You are on page 1of 50

TUGAS KOMUNIKASI KEPERAWATAN

KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA JEPANG

Oleh : Kelompok 7 / IB Ahmad Afif W. Citra Wulandari Elfran T. (1001100045) (1001100059) (1001100060)

Rizki Mandala P. (1001100089) Winda A. (1001100097)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN MALANG JURUSAN KEPERAWATAN PRODI KEPERAWATAN MALANG 2010-2011
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas berkah, rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya semata, kita dapat menyusun dan menyelesaikan makalah tentang komunikasi budaya lintas budaya ini terutama budaya Jepang. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan besar nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabat sahabatnya. Makalah ini kami susun sesuai pengetahuan dan pengajaran yang kami peroleh dari tinjauan yang kami kumpulkan serta ilmu yang kami dapatkan di kampus tercinta Poltekkes Kemenkes Malang ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada : 1. Dosen pembimbing mata kuliah Komunikasi Keperawatan yang selalu mendidik serta memberikan ilmu kepada kami 2. Segenap teman teman tingkat I yang selalu saling bahu membahu menjalankan aktivitas akademik dan memberikan semangat kepada kami. Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan dampak yang positif bagi para pembaca. Juga bisa membantu pembaca dan kami terutama orang yang berprofesi sebagai perawat ketika akan maupun sudah bekerja di Jepang. Kami mohon maaf apabila ada kekurangan baik dalam penulisan maupun dalam pembahasan. Kami mohon kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 3 Mei 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .. ii Daftar Isi . iii Bab I Pendahuluan 1. Latar belakang pentingnya komunikasi lintas budaya .. 1 2. Tujuan pembahasan 2 3. Manfaat .. 2 4. Ruang lingkup 3 Bab II Gambaran Budaya Jepang 1. Karakteristik demografi . 4 2. Karakteristik sosiologis culture . 7 3. Karakteristik biologis masyarakat budaya Jepang . 9 4. Karakteristik psikologis . 17 5. Ciri khas budaya Jepang 19 Bab III Gambaran Pola Komunikasi Budaya Jepang 1. Komunikasi verbal 28 2. Komunikasi non verbal . 29 3. Komunikasi tulisan ... 32 Bab IV Pembahasan 1. Hambatan implementasi komunikasi pada budaya Jepang 36 2. Cara mengeliminasi hambatan komunikasi dalam budaya Jepang 42 3. Peran perawat sebagai komunikator dalam mengatasi hambatan komunikasi . 44 Bab V Penutup 1. Kesimpulan 46 2. Saran-saran 46 Daftar Pustaka ... 47

Bab I Pendahuluan

1. Latar Belakang Pentingnya Komunikasi Lintas Budaya Komunikasi merupakan salah satu perangkat yang sangat penting untuk berhubungan antara masyarakat. Untuk berkomunikasi dengan orang lain kita menggunakan bahasa yang bisa dimengerti satu sama lain. Bahasa masing-masing daerah pun berbeda-beda. Tiap daerah memiliki ciri khas sendiri-diri. Kita sebagai seorang mahasiswa yang mempunyai cita-cita untuk bisa meneruskan sekolah keluar negeri maupun bisa bekerja keluar negeri. Oleh karena itu komunikasi lintas budaya dalam hal ini sangat dibutuhkan. Kita selain harus belajar mengerti bahasa negeri yang akan disinggahi, kita juga perlu mengetahui karakteristik, ciri khas, komunikasi non verbal, komunikasi verbal maupun komunikasi tulisan. Di sini kita perlu mengetahui karakteristik yang berhubungan dengan demografi yang berisi tentang gambaran budaya itu secara umum; karakteristik sosiologis culture yang berisi tentang ras, etnis dan keluarga yang meliputi peran, fungsi, pekerjaan dan teman; karakteristik biologis masyarakat budaya tersebut yang bisa berisi struktur tubuh, rambut dan warna kulit; karakteristik psikologis yang bisa berhubungan dengan emosi seseorang pada budaya tersebut; dan terakhir yang berhubungan dengan ciri khas dari budaya tersebut sebab setiap negara pasti punya ciri khas yang berbeda-beda satu sama lain. Lalu bentuk komunikasi nonverbal berhubungan dengan sikap, posisi tubuh, dll. Untuk komunikasi verbal berrhubungan dengan bahasa bicara, kualitas suara, intonasi, ritme, kecepatan dan pononsasi. Sedangkan untuk komunikasi tulisan berhubungan dengan bentuk tulisan yang digunakan pada budaya tersebut. Maka kami akan membahas lebih jauh tentang komunikasi lintas budaya Jepang. Sebab Jepang merupakan salah negara favorit yang banyak di temui atau dikunjungi oleh masyarakat Negara Indonesia.

1 2

Selain itu kita juga akan mengetahui hambatan-hambatan yang akan timbul dan mencari penyelesaiannya. Kita juga akan lebih menekankan pada peran kita sebagai seorang perawat yang mungkin nantinya akan bekerja di Jepang maupun meneruskan kuliah ke Jepang.

2. Tujuan Pembahasan a. Mengetahui gambaran budaya Jepang secara umum b. Mengetahui gambaran pola komunikasi budaya Jepang c. Mengetahui hambatan implementasi komunikasi pada budaya Jepang d. Mengetahui cara mengeliminasi hambatan komunikasi dalam budaya Jepang e. Mengetahui peran perawat sebagai komunikator dalam mengatasi hambatan komunikasi

3. Manfaat Pembahasan komunikasi lintas budaya ini sangat bermanfaat bagi kita, yaitu: a. Kita akan mengetahui gambaran budaya Jepang secara umum seperti karakteristik demografi, karakteristik sosiologis culture, karakteristik biologis masyarakat, karakteristik psikologis dan ciri khas pada budaya Jepang. Setelah mengetahui gambaran budaya Jepang secara umum maka kita akan lebih mudah beradaptasi ketika kita bekerja maupun kuliah di sana. b. Kita juga akan mengetahui gambaran pola komunikasi budaya Jepang yang meliputi komunikasi verbal, non verbal dan juga komunikasi tulisan. Ketika mengetahui cara-cara komunikasi tersebut maka akan mempermudah dalam berhubungan dengan masyarakat sekitar dan untuk komunikasi tulisan mempermudah kita untuk mengetahui tulisan-tulisan yang terpampang.

c. Lalu inti dari semua itu kita juga akan mengetahui hambatan implementasi komunikasi pada budaya Jepang, cara mengeliminasi hambatan komunikasi dalam budaya Jepang, dan peran perawat sebagai komunikator dalam mengatasi hambatan komunikasi.

4. Ruang Lingkup (Spesifik Sesuai Budaya yang Di Bahas) Ruang lingkup yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah budaya Jepang. Kami akan mulai membahas dari gambaran budaya Jepang secara umum yang meliputi karakteristik demografi, karakteristik kultur sosiologis yang berisi ras, etnik, keluarga (peran, fungsi, pekerjaan dan pertemanan), karakteristik biologis masyarakat budaya Jepang yang berisi struktur tubuh, rambut, warna kulit, dll, karakteristik psikologis dan cirri khas dari budaya Jepang. Setelah itu kami juga akan membahas tentang gambaran pola komunikasi budaya Jepang yang meliputi komunikasi verbal yang berisi bahasa yang digunakan, kualitas suara, intonasi, ritme, kecepatan dalam berbicara dan prononsasi, komunikasi non verbal yang berisi sikap saat berbicara dengan lawan bicara, posisi tubuhnya, dll, komunikasi tulisan yang berisi bentuk tulisan yang digunakan dalam keseharian. Pada pembahasan kami akan menghubungkan dengan dunia keperawatn yang meliputi hambatan implementasi komunikasi pada budaya Jepang, cara mengeliminasi hambatan komunikasi dalam budaya Jepang dan peran perawat sebagai komunikator dalam mengatasi hambatan komunikasi dalam pelayanan / asuhan keperawatan.

Bab II Gambaran Budaya Jepang

1. Karakteristik Demografi Jepang terdiri dari 6.852 pulau yang membuatnya merupakan suatu kepulauan. Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokkaio, Honshu (pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada di keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar pulau di Jepang bergunung-gunung, dan sebagian di antaranya merupakan gunung berapi. Gunung tertinggi di Jepang adalah Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang berjumlah 128 juta orang, dan berada di peringkat ke-10 negara berpenduduk terbanyak di dunia. Tokyo secara de facto adalah ibu kota Jepang, dan berkedudukan sebagai sebuah prefektur. Tokyo Raa adalah sebutan untuk Tokyo dan beberapa kota yang berada di prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia, Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang. Populasi Jepang diperkirakan sekitar 127,614 juta orang (perkiraan 1 Februari 2009).Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit populasi pekerja asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat orang Korea Zainichi, Cina Zainichi, orang Filipina, orang BrazilJepang, dan orang Peru-Jepang. Pada 2003, ada sekitar 136.000 orang Barat yang menjadi ekspatriat di Jepang. Kewarganegaraan Jepang diberikan kepada bayi yang dilahirkan dari ayah atau ibu berkewarganegaraan Jepang, ayah berkewarganegaraan Jepang yang wafat sebelum bayi lahir, atau bayi yang lahir di Jepang dengan ayah/ibu tidak diketahui/tidak memiliki kewarganegaraan. Suku bangsa yang paling dominan adalah penduduk asli yang disebut suku Yamato dan kelompok minoritas utama

4 5

yang terdiri dari penduduk asli suku Ainu dan Ryukyu, ditambah kelompok minoritas secara sosial yang disebut burakumin.] Pada tahun 2006, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 81,25 tahun, dan merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Namun populasi Jepang dengan cepat menua sebagai dampak dari ledakan kelahiran pascaperang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran. Pada tahun 2004, sekitar 19,5% dari populasi Jepang sudah berusia di atas 65 tahun. Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial, terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki keluarga ketika dewasa. Populasi Jepang dikhawatirkan akan merosot menjadi 100 juta pada tahun 2050 dan makin menurun hingga 64 juta pada tahun 2100. Pakar demografi dan pejabat pemerintah kini dalam perdebatan hangat mengenai cara menangani masalah penurunan jumlah penduduk.Imigrasi dan insentif uang untuk kelahiran bayi sering disarankan sebagai pemecahan masalah penduduk Jepang yang semakin menua. Perkiraan tertinggi jumlah penganut agama Buddha sekaligus Shinto adalah 84-96% yang menunjukkan besarnya jumlah penganut sinkretisme dari kedua agama tersebut.Walaupun demikian, perkiraan tersebut hanya didasarkan pada jumlah orang yang diperkirakan ada hubungan dengan kuil, dan bukan jumlah penduduk yang sungguh-sungguh menganut kedua agama tersebut. Professor Robert Kisala (dari Universitas Nanzan) memperkirakan hanya 30% dari penduduk Jepang yang mengaku menganut suatu agama. Taoisme dan Konfusianisme dari Cina juga memengaruhi kepercayaan dan tradisi Jepang. Agama di Jepang cenderung bersifat sinkretisme dengan hasil berupa berbagai macam tradisi, seperti orang tua membawa anak-anak ke upacara Shinto, pelajar berdoa di kuil Shinto meminta lulus ujian, pernikahan ala Barat di kapel atau 6

