1. Memelihara link antara router dan switch frame 2. Mengumpulkan satus informasi tentang router-2 yang lain dan juga koneksi-2 pada jarinan 3. Enable dinamik DLCI assignment melalui support multicasting 4. Membuat DLCI berarti secara global untuk jaringan keseluruhan Router Cisco mendukung tiga macam LMI: Cisco; ANSI; dan Q933a. jika anda menhubungkan router dengan jaringan frame relay, interface router mempunyai koneksi langsung ke switch frame relay pada sisi penyedia frame relay. Walaupun hanya ada satu koneksi fisik antara router dan frame relay, frame relay mendukung multiple circuit virtual. Ada dua opsi saat konfigurasi koneksi frame relay atau circuit: 1. Point-to-point yang mensimulasikan suatu sambungan leased line- suatu sambungan langsung dengan suatu piranti tujuan. 2. Multipoint, yang menghubungkan setiap circuit untuk berkomunikasi dengan lebih dari satu piranti tujuan. Ciscuit yang sama digunakan untuk multiple komunikasi. Anda bisa mengkonfigurasikan router dengan multi sub-interface yang mengijinkan konfigurasi circuit virtual, yang masing-2 menggunakan parameter konfigurasi yang berbeda. Saat mengkonfigurasi router untuk koneksi ke frame relay, nomor DLCI bertindak seperti address pada layer Data link dan layer Physical. Karena frame relay mendukung protocol-2 layer bagian atas, anda perlu mengasosiasikan logical, address tujuan layer network dengan nomor DLCI yang digunakan untuk mencapai address tersebut. Untuk koneksi multiple, anda mempunyai opsi konfigurasi berikut: 1. Asosiasikan DLCI secara dynamic dengan protocol inverse-ARP untuk mendapatkan address tujuan secara dynamic yang diasosiasikan dengan DLCI 2. Petakan addres secara manual ke DLCI dengan mengidentifikasikan address dari masing-2 piranti tujuan, dan asosiasikan setiap address dengan DLCI. Walaupun banyak yang dikerjakan, hasilnya tidak rentan terhadap error dibandingkan jika menggunakan inverse-ARP. Jika interface atau sub-interface menggunakan koneksi point-to-point, anda tidak perlu mengasosiasikan address layer network dengan DLCI. Hal ini dikarenakan interface dan DLCI yang bersangkutan hanya mempunyai satu kemungkinan koneksi.

III. Alat dan Bahan


1. 1 unit komputer 2. Aplikasi simulator (Packet Tracer) 3. Topologi yang akan dipraktekkan

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 4

IV. Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan. 2. Buat topologi yang akan dipraktekan pada aplikasi simulator 3. Masuk ke konfigurasi router 1 a. Atur ip address tiap interface Se2/0 = 192.168.1.1/24 b. Atur clock rate menjadi 9600 dengan menggunakan perintah clock rate 9600 atau clo ra 9600 c. Aktifkan konfigurasi frame relay dengan menggunakan perintah encapsulation frame-relay atau encap frame-relay d. Atur LMI untuk router cisco dengan menggunakan perintah frame-relay lmi-type cisco e. Atur dlci pada R1 yang harus dapat terhubung dengan router lainnya dengan menggunakan perintah frame-relay interface-dlci 102 (agar terhubung dengan R2) frame-relay interface-dlci 103 (agar terhubung dengan R3) frame-relay interface-dlci 104 (agar terhubung dengan R4) f. Aktifkan interface dengan menggunakan perintah no shu 4. Masuk ke konfigurasi router 2 a. Atur ip address tiap interface Se2/0 = 192.168.1.2/24 b. Atur dlci pada R1 yang harus dapat terhubung dengan router lainnya dengan menggunakan perintah frame-relay interface-dlci 201 (agar terhubung dengan R1) frame-relay interface-dlci 203 (agar terhubung dengan R3) frame-relay interface-dlci 204 (agar terhubung dengan R4) c. Untuk konfigurasi lainnya sama seperti router sebelumnya dan lakukan secara berurutan. 5. Masuk ke konfigurasi router 3 a. Atur ip address tiap interface Se2/0 = 192.168.1.3/24 b. Atur dlci pada R1 yang harus dapat terhubung dengan router lainnya dengan menggunakan perintah frame-relay interface-dlci 301 (agar terhubung dengan R1) frame-relay interface-dlci 302 (agar terhubung dengan R2) frame-relay interface-dlci 304 (agar terhubung dengan R4) c. Untuk konfigurasi lainnya sama seperti router sebelumnya dan lakukan secara berurutan. 6. Masuk ke konfigurasi router 4 a. Atur ip address tiap interface Se2/0 = 192.168.1.4/24
Fajar Wardani XII TKJ B Page 5

b. Atur dlci pada R1 yang harus dapat terhubung dengan router lainnya dengan menggunakan perintah frame-relay interface-dlci 401 (agar terhubung dengan R1) frame-relay interface-dlci 402 (agar terhubung dengan R2) frame-relay interface-dlci 403 (agar terhubung dengan R3) c. Untuk konfigurasi lainnya sama seperti router sebelumnya dan lakukan secara berurutan. 7. Masuk ke konfigurasi cloud sebagai frame relay a. Masukkan konfigurasi seperti pada tabel berikut Router 1 Router 2 Router 3 Router 4 Router 1 102 103 104 Router 2 201 203 204 Router 3 301 302 304 Router 4 401 402 403 8. Lakukan pengecekan koneksi dengan menggunakan perintah ping 9. Lakukan pengecekan frame relay pada setip router dengan menggunakan perintah show frame lmi show frame map

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 6

V. Hasil Pengamatan
1. Topologi yang akan dipraktekkan

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 7

2. Konfigurasi Router 1

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 8

3. Konfigurasi Router 2

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 9

4. Konfigurasi Router 3

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 10

5. Konfigurasi Router 4

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 11

6. Konfigurasi Cloud (Frame Relay)

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 12

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 13

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 14

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 15

7. Hasil Konfigurasi Router 1

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 16

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 17

8. Hasil Konfigurasi Router 2

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 18

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 19

9. Hasil Konfigurasi Router 3

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 20

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 21

10. Hasil Konfigurasi Router 4

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 22

VI. Kesimpulan
1. Dalam mengkonfigurasi frame relay, untuk menghubungkan satu router dengan router lainnya harus dalam satu network. Jika tidak dalam satu network maka konfigurasi frame relay tidak akan berfungsi. 2. Jika ingin menghubungkan satu router dengan router lainnya dalam konfigurasi 2 arah. Dengan kata lain, saat router 1 mengirim request untuk berhubungan dengan router 2 maka router 2 juga harus mengkonfirm/menerima request dari router 1 jadi keduanya akan saling berhubungan dengan konfigurasi dan persetujuan masing-masing router. 3. Frame relay biasanya diaplikasikan pada jarak jauh namun masih berada dalam 1 network.

Fajar Wardani XII TKJ B

Page 23

You might also like