You are on page 1of 6

Kebebasan Membawa Kerusakan

Pada zaman ini kita sering melihat banyak remaja-remaja yang rusak. Coba kita lihat apa yang dilakukan para remaja masa kini. Kenakalan remaja di era modern ini sudah kelewat batas. Banyak anak di bawah umur yang sudah mengenal rokok, narkoba, freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Bahkan Media Indonesia (6/1) mengutip, 85 persen remaja 15 tahun berhubungan seks. Fakta-fakta tentang remaja masa kini tidak dapat dipungkiri lagi. Hal ini semua bisa terjadi karena adanya faktor-faktor yang menyebabkan remaja hancur. Di usia belasan tahun biasanya remaja telah merasa dirinya udah besar, badan udah bagus, sekolah udah tinggi. Apalagi buat remaja yang udah masuk usia tujuh belas tahun yang sering disebut dengan Sweet Seventeen. Banyak orang beranggapan jika udah berusia tujuh belas tahun kebebasan akan segera datang. Bebas keluar rumah dan bukan anak-anak lagi.

Sudah berapa umurmu hari ini? gak terasa umurmu bertambah lagi tahun ini. Sekarang kamu sudah remaja (udah gedhe), badan kamu sudah bagus, sekolah sudah tinggi. Apalagi buat remaja yang udah masuk usia tujuh belas tahun (Sweet Seventeen). Katanya sih umur tujuh belas tahun itu adalah hari-hari indah masa remaja. Kebebasan akan segera datang, bebas keluar rumah dan bukan anak-anak lagi. Bicara masalah umur sama artinya kita bicara masalah waktu. Coba kita belajar tentang waktu dari bule. Para bule mengatakan time is money atau waktu adalah uang. Coba saja kita lihat aktivitas-aktivitas yang mereka lakukan, setiap jam, setiap menit, setiap detik selalu membicarakan bisnis. Karena bagi mereka uang adalah hal yang paling penting. Lain halnya dengan orang Arab yang mengatakan waktu adalah pedang tahukah kamu apa artinya? Kata orang arab siapa yang tidak menggunakan waktunya untuk mengasah pedang, maka ia telah gagal di medan perang. Oleh karena itulah orang arab terkenal pemberani. Berbeda dengan bule yang memandang waktu adalah uang atau orang arab yang menganggap waktu adalah pedang. Bagi orang muslim waktu adalah amal shaleh. Coba kita melihat bagaimana Al-quran membicarakan tentang waktu: Demi waktu sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian kecuali orangorang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kebenaran. ( QS AL-Ashr : 1-3 ). Dalam ayat ini Allah mengajarkan bahwa kita manusia kebanyakan adalah orang-orang yang selalu merugi. Bagaimana agar kita tidak termasuk orang-orang yang merugi? Oleh sebab itu kita dianjurkan untuk mengerjakan amal-amal shaleh. Usia remaja=bebas? Masa remaja merupakan masa dimana individu mengalami perubahan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Di usia yang menginjak remaja ini, kita sering merasa kalo ortu belum ngasih kita kebebasan dalam segala hal. Ortu masih nganggap kita anak kecil. Setiap aktivitas keseharian kita masih diatur-atur sama ortu. Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Sementara diluar rumah, alam kebebasan yang digandrungi anak remaja menggoda kita untuk mencicipinya. Enak kali y.. hehe

Kenapa kita ingin bebas? Karena biasanya memasuki usia belasan tahun, remaja mulai merasakan perubahan yang terjadi pada dirinya. Dari mulai perubahan fisik sampe perubahan non fisik yang meliputi kelabilan emosi, perkembangan jiwa, dan pembentukan karakter. Tetapi tidak sampai perubahan identitas menjadi power ranger atau sailor moon loh. Suara yang pecah karena timbulnya jakun pada cowok dan mulai tumbuhnya jerawat pada cowok atau cewek manunjukkan adanya perubahan fisik. Tapi untuk perubahan yang non fisik, gak terlalu kelihatan. Kita Cuma bisa nebak dari gejala yang ditunjukkan remaja dalam perilakunya. Dalam perilakunya remaja pengen mandiri. Nggak Cuma makan atau mandi sendiri, tapi juga dipercaya dalam berpikir, berbuat, dan bersikap sesuai dengan keinginannya. Masa mama ga ngerti sih..? pikir kita. Ketika kebebasan menjadi kebablasan. Sobat, setiap orangtua pasti ngerti kalo suatu saat nanti, mereka mesti rela melepaskan anaknya untuk hidup mandiri. Dan memang sebaiknya proses kemandirian itu diawali oleh orangtua ketika si anak menginjak usia remaja. Namun, pergaulan remaja saat ini adalah pergaulan yang modern, yang kental dengan nuansa kebebasan yang membuat orang tua keberatan untuk memenuhi keinginan anaknya. Gimana nggak, gencarnya arus budaya barat yang rusak terus membidik remaja menuntut kebebasannya yang liar dan tak terkendali. Pola hidup sekuler yang dipraktekkan orang-orang barat jelas-jelas bertolak belakang dengan kehidupan kita sebagai orang muslim. Naasnya, gaya hidup sekuler itu mekin populer di mata remaja dan sering kali menjadi panutan dalam perjalanannya mencari jati diri. Bahaya kan? Padahal telah nyata kehidupan sekularisme yang masuk ke tengah-tengah kaum muslim telah merusak generasi muda. Perusakkan generasi baik sistemik yang dikemas melalui budaya dan pendidikan yang sekular, maupun perusakkan yang dikemas melalui hiburan dan teknologi yang menggiring remaja ke ambang kehancuran. Inilah fakta yang gak bisa ditutupi lagi, akibat sistem sekular yang telah mencengkramnegeri bermayoritas muslim ini. Beberapa akibat kebebasan yang menjadi kebablasan hasil jiplakan remaja terhadap budaya barat adalah: Pertama, free thinker alias kebebasan berpikir. Remaja ngerasa punya hak untuk berpikir tanpa dibatasi oleh norma-norma agama. Terutama dalam upaya mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi atau cara untuk meraih keinginannya. Nggak ada yang ngontrol saat benaknya ngasih jalan pintas untuk beresin