gereja Kristen, sementara pemakaman diurus oleh kuil Buddha. Penduduk beragama Kristen hanya minoritas sejumlah (2.595.397 juta atau 2,04%). Kebanyakan orang Jepang mengambil sikap tidak peduli terhadap agama dan melihat agama sebagai budaya dan tradisi. Bila ditanya mengenai agama, mereka akan mengatakan bahwa mereka beragama Buda hanya karena nenek moyang mereka menganut salah satu sekte agama Buddha. Selain itu, di Jepang sejak pertengahan abad ke-19 bermunculan berbagai sekte agama baru (Shinshky) seperti Tenrikyo dan Aum Shinrikyo (atau Aleph). Lebih dari 99% penduduk Jepang berbicara bahasa Jepang sebagai bahasa ibu. Bahasa Jepang adalah bahasa aglutinatif dengan tuturan hormat (kata honorifik) yang mencerminkan hirarki dalam masyarakat Jepang. Pemilihan kata kerja dan kosa kata menunjukkan status pembicara dan pendengar. Menurut kamus bahasa Jepang Shinsen-kokugojiten, kosa kata dari Cina berjumlah sekitar 49,1% dari kosa kata keseluruhan, kata-kata asli Jepang hanya 33,8% dan kata serapan sekitar 8,8%. Bahasa Jepang ditulis memakai aksara kanji, hiragana, dan katakana, ditambah huruf Latin dan penulisan angka Arab. Bahasa Ryukyu yang juga termasuk salah satu keluarga bahasa Japonik dipakai orang Okinawa, tapi hanya sedikit dipelajari anak-anak.Bahasa Ainu adalah bahasa mati dengan hanya sedikit penutur asli yang sudah berusia lanjut di Hokkaido.Murid sekolah negeri dan swasta di Jepang hanya diharuskan belajar bahasa Jepang dan bahasa Inggris. KOTA 1 2 3 4 5 6 Tokyo Yokohama Osaka Nagoya Sapporo Kobe PREFEKTUR Tokyo Kanagawa Osaka Aichi Hokkaido Hyogo POPULASI 8.483.050 3.579.133 2.628.776 2.215.031 1.880.875 1.525.389

7 8 9 10 11 12

Kyoko Fukuoka Kawasaki Saitama Hiroshima Sendai

Kyoko Fukuoka Kanagawa Saitama Hiroshima Miyagi

1.474.764 1.400.621 1.327.009 1.176.269 1.159.391 1.028.214

Sumber : sensus 2005

2. Karakteristik Sosiologis Culture Nama di Jepang terdiri dari dua bagian : family name dan first name. Nama ini harus dicatatkan di kantor pemerintahan (kuyakusho), selambat-lambatnya 14 hari setelah seorang bayi dilahirkan. Semua orang di Jepang kecuali keluarga kaisar, memiliki nama keluarga. Tradisi pemakaian nama keluarga ini berlaku sejak jaman restorasi Meiji, sedangkan di era sebelumnya umumnya masyarakat biasa tidak memiliki nama keluarga. Sejak restorasi meiji, nama keluarga menjadi keharusan di Jepang. Dewasa ini ada sekitar 100 ribu nama keluarga di Jepang, dan diantaranya yang paling populer adalah Satou dan Suzuki. Jika seorang wanita menikah, maka dia akan berganti nama keluarga, mengikuti nama suaminya. Namun demikian, banyak juga wanita karir yang tetap mempertahankan nama keluarganya. Dari survey yang dilakukan pemerintah tahun 1997, sekitar 33% dari responden menginginkan agar walaupun menikah, mereka diizinkan untuk tidak berganti nama keluarga [2]. Hal ini terjadi karena pengaruh struktur masyarakat yang bergeser dari konsep ie() dalam tradisi keluarga Jepang. Semakin banyak generasi muda yang tinggal di kota besar, sehingga umumnya menjadi keluarga inti (ayah, ibu dan anak), dan tidak ada keharusan seorang wanita setelah menikah kemudian tinggal di rumah keluarga suami. Tradisi di Jepang dalam memilih first name, dengan memperhatikan makna huruf Kanji, dan jumlah stroke, diiringi dengan harapan atau doa bagi kebaikan si anak. 8

Tips 1.

bertetangga

dengan Mengucapkan

orang

Jepang salam

Mengucapkan salam dan senyum kepada tetangga kita (sambil sedikit menunduk). Ohayou (Selamat Pagi), Konnichiwa (Selamat Siang/Hallo), Konbanwa (Selamat Malam), Selamat Jalan (Sayounara), Maaf (Gomen Nasai, Sumimasen), Trimakasih (Arigatou gozaimasu). Atau kalau bingung harus mengucapkan apa, bilang saja doumo. Orang Jepang tidak begitu biasa berjabat tangan, jadi tidak ada masalah untuk hal ini. Kalau tentang menahan pandangan, jangan khawatir juga, karena orang 2. Jepang tidak biasa untuk memandang langsung ke mata.

Hangaeshi

Jika menerima hadiah dari tetangga anda orang Jepang, adalah suatu kebiasaan di Jepang untuk membalas hadiah itu dengan ukuran kira-kira setengah dari harga barang yang anda terima. Kebiasaan ini dinamakan hangaeshi. Jika anda terima hadiah dari kawan orang Jepang melalui pos, jangan lupa untuk menelpon atau mengirim 3. surat Ketika untuk baru mengucapkan pindah terimakasih. rumah

Masyarakat Jepang hidup berdasarkan tolong-menolong yang merupakan kebiasaan di Jepang jika pindah ke suatu lingkungan baru untuk mengucapkan salam kepada tetangga baru anda sambil membawa hadiah kecil dan memperkenalkan anggota keluarga anda. Masalah waktunya, tidak lebih dari tiga hari dari kepindahan. Tetangga yang diberi hadiah adalah tetangga tepat di kiri kanan rumah, atas bawah rumah, depan rumah. Dengan menimbulkan kesan yang baik pada saat anda baru pindah, jika anda mengalami kesulitan, tidak akan sulit untuk mendapatkan bantuan dari mereka. Jangan terlalu khawatir jika tetangga anda tidak mengundang anda untuk berkunjung ke rumah mereka. Orang jepang jarang untuk mengajak berkunjung ke rumah (lebih memilih di luar) karena rumahnya yang sempit atau karena kesibukan mereka.

4.

Mengikuti

kegiatan

Chounaikai

(RT)

Salah satu kesempatan emas untuk bisa bergaul dengan masyarakat Jepang adalah dengan mengikuti kegiatan Chounaikai (RT). Di antara kegiatan chounaikai di tempat saya misalnya(saya tinggal di danchi), mengadakan kerja bakti satu bulan sekali, ada iuran bulanan, rapat kelurahan, atau jadi pengurus RT. Untuk yang tinggal baik di danchi atau di apato, kadang-kadang ada kairanban (pengumuman edaran) yang digantungkan di pintu, jangan lupa untuk sign atau mencapnya dengan inkan 5. dan mengedarkannya ke tetangga yang lain.

Bunbetsu

Yang dimaksud dengan bunbetsu adalah memisahkan sampah berdasarkan jenisnya sebelum kita buang pada hari yang sudah ditentukan. Dengan diharuskannya untuk mengklasifikasikan ini membuang sampah di Jepang adalah termasuk pekerjaan yang merepotkan. Tetapi hal ini diperlukan agar sampah tersebut bisa didaur ulang dan mengatasi masalah sampah. Pemisahan sampah dan pembagian hari sampah berbeda-beda menurut daerah di Jepang. Saya sarankan untuk memahami masalah sampah ini sebelum kita tinggal di lingkungan Jepang, karena jika kita salah membuang akan mengganggu lingkungan sekitar kita(sampahnya tidak akan diangkut dan ada kemungkinan akan diubrak-abrik oleh burung gagak). Saya rasa ada beberapa di antara kita yang mengalami pengalaman ditegur orang Jepang karena salah membuang J Ini ada artikel menarik dalam bahasa Inggris tentang pembuangan sampah di Jepang.

3. Karakteristik Biologis Masyarakat Budaya Jepang a. Karakteristik Fisik jepang Pada tahun 2008, berdasarkan data yang dikumpulkan dari 7.000 orang, genetika menetapkan bahwa jatuh Jepang menjadi dua jenis genetik dasar: orang asli Okinawa dan Kepulauan Ryukyu dan mereka yang asli ke bagian lain di Jepang. 10

Perbedaan terbesar antara kedua kelompok adalah rambut tebal dan tekstur telinga lilin dengan orang-orang dari Kepulauan Ryukyu memiliki rambut kering lebih keras dan lilin telinga. Sekitar 95 persen dari semua Jepang kekurangan laktase. Ini berarti mereka memiliki masalah mencerna produk susu. Hampir semua Jepang dilahirkan dengan tanda lahir Mongolia, sebuah patch kecil pigmen coklat yang terletak di pantat mereka dan / atau lebih rendah kembali. Tanda hilang ketika mereka satu atau dua tahun. Korea, Mongolia, beberapa orang Cina, Hongaria dan Bushmen atau Kalahari memiliki tanda yang sama. Jepang memiliki persentase yang sama dari A, AB, B, golongan darah O sebagai Estonians. b. Jenis Wax Telinga dan Jepang Dapatkan Taller Asia rata-rata umumnya juga lebih tipis dan lebih pendek dari orang Barat tetapi mereka semakin tinggi dan gemuk. Beberapa percaya bahwa setidaknya beberapa perbedaan dapat dijelaskan dengan diet. Saat ini Jepang sekitar tiga inci lebih tinggi dari Jepang yang tumbuh di sekitar Perang Dunia II. Kebanyakan ilmuwan atribut peningkatan terhadap perubahan nutrisi, seperti susu dan daging di diet mereka. Lain telah mengusulkan lebih tidak masuk akal teori. Satu peneliti mengusulkan bahwa beralih dari duduk di lantai untuk duduk gaya Barat di kursi telah meluruskan beberapa dari Jepang dan membuat mereka lebih tinggi. Ada dua jenis utama lilin telinga ditemukan di Jepang: basah yang kering. Siswa di Nagasaki High School mampu mengisolasi gen yang menentukan jenis lilin dan telinga dengan lilin pengetahuan yang mengumpulkan contoh telinga dari seluruh Jepang dan membuat sebuah peta kotoran telinga dan menemukan bahwa kotoran telinga kering lebih umum pada Jepang barat. Penelitian telah menemukan bahwa orang yang tinggal di Jepang pada periode

11

Jomon (10.000 SM sampai 300 SM) membawa gen untuk kotoran telinga basah sedangkan gen untuk kotoran telinga kering diperkenalkan ke Jepang oleh orang-orang yang datang dari benua Asia pada periode Yayoi ( 300 SM untuk AD 300). Hampir semua kasus Asia sudah lurus, rambut hitam dan mata gelap. Mereka juga cenderung memiliki rambut tubuh kurang, kurang rambut wajah, wajah datar, hidung kecil, tulang pipi yang lebih luas, dan "berbentuk sekop" gigi seri (sedikit cekung bentuk sisi belakang gigi depan). Asia cenderung mendapatkan beberapa penyakit dari Barat dan lebih mungkin untuk mendapatkan orang lain. Banyak orang Asia mendapatkan jerawat pada usia lebih dari orang Barat. Kurang pria Asia mengalami kebotakan dibandingkan dengan pria Eropa. Ada juga tampaknya orang Asia kurang dengan rambut abu-abu, namun tidak jelas apakah ini karena mereka mendapatkan rambut abu-abu pada usia lanjut atau pewarna rambut mereka. Banyak anak-anak Asia lengan merah dan pirang rambut dan berbulu dan kaki menjadi menarik. Asia Utara umumnya stockier dan memiliki kulit yang lebih ringan dan mata lebih tipis dari Asia selatan. Semua kulit berisi tentang jumlah melanosit yang sama tetapi jumlah melanin yang mereka hasilkan bervariasi. Orang berkulit gelap menghasilkan lebih banyak orang dan cahaya kulit memproduksi lebih sedikit. Beberapa orang berpikir bahwa perbedaan antara orang Asia dan Eropa telah ada untuk beberapa kali. Sambil memegang cast terbuat dari Peking Man pada 1930-an, Cina arkeolog Jia Lan mengatakan kepada National Geographic, "telah Tengkorak ini beberapa karakteristik orang-orang Cina modern. Misalnya, tulang hidung manusia Peking rendah dan pipi yang datar, seperti di Asia hari ini. "

