You are on page 1of 9

Dermatitis Kontak Iritan

Definisi
Dermatitis kontak iritan merupakan reaksi peradangan kulit nonimunologik, kerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului proses sensitisasi.

Epidemiologi
Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras, dan jenis kelamin. Jumlah penderita dermatitis kontak iritan diperkirakan cukup banyak, terutama yang berhubungan dengan pekerjaan (DKI akibat kerja), namun angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini disebabkan antara lain oleh banyak penderita dengan kelainan ringan tidak datang berobat, atau bahkan tidak mengeluh.

Etiologi
Penyebab munculnya dermatitis ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam alkali, dan serbuk kayu. Faktor individu juga ikut berpengaruh pada DKI, misalnya usia (anak dibawah 8 tahun dan usia lanjut lebih mudah teriritasi), ras (kulit hitam lebih tahan daripada kulit putih), jenis kelamin (lebih banyak pada wanita), penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami, misalnya dermatitis atopic.

Dermatitis kontak iritan

Bahan iritan

Merusak Membran
Melepas

Aktifkan Fosfolipase

Diasilgliserida

Platelet activating factor

Asam arikardonat

Inositida

Menstimulasi ekspresi gen dan sintesis protein

Prostaglan din dan leukotrien

Interkulin 1 ( IL-1)

Aktifkan Sel T helper

Granulocyte macrofage clony stimulatunf factor (GMCSF) Stimulasi autokrin dan proliferasi sel

Mengaktivasi sel mas untuk melepaskan histamin

IL-2 dan mengekspresi reseptor IL-2

Menginduksi vasodilatasi dan permeabilitas vaskular sehingga mempermudah transudasi komplemen dan kinin.

Keratinosit

Membuat molekul permukaan HLA-DR dan adesi intrasel-1 (ICAM-1)

Melepas TNF

Iritan kuat : eritema, edema, panas, dan nyeri. Iritan lemah : akan menimbulkan kelainan kulit.

Gejala klinis
DKI akut : kulit terasa pedih, panas, dan rasa terbakar, kelainan yang terlihat seperti edema, bula, nekrosis. DKI akut lambat : merasa pedih, terlihat adanya eritema, vesikel atau nekrosis. Muncul 8 sampai 24 jam atau lebih setelah kontak. DKI kumulatif (kronis) : kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal (hiperkeratosis) dan likenifikasi. DKI traumatik : kelainan kulit berkembang lambat setelah trauma panas atau laserasi. DKI noneritematosa : ditandai perubahan fungsi sawar stratum korneum tanpa disertai kelainan klinis. DKI subyektif : kelainan kulit tidak terlihat tetapi terasa pedih (tersengat) atau terbakar (panas) setelah kontak dengan bahan kimia tertentu seperti asam laktat.

Penatalaksanaan
Menghindari pajanan bahan iritan, baik yang bersifat mekanik, fisis maupun kimiawi, serta menyingkirkan faktor yang memperberat. Ada iritan : kortikosteroid topikal (hidrokortison).

Prognosis
Bila bahan iritan penyebab dermatitis tersebut tidak dapat disingkiran dengan sempurna, maka prognosisnya kurang baik.

You might also like