masalahnya. Bisa aja mereka bunuh diri, nge-drugs, atau meminum minuman keras. Bisa juga jadi pelaku kriminal. Nggak ada juga yang ngasih pengarahan di benaknya saat kebutuhan nalurinya minta dipenuhi. Demi popularitas dan limpahan harta, harga diri dan kehormatan rela dipertaruhkan di kontes kecantikan. Ketika pornoaksi bin pornografi yang mudah ditemui menggedor hasratnya, apa aja bakal dijabanin asalkan terpuaskan. Urusan dosa atau penjara, itu mah belakangan. Ngeri banget kan.. Kedua, permissif alias bebas berbuat. Mau ngapain aja di mana aja jadi prinsip remaja dalam berbuat. Pokoknya serba boleh. Mulai dari cara berbusana, berdandan, berbicara, bergaul, atau berperilaku. Bangga jika daya tarik seksualnya disapu setiap mata lawan jenis yang jelalatan. Antimalu jadi pusat perhatian orang lantaran dandanannya yang urakan, norak, dan kekurangan bahan. Dan nggak punya rem buat ngendalian tutur katanya. Ceplas-ceplos asal bunyi. Dan semuanya dilakukan tanpa risih dengan mengantongi label kebebasan berekspresi. So what gitu lho.. Ketiga, free Sex alias pergaulan bebas. Saat ini, pergaulan bebas antar lawan jenis yang banyak dilakoni remaja sangat mudah terkontaminasi unsur cinta dan seks. Apalagi didukung dengan opini media sinetron remaja yang anti jomblo.. pergaulan bebas pun sangat membuka peluang bagi remaja untuk aktif melakukan aktivitas seksual. Penyebabnya, bisa karena nonton vcd porno yang dijual bebas atau nontonin tayangan erotis di televisi. Kurangnya kontrol dari orangtua, sekolah, atau masyarakat bikin mereka enjoy berpetualang menikmati kepuasan sesaat. Nah sobat, coba aja bayangin. Gimana gak pusing ortu sama akibat kebebasan remaja yang kebablasan seperti dipaparkan tadi. Niat ortu ngasih kepercayaan biar mandiri, bisa bisa nyasar malah anak remajanya terjerumus pergaulan bebas. Makanya kita harus berkhusnuzon (berprasangka baik) sama ortu biar selamet dunia akhirat. Kalo pengen dipercaya ortu, jalinlah komunikasi dan tunjukkin kalo kita udah dewasa dan udah bisa mandiri. Jangan pake ngambek.