12

c. Yellow Skin Kulit kuning Asia kadang-kadang disebut sebagai memiliki kulit kuning. Hal ini tidak jelas di mana istilah ini berasal dari terutama ketika seseorang jarang melihat orang Asia dengan kulit kuning kecuali jika mereka memiliki penyakit kuning. Ahli biologi yang berurusan dengan hal-hal tersebut mengklasifikasikan kebanyakan orang Asia memiliki warna kulit yang sama seperti orang yang tinggal di utara Amerika Utara. Beberapa melacak asal-usulnya ke "bahaya kuning" istilah-takut gerombolan Oriental luar biasa Barat "-yang pertama kali muncul tidak lama setelah Jepang mengalahkan Cina pada tahun 1895 dan telah dikaitkan dengan Kaiser Jerman Wilhelm II tetapi digunakan sebelum kepadanya oleh Jenderal Hongaria Turr dalam penilaian Bismark. Beberapa surat kabar Amerika menggunakan istilah itu, termasuk kertas Ohio The Register Sandsuky, yang mengelola sebuah cerita di Juni 1895 dengan kutipan berikut: " 'bahaya kuning' lebih mengancam dari sebelumnya. Jepang telah dibuat dalam beberapa tahun kemajuan sebanyak bangsa-bangsa lain telah dibuat dalam berabad-abad. " Barat jarang menggunakan kulit kuning atau kuning panjang dalam hubungan dengan orang Asia lagi tapi kadang-kadang orang Asia lakukan. Atlet Cina Liu Xiang didedikasikan medali emas ia menang di lari gawang 110 meter pada Olimpiade 2004 untuk "semua orang berkulit kuning" dan menyebut penampilannya sebagai "" keajaiban. "Karena aku Cina," katanya, "dan memiliki fisiologi dari ras Asia untuk saya ini adalah sebuah keajaiban. Tetapi karena itu saya mengharapkan keajaiban di masa depan "Di China Liu dijuluki" Bullet Kuning. " d. Skin Color and Zebrafish Warna kulit dan Zebrafish Ini adalah beberapa teori yang mencoba untuk menjelaskan mengapa ada perbedaan warna kulit. Satu teori menyatakan bahwa kulit yang lebih ringan berevolusi sebagai adaptasi terhadap sinar matahari lemah dan kebutuhan untuk 13

mengambil lebih banyak sinar matahari untuk memproduksi Vitamin D. kulit pucat membuat ini lebih mudah ketika sinar matahari tidak terlalu kuat. Namun sayangnya, melanoma ganas, bentuk kanker kulit paling mematikan, lebih umum di antara orang kulit yang lebih ringan daripada yang berkulit gelap. Pada tahun 2005, ilmuwan menemukan sebuah mutasi kecil dalam gen yang memainkan peran penting dalam menentukan warna kulit, dengan bule mewarisi versi yang berbeda dari kelompok lain. Penelitian menunjukkan bahwa versi gelap asli dan versi cahaya berevolusi sebagai manusia bermigrasi dari Afrika ke wilayah utara dan konsisten dengan teori bahwa kulit ringan berevolusi sebagai adaptasi terhadap sinar matahari lemah. Pada relevansi ini menemukan ras, Gregory Barsh dari Stanford University mengatakan kepada Times of London: "Variasi genetika warna kulit sangat berbeda dari, dan tidak bingung dengan, konsep ras. Satu karakteristik yang paling jelas yang membedakan manusia berbeda adalah tidak lebih dari perubahan sederhana dalam aktivitas protein disajikan dalam sel-sel pigmen. Warna kulit tidak periode ras yang sama. e. Telinga, Mata dan Asia Jongkok Jaring kecil dari kulit di atas sudut mata Asia yang digambarkan oleh para ilmuwan sebagai lipatan epicanthic. Kebanyakan orang Asia memiliki semacam kering lilin telinga yang relatif tidak berbau sedangkan Afrika dan Eropa memiliki kotoran telinga basah dan lengket yang memberikan bau off lebih. Banyak juga orang Asia tidak memiliki lipatan di bagian atas kelopak mata mereka seperti orang Barat lakukan. Beberapa wanita Asia

mempertimbangkan dan eylid dengan lipatan untuk menjadi lebih indah dari kelopak mata tanpa satu dan mereka menghabiskan banyak uang untuk "operatation celah ganda," untuk memiliki lipatan sebuah operasi insisiced ke kelopak mata mereka. Banyak orang Asia juga menganggap mata bulat menjadi lebih indah dari mata berbentuk almond. 14

Orang Asia lebih nyaman berjongkok dan berjongkok dari Barat. Di banyak negara Asia orang bersantai dan beristirahat selama jangka waktu yang lama dalam posisi berjongkok bahwa Barat banyak menemukan unbearbaly tidak nyaman setelah hanya beberapa detik. Beberapa ilmuwan mengklaim bahwa posisi jongkok lebih baik untuk pencernaan. Banyak orang Asia juga menghabiskan lebih banyak waktu duduk di lantai dari pada kursi dan sofa, yang Barat suka. lihat Jepang, China. f. Wajah merah dan Merek Mongolia Kelahiran Sekitar setengah dari seluruh Asia kurangnya enzim aktif yang memecah asetaldehida, bahan kimia beracun yang berasal dari etanol ditemukan dalam kebanyakan bentuk alkohol. Akibatnya, ketika mereka minum mereka sering sakit perut atau berubah menjadi merah di wajah. Kebanyakan Barat enzim ini, dan akibatnya mereka harus minum lebih banyak untuk mabuk atau berubah menjadi merah. Beberapa orang Asia berubah menjadi merah cerah setelah hanya beberapa teguk alkohol. Jika mereka tetap minum mereka sering muntah karena tubuh mereka menolak alkohol. Hampir semua Mongolia Jepang, Korea, dan beberapa orang Cina yang lahir dengan tanda lahir Mongolia, sebuah patch kecil pigmen coklat terletak di pantat mereka atau lebih rendah kembali. Tanda bervariasi dalam ukuran dan biasanya hilang dalam beberapa tahun. India Utara, Tengah dan Amerika Selatan juga memiliki tanda ini. Beberapa ilmuwan telah menyarankan bahwa tanda ini adalah bukti bahwa orang-orang ini berasal dari Asia. "Spot Mongolia" juga ditemukan di Bushmen (lihat bawah). g. Sifat Asia Ditemukan Di antara Kelompok Lain Khoisians ("Bushmen") dari Afrika selatan juga memiliki lipatan epicanthic dan birthmarkes Mongolia. Banyak Swedia dan Amerika asli memiliki gigi seri berbentuk sekop. Banyak orang Indian Amerika juga memiliki kekurangan enzim yang membantu metabolisme tubuh alkohol. 15

Ras Laktase negatif termasuk Asia timur, beberapa orang kulit hitam Afrika, Indian Amerika, Eropa Selatan dan suku Aborigin Australia. Ras Laktase positif termasuk Eropa utara dan tengah, Arab dan beberapa kelompok Afrika Barat seperti Fulani. h. Asia dan penduduk asli Amerika Koneksi Bentuk DNA manusia tertua ditemukan di Amerika Utara-tanggal menjadi sekitar 10.300 tahun-adalah umum pada tipe dengan yang ditemukan di Jepang dan Tibet. DNA serupa telah ditemukan di Amerika asli sepanjang perjalanan menyusuri pantai barat Amerika Utara dan Selatan. Ia telah lama berpikir bahwa Amerika pertama pemburu yang melintasi sebuah jembatan tanah melintasi Selat Bering dari Siberia ke Alaska sekitar 13.500 tahun yang lalu dan diikuti sebuah "koridor bebas es" selatan meskipun ditutupi gletser-Amerika Utara, mungkin mengejar mammoth dan mastodon sebagai mereka pergi. Studi struktur tengkorak dan wajah menunjukkan orangorang ini terkait erat dengan periode Jomon (10.000 dan 400 SM) orang Jepang. Struktur tengkorak dan wajah dari orang-orang Jomon sebenarnya lebih mirip dengan tengkorak dan struktur wajah orang Amerika dan Eropa daripada Asia daratan. Teori terbaru dan paling diterima secara luas di Amerika pertama adalah bahwa mereka adalah nelayan yang melakukan perjalanan dengan perahu kecil di sepanjang pantai Asia Timur dan Amerika barat, menjembatani dua benua menurut pulau berharap antara Siberia dan Alaska. Beberapa ilmuwan telah berteori mereka berasal dari Jepang dan diikuti sabuk terus menerus dekat hutan kelp, kaya ikan dan makhluk laut lainnya, yang telah ada di perairan pesisir dari Jepang ke Alaska ke California selatan dan berkembang bahkan selama Zaman Es. Back up pernyataan ini adalah bukti bahwa garis pantai dan timur laut Asia dan Amerika barat laut tidak begitu ramah seperti yang diduga 16

sebelumnya dan bisa dengan mudah didukung migrasi, pelayaran masyarakat. Pada tahun 1990 muncul bukti dari ruang masyarakat dalam kerang di situs yang disebut Monte Verde di sebuah pulau di lepas pantai Chili sekitar 14.850 tahun yang lalu. It is likely these people arrived by boat. Kemungkinan orangorang ini tiba dengan perahu. Koridor bebas es yang disebutkan di atas diblokir sampai 13.000 tahun yang lalu. Ada bukti bahwa orang hidup di Honshu ditetapkan di Pasifik Utara lebih dari 20.000 tahun yang lalu untuk Kozushima, sebuah pulau 50 kilometer jauhnya, untuk mengumpulkan jenis gelas volkanik untuk membuat alat-alat. Erlangga berpendapat orang-orang ini melakukan perjalanan di perahu kulit binatang dan bisa digunakan untuk perahu-perahu yang sama untuk melakukan perjalanan ke utara sampai Hokkaido, pulau-pulau Kuril dan Semenanjung Kamchatka, yang semuanya, bahkan saat ini, kaya dalam permainan dan ikan, dan terus ke ke Alaska dan Amerika Utara. Baru-baru ini sisa-sisa seorang pelaut, tanggal menjadi antara 13.000 dan 13.200 tahun, ditemukan di Kepulauan Channel dari California selatan. i. Penjelasan untuk Perbedaan Fisik Tidak ada yang tahu mengapa orang Asia memiliki mata tipis atau profil wajah datar. Tak satu pun dari sifat-sifat ini muncul untuk memberikan kelompok-kelompok atau individu setiap jenis keuntungan evolusi atau adaptasi khusus terhadap lingkungan. lipatan epicanthic dan mata tipis. Hidung kecil biasanya ditemukan di antara orang Asia yang tinggal di daerah tropis lembab. hidung panjang yang biasa terjadi antara Afrika Utara di iklim kering dan di antara Eropa utara dalam cuaca dingin atau kering. Salah satu tujuan utama dari hidung untuk melembabkan udara yang masuk ke dalam tubuh (jumlah kelebihan udara kering berbahaya bagi paru-paru) dan karena itu Noes panjang mungkin merupakan adaptasi antara orang-orang di iklim kering untuk melembabkan udara. 17

j. Variasi Warna Kulit dan Sifat Lainnya "Dengan definisi kita semua mampu kawin dengan semua manusia lain dari lawan jenis untuk menghasilkan keturunan yang subur," tulis James Shreeve dalam majalah Discover. "Dalam prakteknya, bagaimanapun, orang tidak kawin secara acak, mereka biasanya memilih pasangan mereka dari dalam sebuah kelompok sosial atau populasi segera di tangan dan telah melakukannya selama ratusan generasi." Lebih dari itu dari hari ini, orang-orang di masa lalu dibagi ke dalam daerah geografis tertentu oleh pegunungan, padang pasir dan lautan. Ketika orang-orang dari jauh daerah mulai pencampuran dan kawin. Studi telah menunjukkan bahwa orang cenderung untuk kawin dengan orang yang mirip diri dalam jangka waktu sehingga hal-hal seperti mata, rambut dan warna kulit. "Akibatnya," secondary menulis, "fisik ekspresi gen diwariskan untuk memperluas rantai dari orang tua dan nenek-yang sebagian besar tinggal di daerah yang sama sebagai satu sama lain-juga cenderung mengelompok, sehingga ada banyak variasi dari wilayah geografis ke yang lain dalam warna kulit, bentuk rambut, morfologi wajah, proporsi tubuh dan sejumlah sifat kurang jelas segera. "