Izzat Asyshifa Syabab.Com - Telah nyata kehidupan kapitalisme sekularisme yang dipaksakan ke tengah-tengah kaum Muslim telah merusak generasi muslim masa depan. Perusakkan generasi baik sistemik yang dikemas melalui budaya dan pendidikan yang sekular, maupun perusakkan yang dikemas mulai dari hiburan dan teknologi telah menggiring generasi muda kita di ambang kehancuran. Inilah fakta yang tak bisa ditutupi lagi, akibat sistem sekular yang telah mencengkram negeri bermayoritas Muslim ini. Sebut saja, seperti dikabarkan Harian Metro Bangka Belitung, sebanyak 10 persen remaja di Pangkalpinang telah berzina alias melakukan hubungan seks bebas. Celakanya, mereka mengganggap perbuatan itu halal, karena tidak hamil. Hal itu dikatakan Empi Natal Adha, Pembina Osis sekaligus Pembina PIKRR SMK Bakti Pangkalpinang, Selasa, (01/12/09) di sela-sela aksi simpatik pelajar SMK Bakti memperingati hari HIV/AIDS sedunia di Kota Pangkalpinang. Banyak remaja dari berbagai sekolah dan remaja di Pangkalpinang yang datang untuk berkonsultasi kepada kami. Sebanyak 10 persen dari mereka mengakui telah melakukan hubungan seks bebas. Celakanya, mereka menganggap perbuatan itu halal, karena tidak hamil. Sebagai seorang guru, saya miris melihat kehidupan generasi muda kita. Meski kami tidak mempunyai data secara statistik, tapi fakta ini merupakan pengalaman dan pengamatan saya, papar Empi. Berdasarkan pengamatan ia sebagai seorang guru dan pernah mengajar di beberapa sekolah di Pangkalpinang, serta sebagai Pembina PIKRR di SMK Bakti Pangkalpinang, ditemukan banyak pelajar yang sudah pernah berhubungan seks bebas sebelum nikah. Ini fakta sosial. Dan kita tak bisa menutup mata dengan kanyataan ini, terang Empi. Selain itu, para siswa di Pangkalpinang juga terutama yang mempunyai handphone bagus dan mahal, kebanyakan menyimpan video atau gambar porno. Perilaku seperti ini sangat dikhawatirkan mendorong mereka untuk melakukan hubungan seks bebas diluar nikah. Kalau sudah melakukannya sekali, kita khawatirkan mereka akan ketagihan, dan ini berpotensi terkena korban penyebaran HIV/AIDS, kata Empi. Coba saja cek siswa yang memiliki HP bagus mulai dari siswa SD, SMP dan SMA, saya yakin mereka punya gambargambar porno di dalam HPnya, kata Empi. Ia berharap peran orangtua dan guru mengawasi anak-anaknya menjadi sangat penting. Fakta ini tentu saja bukan hanya di Pangkalpinang. Coba tengok kehidupan para remaja dan pelajar hari ini di lingkungan Anda. Apa yang telah terjadi. Para remaja yang telah dininabobokan dengan teknologi, seperti HP dan internet telah menggiring mereka untuk menelusuri hal-hal yang tidak layak bagi seorang pelajar. Tetapi, inilah kenyataannya. Akibat Sistem Sekular! Kerusakkan remaja hari ini, telah nyata akibat sistem sosial yang rusak di negeri ini. Tentu saja, generasi muslim terancam. Banyak faktor yang menyebabkan meningkatnya kerusakkan moral para remaja hari ini. Ajaran Islam dicampakkan dan diinjak-injak, sementara kebebasan dan liberalisme terus menerus dipaksakan kepada generasi muda kita. Di mana tempatnya? Banyak, mulai di rumah, melalui acara televisi, di tengah masyarakat yang disesaki budaya liberal, hingga di sekolah melalui sistem pendidikan sekular. Di dalam sistem pendidikan sekular hari ini, telah disisipkan materi-materi liberal dan sekular. Porsi pelajaran agama hanya dua jam saja, itu juga sebatas ritual. Sementara materi-materi umum dan tsaqafah asing terus dijejalkan kepada anak-anak didik kita. Belum lagi, program-program yang menjurus pada penggiringan anak untuk bersikap liberal dan bebas. Termasuk diantaranya, peluang anak menikmati teknologi internet, telah diajarkan di sekolah. Di tambah lagi, program KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) pun telah disisipakan dalam mata pelajaran. Dalam sebuah buku mata pelajaran sebuah mata studi untuk kelas tiga tingkat SMP, telah diajarkan tentang kontrasepsi. Pertanyaan kita: untuk apa kelas tiga diajarkan tentang kontrasepsi? Apakah ini sebagai ilmu dasar bagi para pelajar yang sudah punya pasangan untuk berzina, dan jika tidak mau hamil disiapkan ilmunya. Apakah tidak ada lagi materi yang lebih berbobot? Apakah perusakkan generasi muda Muslim ini dibiarkan begitu saja. Tentu saja tidak. Tetapi, jujur, orang tua dan masyarakat terkadang masih diam dan membisu. Tak sedikit diantara mereka menerima sistem yang rusak tersebut, padahal telah menghancurkan generasi masa depan mereka. Mereka menginginkan putera-puterinya menjadi anak yang sholeh/sholehah tetapi membiarkan anak-anaknya bebas bermaksiyat. Demikianlah, tanpa adanya institusi, yakni Khilafah, yang melindungi dan menjaga akidah umat ini, generasi kita terancam bahaya. Demikian juga, ketika aturan dari Tuhan Pencipta kita dicampakkan, maka kerusakkanlah yang nampak. Sudah saatnya, kaum Muslim menyadari akan serangan Barat untuk mengancurkan generasi masa depan negeri ini. Mereka, telah membuat rancangan permainan, hiburan dan program dengan berbagai macam cara untuk

menghancurkan para identitas generasi Muslim. Tujuannya, agara generasi Islam hancur dan jauh dari agamanya. Kini saatnya, kita kembali kepada Islam dan mencampakkan sistem sekularisme yang telah dipaksakan oleh para agenagennya. Kini saatnya kita menyelamatkan generasi masa depan ini dari kerusakkan dengan memberikan pembinaanpembinaan ke-Islam-an di benak generasi muda kita. Mulai dari tingkat SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi, pembinaan-pembinaan Islam harus digencarkan. Hanya dengan memberikan pemahaman Islam saja, generasi muda negeri ini akan terselamatkan. Bila demikian, insya Allah, dengan izin Allah akan hadir generasi baru, yang akan menggantikan generasi yang rusak hari ini. [opn/syabab.com]

You might also like