4. Karakteristik Psikologis 1) Harmoni Kita sering mendengar orang tentang Jepang yang konvensional, kelompok yang berorientasi bukan individualistis. Hal ini karena mereka percaya ini adalah cara untuk menjaga harmoni di masyarakat. Di Jepang, ada sebuah ungkapan terkenal "paku yang menonjol keluar akan dipalu di pertama" atau "rumput yang menonjol keluar mendapat potongan pertama". Menjadi seorang individu datang kedua bagi kesejahteraan kelompok.

18

2) Ada pernah menjadi studi psikologis tentang ini 'berpikir kelompok yang berorientasi' juga. Psikolog menunjukkan anak-anak Amerika dan anak-anak Jepang sekelompok ikan, dengan satu ikan yang di depan sisanya. Anak-anak Amerika mengatakan ikan yang pemimpin, sementara anak-anak Jepang mengatakan ikan itu orang buangan. Menarik bagaimana persepsi berbeda di seluruh dunia ya? 3) Menghormati Orang Jepang dikatakan paling sopan di dunia. Hal ini membantu mempertahankan ketertiban sosial dalam arti, serta hirarki. Mereka Alamat senior sebagai 'senpai' dan yunior sebagai 'kohai', sebuah refleksi dari hubungan senioritas berdasarkan mereka. kita harus menghormati orang yang lebih tua dari kita. Kita akan terkejut ketika pergi ke Jepang, polisi di sana benar-benar mengatakan "please" (tidak seperti di negara-negara BEBERAPA). Mereka akan seperti "mohon memberikan jalan, maaf atas ketidaknyamanan". 4) Kerendahan hati

Ya arogansi adalah dipandang rendah di Jepang. Hasil Di negara-negara Eropa ketika jajak pendapat dan survei seperti 'berapa penghasilan yang Anda peroleh' cenderung berlebihan. Orang Jepang menganggap diri mereka berpenghasilan menengah, ketika kenyataannya mereka hanya mengecilkan kekayaan mereka. Setelah saya mendengar cerita tentang seorang koki Jepang. Apakah Anda tahu yang tradisional harus bekerja sebagai magang selama 10 tahun sebelum benarbenar menjadi seorang koki? Di sekolah Jepang, para siswa harus membersihkan kelas mereka sendiri setiap minggu setelah sekolah. Tidak, tidak ada wanita petugas kebersihan. Rupanya mereka percaya mengembangkan tanggung jawab dan kerja sama tim dalam kelas. Orang Jepang memiliki karakteristik kepribadian khusus ketahanan, kerajinan kesabaran, dan menolong yang membantu dalam mengatasi kesulitan.

19

Seringkali termudah untuk mengukur seseorang atau karakter umum rakyat selama masa stres terbesar. Selama waktu ini stres besar di Jepang dengan gempa 2011 9,0 dan sejumlah gempa susulan tingkat tinggi, dan dengan tsunami yang luar biasa, itu sangat pedih untuk mengukur kekuatan luar biasa dari karakter Jepang selama ini kesulitan. Karakteristik dan Kepribadian Secara umum, orang Jepang dapat dilihat untuk menjadi ulet, tertib, baik di alam, membantu satu sama lain, sabar, jujur, cerdas dan terdidik, optimis dan pekerja keras. Orang Jepang diketahui kesopanan, harmoni, kesesuaian, integritas, ketekunan, kerendahan hati dan kerajinan. Mereka menghormati tradisi dan otoritas, sedangkan generasi muda kemungkinan akan melangkah keluar dari norma-norma tradisional. Jepang akan mencoba untuk menghindari rasa malu dan rasa malu, menjaga harga diri. Aspek budaya memegang kuat malu dan kehilangan muka, dan bersama dengan kebanggaan dan kehormatan ini perilaku karakteristik cetakan dan efek kepatuhan terhadap hukum dan ketertiban.

5. Ciri Khas Budaya Jepang Jepang adalah sebuah negara di belahan timur Asia, memiliki luas wilayah 377.819 km2, dan beribukota di Tokyo. Sebuah negara yang walaupun luas wilayahnya kurang lebih satu perlima dari wilayah Indonesia, namun mempunyai tingkat kemajuan teknologi yang tinggi. Jepang merupakan salah satu negara maju baik di Asia, maupun di dunia. Jepang juga memiliki banyak kebudayaan yang sangat dilestarikan oleh pemerintah maupun masyarakatnya. Selain itu, Jepang memiliki banyak keunikan dan ciri khas yang membedakannya dengan negara lain sehingga ciri khas tersebut dapat dinikmati dengan baik tanpa ada yang menyamainya. Keunikan dan ciri khas Jepang baik negara ataupun masyarakatnya dapat dilihat dari cara berpakaian, makanan, 20

perumahan, dan kepribadian bangsanya, yang begitu menghargai waktu. Serta yang sangat membuat Jepang terkenal di dunia adalah kemajuan teknologinya yang setara dengan negara-negara maju di Eropa atau Amerika, dan kebudayaannya yang unik. Salah satu keunikan dan ciri khas negara Jepang adalah kebudayaannya. Sepanjang sejarahnya, Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negara-negara lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

kebudayaan. Jepang telah mengembangkan masukan-masukan dari luar tersebut. Bahkan gaya hidup orang Jepang dewasa ini merupakan perpaduan budaya tradisional di bawah pengaruh Asia dan budaya modern Barat. Namun terlepas dari semua hal di atas, Jepang tetap mempertahankan dan melestarikan kebudayaan aslinya. Kebudayaan Jepang dewasa ini sangat beragam. Para remaja putri yang mempelajari kebudayaan tradisional Jepang seperti upacara minum teh (chadou) dan merangkai bunga (kadou) sekalipun senang pergi menonton pertandingan olah raga. Begitu pula di kota kota, bukanlah pemandangan yang mengherankan manakala terlihat kuil kuil kuno tegak berdampingan dengan gedung gedung pencakar langit. Inilah kebudayaan Jepang dewasa ini sebagai gabungan yang mengagumkan antara Kebudayaan lama dan kuno, antara Timur dan Barat. Seiring dengan kemajuan media informasi, informasi dengan mudah mengalir masuk dan hal hal baru pun dengan cepat tersebar luas di Jepang. Namun kebudayaan tradisional seperti festival tradisional dan gaya hidup yang sudah berurat berakar di setiap daerah masih tetap melekat sebagai ciri khas daerah tersebut. Kebudayaan asli Jepang yang sering disebut sebagai kebudayaan tradisional itu salah satunya adalah seni pertunjukkan. Seni pertunjukkan tradisional yang masih berjaya di Jepang adalah kabuki, noh, kyogen, dan bunraku. Kabuki adalah sebuah bentuk teater klasik yang mengalami evolusi pada awal abad ke-17. Ciri khasnya berupa irama kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh para aktor, kostum yang super-mewah, make-up yang mencolok (kumadori), 21

serta penggunaan peralatan mekanis untuk mencapai efek-efek khusus di panggung. Make-up menonjolkan sifat dan suasana hati tokoh yang dibawakan aktor. Kebanyakan lakon mengambil tema masa abad pertengahan atau zaman Edo, dan semua aktor, sekalipun yang memainkan peranan sebagai wanita, adalah pria. Noh adalah bentuk teater musikal yang tertua di Jepang. Penceritaan tidak hanya dilakukan dengan dialog tapi juga dengan utai (nyanyian), hayashi (iringan musik), dan tari-tarian. Ciri khas lainnya adalah sang aktor utama yang berpakaian kostum sutera bersulam warna-warni, dan mengenakan topeng kayu berlapis lacquer. Topeng-topeng itu menggambarkan tokoh-tokoh seperti orang yang sudah tua, wanita muda atau tua, dewa, hantu, dan anak laki-laki. Kyogen adalah sebuah bentuk teater klasik lelucon yang dipagelarkan dengan aksi dan dialog yang amat bergaya. Ditampilkan di sela-sela pagelaran noh, meski sekarang terkadang ditampilkan secara tunggal. Bunraku, yang menjadi populer sekitar akhir abad ke-16, merupakan jenis teater boneka yang dimainkan dengan iringan nyanyian bercerita dan musik yang dimainkan dengan shamisen (alat musik petik berdawai tiga). Bunraku dikenal sebagai salah satu bentuk teater boneka yang paling halus di dunia. Berbagai seni tradisional lainnya, seperti upacara minum teh dan ikebana (merangkai bunga), terus hidup sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Upacara minum teh (sado atau chado) adalah tata-cara yang diatur sangat halus dan teliti untuk menghidangkan dan minum teh hijau matcha (dalam bentuk bubuk). Ada hal yang lebih penting daripada ritual membuat dan menyajikan teh, karena upacara ini merupakan rangkaian seni yang mendalam yang membutuhkan pengetahuan yang luas dan kepekaan yang sangat halus. Sado juga menjajaki tujuan hidup dan mendorong timbulnya apresiasi terhadap alam. Seni merangkai bunga Jepang yang disebut ikebana, telah mengalami evolusi di Jepang selama tujuh abad, berasal dari sajian bunga Budhis di masa awalnya.

22

Seni ini berbeda dengan penggunaan bunga yang murni bersifat dekoratif saja, karena setiap unsur dari sebuah karya ikebana dipilih secara sangat cermat termasuk bahan tanaman, wadah di mana ranting dan bunga akan ditempatkan, serta keterkaitan ranting-ranting dengan wadahnya dan ruang di sekitarnya. Selain kebudayaan tradisional yang telah mengurat akar pada diri masyarakat Jepang, juga terdapat kebudayaan modern. Kebudayaan modern ini meliputi seni musik, film, dan sastra. Kebudayaan modern Jepang berkembang pesat hingga dapat terkenal ke seluruh dunia. Salah satu kebudayaaan modern yang digemari oleh masyarakat adalah film anime (kartun). Telah banyak diciptakan film kartun Jepang yang sukses dan disukai oleh masyarakat. Seiring dengan terkenalnya film-film tersebut, maka nama negara Jepang pun ikut melambung di seluruh negara yang menayangkan film-film itu. Bahkan dapat dikatakan bahwa industri perfilman Jepang tergolong maju, baik film anime (kartun) maupun drama. Dalam kebudayaan Jepang, terdapat berbagai macam festival kebudayaan yang selalu diselenggarakan setiap tahun. Festival kebudayaan Jepang sangat terkenal ke seluruh dunia. Festival ini tidak hanya diselenggarakan di Jepang, tapi juga di negara-negara lain, contohnya Indonesia. Salah satu festival kebudayaan Jepang yang sangat terkenal adalah Festival Tanabata. Festival ini mencampur sebuah legenda Cina dengan kepercayaan kuno Jepang mengenai dua buah bintang yang terletak di kedua ujung Bimasakti yaitu Bintang Altair (si Pengembala) dan Bintang Vega (si Penenun). Mereka dihukum oleh Raja Dewa karena terlalu banyak bermain sehingga hanya dapat bertemu satu tahun sekali yaitu pada 7 Juli. Festival ini dirayakan pada tanggal 7 Juli. Pada Festival Tanabata (Festival Bintang), orang-orang menuliskan keinginan pada sebuah kertas warna dan menggantungkannya di pohon bambu. Harapan mereka dipercaya akan terkabul apabila pada hari itu hujan tidak turun. Seperti halnya Indonesia yang memiliki kebudayaan di masing-masing daerah (propinsi), Jepang juga memiliki kebudayaan masing-masing dan berbeda di setiap 23

daerahnya (dalam hal ini adalah Perfektur). Tiap-tiap daerah mempunyai bahasa daerah, tarian daerah, dan kesenian daerah yang jumlahnya sangat banyak. Dengan banyaknya kebudayaan di tiap-tiap Perfektur, maka kebudayaan nasional Jepang pun sangat banyak. Kebudayaan Jepang sangat dilestarikan oleh pemerintah dan masyarakatnya. Bahkan di Jepang terdapat hari kebudayaan yang dirayakan pada tanggal 3 November. Masyarakat Jepang sangat mencintai kebudayaannya. Mereka bangga dengan negaranya yang memiliki banyak keunikan dan ciri khas. Keunikan lain yang termasuk ke dalam kebudayaan Jepang adalah bunga sakura (cherry blossom). Bunga Sakura identik dengan negara Jepang. Bunga ini hingga ke mancanegara dan sudah sangat identik dengan negara tersebut, yaitu sakura. Sakura memang bunga yang sangat dicintai dan dibanggakan masyarakat Jepang. Ia bahkan menjadi simbol nasional bangsa ini. Para petinggi negara, misalnya, sering menggunakan lambang sakura sebagai label pin pada jas mereka. Bunga sakura juga menjadi desain yang muncul dalam berbagai kerajinan khas Jepang, seperti kimono, yukata, kipas, dan banyak lagi. Dari kejauhan, bunga sakura tampak agak putih. Sesungguhnya warna bunga ini adalah merah, tapi sangat muda. Sakura mempunyai lima kelopak dan sangat kecil sehingga sulit dinikmati keindahannya secara sendiri-sendiri. Keindahan sakura terletak pada jumlahnya yang sangat banyak memenuhi kanopi pohon dan mekar bersamaan. Di Jepang, mekarnya sakura menandai awal musim semi. Di ibu kota negara ini, Tokyo, ada beberapa tempat untuk melihat sakura pada awal musim semi. Yang paling populer adalah di sekeliling Istana Raja, Imperial Park yang dikelilingi dengan danau buatan yang indah, Hanzo-bori. Cabang-cabang pohon sakura yang sarat dengan bunga menjuntai dan menjulur ke atas air danau, menimbulkan bayang-bayang yang indah. Di bawah-bawah pohon sakura biasanya muncul pula bunga-bunga kecil berwarna kuning yang membuat suasana tambah cantik. Mayoritas orang Jepang tidak melewatkan kesempatan setahun sekali berpiknik di 24

bawah naungan sakura. Orang Jepang menyebut kegiatan itu sebagai hana-mi (menonton bunga). Sekalipun bunga sakura sudah mulai mekar pada akhir Maret, biasanya baru pada minggu kedua April diselenggarakan festival sakura yang berarti tumpah-ruahnya masyarakat ke tempat-tempat konsentrasi bunga sakura. Di samping itu, terdapat juga tradisi di kalangan para petani Jepang, yaitu melakukan upacara minum sake di bawah naungan kanopi bunga sakura. Upacara ini diharap akan menghasilkan panen yang baik pada tahun yang berjalan. Orang Jepang juga percaya bahwa pohon sakura adalah pagar antara Tuhan dan manusia. Oleh karena itu, melakukan hana-mi juga merupakan ritual keagamaan. Begitu banyaknya hal-hal yang menjadi ciri khas negara Jepang. Sehingga membuat negara ini terkenal di negara-negara lain dan mudah dikenali, karena keunikannya yang tidak dimiliki oleh negara lain.Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kebudayaan tinggi dan lestari sepanjang masa, mulai dari zaman dahulu, sekarang, hingga nanti di masa mendatang. Orang Jepang biasanya jarang tersenyum, kaku dan terlihat sering salah tingkah. Mengetahui ada apa dibalik kebiasaan yang sering dilakukan mungkin dapat sedikit menyibak kemisteriusannya. Kimono, sumo, sumpit dan sake adalah empat hal yang selalu berkaitan dengan Jepang. Ketiga hal itu juga banyak mempengaruhi cara hidup mereka.

25

Kimono Kimono misalnya, baju tradisional ini ternyata bukan sekedar penutup tubuh. Banyak falsafah hidup yang terkandung di dalamnya. Mengenakan kimono tidak boleh sembarang. Ada aturan baku yang harus diikuti. Tidak hanya itu, banyak hal unik yang dilakukan masyarakat berkaitan dengan hal-hal tersebut

Sumpit Sumpit tidak bisa dipisahkan dalam tata cara makan. Sebagian besar orang Jepang akan mematahkan sumpitnya menjadi dua bagian selesai makan. Menurut adat, apabila sumpit tidak dipatahkan, mereka akan terserang suatu penyakit akibat makanan tersebut. Namun, saat ini tradisi tersebut hanya dilakukan saat bersantap di restoran. Untuk bersantap di rumah, setiap anggota keluarga menyimpan sendiri sumpit masing-masing. Bertukar sumpit, tabu dilakukan karena dapat dianggap membawa sial. Budaya yang dipengaruhi agama Budha juga mempengaruhi pentingnya benda ini. Masyarakat Jepang selalu menyediakan semacam sesaji untuk arwah kerabatnya yang berbentuk semangkuk nasi dengan sepasang sumpit yang tertancap tegak lurus ditengah nasi. Sepintas benda ini akan berbentuk seperti kuburan dengan sumpit sebagai nisannya.

26

Sumo Kita mungkin bertanya mengapa pemain Sumo selalu berbadan gendut dan besar. Memang, syarat utama pemain Sumo adalah laki-aki dengan struktur tulang besar, dan mampu dan mau menambah berat badannya. Tidak semua pemain sumo berbadan besar sejak kecil. Malah, banyak yang menjadi besar dan gendut setelah masuk pelatihan khusus. Ketika seseorang sudah diterima sebagai pemain sumo, ia harus mampu menjaga "kebesaran" badannnya. Banyak anak muda yang bercita-cita sebagai pemain sumo. Hal ini dapat dimengerti karena seorang juara sumo mendapat tempat istimewa dalam masyarakat. Setiap pemain dianggap dewa di daerah asalnya. Dua orang petarung dianggap mewakili Dewa Gunung (Yamasachichiko) dan Dewa Lautan (Umisachichiko). Sebagai juara dia berhak memperoleh fasilitas mobil lengkap dengan bahan bakarnya selama setahun penuh (bensin sangat mahal di Jepang). Ia juga berhak memperoleh seribu jamur shiitake dan seekor sapi setiap kali makan. Selain itu, ia juga berhak mengkonsumsi minuman cola sesuka hatinya.

27

Sake Minuman tradisional ini harus diminum dalam cangkir yang kecil. Hal ini berkaitan dengan tradisi Jepang Kuno. Nenek moyang mereka selalu makan dengan tempat yang terbuat dari kulit kerang besar. Sedangkan kulit kerang kecil digunakan sebagai cawan air. Maka, saat ini minuman harus selalu ditempatkan di wadah kecil. Sedangkan makanan dalam wadah yang lebih besar. Setiap orang yang hendak minum, harus menuangkannya untuk temannya terlebih dulu. Pada acara minum, pantang menuangkannya untuk diri sendiri. Mabuk setelah minum sake adalah hal yang biasa. Apalagi minuman dengan kadar alkohol tinggi ini (sekitar 20%) harus selalu hadir dalam setiap acara. Sejak remaja mereka sudah boleh minum sake. Namun, tentu saja hanya satu atau dua cangkir. Sake selalu disajikan dalam tiga kategori. Dari yang biasa sampai spesial. Jenis sake yang paling biasa disebut nikyu. Kualitas yang diatasnya disebut ikkyu. Sedangkan yang spesial disebut tokkyu. Untuk acara seperti pernikahan, perayaan karena promosi jabatan atau hanya sekedar makan malam romantis tentu saja harus sake spesial. Tingginya kadar alkohol di dalam sake membuat kesan orang Jepang suka sekali mabuk. Selain sake, mereka juga suka sekali minum whiski dan bir. Selain ketiga hal diatas, banyak tradisi lain yang menarik. Saling bertukar kartu nama seperti yang sering kita lakukan saat bertemu kenalan baru, dipercaya berasal dari Jepang. Oleh karena itu, kartu nama adalah hal yang penting seperti halnya telepon genggam. Sebagian besar perusahaan Jepang mencetak kartu nama karyawannya dengan kertas dan bentuk yang menarik. Semakin bagus kartu namanya, semakin bergengsi perusahaannya.

Bab III

Gambaran Pola Komunikasi Budaya Jepang

1. Komunikasi Verbal Cara yang paling baik untuk bisa akrab dengan orang Jepang adalah dengan mempelajari bahasanya meskipun hanya sedikit. Mereka akan merasa lebih dekat dengan kita jika kita bisa bicara bahasa Jepang meski hanya sedikit. Kalaupun kita berbicara dengan bahasa Inggris, berbicaralah perlahan dan jelas dalam kalimatkalimat pendek. Menuliskan apa yang ingin disampaikan adalah solusi jika apa yang ingin kita sampaikan tidak bisa dipahami.Orang Jepang akan sangat senang jika mereka bisa berbincang-bincang secara lancar dengan orang asing, meskipun percakapannya singkat. Saat-saat pertama kita berbincang dengan orang Jepang, mungkin ada halhal yang membingungkan kita tentang cara mereka mengungkapkan keinginan dan pendapat Kadang-kadang terdapat perbedaan antara apa yang mereka ucapkan dan apa yang mereka maksudkan. Dengan kata lain, orang Jepang itu jika berbicara ada basa-basinya. Di Indonesia kita juga memiliki budaya seperti ini, jadi tidak begitu sulit Misalnya Kapan-kapan berkunjung ya ke rumah untuk menyesuaikan diri. : kami?

(maksudnya : menurut pendapatnya anda adalah orang yang terlihat baik, jadi bukan berarti Saya (maksudnya: Kapan-kapan mempersilakan akan pendapat mari kita anda berkunjung dalam artian sebenarnya) pendapatmu? bagus di menurutnya? luar/jalan-jalan?

mempertimbangkan tidak cukup makan

sama-sama

(maksudnya: ya kapan-kapan kalau memang kebetulan punya kesempatan dia tidak keberatan untuk pergi dengan anda) Orang Jepang memiliki orientasi kelompok yang sangat kuat.

28 29

Mereka menghindari adanya perdebatan dalam percakapan. Mereka lebih menyukai komunikasi non verbal dibandingkan komunikasi verbal. Dalam bahasa Jepang, komunikasi pun dibedakan atas dasar usia, kedudukan dan jenis kelamin. Mungkin pada awalnya kita akan merasa sedikit sulit untuk bergaul dengan orang Jepang. Tetapi sekali kita berteman dengan mereka, mereka akan memperlakukan kita dengan sangat baik. Sebagai catatan orang Jepang tidak membicarakan hal-hal yang bersifat pribadi, jika baru kenal. Hal lain lagi tentang cara orang Jepang berkomunikasi adalah mereka merendah dan memuji orang untuk menunjukkan kerendahan hati mereka. Sikap seperti ini sangat disukai oleh orang Jepang.

2. Komunikasi Non Verbal Komunikasi non verbal mengekspresikan makna atau perasaan tanpa katakata. Emosi universal, seperti kesedihan kebahagiaan, takut, disajikan dengan cara nonverbal serupa di seluruh dunia. Namun demikian, perbedaan non verbal lintas budaya yang dapat menjadi sumber kebingungan bagi orang asing. Kita lihat cara orang mengekspresikan kesedihan, mereka akan terlihat lebih tenang. Dalam budaya Asia, keyakinan umum adalah yang tidak dapat diterima untuk menunjukkan emosi secara terbuka (baik kesedihan, kebahagiaan, atau sakit). Dalam situasi umum dan formal Jepang banyak yang tidak menunjukkan emosi mereka sebebas Amerika lakukan. Lebih pribadi dan dengan teman-teman, Jepang dan Amerika tampaknya menunjukkan emosi mereka serupa. Banyak guru di Amerika Serikat memiliki waktu yang sulit mengetahui apakah siswa Jepang mereka memahami dan menikmati pelajaran mereka. Guru Amerika mencari tanggap wajah lebih dari apa yang mahasiswa Jepang dengan nyaman dalam situasi kelas. Seorang majikan dan karyawan Jepang biasanya berdiri jauh terpisah saat berbicara daripada rekan-rekan mereka di Amerika.

30

a. Pemakaian gesture/gerak tubuh untuk memberikan penghormatan dan kasih sayang Salah satu topik menarik untuk dibahas adalah bagaimana memakai bahasa tubuh untuk mengungkapkan penghormatan. Jepang dan Indonesia memiliki cara berlainan *Ojigi Dalam budaya Jepang ojigi adalah cara menghormat dengan membungkukkan badan, misalnya saat mengucapkan terima kasih, permintaan maaf, memberikan ijazah saat wisuda, dsb. Ada dua dilakukan jenis ojigi : ritsurei () sambil berdiri. Saat dalam mengekspresikan terima kasih, permintaan maaf, dsb.

dan zarei (). Ritsurei adalah ojigi yang

melakukan ojigi, untuk pria biasanya sambil menekan pantat untuk menjaga keseimbangan, sedangkan wanita biasanya menaruh kedua tangan di depan badan. Sedangkan zarei adalah ojigi yang intensitasnya, ojigi dibagi dilakukan sambil menjadi duduk. Berdasarkan 3

: saikeirei (), keirei (), eshaku (). Semakin lama dan semakin dalam badan dibungkukkan menunjukkan intensitas perasaan yang ingin disampaikan. Saikeirei adalah level yang paling tinggi, badan dibungkukkan sekitar 45 derajat atau lebih. Keirei sekitar 30-45 derajat, Sedangkan eshaku sekitar 15-30 derajat.Saikeirei sangat jarang dilakukan dalam keseharian, karena dipakai saat mengungkapkan rasa maaf yang sangat mendalam atau untuk melakukan sembahyang. Untuk lebih menyangatkan, ojigi dilakukan berulang kali. Misalnya saat ingin menyampaikan perasaan maaf yang sangat mendalam. Adapun dalam budaya Indonesia, tidak dikenal ojigi.

31

*Jabattangan Tradisi jabat tangan dilakukan baik di Indonesia maupun di Jepang melambangkan keramahtamahan dan kehangatan. Tetapi di Indonesia kadang jabat tangan ini dilakukan dengan merangkapkan kedua tangan. Jika dilakukan oleh dua orang yang berlainan jenis kelamin, ada kalanya tangan mereka tidak bersentuhan. Letak tangan setelah jabat tangan dilakukan, pun berbeda-beda. Ada sebagian orang yang kemudian meletakkan tangan di dada, ada juga yang diletakkan di dahi, sebagai ungkapan bahwa hal tersebut tidak semata lahiriah, tapi juga dari batin. *Ciumtangan Tradisi cium tangan lazim dilakukan sebagai bentuk penghormatan dari seorang anak kepada orang tua, dari seorang awam kepada tokoh masyarakat/agama, dari seorang murid ke gurunya. Tidak jelas darimana tradisi ini berasal. Tetapi ada dugaan berasal dari pengaruh budaya Arab. Di Eropa lama, dikenal tradisi cium tangan juga, tetapi sebagai penghormatan seorang pria terhadap seorang wanita yang bermartabat sama atau lebih tinggi. Dalam agama Katolik Romawi, cium tangan merupakan tradisi juga yang dilakukan dari seorang umat kepada pimpinannya (Paus, Kardinal). Di Jepang tidak dikenal budaya cium tangan. *Ciumpipi Cium pipi biasa dilakukan di Indonesia saat dua orang sahabat atau saudara bertemu, atau sebagai ungkapan kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya dan sebaliknya. Tradisi ini tidak ditemukan di Jepang.

*Sungkem Tradisi sungkem lazim di kalangan masyarakat Jawa, tapi mungkin tidak lazim di suku lain. Sungkem dilakukan sebagai tanda bakti seorang anak kepada orang tuanya, seorang murid kepada gurunya. Sungkem biasa dilakukan jika seorang anak akan melangsungkan pernikahan, atau saat hari raya Idul Fitri

32

(bagi muslim), sebagai ungkapan permohonan maaf kepada orang tua, dan meminta doa restunya. Baik budaya Jepang maupun Indonesia memiliki keunikan tersendiri dalam mengekspresikan rasa hormat, rasa maaf. Jabat tangan adalah satu-satunya tradisi yang berlaku baik di Jepang maupun Indonesia. Kesalahan yang sering terjadi jika seorang Indonesia baru mengenal budaya Jepang adalah saat melakukan ojigi, wajah tidak ikut ditundukkan melainkan memandang lawan bicara. Hal ini mungkin terjadi karena terpengaruh gaya jabat tangan yang lazim dilakukan sambil saling berpandangan mata. Kesalahan lain yang juga sering terjadi adalah mencampurkan ojigi dan jabat tangan. Hal ini juga kurang tepat dipandang dari tradisi Jepang.

3. Komunikasi Tulisan Tulisan bahasa Jepang berasal dari tulisan bahasa China (/kanji) yang diperkenalkan pada abad keempat Masehi. Sebelum ini, orang Jepang tidak mempunyai sistem penulisan sendiri. Tulisan Jepang terbagi kepada tiga:

Aksara kanji () yang berasal dari China Hiragana () dan Katakana (); keduanya berunsur daripada tulisan kanji dan dikembangkan pada abad kedelapan Masehi oleh rohaniawan buddha untuk membantu melafazkan karakter-karakter China. Kedua aksara terakhir ini biasa disebut kana dan keduanya terpengaruhi

fonetik bahasa sansekerta. Hal ini masih bisa dilihat dalam urutan aksara Kana. Selain itu, ada pula sistem alihaksara yang disebut romaji. Bahasa Jepang yang kita kenal sekarang ini, ditulis dengan menggunakan kombinasi aksara Kanji, Hiragana, dan Katakana.

33

Kanji dipakai untuk menyatakan arti dasar dari kata (baik berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau kata sandang). Hiragana ditulis sesudah kanji untuk mengubah arti dasar dari kata tersebut, dan menyesuaikannya dengan peraturan tata bahasa Jepang.

Kana Aksara Hiragana dan Katakana (kana) memiliki urutan seperti dibawah ini,

memiliki 46 set huruf masing-masing. Keduanya (Hiragana dan Katakana) tidak memiliki arti apapun, seperti abjad dalam Bahasa Indonesia, hanya melambangkan suatu bunyi tertentu, meskipun ada juga kata-kata dalam bahasa Jepang yang terdiri dari satu 'suku kata', seperti me (mata), ki (pohon), ni (dua), dsb. Abjad ini diajarkan pada tingkat pra-sekolah (TK) di Jepang.

Kanji Banyak sekali kanji yang diadaptasi dari Tiongkok, sehingga menimbulkan

banyak kesulitan dalam membacanya. Dai Kanji Jiten adalah kamus kanji terbesar yang pernah dibuat, dan berisi 30.000 kanji. Kebanyakan kanji sudah punah, hanya terdapat pada kamus, dan sangat terbatas pemakaiannya, seperti pada penulisan suatu nama orang. Oleh karena itu Pemerintah Jepang membuat suatu peraturan baru mengenai jumlah aksara kanji dalam Joy Kanji atau kanji sehari-hari yang dibatasi penggunaannya sampai 1945 huruf saja. Aksara kanji melambangkan suatu arti tertentu. Suatu Kanji dapat dibaca secara dua bacaan, yaitu Onymi (adaptasi dari cara baca China) dan Kunymi (cara baca asli Jepang). Satu kanji bisa memiliki beberapa bacaan Onyomi dan Kunyomi.

Tanda baca Dalam kalimat bahasa Jepang tidak ada spasi yang memisahkan antara kata

dan tidak ada spasi yang memisahkan antara kalimat. Walaupun bukan merupakan tanda baca yang baku, kadang-kadang juga dijumpai penggunaan tanda tanya dan tanda seru di akhir kalimat.

34

Tanda baca yang dikenal dalam bahasa Jepang:

(/kuten) Fungsinya serupa dengan tanda baca titik yakni untuk mengakhiri kalimat.

(/toten) Fungsinya hampir serupa dengan tanda baca koma yakni untuk memisahkan bagian-bagian yang penting dalam kalimat agar lebih mudah dibaca

Tata bahasa Tata kalimat dalam Bahasa Jepang memakai aturan subyek-obyek. Subyek,

obyek dan relasi gramatika lainnya biasa ditandai dengan partikel, yang menyisip di kalimat dan disebut posisi akhir (postposition). Struktur dasar kalimat memakai cabang topik. Contohnya adalah, Kochira-wa Tanaka-san desu

(). Kochira ("ini") merupakan topik dari kalimat ini. Kata kerjanya ialah "desu" yang berarti "it is" dalam bahasa Inggris. Dan yang terakhir, Tanaka-san desu merupakan cabang atau komentar dari topik ini.

Infleksi dan konjugasi Dalam bahasa Jepang, kata benda tidak memiliki bentuk numeral, jenis

kelamin, atau aspek lainnya. Contohnya pada kata benda hon () yang mungkin berarti sebuah atau beberapa buku. Juga pada kata hito () yang mungkin berarti orang atau sekumpulan orang. Kata untuk menyebut orang biasanya dalam bentuk tunggal, contohnya Harada-san. Kalau kata panggil jamak, biasanya disebut -tachi. Pertanyaan mempunyai bentuk yang sama dengan kalimat afirmatif. Intonasi akan meninggi setiap akhir dari kalimat pertanyaan. Dalam situasi resmi, biasanya kalimat pertanyaan disertai partikel -ka. Contohnya, kalimat ii desu () yang berarti "Baiklah" menjadi bentuk ii desu ka () yang berarti

"Boleh kan?". Biasanya pada situasi tidak resmi, partikel -no () untuk menunjukkan penekanan, contohnya pada kalimat Doshite konai-no? yang berarti "Kenapa (kamu) tidak datang?".

35

Kalimat negatif dibentuk dengan mengubah bentuk kata kerja. Contohnya pada kalimat Pan o taberu () yang artinya "Saya akan makan roti) menjadi Pan-o tabenai () yang artinya "Saya tidak akan makan roti".

Adjektiva Ada tiga bentuk kata sifat dalam bahasa Jepang:

1. (keiyoshi) yaitu penambahan partikel -i, yang memiliki akhiran konjugasi (i). Contohnya: (atsui hi) yang berarti "hari yang panas" 2. (keiyodoshi) yaitu penambahan partikel -na. Contoh: (henna hito) yang berarti "orang aneh" 3. (rentaishi) yaitu kata sifat sebenarnya. Contoh: (ano yama)

Partikel Bahasa Jepang juga memiliki beberapa partikel yaitu:


ga untuk bentuk nominatif ni untuk bentuk dativ. no untuk bentuk genital o untuk bentuk akusatif

Bab IV Pembahasan

1. Hambatan Implementasi Komunikasi pada Budaya Jepang Proses komunikasi melibatkan unsur-unsur sumber (komunikator), Pesan, media, penerima dan efek. Disamping itu proses komunikasi juga merupakan sebuah proses yang sifatnya dinamik, terus berlangsung dan selalu berubah, dan interaktif, yaitu terjadi antara sumber dan penerima.Proses komunikasi juga terjadi dalam konteks fisik dan konteks sosial, karena komunikasi bersifat interaktif sehingga tidak mungkin proses komunikasi terjadi dalam kondisi terisolasi. Konteks fisik dan konteks sosial inilah yang kemudian merefleksikan bagaimana seseorang hidup dan berinteraksi dengan orang lainnya sehingga terciptalah pola-pola interaksi dalam masyarakat yang kemudian berkembang menjadi suatu budaya. Adapun budaya itu sendiri berkenaan dengan cara hidup manusia. Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktek komunikasi, tindakan-tindakan sosial, kegiatan-kegiatan ekonomi dan politik dan teknologi semuanya didasarkan pada pola-pola budaya yang ada di masyarakat. Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok.(Mulyana, 1996:18) Budaya dan komunikasi tak dapat dipisahkan satu sama lain, karena budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siap, tentang apa dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan, dan kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan. Budaya merupakan landasan komunikasi sehingga bila budaya beraneka ragam maka beraneka ragam pula praktek-praktek komunikasi yang berkembang.

36

37

1. ETNOSENTRISME Etnosentrisme didefinisikan sebagai kepercayaan pada superioritas inheren kelompok atau budayanya sendiri; etnosentrisme mungkin disertai rasa jijik pada orang-orang lain yang tidak sekelompok; etnosentrisme cenderung memandang rendah orang-orang lain yang tidak sekelompok dan dianggap asing; etnosentrisme memandang dan mengukur budaya-budaya asing dengan budayanya sendiri. (Mulyana:2000;70) Jelas sekali bahwa dengan kita bersikap etnosentrisme kita tidak dapat memandang perbedaan budaya itu sebagai keunikan dari masing-masing budaya yang patut kita hargai. Dengan memandang budaya kita sendiri lebih unggul dan budaya lainnya yang asing sebagai budaya yang salah, maka komunikasi lintas budaya yang efektif hanyalah angan-angan karena kita akan cenderung lebih mebatasi komunikasi yang kita lakukan dan sebisa mungkin tidak terlibat dengan budaya asing yang berbeda atau bertentangan dengan budaya kita. Masing-masing budaya akan saling merendahkan yang lain dan membenarkan budaya diri sendiri, saling menolak, sehingga sangat potensial muncul konflik di antaranya. Contoh konflik yang sudah terjadi misalnya suku dayak dan suku madura yang sejak dulu terus terjadi. Kedua suku pedalaman itu masing-masing tidak mau saling menerima dan menghormati kebudayaan satu sama lain. Adanya anggapan bahwa budaya sendiri lah yang paling benar sementra yang lainnya salah dan tidak bermutu tidak hanya berwujud konfik namun sudah berbentuk pertikaian yang mengganas, keduanya sudah saling mmbunuh atar anggota budaya yang lain. Contoh lainnya, orang Indonesia cenderung menilai budaya barat sebagai budaya yang vulgar dan tidak tahu sopan santun. Budaya asli-budaya timur dinilai sebagai budaya yang paling unggul dan paling baik sehingga masyrakat kita cenderung membatasi pergaulan dengan orang barat. Orang takut jika terlalu banyak komunikasinya maka budaya asli akan tercemarbudaya barat sebagai polusi pencemar.

38

2. STEREOTIPE Kesulitan komunikasi akan muncul dari penstereotipan (stereotyping), yakni menggeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit informasi dan membentuk asumsi orang-orang berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok. Dengan kata lain, penstereotipan adalah proses menempatkan orang-orang ke dalam kategori-kategori yang mapan, atau penilaian mengenai orang-orang atau objekobjek berdasarkan kategori-kategori yang sesuai, ketimbang berdasarkan

karakteristik individual mereka. Banyak definisi stereotype yang dikemukakan oleh para ahli, kalau boleh disimpulkan, stereotip adalah kategorisasi atas suatu kelompok secara serampangan dengan mengabaikan perbedaan-perbedaan

individual. Kelimpik-kelompok ini mencakup : kelompok ras, kelompok etnik, kaum tua, berbagai pekerjaan profesi, atau orang dengan penampilan fisik tertentu. Stereotip tidak memandang individu-individu dalam kelompok tersebut sebagai orang atau individu yang unik. Contoh stereotip : Laki-laki berpikir logis Wanita bersikap mental Orang berkaca mata minus jenius Orang batak kasar Orang padang pelit Orang jawa halus-pembawaan Menurut Baron dan Paulus ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya stereotip. Pertama, sebagai manusia kita cenderung membagi dunia ini ke dalam dua kategori : kita dan mereka. Karena kita kekurangan informasi mengenai mereka, kita cenderung menyamaratakan mereka semua, dan mengangap mereka sebagai homogen. Kedua, stereotip tampaknya bersumber dari kecenderungan kita untuk melakukan kerja kognitif sedikit mungkin dalam berpikir mengenai orang lain.

39

Dengan kata lain, stereotip menyebabkan persepsi selektif tentang orang-orang dan segala sesuatu disekitar kita. Stereotip dapat membuat informasi yang kita terima tidak akurat. Pada umumnya, stereotip bersifat negative. Stereotip tidak berbahaya sejauh kita simpan di kepala kita, namun akan bahaya bila diaktifkan dalam hubungan manusia. Stereotip dapat menghambat atau mengganggu komunikasi itu sendiri. Contoh dalam konteks komunikasi lintas budaya misalnya, kita melakukan persepsi stereotip terhadap orang padang bahwa orang padang itu pelit. Lewat stereotip itu, kita memperlakukan semua orang padang sebagai orang yang pelit tanpa memandang pribadi atau keunikan masing-masing individu. Orang padang yang kita perlakukan sebagai orang yang pelit mungkin akan tersinggung dan memungkinkan munculnya konflik. Atau misal stereotip terhadap orang batak bahwa mereka itu kasar. Dengan adanya persepsi itu, kita yang tidak suka terhadap orang yang kasar selalu berusaha menghindari komunikasi dengan orang batak sehingga komunikasi dengan orang batak tidak dapat berlangsung lancar dan efektif. Stereotip terhadap orang afrika-negro yang negatif menyebabkan mereka terbiasa diperlakukan sebagai kriminal. Contohnya, di Amerika bila seseorang (kulit putih) kebetulan berada satu tempat/ruang dengan orang negro mereka akan , secara refleks, melindungi tas atau barang mereka, karena menggangap orang negro tersebut adalah seorang pencuri. Namun, belakangan, stereotip terhadap orang negro sudah mulai berkurang terleih sejak presiden amerika saat ini juga keturunan negro. Orang Indonesia sendiri di mata dunia juga sering distereotipkan sebagai orangorang anarkis , bodoh, konservatif-primitif, dll.(Mulyana, 2008;237-243) 3. PRASANGKA Suatu kekeliruan persepsi terhadap orang yang berbeda adalah prasangka, suatu konsep yang sangat dekat dengan stereotip. Prasangka adalah sikap yang tidak adil terhadap seseorang atau suatu kelompok.

40

Beberapa pakar cenderung menganggap bahwa stereotip itu identik dengan prasangka, seperti Donald Edgar dan Joe R. Fagi. Dapat dikatakan bahwa stereotip merupakan komponen kognitif (kepercayaan) dari prasangka, sedangkan prasangka juga berdimensi perilaku. Jadi, prasangka ini konsekuensi dari stereotip, dan lebih teramati daripada stereotip. Richard W. Brislin mendefinisikan prasangka sebagai sikap tidak adil, menyimpang atau tidak toleran terhadap sekelompok orang. Seperti juga stereotip, meskipun dapat positif atau negatif, prasangka umumnya bersifat negatif. Prasangka ini bermacam-macam, yang populer adalah prasangka rasial, prasangka kesukuan, prasangka gender, dan prasangka agama. Prasangka mungkin dirasakan atau dinyatakan. Prasangka mungkin diarahkan pada suatu kelompok secara keseluruhan, atau seseorang karena ia anggota kelompok tersebut. Prasangka membatasi orang-orang pada peran-peran stereotipik. Misalnya pada prasangka rasial-rasisme semata-mata didasarkan pada ras dan pada prasangka genderseksisme pada gendernya. Brislin menyatakan bahwa prasangka itu mencakup hal-hal berikut : memandang kelompok lain lebih rendah, sifat memusuhi kelompok lain, bersikap ramah pada kelompok lain pada saat tertentu, namun menjaga jarak pada saat lain; berperilaku yang dibenci kelompok lain seperti terlambat padahal mereka menghargai ketepatan waktu. Ini berarti bahwa hingga derajat tertentu kita sebenarnya berprasangka terhadap suatu kelompok. Jadi kita tidak dapat tidak berprasangka. Wujud prasangka yang nyata dan ekstrem adalah diskriminasi, yakni pembatasan atas peluang atau akses sekelompok orang terhadap sumber daya semata-mata karena keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut seperti ras, suku, gender, pekerjaan dan sebagainya. Contohnya diskriminasi terhadap orang negro yang ada di amerika. Prasangka dapat menghambat komunikasi. Oleh karena itu, orang-orang yang punya sedikit prasangka pun terhadap suatu kelompok yang berbeda tetap saja lebih suka berkomunikasi dengan orang-orang yang mirip dengan mereka karena 41

interaksi demikian lebih meyenagkan daripada interaksi dengan orang tak dikenal. Ada beberapa contoh prasangka misalnya. orang Jepang kaku dan pekerja keras, orang Cina mata duitan, politikus itu penipu, wanita sebagai objek seks, dll. Prasangka mungkin tidak didukung dengan data yang memadai dan akurat sehingga komunikasi yang terjalin bisa macet karena berlandaskan persepsi yang keliru, yang pada gilirannya membuat orang lain juga salah mempersepsi kita. Cara yang terbaik untuk mengurangi prasangka adalah dengan meningkatkan kontak dengan mereka dan mengenal mereka lebih baik, meskipun kadang cara ini tidak berhasil dalam semua situasi.(Mulyana, 2008; 243-247) 4. RASIALISME Rasialisme adalah suatu penekanan pada ras atau menitikberatkan pertimbangan rasial. Kadang istilah ini merujuk pada suatu kepercayaan adanya dan pentingnya kategori rasial. Dalam ideologi separatis rasial, istilah ini digunakan untuk menekankan perbedaan sosial dan budaya antar ras. Walaupun istilah ini kadang digunakan sebagai kontras dari rasisme, istilah ini dapat juga digunakan sebagai sinonim rasisme. Jika istilah rasisme umumnya merujuk pada sifat individu dan diskriminasi institusional, rasialisme biasanya merujuk pada suatu gerakan sosial atau gerakan politik yang mendukung teori rasisme. Pendukung rasialisme menyatakan bahwa rasisme melambangkan supremasi rasial dan karenanya memiliki maksud buruk, sedangkan rasialisme menunjukkan suatu ketertarikan kuat pada isu-isu ras tanpa konotasi-konotasi tersebut. Para rasialis menyatakan bahwa fokus mereka adalah pada kebanggaan ras, identitas politik, atau segregasi sosial. Dalam website-online free dictionary, racialism didefinisikan sebagai perlakuan diskriminatif atau semena-mena yang diberikan kepada anggota suatu kelompok ras tertentu. Diskriminasi berupa perlakuan tidak adil seseorang atau suatu kelompok berdasarkan prasangka. racialism discriminatory or abusive behavior towards members of another race 42

Rasialisme di sini menjadi sangat berbahaya karena selain menghambat keefektifan komunikasi antar budayaantar ras yang berbeda, rasialisme dapat menjadi pemicu pertikaian antar ras, di mana konflik yang terjadi akan sulit sekali untuk didamaikan dan berlangsung lama. Contoh konflik akibat rasialisme yang pernah terjadi dan terkenal di Indonesia adalah konflik- rasialisme anti-Tionghoa, di mana di Indonesia pernah terjadi pembantaian besar-besaran terhadap ras Tionghoa yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Butuh perjuangan yang panjang agar ras Tionghoa diterima dan diakui-dihargai keberadaannya.

2. Cara Mengeliminasi Hambatan Komunikasi dalam Budaya Jepang Komunikasi lintas budaya tentunya mempunyai banyak sekali hambatan. Di sini kami akan membahas beberapa cara untuk mengeliminasi hambatan-hambatan dalam komunikasi terutama dalam budaya jepang, yaitu: Budaya adalah gaya hidup unik suatu kelompok manusia tertentu. Budaya bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh sebagian orang dan tidak dimiliki oleh sebagian orang yang lainnya budaya dimiliki oleh seluruh manusia dan dengan demikian seharusnya budaya menjadi salah satu faktor pemersatu. Pada dasarnya manusia-manusia menciptakan budaya atau lingkungan sosial mereka sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik dan biologis mereka. Individu-individu sangat cenderung menerima dan mempercayai apa yang dikatakan budaya mereka. Mereka dipengaruhi oleh adat dan pengetahuan masyarakat dimana mereka tinggal dan dibesarkan, terlepas dari bagaimana validitas objektif masukan dan penanaman budaya ini pada dirinya. Individu-individu itu cenderung mengabaikan atau menolak apa yang bertentangan dengan kebenaran kultural atau bertentangan dengan kepercayaan-kepercayaannya. Inilah yang seringkali

merupakan landasan bagi prasangka yang tumbuh diantara anggota-anggota kelompok lain, bagi penolakan untuk berubah ketika gagasan-gagasan yang sudah mapan menghadapi tantangan. 43

Setiap budaya memberi identitas kepada sekolompok orang tertentu sehingga jika kita ingin lebih mudah memahami perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam msaing-masing budaya tersebut paling tidak kita harus mampu untuk mengidentifikasi identitas dari masing-masing budaya tersebut yang antara lain terlihat pada: Komunikasi dan Bahasa Banyak sekali bahasa verbal diseluruh dunia ini demikian pula bahasa nonverbal, meskipun bahasa tubuh (nonverbal) sering dianggap bersifat universal namun perwujudannya sering berbeda secara lokal. Pakaian dan Penampilan Pakaian dan penampilan ini meliputi pakaian dan dandanan luar juga dekorasi tubuh yang cenderung berbeda secara kultural. Makanan dan Kebiasaan Makan Cara memilih, menyiapkan, menyajikan dan memakan makanan sering berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Subkultur-subkultur juga dapat dianalisis dari perspektif ini, seperti ruang makan eksekutif, asrama tentara, ruang minum teh wanita, dan restoran vegetarian. Waktu dan Kesadaran akan waktu Kesadaran akan waktu berbeda antara budaya yang satu dengan budaya lainnya. Sebagian orang tepat waktu dan sebagian lainnya merelatifkan waktu. Penghargaan dan Pengakuan Suatu cara untuk mengamati suatu budaya adalah dengan memperhatikan cara dan metode memberikan pujian bagi perbuatan-perbuatan baik dan berani, lama pengabdian atau bentuk-bentuk lain penyelesaian tugas. Hubungan-Hubungan Budaya juga mengatur hubungan-hubungan manusia dan hubunganhubungan organisasi berdasarkan usia, jenis kelamin, status, kekeluargaan, kekayaan, kekuasaan, dan kebijaksanaan. 44

Nilai dan Norma Berdasarkan sistem nilai yang dianutnya, suatu budaya menentukan normanorma perilaku bagi masyarakat yang bersangkutan. Aturan ini bisa berkenaan dengan berbagai hal, mulai dari etika kerja atau kesenangan hingga kepatuhan mutlak atau kebolehan bagi anak-anak; dari penyerahan istri secara kaku kepada suaminya hingga kebebasan wanita secara total. Rasa Diri dan Ruang Kenyamanan yang dimiliki seseorang atas dirinya bisa diekspresikan secara berbeda oleh masing-masing budaya. Beberapa budaya sangat terstruktur dan formal, sementara budaya linnya lebih lentur dan informal. Beberapa budaya sangat tertutup dan menentukan tempat seseorang secara persis, sementara budaya-budaya lain lebih terbuka dan berubah. Proses mental dan belajar Beberapa budaya menekankan aspek perkembangan otak ketimbang aspek lainnya sehingga orang dapat mengamati perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam cara orang-orang berpikir dan belajar. Kepercayaan dan sikap Semua budaya tampaknya mempunyai perhatian terhadap hal-hal

supernatural yang jelas dalam agama-agama dan praktek keagamaan atau kepercayaan mereka.

3. Peran

Perawat

Sebagai

Komunikator

dalam

Mengatasi

Hambatan

Komunikasi Telah kita ketahui bahwa komunikasi merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan pelayanan asuhan keperawatan. Di sini perawat sebagai komunikator dalam mengatasi hambatan komunikasi memiliki peran yang sangat penting, diantaranya:

45

Untuk perawat agar berhasil menyediakan perawatan untuk klien yang berbeda budaya atau latar belakang etnis, efektif antarbudaya komunikasi harus terjadi. Komunikasi antar budaya terjadi ketika setiap orang berusaha memahami titik pandang lain dari kerangka budaya sendiri nya acuan. Komunikasi antarbudaya yang efektif difasilitasi oleh perawat identifikasi bidang persamaan. pemahaman, perawat harus mempertimbangkan faktor budaya di seluruh proses keperawatan. Menurut American Nurses 's Association (1976) "Pertimbangan sistem nilai individu dan gaya hidup harus dimasukkan dalam perencanaan perawatan dan kesehatan untuk setiap kurikulum Perawatan klien mengakui keperawatan kontribusi terhadap perawatan kesehatan kebutuhan kehidupan masyarakat yang beragam dan multi budaya gaya mungkin warisan budaya. Budaya-luas mendefinisikan seperangkat nilai, kepercayaan dan tradisi, yang diadakan oleh sekelompok orang tertentu dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya juga keyakinan, kebiasaan, suka, tidak suka, adat istiadat dan ritual belajar dari keluarga. (Specter 1991) (Specter 1991) Budaya adalah belajar, berbagi dan dipancarkan nilai-nilai, keyakinan, norma dan praktek cara hidup kelompok tertentu yang memandu pemikiran, keputusan, dan tindakan dengan cara yang bermotif.1) Agama: Apakah satu set kepercayaan dalam ilahi atau kekuatan manusia super (atau kekuasaan) untuk ditaati dan disembah sebagai pencipta dan penguasa alam semesta? nilai-nilai etis dan sistem agama kepercayaan dan praktek, perbedaan dalam budaya dan seluruh budaya yang ditemukan,2) Etnis: mengacu pada sekelompok orang yang berbagi budaya umum dan khas dan yang merupakan anggota dari sebuah kelompok tertentu.3) Budaya-universal: kesamaan nilai, norma perilaku, dan pola kehidupan yang serupa di antara budaya yang berbeda.4) Budaya-menetapkan; nilai-nilai, keyakinan, dan pola perilaku yang cenderung menjadi unik untuk budaya menunjuk.5) Budaya shock:-keadaan yang bingung atau tidak untuk merespon lingkungan budaya yang berbeda karena keanehan mendadak, pahaman, dll. Bab V Penutup

1. Kesimpulan Dari pembahasan yang sudah kami bahas maka dapat disimpulkan: Kita nantinya sebagai mahasiswa yang mungkin akan melanjutkan kuliah atau bekerja di luar negeri khususnya Jepang tentunya akan mempunyai beberapa hambatan dalam berkomunikasi diantaranya ETNOSENTRISME, STEREOTIPE, PRASANGKA, RASIALISME. Kita juga yang nantinya akan sebagai seorang calon perawat harus bisa menganalisis cara mengeliminasi hambatan-hambatan tersebut misalnya dalam hal komunikasi dan bahasa. Sehingga kita selaku perawat kelak bisa menjadi komunikator yang baik terhadap pasien.

2. Saran-Saran Setelah pembahasan ini kami berharap agar para pembaca terutama perawat dan mahasiswa keperawatan bisa: Bagi mahasiswa Kami berharap kepada mahasiswa yang telah membaca makalah kami dapat mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi melalui pengetahuan dalam makalah kami. Disamping itu juga dapat memahami setiap segi kultur budaya yang berhubungan dengan negara asing, terutama jepang, sehingga dapat mempermudah proses adaptasi dalam berkomunikasi. Bagi perawat Kami berharap kepada perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan lebih termotivasi dalam bidang komunikasi lintas budaya, khususnya budaya jepang, dengan bertambahnya wawasan tentang komunikasi lintas budaya sehingga dapat meningkatkan kualitas kinerja perawat mulai saat ini hingga seterusnya. 46 DAFTAR PUSTAKA

http://etno06.wordpress.com/ http://antikiranovichaka.blogspot.com/ http://kaskusnews.us/ http://www.goestojapan.co.cc/search/ www.kompas.com www.wikipedia.com http://gambar-unik-dunia.blogspot.com/2010/12/inilah-5-ciri-khas-budaya-jepang.html http://mediaanakindonesia.wordpress.com/ www.sholihul.co.cc http://pakguruonline.pendidikan.net/wacana_pdd_12.html http://sciencelinks.jp http://www.thejapanfaq.com http://pubget.com http://www.kwintessential.co.uk/

You might also like